You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan

Volume 10, Nomor 3, November 2019


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil

Ni Wayan Dian Ekayanthi1, Pudji Suryani2


1
Program Studi Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung, Indonesia
2
Program Studi Promosi Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Indonesia
Email: ekayanthi@yahoo.com

Abstract: Nutrition Education to Pregnant Woman Prevent Stunting in Pregnant Woman


Class. Stunting reflects the existence of chronic malnutrition problems, which influenced by the
condition nutrition status of the prospective mother, during pregnancy, and baby 1000 first days of
life (1000 HPK) It’s also influenced by health status on 1000 HPK. Stunting has a long-term
adverse impact of declining cognitive ability and learning achievement decreased immunity and
high risk for the emergence of diabetes, obesity, cardiovascular disease, cancer, stroke, and
disability when they adults. It’s will lead to poor quality of work. Improvement efforts have
needed for stunting prevention through specific nutritional interventions, particularly during
pregnancy. Antenatal class is one measurement that can be used to disseminate information for
behavior change relating to nutrition and healthiness during pregnancy to prevent stunting. This
study aims to obtain the influence of the antenatal class toward knowledge and attitude
improvement on stunting prevention. Pre-experimental design (one group pre-test post-test) with a
sample of 35 first trimester pregnant women without complications, which are given antenatal
class three times. Data retrieved with instruments of pre and post-intervention (antenatal class).
Data were analyzed using a paired t-test for the knowledge variables and the Wilcoxon test for
attitudinal variables. There was a significant influence of the antenatal class toward knowledge and
attitude improvement on stunting prevention (p-value<0,05). The antenatal class increases
pregnant women’s knowledge and attitude on stunting prevention.

Keywords: Antenatal class, Attitude, Knowledge, Stunting

Abstrak: Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil. Stunting
menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan
bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Dampak buruk stunting jangka
panjang menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh, dan
risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh
darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang kurang. Upaya
perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting salah satunya melalui intervensi gizi spesifik
pada ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menyebarkan informasi yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saat kehamilan untuk mencegah
stunting. Tujuan penelitian diketahuinya pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap tentang pencegahan stunting. Metode pre-experimental design (one group
pre-test post-test), subjek penelitian 35 orang ibu hamil trimester I normal tanpa komplikasi,
diberikan intervensi kelas ibu hamil 3 kali pertemuan. Pengambilan data dengan instrumen pre dan
post test intervensi. Analisis data dengan uji paired t test untuk variabel pengetahuan dan uji
Wilcoxon untuk variabel sikap. Terdapat pengaruh yang bermakna kelas ibu hamil terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pencegahan stunting (p-value<0,05). Kelas
ibu hamil meningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pencegahan stunting.

Kata kunci: Kelas ibu hamil, Sikap, Pengetahuan, Stunting

PENDAHULUAN disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang


saat masa kehamilan, pola asuh makan yang
Stunting atau kurang gizi kronik adalah sangat kurang, rendahnya kualitas makanan
suatu bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan, sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat
dan kurang gizi kronik. Keadaan yang sudah menghambat pertumbuhan (Unicef Indonesia,
terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut. 2012). Persentase balita pendek menjadi masalah
Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan kesehatan masyarakat jika prevalensinya ≥20%

