Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
NIM : 6661111641
TAHUN 2015
ABSTRACT
Nita Soraya Laelatuduja. NIM. 6661111641. 2015. Script. The Role Of Family
Planning, Woman and Society Empowerment Board (BKBPMP) In Addressing
Early Marriage in the District of Serang District Padarincang. Public
Administration Department, Faculty of Social and Politic. Sultan Ageng
Tirtayasa University. Advisor I: Drs. Hasuri Waseh, SE, M.Si, Advisor II:
Kandung Sapto Nugroho, S. Sos, M.Si.
The research is motivated by the role of Family Planning, Woman and Society
Empowerment Board (BKBPMP) Serang who has not optimal, the research used
grounded theory of Biddle & Thomas in Sarwono (2008: 216). The research used
qualitative approach. The informants in this research are the Head of BKBPMP
Serang regency, Division Head of IKAP , Division Head of KR, Head of Kadu
Beureum Village, Head of Social Welfare Kadu Bereum, Community Leaders, The
Parents (Mothers), prince and Youth spouses of fertile age (EFA ) according wife
age <20 years. Analysis of the data in this study used a model from Prasetya
Irawan. The results showed that as well BKBPMP coordinating role within the
structure of the administration and coordination directly to the public. But in fact,
the role of Family Planning, Woman and Society Empowerment Board
(BKBPMP) Serang not running optimally. Recommendations can be given,
BKBPMP can improve further dissemination and outreach to the community or
village and gives understanding to the community, especially about the
socialization of the Marriage Law and reproductive health issues for early
childhood. So the role of Family Planning, Woman and Society Empowerment
Board (BKBPMP) may be optimized as expected by the BKBPMP and especially
expected by society.
ABSTRAK
Nita Soraya Laelatuduja. NIM. 6661111641. 2015. Skripsi. Peran Badan
Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
(BKBPMP) Dalam Menangani Pernikahan Dini Di Kecamatan Padarincang
Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen
Pembimbing I: Drs. Hasuri Waseh, SE, M.Si, Dosen Pembimbing II:
Kandung Sapto Nugroho, S. Sos, M.Si.
Dengan rasa haru peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
sumber segala kesuksesan, Sang Kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan
cinta-Nya. Berkat hidayah, taufiq dan inayah-Nya, akhirnya skripsi ini dapat
hanya milik sang Pencipta. Tak lupa shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Peran Badan
Kecamatan Padarincang”
Pekerjaan akhir akademik yang relatif sulit dan melelahkan ini hampir
mustahil untuk dirampungkan tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa selama penelitian
dan penulisan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan baik moril
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
skripsi, terima kasih atas bimbingan, masukan kritik dan sarannya kepada
peneliti.
4. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
5. Yth. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Jurusan Program Studi
6. Yth. Bapak Drs. Hasuri Waseh, SE., M.Si., Pembimbing I skripsi, terima
kasih untuk nasihat dan motivasinya kepada peneliti, semoga menjadi modal
8. Yth. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen yang selalu memberi support
9. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu, semoga ilmu yang telah disampaikan
dapat bermanfaat.
10. Para Staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas
segala sumbangsihnya.
11. Pengelola Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas segala
12. Dukungan dan motivasi terbesar tentulah dari keluarga tercinta peneliti,
peneliti, baik membantu dalam hal segala apapun, yang selalu mengingatkan
berdo’a dan ikhtiar kepada Allah SWT. Untuk Ibundaku “mamah” terima
kasih untuk segala nasihat-nasihat, arahan dan dorongan agar tetap fokus
dalam mengerjakan skripsi ini yang tak luput juga mamah selalu
Anugrah “dede iki” terima kasih untuk selalu memberi dukungan apapun
yang teteh lakukan asalkan yang terbaik untuk teteh dan keluarga. Karena
14. Yth. Bapak Asep Rahmat, SE., M.Si., Alm., Kasubid Kesehatan Reproduksi
penuh rasa ketulusan hati beliau, peneliti ucapkan terima kasih banyak telah
waktu beliau telah dipanggil terlebih dahulu oleh sang kuasa pada bulan
februari tahun 2015, belum sempat peneliti ucapkan terima kasih yang tak
terhingga ini sebab tanpa beliau mungkin akan sulit mendapatkan hasil
penelitian yang akan penulis susun. Semoga Allah memberi tempat yang
15. Yth. Ibu Cicih Sugiharti, S.Sos., Kasubid Informasi Analisa Program
16. Yth. Ibu Kokom, Staf Umum Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan
Serang.
17. Yth. Bapak Drs. Ajat Sudrajat, M.Si., selaku Camat Kecamatan
Padarincang.
18. Yth. Bapak Taufik, S.Pd., M.Si., selaku Sekretaris Kecamatan Padarincang.
19. Yth. Ibu E. Junariyah, S.AP., selaku Kepala Seksi Tata Pemerintahan.
20. Yth. Bapak Entis Sutisna, S.AP,. selaku Staf / Operator Kasi Pemerintahan.
21. Yth. Bapak Asep Sopan Paridi, selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial.
22. Yth. Bapak Drs. H. A. Farid, M.Si., selaku Kepala Kantor Urusan Agama
24. Yth. Bapak Umar Fauzi, S.Hi., selaku Penghulu di Kecamatan Padarincang.
25. Yth. Bapak Drs. Auful Mujtaba, M.Si., Ketua Badan Penasihatan,
27. Yth. Bapak H. Rahmat, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Desa Kadu
Bereum.
28. Mahasiswa ANE Non Reguler dan ANE Reguler angkatan tahun 2011,
29. Teman-teman tercinta kelas D, hasanahtun, cikita, wida, nisa, teh amel, indri
dp, jelita, amelia, mayang, jaka, ardi, ervin, oki, nendi yang sama-sama
cerita selama kurang lebih beberapa tahun ini. Untuk Ida Komala terima
kepada penulis, dari awal semseter 1-8 Alhamdulillah selalu dikasih bareng-
bareng terus dalam perkuliahan. Dan untuk Reni Indriyani (neng) terima
kasih yang selalu menemani bolak-balik kampus, perpustakaan, penelitian,
dan bimbingan skripsi, saling memberi nasihat dan mensupport satu sama
lain. Dan untuk Randi Apriandi (om ran), terima kasih banyak yang selalu
sukses dengan pekerjaan Bidan yang tanpa pamrih, untuk mamihku Diny
akhirnya ini dengan penuh semangat tanpa mengeluh dan putus asa, semoga
kita bersama-sama maju dengan kesuksesan yang kita tempuh selama ini. I
31. Untuk yang berinisial “DR” terima kasih untuk beberapa tahun ini selalu
menemani dikala suka dan duka, mensupport peneliti agar tidak mudah
biasa yang dapat menjadikan diri peneliti menjadi dewasa, tidak manja, dan
sikap peneliti yang keras kepala dan manja semoga tidak akan pernah lelah
untuk selalu menasihati yang baik-baik, terima kasih selalu membagi ilmu
yang dimiliki kepada peneliti. Semoga segera menyandang gelar Sarjana
32. Untuk calon partner hidup di masa depan (Insyaa Allah), terima kasih telah
hadir di sela-sela waktu yang singkat ini. Selalu mensupport agar segera
memberikan suatu alasan yang bermakna untuk kita, dan semoga ini yang
saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini
lebih lanjut.
