Professional Documents
Culture Documents
PROSES MANUFAKTUR
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
PROSES MANUFAKTUR
Disusun Oleh:
NAMA NIM
AHMAD FURY FABIAN 211010800194
DIMAS AULIA MA’RUF 211010800284
HUSNI WILDAN RIZKITAMA 211010800226
M FAJAR CANDI WICAKSONO 211010800390
RADIATUL PUTRI REVANI 211010800217
STEFANUS A.D.AMILO 211010800269
i
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok 3 ( tiga )
Kelas : 03TIDM002
Menyatakan bahwa laporan praktikum untuk Proses Manufaktur yang kami buat:
1. Merupakan hasil karya tulis (asli) sendiri, bukan merupakan karya yang
pernah diajukan oleh pihak lain, dan bukan merupakan hasil plagiat atau
hasil foto copy.
2. Kami ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang dan Laboratium
Teknik Industri sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.
Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami bersedia
menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar
Menyetujui Mengetahui
Dosen Praktikum Ketua Laboratium Teknik Industri
ii
LEMBAR PENILAIAN
KELOMPOK Tiga(3)
ASISTEN ANDRA & SALSA
LABORATORIUM
DOSEN WAKHIT AHMAD FAHRUDIN, S.T.,M.T.
LABORATORIUM
NILAI AKHIR
LAPORAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Tugas Praktikum Proses Manufaktur di Fakultas Teknik Program
Studi Teknik Industri Universitas Pamulang. Dengan segala keterbatasan, penulis
menyadari pada laporan ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami, penulis menyampaikaan
ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. (H.C). H. Darsono, selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang.
3. Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng, Sc, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
4. Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Universitas Pamulang yang selalu memberikan arahan, dorongan,
dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik.
5. Adi Candra,ST,MT, selaku Ketua Laboratorium Teknik Industri Universitas
Pamulang.
6. Wakhit Ahmad Fahrudin, S.T.,M.T. yang telah memberikan berkah ilmu
hinggan penulis dapat menyusun laporan.
7. Andra Dan Salsa yang selaku Asisten Laboratorium Mata Kuliah
Praktikum Proses Manufaktur yang telah memberikan masukan, dorongan,
dan pengarahannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
8. Kepada teman teman yang telah membantu dan bekerja sama dalam
pembuatan laporan ini
9. Semua pihak yang ikut berkontribusi dalam pembuatan laporan ini
Penulis sadar bahwa dalam Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk peningkatan Laporan
selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
LEMBAR IDENTITAS.........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................iii
LEMBAR PENILAIAN.........................................................................................iv
PRAKATA..............................................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................viii
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................10
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................10
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................10
D. LEMBAR KERJA...................................................................................11
E. REFERENSI............................................................................................12
PERTEMUAN 2. PROSES PEMOTONGAN BENDA DENGAN MESIN GERGAJI
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................13
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................13
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................16
D. LEMBAR KERJA...................................................................................17
E. KESIMPULAN........................................................................................17
F. REFERENSI............................................................................................17
PERTEMUAN 3. PROSES PEMESINAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................18
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................18
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................18
D. LEMBAR KERJA...................................................................................20
E. KESIMPULAN........................................................................................20
vi
F. REFERENSI............................................................................................22
PERTEMUAN 4. PROSES PEMBUBUTAN ULIR MENGGUNAKAN MESIN BUBUT
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................23
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................23
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................23
D. LEMBAR KERJA...................................................................................24
E. KESIMPULAN........................................................................................24
F. REFERENSI............................................................................................26
PERTEMUAN 5. PROSES PEMESINAN MESIN MILLING KONVENSIONAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................28
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................28
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................29
D. LEMBAR KERJA...................................................................................30
E. KESIMPULAN........................................................................................30
F. REFERENSI............................................................................................30
PERTEMUAN 6.PROSES PEMESINAN DENGAN MESIN BUBUT DAN MILLING CNC
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................32
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................32
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................34
D. LEMBAR KERJA...................................................................................36
E. KESIMPULAN........................................................................................36
F. REFERENSI............................................................................................37
PERTEMUAN 7. PROSES PEMBUATAN RAK POT MENGGUNAKAN
MESIN LAS BUSUR LISTRIK
A. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................39
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM..................................39
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK.......................................43
D. LEMBAR KERJA...................................................................................44
E. KESIMPULAN........................................................................................44
F. REFERENSI............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................46
BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK...........................................................47
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
A. TUJUAN PRAKTIKUM
10
4. Finding harmonies among diverse applications (Menemukan harmoni di
antara beragam aplikasi )
3. Prakikan sudah memahami cara penggunaan dan membaca alat ukur dalam
pengukuran benda kerja yang dikerjakan pada waktu praktikum.