312
Ekayanthi, Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil 313

(Pusat Data dan Informasi Kementerian kebutuhan zat gizi selama hamil. Pengetahuan
Kesehatan RI, 2016). yang tidak memadai dan praktik yang tidak tepat
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh merupakan hambatan terhadap peningkatan gizi.
stunting dalam jangka pendek terganggunya Pada umumnya, orang tidak menyadari
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pentingnya gizi selama kehamilan dan dua tahun
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme pertama kehidupan. Perempuan sering tidak
dalam tubuh. Dampak buruk dalam jangka menyadari pentingnya gizi mereka sendiri
panjang menurunnya kemampuan kognitif dan (Unicef Indonesia, 2012).
prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh Kurangnya kesadaran tentang pentingnya
sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk gizi ibu akan berdampak pada kurangnya upaya
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, yang dilakukan untuk pencegahan stunting.
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, Kondisi ini tentunya akan berlanjut sampai
stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas dengan anak lahir dan tumbuh. Dalam
kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada perkembangannya, anak yang bertubuh pendek
rendahnya produktivitas ekonomi (Unicef dianggap wajar dan tidak berdampak untuk
Indonesia, 2012). Anak yang stunting sebagian perkembangan anak selanjutnya sehingga tidak
besar memiliki prestasi belajar kurang, sementara memerlukan penanganan khusus.
anak yang tidak stunting sebagian besar memiliki Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara
prestasi belajar yang baik (Picauly, 2013). yang dapat digunakan untuk menyebarkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang berkaitan dengan gizi dan
stunting dipengaruhi oleh faktor pendapatan kesehatan saat kehamilan. Materi yang diberikan
keluarga, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu, pada program kelas ibu hamil salah satunya
riwayat infeksi penyakit, riwayat imunisasi, tentang perawatan kehamilan, terutama dalam
asupan protein, dan asupan ibu. Asupan ibu penyiapan dan pemenuhan gizi masa hamil
terutama saat hamil merupakan salah satu faktor (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
yang berperan penting. Gizi janin bergantung Dari hasil penelitian Hastuti (2011)
sepenuhnya pada ibu, sehingga kecukupan gizi diperoleh bahwa terdapat pengaruh kelas ibu
ibu sangat memengaruhi kondisi janin yang hamil terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam
dikandungnya. Ibu hamil yang kurang gizi atau asuhan antenatal dengan nilai p-value=0,000 dan
asupan makanan kurang akan menyebabkan p-value=0,017, serta nilai OR 11,7. Hasil
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan penelitian lain diperoleh bahwa pelatihan kelas
(Picauly, 2013). ibu hamil efektif untuk meningkatkan
Upaya perbaikan yang diperlukan untuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kunjungan
mengatasi stunting meliputi upaya untuk ANC. Implementasi kelas ibu hamil diharapkan
mencegah dan mengurangi gangguan secara mampu mengubah perilaku ibu hamil dalam
langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk
untuk mencegah dan mengurangi gangguan pemenuhan gizi ibu hamil dan kunjungan ibu
secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). hamil.
Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada Promosi kesehatan berpengaruh terhadap
kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bahaya kehamilan. Hasil yang diharapkan dari
bulan, karena penanggulangan stunting yang pendidikan kesehatan adalah adanya peningkatan
paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK pengetahuan dan sikap dan tujuan akhir
(periode emas atau periode kritis/windows of tercapainya perubahan perilaku individu,
opportunity) (Pusat Data dan Informasi keluarga, dan masyarakat dalam memelihara
Kementerian Kesehatan RI, 2016). Adanya perilaku sehat serta berperan aktif dalam
kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akan mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
menyebabkan seorang anak bertubuh pendek, (Wenas, 2014). Pemberian pendidikan kesehatan
proses ini dimulai dari dalam rahim hingga usia pada ibu hamil melalui kelas ibu hamil
dua tahun. Setelah anak melewati usia dua tahun, diharapkan akan berdampak pada peningkatan
maka usaha untuk memperbaiki kerusakan pada pengetahuan dan kemampuan dalam penerapan
tahun-tahun awal sudah terlambat. Maka dari itu, kesehatan dan gizi keluarganya, sehingga
status kesehatan dan gizi ibu hamil berperan nantinya anak akan berada dalam keadaan status
penting dalam mencegah stunting. gizi yang baik dan stunting tidak terjadi.
Perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil
sangat terkait dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan, serta sikap dalam pemenuhan
314 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 3, November 2019, hlm 312-319

