You are on page 1of 6

PUSAT KULINER DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA DI

SURAKARTA

Ristiara Wantemas, Ofita Purwani, Sri Yuliani


Program Studi Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : ririshakimmm@gmail.com

Abstract:
The potential of Indonesian culinary field is increasing every year, indicated by inflation in the
business sector and culinary tourism. This suggests a potential in the culinary field to be developed.
The strategy to support the national culinary development program includes improving the quality of
education in the culinary field. Therefore it takes an educational space that is able to develop creative
human resources in the culinary field. Culinary field is one of the promising areas in the development
of Surakarta travel, so other than as an educational space, a culinary center can be a tourist
attraction culinary Surakarta. Metaphor Architecture is used as an approach in the planning and
architecture, considering that Metaphor Architecture can visually communicate the building functions
to the public. Architectural Metaphor used is Tangible Architectural Metaphor, so that the form will
be designed in such Metaphor to be able to communicate the existence of Culinary Center and
Culinary landmark of Surakarta City. Problems in planning and designing Culinary Center ie what
form it will be used as the basis of an analogy to be a metaphor ? Be used stages of creative thinking
in design the Culinary Center with Metaphor Architectural Approach . Based on typical food survey
Solo , liwet rice has the highest number of respondents as the most representative food the city of Solo
, so liwet rice will be to the main idea into a form that will be used as a metaphor in designing
Culinary Center
.
Keywords: Culinary Education, Culinary Center, Creative Thinking, Metaphor Architecture,
Tangible Metaphor Architecture

1. PENDAHULUAN berkelanjutan dan lain-lain


Potensi kuliner Indonesia meningkat (program.indonesiakreatif.net 2015). Untuk itu
setiap tahunnya, ditandai dengan adanya dibutuhkan suatu ruang edukasi yang mampu
inflasi pada sektor usaha dan pariwisata mengembangkan sumber daya manusia yang
kuliner (Badan Pusat Statistik 2015). Selain itu kreatif dalam bidang kuliner. Sarana edukatif
pertumbuhan bisnis makanan dan minuman di bidang kuliner seperti kursus, seminar dan
olahan mendongkrak pemasukan ekspor sekolah formal/non-formal dapat menjadi
Indonesia (Perkembangan Ekspor Indonesia alternatif masyarakat untuk memperkaya
Berdasarkan Sektor 2015). Hal ini pengetahuan kuliner
menunjukkan adanya potensi dalam bidang (program.indonesiakreatif.net 2015)
kuliner untuk dikembangkan, berkaitan dengan Kuliner adalah salah satu bidang yang
program pengembangan kuliner nasional diunggulkan oleh pemerintah Kota Surakarta
2015-2019 (program.indonesiakreatif.net untuk mempromosikan pariwisata. Seiring
2015). dengan perkembangan wisata Kota Surakarta,
Beberapa strategi dalam mendukung bidang kuliner adalah salah satu bidang yang
program pengembangan kuliner nasional menjanjikan dalam pengembangan wisata
antara lain meningkatkan kualitas pendidikan Kota Surakarta (Solo Culinary Destination |
bidang kuliner, memfasilitasi pemberdayaan Portal Informasi Kota Surakarta 2015). Hal ini
dan pelatihan juru masak untuk meningkatkan berkaitan dengan adanya peningkatan usaha
kemampuan mengolah kuliner dengan standar restoran, hotel, dan pariwisata yang ada di
global, mengenalkan konsep kewirausahaan Kota Surakarta (Badan Pusat Statistik Kota
kepada masyarakat secara berkualitas, Surakarta 2015).
Arsitektura, Vol. 14, No.2, Oktober 2016

