You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

“RANGKAIAN LED FLIP-FLOP”


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Elektronika Dasar
Dosen Pengampu: Mada Sanjaya WS, Ph.D.

Oleh:
Agus Saefulloh
1217030003

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
ABSTRACT

The 555 timer IC itself is used in various timer generators, pulses and oscillator
applications. IC NE555 consists of 8 pins or pins, each of which has a specific function. In the
application circuit, the 555 timer IC has 3 basic operating modes, namely Monostable, Astable,
and Bistable Output. In this experiment, the basic operation of Astable is used. On the Astable
circuit. The principle works, if the monostable circuit is triggered by a high to low logic voltage
(less than 1/3 VCC) on pin-2, this astable circuit is made to trigger itself. For example, it is
assumed that tnya is the charging time of the capacitor which is charged through resistors R1
and R2 from 1/3VCC to 2/3 VCC.
It is also assumed that the discharging time of the capacitor through resistor R2 from a
voltage of 2/3 VCC to 1/3 VCC. The on and off measurements for each R1 have differences. For
a large resistance value of R1, the flash time of the LED lamp is longer than that of the small
resistance R1. Likewise, the time off or off from the LED, for a large resistance value of R1, the
time off or out of the LED is longer than the dead time of the LED for the resistance value of the
first resistor (R1) is small. From this result, for a fixed value of the second resistor and
capacitor, the greater the resistance of the first resistor (R1), the longer the on and off will be.
The relationship between R1 with on and off is on R1 and off R1.
Keywords: IC 555, Resistors, Light Emitting Diode, Capacitor,
ABSTRAK
IC timer 555 sendiri digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator.
IC NE555 tediri dari 8 kaki atau pin yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Dalam
aplikasi rangkaiannya, IC timer 555 mempunyai 3 mode operasi dasar, yaitu Monostable,
Astable, dan Bistable Output. Pada percobaan ini, digunakan operasi dasar Astable. Pada
rangkaian Astable. Prinsip kerjanya, jika pada rangkaian monostable dipicu dengan tegangan
berlogika high ke low (kurang dari 1/3 VCC) pada pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk
memicu dirinya sendiri. Misal, diasumsikan tnyala adalah waktu proses pengisian kapasitor yang
diisi melalui resistor R1 dan R2 dari 1/3VCC sampai 2/3 VCC.
Diasumsikan juga tmati adalah waktu discharging kapasitor melalui resistor R2 dari tegangan
2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Pengukuran tnyala dan tmati untuk setiap R1 memiliki perbedaan.
Untuk nilai hambatan R1-nya besar, waktu nyala dari lampu LED lebih lama daripada waktu
nyala untuk hambatan R1 kecil. Begitu pula waktu mati atau padam dari LED, untuk nilai
hambatan R1 besar, waktu mati atau padam dari LED lebih lama daripada waktu mati dari LED
untuk nilai hambatan resistor pertama (R1) berukuran kecil. Dari hasil ini, untuk nilai resistor
kedua dan kapasitor yang tetap, semakin besar hambatan resistor pertama (R1), maka tnyala dan
tmati akan semakin lama. Hubungan antara R1 dengan tnyala dan tmati adalah tnyala ≈ R1 dan
tmati ≈ R1.
Kata kunci: IC 555, Resistor, Light Emitting Diode, Kapasitor.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
IC atau intergrated circuit adalah salah satu komponen elektronika aktif yang merupakan
gabungan dari ratusan bahkan ribuan komponen elektronika seperti transistor, resistor, dioda, dan
juga kapasitor. Dalam  komponnen ini tersimpan berbagai jenis komponen tersebut dalam bentuk
yang lebih compack. Dalam IC komponen – komponen seperti tersebut diintegrasikan menjadi
satu kesatuan rangkaian dalam kemasan yang lebih kecil. Mayoritas IC dibuat dengan
menggunakan bahan semi konduktor berupa silikon. IC juga memiliki tipe dan fungsi masing-
masing pada setiap tipenya, pada makalah ini IC yang akan dibahas adalah IC timer 555 dan
penerapanya.

B. Tujuan
1. Menjelaskan sifat-sifat rangkaian monostable multivibrator dengan menggunakan IC
Timer 555
2. Dapat membuat rangkaian flip-flop secara hardware
3. Dapat menjelaskan prinsip kerja rangkaian stable multivibration dengan menggunakan IC
timer 555.

