You are on page 1of 9

Oktaria D et al.

, JPKI, 2022;11(3): 340-348


doi: 10.22146/jpki.65660

I AM HPE RECOMMENDATION

MEMFASILITASI KEMAMPUAN REFLEKSI DIRI MAHASISWA


KEDOKTERAN: APA DAN BAGAIMANA?
Dwita Oktaria1, Dian Puspita Sari2*, Diantha Soemantri3,4, Nadia Greviana3,4
1
Departemen Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Bandar Lampung – INDONESIA
2
Departemen Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram – INDONESIA
3
Departemen Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta – INDONESIA
4
Medical Education Center (MedEC), Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta – INDONESIA

Submitted: 03 May 2021, Final revision from authors: 20 Apr 2022, Accepted: 24 Apr 2022

ABSTRACT
Background: Self-reflection skill is essential for doctors to develop professional attitudes, therapeutic relationships
between doctor-patient and lifelong learning. Self-reflection needs to be developed during medical study in a
structured and systematic manner, either during professionalism course or other learning opportunities.
Gaps: Reflective learning in medical education often only focuses on improving the understanding of
professionalism rather than developing students’ self-reflection skills. In addition, the opportunity to conduct
self-reflection in the curriculum is still limited, and assessment of reflection ability is challenging. There are
doubts as to whether self-reflection needs to be assessed.
Recommendation: The opportunity to conduct guided self-reflection needs to be allocated in a structured
manner in the curriculum to develop learners’ reflection skills. The strategy to develop self-reflection skills
involves a series of educational interventions, including providing guidance and feedback on reflection, and
ensuring that students’ self-reflection is assessed. Reflections on feedback obtained within the learning process
can help students to take advantage of feedback provided, develop self-assessment skills, and improve their
performance. In assessing reflection, educators need to consider the time, approach, and purpose of assessment
and ensure that the focus of assessment is the ability of learners’ self-reflection. Self-reflection needs to be
cultivated by creating a conducive environment. The process of mentoring and providing constructive feedback
is essential in building reflective dialogue with students to increase students’ motivation to reflect.

Keywords: self-reflection, reflective learning, professionalism, feedback, reflection assessment

ABSTRAK
Latar belakang: Kemampuan refleksi diri penting bagi dokter untuk mengembangkan sikap profesional,
hubungan terapeutik antara dokter-pasien serta kemampuan untuk belajar sepanjang hayat. Refleksi diri
perlu dilatihkan dan dikembangkan selama proses pendidikan dokter secara terstruktur dan sistematik
dalam pembelajaran, baik dalam pembelajaran mengenai profesionalisme maupun pembelajaran lainnya.
Gaps: Pembelajaran reflektif dalam pendidikan kedokteran seringkali hanya difokuskan untuk meningkatkan
pemahaman mengenai profesionalisme dibandingkan mengembangkan kemampuan refleksi diri peserta
didik. Selain itu, kesempatan untuk melakukan refleksi diri dalam kurikulum masih terbatas dan penilaian
terhadap kemampuan refleksi masih jarang dilakukan. Terdapat keraguan apakah refleksi diri perlu dinilai.

*corresponding author, contact: dianps@unram.ac.id

340 Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

Rekomendasi: Kesempatan melakukan refleksi diri secara terbimbing perlu dialokasikan secara terstruktur
dalam kurikulum untuk mengembangkan kemampuan refleksi peserta didik. Strategi pengembangan
kemampuan refleksi diri melibatkan serangkaian intervensi pendidikan, termasuk di dalamnya memberikan
panduan dan umpan balik terhadap refleksi, serta memastikan refleksi diri mahasiswa dinilai. Refleksi terhadap
umpan balik yang didapatkan dalam proses pembelajaran dapat membantu mahasiswa memanfaatkan umpan
balik yang diberikan, mengembangkan kemampuan penilaian diri, serta meningkatkan kinerja peserta didik.
Dalam melakukan penilaian terhadap refleksi, pendidik perlu mempertimbangkan waktu, cara, dan tujuan
penilaian, serta memastikan bahwa fokus penilaian adalah kemampuan refleksi diri peserta didik. Refleksi
diri perlu dibudayakan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses mentoring dan pemberian
umpan balik konstruktif penting dalam membangun reflective dialogue dengan peserta didik sehingga akan
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk melakukan refleksi.