Pusat Kuliner merupakan ruang edukasi (Mahmoodi 2015). Pada creative thinking
kuliner yang diharapkan dapat memfasilitasi terdapat tiga tahapan dalam proses desain.
kegiatan pengembangan kuliner lokal yang di A. Synthesizing
dalamnya terdapat kelas edukasi non-formal Yaitu proses menentukan bentuk
seperti kursus, seminar, lokakarya dan yang akan dimetaforakan dan jenis desain
penelitian. Arsitektur Metafora yang digunakan.
Selain sebagai ruang edukasi, Pusat Dalam proses ini dilakukan survey
Kuliner dapat menjadi daya tarik wisata terhadap makanan khas Kota Solo yang
kuliner Kota Surakarta dengan kegiatan menurut publik paling representatif
pameran kuliner. Untuk mendukung fungsi terhadap Kota Solo
pariwisata dibutuhkan unsur-unsur bangunan Hasil dari survey menunjukkan dari
yang dapat menarik pengunjung untuk datang beberapa makanan khas yang ada di Solo,
dan berkegiatan di dalamnya, salah satunya nasi liwet merupakan makanan yang
adalah bentuk yang menarik. Oleh karena itu paling representatif terhadap Kota Solo
dibutuhkan bentuk yang menarik yang dapat dengan prosentase sebesar 47.5%. Nasi
merepresentasikan fungsi bangunan (Fatimath liwet menjadi bagian dari ide awal bentuk
2015). Selain bentuk yang menarik, bentuk yang akan dimetaforakan
bangunan juga diharapkan mampu untuk Bentuk Metafora yang digunakan
mengkomunikasikan keberadaan Pusat Kuliner adalah Metafora Konkret, yaitu Metafora
di Surakarta. Untuk itu diambil Arsitektur yang ditunjukkan secara fisik pada
Metafora sebagai pendekatan dalam proses desain, sehingga dengan jelas akan
perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner terlihat oleh publik.
dengan pertimbangan bahwa Arsitektur B. Elaborating
Metafora dapat menyampaikan misi dari Proses pengolahan ide awal desain
fungsi bangunan yang dikomunikasikan secara dengan memasukkan aspek analisis
visual kepada publik. Bentuk yang akan kegiatan, kebutuhan ruang yang
dimetaforakan harus dapat didapatkan dari preseden, tapak, struktur.
mengkomunikasikan keberadaan Pusat Kuliner C. Imagining
dan tengara (landmark ) Surakarta sebagai Proses refleksi, evaluasi terhadap
Kota Kuliner ide desain untuk melihat apakah ide
Permasalahan dalam penyusunan desain tersebut sudah cukup
perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner merepresentasikan misi dari Pusat
dengan Pendekatan Arsitektur Metafora di Kuliner.
Surakarta antara lain kegiatan apa saja yang
akan diwadahi dalam Pusat Kuliner? Bentuk 3. ANALISIS
apa yang akan diambil sebagai analogi dasar 3.1 Analisis Peruangan
untuk dimetaforakan sehingga dapat Pada tahap elaborating telah dilakukan
merepresentasikan Pusat Kuliner sebagai studi preseden kegiatan pada objek Pusat
ruang edukasi kuliner yang bersifat non-formal Kuliner. Preseden tersebut antara lain Basque
di Kota Surakarta? Bagaimana Culinary Center, International Culinary
mengembangkan bentuk dasar menjadi desain Center dan Jakarta Culinary Center. Dari
akhir Pusat Kuliner di Surakarta dengan ketiga preseden di atas ditemukan beberapa
pendekatan Arsitektur Metafora? kegiatan dalam Pusat
Tujuan dari studi ilmiah ini yaitu dapat Kuliner. Beberapa kegiatan utamanya antara
merancang Pusat Kuliner di Kota Surakarta lain pelatihan mengolah makanan, penelitian
dengan pendekatan Arsitektur Metafora gizi dan makanan dan inovasi pengembangan
kuliner. Kemudian kegiatan tambahan yang
2. METODE ada di Pusat Kuliner antara lain pelatihan
Arsitektur Metafora merupakan bagian pengembangan manajemen, usaha kuliner dan
dari analogi desain (Broadbent, Bunt, and pameran karya kuliner.
Jencks 1980). Dalam analogi desain terdapat 3.2 Analisis Lokasi
beberapa cara untuk merancang suatu desain, Berdasarkan kriteria Pusat Kuliner
salah satunya dengan cara creative thinking secara umum maka dipilih tapak yang berada
Ristiara Wantemas, Ofita Purwani, Sri Yuliani, Pusat Kuliner dengan Pendekatan Arsitektur ...

