You are on page 1of 16

Identifikasi Vertebrata Kelas Mamalia di Taman Satwa Taru Jurug

Surakarta Sebagai Bahan Materi Pengembangan Video Pembelajaran


Biologi SMA Kelas X

Ibnu Fadhlianto
SMA Veteran 1 Sukoharjo
Jalan dr. Muwardi No.84, Sawah, Gayam, Sukoharjo, Jawa Tengah
E-mail: ibnufadhlijanuar@gmail.com
diterima: 15 Agustus 2020 disetujui: 22 Agustus 2020, dipublikasikan: 30 September 2020

Abstract
The purpose of this study was to identify Vertebrate animals of the Mammal class, order artiodactyla,
family Cervidae in the Jurug Surakarta Taru Animal Park, develop interactive video media as a result of
identification of vetebrata animals into learning media, know the quality of interactive video media based on
assessment by material experts, media experts and biology teachers, and applications in learning. The research
method used an observation method by making direct observations of vertebrate species. The instrument for
assessing the quality of interactive video media is based on material aspects and presentation aspects, with a
qualitative descriptive analysis design. The results of this study indicated that in Taru Jurug Animal Park
Surakarta there were 3 species of animals namely Cervus unicolor, Cervus timorensis, Axis-axis and all three
have been identified. Research on the identification of vertebrate animals, especially the mammalian class, order
artiodactyla, and the cervidae family can be used for the preparation of interactive video media with material on
Biodiversity at the level of genes and species. The quality of interactive video media in terms of material aspects,
presentation, and language. Assessment of material experts obtained a percentage of 90.9% so that it was
categorized as very valid, media experts obtained a percentage of 88.5% so it was categorized as very valid,
biology teacher Veteran 1 Sukoharjo High School obtained a percentage of 92.5% so it was categorized as very
valid and biology teacher Nguter 1 Public High School obtained a percentage of 97.5% so it is categorized as
very valid. Based on this, it can be concluded that this interactive video media is worthy of being used by
teachers as one of the learning media about Biodiversity at the level of genes and species.

Keywords: identification, interactive video quality and media, Cervus unicolor, Cervus timorensis, Axis-axis

