You are on page 1of 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

KOORDINASI ANTAR INSTANSI DALAM INOVASI LAYANAN


PENGADUAN DARURAT COMMAND CENTER 112 DI KOTA SURABAYA

Nur Anisa Setiawati


setiawatinuranisa@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi, Fakulas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Abstract
This study aims to describe the form of coordination between agencies in the emergency complaints service of Command
Center 112 Surabaya and describe the factors that influence the coordination implementation. The Command Center 112 is an
emergency complaint service innovation as an effort to improve public services carried out by the Surabaya City government to
accelerate the handling of emergencies.
To describe the inter-agency coordination in the Command Center 112 complaint service innovation in Surabaya City, the
theory used is horizontal coordination theory according to Winardi which consists of 4 elements, namely the matrix
departmentalization, the formation of functional teams, task units and liaison personnel. While to describe the factors that influence
inter-agency coordination using Hasibuan theory which consists of unity of action, communication, division of work, and discipline.
The research method used in this study is a qualitative method with descriptive research type.
The results of this study indicate that the coordination between relevant agencies has been coordinative. Based on the
findings in the field that first, in the form of coordination between agencies in the Command Center 112 emergency complaints
service in Surabaya City is horizontal coordination. It is seen from 4 horizontal coordination elements, 2 functional team elements
and liaison personnel have been applied, however there are still 2 elements that have not been applied namely matrix
departmentalization and task units, because the Command Center 112 innovation does not require an organizational structure and C
Command Center officers have covered the whole in handling emergency events. Second, the factors that influence the
implementation of coordination among relevant agencies, the four factors consisting of unity of action, communication, division of
work, and discipline have been carried out well.

Keywords: Public Service Innovation, Inter-Agency Coordination, Command Center 112

PENDAHULUAN Dibawah ini adalah laporan data dari ombdusman yang


Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan dapat menunjukkan bahwa tingkat pengaduan
(melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang masyarakat mengenai pelayanan publik dari tahun ke
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai tahun cenderung meningkat, jumlah laporan yang
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah diterima terhitung mulai tahun 2008 hingga tahun
ditetapkan. Tetapi di negara berkembang seperti 2016.
Indonesia seringkali menjadi topik permasalahan Gambar 1
mengenai pelayanan publik. Salah satu permasalahnya Jumah Laporan Pengaduan oleh Masyarakat
yakni hubungan antara masyarakat dan ketanggapan Tentang Pelayanan Publik di Indonesia Tahun 2008-2016
pemerintah di daerah yaitu pada bidang pelayanan
umum, khususnya dalam hal pelayanan yang terkadang
masyarakat sulit mendapatkan respon yang cepat pada
masalah yang dihadapi.
Pelayanan publik sejak dahulu selalu dijadikan
bahan untuk mengevaluasi kinerja suatu pemerintahan.
Sebab pada hakikatnya kualitas pelayanan publik
adalah tugas bagi pemerintah sebagai penyedia jasa
bagi masyarakat. Ketepatan dan respon cepat dari
pemerintah terhadap permasalahan yang terjadi selalu
Sumber: Laporan Tahunan Ombudsman Republik Indonesia (data
menjadi point penting. Tuntutan masyarakat untuk diolah)
mendapat pelayanan publik yang berkualitas dari tahun
ke tahun terus meningkat. Hal ini disebabkan semakin
kompleksnya permasalahan yang ada di masyarakat.

1
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

Berdasarkan penjelasan mengenai data dari keadaan darurat. Ketiga, mempermudah koordinasi
ombudsman maka untuk memperbaiki pelayanan antar instansi terkait. Layanan Command Center 112
publik pemerintahan negara Indonesia memiliki juga menjadi percontohan bagi kota/kabupaten lainnya,
regulasi untuk mengatur penyelenggaraan pelayanan agar layanan pengaduan kedaruratan tidak dirasakan
publik, regulasi tersebut berupa Undang-Undang No. oleh warga Kota Surabaya, tetapi juga dirasakan oleh
25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dengan kota/kabupaten lainnya.
adanya regulasi tersebut, inovasi kebijakan di bidang Command Center 112 di Kota Surabaya juga
pelayanan publik di Indonesia semakin baik. Undang- memiliki pengahargaan salah satunya yaitu masuk
Undang tersebut diterbitkan sebagai upaya untuk dalam penghargaan Top 99 inovasi pelayanan publik
membangun kepercayaan publik terhadap 2017 yang tercantum dalam Keputusan Mentri
penyelenggaraan pelayanan publik dan untuk Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
mempertegas hak dan kewajiban masyarakat sebagai Nomor 20 Tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel
warga negara yang diberikan pelayanan maupun hak dibawah ini :
dan kewajiban aparat publik sebagai penyedia layanan. Gambar 3
Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tersebut megatur Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017
dengan tegas hak dan kewajiban penyelenggaran Berdasarkan Pengusul (Kota)
pelayanan publik dan pengguna pelayanan publik.
Dalam Pasal 15 dan Bab V menjelaskan bahwa
untuk mengingatkan kewajiban penyelenggaraan
negara agar memberikan penilaian layanan terbaik
kepada masyarakat berbasis fakta dan metodologi
pengumpulan data yang kredibel maka membuat
penilaian kepatuhan. Berdasarkan tabel 1 tentang Zona
Kepatuhan Pemerintah Kota pada tahun 2016 dalam
Penyelenggaraan Pelayanan publik sesuai dengan
UU.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik bahwa
Kota Surabaya berada pada peringkat ketiga zona
hijau.
Gambar 2
Zona Kepatuhan Pemerintahan Kota Pada Tahun 2016
dalam Penelenggaraan Pelayanan Publik Sesuai dengan
UU No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Sumber : Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2017 tentang Penetapan Top 99
Inovasi Pelayanan Publik tahun 2017
Layanan pengaduan darurat ini diresmikan oleh
wali Kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini pada akhir Juli
2016. Command Center 112 telah didesain untuk
melayani berbagai laporan pengaduan darurat yang
direspon oleh petugas dari instansi dengan respon time
yang cepat, karena masalah darurat harus mendapatkan
Sumber : Laporan Tahunan Ombudsman Republik Indonesia penanganan yang cepat dan tepat agar tidak
Tahunan 2016 (data diolah) menimbulkan korban jiwa dan kerugiaan yang lebih
Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar. Kemudahan akses layanan ini dapat
metropolitan yang memiliki perkembangan sangat meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat Kota
pesat di Indonesia terus berinovasi untuk Surabaya khususnya dalam kejadian darurat, dimana
menyelenggarakan pelayanan publik untuk mudah di selain bebas pulsa layanan ini juga beroperasional 24
akses oleh masyarakat. Kota Surabaya berhasil jam non stop.
mengembangkan pelayanan publik yang sesuai dengan Command Center 112 ini bisa memangkas alur
Undang-Undang tentang pelayanan publik untuk birokrasi penangan bencana. Selama ini penanganan
memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam masalah darurat ditangani oleh Dinas Kebakaran atau
pengaduan masyarakat, salah satunya adalah layanan Bangkesbang Linmas ataupun memiliki posko-posko
pengaduan darurat. Pelayanan pengaduan darurat sendiri-sendiri, adanya Command Center 112 instansi
tersebut dinamakan Command Center 112 Kota tersebut akan disinergikan dalam satu ruangan untuk
Surabaya. Command Center 112 tersebut memiliki memantau kondisi kota selama 24 jam dan menerima
ruangan pusat kendalinya yang disebut Command laporan masyarakat. Dalam Command Center room
Center Room, ruangan tersebut berada di gedung sioala terdapat instansi terkait yang melayani bila ada telefon
lantai 2. Manfaat dari adanya layanan Command dari masyarakat. Instansi tersebut terdiri dari Satpol PP
Center 112 yaitu memberikan kemudahan kepada Kota Surabaya, Badan Penanggulangan Bencana
masyarakat dalam menghubungi pelayanan kegawat Daerah dan Linmas Kota Surabaya, Dinas
daruratan. Kedua, mempercepat penanggulangan Perhubungan Kota Surabaya, Dinas Pemadam