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................... 17
1.3 Batasan Masalah .......................................................... 18
1.4 Rumusan Masalah ........................................................ 19
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................... 19
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................... 19
1.7 Sistematika Penulisan .................................................. 20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 132
5.2 Saran ............................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1.1 (Tingkat Pernikahan Di bawah Usia 20 Tahun di Kabupaten Serang) ....... 8
Tabel 1.2 Tingkat Pernikahan Dini di Kabupaten Serang Tahun. 2013 ...................... 10
Tabel 4.8 Hasil Penelitian Indikator Wujud Perilaku (Performance) .......................... 128
Tabel 4.9 Hasil Penelitian Indikator Penilaian dan Sanksi .......................................... 130
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Dokumentasi
PENDAHULUAN
teknologi, pola pikir kearah yang modernisasi akan tetapi untuk memenuhi hal ini,
berkembang. Pembangunan menuntut suatu negara untuk bekerja keras agar dapat
1
2
dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan
akuntabel. Konsisten dengan rencana lainnya yang relevan dan juga kepemilikan
atau Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu dokumen
3
SKPD dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
(Sumber: http://bkbpmp.serangkab.go.id).
pada tahun 1972 s/d tahun 2003. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Serang pada tahun 2003 diserahkan ke daerah berdasarkan Kepress Nomor 103
Tahun 2001. Dan pada periode 2001 s/d 2003 adalah merupakan periode
peralihan, belum ada nomenklatur yang jelas. Dan baru pada tahun 2003, keluar
Tahun 2008, tentang Tugas Pokok dan Fungsi BKBPP Kabupaten Serang tanggal
18 Desember 2008. Dan pada tahun 2012 hingga sekarang, dengan masuknya
Perbup Kabupaten Serang Nomor 21 Tahun 2012, tentang Tugas Pokok dan
Serang Nomor: 21 Tahun 2012, tentang tugas pokok dan fungsi Badan Keluarga
5
Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) serta Bidang Informasi Analisa
Program dan Ketahanan Keluarga (IKAP dan KK). Data yang dikumpulkan
berasal dari semua bidang yang ada dilingkungan BKBPMP Kabupaten Serang.
Perempuan (BKBPMP) yang sangat vital dan penting kepada masyarakat terkait
dengan salah satu tugas dan fungsinya, dalam pemberdayaan masyarakat dan
ini remaja sudah banyak yang melakukan pernikahan di usia dini. Akan tetapi,
6
bagi siapa saja yang ingin melangsungkan pernikahan dini seharusnya berfikir
matang serta berfikir secara baik dan buruknya sebelum mengambil keputusan
untuk menikah di usia dini. Karena kehidupan setelah menikah akan banyak
tuntutan hidup dan tantangan hidup yang lebih berat lagi, hal ini sangat
pernikahan akan ada tanggung jawab yang sangat besar dalam hal menafkahi istri,
hari.
Pada umumnya remaja yang menikah di usia dini, pasti tidak dapat
masih duduk di bangku sekolah tetapi sudah mencoba hubungan seks di luar nikah
dan akhirnya hamil di luar nikah, sehingga mereka memutuskan untuk berhenti
“kecelakaan” / tidak sengaja. Kasus MBA ini memang bisa terjadi pada siapa saja,
tetapi biasanya kasus ini banyak terjadi pada usia remaja. Banyak faktor yang
merebak dikalangan remaja ini bisa dibilang sebagai faktor utama MBA. Sifat
khas pada usia remaja yaitu, ingin mencoba hal baru dengan rasa penasarannya
7
dan moralnya yang kurang dari orang tua. Dalam beberapa budaya, pernikahan
dini bukanlah masalah karena sudah menjadi kebiasaan. Namun, dalam konsep
Kehidupan mereka yang menikah di usia muda ini tidak jarang terjadi
pada akhirnya dapat menimbulkan tekanan sosial maupun ekonomi dalam rumah
tangga. Sebagai generasi muda dan penerus bangsa, tidaklah harus selalu
mengambil langkah yang dianggap mudah untuk menjalin kasih dengan pasangan
melalui pernikahan dalam usia yang dini, semua itu harus melewati proses yang
panjang dan harus ada kesiapan dari masing-masing pihak, karena jika tidak,
pernikahan yang akan dilakukan hanya akan menjadi pernikahan yang sia-sia.
Pernikahan yang dilaksanakan dalam usia yang belum matang atau lazim
disebut Pernikahan Dini, dan memiliki beberapa dampak yang kurang baik. Maka,
yang akan melangsungkan pernikahan pada usia yang sudah matang, dan
Tabel 1.1
Tingkat Pernikahan di Bawah Usia 20 Tahun di Kabupaten Serang
Dari Tabel 1.1 di atas, tercatat 8.529 dengan presentase 3,23% pada tahun
2010 pasangan di bawah usia 20 tahun yang terdata oleh BKBPMP Kabupaten
Serang, dan pada tahun 2011 meningkat dengan drastis yakni, 9.284 dengan
presentase 3,41% pasangan di bawah usia 20 tahun. Sedangkan, pada tahun 2012
menurun dengan angka 8.347 dengan presentase 3,04% pasangan di bawah usia
20 tahun. Dan pada akhir tahun 2013 tercatat 8.836 dengan presentase 3,134%
pasangan di bawah usia 20 tahun dengan selisih angka 489 dari tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan angka yang sangat luar biasa dimana pernikahan di usia dini
naik turun disetiap tahunnya, dan ini terjadi dengan berbagai sebab atau faktor
Dengan meningkatnya angka pernikahan di usia dini ini menjadi salah satu
tugas berat BKBPMP dalam menekan angka pernikahan dini, karena mempunyai
dampak yang kurang baik bagi pasangan pernikahan dini tersebut. Pada dasarnya
usia ideal untuk menikah bagi wanita ialah usia 20 tahun dan untuk pria berusia
masyarakat, dari keluarga yang baik akan muncul pula masyarakat yang baik.
Keluarga). Bidang IKAP dan KK merupakan salah satu bidang yang menangani
pernikahan dini, terutama bidang IKAP yang menangani dalam pendataan remaja
dan membina keluarga untuk mempertahankan sebuah rumah tangga. Oleh sebab
10
pengelola bina keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR) dan bina
memiliki angka tertinggi yakni di Kecamatan Padarincang pada tahun 2013 yang
mencapai hingga 1.145 penduduk yang melakukan Pernikahan Dini dibawah usia
20 tahun, dan sudah dapat dikatakan PUS menurut umur istri yaitu Pasangan Usia
Subur. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan tingkat pernikahan dini
dari 29 Kecamatan di Kabupaten Serang pada tahun 2013 yaitu, sebagai berikut:
Tabel 1.2
Tingkat Pernikahan Dini di Kabupaten Serang Tahun 2013
yang ada di Kabupaten Serang, yang memiliki tingkat presentase tertinggi terdapat
pernikahan di usia dini atau di bawah usia 20 tahun. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor umum yang sering ditemukan diantaranya, faktor ekonomi, faktor
pendidikan, faktor sosial budaya, faktor orang tua, serta faktor pergaulan bebas
ekonomi yang masih serba kekurangan, pemikiran orang tua (jaman dulu) yang
pendidikan yang masih berfikiran bahwa pendidikan itu tidak penting, adanya
12
perjodohan antar orang tua, kekhawatiran orang tua terhadap anak perempuannya
Pada kenyataan yang ada pernikahan dini banyak terjadi juga di kota-kota
arahan tentang dampak yang akan terjadi jika menikah di usia dini terhadap
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR) yang berperan
dalam mencegah dan mengatasi pernikahan di usia dini, yakni: Pertama, Dampak
Psikis, dikarenakan pernikahan yang dilakukan dalam usia yang belum matang
maka cara pandang serta cara berfikir yang belum matang pula, sehingga terjadi
reproduksi baik sang suami atau istri yang melangsungkan pernikahan dini.
maka dalam jangka panjang akan mengganggu kualitas hidup manusia secara
13
kehidupannya, mulai dari saat konsepsi, masa anak, masa remaja, dewasa hingga
Gambar 1.3
Perbedaan Fungsi Reproduksi Perempuan dan Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Sedangkan beberapa penyakit pada laki-laki seperti HIV, impoten dan prostat.