PENDAHULUAN SMA N 1 Nguter adalah salah satu


Pengetahuan adalah reaksi dari manusia sekolah di Kabupaten Sukoharjo, sedangkan
atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui SMA Veteran 1 Sukoharjo merupakan salah
persentuhan objek dengan indera dan satu sekolah swasta yang juga terletak di
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi Kabupaten Sukoharjo. Namun dalam
setelah orang melakukan penginderaan sebuah pembelajaran keanekaragaman hayati, masih
objek tertentu (Pudjawidjana, 1983). ada siswa yang masih remedial di kedua SMA
Sains (biologi, fisika, kimia) memiliki tersebut. Di SMA N 1 Nguter, KKM untuk
kontribusi yang cukup besar dalam pelajaran keanekaragaman hayati adalah 70.
perkembangan teknologi, yakni sebagai ilmu Sedangkan prosentase nilai murid kelas 10
dasar yang melandasi pengembangan yang tuntas kurang dari 50%. Pembelajaran
teknologi. Hal ini yang menyatukan keduanya biologi kelas 10 sendiri lebih banyak
menjadi kesatuan yang dikenal sebagai menggunakan powerpoint berupa slide tulisan
Saintek/IPTEK (Sudarisman, 2015). saja karena mengacu pada kurikulum 2013,
akan tetapi penggunaan
media untuk pelajaran keanekaragaman hayati Alat dan Bahan yang digunakan adalah
sendiri belum ada. Di SMA Veteran 1 Kamera, Alat tulis, Lembar Pengamatan,
Sukoharjo, KKM untuk pelajaran Hewan Tingkat Gen dan Tingkat Spesies,
Keanekaragaman Hayati adalah 68. Sedangkan Buku Materi Vertebrata, Internet
prosentase nilai murid kelas 10 yang tuntas
Metode Penelitian
kurang dari 50%. Pembelajaran biologi kelas
Penelitian ini dilakukan dengan
10 sendiri lebih banyak menggunakan
menggunakan metode eksplorasi dan
powerpoint berupa slide tulisan dengan
pembuatan media. Sehingga penelitian hanya
gambar saja karena mengacu pada kurikulum
menggunakan bantuan alat tulis, kamera serta
2013, akan tetapi penggunaan media untuk
narasumber yang berada di Taman Satwa Taru
pelajaran keanekaragaman hayati sendiri belum
Jurug Surakarta.
ada
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
Pembelajaran materi keanekaragaman
observasi, pengamatan dan dokumentasi.
hayati memerlukan bantuan media
Peneliti berperan sebagai instrumen kunci pada
pembelajaran agar siswa dapat lebih
penelitian ini.
memahami materi karena pengetahuan yang
berasal dari buku pegangan siswa terkadang
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan
kurang dapat memberikan gambaran yang
langkah langkah penyusunan media adalah
lengkap dan jelas terhadap apa yang ada di
sebagai berikut:
alam terutama lingkungan sekitar.
1. Pengumpulan data dan analisis
Pada penelitian ini, tempat yang
a) Melakukan pengamatan dan identifikasi
digunakan untuk identifikasi adalah Taman
terhadap hewan vertebrata khususnya kelas
Satwa Taru Jurug, letaknya di timur kota
mamalia, ordo artiodactyla, dan famili
Surakata, dekat perbatasan dengan
cervidae yang ada di Taman Satwa Taru
Karanganyar. Di dalam Taman Satwa Taru
Jurug Surakarta.
Jurug terdapat berbagai spesies hewan seperti
b) Mengumpulkan data hasil identifikasi dan
gajah, ular, harimau sumatra, rusa, unta,
mengumpulkan sumber. Sumber yang
beruang madu, siamang, dan masih banyak
dimaksud seperti buku teks, buku referensi,
fauna lainnya. Hasil penelitian ini di harapkan
materi-materi sumber asli, internet, maupun
dapat digunakan sebagai salah satu sumber
pengetahuan dari orang lain dibidang tersebut
pembelajaran biologi di SMA kelas X pada
yang mendukung pembuatan bahan ajar.
BAB II Berbagai Tingkat Keanekaragaman
2. Rancangan
Hayati. Metode
a) Merancang desain produk untuk
pembelajaran seperti ini juga pernah
mempermudah dalam penyusunan media
dilaporkan Dhesti (2020) mengenai materi
pembelajaran.
Aves untuk jenjang SMA.
3. Pembuatan
a) Membuat media pembelajaran dari hasil
METODE pengumpulan dan analisis data yang
Lokasi penelitian dilakukan di Taman
dijadikan sebuah video pembelajaran dan
Satwa Taru Jurug Surakarta dan waktu
dipadukan dengan powerpoint.
penelitian di mulai pada bulan Januari 2019
b) Variasi desain produk, dalam tahap ini
dilakukan penilaian dengan cara
menghadirkan pakar atau tenaga ahli untuk Bangun Nusantara Sukoharjo, dengan
menilai produk yang dirancang. ketentuan memiliki kualifikasi akademik
c) Perbaikan desain, setelah desain produk minimal Magister (S2) dan berpengalaman.
divalidasikan melalui penilaian para ahli, Sedangkan validator ahli media adalah dosen
maka akan diketahui kelemahannya. atau ahli dengan ketentuan memiliki kualifikasi
Kelemahan tersebut selanjutnya dibidang media pembelajaran. Selanjutnya
diminimalisir dengan cara memperbaiki dilakukan uji coba media pembelajaran pada
desain. pengguna yaitu Guru Biologi tingkat SMA.
4. Penggunaan Data yang dipakai dalam validasi media ini
a) Media pembelajaran berupa video interaktif merupakan data kuantitatif dengan
digunakan oleh guru biologi di SMA N 1 menggunakan lima tingkatan yang memiliki
Wuryantoro dan SMA Veteran 1 Sukoharjo. kriteria seperti pada tabel berikut.
Teknik Analisis Data Tabel 1 Penskoran validasi media
1. Analisis Spesies Vertebrata No. Skor Keterangan
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian 1. 5 Penilaian media sangat baik
mengenai spesies-spesies vertebrata kelas 2. 4 Penilaian media baik
mamalia, ordo artiodactyla, dan famili cervidae 3. 3 Penilaian media cukup baik
4. 2 Penilaian media kurang baik
kemudian di identifikasi dengan bantuan buku
5. 1 Penilaian media tidak baik
vertebrata dan internet. Data yang telah jadi
kemudian dibuat media pembelajaran interaktif
Data hasil validasi selanjutnya dianalisis
dengan bantuan internet.
menggunakan teknik analisis data presentase
2. Uji Validasi Media
dengan rumus berikut :
Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk ∑𝑛 𝑥
media selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli 𝑝 = 𝑛 100%
materi, ahli media, dan guru biologi sebagai ∑ 𝑦
Data presentase penilaian yang telah
pengguna untuk mengetahui apakah media
diperoleh diubah menjadi data kualitatif
yang disusun layak untuk dijadikan media
deskriptif yang menggunakan kriteria validitas
pembelajaran atau tidak. Validator ahli materi
pada tabel berikut:
adalah dosen Universitas Veteran Tabel 2.
Kriteria Validitas
No Tingkat Validasi Kategori Kevalidan Keputusan

1. 80%-100% Sangat Valid Media siap dimanfaatkan sebagai sumber


belajar di SMA/MA
2. 60%-79% Valid Media dapat dilanjutkan dengan menambah
sesuatu yang kurang melakukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Penambahan yang dilakukan tidak terlalu
besar dan tidak terlalu mendasar.

