You are on page 1of 6

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT PENGGUNAAN SIFAT-SIFAT PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN


MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD BAGI SISWA KELAS V
SD NEGERI 3 MAYAHAN KEC. TAWANGHARJO KAB. GROBOGAN
PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Tugiyem
SD Negeri 3 Mayahan
e-mail: tugiyem13@gmail.com

Abstract: The research objectives are as follows: Describe the improvement of learning outcomes through the application
of cooperative learning type STAD model for grade V students of SD Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kab. Grobogan
in the first semester of the 2016/2017 school year. The design set in this study is classroom action research. The study
consisted of two cycles. In one cycle or round consists of four components, namely planning, acting, observing, and
reflecting. The subjects of this study were teachers and fifth grade students of SD Negeri 3 Mayahan, Tawangharjo District,
Grobogan Regency. The number of students is 19 students consisting of men and women. This research was conducted in
class V SD Negeri 3 Mayahan District. Tawangharjo Kab. Grobogan. When the study began on August 22 to October 25,
2016. The study was successful if 75% of fifth grade students of SD Negeri 1 Mayahan experienced learning completeness
of individuals with grades> 70 in mathematics learning material operations of integer count operations using rounding and
estimating properties. The results showed that there was an increase in teacher performance, student activity, and
mathematics learning outcomes the subject of integer count operations using rounding and estimating properties for grade
V students of SD Negeri 1 Mayahan Kec. Tawangharjo Grobogan Regency. Improved student learning outcomes can be
seen in the test results with an average value of 53.25 in the initial test, 63.00 in the first cycle, and 79.75 in the second
cycle. Individual learning completeness is 15% of students from 40 students in the initial test, 62.5% in cycle I, and 92.5%
or 37 students in cycle II, Improving teacher performance with a score of 69 with criteria both in cycle I and score
acquisition 77 with very good criteria in cycle II. The increase in student activity results of observation obtained a score of
67 with criteria both in the first cycle and the acquisition of a score of 76 with very good criteria in the second cycle. The
questionnaire results show that students respond positively to the Mathematics learning process the subject of integer
counting operations using rounding and estimating properties by applying the cooperative learning model type Student
Teams-Achievement Division (STAD).

Abstrak: Tujuan penelitian sebagai berikut : Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar melalui penerapan model
cooperative learning tipe STAD bagi siswa kelas V SD Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kab. Grobogan pada
semester I tahun pelajaran 2016/2017. Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Penelitian terdiri dua siklus. Dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (obserVng), dan refleksi (reflecting). Subjek Penelitian ini
adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 3 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa
sebanyak 19 siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Mayahan
Kec. Tawangharjo Kab. Grobogan. Waktu penelitian dimulai tanggal 22 Agustus sampai dengan 25 Oktober 2016.
Penelitian dikatakan berhasil jika 75% siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan mengalami ketuntasan belajar individu dengan
nilai > 70 dalam pembelajaran matematika materi operasi operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat-sifat pembulatan
dan penaksiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
Matematika pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat pembulatan dan penaksiranbagi siswa
kelas V SD Negeri 1 Mayahan Kec. Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
hasil tes dengan nilai rata-rata 53,25 pada tes awal, 63,00 pada siklus I, dan 79,75 pada siklus II. Ketuntasan belajar
individu sebesar 15% siswa dari 40 siswa pada tes awal, 62,5% pada siklus I, dan 92,5% atau 37 siswa pada siklus II,
Peningkatan kinerja guru dengan perolehan skor 69 dengan kriteria baik pada siklus I dan perolehan skor 77 dengan kriteria
amat baik pada siklus II. Peningkatan aktivitas siswa hasil observasi perolehan skor 67 dengan kriteria baik pada siklus I
dan perolehan skor 76 dengan kriteria amat Baik pada siklus II. Hasil angket menunjukkan bahwa siswa menanggapi secara
positif proses pembelajaran Matematika pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat pembulatan
dan penaksirandengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams-Achievement Division
(STAD).

