Name : Atikah Auni Nasution

NIM : 210705004

Class : B English Literature

Comparing Folklore : The story of Timun Mas (Indonesia) and

Momotaro (Japan)

Both folklores tell of a person who wants to have children. Then the child born from the fruit.
Then, as they grow up, the children of both folklores have to settle conflicts or disputes with
giants who want to destroy them. While the two children in the story have defeated the giant
and they live happily.

However, both of the stories certainly have some differences. As in the main characters, it is
Timun Mas and Momotaro, both born from the same fruit, but from a different fruit. Timun
mas is born from cucumber while Momotaro is born from peach. Then, from the question of
gender, the two main characters of folklore were different. Momotaro is a boy while Timun
Mas is a girl.

1. THEME

 The theme of the Timun Mas folklore is the struggle to defeat the giants.

Quotation :

"Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan sebuah duri. Duni itu berubah
menjadi sebuah hutan bambu. Hutan bambu itu memperlambat jalan raksasa itu. Tubuhnya
menjadi penuh luka karena tertusuk batang bambu. Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia
tetap mengejar mangsanya. Kali ini, Timun Mas melemparkan sebutir garam. Garam itu
berubah menjadi sebuah lautan yang luas. Raksasa itu harus berenang untuk mengejar
Timun Mas. Ia berhasil, tetapi tubuhnya sudah sangat lelah".

 The theme in the Momotaro folklore is the same as the theme in the Timun Mas
folklore, namely the struggle to defeat the giants.
Quotation :
"Merasa waktu yang tepat untuk berperang, Momotaro dengan dibantu 3 hewannya
langsung menyerang raksasa itu. Momotaro menyerang dengan bendera yang bertuliskan
"Nippon ichi", Setelah pertarungan yang sengit, akhirnya Momotaro berhasil memenangkan
pertempuran dan raksasa itu telah tertunduk didepannya memohon ampun. Raksasa pun
berjanji untuk tidak mengganggu kembali manusia dan akan mengembalikan semua harta
yang telah mereka rampas".

Based on the results of analyzing the themes of the two folk tales, the writer can conclude
that the two folk tales have the same theme, which is the struggle to defeat the giants.
However, there are still differences in how to defeat the giants, namely in the story of Timun
Mas, it is implied that humans must struggle to be free from all threats and greatest strength.
Meanwhile, in Momotaro's story, it is implied that humans don't need to run away from
threats but must be able to deal with them right at the point of the problem.

2. SETTING
 The Setting of the Place in the Folklore of Timun Mas
1. Village
Quotation:
"Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem. Ia hidup sebatang
kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak, agar dapat merawat dirinya yang sudah
mulai tua. Namun, itu semua mustahil karena ia tidak mempunyai suami."

2.  Forest
Quotation :
"Setiap hari MbokYem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada suatu hari, di tengah
hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang sangat menyeramkan".

3.  Mountain
Quotation :
“Kemudian Mbok Yem pergi menemui seorang petapa yang sakti tinggal di gunung. petapa
sakti itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir garam, dan sepotong terasi.”
4.  House
Quotation :
"Setiap harinya, si nenek pergi ke sungai untuk mencari makan dan si kakek pergi ke gunung
untuk mencari kayu bakar. Pada suatu siang, ketika nenek sedang di sungai, dia melihat
buah persik besar yang hanyut dan ia pun langsung mengambilnya untuk menu makan
malam bersama suaminya".

 Setting in the Momotaro Folklore

1.  Village
Quotation :
"Pada suatu hari di desa terpencil di kawasan Jepang, hiduplah seorang pasangan tua yang
tidak memiliki keturunan, setiap hari mereka memohon pada dewa untuk mendapatkan
seorang anak".

2.  River and Mountain

Quotation :
"Setiap harinya, si nenek pergi ke sungai untuk mencari makan dan si kakek pergi ke gunung
untuk mencari kayu bakar. Pada suatu siang, ketika nenek sedang di sungai, dia melihat
buah persik besar yang hanyut dan ia pun langsung mengambilnya untuk menu makan
malam bersama suaminya".

3.  House
Quotation :
"Di rumah, betapa senangnya si nenek memberitahukan kepada sang suami bahwa dia
mendapat santapan besar untuk di makan. "kakek, hari ini aku mendapat buah persik yang
besar" ucap si nenek dengan girang. Tak kalah senang, si kakek berujar,"wah pasti lezat ya
nek, ayo kita buka". Maka dibelahlah buah persik tersebut. Namun, betapa kagetnya mereka
berdua ketika mereka membelah buah persik itu ternyata didalamnya terdapat seorang bayi
laki-laki. Sungguh senang mereka berdua, setelah sekian lama akhirnya doa mereka
dikabulkan oleh dewa".

Based on the results of the analysis of the setting of the two folklores, the author can
conclude that there are many similarities in the two folklores. Where the two folklores have
elements of setting in the forest, in the village, in the mountains and at home. But of course
the two folklores have differences, namely in the Momotaro folklore there is a place setting
on the river while in the Timun Mas folklore there is no setting on the river.