3. 50%-59% Kurang Valid Merevisi dengan meneliti kembali secara


seksama dan mencari kelemahan-
kelemahan media untuk disempurnakan.
A. Hasil Penelitian Rusa ini mempunyai ciri-ciri tubuh
1. Deskripsi Lokasi dan Waktu Studi berwarna gelap dengan warna rambut coklat
Taman Satwa Taru Jurug berada di
tua, mempunyai tubuh yang tinggi,
tepian sungai Bengawan Solo, sekitar 10 km
dari Pusat Kota Surakarta, berada di ketinggian mempunyai kaki yang panjang, bagian pada
sekitar 92m diatas permukaan air laut. Dengan perut terlihat lebih gelap. Hal ini sesuai
luas sekitar 13,9 ha, terletak 110 45' 15" - dengan teori Anderson (1967) bahwa rusa ini
110 45' 35" Bujur Timur dan termasuk rusa Asia dengan ciri-ciri tubuh
70' 36" - 70' 56" Lintang selatan. Taman Satwa yaitu tinggi pundak mencapai 102-160 cm
Taru Jurug Surakarta ( TSTJ ) adalah sebuah dengan bobot badan mencapai 546 kg.
taman yang ditopang oleh 67 jenis satwa dan
Panjang badan pada rusa jantan dapat
331 ekor satwa serta ditumbuhi lebih dari
ribuan pohon yang membuat suasana mencapai 160 cm dengan berat badan antara
lingkungan menjadi sejuk dan nyaman. 136-320 kg, sedangkan rusa yang betina
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta ( mencapai 115 cm dengan berat badan 135-
TSTJ ) pada awalnya merupakan pindahan 225 kg. Rusa ini juga merupakan jenis rusa
Kebun Binatang Sriwedari yang lebih dikenal yang besar dan mempunyai kaki yang
dengan sebutan “Kebun Rojo“, didirikan Sri panjang, warna kulit dan rambut coklat tua,
Susuhunan Paku Buwono X pada tanggal 20
bagian perut berwarna lebih gelap sampai
Dal 1381 atau tanggal 17 Juli 1901 dan
merupakan Kebun Binatang tertua. kehitam-hitaman, rambut kuku kasar dan
Identifikasi hewan vertebrata pendek. Nama latin rusa ini Cervus unicolor.
khususnya kelas mamalia, ordo artiodactyla, b. Individu Rusa 2
dan famili cervidae di Taman Satwa Taru Deskripsi
Jurug Surakarta dilaksanakan selama 7 hari Rusa ini mempunyai ciri-ciri tubuh
yaitu pada tanggal 17 – 22 Januari 2019. berwarna gelap dengan warna rambut coklat
Identifikasi hewan vertebrata dilakukan dengan tua bercampur dengan sedikit warna abu-abu,
cara melihat morfologi (sifat yang nampak dari memiliki ukuran tubuh sedikit lebih kecil
luar) dari tubuh hewan vertebrata tersebut.
Setelah di identifikasi, data tersebut dapat dibanding Cervus unicolor, pada rusa jantan
digunakan sebagai bahan pembuatan media memiliki ranggah atau tanduk yang
pembelajaran berupa Video Interaktif untuk bercabang tiga dan jika sudah dewasa
pembelajaran SMA dan MA dengan K.D 3.2 terdapat tiga ujung yang runcing. Hal ini
Menganalisis data hasil observasi tentang sesuai dengan teori Alam Endah (2010)
berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, bahwa rusa ini jika dewasa mempunyai
jenis dan ekosistem) di Indonesia.
panjang badan berkisar antara 195-210 cm
2. Hasil Identifikasi
Kegiatan awal sebelum melakukan dengan tinggi badan mencapai antara 91-110
pengembangan media pembelajaran video cm. Mempunyai berat badan antara 103-115
interaktif adalah melakukan pengamatan dan kg, walaupun rusa yang berada
identifikasi hewan vertebrata khususnya kelas dipenangkaran mampu memiliki bobot
mamalia, ordo artiodactyla, dan famili cervidae sekitar 140 kg. Ukuran rusa ini meskipun
di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta. kalah besar Cervus unicolor namun
Adapun identifikasi hewan tersebut
dibandingkan dengan rusa jenis lainnya
sebagai berikut :
a. Individu Rusa seperti rusa bawean dan menjangan, ukuran
1 Deskripsi tubuh rusa timor lebih besar. Rusa jantan
memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang.
Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak
jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa,
tanduk menjadi sempurna yang ditandai masuk ke dalam kelas mamalia, ordo
dengan terdapatnya 3 ujung runcing. Habitat artiodactyla, dan famili cervidae. Berikut
rusa ini adalah padang rumput pada daerah adalah tabel daftar hewan vertebrata kelas
beriklim tropis dan subtropis, dan menjadi mamalia, ordo artiodactyla, dan famili
fauna identitas Nusa Tenggara Barat. Nama cervidae.
latin rusa ini Cervus timorensis. Tabel 3. Nama Jenis Rusa
c. Individu Rusa
3 Deskripsi No. Nama Latin Nama Lokal
Rusa ini mempunyai ciri-ciri tubuh 1. Cervus unicolor Rusa Sambar
berwarna terang dengan warna rambut coklat 2. Cervus timorensis Rusa Timor
muda dengan corak totol putih di tubuhnya, 3. Axis-axis Rusa Tutul
terdapat garis dengan warna gelap di sepanjang
punggung sampai pangkal ekor, memiliki leher
3. Hasil Identifikasi sebagai Bahan
yang pendek, kelopak mata besar, mempunyai
tanduk (ranggah) yang hanya tumbuh pada rusa
Pembuatan Media
jantan, memiliki ukuran tubuh yang kecil, Hasil identifikasi rusa di Taman Satwa
bagian bawah rusa berwarna putih, dan Taru Jurug Surakarta dapat digunakan sebagai
memiliki ekor yang agak panjang. Hal ini bahan pembuatan media pembelajaran video
sesuai dengan teori Grzimek (1972) bahwa interaktif pada materi Keanekaragaman Hayati
rusa ini memiliki leher kepala yang pendek, tingkat gen dan spesies pada KD 3.2 yaitu
memiliki senjata di atas kepalanya, mata yang “Menganalisis data hasil observasi tentang
terbilang besar, kelopak mata di sebelah atas berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen,