Maka dari itu sangat rentan sekali kesehatan reproduksi bagi perempuan dan laki-
kekurang matangan cara pandang, serta cara berfikir dari pasangan yang
seharusnya mereka jalani dalam ikatan suami istri dan terlepas dari keluarga pun
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini, orang tua yang akan
kebutuhan ekonomi. Hal-hal semacam inilah yang umum terjadi jika pernikahan
dini terjadi di masyarakat. Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia
bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun)
Undang-undang negara yang telah dibuat dan bertentangan dengan hukum agama.
secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut negara
15
dibatasi dengan umur, sementara dalam kaca mata agama, pernikahan dini ialah
lain: Pertama, kurangnya dana anggaran yang diberikan oleh pemerintah daerah
BKBPMP menjadi terhambat, dan para pegawai BKBPMP tidak bisa menjalankan
untuk setiap kegiatan sosialisasi. (Sumber: Ibu Nina Martini, Kepala Bidang KB,
1 telah disebutkan sebelumnya bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
mencapai usia 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai
usia 16 (enam belas) tahun, sedangkan usia ideal untuk menikah bagi wanita
berusia 20 tahun dan untuk pria berusia 25 tahun. Mengapa dikatakan ideal,
karena pada usia 20 tahun wanita untuk menikah sudah tidak rentan lagi untuk
16
tahun, rahim dan panggul belum berkembang dengan baik sehingga dapat
Serang).
pengawasan terhadap anak usia dini. Pengawasan orang tua atau peran seorang
Ibu sangat penting kepada anak-anaknya, baik kepada anak laki-laki maupun
kepada anak perempuan dalam pergaulan sehari-hari, terutama pada anak remaja
atau anak usia dini yang sangat rentan sekali karena pada usia tersebut mereka
akan selalu ada rasa ingin tahu yang tinggi dan mencoba hal baru. Adapun
dampak yang akan terjadi, baik berdampak positif maupun berdampak negatif.
Remaja yang terlalu bebas bergaul di bawah pengawasan orang tua akan
berdampak negatif sehingga remaja di bawah usia dini akan mengalami kebebasan
menikah di usia dini mengenai penundaan kehamilan. Pernikahan dini ini terjadi
disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua yang mengharuskan menikahkan anak
usia dini. Karena tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan, sehingga orang tua
pernikahan anaknya demi kepentingan atau alasan ekonomi yang masih serba
usia 20 tahun berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi pasangan yang akan
Serang).
Kabupaten Serang.
Undang-undang perkawinan.
penundaan kehamilan.
pernikahan dini di Kabupaten Serang, akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti
tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini.
berikut:
dengan pernikahan dini terutama dalam hal peranan Badan Keluarga Berencana
administrasi negara.
ditingkatkan lagi.
selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN
masalah agar peneliti lebih terarah. Lagi pula kita memperoleh gambaran
yang jelas, apabila penelitian itu dapat dianggap selesai dan berakhir.
tujuan bertambah erat dengan masalah yang dipilih serta analisis masalah.
teori dan konsep maka peneliti memiliki konsep penelitian yang jelas,
didalamnya tergambar konstruk dari variabel yang akan diukur. Selain itu,
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik
dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur peneliti serta kaitan antar
secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah
penelitian.
25
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
mudah dipahami. Selain itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan
5.2 Saran
Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, ada
beberapa pengertian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut William
dalam Sugiyono (2008:53), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
gejala yang ada. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan
1. Karakteristik pribadinya.
2. Pengertiannya tentang apa yang diharapkan orang lain
kepadanya.
3. Kemauannya untuk mentaati norma yang telah menetapkan
pengharapan tadi.
26
27
badan publik memiliki karakteristik peran yang tentu saja berbeda dengan
oleh masyarakat, maka peran yang dijalankan oleh badan publik ini
perannya.
tercapai. Harapan terseebut dapat tercapai apabila setiap orang atau badan
kedudukan tidak dapat dipisahkan, karena satu tergantung pada yang lain
dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa
penyesuian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu
tiga hal:
orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal
dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Istilah
29
“peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, aktor harus bermain
sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu
diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teori itu
a. Expectation (harapan)
30
Ketiga, Secord & Backman dan Biddle & Thomas dalam Sarwono
konflik peranan. Orang tidak tahu pasti peranan apa dan bagaimana yang
dan perilaku dari orang tersebut terhadap peranan yang diharapkan dari
kabur, dan norma aturannya tidak menentu. Mungkin juga karena caliber
perkawinan merupakan salah satu jalan atau suratan hidup yang dialami
oleh hampir semua manusia dimuka bumi ini walaupun ada beberapa
Oleh karena itu, setiap orang tua merasa tugasnya sebagai orang tua telah
33
1 Tahun 1974:
atau salah satu orang tua atau yang ditunjuk sebagai wali.
beberapa tujuan baik, tujuan yang bersifat fisik maupun yang bersifat
moral.
perkawinan, suami dan istri memiliki kewajiban dan hak yang sesuai
suami dan istri memiliki hak dan kedudukan yang sama, tetapi suami tetap
sebagai kepala rumah tangga dan istri tetap sebagai ibu rumah tangga.
tangga sebaik-baiknya.
yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang sangat kuat, sebagai
masa pubertas, hal ini terjadi karena remaja sangat rentan perilaku sexsual.
1. Menurut UU Negara
diizinkan jika pihak pria dapat mencapai umur 19 tahun dan pihak
masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang.
4. Menurut Islam
a. Ekonomi
Pernikahan usia muda terjadi karena adanya keluarga yang hidup di
garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tua, maka anak
perempuannya dinikahkan dengan orang yang dianggap mampu.
b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak
dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan untuk segera
menikahkan anaknya yang masih dibawah umur.
c. Faktor Orang Tua
Orang tua khawatir terkena aib karena anak perempuannya berpacaran
dengan laki-laki yang sudah terlalu dekat, sehingga segera ingin
menikahkan anaknya.
d. Media Massa
Gencarnya expose seks di media massa menyebabkan remaja modern
kian ingin mencoba terhadap seks.
e. Faktor Adat
Pernikahan usia muda terjadi karena orang tua khawatir jika anak
perempuannya dikatakan perawan tua sehingga segera dinikahkan.
f. Keluarga Cerai (Broken Home)
Banyak anak-anak korban perceraian terpaksa menikah secara dini
karena berbagai alasan, misalnya: tekanan ekonomi, untuk
meringankan beban orang tua tunggal, membantu orang tua,
mendapatkan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup, dsb.
dan Hak Asasi Manusia, tapi juga menimbulkan persoalan yang bisa
tinggi berbahaya saat melahirkan, baik pada si ibu maupun pada anak yang
dilahirkan.
1. Kesehatan Perempuan
a. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya
sendiri.
b. Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi.
c. Beresiko pada kematian usia dini.
d. Meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI).
e. Study epidemiologi kanker serviks: resiko meningkat lebih dari
10x bila jumlah mitra seks 6/lebih atau bila berhubungan seks
pertama dibawah usia 15 tahun.
f. Semakin muda wanita memiliki anak pertama, semakin rentan
terkena kanker serviks.
g. Resiko terkena penyakit menular seksual.
2. Kualitas Anak
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya
kebutuhan nutrisi yang harus lebih banyak untuk kehamilannya
dan kebutuhan pertumbuhan ibu sendiri.
b. Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia di bawah 18
tahun rata-rata lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki
kemungkinan 5-30x lebih tinggi untuk meninggal.
39
dilakukan pada usia 20-30 tahun. Dari segi mental pun, emosi remaja
karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja,
boleh dibilang baru berhenti pada usia 19 tahun. Dan pada usia 20-24
tahun dalam psikologis, dikatakan sebagai usia dewasa muda atau lead
edolesen. Pada masa ini biasanya mulai timbul tradisi dari gejolak remaja
sampai 30 tahun atau kurang dari usia tersebut adalah beresiko. Kesiapan
ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan
40
fisik.
prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan dan
institusi, merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang atau
Ayat 10; Khairuddin 1985; Landis 1989; Day et al. 1995; Gelles 1995;
atas orang-orang yang hidup dalam satu rumah tangga (Newman dan
dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan
keluarga juga diartikan sebagai suatu abstraksi dari ideologi yang memiliki
suatu jaringan dan tujuan atau peristirahatan akhir. Lebih jauh, Frederick
Engels dalam bukunya The Origin of the Family, Private Property, and
bentuk dan isi dari keluarga yang didasarkan pada sistem patriarkhi
(Ihromi, 1999).