METODE Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes


Bandung Nomor: 63/KEPK/PE/VI/2017.
Desain penelitian yang digunakan adalah
pre-experimental design, yaitu one group pre-test
post-test. Penelitian ini dilakukan di Wilayah HASIL
Puskesmas Bogor Barat, yaitu Puskesmas Gang
Kelor dan Puskesmas Sindang Barang dari bulan Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
Juli sampai September 2017. Karakteristik n %
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu Umur (tahun)
hamil trimester I, dengan jumlah sampel a. <20 dan >35 5 14,3
sebanyak 35 orang. Perhitungan jumlah sampel b. 20-35 tahun 30 85,7
menggunakan rumus besar sampel penelitian uji Pendidikan
a.Pendidikan Rendah 20 57,1
hipotesis beda rata-rata 2 kelompok berpasangan.
(SD, SMP)
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan b.Pendidikan Tinggi 15 42,9
consecutive sampling. Pengumpulan data (SMU, PT)
menggunakan instrumen untuk kegiatan pre dan Pekerjaan
post intervensi kelas ibu hamil. Sebelum a. Ibu rumah tangga 33 94,2
intervensi dilakukan, diberikan instrumen pre-test b. Wiraswasta 1 2,9
untuk mengetahui kondisi awal pengetahuan dan c. Lainnya (honorer) 1 2,9
sikap ibu hamil tentang pencegahan stunting. Gravida
Selanjutnya diberikan kelas ibu hamil sebanyak 3 a. Multigravida 25 71,4
kali pertemuan, kemudian dilakukan pengukuran b. Primigravida 10 28,6
pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan
stunting menggunakan instrumen post-test. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Sebelum analisis, dilakukan uji normalitas subjek penelitian paling banyak berumur 20-35
data dengan uji Shapiro Wilk untuk sampel kecil tahun, yaitu 85,7%, tingkat pendidikan ibu paling
(≤50) dengan hasil data pengetahuan terdistribusi banyak pendidikan rendah sebesar 57,1%,
normal (p-value>0,05) dan data sikap sebagian besar pekerjaan ibu adalah ibu rumah
terdistribusi tidak normal (p-value<0,05). tangga 94,2% dan ibu yang memiliki anak lebih
Analisis data menggunakan uji paired t-test dari 1 orang (multigravida) sebanyak 71,4%.
untuk data pengetahuan dan uji Wilcoxon untuk Pada tabel 2 disajikan mengenai
data sikap. pengetahuan subjek penelitian sebelum dan
Penelitian ini telah mendapat persetujuan setelah kelas ibu hamil.
etik penelitian dari Komisi Etik Penelitian

Tabel 2. Pengetahuan Subjek Penelitian Sebelum dan Setelah Kelas Ibu Hamil
Pengetahuan n Rerata±s.b Perbedaan rerata±s.d IK 95% p-value
Pengetahuan sebelum kelas ibu hamil 35 8,80±3,56 5,83±3,54 4,61– 7,04 0,000
Pengetahuan setelah kelas ibu hamil 35 24,63±2,46

Tabel 2 menunjukkan terjadinya value<0,05) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat


peningkatan rata-rata (mean) pengetahuan ibu peningkatan pengetahuan tentang pencegahan
hamil sebelum intervensi kelas ibu hamil 18,8 stunting secara signifikan sebelum dengan setelah
dan p-value diperoleh dari uji paired t-test diberikan intervensi.
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p-

Tabel 3. Sikap Subjek Penelitian Sebelum dan Setelah Kelas Ibu Hamil
Median
Sikap n Rerata±s.d p-value
(minimun-maksimum)
Sikap sebelum kelas ibu hamil 35 62 (52-76) 62,77±6,74 0,001
Sikap setelah kelas ibu hamil 35 67 (58-79) 66,89±5,88

Tabel 3 menunjukkan adanya peningkatan p-value diperoleh dari uji Wilcoxon karena data
rata-rata (mean) sikap ibu hamil sebelum sikap tidak terdistribusi secara normal. Nilai
intervensi, yaitu 62,77 dan sesudah intervensi, signifikansi untuk sikap berdasarkan uji
yaitu 66,89. Perbedaan standar deviasi sebelum Wilcoxon sebesar 0,001 (p-value<0,05) sehingga
intervensi 6,74 dan setelah intervensi 5,88. Nilai Ho ditolak, artinya terdapat peningkatan sikap
Ekayanthi, Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil 315