memiliki rambut mata yang lebih panjang dari jenis, dan ekosistem) di Indonesia”, dengan
rambut mata sebelah bawah, kaki yang menggunakan hasil identifikasi sebagai contoh
panjang, tubuh yang panjang dan mempunyai keanekaragaman hayati tingkat gen dan tingkat
sebuah ekor yang panjang. Daerah telinga, ekor spesies yaitu Cervus unicolor, Cervus
dan leher berambut lebih panjang dari bagian timorensis, dan Axis-axis.
lainnya. Pada daerah punggung terdapat garis 4. Hasil Validasi Media
gelap yang membujur dari kepala sampai Media pembelajaran video interaktif
dengan pangkal ekor. Pada dada terdapat yang dibuat dari hasil identifikasi di Taman
bintik-bintik yang menyerupai garis putih, Satwa Taru Jurug Surakarta di uji validasinya
biasanya satu atau dua deretan bintik bintik. kepada ahli materi, ahli media, dan pengguna
Bagian bawah rusa ini berwarna putih. Dan yaitu guru biologi. Didapatkan hasil validasi
menurut Santra (2008), rusa ini mempunyai oleh ahli materi dengan jumlah skor 40 dan
berat hampir mencapai 85 kg. Yang medium perolehan prosentase sebesar 90,9%;
dapat berdiri tegak hingga 35-38 inchi di sedangkan hasil validasi oleh ahli media
bagian punggung. Ukuran lingkar dada 75-79 dengan jumlah skor 85 dan perolehan
cm, panjang ekor 20–10 cm, tinggi bahu 110- prosentase sebesar 88,54%; begitu juga hasil
140 cm dan berat dewasa 75-100 kg. validasi oleh pengguna yaitu guru biologi,
Jadi dari uraian hasil identifikasi di atas dalam hal ini peneliti menguji kepada dua guru
adalah hewan vertebrata yang teridentifikasi biologi dengan hasil validasi guru A jumlah
ada 3 spesies, dan ketiganya skor 74 perolehan prosentase sebesar 92,5%
dan guru B jumlah skor 78 perolehan
prosentase sebesar 97,5%. Dari perolehan tingkat jenis atau spesies. Spesies merupakan
prosentase keempat validator tersebut bisa sekelompok makhluk hidup yang mempunyai
dikatakan bahwa media pembelajaran video sifat-sifat yang sama dapat mengadakan
interaktif masuk kriteria Sangat valid. perkawinan antarsesamanya dan
menghasilkan keturunan yang fertil.
5. Alternatif dalam Pembelajaran Rusa Sambar (Cervus unicolor), Rusa
Media yang sudah divalidasi dan Timor (Cervus timorensis), dan Rusa Tutul
diperoleh hasil yang Sangat Valid dapat (Axis-axis) termasuk kedalam
digunakan oleh guru sebagai solusi dari keanekaragaman hayati tingkat spesies, karena
permasalahan tidak adanya media berupa video ketiga hewan tersebut masuk kedalam ordo dan
interaktif yang digunakan dalam pembelajaran famili yang sama yaitu ordo Artiodactyla dan
biologi di Sekolah. famili Cervidae tetapi mempunyai perbedaan
B. Pembahasan bentuk fisik, tingkah laku, dan habitat
1. Pembahasan Hasil Identifikasi Hewan (Muhammad Fadhli Masykuri, 2013).
Vertebrata b. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Dalam identifikasi di Taman Satwa Keanekaragaman hayati pada
Taru Jurug Surakarta peneliti mendapatkan 3 tingkatan ini menyebabkan variasi antar
kelompok spesies vertebrata dengan kelas, individu dalam satu spesies. Ini terjadi akibat
ordo, dan famili yang sama yaitu kelas adanya variasi gen yang berbeda pada setiap
mamalia, ordo artiodactyla, dan famili individu sejenis. Gen sendiri adalah materi
cervidae. dalam kromosom makhluk hidup yang
Peneliti mendapatkan 3 jenis hewan mengendalikan sifat organisme. Gen ini
vetebrata yang terdiri dari Rusa Sambar menyebabkan adanya suatu variasi yang
(Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak
timorensis), dan Rusa Tutul (Axis-axis). Ketiga nampak (genotipe). Susunan gen ini pada
hewan tersebut sama-sama masuk kedalam setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen
kelas Mamalia karena tubuhnya ditutupi merupakan hasil dari campuran gen betina dan
rambut, bernapas dengan paru-paru, dan gen jantan ketika dalam proses perkawinan.
pembiakan pada mamalia terjadi secara vivipar Dalam hal ini, peneliti mengambil
dan fertilisasi internal. Dan sama- sama masuk sampel pada Rusa Tutul (Axis-axis). Dari hasil
kedalam ordo Artiodactyla yaitu mamalia yang observasi di Taman Satwa Taru Jurug
mempunyai jari kaki genap (Mendy Aisha, Surakarta ditemukan dua individu dalam satu
2018). spesies Rusa Tutul terdapat perbedaan pada
Kemudian ketiga hewan tesebut ranggah atau tanduk, satu individu rusa
dikelompokkan berdasarkan tingkat memiliki sepasang tanduk yang sama panjang
keanekaragaman hayati yaitu tingkat spesies serta cabang tanduk yang sama dan satu
(jenis) dan tingkat gen. individu rusa lainnya memiliki sepasang
a. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies tanduk yang tidak sama panjang dan bentuk
Keanekaragaman hayati tingkat cabang yang berbeda. Peristiwa itu dapat
spesies yaitu segala perbedaan (fisik, tingkah dikatakan bahwa dua individu rusa tersebut
laku, dan habitat) yang ditemui pada masuk kedalam keanekaragaman tingkat gen
makhluk hidup antar jenis atau antar spesies
disebut dengan keanekaragaman hayati
karena adanya suatu variasi yang nampak (Keanekaragaman Hayati) adalah materi yang
(fenotipe) dalam satu spesies. Hal tersebut dibahas dalam media tersebut. Dengan adanya
didukung pernyataan Primadya Anantyarta media pembelajaran tersebut, diharapkan siswa
(2017) dalam jurnal penelitiannya mengatakan dapat lebih memahami materi pembelajaran
