Professional Documents
Culture Documents
Kelompok : I Angkatan 34
Coach : Drs. Sumarbowo, MM, Msi
Atikel/ Jurnal
1. LATAR BELAKANG
Permasalahan kesehatan global pada balita yang belum terselesaikan hingga
saat ini salah satunya adalah stunting. Stunting (Balita Pendek) merupakan status
gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar
antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada
<-3 SD (sangat pendek / severely stunted) (WHO, 2010). Secara global, sekitar 1
dari 4 balita mengalami stunting dan sekitar 9 juta balita di dunia mengalami
stunting yang dimana sebagian besar balita penderita stunting tinggal di negara
Berdasarkan data dari WHO sekitar 22 % atau 149 juta balita di dunia
mengalami stunting (WHO, 2018). Jika dibandingkan dengan batas “non public
yaitu 20%, maka hampir semua provinsi di Indonesia masih memiliki masalah
peningkatan dari tahun 2016 sebesar 27,5% menjadi 29,6% di tahun 2017 (PSG,
2017). Hasil data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 terdapat
30,8% balita Indonesia masih dalam kategori status gizi pendek dan sangat
pendek. Angka kejadian stunting di Jawa Timur tahun 2018 menunjukkan sekitar
mengatakan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan panjang badan
rendah berisiko lebih tinggi terkena stunting (Paudel, 2012). Hasil Riskesdas,
status ekonomi, terutama pendapatan yang rendah. Faktor lain penyebab stunting
dapat berupa faktor dari ibu, penelitian yang telah dilakukan di Yogyakarta
Kronis (KEK), pada ibu hamil dengan faktor resiko kejadian stunted (Sartono,
2013). Penelitian lain yang dilakukan di Ethiopia Selatan mengatakan balita yang
tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan status gizi yang buruk juga
menjadi salah satu faktor penyebab stunting (Fikadu, 2014). Berbeda dengan
yang rendah menjadi salah satu penyebab stunting (Atikah Rahayu, 2014).
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan rendahnya panjang lahir bayi yang
dilahirkan (Rolla Destarina, 2018). Sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti faktor utama penyebab stunting. Oleh karena itu penyebab stunting harus
dapat di cegah atau di tanggulangi dengan baik agar tidak menimbulkan dampak
Berbagai dampak negatif dapat timbul bagi balita penderita stunting baik
dampak jangka pendek maupun jangka panjang, secara fisik dan psikologis.
Stunting pada balita dapat menghambat perkembangan anak, dan dampak negatif
risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (UNICEF, 2013). Data
pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting juga dapat berdampak pada
Scaling-Up Nutrition (SUN) yang bertujuan bahwa semua penduduk berhak untuk
Intervensi Gizi Spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan
sektor kesehatan. Intervensi ini juga bersifat jangka pendek dimana hasilnya dapat
dicatat dalam waktu relatif pendek. Kegiatan yang idealnya dilakukan untuk
utama yang dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita yang
terdiri dari: Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran ibu hamil, Intervensi Gizi
Spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan (TNp2k, 2017).
Gagasan Pemecahan Masalah
Rekomendasi
No Masalah Penyebab Masalah Akar Penyebab Alternatif Solusi Solusi
(Solusi yg dipilih)
1. Tingginya 1. Kurangnya Kurangnya 1. Melakukan konseling 1. Pemantauan
angka pemahaman pada pengetahuan pentingnya pada pertumbuhan
Penemuan anak keluarga pasien masyarakat akan pemeriksaan tumbuh kembang balita
stunting. stunting sehingga pentingnya kembang anak. Baik dan anak
masih banyak pengecekan pada konseling lisan maupun dengan melihat
yang menganggap anak dan balita menggunakan media pola asuh, pola
biasa kejadian stunting leaflet. makan , tinggi
tersebut. 2. Menggunakan media badan dan
2. Wilayah cakupan pembelajar berat badan
yang luas an yang menarik dalam sesuai dengan
sehingga kegiatan pembelajaran umur balita
pelacakan pasien 3. Pemantauan atau anak
stunting sedikit pertumbuhan kembang tersebut
mengalami balita dan anak dengan Kunjungan
kendala. melihat pola asuh, pola rumah oleh
Orang tua yang makan , tinggi badan kader atau
Anaknya terduga dan berat badan sesuai lintas sektor
stunting, enggan dengan umur balita guna
untuk periksa atau atau anak tersebut melakukan
melihat 4. Kunjungan rumah oleh pendekatan
perkembangan kader atau lintas sektor persuasive
tumbuh kembang guna melakukan dengan
anak ke tempat pendekatan persuasive keluarga anak
pelayanan dengan keluarga anak atau balita
kesehatan atau balita stunting agar stunting agar
mau rutin mau rutin
memeriksakan tumbuh memeriksakan
kembang anak di tumbuh
fasilitas kembang anak
kesehatan/posyandu. di fasilitas
5. Pemberian Edukasi kesehatan/posy
kepada Keluarga terkait andu.
pentingnya sanitasi dan
penggunaan air bersih
untuk menghindari
resiko terjadinya
penyakit infeksi dan
membiasakan mencuci
tangan pakai sabun dan
air mengalir