You are on page 1of 13

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah paper ini bisa selesai
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas mengenai
Korupsi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Kami sadar makalah
ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
DAFTAR ISI
ABSTRACT
Corruption is a criminal act that breaks and against the state law and the religion
law. Due to the fact that this corruption is not only prohibited by the greatest one God but
the effective legislation rule as well. Furthermore, the corruption can bring about a loss to all
side. For instance; being able to make a misery society and country, locking the country
economy growth rapidity, putting in disorder country, being able to bring about a bad image
for the country on the international people’s view, in addition to, being able to cut down the
country thrust level on the international worl eithin doing cooperation, mainly in economy
sector. Even for further more, the corruption make afraid of all foreigner investors to invest
their stock or share in Indonesia. On the other hand, the corruption can also induce the
blocked project being carried out in ourselves country as well as can hamper routine’s job of
the country. Thus the corruption act can become the cause of the stopped country advance
or progress. As a final point, those corruptors’ re properly given a punishment dealing with
their deed. Even a great deal of society group wish those corruptors to be killed out or be
given as a death sentence or in other words, at least is to be imposed as heavy as
punishment in order to making them discourage to redo their deed. As a matter of the fact,
this is only an example for other people who want to do what was done by the perpetrators
before. In the long run, the corruption level can be decreased in this our motherland’s
country.
Keywords: the corrupt criminal act constitution, constituonal law, the effective
legislation rule, Islamic law, Al-Qur’an & Al-Hadist.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

Korupsi merupakan salah satu tindak pidana yang mempunyai akibat buruk bagi
perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan saja merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara namun juga menghambat pembangunan nasional. Tindak
pidana korupsi bertentangan dengan Pasal 28H ayat (1) Undang - Undang Dasar 1945 yang
berbunyi :“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”.

Bertentangan dengan Pasal 28H ayat (1) Undang - Undang Dasar 1945 karena hak setiap
orang untuk hidup sejahtera lahir dan batin tidak terpenuhi karena kebijakan negara yang
diperuntukan untuk pembangunan nasional tidak optimal akibat korupsi yang dilakukan oleh
kebanyakan dari kalangan pejabat yang duduk dikursi pemerintahan. Dampak akibat tidak
optimalnya kebijakan untuk pembangunan nasional mempengaruhi unsur - unsur lain pada
pasal tersebut seperti, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.Rakyat disini mempunyai posisi hanya
sebagai korban. Didalam viktimologi pengertian korban menurut Arif Gosita adalah mereka
yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari
pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan
dan hak asasi yang menderita. Dengan demikian tindak pidana korupsi harus diberantas
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang
- Undang Dasar 1945.Didalam ilmu kriminologi, tindak pidana korupsi merupakan salah satu
dari Extra Ordinary Crime, yakni dapat dimasukkan ke dalam kategori white collar Crime
yang perbuatannya selalu mengalami perubahan dalam modus operandinya dari segala sisi,
sering juga disebut dengan Invicible Crime, yakni suatu bentuk kejahatan yang sulit dan
rumit dalam hal pembuktiannya, baik dikarenakan modus operandinya maupun bentuk
profesionalitas pelaku, seringkali mengalami kesulitan dalam hal pembuktiannya, oleh
karena itu diperlukan suatu pendekatan sistem yang baik dan sesuai dalam upaya
pemberantasannya.

Ancaman sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana korupsi diatur dalam Undang -
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Pasal 2
dan Pasal 3, berbunyi seperti berikut : Pasal 2 ayat (1) adalah “setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”. Pasal 2 ayat
(2) “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam
keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan”. Pasal 3 ayat (1) adalah “setiap orang yang
dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukanyang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1000.000.000,00 (satu milyar rupiah)”.

Dari penjelasan bunyi pasal tersebut ancaman sanksi pidana dan denda sangat berat bagi
pelaku tindak pidana korupsi, namun kejahatan korupsi masih tetap saja terjadi seolah - olah
setiap orang yang melakukan tindak pidana korupsi tidak takut akan ancaman sanksi pidana
dan denda tersebut.