tentang pencegahan stunting secara signifikan yang terjadi dalam kandungan dapat
sebelum dengan setelah diberikan intervensi. menyebabkan berat badan lahir rendah sehingga
mempunyai risiko lebih tinggi untuk menjadi
Tabel 4. Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap stunting (Ni’mah, 2015). Stunting merupakan
Pengetahuan dan Sikap tentang masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
Pencegahan Stunting gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
Sebelum Setelah pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
Variabel Intervensi Intervensi p-value kebutuhan gizi (Syari, 2015).
f % f % Sejalan dengan hal tersebut, penelitian
Tingkat menunjukkan kejadian stunting merupakan suatu
pengetahuan proses kumulatif sejak kehamilan. Oleh karena
a. Baik 15 42,9 34 97,1 0,000
itu, faktor gizi ibu selama kehamilan merupakan
b. Kurang 20 57,1 1 2,9
penyebab tidak langsung yang berkontribusi
Total 35 100 35 100
Sikap terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin.
a. Positif 17 48,6 25 71,4 0,001 Ibu hamil dengan kondisi gizi kurang akan
b. Negatif 18 51,4 10 28,6 menyebabkan janin mengalami intrauterin
Total 35 100 35 100 growth retardation (IUGR) sehingga bayi
tersebut akan lahir dengan kondisi kurang gizi
Berdasarkan tabel 4 diperoleh pengetahuan dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
sebelum intervensi kelas ibu hamilsebagian besar perkembangan. Kekurangan gizi pada usia dini
terdapat pada kategori kurang (57,1%) namun meningkatkan angka kematian bayi dan anak,
setelah pelaksanaan kelas ibu hamil terjadi menyebabkan penderitanya mudah sakit,
peningkatan pengetahuan, yaitu sebagian besar kurangnya kemampuan kognitif, dan memiliki
dengan katagori baik (97,1%). Sikap sebelum postur tubuh yang tidak maksimal saat tumbuh
intervensi kelas ibu hamilsebagian besar terdapat dewasa.
pada kategori negatif (51,4%) namun setelah Faktor gizi salah satunya pada ibu hamil
pelaksanaan kelas ibu hamil terjadi peningkatan yaitu kekurangan energi kronik (KEK), dimana
sikap, yaitu sebagian besar dengan katagori seperti penelitian yang dilakukan di Madiun,
positif (71,4%). Sesuai dengan tabel sebelumnya, diketahui ibu hamil dengan KEK mempunyai
nilai p-value untuk pengetahuan dan sikap risiko 8,24 kali lebih besar melahirkan bayi
masing-masing sebesar 0,000 dan 0,003 (<0,005). dengan BBLR yang akan berdampak stunting
Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa pada anak di masa akan datang (Trihardiani,
terdapat pengaruh yang signifikan pemberian 2011). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kelas ibu hamil terhadap peningkatan oleh Sartono (2013) menunjukkan bahwa
pengetahuan dan sikap tentang pencegahan terdapat hubungan yang sifnifikan antara ibu
stunting. hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan
kejadian stunting pada balita.
Kejadian stunting dapat dicegah salah
PEMBAHASAN satunya dengan pemenuhan kebutuhan zat gizi
bagi ibu hamil. Kehamilan merupakan periode
Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap penting dalam pembentukan kualitas sumber
Pengetahuan tentang Pencegahan Stunting daya manusia di masa yang akan datang.
Pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa anak sangat ditentukan oleh kondisi janin saat di
pelaksanaan kelas ibu hamil mempunyai dalam kandungan. Di Negara berkembang
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan termasuk Indonesia masalah gizi masih
pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting. merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
Sikap dan perilaku ibu selama hamil didukung utama. Rendahnya status gizi ibu hamil selama
oleh pengetahuan ibu tentang kehamilannya. kehamilan dapat mengakibatkan berbagai
Seorang ibu yang memiliki pengetahuan dampak tidak baik bagi ibu dan bayi (MCAI,
dan sikap tentang gizi yang kurang akan sangat 2016). Pemenuhan kebutuhan nutrisi ini
berpengaruh terhadap status gizinya, karena berkaitan erat dengan tinggi rendahnya
pengetahuan yang baik terkait dengan penyediaan pengetahuan ibu hamil tentang gizi (Goni, 2013).
pemilihan menu yang seimbang (Olsa, 2017). Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
Status gizi ibu hamil tersebut sangat pengetahuan ibu hamil termasuk tentang gizi
mempengaruhi keadaan kesehatan dan sangat penting agar ibu hamil lebih
perkembangan janin. Gangguan pertumbuhan memperhatikan kondisinya saat hamil terutama
316 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 3, November 2019, hlm 312-319