11
D. LEMBAR KERJA
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas :
1. Kayu
2. Lem kayu
3. Paku
4. Mesin gergaji
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Bahan yang akan
digunakan dalam
pengerjaan kali ini yaitu
kayu,paku dan lem kayu
1.
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
12
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Pemotongan dilakukan
dengan gergaji kayu
3. sesuai dengan ukuran
yang ada di sketsa
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Kayu yang telah dipotong
disatukan dan dirakit
sesuai gambar yang ada
dengan menggunakan lem
4. dan paku
C. KESIMPULAN
13
E. REFERENSI
Hal.Inc.
teknik industri.
Manufaktur. Deepublish.
14
Sulistyarini, D. H., Novareza, O., & Darmawan, Z. (2018). Pengantar
Press.
Yanto. (n.d.). Perancangan Eksperimen Untuk Teknik Industri: Konsep
Dasar Dan Aplikasi. Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
15
PERTEMUAN 2
PROSES PEMOTONGAN BENDA KERJA DENGAN MESIN GERGAJI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin
gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut.
Fungsi utama Mesin Gergaji adalah untuk memotong benda kerja dalam jumlah yang
banyak. Gerakan mekanik Mesin Gergaji dapat dijelaskan sebagai berikut, perputaran
motor mesin gergaji dihubungkan oleh sebuah sabuk pada roda poros roda gigi, pada
poros keeping penerus dihubungkan dengan roda gigi penghubung. Poros roda gigi
terhubung memutar keping penggerak lalu menggerakan batang penggerak sehingga
menghasilkan gerakan mundur maju pada sengkang gerak, batang penggerak
initerpasang pada suatu alur keping penggerak dan diikat oleh sebuah baut dan mor
(gerakan elektronik) dimana alur itu mengatur panjang langkah sengkang.
16
biasanya jika sudah tumpul harus diasah dengan alat khusus, atau diganti
dengan gergaji yang baru.
Dari namanya kita sudah bisa mengetahui fungsi dari gergaji ini. Ya,
gergaji triplek atau coping saw adalah gergaji yang digunakan untuk
memotong triplek atau papan kayu. Ciri dari gergaji ini adalah memiliki
mata gergaji yang kecil dan tajam. Kelebihan dari gergaji ini adalah
mata gergajinya yang dapat dilepas dan diganti jika sudah tumpul.
Gergaji triplek ini berbentuk huruf “U” yang berfungsi untuk
mempermudah pemotongan pada pola lengkung. Kelebihan lain dari
gergaji ini adala hasil pemotonga yang rapi dan triplek tidak sobek saat
proses penggergajian.
Gergaji besi / hack saw adalah gergaji yang digunakan untuk memotong
benda berbahan logam seperti besi. Disebut gergaji besi karena biasanya
benda berbahan logam disebut besi. Selain logam, gergaji ini juga bisa
digunakan untuk memotong bahan lain seperti pvc dan juga kayu.
Gergaji ini memiliki mata gergaji yang halus dan rapat. Seperti gergaji
triplek / coping saw, mata gergaji ini juga bisa dilepas dan diganti
apabila sudah tumpul. Bobot yang ringan juga jadi kelebihan dari gergaji
ini.
17
Gergaji punggung secara umum digunakan untuk memotong kayu. Hasil
dari pemotongan oleh gergaji ini konsisten dan lebih halus untuk
pemotongan lurus dibandingkan dengan gergaji jenis lainnya.
6. Keyhole Saw
Gergaji rantai / chain saw adalah sebuah gergaji yang digunakan untuk
menebang pohon, baik pohon berukuran kecil maupun besar. Gergaji ini
umum digunakan pada industri kayu. Gergaji ini dioperasikan dengan
tenaga mesin yang berputar menyerupai putaran rantai pada pada
kendaraan roda dua. Karena dioperasikan dengan mesin, maka di
Indonesia gergaji ini biasa disebut dengan gergaji mesin. Gergaji ini
juga mengeluarkan suara yang khas, terlebih ketika bergesekan dengan
benda kerja, atau pohon yang akan dipotong.