Kata kunci: refleksi diri, pembelajaran reflektif, profesionalisme, umpan balik, penilaian refleksi

PRACTICE POINTS
• Refleksi terbimbing, terutama yang dilaksanakan sesudah pengalaman (reflection on action), perlu
dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran profesionalisme. Dalam upaya mengembangkan
kemampuan refleksi diri peserta didik, pengajar perlu memberikan pengantar, membantu
mengenali pemicu refleksi, memberikan panduan refleksi, memberikan kesempatan menuliskan
refleksi yang diikuti diskusi dengan tutor ataupun sesama mahasiswa, serta memberikan umpan
balik terhadap isi maupun kedalaman refleksi.
• Refleksi setelah pemberian umpan balik dapat menjadi strategi penting agar umpan balik yang
diterima oleh peserta didik dapat diterima, diinternalisasi dan digunakan untuk perbaikan
kinerjanya di masa yang akan datang.
• Penilaian refleksi diri mahasiswa dapat meningkatkan motivasi untuk berefleksi. Akan tetapi,
yang tidak kalah penting adalah reflective dialogue antara dosen dan mahasiswa dan umpan balik
konstruktif terhadap proses refleksi diri mahasiswa.

PENDAHULUAN penilaian terhadap pengetahuan, keterampilan, dan


Seorang praktisi dalam bidang kedokteran dan sikapnya melalui suatu proses metakognitif dan
profesi kesehatan perlu memiliki sikap profesional pemikiran kritis. Dengan melakukan refleksi diri
dan kemampuan terapeutik antara dokter-pasien secara teratur, peserta didik diharapkan mampu
serta kemampuan untuk belajar sepanjang hayat mengembangkan pemahaman terhadap dirinya
yang perlu dikembangkan selama masa pendidikan. sendiri dan pengalaman yang direfleksikan serta
Literatur telah menyebutkan berbagai pendekatan merumuskan suatu pemikiran baru saat dihadapkan
yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan pada situasi atau pengalaman serupa di masa yang
profesionalisme peserta didik, salah satunya adalah akan datang.4,5
melalui pembelajaran dan penilaian refleksi diri.1-3 Berbagai panduan dalam pembelajaran dan
Refleksi diri merupakan suatu proses penting dan penilaian kemampuan refleksi diri telah diterbitkan
perlu dilatihkan kepada peserta didik sehingga dalam konteks pendidikan kedokteran di luar
peserta didik terbiasa untuk secara sadar melakukan negeri.4,6,7 Namun, beberapa penerapan panduan
tersebut pada konteks pendidikan kedokteran dan

Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 341
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