makanan yang dikonsumsi untuk mencegah melalui sejumlah periode perkembangan kritis
kejadian stunting. Selain tentang pemenuhan gizi, saat terjadi organogenesis dan diferensiasi.
ibu juga perlu mengetahui tentang bagaimana Periode pertumbuhan, perkembangan cepat dan
penyiapan makanan dengan benar agar zat gizi maturasi ini adalah tahap di mana janin rentan
dan kebersihannya terjaga dengan baik. Selain terhadap stressor seperti malnutrisi, gangguan
itu, faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan penyediaan oksigen, infeksi atau gangguan
berpengaruh untuk kesehatan ibu hamil dan lingkungan lain terjadi (Dimiati, 2012). Anak-
tumbuh kembang anak. Rendahnya sanitasi dan anak yang mengalami hambatan dalam
kebiasaan menyiapkan makanan yang salah pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan
menyebabkan asupan gizi makin rendah. makanan yang memadai dan penyakit infeksi
Pentingnya pengetahuan tentang gizi ibu yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan
hamil dan bagaimana menyiapkan makanan yang metabolik serta mengurangi nafsu makan,
benar dapat diperoleh dari petugas kesehatan sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada
(bidan) saat dilakukan kelas ibu hamil. Kelas ibu anak. Keadaan ini semakin mempersulit dalam
hamil merupakan sarana belajar bersama tentang mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya
kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap berpeluang terjadinya stunting. Periode yang
muka dalam kelompok yang bertujuan untuk paling kritis dalam penanggulangan stunting
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dimulai sejak janin dalam kandungan sampai
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode
persalinan, nifas, serta bayi baru lahir. Dengan emas (1000 HPK). Oleh karena itu, perbaikan
adanya kelas ibu hamil, ibu dapat mengetahui gizi diprioritaskan pada usia 1000 HPK yaitu 270
tentang pengaturan gizi saat hamil yang secara hari selama kehamilannya dan 730 hari pada
langsung meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
pencegahan stunting.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh Kelas Ibu Hamil terhadap Sikap
stunting dipengaruhi salah satunya oleh tentang Pencegahan Stunting
pengetahuan gizi ibu dan asupan ibu. Asupan ibu
terutama saat hamil merupakan salah satu faktor Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa
yang berperan penting. Gizi janin bergantung pelaksanaan kelas ibu hamil mempunyai
sepenuhnya pada ibu, sehingga kecukupan gizi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
ibu sangat memengaruhi kondisi janin yang pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting.
dikandungnya. Ibu hamil yang kurang gizi atau Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah
asupan makanan kurang akan menyebabkan pengalaman, informasi kesehatan yang diperoleh
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan dari orang lain yang dianggap penting,
(Picauly, 2013). Asupan makanan selama hamil kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan
berbeda dengan asupan sebelum masa kehamilan. dan lembaga agama, emosional (Azwar, 2010).
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) Timbulnya perilaku seseorang didasari
diperlukan tambahan 300 kkal perhari selama oleh pengetahuan dan kesadaran serta sikap yang
kehamilan. Penambahan protein 20g/hr; lemak 10 positif dari individu. Semakin tinggi pemahaman
g/hr dan karbohidrat 40g/hr selama kehamilan ibu hamil akan semakin baik dalam menyikapi
serta mikronutrisi lainnya untuk membantu kehamilannya (Wenas, 2014). Sikap merupakan
proses pertumbuhan janin di dalam kandungan cara seseorang melihat sesuatu secara mental dari
(MCAI, 2016). dalam diri dan mengarah pada perilaku yang
Untuk pertumbuhan janin yang memadai ditujukan pada orang lain, ide, objek maupun
diperlukan zat-zat makanan yang cukup dengan kelompok tertentu. Sikap merupakan kesiapan
peran plasenta yang besar dalam transfer zat-zat merespon yang sifatnya positif atau negatif
makanan. Pertumbuhan janin paling pesat terjadi terhadap suatu obyek atau situasi secara
pada stadium akhir kehamilan sehingga konsisten. Sikap merupakan kecenderungan
dibutuhkan lebih banyak zat makanan pada bertindak dari individu berupa respons tertutup
stadium tersebut. Meskipun demikian, terhadap stimulus maupun obyek tertentu. Jadi
pentingnya terpenuhi juga nutrisi pada awal sikap bukanlah suatu tindakan ataupun aktivitas,
kehamilan (trimester I) karena pembentukan akan tetapi merupakan sebuah kecenderungan
organ (organogenesis) terjadi pada periode ini. untuk melakukan tindakan atau perilaku atau
Terjadinya defisiensi nutrisi yang esensial selama peran (Olsa, 2017). Sikap tersebut berkaitan
trimester I dapat mengganggu pembentukan dengan penanggulangan pencegahan stunting
organ yang dapat berakibat cacat janin atau meliputi upaya ibu dalam memperbaiki gizi ibu
abortus (keguguran). Perkembangan janin hamil dengan mengkonsumsi makanan yang
Ekayanthi, Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil 317