BAB II
DASAR TEORI

Pada hakekatnya sebuah generator pulsa merupakan generator yang mampu menghasilkan
isyarat bentuk pulsa yang frekuensi maupun lebar pulsanya dapat diatur. Dalam rangkaian
pembangkit pulsa yang terdapat pada peralatan generator pulsa, banyak jenis rangkaian yang
dapat diterapkan. Diantaranya osilator RC, Osilator yang mengunnakan IC 555 timer, osilator
PLL dan osilator VCO.

Multivibrator adalah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal kontinyu, yang digunakan
sebagai pewaktu dari rangkaian-rangkaian digital sekuensial. Dengan input clock yang
dihasilkan oleh sebuah multivibrator, rangkaian seperti counter, shift register maupun memory
dapat menjalankan fungsinya dengan benar.[1]

Berdasarkan bentuk sinyal output yang dihasilkan, ada 3 macam multivibrator :

a. Multivibrator bistable : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source) pada
salah satu dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah statenya tetap
bertahan pada nilai tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah ke nilai yang
berlawanan. SR Flip-flop adalah contoh multivibrator bistable.
b. Multivibrator astable : adalah oscillator free running yang bergerak di dua level digital
pada frekuensi tertentu dan duty cycle tertentu.
c. Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan pulsa
output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar

Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup


sederhana, karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri. IC
pembangkit gelombang 555 merupkan chip yang didesain  khusus untuk keperluan pembangkit
pulsa pada multivibrator dan timer. Tank circuit yang digunakan untuk membuat multivibrator
astabil dengan IC 555 cukup menggunakan reistor (R) dan kapasitor (C). [2]
Di mana IC 555 ini dapat dikatakan IC timer atau pewaktu 555 yang terdapat keuntungan
yang dimiliki suatu rangkaian terpadu monolitik, ukuran kecil, keandalan tinggi, hemat biaya,
stabil terhadap perubahan suhu dan mempunyai penyimpanan (offset) tegangan serta offset arus
yang rendah. Dengan arti yang lain pewaktu 555 dapat beroperasi sebagai astabil (oscillator) atau
monostabil (pembangkit denyut pulsa). Diagram pin pewaktu 555 diberikan pada gambar 1.

IC 555 ini berada dalam kemasan plastik dengan 8 pena (pin). Untuk IC ini memerlukan
pencatu daya balans dari (-5V, 0,+5V) sampai (15V, 0, +15 V). Maksudnya rangkaian digit
beroperasi antara tegangan bumi (logika 0) dan suatu tegangan positif (logika 1) sedangkan
isyarat dapatlah positif atau negative terhadap bumi.

Gambar 1. Diagram Pin Pewaktu 555

Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor,
sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA dihubungkan
antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara pin 7 dengan
terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan ground. Triger (pin 2)
dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu.[3]

Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan RB .
Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan kondisi
pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke positif. Keluaran
(pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB ke
ground.[4]
Gambar 2 : Bentuk output astable miltivibrator IC 555

Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T. Ini menunjukkan


sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C.

Nilai resistansi RA dan RB sangat penting untuk pengoperasian astable multivibrator. Jika
RB lebih dari setengah harga RA, rangkaian tidak akan berosilasi. Harga ini menghalangi
sinyal triger turun dari harga dua pertiga VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu
untuk memicu kembali secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.[5]

Untuk membangkitkan pulsa atau frekuensi sesuai yang diperlukan tersebut, maka dalam
setiap periodenya dapat dihitung dengan menggunakan prinsip dasar rangkaian (gambar 3)

Gambar 3. Prinsip dasar rangkaian


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan bahan


NO Alat dan bahan Kuantitas
1 1kΩ resistor 2
2 10kΩ resistor 1
3 100kΩ resistor 1
4 Blue LED 1
5 Green LED 1
6 10μf Kapasitor 1
7 IC 555 1
8 Baterai 9V 1
Tabel 1. Alat dan bahan yang dibutuhkan

A. Tempat dan waktu percobaan


Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Basic Physics Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung pada tanggal 10 Oktober 2022.
B. Prosedur Percobaan

Mulai

Skema tinkercad

Simul
Perbaikan
asi

Pemasangan
Komponen

Inspek
si Perbaikan

Pengambilan data

Pengambilan data

Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data
Resistor
No Ton Toff.
R1 R2
1 470k Ω 330Ω 0,81 s 0,70 s
2 470 Ω 1k Ω 0,95 s 0,80 s
3 1kΩ 10kΩ 1,92 s 1,77 s
4 10k Ω 100kΩ 2,46 s 2,06 s
Tabel 2. Data yang diperoleh pada percobaan
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil percobaan di atas, terdapat perbedaan hasil pengukuran waktu nyala
LED dan waktu mati LED dengan prediksi teori. Hal ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya
nilai toleransi dari setiap resistor yang semuanya memiliki toleransi sebesar 5%. Selain itu,
faktor suhu ruangan yang mempengaruhi kondisi rangkaian. Kemudian, kesalahan praktikan saat
menggunakan stopwatch sebagai akibat dari cepatnya perubahan keadaan lampu LED dari waktu
menyala dan mati, sehingga timbul ketidaktepatan pada pengukuran.

