Professional Documents
Culture Documents
Khutbah Pertama
ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْمَو َقا َلَ :يا َأ ُّي َها الَّذ َ
ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف َ
از َف ْو ًزا َعظِ يمًا
،صلّى هللا َع َل ْي ِه َو َسلّ َم ُ ى َه ْد
َ ى م َُح ّم ٍد ِ َو َخي َْر ْال َه ْد،هللاِ ُث ِك َتاب ِ َفِأنّ َأصْ دَ َق ْال َح ِد ْي
ضالَ َل ِة فِي َ َو ُك ّل مُحْ دَ َث ٍة ِب ْد َع ٌة َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة،َو َشرّ ْاُألم ُْو ِر مُحْ دَ َثا ُت َها
َ َو ُك ّل،ضالَ َل ًة
َأمَّا َبعْ ُد.ار
ِ ال ّن:
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, Dzat pemilik keutamaan dan kebaikan, yang
telah memberi nikmat kepada semesta alam, dan yang menyeru manusia menuju Surga
darussalam, kampung keselamatan.
Sesungguhnya nikmat Allah subhanahu wata’ala itu tak terbilang dan tak terhingga, baik itu
nikmat lahiriah maupun nikmat batiniah.
Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca indera manusia seperti
makanan, minuman, kendaraan, perhiasan, keturunan, pangkat.
Nikmat bathiniyah adalah nikmat yang hanya dirasa oleh hati seperti senang, sabar,
tawakkal, qanaah.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
َر َّب َنا،ُغي َْر َم ْكفِيٍّ َواَل م َُو َّد ٍع َواَل مُسْ َت ْغ ًنى َع ْنه
َ ،ِار ًكا فِيه ِ اَ ْل َحمْ ُد
َ هلل َك ِثيرً ا َط ِّيبًا ُم َب
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan mengandung keberkahan
di dalamnya, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh Rabb kami.” (HR.
Al-Bukhari no. 5037)
Seorang Alim generasi tabi’in, Thalq bin Habib, mengomentari hadits di atas,
ِ َوِإنَّ ن َِع َم،ِإنَّ َح َّق هللا َأ ْث َق ُل ِمنْ َأنْ َيقُ ْو َم ِب ِه ْال ِع َبا ُد
،هللا َأ ْك َث ُر ِمنْ َأنْ يُحْ صِ ْي َها ْال ِع َبا ُد
ِ َوَأمْ س ُْوا َت،اِئبي َْن
اِئبي َْن ِ َو َل ِكنْ َأصْ ِبحُوا َت
“Sesungguhnya hak Allah lebih berat dibandingkan apa yang dikerjakan oleh para hamba,
dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah terlalu banyak untuk dihitung oleh para hamba,
tetapi hendaklah kalian menjadi orang-orang yang bertaubat pada pagi dan sore hari.”
Ada tiga jenis nikmat Allah subhanahu wata’ala yang mana ketika seorang hamba belum
mendapatkannya, maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang mendapatkan
kedamaian dan ketenangan hidup. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dengan
sanad hasan, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ت َل ُه
ْ ِيز ُ َُمنْ َأصْ َب َح ِم ْن ُك ْمآ ِم ًنافِيسِ رْ ِب ِه م َُعا ًفى فِي َج َس ِد ِه عِ ْندَ هُ ق
َ وت َي ْو ِم ِه َف َكَأ َّن َما ح
ال ُّد ْن َيا
“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di tengah-tengah keluarganya,
sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan
kenikmatan dunia ada di tangannya.” (HR. Tirmizi no. 2268)
Hadits di atas merupakan pengingat akan nikmat-nikmat Allah yang sudah terbiasa
didapatkan manusia akan tetapi kebanyakan tidak merasakan akan kemuliaannya dan
bahkan mengabaikannya.
Nikmat Allah yang sering diabaikan yang pertama adalah nikmat rasa aman.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam آ ِم ًنافِيسِ رْ ِب ِه, artinya merasakan aman di
tengah-tengah keluarganya.
Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah subhanahu wata’ala yang paling besar yang
dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan merasakan
kenikmatan hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-orang yang hidup
di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di dalamnya.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Allah subhanahu wata’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman, apabila
mereka merealisasikan tauhid, memurnikan keimanan, dan melakukan amal saleh.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)
Nikmat Allah yang sering diabaikan yang kedua adalah nikmat sehat.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ( م َُعا ًفى فِي َج َس ِد ِهsehat jasmaninya). Maksudnya adalah
selamat dari sakit dan penyakit baik secara lahir maupun batin.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon kepada Allah subhanahu
wata’ala keselamatan dalam agama, dunia, jiwa, keluarga, dan harta beliau setiap pagi dan
sore.