profesi kesehatan di Indonesia masih mengalami 4. Penilaian kemampuan refleksi diri masih
kendala. Panduan ini dibuat dengan tujuan untuk jarang dilakukan. Padahal prinsip asesmen
menjadi panduan ringkas bagi staf pengajar adalah “assessment drives learning”, dimana
kedokteran dan profesi kesehatan di Indonesia dalam jika kita mengharapkan mahasiswa menguasai
menyusun proses pembelajaran dan penilaian yang kemampuan untuk berefleksi, maka kita harus
mendukung pengembangan kemampuan refleksi melakukan asesmen terhadapnya. Terdapat
diri peserta didik. berbagai tantangan dalam melakukan penilaian
terhadap tulisan reflektif mahasiswa, antara
PERBEDAAN ANTARA PANDUAN LITERATUR lain refleksi diri yang bersifat personal sehingga
DAN PRAKTIK DI INDONESIA mahasiswa merasa tidak nyaman untuk
membuka diri, penggunaan rubrik atau kriteria
1. Selain role modelling, refleksi merupakan
penilaian dalam asesmen terhadap refleksi diri
metode yang dinilai efektif untuk mengajarkan
yang dapat menghilangkan sifat dinamis refleksi
profesionalisme.3 Mahasiswa perlu
diri, rentan terhadap inkonsistensi penilaian,
mendapatkan bimbingan dalam berefleksi untuk
dapat mempengaruhi hubungan dosen dan
meningkatkan kemampuan refleksinya.8 Akan
mahasiswa menjadi tidak nyaman.11 Haruskah
tetapi, pembelajaran reflektif yang digunakan
kita melakukan penilaian terhadap refleksi?
dalam pembelajaran profesionalisme seringkali
hanya fokus pada peningkatan pemahaman
mahasiswa tentang profesionalisme. Upaya I AM HPE RECOMMENDATION
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam 1. Strategi mengembangkan kemampuan
berefleksi masih terbatas. Bagaimana cara berefleksi dan pemanfaatan pembelajaran
yang efektif untuk membimbing mahasiswa reflektif dalam pengembangan profesionalisme
meningkatkan kemampuan refleksnya? 2. Kegiatan refleksi perlu diintegrasikan
2. Kesempatan melakukan refleksi diri yang dalam kegiatan pembelajaran rutin dan
terstruktur dan berkesinambungan dalam didokumentasikan - salah satunya melalui
kurikulum masih terbatas. Di tahap preklinik, refleksi terhadap umpan balik yang diberikan
refleksi diri ditemukan terutama pada modul dalam kegiatan pembelajaran
yang berhubungan dengan profesionalisme. 3. Pendekatan dan langkah melakukan asesmen
Kesempatan mempelajari profesionalisme terhadap refleksi diri mahasiswa.
dan mengembangkan kemampuan refleksi
dalam pembelajaran lainnya, misalnya ilmu- Pengembangan Profesion alisme Melalui
ilmu biomedis sering terlewatkan.8 Padahal Pembelajaran Reflektif
menurut teori experiential learning dari Kolb,9
Refleksi berbeda dari bentuk berpikir lainnya, dan
refleksi adalah salah satu cara pembelajar
didefinisikan sebagai suatu proses melibatkan diri
mentransformasi pengalaman yang didapatkan
seseorang dalam interaksi yang penuh perhatian,
menjadi pengetahuan baru.
kritis, eksploratif, dan berulang-ulang dengan
3. Setelah peserta didik menerima umpan balik,
pikiran dan tindakannya, dan kerangka berpikir
terutama umpan balik negatif, terkadang
yang mendasarinya, dengan maksud untuk
timbul perasaan tidak nyaman sehingga peserta
melakukan perubahan, dan dengan pandangan
didik enggan menggunakan informasi tersebut
akan perubahan itu sendiri.5 Pentingnya refleksi diri
untuk memperbaiki kinerjanya. Salah satu
dalam pengembangan profesionalisme mendasari
strategi yang sering terlupakan agar peserta
rekomendasi untuk mengalokasikan waktu
didik dapat menggunakan umpan balik adalah
terstruktur untuk melakukan refleksi terbimbing
dengan mendorong peserta didik melakukan
dalam kurikulum pembelajaran profesionalisme.8
refleksi diri setelah pengalamannya menerima
Refleksi dapat dilakukan sebelum, selama dan
umpan balik.10