baik, mengkonsumsi tablet tambah darah dan kejadian stunting. Ibu hamil perlu mendapat
upaya menjaga kesehatanannya selama hamil makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil
sehingga terjaga dari penyakit (Dinkes Provinsi dalam keadaan sangat kurus atau telah
Sumatera Selatan, 2016). mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka
Stunting disebabkan oleh multi faktor. perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu
Penyebab langsung berkaitan dengan kurangnya hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat
asupan makanan dan penyakit infeksi. Faktor tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar
pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang ibu tidak mengalami sakit. Kurang gizi pada
buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan. Selain masa pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada
itu, masyarakat belum menyadari anak dengan lahirnya anak yang IUGR dan Berat Badan Lahir
kondisi pendek merupakan suatu masalah, karena Rendah (BBLR). Kondisi IUGR hampir
anak pendek di masyarakat terlihat sebagai anak- separuhnya terkait dengan status gizi ibu, yaitu
anak dengan aktivitas yang normal, tidak seperti berat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai
anak kurus yang harus segera ditanggulangi. dengan tinggi badan ibu atau bertubuh pendek,
Demikian pula halnya gizi ibu sewaktu hamil, dan pertambahan berat badan selama
masyarakat belum menyadari pentingnya gizi kehamilannya. Pemenuhan zat gizi yang adekuat,
selama kehamilan berkontribusi terhadap baik gizi makro maupun gizi mikro sangat
keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya nanti dibutuhkan untuk menghindari atau memperkecil
(Unicef Indonesia, 2012). risiko stunting (Mitra, 2015). Konsumsi ibu
Masalah stunting di masyarakat perlu hamil dapat berupa makanan dan minuman yang
mendapat perhatian yang serius. Masih banyak mengandung zat energi, karbohidrat, protein dan
masyarakat yang belum menyadari bahwa anak lemak. Kebutuhan akan makronutrien selama
pendek itu merupakan masalah kesehatan, karena kehamilan diperlukan akibat meningkatnya
pada umumnya anak pendek terlihat di kebutuhan gizi ibu selama hamil untuk
masyarakat sebagai anak-anak dengan aktivitas memenuhi perubahan metabolik, fisiologi selama
yang normal. Tidak seperti anak kurang gizi, kehamilan dan pertumbuhan janin di dalam
anak pendek dapat berakibat fatal bagi kandungan. Energi merupakan sumber utama
produktivitas mereka di masa dewasa. Meskipun untuk mempertahankan berbagai fungsi tubuh
gangguan pertumbuhan fisik anak masih dapat seperti sirkulasi dan sintesa protein. Asupan
diperbaiki di kemudian hari dengan peningkapan protein selama kehamilan sangat diperlukan
asupan gizi yang baik, namun tidak dengan untuk proses pertumbuhan janin dan proses
perkembangan kecerdasannya. pertumbuhan janin dan proses embriogenesis
Dampak stunting terhadap prestasi sekolah agar bayi yang dilahirkan dapat dilahirkan
juga didukung oleh penelitian terhadap anak usia dengan normal. Asupan protein yang kurang
6-16 tahun di Kamboja. Dari hasil penelitian ini selama kehamilan dapat mengakibatkan
ditemukan bahwa anak yang mengalami stunting gangguan pertumbuhan janin di dalam
moderate dan severe memiliki kecerdasan kandungan yang mengakibatkan bayi lahir
kognitif yang lebih rendah dibanding dengan dengan berat badan lahir rendah. Kekurangan
anak yang normal (Perignon, 2014). nutrisi pada zat protein dan energi pada ibu hamil
Untuk mencegah terjadinya stunting di dapat mengurangi inti dari DNA dan RNA dan
usia dini, terutama pada saat lahir, maka ibu dapat mengganggu profil asam lemak sehingga
hamil perlu asupan zat gizi makro dan mikro transfer zat gizi ibu ke janin menjadi terganggu.
yang cukup, karena status gizi saat lahir Lemak memiliki peranan utama untuk
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan bayi menyediakan energi metabolik, hasil dari
selanjutnya, terutama pada usia 2 tahun pertama metabolisme lemak dapat berupa asam lemak.
kehidupan (Ernawati, 2013). Penanggulangan Asam lemak dibagi menjadi asam lemak jenuh
stunting yang efektif dilakukan pada 1000 HPK. dan asam lemak tak jenuh. Pertumbuhan janin di
Kejadian balita stunting dapat dicegah dan dalam kandungan membutuhkan asam lemak tak
diputus mata rantainya sejak janin dalam jenuh yang berguna untuk pertumbuhan dan
kandungan dengan cara melakukan pemenuhan perkembangan janin. Lemak memiliki peranan
kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap penting untuk pertumbuhan janin, jika janin
ibu hamil harus mendapatkan makanan yang memerlukan lemak maka akan ditransfer melalui
cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi plasenta. Bayi dengan berat badan lahir rendah
(tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. mempunyai lemak yang lebih sedikit daripada
Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil bayi dengan berat badan lahir normal yang dalam
merupakan cara terbaik dalam mengatasi hal ini disebabkan oleh gangguan transportasi
318 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 3, November 2019, hlm 312-319