2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

Kebakaran Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Negara dan Reformasi Nomor 20 Tahun 2017 bahwa
Ruang Terbuka Hijau, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan layanan Command Center 112 merupakan inovasi
Kota Surabaya, Dinas Pengendalian Penduduk pelayanan publik yang memiliki penghargaan TOP 99
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan inovasi pelayanan publik pada tahun 2017. Inovasi
POLRESTABES Kota Surabaya. Layanan pengaduan Command Center 112 ini juga menjadi percontohan
Command Center 112 memiliki prinsip bekerja secara untuk daerah-daerah lain agar apa yang dirasakan oleh
bersama-sama dengan seluruh instansi terkait dalam warga Surabaya juga dapat dirasakan oleh kota-kota
menyelesaikan penanganan bencana pada saat berada lainnya. Command Center 112 ini memiliki kinerja
di tempat kejadian. yang cepat dan tanggap dalam mengatasi kejadian
Respon time yang cepat merupakan kunci kedaruratan/bencana yang ada di Kota Surabaya.
keberhasilan Command Center 112. Selain respon time Menurut Awaluddin dalam buku Hasibuan bahwa
yang cepat kunci keberhasilan Command Center koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan,
didukung oleh beberapa faktor yaitu adanya satu visi, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu
adanya komitmen dari pimpinan, kesepakatan antar sedemikan rupa, sehingga terdapat saling mengisi,
OPD, komitmen dari OPD terkait, fasilitas yang saling membantu, dan saling melengkapi. Untuk
mendukung. Cara Command Center untuk respon time memberikan respon time yang cepat maka petugas
dengan cepat adanya Tim Tanggap Bencana yang Command Center berkoordinasi dengan intansi terkait
berada di posko terpadu. Posko terpadu tersebut dalam penanganan kejadian darurat. Hal ini sesuai
dibentuk menjadi lima wilayah yang terdapat pada dengan Standar Operasional Prosedur bahwa
tabel dibawah ini : Command Center 112 memiliki manfaat untuk
Gambar 4 memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
Wilayah Posko Terpadu di Kota Surabaya menghubungi pelayanan kegawat daruratan. Kedua,
mempercepat penanggulangan keadaan darurat. Ketiga,
mempermudah koordinasi antar instansi terkait. Maka
petugas Command Center memiliki prinsip kerja
bersama-sama antar instansi terkait yang terdiri dari
Satpol PP Kota Surabaya, Badan Penanggulangan
Bencana dan Linmas Kota Surabaya, Dinas
Perhubungan Kota Surabaya, Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan
Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Dinas Sosial
Kota Surbaya, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas
Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dan POLRESTABES Kota
Surabaya.
Berdasarkan fakta yang dijelaskan sebelumnya,
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Koordinasi
Antar Instansi dalam Inovasi Pelayanan Pengaduan
Berdasarkan gambar 4 bahwa terdapat lima posko Darurat Command Center 112 Kota Surabaya dan
terpadu yang ada di Kota Surabaya. Wilayah tersebut faktor-faktor apakah yang mempengaruhi koordinasi
terdiri dari utara, timur, selatan, barat, pusat. Masing- antar instansi tersebut. Alasan peneliti tertarik yaitu
masing posko terpadu terdapat petugas OPD terkait masih banyaknya pelayanan publik di Indonesia yang
yang terdiri dari Satpol PP, Badan Penanggulangan masih dikeluhkan oleh masyarakat, tetapi di Kota
Bencana dan Linmas, Dinas Perhubungan, Dinas Surabaya memiliki pelayanan publik untuk mengatasi
Pemadam Kebakaran, Dinas Kebersihan dan Ruang kejadian kedaruratan/bencana hingga respon time yang
Terbuka Hijau, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, selain cepat dengan beberapa instansi terkait untuk
itu setiap posko terdapat satu mobil ambulance menangani kejadian tersebut. Hal ini tidak mudah
dilengkapi dengan dokter dan perawat, dan juga untuk dilakukan oleh kota atau kabupaten lainnya.
terdapat mobil patroli. Petugas yang berada di lapangan Adapun rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti
juga dibekali sosial media whatsapp berbentuk group yaitu :
yang berfungsi untuk mengetahui dan memantau 1. Bagaimana koordinasi antar instansi dalam
keberadaan petugas yang sedang bekerja di lapangan. inovasi layanan pengaduan darurat Command
Dalam sosial media whatsapp tersebut juga terdapat Center 112 di Kota Surabaya?
identitas petugas lapangan guna untuk memudahkan 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
memberikan informasi dan berkomunikasi antar koordinasi antar instansi dalam inovasi
petugas kemudian di dalam group hanya untuk seluruh layanan pengaduan darurat Command Center
instansi yang berhubungan dengan pelayanan 112 di Kota Surabaya?
pengaduan darurat Command Center 112 di Surabaya.
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut,
dari Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