8. Scroll Saw
9. Mitersaw
10. Jigsaw
18
Gergaji jigsaw ini memiliki ciri-ciri gigi yang halus dan bilah yang
pendek. Motor gergaji ini bisa dibolak-balik dan bergerak naik turun,
serta kecepatannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Memiliki
bentuk yang terbilang kecil, gergaji ini dioperasikan atau dipegang
dengan tangan dan bisa bergerak leluasa ke berbagai arah seperti kanan,
kiri, zig zag dan juga melingkar. Karena eksplosifitasnya, gergaji ini
dapat membentuk potongan secara lurus, melengkung maupun kurva.
19
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK
D. LEMBAR KERJA
20
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten,
Kode Pos 15417 Email: labindustri27@gmail.com
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas
1. Mesin Gergaji
2. Kayu
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Setting Mesin
1.
21
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
E. REFERENSI
Penerbitan Polinema.
boyolali. ABDIMAS
9. https://doi.org/10.14710/rotasi.16.4.9-16
Mizi, T. (2009). Penggunaan media Benda kerja berurut pada praktek kerja
22
pelat Di jurusan teknik mesin politeknik negeri. Jurnal
Menulis.
perkembangannya.
Suhardi, T. (1982). Keadaan industri logam & mesin Di Indonesia.
MESIN, 1(1). https://doi.org/10.5614/mesin.1982.1.1.5
23
PERTEMUAN 3
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang memutar benda kerja pada
sumbu rotasi untuk melakukan berbagai peroses seperti pemotongan,
pengamplasan,kurling, pengeboran, deformasi, pembubutan muka, dan
pemutaran, dengan alat yang di terapkan pada benda kerja untuk membuat objek
simetris terhadap sumbunya. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanaan
benda yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan
untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
25
Prosedur dan mekanisme proses pengoperasian dengan Mesin Bubut Konvensional dapat dilihat dibawah
ini :
1. Sebelum Proses Pembubutan
Pastikan kondisi mesin yang akan digunakan dalam kondisi siap
pakai.
Ukur benda kerja terlebih dahulu sebelum dipasang kedalam chuck /
cekam
untuk memastikan benda kerja yang akan dikerjakan dimensi
ukurannya lebih besar dari ukuran finish gambar.
Pasang benda kerja kepenjepit cekam / chuck, kencangkan dengan
kekuatan setengahnya saja.
Jika rahang cekam 3 maka setting benda kerja spaya lurus, dengan
cara memukul pelan-pelan benda kerja tersebut sambil cekam di putar
– putar.
Jika rahang 4 maka benda kerja harus di setting center dengan dial
indicator.
Memasang pahat setting senter, yaitu pahat dipasang pada tools post
dan memastikan ujung mata paha setinggi dengan senter.
Pengaturan kecepatan mesin bubut, kecepatan mesin bubut
berdasarkan hitungan dan rubah tuas untuk pengaturannya sesuaikan
dengan hasil hitungan.
Sebelum mesin dinyalakan pastikan kembali benda kerja yang akan
dicekam dan pahat bubutnya terpasang dengan kencang.
Pastikan kembali kunci chuck tidak dalam kondisi terpasang atau pada
penguncian chuck.
2. Selama Proses Pembubutan
Tentukan kecepatan dalam penyayatan feeding sesuai dengan
perhitungan, kemudian sesuaikan pada tuas yang ada di kepala tetap
mesin bubut
Dekatkan eretan atau pahat sengan menggerakan handle eretan lintang
maupun eretan horizontal.
Setting pahat dengan mendekatkan ujung pahat ke benda kerja,
langkah pertama adalah menyayat bagian muka (facing). Langkah
kedua adalah pembentukan dengan penyayatan diameter luar benda
kerja.
Pemakanan atau penyayatan sesuai dengan sekala pada mesin bubut
bagian handle eretan melintang.
Selama proses penyayatan berikan cairan pendingin (dromus).
Jika terdapat kendala atau sesuatu yang tidak diinginkan segera
berhentikan mesin dengan menekan tombol emergensi.
3. Setelah Proses Pembubutan
Matikan mesin dengan menekan tombol emergency dan pastikan
kondisi off pada kontrol panel.
26
Lepas benda kerja dari cekam, sebelumnya kikir atau amplas terlebih
dahulu bagian-bagian yang tajam.
Bersihkan sisa hasil bubutan berupa bram atau chip, yang ,asih berada
diatas mesin dan bersihkan juga lantainya.