Sampel kerbau yang digunakan dalam yang disampaikan. Sebagaimana dijelaskan
penelitian ini berjumlah 8 ekor kerbau Jawa oleh Dewy (2016) bahwa bahwa media
Timur. Penentuan sampel kerbau dilakukan pembelajaran adalah komponen integral dari
dengan teknik random sampling. Pengambilan sistem pembelajaran. Dalam kegiatan
sampel darah dilakukan oleh dokter hewan, pembelajaran, seorang guru sebaiknya
sedangkan pengamatan fenotip dilakukan oleh menggunakan alat bantu ajar berupa modul,
sejawat peneliti dengan data fenotip yang jobsheet, model, atau alat bantu ajar lainnya
dimiliki. diketahui bahwa panjang tanduk yang dapat membantu siswa memahami
kerbau berkisar antara 12 cm hingga 21 cm. pelajaran dengan mudah serta memberikan
Lingkar dada yang dimiliki kerbau berkisar pengalaman yang konkrit.
antara 146 cm hingga 190 cm, tinggi badan a. Pembuatan Multimedia Interaktif
yang dimiliki kerbau berkisar antara 112 cm Pembuatan multimedia interaktif ini
hingga 125 cm, ukuran kepala sampel kerbau melewati beberapa tahap yang dikerjakan
berkisar 31 cm hingga 59 cm, panjang leher sesuai prosedur yaitu tahap perencanaan,
kerbau berkisar tahap design, dan
34 cm hingga 43 cm, sedangkan panjang ekor tahap pengembangan.
sampel kerbau berkisar antara 68 cm hingga 1) Planning (perencanaan )
82cm. a) Melakukan pengamatan dan identifikasi
Dalam jurnal penelitian tersebut .
didapatkan hasil pengamatan fenotip pada Kegiatan awal sebelum melakukan
kerbau Jawa Timur dari masing-masing pembuatan multimedia interaktif adalah
individu berbeda, mulai dari panjang tanduk, melakukan pengamatan dan identifikasi hewan
lingkar dada, tinggi badan, ukuran kepala, vertebrata khususnya kelas mamalia, ordo
panjang leher, dan panjang ekor. Ini semua artiodactyla, dan famili cervidae di Taman
dipengaruhi oleh gen yang dikandung masing- Satwa Taru Jurug Surakarta. Hasil dari
masing individu kerbau berbeda, begitu juga identifikasi tersebut diperoleh data, bahwa di
dengan pengamatan pada tanduk rusa tutul di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta terdapat
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta yang hewan kelas mamalia, ordo artiodactyla, dan
berbeda bentuk dan panjang, hal tersebut juga famili cervidae yang berjumlah 3 Spesies.
dipastikan dipengaruhi oleh kandungan gen b) Mengumpulkan sumber
didalam tubuh rusa tutul juga bebeda. Setelah melakukan identifikasi insecta
2. Media Pembelajaran Video Interaktif dan memperoleh data yang cukup, maka tahap
Hasil penelitian ini disusun dalam selanjutnya adalah mengumpulkan sumber
bentuk Media Pembelajaran Video Interaktif. refrensi yang menunjang pengembangan
Media tersebut tersebut bernama “SMART multimedia interaktif. Sumber referensi
Biodiversity” memiliki arti kata “Smart” dalam diperoleh dari sumber yang relevan yaitu :
bahasa Inggris adalah Pintar, kata
“Biodiversity” yang berarti Biodiversitas
(a) Jurnal berjudul Jenis Dan Prevalensi Desain multimedia interaktif dan draf
Endoparasit Pada Feses Rusa Sambar multimedia interaktif yang dibuat desesuaikan
(Cervus Unicolor) Dan Rusa Tutul (Axis- dengan langkah-langkah penyusunan sebuah
Axis) Di Penangkaran Rusa Universitas media video interaktif, sehingga dapat
Sumatera Utara oleh Henni Lasria Sibarani mempermudah proses pengembangan.
(2018). b) Pengisian Format Media Video
(b) Web berjudul Rusa Timor Fauna Interaktif
Identitas Provinsi NTB oleh Alam Endah Pengisian format media video interaktif
(2010). dilakukan sesuai dengan sistematika penulisan
(c) Buku “Modul Pengayaan Biologi media pembelajaran video interaktif.
Peminatan untuk SMA/MA Kelas X” oleh 3) Development (pengembangan)
Muhammad Fadhli Masykuri (2013). Pengembangan meliputi memproduksi
(d) Buku “Silabus SMA/MA Kelas X multimedia interaktif, mengevaluasi dan
Kurikulum 2013” SMA Veteran 1 Sukoharjo. meninjau kembali produk.
(e) Buku “RPP SMA/MA Kelas X a) Memproduksi Multimedia Interaktif
Kurikulum 2013” SMA Veteran 1 Sukoharjo. Sebelum ketahap ini desain dan draf
Sumber informasi yang mendukung dari media pembelajaran video interaktif harus
perencanaan diatas dikumpulkan dari berbagi sudah selesai. Kemudian tahap produksi dapat
sumber. Sumber informasi tersebut kemudian dilakukan. Kendala pada tahap ini adalah
digunakan sebagai referensi dalam ketika adanya kesalahan dalam draf yang
pengembangan multimedia interaktif. dibuat. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan
Sumber referensi dikumpulkan dari internet, adanya revisi dari dosen pembimbing sebagai
buku ataupun jurnal yang mendukung ahli materi dan orang yang berkompeten
pengembangan bahan ajar tersebut. dibidangnya sebagai ahli media.
c) Menghasilkan gagasan b) Mengevaluasi dan meninjau kembali
Setelah sumber yang diperoleh lengkap Media Pembelajaran Video Interaktif
kemudian penelitian berkonsultasi dengan yang telah dikembangkan ini selanjutnya
dosen pembimbing dan bertukar pendapat divalidasi kepada dosen pembimbing ahli
dengan teman sejawat, sehingga menghasilkan materi dan ahli media. Tahap ini meliputi
gagasan untuk selanjutnya dikembangkan penilaian kualitas dari aspek materi, penyajian
menjadi media pembelajaran video interaktif. dan bahasa. Pada tahap ini didapatkan masukan
Setelah mendapatkan data, selanjutnya dan revisi, kemudian siap diuji kualitasnya
disusun draf yang membantu memudahkan kepada guru biologi.