Penelitian ini diharapkan memiliki banyak manfaat, kebutuhan warga pengguna. Pengguna atau pelanggan
baik secara akademis maupun praktis. Adapun manfaat yang dimaksud adalah warga yang membutuhkan
penelitian ini yaitu : pelayanan publik, seperti dalam pembuatan Kartu
1. Manfaat Akademis Tanda Penduduk (KTP), Izin Mendirikan Bangunan
Secara akademis dari hasil penelitian ini diharapkan (IMB), dan sebagainya.
memberikan kontribusi untuk kajian dalam penelitian Dalam kamus besar bahasa Indonesia pelayanan publik
dan pengembangan Ilmu Administasi Negara dalam dirumuskan sebagai berikut :
manajemen organisasi khususnya pada bidang 1. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
pelayanan publik. Sedangkan penelitian ini melihat 2. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan
koordinasi antar instansi dalam menangani kejadian sehubungan dengan jual beli barang dan jasa
darurat/bencana yang dilakukan oleh petugas 3. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang
Command Center 112 Kota Surabaya dan faktor yang diterima seseorang dalam hubungan dengan
mempengaruhi pelaksanaan koordinasi tersebut. Selain pensegahan, diagnose dan pengobatan suatu
itu, penelitian ini diharapkan menjadi informasi gangguan kesehatan tertentu
sebagai bahan rujukan dalam penelitian serupa di masa 4. Publik berarti orang banyak (umum).
akan datang.
2. Manfaat Praktis Selanjutnya, pengertian pelayanan publik menurut
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal
masukan informasi, pertimbangan dalam melaksanakan 1 ayat 1 yaitu suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
kegiatan serta kontribusi secara menyeluruh dan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
bermanfaat bagi instansi terkait yaitu Satpol PP Kota dengan pengaturan perundang-undangan bagi setiap
Surabaya, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, hak warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau
Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota pelayanan administratif yang disediakan oleh
Surabaya, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas penyelenggara pelayanan publik. Dalam Undang-
Sosial Kota Surabaya, Dinas Pengendalian Penduduk Undang No. 25 Tahun 2009 dinyataka bahwa
Pemberdayaan Permpuan dan Perlindungan Anak Kota penyelenggara pelayanan publik sekurang-kurangnya
Surabaya dan POLRESTABES Kota Surabaya dalam meliputi :
menangani pengaduan kedaruratan atau bencana yang 1. Pelaksanaan pelayanan
dilapokan oleh masyarakat pada Command Center 112 2. Pengelolaan pengaduan masyarakat
Kota Surabaya. Penelitian ini juga diharapkan dapat 3. Pengelolaan informasi
menjadi bahan masukan terhadap Badan 4. Pengawasan internal
Penanggulangan Bencana dan Perlindungan 5. Penyuluhan kepada masyarakat
Masyarakat selaku leader sector dalam inovasi 6. Pelayanan konsultasi.
pelayanan pengaduan darurat Command Center 112 di Beragam definisi di atas, maka dapat ditarik
Kota Surabaya. kesimpulan bahwa pelayanan publik merupakan suatu
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berbentuk
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik barang atau jasa publik dalam rangka memenuhi
pengumpulan data dengan metode wawancara, kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan oleh
dokumentasi, dan observasi. Teknik penentuan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebagai
informan dilakukan dengan purposive dimana pihak- penyelenggara pelayanan publik.
pihak yang dianggap mengetahui mengenai koordinasi
antar instansi pada layanan pengaduan darurat tersebut. INOVASI PELAYANAN PUBLIK
Teknik analisis data merujuk pada Miles dan Menurut Kusmana pengertian inovasi adalah suatu
Huberman dengan menggunakan tahapan reduksi data, hasil penciptaan sesuatu yang dianggap baru yang
penyajian data dan menarik kesimpulan. Teknik dimaksudkan untuk mengatasi masalah, baik berupa
keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. ide, barang, kejadian, metode dan sebagainya yang
dilakukan oleh seseorang/kelompok. Sedangkan
Tinjauan Pustaka menurut Rogers dan Shoemaker menjelaskan bahwa
inovasi sebagai ide-ide baru, praktik-praktik barum
PELAYANAN PUBLIK atau objek-objek baru yang dapat dirasakan sebagai
Berbicara mengenai pelayanan publik atau sesuatu yang baru dari individu atau masyarakat
pelayanan umum maka tidak lepas dari masalah sasaran
kepentingan publik. menurut Kurniawan pengertian Menurut Nasution inovasi merupakan segala suatu
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan ide, cara-cara baru, ataupun objek yang
(melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang dioperasionalkan oleh individu sebagai sesuatu yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai baru. Kata baru dalam pengerian ini tidak hanya
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah semata-mata dalam ukuran waktu sejak ditemukannya
ditetapkan. Sedangkan menurut Dwiyanto definisi atau pertama kali digunakannya inovasi tersebut. Hal
pelayanan publik adalah serangkaian aktivitas yang penting dari inovasi adalah kebaharuan dalam presepsi,
dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi atau kebaharuan subjektif dari hal yang dimaksud