Kembalikan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum ke tempat
seperti semula.
Sebelum meninggalkan mesin dicek kembali peralatan jangan sampai
tercecer atau tertinggal.
4. Alat – Alat Yang Digunakan
Dalam mendukung pelaksanaan praktikum menggunakan mesin bubut
maka peralatan yang digunakan sebagai berikut:
Jangka Sorong
Di gunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.
Dial Indikator / Center gauge
Digunakan untuk memposisikan benda kerja di tengah / center.
Penghitung Waktu / Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui atau menghitung waktu dalam proses
pemakanan.
Kunci Pencekam / Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.
Kunci Pahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses
pembubutan kedudukan pahat tidak berubah.
Pahat HSS atau Carbida
Sebagai alat untuk pemakan benda kerja.
Kunci Pas 19
Digunakan untuk mengencangkan compound rest.
27
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten,
Kode Pos 15417 Email: labindustri27@gmail.com
1.
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Pertamaharus
mengeset/memasang
pahat dulu, memasang
pahat harus setinggi senter
putar, pemasangan pahat
tidak boleh lurus harus
1. dimirikan sekitar 10
sampai 20 derajat.
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Selanjutnya jika pahat
28 sudah terpasang senter,
kita memasang benda
kerjanya ke ragum, untuk
memasangnya ke ragum
E. REFERENSI
176. https://doi.org/10.35449/teknika.v4i2.72
183. https://doi.org/10.20527/jtam_rotary.v2i2.2414
Muddin, S., Suradi, S., Fadhli, F., & Zulkifli, Z. (2017). undefined.
1800. https://doi.org/10.47398/iltek.v12i02.385
134. https://doi.org/10.17977/um054v2i2p134-140
Brawijaya Pres
29
PERTEMUAN 4
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada pertemuan kali ini membahas mengenai parameter dimensi ulir dan
penentuan tuas pada mesin bubut konvensional. Dengan melaksanakan
praktikum ulir benda kerja menggunakan Mesin Bubut Konvensional,
mahasiswa dapat mengoperasikan Mesin Bubut Konvensional dengan benar
beserta teknik-teknik Pembubutan Ulir sesuai dengan ukuran.
Proses pembubutan ulir pada mesin bubut standar, pada dasarnya hanyalah
alternatif apabila jensis ulir yang diperlukan tidak ada dipasaran umum atau
jenis ulir yan dibuat hanya untuk keperluan khusus. Mesin bubut standar
didesain tidak hanya untuk membuat ulir saja, sehingga untuk melakukan
pembubutan ulir memerlukan waktu yang relatif lama, hasilnya kurang presisi
dan banyak teknik-teknik yang harus dipahami sebelum melakukan
pembubutan ulir.
Ulir segitiga merupakan ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang biasa
digunakan untuk membuat ulir segitiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung
pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris
sudut ulir adalah 60°, sedangkkan ulir without 55°. contoh identifikasi ulir
biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir. Misalnya ulir
M50x0,8 berati ulir metris dengan diameter mayor 50 mm dan kisar ( pitch )
0,8 mm.
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut
ulir 55o ). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah
ulir tiap inchi. Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah
16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada
pipa mencegah kebocoran fluida).
30
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat
(Gambar 6). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi
utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu :
diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang
digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah)
menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix
ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.
Istilah ulir luar pada dasarnya mengandung makna yang sama dengan
baut. Sedangkan mur juga bisa disebut sebagai ulir dalam. Tahukah Anda,
pembuatan ulir luar bisa dilakukan dengan mesin bubut? Kita mengenal baut
sebagai suatu batang yang berbentuk tabung yang mempunyai alur heliks di
permukaannya. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), baut adalah
batangan yang berulir dan biasanya dipasangkan dengan mur.
31
2. Tentukan jenis mesin bubut yang sesuai
3. Siapkan benda kerja sesuai dengan diameter luar ulir
4. Pasang benda kerja dengan baik
5. Setel pahat ulir dan eretan atas pada posisi yang benar
6. Tentukan kisar dengan mengatur tuas-tuas pada gearbox
7. Tentukan kecepatan potong, biasanya dipilih 1/3 dari kecepatan potong
pembubutan biasa.