lemak ke plasenta (MCAI, 2016). Pertumbuhan Seseorang yang memiliki sikap baik
tidak optimal selama periode 1000 HPK memiliki terhadap gizi akan mempunyai kecenderungan
dampak jangka panjang. Bila faktor eksternal berperilaku baik dalam memenuhi kebutuhan
tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat gizinya, begitupun sebaliknya. Sikap yang kurang
menjadi permanen sebagai remaja pendek. terhadap perilaku pemenuhan kebutuhan gizi jika
Tumbuh pendek seringkali dianggap sebagai dimanifestasikan dalam bentuk perilaku akan
pengaruh genetik, padahal faktor genetik hanya menyebabkan asupan gizi yang kurang yang akan
menjelaskan 15% variasi dibandingkan faktor berkaitan dengan masalah kesehatan.
gizi (Rahayu, 2014). Penelitian di Nepal Penanggulangan masalah stunting harus
menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir dimulai dari sebelum anak dilahirkan dan bahkan
rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk sejak remaja untuk dapat memutus rantai stunting
menjadi stunting (Ni’mah, 2015). Masalah dalam siklus kehidupan. Namun demikian, sering
pertumbuhan stunting sering tidak disadari oleh kali perempuan tidak mengetahui kapan pastinya
masyarakat karena tidak adanya indikasi seperti akan terjadinya kehamilan, maka persiapan
penyakit. kehamilan terutama tentang pemenuhan gizi
Konsumsi makanan merupakan salah satu perlu diketahui dan dilakukan sejak masa
faktor yang secara langsung berhubungan dengan persiapan atau sebelum kehamilan sehingga
status gizi dan rendahnya konsumsi pangan atau pencegahan kejadian stunting dapat dilakukan
kurang seimbangnya makanan yang dikonsumsi lebih optimal.
mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan
(Gluckman, 2005). Penelitian di Nusa Tenggara
Timur menunjukkan bahwa peran ibu sebagai SIMPULAN
”gate keeper” dalam menjaga konsumsi dan
status gizi rumah tangga terlihat sangat menonjol. Ibu yang mengikuti kelas ibu hamil,
Peran itu terlihat dari pengaruh pengetahuan gizi sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik
ibu, akses informasi gizi dan kesehatan, praktek dan sikap yang postif. Terdapat hubungan yang
gizi dan kesehatan ibu dan alokasi pengeluaran bermakna antara pemberian kelas ibu hamil
pangan dan non pangan (pendapatan). Dengan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
demikian pengetahuan yang dimiliki ibu tentang tentang pencegahan stunting.
pemenuhan gizi sangat penting yang akan
berdampak terhadap sikapnya (Picauly, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. (2010). Sikap Manusia Teori dan Gluckman PD, Hanson, M.A. (2005). The Fetal
Pengukurannya, edisi 2. Cetakan XII. Matrix: Evolution, Development and
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Disease. New York, United States:
Dimiati H. (2012). Pertumbuhan Janin Terhambat Cambridge University Press. http://
sebagai Faktor Risiko Penyakit www.cambridge.org/9780521834575.
Kardiovaskular. Jurnal Kedokteran Hastuti PS, Nugroho HSW, Usnawati N. (2011).
Syakiah Kuala,13(3), 157-64. Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Hamil
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. (2016). Gizi untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap,
Kurang Penyebab Stunting. Keterampilan dan Kunjungan Antenatal
https://www.dinkes.sumseprov.go.id. Care. Vorikes, 2(2), 122-34.
Diunduh tanggal 4 Januari 2016. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman
Ernawati F, Rosmalina Y, Permanasari Y. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta:
(2013). Pengaruh Asupan Protein Ibu Kemenkes RI.
Hamil dan Panjang Badan Bayi Lahir Millennium Challenge Account – Indonesia
terhadap Kejadian Stunting pada Anak (MCAI). (2016). Stunting dan Masa
Usia 12 Bulan di Kabupaten Bogor. Depan Indonesia.http://www.mca-
Penelitian Gizi dan Makanan, 36(1), 1-11. indonesia.go.id. Diunduh tanggal 13
Goni, Loah, Pangemanan. (2013). Hubungan Oktober 2016.
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Mitra. (2015). Permasalahan Anak Pendek
Status Gizi selama Kehamilan di (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah
Puskesmas Bahu Kota Manado, Ejurnal Terjadinya Stunting. Jurnal Kesehatan
Keperawatan (e-Kp), 1(1). Komunitas, 2(6), 254-261.
Ekayanthi, Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil 319