di Kelurahan Karangasem, Kecamatan


Laweyan, tepatnya di sebelah utara Jalan Adi
Sucipto, berdekatan dengan Kantor DPRD 3.5 Analisis Bentuk dan Tampilan
Kota Surakarta. Bangunan
Dalam menentukan langkah desain
Arsitektur Metafora Konkret, sebelumnya
dilakukan studi preseden Arsitektur Metafora
Konkret. Preseden tersebut antara lain Bank of
Southrern Sudan, Lotus Temple dan
Perputakaan Riau. Kesimpulan dari studi
preseden Arsitektur Metafora Konkret yaitu
Gambar 1 Lokasi Tapak Pusat Kuliner
ketiga bangunan tersebut mengolah bentuk
Sumber : www.googlemaps.com
metafora dengan mengambil unsur-unsur yang
Alasan pemilihan lokasi tapak antara dapat mewakili fungsi dan tujuan bangunan.
lain: sesuai dengan RTRW Kota Surakarta Unsur tersebut diolah bentuk dasarnya
yaitu berada di kawasan yang digunakan untuk sehingga mendapatkan bentuk yang
pendidikan dan pariwisata, akses yang mudah referesentatif terhadap bangunan yang
dicapai, berada pada jalur masuk wisata Kota direncanakan.
Surakarta (akses Bandara Adi Sumarmo Maka dari itu Pusat Kuliner akan
menuju Kota Surakarta), dekat dengan kota, dirancang dengan menggabungkan beberapa
fasilitas pendukung infrastruktur yang telah unsur representatif dari nasi liwet, antara lain:
tersedia, dapat langsung terlihat keberadaan pincuk daun pisang dengan unsur yang akan
Pusat Kuliner dari jalan utama Adi Sucipto. digunakan yaitu bentuk, warna, unsur lipat dan
3.3 Analisis Pencapaian teksturnya, nasi liwet yang digunakan warna
Akses utama untuk mencapai tapak yaitu putihnya, sayur labu siam yang digunakan
Jalan Adi Sucipto yang merupakan jalan bentuk potongan dan warnanya, dan tekstur
primer terdiri dari 2 lajur kendaraan, dari arah ceting bambu yang merupakan wadah nasi
barat yaitu wilayah Colomadu, Bandara Adi liwet saat matang.
Sumarmo dan dari arah timur wilayah 1. Penggabungan Ide Dasar
Manahan atau Kota Solo.
3.4 Analisis Hubungan Ruang
Dalam perencanaan dan perancangan Gambar 3 Transformasi Bentuk Pincuk
Pusat Kuliner di Surakarta kegiatan yang akan
diwadahi yaitu pelatihan edukasi kuliner yang Bentuk pincuk daun pisang jika dilihat
terdiri dari mengolah makanan dan inovasi dari sisi atas maka terlihat bentuk bidang
pengembangan kuliner, penelitian gizi dan dengan sudut yang melebar. Bentuk bidang ini
makanan serta kegiatan pameran karya kuliner menjadi bagian dari bentuk massa, yang
sebagai kegiatan wisata kuliner di Surakarta. kemudian diberikan pengurangan area di
Dari kegiatan tersebut maka bagian tengahnya. Massa ini nantinya akan
menghasilkan program ruang sebagai berikut digunakan sebagai area publik yaitu untuk
kegiatan pameran karya kuliner dan retail

Gambar 2 Matriks Hubungan Ruang


Pusat Kuliner
Arsitektura, Vol. 14, No.2, Oktober 2016

Gambar 4 Tranformasi Unsur Lipat Pada Gambar 7 Bentuk Modifikasi Lipatan


Pincuk Pincuk

Untuk terlihat lebih representatif bentuk


lipatan pincuk diletakkan pada bagian massa
kedua yaitu massa studi dan penelitian. Selain
itu bagian ini juga menjadi pendukung point of
interest pada bangunan yang menghasilkan
kesan menyambungkan antara massa pameran
dan massa studi.

Gambar 5 Penggunaan Unsur Lengkung Gambar 8 Transformasi Bentuk Potongan


Pada Pincuk Labu siam

Pincuk daun pisang mempunyai bagian Sayur labu siam pada nasi liwet
yang terlipat, unsur lipatan digunakan pada mempuyai bentuk potongan kecil memanjang.
bagian atap massa yang pertama. Sisi lengkung Bentuk ini digunakan pada bagian dinding
pincuk diaplikasikan pada bagian tengah massa massa studi dan diberi warna jingga agar
pameran sebagai penguat identitas pincuk daun representatif terhadap publik.
pisang.