dalam pengembangan media pembelajaran Hasil dari pengembangan ini adalah media
video interaktif. Sehingga membentuk suatu pembelajaran video interaktif identifikasi
gagasan yang kemudian dapat dikembangkan. hewan vertebrata yang dikemas dalam bentuk
PPT interaktif yang dapat digunakan secara
2) Design (tujuan) individual.
Pembuatan design meliputi, diantaranya :
a) Membuat desain dan draf media video
interaktif
c) Revisi Media Pembelajaran Video tersebut menunjukkan bahwa media
Interaktif pembelajaran video interaktif yang telah
Setelah disetujui oleh dosen disusun masuk kategori tingkat validasi yang
pembimbing sebagai ahli materi dan ahli pertama yaitu antara 80%-100%, skor dan
media, diperoleh masukan-masukan untuk presentase kuesioner tersebut menyatakan
memperbaiki media video interaktif. Penilaian bahwa media pembelajaran video interaktif
ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian dan yang telah disusun memiliki kategori yang
aspek bahasa, kemudian dilakukan tindak sangat valid dan siap dimanfaatkan sebagai
lanjut untuk menyempurnakan media video salah media pembelajaran di SMA. Selain
interaktif tersebut. Setelah dilakukan perbaikan memberikan skor penilaian, validator juga
produk kembali, maka media video interaktif memberikan saran dan kesimpulan terhadap
siap diuji kualitasnya kepada guru biologi. multimedia interaktif.
3. Pembahasan Penilian Validasi b. Ahli Media
Media Pembelajaran Video Winda Arum Wardani, S.Kom sebagai
Interaktif validator ahli media video interaktif. Validasi
Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk dilakukan dengan memberikan kuesioner
Media Pembelajaran Video Interaktif. kepada validator. Kuesioner berisi instrumen
Selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli penilaian berupa pertanyaan terstuktur beserta
materi, ahli media, dan guru biologi untuk rubrik penilaian, kolom saran dan kolom
mengetahui apakah media pembelajaran video kesimpulan dari validator.
interaktif yang disusun layak untuk dijadikan Perolehan skor penilaian validator
media dalam pembelajaran atau tidak. sebanyak 85, skor tersebut kemudian dianalisis
a. Ahli Materi dengan menggunakan teknis analisis data
Dra. Tri Wiharti, M.Si sebagai presentase yaitu skor yang diperoleh dibagi
validator ahli materi media pembelajaran video dengan skor maksimal kemudian dikonversi
interaktif. Validasi dilakukan dengan dalam bentuk presentase. Skor maksimal dalam
memberikan kuesioner kepada validator. penilaian media video interaktif ini adalah 96.
Kuesioner berisi instrumen penilaian berupa Setelah dikonversi dalam bentuk presentase,
pertanyaan terstuktur beserta rubrik penilaian, skor menjadi 88,54%. Menurut Suparno dalam
kolom saran dan kolom kesimpulan dari Harumi (2014), Presentase tersebut
validator. menunjukkan bahwa media video interaktif
Perolehan skor penilaian validator yang telah disusun masuk kategori tingkat
sebanyak 40, skor tersebut kemudian dianalisis validasi yang pertama yaitu antara 80%- 100%,
dengan menggunakan teknis analisis data skor dan presentase kuesioner tersebut
presentase yaitu skor yang diperoleh dibagi menyatakan bahwa media pembelajaran video
dengan skor maksimal kemudian dikonversi interaktif yang telah disusun memiliki kategori
dalam bentuk presentase. Skor maksimal dalam yang sangat valid dan siap dimanfaatkan
penilaian media pembelajaran video interaktif sebagai salah media pembelajaran di SMA
ini adalah 44. Setelah dikonversi dalam bentuk Dengan demikian, produk penelitian ini
presentase, skor menjadi 90,9%. Menurut dapat dimanfaatkan di Sekolah Menengah Atas
Suparno dalam Harumi (2014), Presentase (SMA) sebagai alternative media
pembelajaran biologi materi diperoleh dibagi dengan skor maksimal
Keanekaragaman Hayati, KD 3.2 tentang kemudian dikonversi dalam bentuk presentase.
“Menganalisis data hasil observasi tentang Skor maksimal dalam penilaian media video
berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, interaktif ini adalah 80. Setelah dikonversi
jenis, dan ekosistem) di Indonesia”. dalam bentuk presentase, skor menjadi 97,5%.
c. Guru biologi Menurut Suparno dalam Harumi (2014),
Juari, S.Pd sebagai validator guru Presentase tersebut menunjukkan bahwa media
biologi dari SMA Veteran 1 Sukoharjo. video interaktif yang telah disusun masuk
Validasi dilakukan dengan memberikan kategori tingkat validasi yang pertama yaitu
kuesioner kepada validator. Kuesioner berisi antara 80%- 100%, skor dan presentase
instrumen penilaian berupa pertanyaan kuesioner tersebut menyatakan bahwa media
terstuktur beserta rubrik penilaian, kolom saran video interaktif yang telah disusun memiliki
dan kolom kesimpulan dari validator. kategori yang sangat valid dan siap
Perolehan skor penilaian validator dimanfaatkan sebagai salah media
sebanyak 74, skor tersebut kemudian dianalisis pembelajaran di SMA.
dengan menggunakan teknis analisis data Berdasarkan validasi produk, saran dan
presentase yaitu skor yang diperoleh dibagi kesimpulan yang dinilai oleh dua validator
dengan skor maksimal kemudian dikonversi yaitu guru biologi SMA Veteran 1 Sukoharjo
dalam bentuk presentase. Skor maksimal dalam dan SMA N 1 Nguter. Dengan demikian,
penilaian media video interaktif ini adalah 80. produk penelitian ini dapat dimanfaatkan di