4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

seseorang, yang menentukan reaksinya terhadap sebagai usaha dalam mengitegrasikan setiap kegiatan
adanya inovasi tersebut. Dengan demikian, apabila dari unit-unit kerja dalam organisasi sehingga
sesuatu dipandang sebagai hal baru bagi seseorang, membentuk kesatuan untuk mencapai tujuan
maka hal it merupakan inovasi. organisasi. Hal yang serupa mengenai dilakukannya
Secara khusus inovasi di dalam lembaga publik bisa koordinasi untuk mencapai tujuan juga dikemukakan
didefinisikan sebagai penerapan ide-ide baru dalam oleh Hasibuan yang menjelaskan bahwa koordinasi
implementasi, dicirikan oleh adanya perubahan sebagai suatu kegiatan dalam memberikan arahan,
langkah yang cukup besar, berlangsung cukup lama melakukan pengitegrasian dan mengkoordinasikan
dan berskala cukup umum sehingga dalam proses enam unsur maanajemen dan pekerjaan/tugas setiap
implementasinya berdampak cukup besar terhadap bawahan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari
perubahan organisasi dan tata hubungan organisasi. organisasi.
Inovasi dalam pelayanan publik mempunyai ciri khas, Ndaraha dalam buku Kybernology mengemukakan
yaitu sifatnya yang intangible karena inovasi pelayanan bahwa definisi mengenai koordinasi yaitu sebagai
dan organisasi tidak semata berbasis pada produk yang proses penyepakatan bersama secara mengikat berbagai
tidak dapat dilihat melainkan pada perubahan. kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian
Menurut peraturan MENPAN dan RB nomor 30 rupa sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau
tahun 2014 tentang pedoman inovasi pelayanan publik. unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang
pengertian inovasi pelayanan publik yaitu trobosan telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu
jenis pelayanan publik baik yang merupakan tidak merusak keberhasilan yang lain.
gagasan/ide kreatif orasionl atau adaptasi atau Berdasarkan pengertian-pengertian koordinasi yang
modifikasi yang memberi manfaat bagi masyarakat, dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan,
kata lain, inovasi pelayanan publik sendiri tidak instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu
mengharuskan suatu penemuan baru, melainkan pula sedemikian rupa, sehingga terdapat saling membantu
mencakup satu pendekatan baru bersifat konstekstual dan saling melengkapi.
baik berupa inovasi pelayanan publik hasil dari
perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi Tujuan dan Fungsi Koordinasi
pelayanan publik yang ada. Menurut Hasibuan tujuan koordinasi menyebutkan
Berdasarkan menurut beberapa para ahli mengenai bahwa terdapat empat dilakukannya koordinasi dalam
inovasi pelayanan publik, maka dapat disimpulkan organisasi yaitu sebagai berikut :
bahwa inovasi pelayanan publik yaitu penerapan ide- 1. Untuk mengarahkan pekerjaan organisasi kearah
ide baru, dicirikan adanya perubahan yang lebih baik pencapaian sasaran. Setiap pekerjaan harus
guna memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara diarahkan untuk mendorong tercapainya sasaran
langsung maupun tidak langsung. organisasi. Pengarahan pekerjaan peting untuk
dilakukan agar pekerjaan tetap berada pada jalurnya
KOORDINASI dan sesuai dengan sasaran.
Menurut Usman pengertian koordinasi adalah 2. Untuk membimbing ketrampilan individu ke
proses mengintegrasikan (memadukan), sasaran. Ketrampilan individu perlu untuk
menyingkronisasikan dan menyederhanakan dibimbing sehingga ketrampilan tersebut dapat
pelaksananaan tugas yang terpisah-pisah secara terus- mendukung organisasi untuk mencapai sasaran.
menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan Ketrampilan individu dapat dimanfaatkan.
efisien. Koordinasi merupakan terpenting di antara 3. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
anggota-anggota atau unit-unit organisasi yang kekosongan atau tumpeng tindih pekerjaan.
pekerjaannya saling bergantung. Dimana semakin Koordinasi dilakukan agar setiap unit kerja bekerja
banyak pekerjaan individu-individu atau unit-unit yang sesuai dengan tugasnya sehingga antar unit kerja
berlainan tapi erat hubungannya sehingga tidak memiliki kesamaan tugas/pekerjaan.
kemungkinan besar terjadi masalah-masalah Kekosongan pekerjaan akan merugikan organisasi,
koordinasi. Koordinasi sangat diperlukan dalam suatu sehingga setiap pekerjaan harus dibagi kepada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut setiap anggota organisasi atau unit kerja organisasi.
sehingga akan terjadi negosiasi agar mendapatkan 4. Untuk menghindar adanya penyimpangan dalam
kesepakatan.Wursanto mengemukakan koordinasi menjalankan tugas menuju sasaran. Koordinasai
adalah kegiatan-kegiatan pengaturan usaha sekelompok berguna untuk mengatur unit kerja agar
orang secara terarah dan teratur untuk menciptakan menjalankan tugas sesuai dengan lingkup
kesatuan gerak atau tindakan dalam usaha mencapai pekerjaannya sehingga sasaran organisasi dapat
tujuan organsasi. tercapai.
Selain itu, menurut Terry koordinasi berperan Setelah menjelaskan tujuan dari koordinasi,
sangat vital dalam sebuah orgnisasi, apabila dirtikan terdapat fungsi-fungsi koordinasi. Menurut
sebagai suatu team kerjasama, yang menjadi landasan Handayaningrat menjelaskan fungsi koordinasi adalah
dari semua kerjasama adalah koordinasi. Sedangkan sebagai berikut :
menurut Handayaningrat mendefinisikan koordinasi

