Professional Documents
Culture Documents
9082 16844 2 PB
9082 16844 2 PB
SURAKARTA
Abstract:
The potential of Indonesian culinary field is increasing every year, indicated by inflation in the
business sector and culinary tourism. This suggests a potential in the culinary field to be developed.
The strategy to support the national culinary development program includes improving the quality of
education in the culinary field. Therefore it takes an educational space that is able to develop creative
human resources in the culinary field. Culinary field is one of the promising areas in the development
of Surakarta travel, so other than as an educational space, a culinary center can be a tourist
attraction culinary Surakarta. Metaphor Architecture is used as an approach in the planning and
architecture, considering that Metaphor Architecture can visually communicate the building functions
to the public. Architectural Metaphor used is Tangible Architectural Metaphor, so that the form will
be designed in such Metaphor to be able to communicate the existence of Culinary Center and
Culinary landmark of Surakarta City. Problems in planning and designing Culinary Center ie what
form it will be used as the basis of an analogy to be a metaphor ? Be used stages of creative thinking
in design the Culinary Center with Metaphor Architectural Approach . Based on typical food survey
Solo , liwet rice has the highest number of respondents as the most representative food the city of Solo
, so liwet rice will be to the main idea into a form that will be used as a metaphor in designing
Culinary Center
.
Keywords: Culinary Education, Culinary Center, Creative Thinking, Metaphor Architecture,
Tangible Metaphor Architecture
Pusat Kuliner merupakan ruang edukasi (Mahmoodi 2015). Pada creative thinking
kuliner yang diharapkan dapat memfasilitasi terdapat tiga tahapan dalam proses desain.
kegiatan pengembangan kuliner lokal yang di A. Synthesizing
dalamnya terdapat kelas edukasi non-formal Yaitu proses menentukan bentuk
seperti kursus, seminar, lokakarya dan yang akan dimetaforakan dan jenis desain
penelitian. Arsitektur Metafora yang digunakan.
Selain sebagai ruang edukasi, Pusat Dalam proses ini dilakukan survey
Kuliner dapat menjadi daya tarik wisata terhadap makanan khas Kota Solo yang
kuliner Kota Surakarta dengan kegiatan menurut publik paling representatif
pameran kuliner. Untuk mendukung fungsi terhadap Kota Solo
pariwisata dibutuhkan unsur-unsur bangunan Hasil dari survey menunjukkan dari
yang dapat menarik pengunjung untuk datang beberapa makanan khas yang ada di Solo,
dan berkegiatan di dalamnya, salah satunya nasi liwet merupakan makanan yang
adalah bentuk yang menarik. Oleh karena itu paling representatif terhadap Kota Solo
dibutuhkan bentuk yang menarik yang dapat dengan prosentase sebesar 47.5%. Nasi
merepresentasikan fungsi bangunan (Fatimath liwet menjadi bagian dari ide awal bentuk
2015). Selain bentuk yang menarik, bentuk yang akan dimetaforakan
bangunan juga diharapkan mampu untuk Bentuk Metafora yang digunakan
mengkomunikasikan keberadaan Pusat Kuliner adalah Metafora Konkret, yaitu Metafora
di Surakarta. Untuk itu diambil Arsitektur yang ditunjukkan secara fisik pada
Metafora sebagai pendekatan dalam proses desain, sehingga dengan jelas akan
perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner terlihat oleh publik.
dengan pertimbangan bahwa Arsitektur B. Elaborating
Metafora dapat menyampaikan misi dari Proses pengolahan ide awal desain
fungsi bangunan yang dikomunikasikan secara dengan memasukkan aspek analisis
visual kepada publik. Bentuk yang akan kegiatan, kebutuhan ruang yang
dimetaforakan harus dapat didapatkan dari preseden, tapak, struktur.
mengkomunikasikan keberadaan Pusat Kuliner C. Imagining
dan tengara (landmark ) Surakarta sebagai Proses refleksi, evaluasi terhadap
Kota Kuliner ide desain untuk melihat apakah ide
Permasalahan dalam penyusunan desain tersebut sudah cukup
perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner merepresentasikan misi dari Pusat
dengan Pendekatan Arsitektur Metafora di Kuliner.
Surakarta antara lain kegiatan apa saja yang
akan diwadahi dalam Pusat Kuliner? Bentuk 3. ANALISIS
apa yang akan diambil sebagai analogi dasar 3.1 Analisis Peruangan
untuk dimetaforakan sehingga dapat Pada tahap elaborating telah dilakukan
merepresentasikan Pusat Kuliner sebagai studi preseden kegiatan pada objek Pusat
ruang edukasi kuliner yang bersifat non-formal Kuliner. Preseden tersebut antara lain Basque
di Kota Surakarta? Bagaimana Culinary Center, International Culinary
mengembangkan bentuk dasar menjadi desain Center dan Jakarta Culinary Center. Dari
akhir Pusat Kuliner di Surakarta dengan ketiga preseden di atas ditemukan beberapa
pendekatan Arsitektur Metafora? kegiatan dalam Pusat
Tujuan dari studi ilmiah ini yaitu dapat Kuliner. Beberapa kegiatan utamanya antara
merancang Pusat Kuliner di Kota Surakarta lain pelatihan mengolah makanan, penelitian
dengan pendekatan Arsitektur Metafora gizi dan makanan dan inovasi pengembangan
kuliner. Kemudian kegiatan tambahan yang
2. METODE ada di Pusat Kuliner antara lain pelatihan
Arsitektur Metafora merupakan bagian pengembangan manajemen, usaha kuliner dan
dari analogi desain (Broadbent, Bunt, and pameran karya kuliner.
Jencks 1980). Dalam analogi desain terdapat 3.2 Analisis Lokasi
beberapa cara untuk merancang suatu desain, Berdasarkan kriteria Pusat Kuliner
salah satunya dengan cara creative thinking secara umum maka dipilih tapak yang berada
Ristiara Wantemas, Ofita Purwani, Sri Yuliani, Pusat Kuliner dengan Pendekatan Arsitektur ...
Pincuk daun pisang mempunyai bagian Sayur labu siam pada nasi liwet
yang terlipat, unsur lipatan digunakan pada mempuyai bentuk potongan kecil memanjang.
bagian atap massa yang pertama. Sisi lengkung Bentuk ini digunakan pada bagian dinding
pincuk diaplikasikan pada bagian tengah massa massa studi dan diberi warna jingga agar
pameran sebagai penguat identitas pincuk daun representatif terhadap publik.
pisang.