8. Hitung kedalaman pemotongan ulir
9. Beri batasan panjang bagian benda kerja yang diulir
10. Cek kembali kebenaran kisar ulir dengan picth gauge
11. Lakukan pembubutan ulir dengan benar
12. Cek ulir yang telah dibuat
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten,
Kode Pos 15417 Email: labindustri27@gmail.com
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
1. Pertama kita harus
mengukur ulir yang ingin
kita buat, pitchnya berapa
dan masuk kategori ulir
apa, setelah melakukan
pengukuran pada mur
jenis ulir yang akan di
buat adalah jenis segitiga
dengan jarak pitch 2.0 mm
(Ulir segitiga ada dua
jenis yaitu ulir metris dan
32
ulir withworth,
perbedaannya yaitu jika
menggunakan ulir metris
sudurnya 60 derajat dan
jika menggunakan ulir
withworth sudutnya 55
derajat, satuannya inchi)
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Lakukan penyenteran
mata pahat dengan cara
menyentuhkan ujung mata
pahat dengan ujung kepala
lepas, pastikan posisinya
3. benar benar center
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
33
Jika sudah center
selanjutnya lakukan
pengamatan yang ada di
table mesin bubut ada di
posisi berapa ulir yang
akan kita buat dan ada
di kolom berapa, contoh
kita akan membuat ulir
4.
metris 2.0 mm jadi kita
akan menggunakan ulir
2 ada di kolom C3 dan
M1, jika sudah setelah
itu kita cek posisi roda
gigi yang ada di
dalam gir box apakah
posisinya sudah
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
5.
Kesimpulan :
Proses pembubutan ulir pada mesin bubut konvensional, pada dasarnya
hanyalah alternatif apabila jenis ulir yang diperlukan tidak ada dipasaran
umum atau jenis ulir yan dibuat hanya untuk keperluan khusus. Mesin bubut
standar didesain tidak hanya untuk membuat ulir saja, sehingga untuk
melakukan pembubutan ulir memerlukan waktu yang relatif lama, hasilnya
kurang presisi dan banyak teknik-teknik yang harus dipahami sebelum
melakukan pembubutan ulir.
34
A. REFERENSI
Riadi, S., Triono, S., & Muslim. (2020). Teknologi Pemesinan: Pembelajaran
Riadi, S., Triono, S., & Muslim. (2020). undefined. Yayasan Kita Menulis.
70. https://doi.org/10.29406/stek.v11i2.2304
Deepublish.
35
PERTEMUAN 5
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mesin frais atau mesin milling konvensional adalah salah satu mesin konvensional yang
mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan
alur dan roda gigi. Mesin perkakas ini mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda
kerja dengan mempergunakan pisau milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang
berputar pada sumbu mesin.
Prinsip kerja mesin frais atau milling konvensional adalah proses yang dilakukan
dengan mesin di mana pahat pemotong akan berputar kemudian menyayat dan
menghilangkan bahan dari benda kerja yang terdapat pada arah sudut dengan sumbu
pahat. Dengan bantuan mesin frais, dapat dilakukan berbagai macam operasi dan fungsi
mulai dari benda berukuran kecil hingga besar
Pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah
vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe
36
kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan
type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan
untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
a. Frais muka
b. Frais spiral
c. Frais datar
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
Sebelum melakukan pengoperasian mesin frais, ada beberapa hal yang harus
dilakukan antara lain :
1. Setting benda kerja menggunakan dial indicator ,putar benda kerja 180⁰
2. Setting cekam hingga jarum diam (masuk toleransi kurang lebih 5 strip)
3. Pastikan pergeseran dial masuk toleransi
4. Pasang pisau endmill ,dan kencangkan dengan kunci collet
5. Setelah mesin siap , gunakan kacamata pelindung
6. Lali, gunakan top zero workpiece ,setelah zero workpiece
selesai ,turunkan kepala mesin
7. Selanjutnya ,lakukan pengefraisan
8. Putar piring kepala pembagi dengan perhitungan
38
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,
Banten,
Kode Pos 15417 Email: labindustri27@gmail.com
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas
1. Diel Indicator
2. Pisau Edmill
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
39
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
4.
Penurunan kepala mesin
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
5.
Proses pengefraisan
C. KESIMPULAN
40
atau horizontal.
Dalam konfigurasi tersebut, alat pemotong dapat
mencapai berbagai posisi x,y,z pada benda kerja dan
memulai proses pemotongan dan pembentukan.