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

1. Sebagai salah satu fungsi manajemen, disamping ada beberapa tipe koordinasi yang digunakan dalam
adanya fungsi perencanaan, penyusunan pegawai, organisasi untuk mencapai suatu kerjasama yang baik.
pembinaan kerja, motivasi dan pengawasan. Menurut Hasibuan, tipe koordinasi meliputi :
Dengan kata lain koordinasi adalah fungsi organic 1. Koordinasi Vertikal merupakan tindakan-tindakan
dari pemimpin. atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
2. Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan,
kerja dari berbagai komponen dalam organisasi. unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di
Kelancaran mekanisme prosedur kerja harus dapat bawah wewenang dan tanggung jawab.
terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi 2. Koordinasi Horizontal merupakan tindakan-
dengan menghindari seminimal mungkin tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,
perselisihan yang timbul antara sesame komponen pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-
organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat.
kerjasama di antara komponen-komponen tersebut. Menurut Hasibuan koordinasi horizontal dibagi
3. Sebagai usaha yang mengarahkan dan menyatukan menjadi dua yaitu :
kegiatan yang mengandung maksa adanya a. Interdiplinary, yaitu suatu koordinasi dalam
keterpaduan (integrasi) yang dilakukan secara rangka mengarahkan, menyatukan tindakan-
serasi dan simultan/singkronisasi dari seluruh tindakan, mewujudkan, menciptakan disiplin
tindakan yang dijalankan oleh organisasi, sehingga antar unit yang satu dengan unit lain secara
organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat intern maupun secara ekstern pada unit-unit
guna melaksanakan seluruh tugas organisasi yang yang sama tugasnya.
diperlukan untuk mencapai tujuannya. Hal tu sesuai b. Inter-related, yaitu koordinasi antar badan
dengan prinsip koordinasi, integrasi dan (instasi). Unit-unit yang fungsinya berbeda,
singkronisasi. tetapi instasi yang satu dengan yang laun saling
4. Sebagai faktor dominan dalam kelangsungan hidup bergantunan atau mempunyai kaitan baik secara
suatu organisasi pada tingkat tertentu dan intern maupun ekstern yang levelnya setaraf.
ditentukan oleh kualitas usaha koordinasi yang Selain itu, menurut Winardi terdapat 2 bentuk
dijalankan. Peningkatan kualitas koordinasi koordinasi:
merupakan usaha yang perlu dilakukan secara terus 1. Koordinasi Vertikal
menerus karena tidak hanya masalah teknis semata Koordinasi vertikal adalah mengkoordinasikan
tetapi tergantung dari sikap, tindakan, dan langkag aktivitas-aktivitas para individu-individu dan
dari pemegang fungsi organic dari pimpinan. kelompok-kelompok ke atas dan kebawah pada
5. Untuk melahirkan jaringan hubungan kerja atau hierarki otoritas. Untuk melaksanakan koordinasi
komunikasi. Jaringan hubungan kerja tersebut vertikal terdapat 4 elemen yang ditempuh yaitu :
berbentuk saluran hubungan kerja yang a. Rantai Komando (Chain of Command)
membutuhkan berbagai pusat pengambilan Rantai komando adalah garis yang tidak putus
keputusan dalam organisasi. Hubungan kerja ini dari wewenang uang menjulur dari puncak
perlu dipelihara agar terhindar dari berbagai organisasi ke eselom terbawah dan memperjelas
rintangan yang akan membawa organisasi ke situasi siapa melapor siapa. Biasanya dalam suatu
yang tidak berfungsi sehingga tidak berjalan secara organisasi kepala organisasi memegang kendali
efektif dan efisien. komando dimana bawahannya yang dibagi
6. Sebagai usaha untuk menyelaraskan setiap dalam beberapa bidang bertanggung jawab dan
tindakan, langkah dan sikap yang terpadu dari memberikan laporan kepada pemberi komando.
pejabat pengambil keputusan dan para pelaksana. b. Rentang Pengawasan (Span Of Control)
Dalam orgnasasi yang besar dan kompleks, Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang
pertumbungan organisasi akan menyebabkan dapat diarahkan secara efisien dan efektifitas
penambahan beban kerja, penambangan fungsi- oleh seorang manajer. Dalam rentang
fungsi yang harus dilaksanakan dan penambangan pengawasan ini manajer akan membagi
jabatan yang perlu di koordinasikan. bawahannya dalam beberapa bidang sehingga
7. Untuk penataan spesialisasi daam berbagai mempermudah manajer dalam memberikan
keanekaragaman tugas, karena timbulnya pengawasan.
spesialisasi yang semakin tajam merupakan c. Pendelegsian (Delegation)
konsekuensi logis dari perkembangan ilmu 2.
pengetahuan dan teknologi. Pendelegasian adalah hak-hak intern dalam
suatu posisi manajerial untuk memberikan
Bentuk Koordinasi perintah dan mengharapkan dipatuhinya
Pada umumnya organisasi dibentuk oleh perintah itu. Manajer dapat memberikan
sekolompok orang untuk mencapai tujuan, dan sangat wewenang kepada bawahannya yang dipercaya
diperlukan serta suatu koordinasi yang baik agar dan memiliki kemampuan untuk mengambil
terciptanya suatu pembagian kerja yang baik. Dalam keputusan atas nama organisasi pada situasi
bentuk koordinasi setiap organisasi tidaklah sama, dan tertentu. Hal ini mengingat tugas manajer yang
cukup banyak sehingga memiliki keterbatasan

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

untuk selalu ada dalam situasi yang komunitas antar depertemen sehingga
membutuhkan pengambilan keputusan atau mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
kehadiran seorang manajer.
a. Sentraliasai-Desentralisasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Sentralisasi merujuk kepada pembatasan dan Menurut Hasibuan terdapat 4 faktor-faktor yang
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan mempengaruhi koordinasi, dapat dijelaskan sebagai
yang berada pada puncak hirarki organissi. berikut :
Hanya pemiliki yang dapat mengambil 1. Kesatuan tindakan
keputusan apa yang harus dijual, dan beberapa Pada hakekatnya koordinasi memerlukan
jam dibuka. Sentralisasi tidak memberikan izin kesadaran setiap anggota organisasi atau satuan
kepada karyawan untuk membuat keputusan organisasi lainnya agar anggota atau satuan
utama. Desentralisasi merujuk kepada perluasan organisasi tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri.
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan Oleh sebab itu, konsep kesatuan tindakan adalah
kepada setiap level organisasi. Desentalisasi inti dari pada koordinasi. Kesatuan dari pada usaha
berasumsi bahwa orang-orang terdekat kepada berarti bahwa pimpinan harus mengatur sedemikian
masalah yang paling mengerti tentang suatu hal rupa usaha-usaha daripada tiap kegiatan individu
dan dapat membuat keputusan yang terbaik sehingga terdapat adanya keserasian di dalam
dalam menangani suatu masalah. maka mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini adalah
keputusan tidak akan terlambat, yang biasanya merupakan suatu kewajiban dari pimpinan untuk
terjadi jika top eksekutif yang harus menangani memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan
seluruh masalah. mengatur jadwal waktu dimaksudkan bahwa
3. Koordinasi Horizontal kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai dengan
Koordinasi horizontal adalah proses melalui waktu yang telah direncanakan.
organisasi yang bersangkutan guna mengkoordinasi 2. Komunikasi
aktivitas-aktivitas individu-individu dan kelompok- Komunikasi tidak dapat dipidahkan dari
kelompok yang bekerja pada tingkatan sama dalam koordinasi, karena komunikasi, sejumlah unit
hirarki yang ada. Untuk melaksanakan koordinasi dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan
horizontal terdapat 4 elemen yang diterapkan yaitu, berdasarkan rentang dimana sebagaian besar
sebagai berikut: ditentukan oleh adanya komunikasi. Komunikasi
a. Departemenlisasi Matriks merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan
Mengelompokkan suatu strukur yang manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan.
menciptakan lini rangkap dari wewenang, Dalam organisasi komunikasi sangat penting karena
menggabungkan departemenlisasi fungsional dengan komunikasi pertisipasi anggota akan
dan produk. Pengintegrasian peranan-peranan, semakin tinggi dan pimpinan memberitahukan
yang dilakukan oleh manajer produk atau tugas kepada karyawan harus dengan komunikasi.
manajer proyek, perlu diciptakan bila suatu Dengan demikian komunikasi merupakan
produk, jasa atau proyek khusus memerlukan hubungan antara komunikator dengan komunikan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian dimana keduanya mempunyai peranan dalam
yang terus menerus dari seseorang. menciptakan komunikasi. Dari pengertian
b. Pembentukan Tim-Tim Fungsionl komunikasi sebagaimana disebut diatas terlihat
Membentuk tim yang saling memiliki bahwa komunikasi itu mengandun arti komunikasi
keterkaitan antara satu tim fungsional dan yang bertujuan merubah tingkah laku manusia.
fungsional lainnya dengan cara bekerja sama. Maka dari itu komunikasi itu merupakan suatu
c. Satuan-satuan Tugas (Task forces) upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
Satuan satuan dibentuk oleh manajemen berupa merubah sikap dan perilaku orang lain dengan
kelompok-kelompok tugas atau unit-unit yang melalui informasi atau pendapat atau pesan atau ide
melakukan tugas yang spesifik pada masing- yang disampaikan kepada orang tersebut.
masing satuan. Satuan tugas biasanya 3. Pembagian kerja
diorganisasi secara formal dengan pertemuan Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi
yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk adalah untuk mencapai tujuan bersama dimana
bila dibutuhkan untuk masalah-m asalah khusus. individu tidak dapat mencapainya sendiri.
Kontak langsung antara individu-individu yang Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja
dapat meningkatkan efektivitas dan efisien bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan
kerja. dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan
d. Personil Penghubung (Liaison Personnel) perseorangan. Dalam suatu organisasi, tiang
Orang yang ditugaskan untuk menjadi dasarnya adalah prinsip pembagian kerja. Prinsip
penghubung antara satu bagian dengan bagian pembagian kerja ini adalah maksudnya jika suatu
lain atau satu unit dengan unit lain agar organisasi diharapkan untuk dapat berhasil dengan
pelaksanaan tugas dapat dilakukan dengan baik. baik dalam usaha mencapai tujuannya, maka
Peranan penghubung, antara yang menangani hendaknya lakukan pembagian kerja. Dengan