Kata Kunci: Hasil Belajar, cooperative learning, Student Teams-Achievement Division (STAD)

Matematika mengkaji benda abstrak dalam (Nyimas, Aisiyah dkk. 2007: 1-1)
(benda pikir) yang disusun dalam suatu sistem Menurut Russel dalam Hamzah
aksiomatis dengan menggunakan simbol dan B.Uno (2009:108) mendefinisikan bahwa
penalaran deduktif (Sutawijaya, 1977: 176) matematika sebagai suatu studi yang dimulai
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 324
2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
325 Volume 4, Nomor 4, Jurnal Pendidikan Ilmiah 324 - 329
dari pengkajian bagian-bagian yang sangat kesulitan, hal ini berkaitan dengan tingkat
dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah perkembangan kognitif siswa kelas V. Anak
yang tidak dikenal itu tersusun baik pada usia itu masih belum dapat berpikir abstrak.
(konstruktif), secara bertahap menuju arah yang Oleh karena itu dalam pembelajaran operasi
rumit (kompleks) dari bilangan bulat ke bilangan hitung pecahan guru harus menggunakan benda-
pecahan, bilangan riil ke bilangan kompleks, dari benda kongkrit.
penjumlahan dan perkalian ke deferensial dan Salah satu model pembelajaran yang
integral, dan menuju matematika yang lebih dapat digunakan untuk pembelajaran operasi
tinggi. hitung pecahan adalah dengan menerapkan
Menurut Piaget (dalam Hudoyo, 1988: model pembelajaran cooperative learning tipe
45), anak usia sekolah dasar berada pada periode Student Teams-Achievement Division (STAD).
operasi konkret. Periode ini disebut operasi Pembelajaran cooperative learning tipe STAD
konkret sebab berpikir logiknya didasarkan pada dikembangkan oleh Robert Slavin dari
manipulasi fisik objek-objek konkret. Anak yang Universitas John Hopkin USA. STAD
masih berada pada periode ini untuk berpikir merupakan pembelajaran cooperative learning
abstrak masih membutuhkan bantuan tipe yang paling sederhana. Esensial dari
memanipulasi obyek-obyek konkret atau cooperative learning tipe STAD adalah adanya
pengalamanpengalaman yang langsung kerjasama anggota kelompok dan kompetisi
dialaminya Oleh karena itu, yang perlu antar kelompok. Diharapkan hasil belajar siswa
diperhatikan pada tahap operasi konkret adalah dalam pembelajaran matematika pokok bahasan
pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat -
konkret agar mempermudah anak didik dalam sifat pembulatan dan penaksiran dengan model
memahami konsep-konsep matematika. cooperative learning tipe STAD meningkat.
Pada pembelajaran matematika kelas V Ide dasar yang melatarbelakangi
SD N 3 Mayahan Kecamatan Tawangharjo pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah
Kabupaten Grobogan pada awal bulan Agustus untuk memotivasi siswa dalam usahanya
2016 diketahui bahwa siswa kelas V mempunyai meningkatkan pemahaman materi yang telah
kesulitan dalam mempelajari operasi perkalian disampaikan guru melalui kerja sama kelompok.
pecahan. Hasil tes belajar untuk Standar Jika kelompoknya ingin mendapatkan nilai
Kompetensi Melakukan Operasi Hitung Pecahan penghargaan yang terbaik maka diharapkan
dalam pemecahan masalah dari 19 siswa, adanya usaha saling bantu di antara teman satu
menunjukkan 1 siswa mendapat nilai 30 (2,5%), kelompok dalam memahami materi yang sudah
5 siswa mendapat nilai 40 (12,5% ), 20 siswa diberikan guru (Wijaya dalam Supinah dkk.,
mendapat nilai 50 (50%), 8 siswa mendapat nilai 2009: 60). Untuk itu, bagian essensial dari model
60 (20%), 6 siswa mendapat nilai 70 (15,00%). ini adalah adanya kerjasama anggota kelompok
Rata-rata 53,25. Kriteria Ketuntasan Minimal dan kompetisi antar kelompok.
mata pelajaran matematika kelas V KTSP SD Langkah-langkah Pembelajaran