Ni’mah K., Nadhiroh SR. (2015). Faktor yang Sartono. (2013). Hubungan Kurang Energi
Berhubungan dengan Kejadian Stunting Kronis Ibu Hamil dengan Kejadian
pada Balita. Media Gizi Indonesia, 10(1), Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di
13-19. Kota Yogyakarta. [Tesis]. Yogyakarta:
Olsa EA., Sulastri D., Anas E. (2017). Hubungan Universitas Gajah Mada.
Sikap dan Pengetahuan Ibu terhadap Syari M., Serudji J., Mariati U. (2015). Peran
Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil
Sekolah Dasar di Kecamatan Nanggalo. terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 523-529. Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3),
Perignon, et al. (2014). Stunting, Poor Iron 729-736.
Status and Parasite Infection Are Trihardiani, Ismi. (2011). Faktor Risiko
Significant Risk Factors for Lower Kejjadian Berat badan Lahir Rendah Di
Cognitive Performance in Cambodian Wilayah Kerja Puskesmas Kingkawang
School-Aged Children. Plos One, 9(11). Timur dan Utara Kota Singkawang.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan [Skripsi]. Semarang: Program Studi Gizi
RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta : Fakultas Kedokteran, Universitas
Pusat Data dan Informasi Kementerian Diponegoro.
Kesehatan RI. Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan kajian gizi
Picauly, I dan Toy SM. (2013). Analisis ibu dan anak. Retrieved from
Determinan dan Pengaruh Stunting http://www.unicef.or.id. Diunduh tanggal
terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di 13 Oktober 2016.
Kupang dan Sumba Timur NTT. Jurnal Wenas, RA., Lontaan, A., Korah, BH. (2014).
Gizi dan Pangan, 8(1), 55-62. Pengaruh Promosi Kesehatan tentang
Rahayu, Khairiyati. (2014). Risiko Pendidikan Tanda Bahaya Kehamilan terhadap
Ibu terhadap Kejadian Stunting pada Anak Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas
6-23 Bulan. Penelitian Gizi Makanan, Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.
37(2), 129-136. Jurnal Ilmiah Bidan, 2(2), 1-5.

You might also like