Pengukuran tnyala dan tmati untuk setiap R1 memiliki perbedaan. Untuk nilai hambatan R1-
nya besar, waktu nyala dari lampu LED lebih lama daripada waktu nyala untuk hambatan R1
kecil. Begitu pula waktu mati atau padam dari LED, untuk nilai hambatan R1 besar, waktu mati
atau padam dari LED lebih lama daripada waktu mati dari LED untuk nilai hambatan resistor
pertama (R1) berukuran kecil. Dari hasil ini, untuk nilai resistor kedua dan kapasitor yang tetap,
semakin besar hambatan resistor pertama (R1), maka tnyala dan tmati akan semakin lama.
Hubungan antara R1 dengan tnyala dan tmati adalah tnyala ≈ R1 dan tmati ≈ R1. Jenis rangkaian
lainnya adalah variasi R2. Pengukuran tnyala dan tmati untuk setiap R2 memiliki perbedaan.
Untuk nilai hambatan R2-nya besar, waktu nyala dari lampu LED lebih lama daripada waktu
nyala untuk hambatan R2 kecil. Begitu pula waktu mati atau padam dari LED , untuk nilai
hambatan R2 besar, waktu mati atau padam dari LED lebih lama daripada waktu mati dari LED
untuk nilai hambatan resistor pertama (R2) berukuran kecil. Dari hasil ini, untuk nilai resistor
pertama dan kapasitor yang tetap, semakin besar hambatan resistor kedua (R2), maka tnyala dan
tmati akan semakin lama. Hubungan antara R2 dengan tnyala dan tmati adalah tnyala ≈ R2 dan
tmati ≈ R2.

IC timer 555 sendiri digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator.
IC NE555 tediri dari 8 kaki atau pin yang masing-masing memiliki fungsi tertentu. Dalam
aplikasi rangkaiannya, IC timer 555 mempunyai 3 mode operasi dasar, yaitu Monostable,
Astable, dan Bistable Output. Pada percobaan ini, digunakan operasi dasar Astable. Pada
rangkaian Astable. Prinsip kerjanya, jika pada rangkaian monostable dipicu dengan tegangan
berlogika high ke low (kurang dari 1/3 VCC) pada pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk
memicu dirinya sendiri. Misal, diasumsikan tnyala adalah waktu proses pengisian kapasitor yang
di isi melalui resistor R1 dan R2 dari 1/3VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga tmati adalah
waktu discharging kapasitor melalui resistor R2 dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC.[6]

Rangkaian ini bisa dikembangkan dan dimanfaatkan diantaranya sebagai Sekuensial


Elektronis dalam mesin telepon, elevator dan system control lalu lintas. Selain itu dapat
digunakan juga pada mikrokontroler, mikroprosesor dan computer untuk menyimpang memori.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan ini didapat simpulan:
1. Lamanya nyala kedua LED dipengaruhi oleh hambatan kedua resistor. Dimana semakin
besar nilainya maka semakin lama LED menyala sebelum mata kembali, dengan kata lain
kedipannya tidak terlalu cepat.
2. IC timer 555 sendiri digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi
osilator. IC NE555 tediri dari 8 kaki atau pin yang masing-masing memiliki fungsi
tertentu. Dalam aplikasi rangkaiannya, IC timer 555 mempunyai 3 mode operasi dasar,
yaitu Monostable, Astable, dan Bistable Output.
3. Pada percobaan ini, rangkain multivibrator menggunakan IC 555 berhasil dibuat
REFERENSI

[1] “Thomas L. Floyd, David M. Buchla, - Fundamentals of Analog Circuits (2nd Edition) (2001)”.

[2] prafull, “An Imprint of IC.”

[3] T. L. Floyd, Electronics fundamentals  : circuits, devices and applications. Pearson, 2014.

[4] “HEF4047B Monostable/astable multivibrator.”

[5] Md. M. Abrar, “Design and Implementation of Astable Multivibrator using 555 Timer,” IOSR
Journal of Electrical and Electronics Engineering, vol. 12, no. 01, pp. 22–29, Jan. 2017, doi:
10.9790/1676-1201022229.

[6] R. J. Bose and B. Kumara, “An Overview on operational amplifier as Multivibrator,” 2019.
[Online]. Available: www.ijariie.com731

You might also like