(Boss et al. 1993) bahwa tujuan dari terbentuknya keluarga adalah sebagai
keluarga meliputi fungsi pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik yang
baru melalui prokreasi atau adopsi, kontrol perilaku sosial dan seksual,
yaitu:
43
dan mental). Secara detail tujuan dan fungsi keluarga dapat diuraikan
sebagai berikut:
bagi penulis sebagai langkah untuk penyusunan skripsi yang penulis teliti agar
terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-
skripsi yang membahas tentang pernikahan usia dini, tetapi penulis akan
skripsi: Dampak Sosial Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Gunung
Sindur-Bogor.
pernikahan usia dini antara lain yang disebabkan karena tingkat pendidikan
menurut Zulkifli yaitu faktor ekonomi, hamil diluar nikah, dan takut maksiat.
Namun secara lebih detail Zulkifli (2011) mengulas bahwa faktor ekonomi adalah
pernikahan dini, maka solusi dan peran pemerintah harus diterapkan agar tidak
terjadi dampak hal yang negatif dan jumlah pernikahan dini yang semakin
meningkat. Yang menjadi pembeda dari skripsi ini dengan skripsi penulis adalah
dini tidak hanya dari dampak-dampak sosial yang akan terjadi dalam pernikahan
46
usia dini, melainkan lebih luas lagi seperti peran BKBPMP itu sendiri yang
menangani khusus di bidang pernikahan usia dini. Pada dasarnya peran BKBPMP
dilakukan oleh pihak BKBPMP terutama bidang yang menangani khusus tentang
pernikahan dini, namun kenyataannya peran tersebut tidak dapat berjalan secara
optimal dikarenakan ada beberapa faktor yang menghambat peran BKBPMP dan
salah satu faktor tersebut adalah kurangnya dana anggaran yang memadai dalam
pelaksanaanya.
pergaulan bebas remaja masa kini, gaya pandang remaja yang disebabkan oleh
faktor ekonomi.
sama mengenai terjadinya pernikahan dini di bawah usia 20 tahun, yakni faktor
rendahnya faktor pendidikan, serta cara pandang orang tua terhadap pergaulan
remaja masa kini yang mengkhawatirkan. Yang menjadi pembeda pada skripsi ini
adalah dilihat dari segi hasil survey atau presentase dari tahun ke tahun di
Kabupaten Serang dan Kecamatan mana yang banyak melakukan pernikahan dini.
47
sanksi bila melakukan pelanggaran dan menjelaskan resiko-resiko buruk yang bisa
dengan penelitian yang akan diteliti. Yakni diantaranya ialah sebagai berikut yang
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Permasalahan Research:
1. Kurangnya dana anggaran yang
diberikan oleh pemerintah
daerah kepada Badan Keluarga
Berencana Pemberdayaan
Masyarakat dan Perempuan
Hambatan Kinerja
(BKBPMP) Kabupaten Serang. BKBPMP:
2. Kurangnya intensitas kegiatan
sosialisasi terus menerus yang 1. Pola Pikir
Teori Peran Biddle & dilakukan oleh BKBPMP Masyarakat
Thomas dalam mengenai Undang-undang 2. Adat Istiadat
Sarwono (2008:216): perkawinan. 3. Tumpang Tindih
a. Expectation 3. Kurangnya intensitas Peraturan
(Harapan) penyuluhan yang dilakukan oleh Perundang-
b. Norm (Norma) pegawai BKBPMP kepada undangan. Yaitu:
c. Performance kalangan Ibu-ibu mengenai a. UU Nomor 52
(Wujud Perilaku) pengawasan terhadap anak usia Tahun 2009
d. Evaluation dini. b. UU
(Penilaian) dan 4. Kurangnya penyuluhan yang Perkawinan
Sanction (Sanksi) dilakukan oleh pegawai Bab II Pasal 7
BKBPMP kepada pasangan Ayat 1
yang sudah terlanjur menikah.
Peran BKBPMP
Dalam Menangani
Pernikahan Dini
49
METODOLOGI PENELITIAN
tertinggi. Berkaitan dengan itu, peneliti akan meneliti tentang peran dari Badan
kualitas data. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) penelitian
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada
latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
49
50
mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong (2006:4),
deskriptif.
garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil
Serang”.
beralamatkan di Jalan Raya Taktakan No. 10A Serang, Telp. (0254) 201152
(kantor sementara), merupakan salah satu kantor yang menangani tentang proses
pernikahan dini, badan ini pun menangani tentang pemberdayaan masyarakat dan
Berawal dari latar belakang tersebut dan dengan maraknya remaja yang
melakukan pernikahan dini di bawah usia 20 tahun, oleh karena itu Badan
yang akan terjadi karena semakin meningkatnya kasus tersebut, maka peran
dalam menangani hal tersebut, baik secara teknis maupun nonteknis. Dengan ini
kualitatif yang menjadi alat atau instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara
kualitatif, penguasa teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
kuantitatif, tetapi bersifat lebih longgar, fleksibel, dan dapat berubah sewaktu-
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia
53
secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal.
Spradley dinamakan ”Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
Sampling dan Snowball Sampling. Teknik Purposive Sampling ini adalah teknik
pengambilan sumber data langsung pada sasaran atau tujuan. Sedangkan teknik
Snowball Sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel sumber data, yang
pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan
karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu
memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data
akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi
besar.
6. Tokoh Masyarakat
7. Para Orang tua (Ibu-ibu)
8. Penghulu dan
9. Remaja Pasangan Usia Subur (PUS) menurut umur istri <20 Tahun
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan
mensosialisasikan dampak yang akan terjadi jika menikah di usia dini atau
menikah <20 tahun. Maka dalam penelitian ini, peneliti menentukan bahwa salah
satu informan yang utama adalah Kepala Badan BKBPMP Kabupaten Serang
selaku yang bertanggung jawab terhadap semua bidang. Dan informan yang kedua
yakni, Kepala Sub Bidang IKAP serta Kepala Sub Bidang KR yang dimana sub
pernikahan dini.
Informan berikutnya yakni Kepala Desa Kadu Beureum dan Kasi Kesos
Kadu Beureum, yang memberi informasi sekitar pernikahan dini yang terjadi di
Kecamatan Padarincang serta para orang tua (Ibu-ibu) yang telah menikahkan
anaknya <20 tahun, hal ini dapat mempermudah peneliti dalam mengambil
informasi.
mengenai pernikahan dini tentu saja tidak terlepas dari penghulu dan para remaja
yang akan melangsungkan pernikahan. Penghulu dan remaja pasangan usia subur
55
(PUS) menurut umur istri <20 tahun merupakan sasaran peneliti, dan Badan
menentukan remaja pasangan usia subur (PUS) menurut umur istri <20 tahun
sebagai informan sasaran utama dalam penelitian ini, dan peneliti mengambil
sumber data informan sesuai tempat atau lokasi yang paling banyak melakukan
Berikut ini merupakan koding informan yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini:
Tabel 3.1
Koding Informan
I15-17 Penghulu
dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan
kepada peneliti. Data ini berupa jawaban dari hasil wawancara dengan
Kepala BKBPMP, Kepala Sub Bidang IKAP, Kepala Sub Bidang KR,
memperoleh data akurat dari literatur, jurnal ilmiah, dan artikel yang
Adapun terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data dan hasil
Maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Bila dilihat dari
bagian dari mereka. Dalam jenis prosedur ini, peneliti adalah bagian dari
yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
jenis prosedur ini, peneliti adalah bagian dari keadaan alamiah, tempat
58
tinggi sebagai suatu metode, namun tidak setiap orang ingin atau mampu
menyediakan waktu untuk masalah yang dianggap tidak sah atau bernilai
tingkah laku orang lain dalam keadaan alamiah, tetapi peneliti tidak
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat
pernikahan dini yang ada di Kabupaten Serang dan peneliti hanya menjadi
3.6.2 Wawancara
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi”.
bukan baku atau tunggal. Responden biasanya terdiri atas mereka yang
61
pokok dan fungsi setiap informan dalam penelitian. Oleh karena itu
ini yaitu:
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
I1,I2, I3
Bagaimana mekanisme
penyelenggara kegiatan yang
dilaksanakan oleh BKBPMP dalam I1
perananannya mengenai pernikahan
dini ?
