You are on page 1of 7

APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 (p) | ISSN 2598-2176 (e)

Volume xx, Nomor x, xxxx | Page: x-x ONLINE: ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia

PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PENYULUHAN


PADA MASYARAKAT GLUGO
Ahmad Nasim*, Nisrina Inez Prajawati, Hani Hidayatus Saputri, Sahid Isbana,
Muhammad Ilham Samawi, Arfa’ni Darojatun, Hana Izza Al Rasyid Hasibuan, Putri
Vivi Anggreani, Nur Wahdah Alfani Mashin, Dany Alfian Ferdiansyah, Puji Nurul
Khotimah, Hesti Ludla’in Nafwa
UIN Sunan Kalijaga
*19103070056@student.uin-suka.ac.id

Abstract - Stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers, especially in Indonesia
based on the results of the Indonesian Nutritional Status Study (SSGI) of the Ministry of Health.
Stunting has a huge impact on children's health such as impaired brain development, intelligence,
physical growth, and metabolism, reducing cognitive development abilities, weak immunity, and a
high risk of developing metabolic diseases. According to Hidayati in (Imani, 2020) the cause of stunting
is due to the lack of child nutrition in the first 1000 days of life, namely from the time the child is in
the womb until the age of 2 years. One form of effort in stunting prevention is through counseling aimed
at mothers and brides-to-be. One of the stunting counseling was held to the Glugo Community. The
stunting counseling activity aims to reduce the stunting rate by focusing on educating the Glugo
Community. In the counseling, it is explained how preventive steps can be taken, namely meeting
nutritional needs from pregnancy, giving exclusive breastfeeding until the baby is 6 months old,
accompanying exclusive breastfeeding with healthy complementary food, continuing to monitor the
child's growth and development, and always maintaining environmental cleanliness.

Keyword: Stunting Prevention, Stunting Counseling, Glugo Community.

Abstrak - Kondisi stunting menjadi salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita terutama di
Indonesia berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan. Stunting
sangat berdampak bagi kesehatan anak seperti terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
pertumbuhan fisik, serta metabolisme, mengurangi kemampuan perkembangan kognitif, kekebalan
tubuh lemah, dan berisiko tinggi terkena penyakit metabolic. Menurut Hidayati dalam (Imani,
2020) penyebab stunting karena kurangnya gizi anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu
sejak anak dalam kandungan sampai dengan usia 2 tahun. Salah satu bentuk upaya dalam
pencegahan stunting yaitu melalui penyuluhan yang ditujukan kepada ibu dan calon pengantin.
Penyuluhan stunting salah satunya diadakan kepada masyarakat Padukuhan Glugo. Kegiatan
penyuluhan stunting tersebut bertujuan untuk menekan angka stunting dengan fokus mengedukasi
masyarakat Padukuhan Glugo. Didalam penyuluhan tersebut, dijabarkan bagaimana langkah
pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, beri ASI Eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan, dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat, terus memantau
tumbuh kembang anak, dan selalu jaga kebersihan lingkungan.

Kata kunci: Pencegahan Stunting, Penyuluhan Stunting, Masyarakat Padukuhan Glugo.

This article is distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)
Ahmad Nasim, Dkk.

A. PENDAHULUAN
Mayoritas orang tua hanya melihat perkembangan dan pertumbuhan anak dari berat badan
saja, jika mencukupi maka anak dianggap sehat, padahal faktor tinggi badan juga sangat
berpengaruh, bisa jadi karena tinggi badan tidak sesuai anak mengalami kondisi stunting (Imani,
2020). Stunting merupakan masalah gizi kronis pada anak yang ditandai oleh tinggi badan yang lebih
pendek dari anak seusianya (Ahmad dkk., 2022). Menurut standar World Health Organization
(WHO), anak dikatakan stunting jika tinggi badan atau panjang badan menurut umur (HAZ-score)
setidaknya dua standar deviasi (SD) di bawah nilai median Standar Pertumbuhan Anak WHO
(Patimah, 2021).
Kondisi stunting menjadi salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita terutama di
Indonesia berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi
balita mengalami stunting sebesar 24,4% pada tahun 2021. Menurut Direktorat Kesehatan dan Gizi
Masyarakat dan Sekretaris Percepatan Perbaikan Gizi - Bappenas dalam (Rahmawati dkk., 2020)
anak-anak dapat mengalami kondisi stunting disebabkan karena pola asuh yang kurang baik
termasuk kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum, saat, dan pasca kehamilan,
setelah ibu melahirkan, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya asupan makanan bergizi, air
bersih, dan sanitasi. Menurut Hidayati dalam (Imani, 2020) penyebab stunting karena kurangnya
gizi anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak anak dalam kandungan sampai dengan usia
2 tahun.
Menurut (Umam dkk., 2022) stunting sangat berdampak bagi kesehatan anak seperti
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, serta metabolisme, mengurangi
kemampuan perkembangan kognitif, kekebalan tubuh lemah, dan berisiko tinggi terkena penyakit
metabolik. Seperti yang diketahui stunting sangat berisiko bagi pertumbuhan anak, oleh karena itu
upaya pencegahan stunting harus dilakukan dengan segera. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat
Glugo. Padukuhan Glugo memiliki 4 kampung yaitu Tegal Krapyak, Janganan, Glugo, dan
Sorowajan. Glugo beralokasi di desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55188.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama calon
pengantin, ibu hamil, dan ibu muda tentang penyebab, dampak, serta upaya pencegahan stunting
di padukuhan Glugo. Manfaat penelitian ini untuk menjadi masukan bagi masyarakat Glugo agar
dapat mencegah terjadinya stunting bagi balita. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
kedepannya dapat mencegah dan mengurangi adanya kondisi stunting pada balita dan menambah
referensi untuk penelitian selanjutnya.

Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik penelitian sekarang sebagai betikut:

2 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx


Pencegahan Stunting Melalui Penyuluhan Pada Masyarakat Glugo

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Marni dan Nita Yunianti Ratnasari (2021) dalam
jurnal yang berjudul “Penyuluhan Pencegahan Risiko Stunting 1000 Hari Pertama Kehidupan pada
Generasi Muda”. Metode dalam kegiatan ini adalah dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab,
memberikan kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan. Tujuan kegiatan adalah untuk
meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang cara mencegah terjadinya stunting, memotivasi
generasi muda agar berkontribusi dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat, terutama yang
mempunyai keluarga dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta, berperilaku hidup bersih
dan sehat dengan tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkoba, tidak melakukan seks bebas
sehingga tidak muncul kehamilan yang tidak diharapkan. Hasil dari kegiatan ini adalah skor nilai
mean pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan adalah 49,3, skor setelah diberikan penyuluhan
adalah nilai mean 75,2 sehingga terjadi kenaikan skor mean nilai 25,9 sehingga penyuluhan kesehatan
ini terbukti meningkatkan pengetahuan para generasi muda dalam mencegah terjadinya stunting.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Auradvan Marta, dkk. (2022) dalam jurnal yang
berjudul “Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Pada Masyarakat Kelurahan Pematang Reba”.
Metode dalam kegiatan ini adalah dengan meningkatkan edukasi melalui media informasi elektronik
maupun non-elektronik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan sumbangsih pemikiran
berdasarkan ilmu pengetahuan dalam masalah pengembangan kualitas kesehatan manusia, dalam
arti memberitahukan kepada masyarakat akan bahaya dari stunting dan bagaimana cara pencegahan
serta mendeteksi agar tidak terjadi stunting pada masyarakat kelurahan Pematang Reba melalui
penyebaran edukasi dan informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tim telah melakukan berbagai
rangkaian kegiatan dengan meningkatkan edukasi melalui penyebaran video edukasi, penyebaran
brosur, dan pembuatan banner stunting yang bertujuan untuk menekan angka stunting dan
memberikan informasi stunting kepada masyarakat kelurahan Pematang Reba.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Umam, dkk. (2022) dalam jurnal yang
berjudul “Sosialisasi Bahaya Stunting di Desa Pucungwetan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Wonosobo”. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya stunting dan cara penangannya agar
dapat menurunkan resiko stunting pada anak. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya stunting dan bertambahnya wawasan mengenai
penanganan stunting. Kader-kader yang ada di posyandu telah di edukasi tentang bahaya stunting
guna merubah pola pikir masyarakat.

B. METODE

Tempat penelitian pencegahan stunting ini adalah Padukuhan Glugo, Desa Panggungharjo,
Sewon, Bantul, Yogyakarta. Metodologi penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
secara kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yakni
pengamatan langsung pada objek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Dalam

APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx 3


Ahmad Nasim, Dkk.

penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang menjelaskan data-data yang
diperoleh apa adanya secara sistematis. Dimana penelitian ini memberikan gambaran secara lengkap
yang berkaitan dengan subjek.