342 Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

sesudah pengalaman. Akan tetapi, refleksi sesudah reflektif, portofolio, dan catatan harian.7 Menulis
pengalaman dinilai lebih bermanfaat dalam membantu proses refleksi sesudah pengalaman
mengintegrasikan pembelajaran profesionalisme (reflection-on-action) dengan menampilkan isi
dalam kurikulum.12 Lantas, bagaimana pendidik dan proses berpikir yang terjadi secara terbuka
dapat membimbing mahasiswa melakukan refleksi? sehingga dapat dianalisis, diperbaiki dan
Berikut ini adalah panduan melaksanakan refleksi dilihat kembali secara berulang-ulang untuk
terbimbing dalam pembelajaran reflektif: disempurnakan.17 Meskipun dapat dilakukan
secara lisan melalui proses diskusi dengan orang
1. Berikan pengantar sebelum meminta
lain, mengevaluasi ulang pengalaman menuntut
mahasiswa melakukan refleksi
konsentrasi dan disiplin dalam menuangkan
Pengantar bertujuan membangun pemahaman
proses dan isi pikiran secara sistematis yang
mahasiswa mengenai definisi refleksi dan
dapat dibantu dengan menulis.14
manfaatnya bagi pembelajaran maupun
5. Fasilitasi proses refleksi mahasiswa melalui
praktik sebagai dokter nantinya. Memahami
diskusi dengan tutor atau dengan sesama
tujuan melakukan refleksi dapat meningkatkan
mahasiswa lainnya
motivasi mahasiswa.4,7
Tanpa fasilitasi dari orang lain, luaran yang
2. Bantu mahasiswa mengenali pemicu untuk dicapai dari proses refleksi secara individual
berefleksi terbatas.14 Masukan dan pertanyaan dari orang
Pengalaman klinis merupakan pemicu yang lain dapat membantu pembelajar melihat
paling umum digunakan,7 namun pengalaman dari perspektif yang berbeda, mendorong
lainnya seperti pengalaman meneliti, interaksi pembelajar untuk menguji asumsi awalnya serta
dengan pasien virtual, atau pembelajaran terkait membandingkannya dengan alternatif lain.
profesionalisme juga dapat dimanfaatkan Melalui proses inilah tranformasi perspektif
sebagai pemicu terutama di tahap awal dapat terjadi.7,14 Tutor berperan menciptakan
pendidikan kedokteran.7 Pendidik perlu lingkungan yang mendukung refleksi, baik
membantu mahasiswa menyadari pengalaman secara fisik maupun secara intelektual dan emosi,
yang dapat menjadi pemicu refleksi, misalnya memberikan umpan balik, menjadi model dalam
melalui umpan balik yang diberikan berefleksi, sampai memberikan konseling.4,7,18
setelah suatu pengalaman,4 seperti setelah 6. Berikan umpan balik terhadap konten dan
mempresentasikan laporan kasus.13 Pengalaman kemampuan refleksi mahasiswa
yang menimbulkan dilema merupakan pemicu Umpan balik dipandang penting tidak hanya
refleksi yang paling bermanfaat.6 untuk mengembangkan kemampuan refleksi,
3. Berikan panduan dalam melakukan refleksi tetapi juga untuk membangun budaya
Panduan refleksi dapat berupa pertanyaan reflektif.6,19 Suatu panduan memberikan umpan
pemicu atau kerangka yang membantu refleksi. balik terhadap tulisan reflektif, BEGAN (The
Beberapa panduan yang dapat digunakan untuk Brown Educational Guide of the Analysis of
mengarahkan refleksi sesudah pengalaman Narrative) yang dikembangkan oleh Reis dkk
antara lain model refleksi dari Boud dkk,14 dapat digunakan untuk memberikan umpan
siklus refleksi Gibbs15 dan Learning from your balik secara sistematik untuk meningkatkan
Experience as a Professional (LEaP) dari Aronson kemampuan mahasiswa berefleksi dalam
dkk.16 Adanya kerangka untuk melakukan tulisan.20
refleksi membantu pembelajar pemula untuk
melakukan refleksi lebih mendalam.6,7,16 Siklus
refleksi Gibbs dapat dilihat pada Gambar 2.
4. Minta mahasiswa menuliskan refleksinya
Intervensi menulis dalam pengembangan
kemampuan refleksi dapat berupa tugas esai

Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 343
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