(Sumber: Peneliti 2015)
dengan penelitian yang dilakukan. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-
66
kepustakaan.
macam, tidak hanya dokumen resmi, namun dokumen dapat berupa buku
harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus (case records)
dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan tetapi perlu diingat
sketsa dan lain-lain. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan studi
dokumentasi yang berupa gambar atau foto-foto agar hasil penelitian dari
dapat dipercaya.
mebutuhkan kerja keras, ketelitian dan memerlukan adanya kreatifitas yang tinggi.
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Irawan (2006:5.26), analisis data adalah
penjelasan ini, bahwa analisis data terkait dengan pengumpulan dan interpretasi
data. Sedangkan analisis data kualitatif, menurut Bogdan dan Biklen di dalam
Moleong (2006:248):
5. Penyimpulan sementara
6. Triangulasi
7. Penyimpulan akhir
Gambar 3.3
Proses Analisis Data
tahap ini pengumpulan data mentah ini, peneliti harus berhati-hati dalam
mencatat data, data yang dicatat adalah data yang apa adanya. Data
tertulis (apakah itu berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan).
Yang dituangkan dalam tulisan ini pun adalah persis seperti apa adanya.
penting yang merupakan kata kunci, dan kata kunci tersebut nanti akan
detail.
3.7.6 Triangulasi
1. Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono (2005:82), Triangulasi sumber berarti untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi Teknik berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak.
penelitian dilakukan adalah ketika peneliti merasa bahwa data sudah jenuh
tindihan.
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang
dapat dilaporkan oleh peneliti. Data dalam penelitian kualitatif, dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
yang dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni 2015.
Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian
Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst
No. 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
Kegiatan
1. Pengajuan
Judul
2. Penetapan
Judul
72
3. Observasi
Awal
Penyusunan
4.
Proposal
Skripsi
Bimbingan
dan Revisi
5.
Proposal
Skripsi
Seminar
6.
Proposal
Skripsi
Revisi
7.
Proposal
Skripsi
Pencarian
8.
Data di
Lapangan
Pengolahan
9.
dan Analisi
Data
Penyusunan
10.
Hasil
Penelitian
Bimbingan
11.
dan Hasil
Revisi
Penelitian
12. Sidang
Skripsi
13. Revisi
Skripsi
(Sumber: Peneliti 2015)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
kordinat 50* 50’ – 60* 21’ Lintang Selatan dan 105* 0’ – 106* 22’
73
74
yakni:
akuntabel.
yang berkualitas.
76
yaitu:
dan Perempuan.
dan Perempuan.
77
dan Perempuan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
KEPALA
SEKRETARIS
UPT
78
Tabel 4.2
Tingkat Pendidikan Pegawai BKBPMP
SD -
SLTP -
SLTA 42
1. 2013 DIPLOMA 5
S1 44
S2 13
S3 -
459 jiwa.
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Struktur Organisasi
KEPALA CAMAT
SEKRETARIS KECAMATAN
Kasubag
Perencanaan dan
Evaluasi
PELAKSANA
3. UPT Puskesmas
5. UPT Pengairan
6. UPT KB
1. Desa Barugbug
2. Desa Ciomas
3. Desa Cipayung
4. Desa Cisaat
5. Desa Curugoong
6. Desa Batukuwung
7. Desa Citasuk
8. Desa Padarincang
9. Desa Kalumpang
Curugoong.
dengan menempati gedung seluas 130 m2 dan luas tanah 250 m2.
Tabel 4.4
a. Tugas
b. Fungsi
c. Tujuan
akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang
berlangsung.
yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan
Biddle & Thomas dalam Sarwono (2008:216), ada lima istilah tentang
Sumber data utama dicatat dalam buku catatan kecil atau melalui alat
Tabel 4.5
Transkip Matriks Triangulasi
Pemberdayaan Masyarakat
Peraturan Bupati
merencanakan, mengatur,
tertentu, misalnya:
I15-17 : Penghulu
dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan
antara kategori dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, penyajian data
yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk teks narasi.
(Sugiyono:2011).
menurut umur istri <20 tahun. Perlu diketahui data dari informan-
Kabupaten Serang.
Kec. Padarincang.
Padarincang.
Padarincang.
Padarincang.
96
Padarincang.
Padarincang.
berencana.
berencana.
pernikahan dini.
jiwa bagi suami dan istri, pendewasaan diri bagi pasangan suami
102
dan untuk pria berusia minimal 25 tahun jika dilihat dari Kesehatan
Reproduksi keduanya.
dilakukan dalam usia yang belum matang dan cara pandang serta
dan bukan hanya tidak ada penyakit atau kelemahan dalam segala
prosesnya.
konsepsi, masa anak, masa remaja, dewasa hingga masa pasca usia
berikut:
1. Harapan (Expectation)
adalah:
pada anak di bawah umur atau anak usia dini, dengan dibentuknya
dilapangan.
2. Norma (Norm)
108
berikut:
berikut:
berikut:
SE, M.Si:
dan I3 Bapak Asep Rahmat, SE, M.Si serta I15 Bapak Umar Fauzi,
M.Si:
kami pun ikut turun ke lapangan entah dalam hal apapun, baik
dalam masalah pernikahan dini ataupun penyuluhan KB, serta
pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, disini kami semua turun
ke lapangan jika kekurangan personil karena kan tujuan dari
badan ini untuk mensejahterakan masyarakat, jadi kami saling
bahu-membahu dan membantu satu sama lain.” (Sumber: Ibu
Cicih Sugiharti, S. Sos, Kepala Sub Bidang IKAP, 05 Maret 2015,
Kantor BKBPMP Kabupaten Serang)
perempuan.
sebagai berikut:
Kecamatan Padarincang, yakni I10 Ibu Sani selaku orang tua dari
peran atau perilaku yang terjadi dilapangan, oleh karena itu auatu
yang berdampak negatif akan ada sanksi atau hukuman apa yang
berikut:
paham akan dampak dan resiko yang akan terjadi dikemudian hari.
4.4 Pembahasan
124
(sanction).
1. Harapan (Expectation)
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Penelitian Atas Indikator Harapan (Expectation)
(BKBPMP) sudah jelas dipahami oleh badan publik BKBPMP serta tujuan
2. Norma (Norm)
perilaku yang akan terjadi dan harapan normatif yang artinya adalah
126
norma (norm):
Tabel 4.7
Hasil Penelitian Atas Indikator Norma (Norm)
Tabel 4.8
Hasil Penelitian Atas Indikator Wujud Perilaku (Performance)
1. Badan publik
BKBPMP sudah
memahami jelas apa
saja tugas pokok dan
Tupoksi fungsi dari setiap
bidang.
2. Bidang IKAP dan KK
sudah menjalani
tupoksi dalam
menangani
pernikahan dini.
129
positif. Kesan negatif dan positif inilah yang dinamakan dengan peran,
Tabel 4.9
Hasil Penilaian Atas Indikator Penilaian dan Sanksi
sementara bahwa hasil penelitian dari indikator penilaian dan sanksi yakni,
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan optimal sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak BKBPMP
itu sendiri.
132
133
Saran
pernikahan dini.
akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Bernard, Barber. 1972. Social Marriage and Familli. New York : McGraw-Hill
Book Company, Inc.
Burgess, Ernest W & Locke, Harvey J. 1960. The Family From Institution to
Companionship. American Book Company. New York.