Setelah dikonversi dalam bentuk presentase, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai
skor menjadi 92,5%. Menurut Suparno dalam alternatif media pembelajaran biologi materi
Harumi (2014), Presentase tersebut Keanekaragaman Hayati, KD
menunjukkan bahwa media video interaktif 3.2 tentang “Menganalisis data hasil observasi
yang telah disusun masuk kategori tingkat tentang berbagai tingkat keanekaragaman
validasi yang pertama yaitu antara 80%- 100%, hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di
skor dan presentase kuesioner tersebut Indonesia”.
menyatakan bahwa multimedia interaktif yang
4. Pembahasan Media Video
telah disusun memiliki kategori yang sangat
valid dan siap dimanfaatkan sebagai salah
Interaktif sebagai Media
media pembelajaran di SMA. Pembelajaran
Ir. Yuni Susilastuti sebagai validator Produk hasil penelitian disusun menjadi
guru biologi dari SMA N 1 Nguter. Validasi salah satu media pembelajaran berupa media
dilakukan dengan memberikan kuesioner interaktif keanekaragaman hayati yang dapat
kepada validator. Kuesioner berisi instrumen dimanfaatkan di SMA/MA. Media
penilaian berupa pertanyaan terstuktur beserta pembelajaran video interaktif tersebut bernama
rubrik penilaian, kolom saran dan kolom “SMART Biodiversity” memiliki arti kata
kesimpulan dari validator. “Smart” dalam bahasa Inggris adalah Pintar,
Perolehan skor penilaian validator kata “Biodiversity” yang berarti Biodiversitas
sebanyak 78, skor tersebut kemudian dianalisis (Keanekaragaman Hayati) adalah materi yang
dengan menggunakan teknis analisis data dibahas dalam media tersebut. Dengan adanya
presentase yaitu skor yang media pembelajaran tersebut, diharapkan siswa
dapat lebih memahami materi pembelajaran
yang disampaikan.
Hasil penelitian lain juga mengungkapkan terdiri dari: halaman judul, petunjuk
bahwa hasil penelitian aves di gunuung penggunaan, CV penulis, materi
merbabu dapat dijadikan sebagai bahan Keanekaragaman Hayati, gambar, video,
pembuatan multimedia interaktif biologi SMA kuis interaktif dan hasil identifikasi hewan
(Fadhillah, 2020). Vertebrata di Taman Satwa Taru Jurug
Penggunaan media video interaktif Surakarta dan penutup.
4. Produk penelitian ini merupakan media
keanekaragaman hayati sebagai salah satu pembelajaran video interaktif yang sudah
media pembelajaran di sekolah berdasarkan dilakukan proses validasi oleh ahli materi,
pada landasan pokok yaitu kurikulum yang ahli media dan guru biologi. Penilaian
berlaku di sekolah. Media video interaktif yang oleh ahli materi diperoleh presentase
telah disusun memiliki kelebihan yaitu berisi 90,9% (sangat valid), penilaian ahli media
teks, gambar, audio-video, dan kuis interaktif. diperoleh presentase 88,5% (sangat valid),
penilaian oleh guru biologi SMA Veteran
Dalam media video interaktif terdapat daftar
1 Sukoharjo diperoleh presentase 92,5%
spesies identifikasi hewan vertebrata (sangat valid) dan untuk penilaian oleh
khususnya kelas mamalia, ordo artiodactyla, guru biologi SMA N 1 Nguter diperoleh
dan famili cervidae di Taman Satwa Taru presentase 97,5% (sangat valid) untuk
Jurug Surakarta yang belum ditemukan pada dimanfaatkan di Sekolah Menengah Atas
media yang lain. sebagai salah satu media pembelajaran
biologi materi Invertebrata, KD 3.2
tentang “Menganalisis data hasil observasi
KESIMPULAN DAN SARAN tentang berbagai tingkat keanekaragaman
Berdasarkan data pengamatan dan hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai Indonesia”
berikut: 5. Aplikasi/penerapan media pembelajaran
1. Hasil identifikasi di Taman Satwa Taru video interaktif dapat diterapkan di dalam
Jurug Surakarta diperoleh data, bahwa di kelas dengan memanfaatkan media video
Taman Satwa Taru Jurug tersebut peneliti interaktif sebagai salah satu media
menemukan 3 spesies hewan yaitu Cervus pembelajaran sesuai dengan materi atau
unicolor (Rusa Sambar), Cervus KD yang telah tertulis pada silabus.
timorensis (Rusa Timor), Axis-axis (Rusa
Tutul) yang ketiganya masuk kedalam sub UCAPAN TERIMAKASIH
filum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo
Terimakasih kepada Bapak dan Ibu
Artiodactyla dan famili Cervidae.
2. Produk media pembelajaran video tercinta yang senantiasa memberi dukungan
interaktif hasil identifikasi hewan dan Do’a, sahabat-sahabatku yang
Vertebrata di Taman Satwa Taru Jurug senantiasa menyemangatiku, dan tak pernah
Surakarta untuk siswa SMA/MA kelas X lelah mengingatkanku untuk segera
pada pokok bahasan Keanekaragaman menyelesaikan skripsi, Bapak dan Ibu Dosen
Hayati telah berhasil disusun. Universitas Veteran Bangun Nusantara
Karakteristik proses pengembangan
Sukoharjo.
multimedia interaktif meliputi tahap
Planning (perencanaan), Design
(penyusunan draf, sistematika penulisan, DAFTAR PUSTAKA
dan alat evaluasi), Development Anantyarta, P. (2017). Identifkasi Variasi Genetik
(pengembangan, penulisan, penyuntingan, Kerbau (Bubalus Bubalis) Pacitan Dan Tuban
dan revisi media video interaktif). Berbasis Mikrosatelit. Jurnal Ilmiah IKIP Budi
Utomo. IKIP Budi Utomo Malang.
3. Karakteristik produk pengembangan
media pembelajaran video interaktif yang
Fadhillah, D. N. (2020). Identifikasi Aves di Kawasan Taman
Nasional Gunung Merbabu Sebagai Bahan
Pembuatan Multimedia Interaktif Biologi SMA. Journal
of Biology Learning, 2(1). .