Banyak faktor yang mengakibatkan tindak pidana korupsi tetap terjadi meskipun secara
yuridis tertulis ancaman hukuman yang didapatkan akibat melakukan tindak pidana korupsi.
Sebagai contoh faktor moralitas pelaku tindak pidana korupsi, rata - rata orang yang
melakukan tindak pidana korupsi adalah pejabat yang mempunyai gaji yang lebih dari cukup
dengan fasilitas terpenuhi. Moralitas para pelaku tindak pidana korupsi telah terpengaruhi
oleh gaya hidup modern yang cenderung ke arah hedonism, sehingga selalu dituntut untuk
selalu lebih dan merasa kurang atas apa yang telah dipunyai untuk memenuhi gaya
kehidupannya tersebut. Adapula faktor aviliasi, yaitu orang terdekat mempengaruhi dirinya
pelaku tindak pidana korupsi. Korupsi seakan sudah menjadi hal yang wajar di Negara
Indonesia baik yang terjadi di kalangan elit politik yang berada di lingkungan pejabat
maupun sampai lingkungan masyarakat umum. Orang yang baik pun ketika berada dikelilingi
oleh orang - orang yang melakukan tindak pidana korupsi maka akan terpengaruh juga. Dua
faktor penyebab alasan orang melakukan tindak pidana korupsi, faktor Moralitas dan faktor
Aviliasi yang memungkinkan mempengaruhi seorang melakukan tindak pidana korupsi.
Butuh waktu dan usaha yang panjang serta lebih ketika mengetahui fakta - fakta tersebut
untuk memberantas korupsi secara penuh sampai ke akarnya.

Faktor berikutnya adalah tentang penegakan atas aturan yang dipergunakan. Tindak pidana
korupsi telah diatur oleh aturan hukum berupaUndang - Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Undang - Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, faktor inilah yang dapat dikatakan penting. Apabila
aturan ditegakkan dengan benar maka aturan tersebut dapat mencegah terjadinya tindak
pidana korupsi. Dari aturan hukum tersebut lebih cepat serta efektif jika penerapannya
dilakukan sesuai dengan aturan hukum yang ada untuk memberantas tindak pidana korupsi,
daripada merubah atau mengganti semua orang yang duduk dikursi pemerintahan atau
merevolusi mental setiap orang. Kenyataannya banyak hal yang menyimpang dari
pelaksanaan aturan hukum tersebut sehingga aturan hukum tersebut kurang mempunyai
arti dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

Kurang optimalnya ataupun tidak ada konsistensi hukuman yang pasti terhadap orang yang
melakukan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara menjadikan dasar
mengapa aturan hukum tersebut masih tetap dilanggar atau tidak optimal dalam
penegakannya sehingga banyak orang melakukan tindakan korupsi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.2. Pengertian Korupsi Secara Teoritis


Korupsi sesungguhnya sudah lama ada terutama sejak manusia pertama kali
menganut tata kelola Administrasi. Pada kebanyakan kasus korupsi yang tidak
lepas dari kekuasaan, berokrasi, ataupun pemerintahan.
Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan Politik. Sekalipun sudah
dikategorikan sebagai tindakan yang melanggar Hukum, pengertian korupsi
dipisahkan dari bentuk pelanggaran hukum lainnya. Selain mengkaitkan korupsi
dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan social perekonomian, kebijakan
publik, kebijakan Internasional, kesejahteraan social dan Pembangunan Nasional.
Begitu luasnya aspek-aspek yang terkait dengan korupsi, sehingga organisasi
internasional, seperti PBB memiliki badan khusus yang memantau korupsi dunia.
Dasar atau keadaan untuk mem berantas dan menanggulangi korupsi adalah
memahami pengertian korupsi itu sendiri. Pada bagian ini dibahas mengenai
pengertian korupsi berdasarkan definisi-definisi umum dan pendapat para pakar.
Sedangkan pendapat pakar antara lain :
a. Corruptie adalah korupsi, perbuatan curang. Perbuatan curang, tindak
pidana yang merugikan keuangan Negara. (Subekti dan Citrisoedibio)
b. Menguraikan istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang
menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi
dibidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan umum.Hal
ini diambil dari definisi “financial” manipulations and deliction injurious
to the economy are often labelet corrupt”. (Baharudin Lopa-mengutip
pendapat Dafid M. Chalmers)