Santrock, J. W. 1995. Life Span Development. Edisi ke-5 (ahli bahasa : Achmad
Chusairi, S.Psi). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : Rajawali
Press.
th
Skolniek AS, Skolniek JH. 1997. Family in Transition (9 Ed). USA: Addison-
Wesley Educational Publishers Inc.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
_________. 2006. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Ilmu
Kesejahteraan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
BKBPMP
http://bkbpmp.serangkab.go.id.
http://bkbpmp.serangkab.go.id/bkbpmp-mencari-strategi-baru/.
Zulkifli Ahmad. 2011. Dampak Sosial Perkawinan Usia Dini Studi Kasus Di Desa
Gunung Sindur-Bogor. Skripsi. Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Universitas UIN Syarif Hidayatullah.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21872.
http://masriyanikhram.blogspot.com
http://muhammadsarito.blogspot.com/2014/11/praktek-pernikahan-dini-di-
pedesaan.html?m=1
http://alimuisrintan.blogspot.com/2014/04/pengertian-pernikahan-dini-
dan.html
http://www.kti-skripsi.com/2010/04/kti-kebidanan-resiko-pernikahan-
dini.html
Sumber Dokumen :
Keterangan
Q: Pertanyaan
A: Jawaban
I: Informan
Q1/I A KODING
pernikahan dini ?
masyarakat ?
pernikahan dini ?
pernikahan dini ?
minimal 20 tahun ?
masyarakat ?
11. Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
12. Dalam Perannya lembaga BKBPMP ada berapa bidang upaya untuk
mensejahterakan masyarakat ?
14. Apa solusi dari BKBPMP dalam menangani kasus pernikahan dini yang
dapat berkurang ?
15. Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam
Padarincang ?
16. Program apa saja yang diadakan oleh BKBPMP dalam pemberdayaan
17. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan dibawah usia 20 tahun ?
18. Bagaimana jika terjadi dampak psikologi pada anak yang menikah dibawah usia
20 tahun ?
19. Seperti apa sanksi yang diberikan kepada laki-laki yang menikahi anak dibawah
umur 20 tahun ?
20. Adakah sanksi bagi pasangan usia subur (PUS) menurut umur istri dan suami
Kepada Cicih Sugiharti, S.Sos (I2) Selaku Kepala Sub Bidang (Kasubid)
pernikahan dini ?
pernikahan dini ?
masyarakat ?
8. Apakah BKBPMP sudah melakukan penyuluhan atau pembinaan
9. Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
12. Apakah bidang IKAP dan KK berperan aktif dalam menangani pernikahan
dini ?
13. Apa solusi dari BKBPMP dalam menangani kasus pernikahan dini yang
sudah banyak terjadi, agar resiko yang dikhawatirkan bagi perempan dapat
berkurang ?
14. Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam
Padarincang ?
15. Program apa saja yang paling efektif yang diadakan oleh BKBPMP dalam
19. Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan
20. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun ?
21. Adakah sanksi bagi pasangan usia subur (PUS) menurut umur istri dan suami
Kepada Asep Rahmat, SE, M.Si (I3) Selaku Kepala Sub Bidang (Kasubid)
Kesehatan Reproduksi.
pernikahan dini ?
pernikahan dini ?
masyarakat ?
10. Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
dini ?
14. Apa solusi dari BKBPMP dalam menangani kasus pernikahan dini yang
sudah banyak terjadi, agar resiko yang dikhawatirkan bagi perempan dapat
berkurang ?
15. Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam
Padarincang ?
16. Program apa saja yang paling efektif yang diadakan oleh BKBPMP dalam
19. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun ?
20. Apakah ada resiko yang mengkhawatirkan bagi perempuan yang menikah
reproduksi?
21. Adakah sanksi bagi pasangan usia subur (PUS) menurut umur istri dan suami
Kepada H. Dudung Mudrik (I4) Selaku Kepala Desa Kadu Bereum, Kecamatan
Padarincang.
4. Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak
Kecamatan Padarincang ?
7. Apakah di Desa Kadu Bereum ini termasuk desa yang banyak melakukan
pernikahan dini ?
8. Apakah Bapak selaku Kepala Desa Kadu Bereum di Kecamatan
kesejahteraan masyarakat ?
Padarincang ?
10. Solusi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi pergaulan remaja
tahun ?
PEDOMAN WAWANCARA
4. Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak
Kecamatan Padarincang ?
Padarincang ?
8. Apakah di Desa Kadu Bereum pernah terjadinya pernikahan dini yang
PEDOMAN WAWANCARA
Padarincang.
4. Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak
Kecamatan Padarincang ?
Kepada Para Orang Tua (I10-I14) Selaku Orang tua dan Masyarakat di Kecamatan
Padarincang.
tahun ?
2. Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi
Kecamatan Padarincang ?
Padarincang ?
11. Apakah ada hasil positif yang dirasakan masyarakat terhadap program
pernikahan dini ?
12. Adakah manfaat dari sosialisasi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam
14. Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang banyak melakukan
15. Apakah pernikahan dini ini banyak terjadi karena adanya perjodohan
Kepada Drs. H. A. Farid, M.Si (I15) Selaku Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Padarincang.
usia 20 tahun ?
20 tahun ?
7. Adakah undang-undang yang mengenai laki-laki yang menikahi anak di
bawah umur ?
8. Apa tupoksi dari beberapa bidang yang ada di Kantor Urusan Agama
10. Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan
13. Dari hasil survey data yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah
14. Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak
15. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20
tahun ?
16. Seperti apa sanksi yang diberikan kepada laki-laki yang menikahi anak
di bawah umur ?
Kepada Umar Fauzi, S.Hi (I16) Selaku Penghulu Kantor Urusan Agama
Kecamatan Padarincang.
usia 20 tahun ?
20 tahun ?
7. Adakah undang-undang yang mengenai laki-laki yang menikahi anak di
bawah umur ?
8. Apa tupoksi dari beberapa bidang yang ada di Kantor Urusan Agama
10. Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan
13. Dari hasil survey data yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah
14. Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak
15. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20
tahun ?
16. Seperti apa sanksi yang diberikan kepada laki-laki yang menikahi anak
di bawah umur ?
Kepada Hidayat, S.Pdi (I17) Selaku Penghulu Kantor Urusan Agama Kecamatan
Padarincang.
usia 20 tahun ?
20 tahun ?
7. Adakah undang-undang yang mengenai laki-laki yang menikahi anak di
bawah umur ?
8. Apa tupoksi dari beberapa bidang yang ada di Kantor Urusan Agama
10. Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan
13. Dari hasil survey data yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah
14. Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak
15. Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20
tahun ?
16. Seperti apa sanksi yang diberikan kepada laki-laki yang menikahi anak
di bawah umur ?
Padarincang.
1. Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti
5. Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun ?
Padarincang ?
9. Apakah ada hasil positif yang dirasakan masyarakat terhadap program yang
10. Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini ?
11. Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di
usia dini ?
13. Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung
menyerahkan surat izin penelitian ke bagian umum bertemu dengan Ibu Kokom
Komariah dan sedikit melakukan wawancara mengenai tugas pokok dan fungsi
kepada bidang yang bersangkutan, dalam beberapa hari surat sudah di disposisi
Surat izin penelitian sudah di disposisi dan peneliti langsung diantar oleh bagian
BKBPMP peneliti pertama kali mewawancari Ibu Cicih Sugiharti, S. Sos selaku
Kepala Sub Bidang IKAP (Informasi Analisa Program). Bidang tersebut yaitu
data angka pernikahan dini pada tahun 2013, dan mendapatkan data angka
pernikahan dini dari tahun 2010-2013 peneliti memiliki perbandingan dari tahun
Setelah surat izin penelitian di disposisi, peneliti datang kembali untuk yang
yang bersangkutan dan sesuai dengan judul penelitian. Peneliti langsung bertemu
dengan Kepala Sub Bidang Kesehatan Reproduksi (KR) yakni, Bapak Asep
Rahmat, SE, M.Si. Beliau sangat antusias sekali saat diwawancarai oleh peneliti,
keterbukaan informasi dari beliau sangat membantu peneliti. Beliau pun tidak
segan mengajak peneliti ikut bergabung dalam acara kegiatan seminar nasional
2014 bertempat di Hotel Ratu Bidakara dari pukul 08.00-16.00 wib. Pada kegiatan
kesehatan dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Karena seminar
nasional ini mengenai kesehatan reproduksi pada remaja, dan ini merupakan
Kembali lagi pada saat wawancara berlangsung, beliau menjawab sangat tegas
menangani pernikahan dini ? faktor-faktor apa saja yang mendorong mereka ingin
menikah di usia dini ? dan berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan oleh
Peneliti mengahadiri undangan dari Bapak Asep Rahmat, SE, M.Si dalam acara
informasi dan sama-sama belajar mengenai apa itu kesehatan reproduksi, resiko
apa yang akan terjadi jika di usia dini sudah bereproduksi, penyakit apa saja yang
akan di derita oleh para pelaku yang berhubungan seks di luar nikah, dan berbagai
informasi mengenai pernikahan dini peneliti dapati dalam acara seminar nasional
tersebut. Selain mewawancarai bidang yang bersangkutan, disini pun peneliti ikut
hadir dalam kegiatan yang diadakan oleh BKBPMP terutama sub bidang KR yang
menyelenggarakan.
tertinggi pernikahan dini dan peneliti pada hari itu juga turun langsung ke
Kecamatan Padarincang. Dan yang pertama kali peneliti lakukan disana, peneliti
pertama kali peneliti datang ke Kantor Urusan Agama (KUA), peneliti langsung
bertemu dengan salah satu penghulu disana, yakni Bapak Umar Fauzi, S. Hi
karena pada saat itu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) yakni Bapak Drs. H. A.
Farid, M. Si sedang tidak bisa ditemui dikarenakan sakit. Dan Bapak Hidayat, S.
Pdi selaku penghulu ketiga sedang tidak ada ditempat. Setelah itu peneliti tidak
KUA dan penghulu yang belum sempat peneliti temui untuk melakukan
yakni Bapak Drs. H. A Farid, M. Si, beliau sangat antusias menjawab pertanyaan-
yang belum peneliti wawancarai, yakni Bapak Hidayat, S. Pdi dan beliau
melontarkan pernyataan yang ada. Selain itu peneliti juga mendapatkan data
pernikahan dini di bawah usia 20 tahun yang dibantu oleh salah satu staf di KUA
Serang lagi untuk kesekian kalinya untuk mewawancarai Bapak Kepala BKBPMP
Kabupaten Serang yakni, Bapak Drs. Oyon Suryono, MM. Beliau sangat amat
baik dan menyambut kedatangan peneliti, saat diwawancarai beliau tidak segan
Setelah peneliti melakukan Seminar Proposal Skripsi pada hari rabu tanggal 01
april 2015, dosen penguji meminta data jumlah angka kematian Ibu dan Anak
yang menikah di usia dini. Kemudian peneliti meminta data tersebut ke Kantor
BKBPMP, namun BKBPMP tidak mempunyai data tersebut dan pihak BKBPMP
disposisi dalam waktu beberapa hari namun setelah surat sudah di disposisi, pihak
Dinas Kesehatan tidak langsung memberikan data yang peneliti butuhkan. Para
pegawai disana tidak melayani dengan baik, itu terlihat sejak peneliti mengajukan
surat izin permohonan data dan ketika peneliti diantar ke bidang yang
bersangkutan mengenai data jumlah angka kematian Ibu dan Anak, staf di bidang
tersebut memberikan datanya namun bukan data yang seseuai dengan peneliti
butuhkan. Yang peneliti butuhkan yakni, data jumlah angka kematian Ibu dan
Anak yang menikah di usia dini di Kecamatan Padarincang, akan tetapi bidang
tersebut memberikan data keseluruhan jumlah angka kematian Ibu dan Anak yang
Q1 Apa tujuan dari dibentuknya peran BKBPMP terkait dalam menangani pernikahan
dini?
mensejahterakan masyarakat.
A2 Jelas ada tujuan lainnya, seperti terkait dengan masalah peningkatan keberhasilan
ekonomi masyarakat.
dini?
Q4 Kebijakan apa yang telah dibuat oleh BKBPMP dalam menangani pernikahan dini?
menikah pada pihak perempuan minimal 16 tahun dan untuk laki-laki 19 tahun.
minimal 20 tahun?
A6 Karena sesuai dengan kesehatan reproduksi remaja tersebut, sudah mampu untuk
A8 Tentu ada, oleh karenanya juga terdapat sanksi jika ada seorang pria yang sudah
A9 Dari ketiga bidang yang sudah disebutkan, BKBPMP turun langsung ke lapangan,
Q10 Dalam bentuk sosialisasi seperti apa yang BKBPMP lakukan kepada masyarakat?
Desa-desa.
Q11 Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
mensejahterakan masyarakat?
masyarakat.
Q13 Apakah peran pemerintah sangat penting bagi masyarakat mengenai pemberdayaan
A13 Sangat penting dan membantu sekali, karena kan masyarakat butuh masukan-
Q14 Apa solusi dari BKBPMP dalam menangani kasus pernikahan dini yang sudah
A14 Membuat program seperti PAP yaitu Penundaan Anak Pertama dan PUP yaitu
Q15 Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam menangani
A15 Langkah dan strategi yang dilakukan yaitu, banyak program yang kami jalankan
juga BKR (Bina Keluarga Remaja), yang ketiga itu dibentuknya PIKRM (Pusat
Q16 Apa dampak dari pernikahan dini atau di bawah usia 20 tahun?
A16 Dampak yang ditakutkan yaitu, dampak psikis dikarenakan pernikahan yang
dilakukan dalam usia yang belum matang dan cara pandang serta cara berfikir
yang belum matang pula sehingga kekurang pahaman akan tugas dan fungsinya
Bagaimana jika terjadi dampak psikologi pada anak yang menikah di bawah usia 20
Q17 tahun?
A17 dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan
Q1 Apa tujuan dari dibentuknya peran BKBPMP terkait dalam menangani pernikahan
dini?
perempuan tentunya.
dini?
Q3 Siapa saja yang menjadi sasaran BKBPMP yang seharusnya diberikan arahan-
A5 Hanya beberapa kali dalam 1 (satu) tahun, untuk remaja mengadakan seminar.
Q6 Dalam bentuk sosialisasi seperti apa yang BKBPMP lakukan kepada masyarakat?
A6 Seperti penyuluhan, pembinaan yang memberikan arahan-arahan, dan seminar
nasional.
Q8 Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
Q10 Bagaimana peran BKBPMP dalam menangani dan mencegah terjadinya pernikahan
Q11 Apakah bidang IKAP dan KK berperan aktif dalam menangani pernikahan dini?
A11 Bidang kami hanya aktif dalam pendataannya saja, tetapi saling membantu jika
A12 Banyak program yang kami sediakan sesuai dengan SOP nya dalam menangani
pernikahan dini.
Q13 Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam menangani
Q14 Program apa yang paling efektif yang diadakan oleh BKBPMP dalam menangani
pernikahan dini?
Q15 Dari 29 Kecamatan yang ada di Kabupaten Serang, Kecamatan manakah yang
Kecamatan Padarincang.
Q16 Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan pernikahan
A16 Selalu ada peningkatan naik di tahun 2011 dan menurun di tahun 2012, dan naik
Q17 Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun?
Q18 Adakah sanksi bagi Pasangan Usia Subur (PUS) menurut umur istri dan suami yang
A18 Sanksi tidak ada bagi pelaku PUS, karena Undang-undang perkawinan pun
Q1 Apa tujuan dari dibentuknya peran BKBPMP terkait dalam menangani pernikahan
dini?
A1
dini?
A2 Masyarakat atau Ibu-ibu yang memiliki anak perempuan dan remaja di usia dini.