Masykuri, M.F. (2013). Modul Pengayaan Biologi


Peminatan untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: PT.
Putra Nugraha Sentosa.

Sibarani,H.L. (2018). Jenis Dan Prevalensi Endoparasit


Pada Feses Rusa Sambar (Cervus Unicolor) Dan
Rusa Tutul (Axis-Axis) Di Penangkaran Rusa
Universitas Sumatera Utara. [SKRIPSI]. Medan.
Univesitas Sumatera Utara

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di


Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sudarisman, S. (2015). Memahami hakikat dan


karakteristik pembelajaran Biologi dalam upaya
RESUME

MAMALIA

Identifikasi Vertebrata Kelas Mamalia di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Sebagai Bahan Materi
Pengembangan Video Pembelajaran Biologi SMA Kelas X

Latar Belakang
Jurnal ini mempunyai latar belakang berdasarkan tujuan untuk mengetahui
mengetahui Kelas Mamalia di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta

Tujuan penulisan jurnal


Secara garis besar jurnal ini mempunyai tujuan di buat untuk Identifikasi Vertebrata Kelas Mamalia di
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia”, dengan menggunakan hasil identifikasi sebagai contoh keanekaragaman
hayati tingkat gen dan tingkat spesies

Metode
Metode yang digunakan metode eksplorasi dan pembuatan media.
Hasil Penelitian
Hasil identifikasi di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta diperoleh data, bahwa di Taman Satwa Taru Jurug
tersebut peneliti menemukan 3 spesies hewan yaitu Cervus unicolor (Rusa Sambar), Cervus timorensis (Rusa
Timor), Axis-axis (Rusa Tutul) yang ketiganya masuk kedalam sub filum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo
Artiodactyla dan famili Cervidae.

Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di ambil adalah Produk penelitian ini merupakan media pembelajaran video interaktif
yang sudah dilakukan proses validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru biologi. Penilaian oleh ahli
materi diperoleh presentase 90,9% (sangat valid), penilaian ahli media diperoleh presentase 88,5%
(sangat valid), penilaian oleh guru biologi SMA Veteran 1 Sukoharjo diperoleh presentase 92,5%
(sangat valid) dan untuk penilaian oleh guru biologi SMA N 1 Nguter diperoleh presentase 97,5%
(sangat valid) untuk dimanfaatkan di Sekolah Menengah Atas sebagai salah satu media pembelajaran
biologi materi Invertebrata, KD 3.2 tentang “Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia”

You might also like