Gambar 9 Transformasi bentuk anyaman


bambu

Bentuk anyaman bambu diaplikasikan


Gambar 6 Transformasi Bentuk Pincuk
Sebagai Bentuk Massa Bangunan pada bagian reling selasar. Dibentuk saling
silang dengan plat lantai yang juga bagian dari
Bidang dengan sudut melebar digunakan plafon pada lantai di bawahnya sehingga dari
lagi untuk membentuk Massa kedua yaitu sisi depan bangunan terlihat seperti anyaman.
untuk fungsi kegiatan pelatihan dan penelitian. 2. Pola massa bangunan
Dengan sudut yang lebih dilebarkan sehingga Pola massa bangunan Pusat Kuliner
menghasilkan bentuk dasar massa yang menggunakan pola cluster, sebagai bentuk
memanjang horizontal. Bentuk tersebut penyesuaian terhadap pola hubungan ruang
dicerminkan dan divertikalkan sehingga yang ada di dalam Pusat Kuliner.
membentuk massa yang masif. Bentuk dasar
dicerminkan sehingga menghasilkan ruang di
tengah pada setiap sisi kanan dan kirinya, hal
ini berkaitan dengan mengoptimalkan sirkulasi
udara alami untuk dapat masuk ke dalam
bangunan.
Ristiara Wantemas, Ofita Purwani, Sri Yuliani, Pusat Kuliner dengan Pendekatan Arsitektur ...

perancangan arsitektur dan imagining (proses


refleksi hasil perencanaan).

Gambar 10 Pola Massa Bangunan


Gambar 11 Perspektif Tampak Depan Pusat
Kuliner
Area kegiatan pameran dan retail
diletakkan di bagian depan dimaksudkan
merupakan area panggung/stage sedangkan
area pelatihan dan penelitian diletakkan di
bagian belakang atau backstage. Dalam hal ini
peletakan area menggunakan filosofi dapur
atau tempat memasak yang dalam istilah jawa
disebut pawon berada dibelakang, sehingga
area pelatihan atau tempat melakukan praktek Gambar 12 Perspektif Mata Burung Pusat
memasak diletakkan di belakang. Sebagai Kuliner
identitas keberadaan Pusat Kuliner yang ada di
Solo maka dimasukkan unsur suasana Solo
pada bagian area pameran dan retail REFERENSI
Badan Pusat Statistik 2015. Accessed
4. KESIMPULAN (KONSEP DESAIN) November 16.
Pusat Kuliner adalah wadah untuk http://www.bps.go.id/linkTableDinami
memfasilitasi kegiatan pendidikan kuliner s/view/id/896.
yang bersifat non-formal sebagai sarana Badan Pusat Statistik Kota Surakarta 2015.
mengembangkan dan mendalami ilmu kuliner. Accessed November 16.
Pusat Kuliner terletak di Kelurahan http://surakartakota.bps.go.id/index.ph
Karangasem, Kecamatan Laweyan, Surakarta, p.
tepatnya pada Jalan Adi Sucipto sebelah barat Broadbent, Geoffrey, Richard Bunt, and
laut Kantor DPRD Kota Surakarta. Charles Jencks. 1980. Signs, Symbols,
Pusat Kuliner dirancang dengan and Architecture. Wiley.
pendekatan Arsitektur Metafora. Bentuk dasar Fatimath, Amira. 2015. “The Role of
metafora Pusat Kuliner menggunakan unsur- Stakeholder Collaboration in
unsur makanan nasi liwet yang merupakan Sustainable Tourism Competitiveness :
makanan khas Solo. Unsur-unsur tersebut The Case of Auckland, New Zealand.”
antara lain: pincuk daun pisang, sambel University of Technology.
goreng labu siam, dan ceting bambu. Mahmoodi, Amir. 2015. “The Design Process
Kegiatan yang ada di Pusat Kuliner In Architecture A Pedagogic
terdiri dari kegiatan utama yaitu pelatihan ahli Approach Using Interactive
chef dan bisnis kuliner dan penelitian kuliner Thinking.” University o Leeds.
serta kegiatan penunjang yaitu pameran karya Accessed November 6.
kuliner dan food court. Perkembangan Ekspor Indonesia Berdasarkan
Dalam menerapkan konsep Arsitektur Sektor 2015. Accessed November 16.
Metafora pada tahap perencanaan dan http://www.kemenperin.go.id/statistik/
perancangan digunakan proses creative peran.php?ekspor=1.
thinking dengan tahapan proses antara lain: program.indonesiakreatif.net, 2015. 2015.
synthesizing (proses eksplorasi ide dasar), “Rencana Pengembangan Kuliner
elaborating (proses perencanaan yang Indonesia.” In Program Indonesia
menggabungkan ide dasar dengan aspek-aspek Kreatif.
Arsitektura, Vol. 14, No.2, Oktober 2016

Solo Culinary Destination | Portal Informasi


Kota Surakarta 2015. Accessed
November 4.
http://www.surakarta.go.id/konten/sol
o-culinary-destination.

You might also like