Peneliti juga mengamati secara langsung bagaimana mekanisme penyuluhan pencegahan


stunting pada Padukuhan Glugo. Data dan informasi dalam penelitian ini dikumpulkan
menggunakan data primer. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiono, 2018). Jadi data primer itu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
dari sumber pertama atau objek penelitian. Data ini didapat dari wawancara dan dokumentasi yang
dilakukan peneliti dengan pembicara penyuluhan stunting dan juga beberapa masyarakat.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Padukuhan Glugo

Padukuhan Glugo merupakan salah satu lingkungan yang masuk dalam wilayah kelurahan
Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul. Dukuh Glugo memiliki RT sebanyak 12,
yang terbagi atas empat wilayah yaitu: RT 1 dan 2 termasuk kampung Tegal Krapyak, RT 3, 4, 5
termasuk kampung Janganan, RT 6 dan 7 termasuk Kampung Glugo, RT 8,9,10,11,12 termasuk
Kampung Sorowajan. Glugo mempunyai total penduduk sekitar 2000 orang dengan tingkat
pendidikan yang bermacam macam mulai SD sampai Srata 2 dengan mayoritas pekerjaan
wiraswasta.

Masyarakat Glugo merupakan masyarakat yang mandiri dan mau diajak berdiskusi.
Banyaknya kegiatan masyarakat sudah menggambarkan majunya kegiatan sosial di dukuh ini, ada
berbagai kegiatan masyarakat.Jika tidak dalam keadaan pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat, maka akan banyak kegiatan rutinan yang dilakukan mulai dari kegiatan ibu PKK,
Kegiatan Remaja, Kegiatan TPA dan Kegiatan Bapak-Bapak. Masyarakat Dukuh Glugo mayoritas
beragama islam, fasilitas untuk menunjang aktivitas keagamaan di Dukuh Glugo sangatlah lengkap
dengan adanya 5 masjid yakni: Masjid Al Mustofa, Masjid Al Mu’min, Masjid Al Huda, Masjid Al
Anshor, Masjid Al Ikhsan.

Padukuhan Glugo tergolong maju. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dukuh Glugo
Relatif maju dibanding dukuh-dukuh lainya, faktor-fator ini antara lain:
1. letak wilayah yang mudah terjangkau atau strategis
2. infrastruktur dukuh yang maju
3. tingkat pedidikan yang relatif tinggi
4. kemajuan individual dan bersama, jiwa sosial yang tinggi
Padukuhan Glugo ini mempunyai banyak potensi, yang apabila dikembangkan dengan maksimal
akan menyebabkan dukuh ini lebih maju.

4 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx


Pencegahan Stunting Melalui Penyuluhan Pada Masyarakat Glugo

Penyuluhan Stunting di Padukuhan Glugo


Salah satu bentuk upaya dalam pencegahan stunting yaitu melalui penyuluhan yang
ditujukan kepada ibu dan calon pengantin. Belakangan ini stunting sedang hangat diperbincangkan
banyak orang, khususnya para ibu. Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang
anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak
memadai.
Setelah mengetahui bahwasannya pembahasan mengenai apa itu stunting, bagaimana cara
mencegah stunting dan lain sebagainya merupakan program yang sudah dicanangkan pemerintah
dan perlunya masyarakat mengetahui hal tersebut, Penulis mengadakan penyuluhan pencegahan
stunting. Gagasan yang ditawarkan: 1.) Pemberdayaan masyarakat terutama kaum wanita (ibu
hamil, remaja putri pra nikah, dan para ibu kader desa), dengan memberikan pengetahuan cara
pencegahan stunting (gagal tumbuh pada anak usia dibawah lima tahun). 2.) Penyadaran kepada
para peserta akan pentingnya menjaga kesehatan terutama pada kaum wanita sebelum hamil, proses
hamil, dan setelah melahirkan. 3.) Memberikan pengetahuan terkait pola makan yang sehat bagi ibu
hamil dan anak.
Kegiatan dimulai dengan tahapan persiapan. Pada tahap ini dilakukan pertemuan
koordinasi antara paitia penyuluhan dengan pihak terkait yang membahas tentang peserta, lokasi
pengabdian, dan waktu pelaksanaan serta hal-hal yang perlu disiapkan (termasuk bahan/
materi yang diperlukan). Setelah itu, panitia mempersiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan seperti proyektor, konsumsi pada saat acara, undangan, serta hal lain lain yang
diperlukan. Kemudian penyuluhan stunting dilaksanakan dengan pembahasan materi
menggunakan PPT selama 60 menit, materi ditayangkan dengan proyektor beserta leaflet dan
setelah selesai penyuluhan ada sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber.
Jumlah kasus stunting di Padukuhan Glugo menurut hasil pendataan terus menurun dan
cenderung rendah. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, berikut langkah
pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu
memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account
Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan
sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang
menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
bidan.
2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI
ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro
dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama

APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx 5


Ahmad Nasim, Dkk.

enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu
ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan
pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa
memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah
stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam
makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan
tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan
berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.
Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan
penanganannya.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau
lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan
peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah
faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu
diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas
kesehatan anak.