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
dalam usaha mewujudkan tujuan suatu organisasi. maksimal.
Pembagian kerja adalah perincian tugas dan Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi koordinasi antar instansi adalah proses untuk
bertanggung jawab untuk melaksanakan menciptakan kesepakatan bersama yang mengikat
sekumpulan kegiatan yang terbatas. antara instansi satu dengan instansi lainnya, untuk
4. Disiplin melakukan kegiatan yang mendukung tujuan
Menurut Rivai menyatakan pengertian disiplin pemerintahan. Koordinasi antar instansi perlu
kerja adalah suatu alat digunakan para manajer dilakukan dalam organisasi publik agar memberikan
untuk berkomunikasi dengan karyawan agar pelayanan masyarakat dapat maksimal.
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang menantaati PENGADUAN MASYARAKAT
semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial Menurut Kolter mengatakan konsep kepuasan
yang berlaku. yaitu perasaan seseorang menyenangkan atau kecewa
Dalam suatu organisasi penerapan pertaturan dalam hubungan dengan konsumen. Secara sederhana,
kepada seseorang atau organisasi dikelola oleh keluhan atau pengaduan adalah wujud ekspresi
pimpinan. Pimpinan diharapkan mampu ketidakpuasaan dari pelanggan atau penerima layanan
menerapkan konsep disiplin positif yakni penerapan atas tindakan layanan yang diberikan oleh pemberi
peraturan melalui kesadaran bawahannya. layanan.
Sebaiknya bila pimpinan tidak mampu menerapkan Pengaduan merupakan ungkapan publik yang bisa
konsep disiplin positif pada dirinya sendiri tentu dia timbul karena adanya ketidakpuasan publik atas suatu
tidak mungkin mampu menerapkannya pada orang produk atau pelayanan. Namun, tidak setiap
lain termasuk kepada bawahannya. Dengan ketidakpuasan akan diungkap dengan penagduan.
demikian disiplin itu sangat penting artinya dalam Pelanggan akan mengungkapkan pengaduan apabila
proses pencapaian tujuan, ini merupakan suatu merasa pengaduan yang disampaikan mendapat
syarat yang sangat menentukan dalam pencapaian tanggapan positif dan tidak menyita waktu dan biaya.
tujuan yang dimaskud. Sebaliknya bila penanganan pengaduan tidak praktis,
pelanggan akan lebih memilih untuk tidak
mengungkapkan aduannya.
KOORDINASI ANTAR INSTANSI Pengaduan sering dipandang sebagai buruk bagi
Koordinasi perlu dilakukan dalam setiap organisasi, kehidupan penyelenggara pelayanana publik, sehingga
begitu pula organisasi pemerintah. Organisasi banyak pihak berusaha menutupi atau
pemerintah menjalankan fungsinya sebagai pelayanan mengabaikannya. Padahal pengaduan menajdi
publik, sehingga perlu dilakukan proses koordinasi. peringatan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
Organsiasi pemerintah terdiri dari badan, dinas, unit penyelenggara pelayanan publik. Bahkan dengan
kerja maupun bagian-bagian lain yang mendukung kemampuan mengelola dan merespon aduan dapat
tujuan pemerintahan. Antar organisasi pemerintah meningkatkan kepusan dan loyalitas pelanggan, bahkan
dapat melakukan koordinasi guna mencapai dapat meningkatkan keuntungan.
kegiatan/program yang mendukung tujuan pemerintah. Keluhan dapat muncul karena adanya perbedaan
Menurut Ndraha terdapat dua macam koordinasi di antara persepsi dan harapan pengguna layanan dengan
lingkungan pemerintah yaitu sebagai berikut : pelayanan yang diberikan, sehingga apa yang
1. Koordinasi internal atau koordinasi tripartit adalah diharapkan pengguna layanan kurang sesuai atau tidak
koordinasi yang dilakukan antara pemerintah, diberikan oleh pemberi layanan. Misalnya, standrat
swasta dan masyarakat. pelayanan yang ditetapkan ternyara tidak sesuai dengan
2. Koordinasi eksternal adaah koordinasi antar negara pelayanan yang diberikan untuk masyarakat. hal
satu dengan yang lainnya. tersebut menyebabkan adanya kesenjangan antara
Koordinasi pemerintahan dapat diartikan sebagai penyampaian jasa yang dilakukan dengan spesifikasi
suatu proses untuk menciptakan kesepakatan bersama kualitas jasa. Bila kesenjangan-kesenjangan yang
yang mengikat berbagai kegiatan pemerintah yang demikian terjadi, maka aka timbul keluhan dan untuk
memiliki perbedaan kepentingan yang telah ditetapkan. itulah proses handling complaint (penanganan keluhan)
Dengan kata lain, koordinasi pemerintah dilakukan diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang
untuk menyatukan seluruh proses atau kegiatan disebabkan oleh kesenjangan-kesenjangan tersebut.
pemerintahan baik dalam satu organisasi pemerintah Dari penjelasan dari para ahli mengenai pengaduan
maupun dengan berbagai organisasi pemerintah. Pada masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa pengaduan
dasarnya, koordinasi pemerintah dilakukan untuk masyarakat merupakan ungakapan yang dirasakan oleh
mencapai tujuan bersama organisasi yang telah publik berupa kepuasaan atau kekecewaan atas sebuah
ditetapkan sebelumnya. Seperti dalam lingkup produk atau pelayanan yang diberikan.
organisasi pemerintah, tujuan organisasi adalah