Gambar 1. Bagan Refleksi Terbimbing

Refleksi: Sebuah Strategi untuk Meningkatkan Karakteristik umpan balik konstruktif antara lain
Kinerja Seseorang Setelah Mendapat Umpan menggunakan bahasa yang deskriptif, tidak bersifat
Balik menghakimi, berdasarkan observasi dan perilaku
Dokter disebutkan kurang memiliki kemampuan spesifik, fokus pada perilaku yang bisa diubah, dan
untuk menilai kinerja dirinya secara akurat dan mendorong terjadinya refleksi diri. Adanya umpan
cenderung menilai dirinya terlalu tinggi dari balik akan meningkatkan pemahaman individu
yang sebenarnya. Diperlukan umpan balik untuk terhadap dirinya dan menstimulasi refleksi, yang
membuat proses penilaian diri menjadi lebih tepat. merupakan hal vital untuk kompetensi pembelajaran
Namun seseorang yang menilai kemampuan dirinya sepanjang hayat.23-25
sudah cukup baik akan merasa terkejut ketika Banyak mahasiswa kurang puas dengan umpan
menerima umpan balik yang tidak sesuai dengan balik yang diberikan karena lebih menyukai umpan
persepsinya.21 Terkadang setelah menerima umpan balik yang berisi keunggulan daripada kekurangan
balik negatif, akan menimbulkan rasa tidak nyaman kinerja mereka. Mahasiswa dengan self-esteem
pada seseorang karena adanya ketidaksesuaian rendah kurang menyukai umpan balik negatif karena
antara umpan balik yang diberikan dengan penilaian cenderung melihat umpan balik sebagai penilaian
oleh dirinya.22 Sehingga hal ini dapat menghambat yang menghakimi kemampuan mereka.21 Selain itu,
seseorang untuk menerima dan menggunakan alasan lain yang menghambat penggunaan umpan
umpan balik yang diberikan. balik antara lain dikarenakan umpan balik tersebut
Umpan balik merupakan bagian penting dalam tidak berguna; tidak spesifik; menggunakan bahasa
proses pembelajaran. Menerima umpan balik instruktif dan tidak dapat dipahami; serta peserta
dapat membuat sesorang menyadari kelebihan didik kurang memiliki strategi untuk menggunakan
yang dimiliki dengan menyoroti area pengetahuan, umpan balik.26 Salah satu strategi yang dapat
keterampilan atau sikap yang membutuhkan digunakan antara lain dengan melakukan refleksi
perhatian lebih untuk ditingkatkan, dan membuat menggunakan siklus refleksi dari Gibbs setelah
rencana aksi untuk perbaikan. Umpan balik memberi mendapatkan umpan balik. Siklus refleksi tersebut
informasi mengenai hal yang sudah baik dan hal terdiri dari enam tahap, yaitu: deskripsi, perasaan,
yang masih dapat ditingkatkan. Peserta didik akan evaluasi, analisis, kesimpulan, dan rencana aksi.10,15
menyusun strategi yang diperlukan berdasarkan Siklus refleksi diri setelah mendapat umpan balik
informasi yang didapat sehingga perilaku yang dapat dilihat pada Gambar 2.
kurang baik tersebut dapat diperbaiki.21

344 Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

Gambar 2. Siklus Refleksi Diri Setelah Mendapat Umpan Balik

Setelah pengajar memberikan umpan balik didik dapat diterima, diinternalisasi dan digunakan
kepada peserta didik, pengajar dapat menanyakan untuk perbaikan kinerjanya di masa yang akan datang.
perasaannya dan memintanya untuk mendeskripsikan
mengenai umpan balik yang diterima. Hal ini Asesmen terhadap Refleksi Diri
membuat peserta didik untuk fokus pada respons Penelitian dari Stewart dan Richardson
emosional, positif dan negatif, yang timbul setelah memperlihatkan beberapa masalah terkait asesmen
menerima umpan balik. Pada saat ini siklus refleksi refleksi diri.11 Pertama adalah refleksi diri yang bersifat
“deskripsi” dan “perasaan” sudah dimulai.10 personal sehingga mahasiswa merasa tidak nyaman
Kemudian pengajar dapat menanyakan pendapatnya untuk membuka diri. Berikutnya adalah penggunaan
mengenai umpan balik yang diterima. Peserta didik rubrik atau kriteria penilaian dalam asesmen
akan mengevaluasi dan menganalisis mengenai terhadap refleksi diri yang dapat menghilangkan sifat
umpan balik tersebut. Tahapan ini sesuai dengan dinamis refleksi diri. Selain itu, asesmen refleksi diri
siklus refleksi “evaluasi” dan “analisis”. Berikutnya, rentan terhadap inkonsistensi hasil penilaian.
berdasarkan umpan balik tersebut, peserta didik Isu selanjutnya adalah dampak asesmen terhadap
dapat diminta untuk merumuskan rencana aksi yang hubungan dosen-mahasiswa. Jika mahasiswa harus
harus diambil untuk memperbaiki kinerjanya di masa memperlihatkan kekurangannya, dikhawatirkan
yang akan datang. Hal ini mengkombinasikan siklus akan membuat hubungan menjadi tidak nyaman.
refleksi “kesimpulan” dan “rencana aksi”. Keseluruhan Masalah terakhir adalah lingkungan kondusif yang
proses ini dapat mendorong peserta didik berpikir perlu diciptakan agar mahasiswa merasa aman saat
mengenai langkah konkrit yang harus diambil berefleksi.11 Pee dkk27 bahkan menyatakan bahwa
untuk meningkatkan performanya di masa depan asesmen refleksi diri berpotensi menghambat
dan membantu mengasimilasi pengalaman dalam kemampuan refleksi diri mahasiswa karena
proses pembelajaran.10 Refleksi dapat menjadi strategi mahasiswa hanya fokus pada bagaimana cara
penting agar umpan balik yang diterima oleh peserta mendapat nilai yang bagus.

Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 345
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

Walaupun banyak tantangan dalam asesmen refleksi, 1. Tetapkan kapan akan dilakukan penilaian dan
mahasiswa menyadari bahwa pembelajaran refleksi seberapa sering dilakukan penilaian. Sebaiknya
penting.11 Terdapat tiga hal utama dalam melakukan tidak terlalu sering sehingga menimbulkan
asesmen refleksi diri yaitu pertama fokus pada proses kejenuhan bagi mahasiswa dan dosen tidak
refleksi diri mahasiswa, bagaimana mahasiswa akan sempat memberikan umpan balik, dan
mendeskripsikan pengalamannya dan merefleksikan hal ini tentunya akan mengurangi makna
pengalamannya tersebut. Kedua, mahasiswa harus pembelajaran refleksi diri.
mendeskripsikan pengalamannya secara adekuat 2. Tetapkan bagaimana cara refleksi diri tersebut
agar penilai dapat menilai refleksi diri secara objektif. dinilai, apakah menggunakan pendekatan
Dengan demikian, reflective dialogue penting agar kuantitatif (rubrik) atau kualitatif.
otentisitas pengalaman dapat dikonfirmasi. Ketiga, 3. Tetapkan tujuan asesmen, apakah formatif dan/
baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif dapat atau sumatif. Pendekatan reflective dialogue
digunakan untuk menilai refleksi diri.28-30 Jika mengutamakan dialog dan mentoring antara
pendekatan kuantitatif digunakan maka terdapat dosen dan mahasiswa, dengan demikian asesmen
dua cara yaitu menggunakan self administred scale refleksi diri formatif tetap berperan penting.
untuk mahasiswa menilai seberapa reflektif dirinya, 4. Fokus pada proses refleksi diri mahasiswa,
atau menggunakan rubrik penilaian tulisan refleksi dengan mengacu pada kerangka refleksi diri
diri. Penelitian Soemantri dkk31 menunjukkan tertentu, antara lain dari Boud dkk,14 dimana
paling tidak ada 21 instrumen yang dapat digunakan tulisan refleksi diri dibagi menjadi 3 bagian:
oleh mahasiswa untuk menilai seberapa reflektif apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan apa yang
dirinya. Sedangkan rubrik penilaian tulisan refleksi harus diubah dan apa yang dipelajari (rencana
diri yang banyak digunakan, antara lain adalah aksi belajar).
rubrik dari Kember dkk,32 Wald dkk,33 Koole dkk34 5. Ciptakan lingkungan pembelajaran yang
dan O’Sullivan dkk.35 kondusif agar refleksi diri membudaya.
6. Pastikan ada proses mentoring bagi mahasiswa
Bagaimana kemudian langkah dalam melakukan
dalam berefleksi, beserta pemberian umpan
asesmen refleksi diri? Komponen penting dalam
balik konstruktif.
proses asesmen refleksi diri digambarkan pada
gambar 3 di bawah ini. Menghasilkan skor sebagai hasil asesmen refleksi
diri merupakan praktek baik dan juga menjadi
pendorong bagi mahasiswa berefleksi, mengingat
ada prinsip “assessment drives learning”. Namun hal
yang tidak kalah penting adalah reflective dialogue
antara dosen dan mahasiswa dan umpan balik
konstruktif terhadap proses refleksi diri mahasiswa.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Indonesian College of Health
Professions Education (IAM-HPE) dan Jurnal
Pendidikan Kedokteran Indonesia (JPKI) yang telah
memfasilitasi penulisan rekomendasi ini.