Kegiatan penyuluhan stunting ini bertujuan untuk menekan angka stunting dengan fokus
mengedukasi masyarakat. Dengan melaksanakan kegiatan ini, penulis berharap dapat ikut berperan
dalam masalah pengembangan kualitas kesehatan manusia, dalam arti memberitahukan kepada
masyarakat akan bahaya dari Stunting dan bagaimana cara pencegahan serta cara mengetahuinya
agar tidak terjadi stunting.

D. PENUTUP

Penyuluhan stunting dilaksanakan sebagai wujud upaya dalam meningkatkan dimensi daya
hidup layak dengan memperhatikan harapan hidup sejak lahir. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi
salah satu dukungan atas program pemerintah terkait pencegahan stunting pada masyarakat
indonesia. Dilaksanakannya penyuluhan stunting ini memiliki tujuan untuk memberi edukasi
kepada masyarakat mulai calon pengantin, ibu hamil, remaja putri pra nikah, dan para ibu kader desa
terutama di padukuhan Glugo. Pemberian edukasi terkait stunting ini disambut dengan respon
positif dan antusiasme warga padukuhan Glugo.

6 APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx


Pencegahan Stunting Melalui Penyuluhan Pada Masyarakat Glugo

Pemberian materi terkait pengertian stunting, pentingnya memenuhi kebutuhan gizi, serta
pola asuh terhadap anak memberikan pengaruh terhadap pemahaman orang tua dalam mengasuh
dan merawat anak. Lewat kegiatan penyuluhan ini diharapkan Petugas kesehatan Padukuhan
Glugo, kader posyandu dan masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan ini dapat terus memberikan
edukasi bagi masyarakat sekitarnya mengenai stunting dan pemeliharaan sejak dini dengan
memperhatikan kecukupan gizi mulai calon pengantin, ibu hamil, dan balita untuk mencegah
terjadinya stunting. Sebagai respon lebih lanjut, perlu diadakan monitoring untuk melihat dan
mengukur sejauh mana implementasi dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan stunting. Selain
itu, pemerintah juga dapat terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat terutama calon orang
tua dan fasilitas pemeriksaan berkala untuk memantau tumbuh kembang anak. Dengan demikian
dapat ditarik benang merah, bahwasannya pentingnya peran orang tua dalam memperhatikan
tumbuh kembang sang buah hati agar tumbuh menjadi generasi yang hebat, cerdas dan mandiri.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasannya pentingnya memenuhi gizi pada usia hamil,
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian didampingi MPASI, selalu menjaga kebersihan
lingkungan sekitar dan selalu memperhatikan tumbuh kembang sang buah hati.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Shieva Nur Azizah, Dadang, & Latipah, Sitti. (2022). Sosialisasi Stunting di Masyarakat
Kota Tangerang. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Mmasyarakat Berkemajuan, 6(5),
707-708.
Imani, Nurul. (2020). Stunting Pada Anak: Kenali dan Cegah Sejak Dini. Yogyakarta: Hijaz
Pustaka Mandiri. https://books.google.co.id/books?id=NmRVEAAAQBAJ
Kusnandar, Viva Budy (2022). Stunting Balita Indonesia Masih di Atas 24% pada 2021.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/08/stunting-balita-indonesia-
masih-di-atas-24-pada-
2021#:~:text=Berdasarkan%20hasil%20Studi%20Status%20Gizi,diperkirakan%20menca
pai%2026%2C9%25
Marni & Nita Yunianti Ratnasari. Penyuluhan Pencegahan Risiko Stunting 1000 Hari Pertama
Kehidupan pada Generasi Muda. Indonesian Journal of Community Services, 3(2), 116-
125. http://dx.doi.org/10.30659/ijocs.3.2.116-125
Marta, Auradian, dkk. (2022). Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Pada Masyarakat Kelurahan
Pematang Reba. Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(1), 92-96.
https://doi.org/10.24036/abdi.v4i1.186
Patimah, Sitti. (2021). Stunting Mengancam Human Capital. Yogyakarta: Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=qeROEAAAQBAJ
Rahmawati, dkk. (2020). Sosialisasi Pencegahan Stunting untuk Meningkatkan Sumber Daya
Manusia Unggul. Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M), 1(2), 79-84.
https://doi.org/10.33474/jp2m.v1i2.6512
Umam, Khoirul, dkk. (2022). Sosialisasi Bahaya Stunting di Desa Pucungwetan Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM),
2(2), 181-187.

APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. xx, No. x, xxxx 7

You might also like