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang


artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr.
Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mencari keuntungan,  dan merugikan kepentingan
umum. Menurut saya sendiri tindakan korupsi merupakan tindakan dimana para
pejabat public menggelapkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai pemuas
kebutuhan dalah kehidupannya. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan
salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-
sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan
formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya
diri sendiri.
Kata “Korupsi” berasal dari bahasa latin “Coruptio” (Fackema Andrea : 1951) atau
“Corruptus” (Webster Student Dictionary : 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa “Corruption”
berasal dari kata “Corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut
kemudian dikenal istilah “Corruption, Corruptie” (Inggris), “Corruption” (Perancis) dan
“Corruptie/Korruptie” (Belanda). Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian3 . Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia,
adalah “kejahatan, keburukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidak jujuran”
(S. Wojowasito – Wjs Poerwadarminta : 1978). Pengertian lainnya “Perbuatan yang buruk
seperti penggelapan uang penerimaan uang sogok, dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta :
1976). Selanjutnya untuk beberapa pengertian lain, di sebutkan bahwa (Muhammad Ali :
1998) :
1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekua-saan untuk
kepentingan sendiri dan sebagainya;
2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya, dan
3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan
yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatas namakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan
masuk dalam dalam pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat
Pancasila Dalam Persepektif Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional.
Istilah korupsi berasal dari satu kata dalam bahasa latin yakni corruptio
atau corrptus yang disalin ke berbagai bahasa. Misalnya disalin dalam bahasa
inggris menjadi corruption atau corrupt dalam bahasa prancis menjadi corruption
dan dalam bahasa belanda disalin menjadi istilah corruptie (korruptie).Agaknya
dari bahsa belnda itulah lahir kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah
istilah tersebut berarti segala macam perbuatan yang tidak baik, seperti yang
dikatakan andi hamzah sebagaimana di nukil Adami Chazawi korupsi berarti
sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyempangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina
atau memfitnah.(Adami,2016)
Menurut Klitgraard korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang
dari tugas-tugas resmi jabatanya dalam negara, dimana untuk memperoleh
keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga
dekat, atau kelompok), atau melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut
tingkah laku pribadi. Pengertian ini dilihat dari perspektif administrasi negara.
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum, yang dimaksud
corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan curang. tindak pidana yang
merugikan keuangan negara.(Subekti, 1973)
Sementara itu menurut undang-Undang nomor 20 tahun 2001 tentang
pemberantasan tindak pdana korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi
adalah setiap orang yang dikatergorikan melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
Fuady mengategorikan korupsi sebagai salah satu jenis kejahatan kerah
putih (white Collar Crime) atau kejahatan berdasi.(Munir,2004) Kejahatan ini
berbeda dengan kejahatan yang melibatkan orang-orang atau pelaku kejahatan
jalanan. Pihak yang terlibat merupakan orang-orang terpandang dan
biasanya.berpendidikan tinggi. Korupsi pun dilakukan dengan cara-cara yang
canggih dengan berbagai modus operandi, yang seolah-olah membuat perbuatan
korupsi menjadi perbuatan biasa dan legal. Jika diukur dengan modus operandi,
korupsi merupakan salah satu bentuk kejahatan kelas tinggi yang sebenarnya
dilatar belakangi oleh prinsip yang keliru.
Dari beberpa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi
adalah perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan suap, dan
sebagainya untuk memperkaya diri sendiri, orang lain,atau korporasi yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara, yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepentingan dan kekuasaan. Dalam hal ini korupsi merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.
BAB III
PENUTUP
 
3.1. Abstrak
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kekuasaannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya
pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia,
serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.  
Keywords
Korupsi, aspek, perilaku

  3.2. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya
yang harus dilakukan guna mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk
korupsi, anatara lain;
(1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
(2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta
(3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika, 1991)
Munir Fuady, Bisnis Kotor, Anatomi Kejahatan Kerah Putih, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004), 22.
Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1973).

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara, A.


(2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata
Soekarno).
SUMBER: http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html.
Diakses 31 Oktober 2013

You might also like