Negeri 3 Mayahan adalah 70. Kooperatif Tipe STAD: (1) Guru menyajikan
Di dalam mempelajari operasi hitung pelajaran atau menyampaikan materi
pecahan walaupun siswa sudah dijelaskan pembelajaran ke siswa secara klasikal; (2)
ternyata masih banyak yang belum memahami Pembentukan kelompok yang anggotanya 4-5
dengan benar konsep operasi perkalian pecahan. orang secara heterogen (campuran menurut
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami prestasi, jenis kelamin, suku, dll); (3) Diskusi
konsep operasi hitung pecahan diduga kelompok untuk penguatan materi. Guru
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama ada memberi tugas kepada kelompok untuk
kemungkinan model pembelajaran yang dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
digunakan guru belum tepat. Kedua dari faktor Anggota kelompok yang tahu menjelaskan pada
murid, bahwa siswa kelas V Sekolah Dasar anggota lainnya sampai semua anggota dalam
masih belum dapat berpikir abstrak sehingga kelompok itu mengerti; (4) Guru memberi
belajar operasi hitung pecahan tanpa alat peraga tes/kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara
atau media manipulatif akan mengalami individu. Pada saat menjawab
Tugiyem, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat... 326
tes/kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu Rumus persentase tersebut adalah sebagai
di antara anggota kelompok; (5) Kesimpulan, berikut :
yaitu diantaranya memberi penghargaan pada n
kelompok berdasarkan perolehan nilai P  100%
N
peningkatan individual dari skor dasar ke skor Keterangan :
kuis. Σn = Jumlah frekwensi yang muncul
Sehubungan dengan masalah tersebut, N = Jumlah total siswa
dapat dirumuskan masalah, yaitu: Apakah P = Presentasi frekwensi
melalui penerapan model cooperative learning
tipe STAD hasil belajar matematika materi Teknik pengumpulan data yang
operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat- digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sifat pembulatan dan penaksiran bagi siswa bservasi, tes, dokumentasi, angket, catatan
kelas V SD Negeri 3 Mayahan Kec. lapangan. Sumber data yang digunakan Siswa ,
Tawangharjo Kab. Grobogan pada semester I Guru, Data dokumen, Catatan lapangan, Angket.
tahun pelajaran 2016/2017 meningkat? Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
Tujuan penelitian ini untuk dilaksanakan dengan menggunakan prosedur
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus
matematika materi operasi hitung bilangan bulat tindakan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai
penggunaan sifat-sifat pembulatan dan dengan perubahan yang dicapai yang mencakup
penaksiran melalui penerapan model cooperative perencanaan (planning), tindakan (action), ob-
learning tipe STAD bagi siswa kelas V SD servasi (observation), dan refleksi (reflection).
Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kab.
Grobogan pada semester I tahun pelajaran HASIL
2016/2017. 1. Deskripsi Data Kondisi Awal
Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Tes Prasiklus
METODE Jumlah Jumlah
Nilai %
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Siswa Nilai
Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kab. 100 0 0 0%
Grobogan tahun pelajaran 2016/2017 semester I.
90 0 0 0%
Subjek Penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
V SD Negeri 3 Mayahan Kecamatan 80 0 0 0%
Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Jumlah 70 4 280
siswa sebanyak 19 siswa. 60 5 300
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 7 350
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif 40 3 120
berupa data hasil observasi kinerja guru, dan 30 0 0
kinerja siswa dengan penerapan model Jumlah 19 1050