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN menangkap satwa liar (ular, kera) yang masih
banyak dilaporkan oleh masyarakat.
Koordinasi dalam layanan pengaduan darurat d. Personil Penghubung
Command Center 112 di Kota Surabaya. Personil penghubung Command Center 112
Untuk menjelaskan koordinasi pada layanan terdapat 2 orang yaitu dari Badan Penanggulangan
pengaduan darurat Command Center 112 Kota Bencana dan Perlindungan Masyarakat selaku
Surabaya dilihat dari bentuk koordinasinya. Bentuk koordinator seluruh petugas Command Center 112
koordinasi antar instansi tersebut merupakan bentuk di Kota Surabaya, sedangkan personil penghubung
koordinasi horizontal. Terdapat 4 elemen dalam antar petugas tim tanggap bencana yaitu tim Call
melaksanakan koordinasi horizontal menurut Winardi Taker. Personil penghubung diterapkan untuk
yaitu departemenlisasi matriks, pembentukan tim-tim melakukan koordinasi antar instansi pada layanan
fungsional, satuan-satuan tugas, dan personil pengaduan darurat Command Center 112 di Kota
penghubung. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai Surabaya.
berikut :
a. Departementalisasi matriks Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Struktur organisasi tidak terdapat dalam inovasi Koordinasi
Command Center 112 di Kota Surabaya. Petugas Pada penelitian ini menggunakan teori menurut
Command Center melaksanakan tugasnya Hasibuan terdapat 4 faktor yang mempengaruhi pada
berdasarkan pada Strandar Operasional Prosedur pelaksanaan koordinasi yaitu sebagai berikut :
(SOP) yang sudah dibentuk sebelum Command a. Kesatuan Tindakan
Center 112 diresmikan. Hasil temuan di lapangan, Petugas Command Center 112 sudah
menurut petugas Command Center 112 dengan melaksanakan tugas sesuai visi dan misi yang ada
adanya SOP Command Center sudah dapat berjalan seperti respon time 7 menit sesuai dengan SOP.
dengan baik. Tanpa adanya struktur organisasi Mereka sadar bahwa pada saat menangani kejadian
mereka sudah dapat melayani masyarakat dengan darurat memerlukan adanya koordinasi antar
cepat dan tanggap. Sehingga, Command Center instansi terkait agar penanganan kejadian darurat
belum membutuhkan struktur organisasi dalam mencapai respon time cepat hingga 7 menit. Hal ini
menanganai kejadian darurat/bencana yang menunjukan bahwa kesatuan tindakan merupakan
dilaporkan oleh masyarakat. faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
b. Pembentukan Tim-Tim Fungsional koordinasi antar instansi pada saat penanganan
Sebelum Command Center 112 di Kota Surabaya kejadian darurat/bencana yang dilakukan oleh
diresmikan sudah terbentuk tim-tim fungsional petugas Command Center 112 di Kota Surabaya.
yang terdiri dari tim Call Taker dan tim tanggap b. Komunikasi
bencana. Tim Call Taker yaitu tim yang bertugas Komunikasi sangat penting bagi petugas
menerima panggilan oleh masyarakat dan mencatat Command Center, hal ini dikarenakan tanpa adanya
data pelapor serta meringkas kejadian/bencana. komunikasi mereka tidak dapat bekerja dengan
Sedangkan, tim tanggap bencana dimaksudkan baik. Bentuk komunikasi antar petugas Command
sebagai tim yang bertugas di lapangan untuk Center melalui Handy Talkie (HT), group
menangani kejadian kedaruratan. Tim tanggap WhatsApp pada masing-masing instansi, dan
bencana tersebar di 5 wilayah Kota Surabaya yang terdapat Radio RIG pada setiap posko terpadu.
meliputi Surabaya utara, timur, selatan, barat dan Komunikasi sangat berparuh dalam menangani
pusat. Oleh sebab itu, pembentukan tim-tim kejadian darurat dengan respon time yang cepat
fungsional diterapkan untuk melakukan koordinasi hingga 7 menit yang dituntut oleh pemerintah Kota
antar instansi terkait. Surabaya. Oleh karena itu, komunikasi merupakan
c. Satuan-Satuan Tugas faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi antar
Satuan-satuan tugas tidak diterapkan dalam instansi pada saat penangaan kejadian darurat yang
melaksanakan koordinasi pada layanan pengaduan dilaporkan oleh masyarakat melalui Command
darurat Command Center 112 di Kota Surabaya. Center 112 di Kota Surabaya.
Apabila terjadi kejadian atau masalah yang urgent c. Pembagian kerja
maka petugas Command Center dapat mengatasi Pada saat penangan kejadian darurat petugas
semua laporan tersebut. Hal ini dikarenakan tim Command Center sudah mengerti perincian tugas
Call Taker telah dibekali keahlian untuk menerima mereka masing-masing dan mereka juga
telepon dengan baik dan tidak panik, sehingga saat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Call
kejadian yang dilaporkan oleh masyarakat dapat Taker bertugas sebagai menerima panggilan dari
dipastikan kebenarannya. Begitu pula dengan tim masyarakat dan mengkoordinasi petugas tanggap
tanggap bencana yang telah dibekali keahlian untuk bencana pada saat kejadian darurat. Sedangkan, tim
menangani setiap kejadian yang telah dilaporkan tanggap bencana bertugas sebagai menangani
oleh masyarakat, seperti dibekali pengetahuan kejadian kedaruratan dan melaporkan
terkait penangggulangan bencana, dibekali untuk kejadian/bencana kepada Call Taker. Hal ini dapat
membuktikan bahwa petugas Command Center