َ َوح،ِينيُمْ سِ ي
ِين َ ِ َل ْم َي ُكنْ َرسُو ُل هَّللا
َ ح،ِصلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َيدَ ُع َهُؤ اَل ِءال َّد َع َوات
يُصْ ِب ُح
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah meninggalkan doa-doa ini ketika pagi dan sore:
اَللَّ ُه َّم ِإ ِّني َأسْ َألُ َك ْال َع ْف َو َو ْال َعا ِف َي َة فِي،ِاَللَّ ُه َّم ِإ َني َأسْ َألُ َك ْال َعا ِف َي َة فِي ال ِّد ْن َيا َو ْاآلخ َِرة
ْ اَللَّ ُه َّم احْ َف ْظنِي ِمن، اَللَّ ُه َّم اسْ ُترْ َع ْو َراتِي َوآ ِمنْ َر ْو َعاتِي،اي َوَأهْ لِي َو َمالِي َ ِد ْينِي َو ُد ْن َي
ِْك ِمن
َ ِظ َمت َ َوَأع ُْو ُذ ِبع، َو ِمنْ َف ْوقِي، َو َعنْ َي ِم ْينِي َو َعنْ شِ َمالِي،ْن َيدَ يَّ َو ِمنْ َخ ْلفِي ِ َبي
َأنْ َأ ْغ َتا َل ِمنْ َتحْ تِي
Ya Allah, sesungguhnya Saya memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya
Allah, sesungguhnya saya memohon kepadamu ampunan dan keselamatan dalam agama
dan dunia saya, keluarga, dan harta saya.Ya Allah, tutupilah kejelekan saya dan
tentramkanlah hati saya. Ya Allah, lindungilah dari depan dan dari belakang saya, sebelah
kanan dan kiri saya dari atas kepala saya, serta dengan keagungan-Mu aku berlindung dari
upaya makar atas saya dari bawah saya. (HR. Abu Dawud no. 4412)
Imam at-Tirmidzi di dalam Sunan-nya meriwayatkan sebuah hadits dari Mu’adz bin Rifa’ah
dari bapaknya berkata:
“Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu naik ke atas mimbar, kemudian beliau menangis lalu berkata:
‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di atas mimbar pada tahun pertama lalu
menangis, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa kebanyakan manusia melalaikan
dan terpedaya dengan nikmat ini.
Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits ‘Abdullah bin
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya untuk
memanfaatkan kesehatannya sebelum datangnya sakit.
Imam al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dalam Al-Mustadrak dari hadits Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, beliau menyebutkan di antaranya:
Sehatmu sebelum datang sakitmu…” (HR. Hakim No. 7846)
Dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari
berkata,
Dan orang-orang yang mengunjungi Rumah Sakit kaum muslimin, lalu melihat ujian yang
menimpa saudara-saudaranya sesama muslim berupa penyakit kronis yang para dokter
tidak sanggup mengobati sebagian penyakit-penyakit tersebut, niscaya dia akan memuji
Allah ‘Azza wa Jalla setiap pagi dan sore atas nikmat sehat ini.
َ َوَآ َتا ُك ْم ِمنْ ُك ِّل َما َسَأ ْل ُتمُوهُ َوِإنْ َت ُع ُّدوا ِنعْ َم َة هَّللا ِ اَل ُتحْ صُو َها ِإنَّ اِإْل ْن َس
ان َل َظلُو ٌم َك َّفا ٌر
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)
Nikmat Allah yang sering diabaikan yang ketiga adalah nikmat kecukupan rezeki.
Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa
menghidupinya dari makanan yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat Allah
subhanahu wata’ala yang sangat besar. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung kepada Allah subhanahu
wata’ala dari kelaparan. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya
dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di dalam dirinya ketiga hal
ini, maka pada hari itu seolah-olah dia memiliki dunia seluruhnya.
Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan
mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan dengan yang disebutkan dalam hadits ini,
namun demikian mereka mengingkarinya dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan
apa yang mereka dapatkan.
َ ون نِعْ َم َة هَّللا ِ ُث َّم ُي ْن ِكرُو َن َها َوَأ ْك َث ُر ُه ُم ْال َكا ِفر
ُون َ َُيعْ ِرف
Dan obat dari penyakit ini adalah dengan melihat kepada orang-orang yang tidak
mendapatkan kenikmatan ini, atau yang tidak mendapatkan sebagian dari nikmat ini,
sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim rahimahumallah dari hadits Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Lihatlah orang yang lebih rendah (kenikmatannya) darimu dan janganlah melihat kepada
yang lebih banyak (kenikmatannya) darimu agar kamu tidak mencela nikmat yang Allah
anugerahkan kepadamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Demikian materi khutbah Jumat tentang 3 nikmat Allah yang sering diabaikan oleh
kebanyakan saudara-saudara kita, atau bahkan termasuk diri kita.
Semoga penjelasan pada khutbah Jumat siang hari ini menjadi sebuah nasihat antar
sesama kita. Saling mengingatkan, saling menasihati dalam iman dan takwa. Hingga kita
benar-benar yakin dapat istiqamah di atas jalan-Nya, dan benar-benar sadar ketika berada
di jalan selain-Nya untuk kemudian kembali ke jalan yang lurus hingga ajal menjemput.
اِئر ْالمُسْ لِ ِمي َْن ِمنْ ُك ِّل َذ ْنبٍَ ،فاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر َ
هللا لِيْ َو َل ُك ْم َول َِس ِ
ِ.إ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم
Khutbah Kedua
لى ال َّن ِبي َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ
صلُّ ْوا َع َل ْي ِه ُصلُّ ْو َن َع َ
هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ي َ
الى اِنَّ َ َف َقا َل َت َع َ
َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا
اللهم أعِ َّز اإلسال َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن ،اللهم أعِ َّز اِإْلسْ اَل َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن ،اللهم أعِ َّز اِإْلسْ اَل َم
اِئر ِباَل ِد ْالمُسْ لِ ِمي َْن
ُطمَِئ ًناَ ،و َس َ َ ،و ْالمُسْ لِ ِمي َْنَ ،واجْ َع ْل َه َذا ْال َب َلدَ آ ِم ًنا م ْ
َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمنْ َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق َ
ِين ِإ َمامًا
وب َنا غِ اًّل لِلَّذ َ
ِين آ َم ُنوا ان َواَل َتجْ َع ْل فِي قُلُ ِ اغ ِفرْ َل َنا َوِإِل ْخ َوا ِن َنا الَّذ َ
ِين َس َبقُو َنا ِباِإْلي َم ِ َر َّب َنا ْ
َر َّب َنا ِإ َّن َك َرءُوفٌ َرحِي ٌم
َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ
اب ال َّن ِ
ار