cooperative learning tipe STAD serta hasil
Rata-Rata
catatan lapangan dan angket dianalisis dengan
analisis deskriptif kualitatif. Adapun data Nilai Tertinggi 70
kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang Nilai Terendah 40
disesuaikan dengan katagori amat baik, baik, KKM 70
cukup, dan kurang untuk memperoleh Siswa Tuntas 4
kesimpulan. Data berupa hasil belajar % Tuntas 15
Matematika yang dianalisis dengan menggunakan Siswa Belum
teknik analisis deskriptif dengan menentukan Tuntas 15
mean atau rerata Adapun penyajian data % Belum Tuntas 85
kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase.
327 Volume 4, Nomor 4, Jurnal Pendidikan Ilmiah 324 - 329
2. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tabel 4. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 2. Hasil Belajar Matematika Siklus I Tes Awal Siklus I Siklus II
No Kriteria
Selisih Poin F % F % F %
N Nama Total Rata- Predi- 1 Tuntas 4 21,05 8 42,10 19 100,0
Skor Awal Perkemba
o Siswa Skor Rata kat 2 Belum 15 78,95 11 57,90 0 0
–skor Kis ngan
tuntas
A A 10 20 3 Nilai 70 - 90 - 100 -
B -10 10 Tertinggi
Good
C 10 20 90 18 4 Nilai 40 - 50 - 70 -
Team
D 10 20 Terendah
E 10 20 Jumlah 19 100 19 100 19 100
B F 10 20
G 10 20
Great PEMBAHASAN
H 40 30 110 22
Team Pada siklus I peneliti sudah melaksanakan
I 10 20
J 10 20 pembelajaran matematika tentang operasi hitung
C K -10 10 bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
L 10 20 pembulatan dan penaksiran sesuai dengan tahap-
Good tahap cooperative STAD seperti pada RPP yang
M -20 5 75 15
Team
N 10 20 telah dipersiapkan, namun pelaksanaannya belum
O 10 20 optimal. Kelemahan yang masih ada dalam siklus
D P 10 20 I adalah guru kurang memberi kesempatan pada
Q 20 30 Great siswa untuk memanipulasi media alat peraga
80 20
R 30 30 Team
sehingga pemahaman konsep tentang operasi
S -10 10
hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
pembulatan dan penaksiran tidak maksimal.
3. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II Siswa yang belum paham cenderung diam.
Tabel 3. Data Nilai Hasil Belajar Siklus II Kegiatan diskusi kelompok belum terarah
sehingga melebihi waktu yang telah ditentukan,
Selisih
Poin
hal ini dikarenakan ketrampilan
Nama Skor Total Rata- kerjasama/cooperative masih terbatas dan masih
No Perkemba Predikat
Siswa siklus I- Skor Rata
ngan ada siswa dalam kelompok yang dominan. Siswa
siklus II
A A 30 30 yang sudah memahami konsep operasi hitung
B 10 30 bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
Super pembulatan dan penaksiranenggan mengajari
C 20 30 140 28
Time
D 20 20 siswa yang masih belum paham. Guru kurang
E 30 30 membimbing siswa dalam kelompok. Kegiatan
B F 30 20 diskusi menjadi tidak menarik. Namun juga
G 20 30 terdapat beberapa keunggulan dalam siklus I
Super
H 50 30 130 26 yaitu ketika guru menyampaikan tujuan
Time
I 20 20
pembelajaran perkalian pecahan, cakupan materi,
J 30 30
C K 10 20
dan apersepsi agar siswa tertarik dan termotivasi.
L 20 20 Penghargaan guru terhadap kelompok dengan
Great predikat Good Team dapat meningkatkan rasa
M 10 20 110 22
Time percaya diri pada kelompok dan meningkatkan
N 30 20
O 10 30 motivasi untuk mencapai kesuksesan kelompok.
D P 20 30 Beberapa hal yang diperbaiki dalam siklus I
Q 30 30 Super ini, yaitu ketertiban dan kelancaran proses
110 27,5
R 40 30 Time pembelajaran perlu tetap dijaga, pemanfaatan
S 20 20 media dan alat peraga lebih diefektifkan, guru
perlu membimbing ketrampilan kerjasama/
cooperative, dan guru lebih memotivasi siswa,
Tugiyem, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat... 328
agar siswa lebih berani dan percaya diri dalam peningkatan kinerja guru, aktivitas siswa, dan