DEKLARASI KEPENTINGAN
Para penulis mendeklarasikan bahwa tidak terdapat
konflik kepentingan apapun terkait studi pada
Gambar 3. Komponen Penting dalam Proses Asesmen naskah ini.
Refleksi Diri

346 Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

KONTRIBUSI PENULIS Education systematic review to determine the


Dwita Oktaria – outline isi manuskrip, penulisan mos. Medical Teacher [Internet]. 2019; 41(1):
draf manuskrip, editing manuskrip, finalisasi 3–16. Available from: https: //doi.org/10.1080
manuskrip /0142159X.2018.1505037
Dian Puspita Sari – outline isi manuskrip, penulisan 8. Al-eraky MM. Twelve Tips for teaching
draf manuskrip, editing manuskrio, finalisasi medical professionalism at all levels of medical
manuskrip education. Medical Teacher. 2015; 37: 1018–25.
Diantha Soemantri – outline isi manuskrip, 9. Kolb DA, Fry R. Towards an applied theory
penulisan draf manuskrip, finalisasi manuskrip of experiential learning, in Cooper, C L (ed)
Nadia Greviana – outline isi manuskrip, penulisan Theories of Group Processes, London: John
draf manuskrip, finalisasi manuskrip Wiley, 1975; pp33-58.
DAFTAR PUSTAKA 10. Quinton S, Smallbone T. Feeding forward:
using feedback to promote student reflection
1. HodgesBD,GinsburgS,CruessR,etal:Assessment
and learning – a teaching model, Innovations in
of professionalism: recommendations for the
Education and Teaching International. 2010; 47:
Ottawa 2010 Conference, Medical Teacher.
1, 125-35, DOI: 10.1080/14703290903525911
2011; 33(5): 354–63.
11. Stewart S, Richardson B. Reflection and its
2. Cruess SR dan Cruess RL. Teaching
place in the curriculum on an undergraduate
Professionalism- Why, What, and How. FVV in
course: Should it be assessed?. Assessment &
Obgyn. 2012; 4(4): 259-65.
Evaluation in Higher Education. 2000; 25: 4,
3. Birden H, Glass N, Wilson I, Harrison M, 369-380, DOI: 10.1080/713611443
Usherwood T, Nass D. Teaching professionalism
12. O’Sullivan H, van Mook W, Fewtrell R,
in medical education: A Best Evidence Medical
Wass V. Integrating professionalism into the
Education (BEME) systematic review. BEME
curriculum: AMEE Guide No. 61. Medical
Guide No. 25. Medical Teacher [Internet]. 2013
Teacher [Internet]. 2012; 34(2): e64–77.
Jul 5; 35(7): e1252–66. Available from: http: //
Available from: http: //www.tandfonline.com/
www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/014215
doi/full/10.3109/0142159X.2012.655610
9X.2013.789132
13. Pamungkasari, EP. Kumara A. Armis. Emilia,
4. Sandars J. The use of reflection in medical
O. Pengembangan model pembelajaran
education: AMEE Guide no. 44. Medical
reflektif untuk program studi profesi dokter:
Teacher. 2009; 31: 685-95.
Enam langkah pembelajaran reflektif klinik.
5. Nguyen QD, Fernandez N, Karsenti T, Charlin B. The Indonesian Journal of Medical Education.
What is reflection? A conceptual analysis of major 2017; 6(3): 153-62.
definitions and a proposal of a five-component
14. Boud, D. Keogh, R. Walker, D. Reflection:
model. Medical Education. 2014; 48: 1176-89.
turning experience into learning. London;
6. Aronson L. Twelve tips for teaching reflection Kogan Page. 1996.
at all levels of medical education. Medical
15. Gibbs G. Learning by doing: A guide to teaching
Teacher. 2011; 33: 200-5.
and learning methods. Oxford: Oxford Centre
7. Uygur J, Stuart E, Paor M De, Wallace E, Duffy for Staff and Learning Development; 1988.
S, Shea MO, et al. A Best Evidence in Medical
16. Aronson L, Niehaus B, Lindow J, Robertson PA,
Education systematic review to determine the
Sullivan PSO. Development and pilot testing of a
most effective teaching methods that develop
reflective learning guide for medical education.
reflection in medical students: BEME Guide No.
Medical Teacher. 2011; (415): 515–21.
51 BEME GUIDE A Best Evidence in Medical

Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 347
Oktaria D et al., JPKI, 2022;11(3): 340-348