41
Tabel 5.1 Tabel pengamatan proses milling
F. REFERENSI
Teknik
Riadi, S., Triono, S., & Muslim. (2020). undefined. Yayasan Kita
Scientific Journal of
https://doi.org/10.33019/jm.v6i1.1178
42
PERTEMUAN 6
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat dan mampu mengetahui cara pengoperasian mesin CNC Milling dengan
baik dan benar. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan langkah kerja mesin CNC
Milling. Agar mahasiswa dapat membuat program benda kerja CNC Milling dengan baik dan benar.
Pada prinsipnya, cara kerja mesin CNC ini adalah benda kerja dipotong oleh sebuah pahat
yang berputar dan kontrol gerakannya diatur oleh komputer melalui program yang disebut G-
Code.Komputer ini merupakan komponen yang sangat penting dan sangat vital dalam sistem kontrol
numerik. Komputer dapat memecahkan persamaan-persamaan matematika dan pekerjaan yang sulit
dalam waktu singkat. Selain itu sebuah komputer dapat dengan mudah memahami bentuk dan ukuran
benda kerja, fungsi kontrol dari mesin dan operasi pengerjaannya.
Keuntungan penggunaan mesin CNC antara lain adalah :
1.Kemampuan mengulang
Pada saat pembuatan benda kerja, mesin CNC ini mampu mengulangi membuat beberapa benda
dengan bentuk yang sama persis dengan aslinya.
2.Keserbagunaan
Mesin CNC dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengerjaan/bermacam macam kontur sesuai
dengan kebutuhan.
3.Kemampuan kerja
Mesin CNC dapat memproduksi benda kerja secara terus menerus dengan
hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas pengerjaan.
43
Position Shift Offset
Titik NOL mesin untuk mesin milling terletak pada sudut kiri atas dari meja mesin. Titik nol pada
posisi ini, pada pemakaiannya bisa digeser ke suatu titik/ tempat yang menguntungkan. Perg Untuk
melakukan pergeseran titik referensi mesin perlu diketahui titik-titik referensi mesin yaitu :
Mesin bubut CNC mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya mesin bubut konvensional yaitu
gerakan ke arah melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja mesin
bubut CNC juga sama dengan mesin bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam
bergerak sedangkan alat potong diam. Untuk arah gerakan pada mesin bubut diberi lambang sebagai
berikut :
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar. Untuk memperjelas fungsi
sumbu-sumbu mesin bubut CNC dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini.
44
GAMBAR 6.2 TITIK SUMBU MESIN CNC BUBUT
D. LEMBAR KERJA
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
Menghidupkan mesin
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
NO FOTO PROSES CNC
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
G. Menghidupkan progam
Melepaskan emergcy stop
mesin CNC
Mereset mesin CNC
KESIMPULAN
46
47
REFERENSI
Makalah MANUFAKTUR 2 " Pengenalan Mesin CNC frais / Milling " Disusun
research. https://www.academia.edu/33814062/
MAKALAH_MANUFAKTUR2_Pengenalan_Mesin_CNC_Frais_Milling_Disusun_Oleh
permukaan draw bar mesin Milling aciera dengan proses cnc turning. Jurnal
48
PERTEMUAN 7
Pengertian Proses pengelasan SMAW yang umummnya disebut Las Listrik adalah
proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan
elektroda. Panas tersebut ditimbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara
katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat yang akan dilas).
umumnya juga disebut las listrik merupakan suatu proses pengelasan yang
menggunakan panas untuk mencairkan material dasar dan elektroda, panas tersebut di
timbulkan oleh lompatan ion listrik yang terjadi di antara katoda dan anoda (ujung
elektroda dan permukaan plat yang akan dilas ) dengan menggunakan bahan
tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Proses pengelasan terjadi karena arus
listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk suatu 3 panas yang
dapat mencapai suhu hingga 3000 C,sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan
dilas mencair.
Proses terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan material
dasar sehingga terjadi hubungan pendek dan saat terjadi hubungan pendek tersebut
tukang las (welder) harus menarik elektrode sehingga terbentuk busur listrik yaitu
lompatan ion yang menimbulkan panas.
49
Gambar 7.1 Proses pengelasan SMAW
Kelebihan SMAW
Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair
50
oleh nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau
tanpa logam pengisi. Pada pengelasan ini dibutuhkan bahan tambahan yaitu kawat
besi sebagai material yang digunakan untuk mengisi kampuh material yang akan
di sambung.