presentasi dan memberikan tanggapan. hasil belajar Matematika pokok bahasan operasi
Hasil tes menunjukkan ada peningkatan hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
rata-rata 48,94 pada tes awal menjadi 64,73 pada pembulatan dan penaksiranbagi siswa kelas V SD
siklus I. Ketuntasan belajar individu sebesar Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kabupaten
21,05% dari 19 siswa pada tes awal menjadi Grobogan.
57,90% pada siklus I. Kentutasan belajar Peningkatan kinerja guru dapat dilihat pada
Matematika tersebut belum mencapai target yang hasil observasi dengan perolehan skor 69 dengan
diinginkan seperti pada indikator keberhasilan kriteria baik pada siklus I dan perolehan skor 77
yaitu 75% siswa mengalamim ketuntasan belajar dengan kriteria amat baik pada siklus II.
individu dengan nilai > 70, sehingga penelitian Peningkatan kinerja guru tersebut sudah
dilanjutkan pada siklus II. mencapai target yang diinginkan seperti pada
Pelaksanaan pembelajaran matematika indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya
operasi hitung bilangan bulat penggunaan sifat - baik.
sifat pembulatan dan penaksiran dengan Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat
menerapkan cooperative learning tipe Student pada hasil observasi perolehan skor 67 dengan
Teams-Achievement Division (STAD) pada siklus kriteria baik pada siklus I dan perolehan skor 76
II ada peningkatan dibanding dengan siklus I. dengan kriteria amat Baik pada siklus II.
Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan- Peningkatan kinerja siswa tersebut sudah
kekurangan pada siklus I. Guru melakukan mencapai target yang diinginkan seperti pada
pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya
pembelajaran cooperative learning tipe STAD. baik.
Siswa telah memiliki ketrampilan untuk bekerja Hasil angket menunjukkan bahwa siswa
sama dalam kelompok. Siswa diberi kesempatan menanggapi secara positif proses pembelajaran
untuk menyelesaikan permasalahan keseharian Matematika pokok bahasan operasi hitung
dengan menggunakan benda kongkrit yang telah bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
disiapkan. Suasana belajar lebih hidup, siswa pembulatan dan penaksirandengan menerapkan
antusias, bergairah dan aktif dalam kelompoknya. model pembelajaran cooperative learning tipe
Kesempatan presentasi yang diberikan guru Student Teams-Achievement Division (STAD).
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat
Siswa menanggapi secara positif proses dilihat pada hasil tes dengan nilai rata-rata 48,94
pembelajaran matematika operasi perkalian pada tes awal, 64,73 pada siklus I, dan 78,94 pada
pecahan dengan menerapkan cooperative siklus II. Ketuntasan belajar individu sebesar
learning tipe Student Teams-Achievement 21,05% siswa dari 19 siswa pada tes awal,
Division (STAD). Siswa menyatakan senang 42,10% pada siklus I, dan 100% atau 19 siswa
belajar matematika secara kelompok, kerjasama pada siklus II, dengan nilai > 70. Kentutasan
dalam kelompok dapat saling membantu dan belajar Matematika tersebut sudah mencapai
dibantu sehingga dapat meningkatkan target yang diinginkan seperti pada indikator
pemahaman materi. Siswa juga merasa senang keberhasilan yaitu 75% siswa mengalami
dengan bimbingan dan penghargaan dari guru. ketuntasan belajar individu dengan nilai > 70.
Hasil tes menunjukkan ada peningkatan Karena indikator keberhasilan sudah tercapai
rata-rata 64,73 pada siklus I menjadi 78,94 pada pada siklus II sehingga kegiatan diakhiri pada
siklus II. Ketuntasan belajar individu sebesar siklus II.
57,90% atau 11 siswa pada siklus I, menjadi Dalam penelitian yang telah dilakukan jelas