17. Marshall T. International and multidisciplinary seeking and recipience, Studies in Higher
perspectives the concept of reflection: a Education, 2017; 42(11): 2026-41, DOI:
systematic review and thematic synthesis 10.1080/03075079.2015.1130032
across professional contexts. Reflective Practice 27. Pee B, Woodman T, Fry H, Davenport ES.
[Internet]. 2019; 20(3): 396–415. Available from: Appraising and assessing reflection in students’
https: //doi.org/10.1080/14623943.2019.1622520 writing on a structured worksheet. Medical
18. Mann K, Gordon J, Macleod A. Reflection Education. 2002; 36: 575-85.
and reflective practice in health professions 28. Koole S, Dornan T, Aper L, Scherpbier A,
education: a systematic review. Advances in Valcke M, Cohen-Schotanus J, Derese A. Factors
Health Sciences Education.2009; 595–621. confounding the assessment of reflection: a critical
19. Aronson L, Niehaus B, Hill-sakurai L, Lai C, review. BMC Medical Education. 2011; 11: 104.
Sullivan PSO. reflection A comparison of two 29. Tsingos C, Bosnic-Anticevich S, Lonie JM, Smith
methods of teaching reflective ability in Year 3 L. A model for assessing reflective practices
medical students. Medical Education. 2012; 46: in pharmacy education. American Journal of
807–14. Pharmaceutical Education. 2015; 79(8): Article 124.
20. Reis SP, Wald HS, Monroe AD, Borkan JM. 30. Plack MM, Driscoll M, Blisset S, McKenna R,
Patient education and counseling begin the Plack TP. A method for assessing reflective journal
BEGAN (The Brown Educational Guide to writing. Journal of Allied Health. 2005; 34: 199-208.
the Analysis of Narrative) – A framework
31. Soemantri D, Mccoll G, Dodds A. Measuring
for enhancing educational impact of faculty
medical students’ reflection on their learning:
feedback to students’ reflective writing. Patient
modification and validation of the motivated
Education and Counselling [Internet]. 2010;
strategies for learning questionnaire (MSLQ).
80(2): 253–9. Available from: http: //dx.doi.
BMC Medical Education. 2018; 18: 274.
org/10.1016/j.pec.2009.11.014
32. Kember D, McKay J, Sinclair K, Wong FKY.
21. Bing-You RG, Trowbridge RL. Why medical
A four-category scheme for coding and
educators may be failing at feedback. JAMA.
assessing the level of reflection in written
2009. 302(12): 1330-1.
work. Assessment and Evaluation in Higher
22. Sargeant J, Watling C. Instructional feedback in Education. 2008; 33(4): 369-79.
medical education. In: The Cambridge Handbook
33. Wald HS, Borkan JM, Taylor JS, Anthony D,
of Instructional Feedback. Ed Lipnevuch AA,
Reis SP. Fostering and evaluating reflective
Smith JK. Cambridge University Press. 2018.
capacity in medical education: developing the
23. Nicol DJ, Macfarlane‐Dick D. Formative REFLECT rubric for assessing reflective writing.
assessment and self‐regulated learning: a model Academic Medicine. 2012; 87(1): 41-50.
and seven principles of good feedback practice.
34. Koole S, Dornan T, Aper L, De Wever B,
Studies in Higher Education. 2006; 31(2): 199–
Scherpbier A, Valcke M et al. Using video-cases
218. doi: 10.1080/03075070600572090
to assess student reflection: Development and
24. Bhattarai MD. ABCDEFG IS – The principle of validation of an instrument. BMC Medical
Constructive Feedback. JNMA. 2007; 46(167): 151-6. Education. 2012; 12: 22.
25. Ramani S. Krackov SK. Twelve tips for giving 35. O’Sullivan P, Aronson L, Chittenden E, Niehaus
feedback effectively in the clinical environment. B, Learman L. Reflective ability rubric and user
Medical Teacher. 2012; 34: 787-91 guide. MedEdPORTAL; 2010. Availablefrom:
26. Winstone NE, Nash RA, Rowntree J, Parker www.mededportal.org ID 8133, diakses pada
M. ‘It’d be useful, but I wouldn’t use it’: Maret 8,2021,https: //www.mededportal.org/
barriers to university students’ feedback doi/10.15766/mep_2374-8265.8133

348 Vol. 11 | No. 3 | September 2022| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education

You might also like