Kelebihan
51
Kekurangan
1. Kualitas logam las berbeda dengan logam induk, dan kualitas dari logam
induk pada daerah yang tidak terpengaruh panas ke bagian logam las berubah
secara kontinyu.
GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan proses penyambungan dua buah
logam atau lebih yang sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang berupa
kawat gulungan dan gas pelindung (gas argon, helium, argon+helium 9
dsb)melalui proses pencairan. Kegunaan gas pada proses pengelasan GMAW
untuk melindungi dari proses oksidasi dan dapat juga mempengaruhi kualitas dari
hasil las itu sendiri,
52
GAMBAR 7.3 ALUR PROSES PENGELASAN GMAW
Kelebihan
C. LEMBAR KERJA
53
1. Membersihkan bahan yang akan dilas. Pakai palu untuk membersihkan kerak pada permukaan
ruangan yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang optimal.
2. Tempatkan bahan yang akan dilas pada tempat yang sudah disiapkan. Baik itu memakai meja
kerja atau hanya menempatkannya di lantai. Melayani kerapatan di antara dua bahan. Pakai
klem bila diperlukan.
3. Tempatkan masa mesin las pada salah satu sisi bahan yang akan dilas. Tambahkan elektroda
pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda sesuaikan dengan
urutan bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan elektroda pada tang penjepit
elektroda.
4. Sesudah bahan siap untuk di las, perlahan-lahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang
akan dilas.
5. Arak di antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat memengaruhi kualitas
pengelasan. Bila jarak begitu jauh, akan muncul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses
pengelasanpun tidak prima. Bila jarak begitu dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Serta
tidak ada jarak yang cukup untuk tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik yaitu seperdelapan
dari tebal elektroda.
6. Dengan memakai masker pelindung atau kacamata las, Anda bisa memperhatikan sisi elektroda
yang telah mencair yang menyatukan antara dua bahan yang dilas itu. Perlahan-lahan gerakkan
elektroda ke sepanjang ruang yang dilas.
7. Hasil yang baik waktu pengelasan bisa dilihat di atas permukaan yang dilas berupa seperti
gelombang rapat dan teratur ditutup dengan sempurna sisi yang dilas.
8. Sesudah selesai, bersihkan kerak yang menutupi sisi yang dilas dengan memakai palu. Periksa
kembali apakah ada sisi yang belum sempurna. Bila belum sempurna, ulangilah sisi yang belum
tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan yang telah dilas harus di gerinda
bila pengelasan tidak sempurna. Tetapi bila tidak fatal, kita cukup mengelas sisi yang belum
terlas dengan sempurna itu.
7. Tahanan :ohm
54
Nama Asisten
Nomor Induk Mahasiswa : Lab :
Semester/Angkatan : Nilai :
Program Studi : Kelas
1. Mesin Las
2. Besi
3. Elektroda
4. Aliran Listrik
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
Pemotongan Bahan
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
55
KETERANGAN
NO FOTO PROSES
J. KESIMPULAN
56
D. REFERENSI
https://doi.org/10.21831/jpv.v6i2.6343
Kelas X. Nilacakra.
57
1. NAMA : AHMAD FURY FABIAN
ALAMAT : KP. CIBARENGKOK
NO.HP : 0895339201951
HOBBY : FISHING
58
LABORATORIUM TEKNIK
INDUSTRI UNIVERSITAS
PAMULANG
FORM QUISIONER PENILAIAN
KELOMPOK
6 STEFANUS A.D.AMILO 90
6 STEFANUS A.D.AMILO 95
59
4 M FAJAR CANDI WICAKSONO 95
6 STEFANUS A.D.AMILO 90
6 STEFANUS A.D.AMILO 95
Isilah masing-masing pertanyaan dengan jawaban NAMA dan NIM yang ada di
kelompok anda.
Jika anggota kelompok melebihi 5 orang tambahkan sesuai jumlah anggota
kelompok.
Setelah semua pertanyaan diisi silahkan berikan lembar kuisioner ke assiten
laboratorium bersangkutan berupa Hard Copy dan Soft Copy.
Kesimpulan :
Dari semua penilaian yang telah didapatkan pada kuesioner diatas, didapat bahwa rata-
rata nilai dalam keterlibatan anggota dalam menyelesaikan laporan praktikum Proses
Manufaktur adalah sebagai berikut :
60
5 RADIATUL PUTRI REVANI 96,25
6 STEFANUS A.D.AMILO 92,5
61