100% atau 19 siswa pada siklus II. Ketuntasan bahwa terjadi adanya peningkatan baik itu berupa
belajar Matematika tersebut sudah mencapai kinerja guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar
target yang diinginkan seperti pada indikator siswa. Hal ini dapat membuktikan bahwa
keberhasilan yaitu 75% siswa mengalami penerapan model pembelajaran cooperative
ketuntasan belajar individu dengan nilai > 70. learning tipe Student Teams Achievement
Dari hasil penelitian ini yang berlangsung Division (STAD) dapat meningkatkan kualitas
dua siklus menunjukkan bahwa terdapat pembelajaran Matematika pokok bahasan operasi
329 Volume 4, Nomor 4, Jurnal Pendidikan Ilmiah 324 - 329
hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat pada siklus II, dengan nilai > 70. Kentutasan
pembulatan dan penaksiran bagi siswa kelas V belajar Matematika tersebut sudah mencapai
SD Negeri 3 Mayahan Kecamatan Tawangharjo target yang diinginkan seperti pada indikator
Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2016/2017. keberhasilan yaitu 75% siswa mengalami
ketuntasan belajar individu dengan nilai > 70.
SIMPULAN Karena indikator keberhasilan sudah tercapai
Dalam penelitian yang telah dilakukan pada siklus II sehingga kegiatan diakhiri pada
terjadi adanya peningkatan baik itu berupa kinerja siklus II.
guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa. Peningkatan kinerja guru dapat dilihat
Hal ini dapat membuktikan bahwa penerapan pada hasil observasi dengan perolehan skor 69
model pembelajaran cooperative learning tipe dengan kriteria baik pada siklus I dan perolehan
Student Teams Achievement Division (STAD) skor 77 dengan kriteria amat baik pada siklus II.
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Peningkatan kinerja guru tersebut sudah
Matematika pokok bahasan operasi hitung mencapai target yang diinginkan seperti pada
bilangan bulat penggunaan sifat - sifat indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya
pembulatan dan penaksiran bagi siswa kelas V baik.
SD Negeri 3 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat
Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2016/2017. pada hasil observasi perolehan skor 67 dengan
Dari hasil penelitian ini yang berlangsung kriteria baik pada siklus I dan perolehan skor 76
dua siklus menunjukkan bahwa terdapat dengan kriteria amat Baik pada siklus II.
peningkatan kinerja guru, aktivitas siswa, dan Peningkatan kinerja siswa tersebut sudah
hasil belajar Matematika pokok bahasan operasi mencapai target yang diinginkan seperti pada
hitung bilangan bulat penggunaan sifat - sifat indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya
pembulatan dan penaksiranbagi siswa kelas V SD baik.
Negeri 3 Mayahan Kec. Tawangharjo Kabupaten Hasil angket menunjukkan bahwa siswa
Grobogan. menanggapi secara positif proses pembelajaran
Peningkatan hasil belajar siswa dapat Matematika pokok bahasan operasi hitung
dilihat pada hasil tes dengan nilai rata-rata 48,94 bilangan bulat penggunaan sifat - sifat
pada tes awal, 64,73 pada siklus I, dan 78,94 pada pembulatan dan penaksirandengan menerapkan
siklus II. Ketuntasan belajar individu sebesar model pembelajaran cooperative learning tipe
21,05% siswa dari 19 siswa pada tes awal, Student Teams-Achievement Division (STAD).
42,10% pada siklus I, dan 100% atau 19 siswa

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B Un0, 2009, Teori Motivasi, Jakarta, Bumi Aksara

Hudoyo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.______.

Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.

Supinah, dkk, 2009, Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, Depdiknas

You might also like