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

membutuhkan adanya pembagian kerja agar layanan pengaduan darurat Command Center 112 di
tuntutan respon time cepat dapat terlaksana. Oleh Kota Surabaya.
karena itu, faktor pembagian kerja termasuk faktor
yang mempengaruhi dalam melaksanakan SARAN
koordinasi antar OPD terkait pada penanganan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti
kejadian darurat yang dilaporkan oleh masyarakat memiliki saran terkait inovasi pelayanan pengaduan
melalui Command Center 112 di Kota Surabaya. darurat Command Center 112 Kota Surabaya, yaitu
d. Disiplin sebagai berikut :
Dalam Command Center 112 Kota Surabaya 1. Pada pelayanan pengaduan darurat Command
terdapat peraturan yang mengatur tentang tata tertib Center 112 di Kota Surabaya perlu adanya payung
petugas Command Center 112 untuk melaksanakan hukum atau peraturan dari pemerintah kota, guna
tugasnya. Berdasarkan temuan di lapangan petugas pelaksanaan koordinasi antar instansi dalam
Command Center 112 sudah melaksanakan menangani kejadian darurat lebih teratur, dan
peraturan yang dibuat oleh pemerintahan Kota petugas juga lebih taat bila ada peraturan yang jelas
Surabaya. Petugas Command Center pada saat agar kinerja Command Center yang sudah baik
bertugas sudah memakai pakaian sesuai dengan maka lebih baik lagi.
instansi masing-masing, petugas Command Center 2. Penyelenggara pelayanan Command Center 112
tidak terlambat pada masuk jam kerja karena bagi diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi kepada
mereka dalam menangani kejadian darurat/bencana masyarakat dengan memberikan pemahaman yang
harus siap siaga. Oleh karena itu, faktor disiplin jelas terkait macam-macam kejadian darurat. Sebab
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi masih banyaknya laporan kejadian dengan kadar
dalam berkoordinasi antar instansi pada petugas kurang darurat yang menggangu tugas dari petugas
Command Center 112, apabila mereka tidak Command Center.
disiplin maka pencapaian tujuan yang berkaitan
dengan respon time hingga 7 menit tidak dapat DAFTAR PUSTAKA
terlaksana.
BUKU
KESIMPULAN Ali,Lukman. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dari hasil penelitian di lapangan mengenai Edisi Kedua.Jakarta : Balai Pustaka
koordinasi antar instansi pada layanan pengaduan Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi
darurat Command Center 112 di Kota Surabaya sudah Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
koordinatif karena petugas Command Center 112 Cresswell, John W. 2013. Research Design
saling mengisi, saling melengkapi dan saling (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
membantu. Untuk menjelaskan koordinasi pada Mixed).Yogyakarta: Pustaka Belajar.
layanan pengaduan darurat Command Center 112 Kota Handayaningrat, Soewarno. 1982.Administrasi
Surabaya dilihat dari bentuk koordinasinya. Bentuk Pemerintah dalam Pembangunan Nasional.
koordinasi antar instansi yang terdiri dari Badan Jakarta : CV Haji Masagung
Penanggulangan Bencana dan Pelindungan Masyarakat Handoko,T.Hari. 2003.Manjemen Edisi
Kota Surabaya, Satpol PP Kota Surabaya, Dinas Kedua.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Dinas Hasibuan, Malayu. 2009.Manajemen : Dasar,
Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Pengertian dan Masalah.Jakarta : Bumi Aksara
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Sosial Kota Hutasoit,C.S. 2011.Pelayanan Publik : Teori dan
Surabaya, Dinas Pengendalian Penduduk Aplikasi.Jakarta : MagnaScrift Publishing
Pemberdayaan Permpuan dan Perlindungan Anak Kota Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu
Surabaya dan POLRESTABES Kota Surabaya tersebut Sosial. Yogyakarta: Gelora Aksara Prtama.
merupakan bentuk koordinasi horizontal. Terdapat 4 Mashun, Mohammad. 2006.Pengukuran Kinerja
elemen dalam melaksanakan koordinasi horizontal Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE
yaitu departemenlisasi matriks, pembentukan tim-tim Moekijat.2006.Latihan dan Pengembangan Sumber
fungsional, satuan-satuan tugas, dan personil Daya Manusia.Bandung : Mandar Maju
penghubung. Dari 4 elemen tersebut terdapat 2 elemen .1994.Koordinasi:Suatu Tinjauan
yang telah diterapkan yaitu personil penghubung dan Teoritis.Bandung : Mandar Maju
tim-tim fungsional. Sedangkan 2 elemen yang meliputi Moleog,Lexy.2010. Metode Penelitian
departemenlisasi matriks dan satuan-satuan tugas tidak Kualitatif.Jakarta:PT.Remaja Rosdakarya
diterapkan dalam layanan pengaduan darurat Narbuko, Cholid., dan Abu Achmadi. 2003.
Command Center 112 di Kota Surabaya. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Nawawi,Hadari dan M. Martini Nawawi.1992.
Sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi Instrumen Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta
koordinasi keempat faktor yaitu kesatuan tindakan, : Gajah Mada University Press
komunikasi, pembagian kerja, disiplin sudah dapat Ndraha,Taliziduhu.2003.Kybernology(Ilmu
terlaksana dengan baik. Keempat faktor-faktor tersebut Pemerintahan Baru).Jakarta : PT Rineka Cipta
mempengaruhi jalannya koordinasi antar instansi pada

100
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 6, Nomor 1, Januari-April 2018

Ulber,Sahahi.2009.Metode Penelitian
Sosial.Bandung:PT.Refika Aditama
Usman, Husaini.2009. Manajemen, Teori, Praktik dan
Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara.
Setijaningrum, Erna.2017.Etika Pelayanan
Publik.Surabaya : M-Brothers Indonesia
.2017.Inovasi Kebijakan Pelayanan
Publik:Best Practice di Indonesia.Surabaya :
Airlangga University Press
Sugadha,Dann. 1991.Koordinasi Alat Pemersatu
Gerak Administrasi.Jakarta : Intermedia
Sugiyono.2008.Memahami Penelitian
Kualitatif.Bandung:Alfabeta
Sulistiyani, Ambar Teguh.2009.Manajemen Sumber
Daya Manusia Konsep, Teori, dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi
Publik Edisi 2.Yogyakarta : Graha Ilmu
Winardi.2002.Azaz-azaz Manajemen. Bandung:
Mandar Maju
Wursanto 2003.Dasar-Dasar Ilmu Orgnisasi.
Yogyakarta : Andi Offset

Jurnal
Ni Nyoman Yuliarmi dan Putu Riyasa.2007 “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan Terhadap Pelayanan PDAM Kota
Denpasar”, Jurnal Buletin Studi Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Denpasar, Volume 12, Nomor 1, h. 16
Suryadi.2010. “Penanganan Keluhan Publik Pada
Birokrasi Dinas Perijinan”, Jurnal Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya, 2010, Volume
23, Nomor 4

Undang-Undang
Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik
Keputusan Mentri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Penetapan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun
2017
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Di
Lingkungan Kementrian/Lembaga
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik
Peraturan Walikota Surabaya No.72 Tahun 2016
Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan
Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota
Surabaya
Peraturan Ombudsman Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Penelitian
Kepatuhan Terhadap Standar Pelayanan Publik

11

You might also like