Q3 Siapa saja yang menjadi sasaran BKBPMP yang seharusnya diberikan arahan-
A5 Ada, pada Undang-undang nomor 1 tahun 1974. Dan di sini sangat bertentangan
A6 Karena melihat dari sistem reproduksi remaja itu sendiri sudah mampu
Q8 Dalam bentuk sosialisasi seperti apa yang BKBPMP lakukan kepada masyarakat?
pembinaan.
A9 Sudah, namun kegiatan sosialisasi tersebut kami bekerjasama dengan UPT disetiap
Kecamatan.
Q10 Apa tupoksi dari lembaga BKBPMP yang kaitannya dalam mencegah dan
A10 Membentuk beberapa program yang kaitannya dalam menangani pernikahan dini.
Q12 Bagaimana peran BKBPMP dalam menangani dan mencegah terjadinya pernikahan
A12 Peran kami selaku BKBPMP itu bekerjasama dengan PPPA (Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak) jika ada pernikahan dini/di bawah umur.
Selain itu kami bekerjasama dengan Kementerian Agama dan Dinas Sosial.
Q13 Apakah bidang KB dan KR berperan aktif dalam menangani pernikahan dini?
A13 Jelas kami aktif dalam menangani pernikahan dini, karena ini di bidang kami.
Q14 Apa solusi dari BKBPMP dalam menangani kasus pernikahan dini yang sudah
banyak terjadi, agar resiko yang dikhawatirkan bagi perempuan dapat berkurang?
A14 Solusinya yaa kami memberikan beberapa program, seperti program PUP
Q15 Apa saja langkah dan strategi yang dilakukan oleh BKBPMP dalam menangani
Q16 Program apa yang paling efektif yang diadakan oleh BKBPMP dalam menangani
pernikahan dini?
Q17 Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat program BKBPMP dalam
Q18 Upaya apa yang sudah terealisasikan oleh BKBPMP terhadap masyarakat di
A18 Belum dapat terealisasikan sepenuhnya hanya saja upaya dalam mengadakan
Q19 Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun?
A19 Jelas akan terjadinya dampak psikis pada anak, dampak biologis, dan dampak
Q20 Apakah ada resiko yang mengkhawatirkan bagi perempuan yang menikah di bawah
A20 Tentu ada, selain resiko yang mengkhawtirkan bagi Ibunya, kehamilan beresiko
adalah kehamilan yang akan menyebabkan resiko pada bayi yang dilahirkan.
Seperti, rahim dan panggul belum berkembang dengan baik sehingga kesulitan
dalam persalinan, Ibu melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
MEMBER CHECK
pergaulan anak.
Q4 Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak melakukan
A4 Ada yang masih duduk dibangku SMP kelas 3 dan di bangku SMA kelas 1-2.
Q5 Apakah sejauh ini pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun banyak
pernikahan dini?
Q7 Apakah Bapak selaku Kepala Desa Kadu Bereum di Kecamatan Padarincang ini
A8 Penting tidak penting sepertinya, karena melihat dari kondisi ekonomi masyarakat
disini.
Q9 Solusi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi pergaulan remaja jaman
A9 Solusinya yang harus lebih meningkatkan lagi beribadah kepada Allah, serta
A1 Sangat penting.
A2 Memberikan pendidikan yang tinggi serta memantau pergaulan anak dari kejauhan
A3 Mugkin penting, hanya saja kondisi faktor ekonomi yang tidak memadai.
tua.
Q5 Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak melakukan
Apakah sejauh ini pernikahan dini banyak diminati oleh masyarakat di Kecamatan
Q6 Padarincang?
Lumayan banyak yang menikah di usia dini.
Q7 Dampak yang terjadi pada anak karena usianya yang belum matang dan pola pikir
Apakah di Desa Kadu Bereum pernah terjadinya pernikahan dini yang disebabkan
A8 mengkhawatirkan.
MEMBER CHECK
A1 Penting sekali.
Q4 Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak diminati oleh
Q5 Apakah sejauh ini pernikahan dini banyak diminati oleh masyarakat di Kecamatan
Padarincang?
tua?
Kecamatan Padarincang, solusi apa yang akan Bapak terapkan kepada anak-anak
para remaja.
MEMBER CHECK
A1 Penting.
Q4 Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak diminati oleh
Q5 Apakah sejauh ini pernikahan dini banyak diminati oleh masyarakat di Kecamatan
Padarincang?
Q6 Apakah pernikahan dini ini banyak terjadi karena adanya perjodohan antar orang
tua?
Kecamatan Padarincang, solusi apa yang akan Bapak terapkan kepada anak-anak
A1 Pasti penting.
A2 Memberikan kegiatan yang positif kepada anak-anak dan saling bertukar pikiran.
anaknya.
Q4 Tingkat pendidikan SD, SMP atau SMA kah yang paling banyak diminati oleh
Q5 Apakah sejauh ini pernikahan dini banyak diminati oleh masyarakat di Kecamatan
Padarincang?
A5 Kemungkinan besar para orang tua yang memiliki anak perempuan ingin cepat
menikahkan anaknya.
Q6 Apakah pernikahan dini ini banyak terjadi karena adanya perjodohan antar orang
tua?
Kecamatan Padarincang, solusi apa yang akan Bapak terapkan kepada anak-anak
sekolahan anak saya sering bolos, dari pada terjadi hal yang tidak diiginkan, yaa
saya putuskan menikahkan anak saya dan berhenti sekolah saat masih duduk di
kelas 2 SMA.
Q2 Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi di
kemudian hari?
A2 Tidak, karena kan jaman dulu juga banyak menikah setelah lulus SD dan
A3 Tidak tau sama sekali saya tentang badan publik itu, palingan disini suka diadakan
Tidak pernah, saya baru tahu kalau ada pemerintah yang menangani pernikahan di
Q5 Kecamatan Padarincang?
Yang saya tau tidak sering, saya belum pernah sama sekali mendengar dan datang
A5 dalam kegiatan tersebut. Kerjaan saya cuma di dapur aja neng jadi ngga tau
Kalau ditanya penting apa ngga, mungkin bagi masyarakat di kampung butuh akan
Penting kalau menurut saya, disini masyarakat kampung butuh akan adanya peran
Saya selaku orang tua sih menjaga terus anak perempuan dengan lebih hati-hati,
A8 tapi gimana ya neng anak saya itu nakal jadi rada susah kalau dinasehatin, jadi ya
Q9 Kalau dibilang penting yaa, pendidikan itu penting biar cari kerjanya juga
A9 gampang, tapi yaa kalau anaknya nakal dan susah diatur yaa lebih baik
dinikahkan.
MEMBER CHECK
Q2 Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi di
kemudian hari?
A2 Tidak terlalu khawatir neng, kan banyak yang menikah di usia muda.
Kecamatan Padarincang?
A6 Kalau dibilang penting, iya pasti penting yaa neng untuk masukan-masukan kepada
warga disini.
A7 Penting kalau menurut saya karena bisa memberikan perlindungan pada anak.
A9 Penting, tapi kalau tidak ada biaya harus bagaimana lagi terpaksa harus putus
sekolah.
MEMBER CHECK
Q2 Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi di
kemudian hari?
A3 Tidak tahu.
Kecamatan Padarincang?
A7 Penting.
109 Penting, tapi kalau tidak ada biaya mau bagaimana lagi, lebih baik dinikahkan.
MEMBER CHECK
Q2 Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi di
kemudian hari?
A2 Tidak.
A3 Tidak tahu.
A4 Tidak Pernah.
Kecamatan Padarincang?
A6 Penting, karena agar masyarakat tau tentang pemberdayaan perempuan dan anak.
Q7 Apakah peran pemerintah sangat penting bagi masyarakat mengenai pemberdayaan
A7 Penting.
A8 Risih neng, jadi ya ketika anak saya sudah ingin menikah, yaa saya nikahkan.
Q2 Apakah Bapak/Ibu tidak khawatir akan dampak atau resiko yang terjadi di
kemudian hari?
A2 Tidak.
A3 Tidak tahu.
A4 Tidak Pernah.
Kecamatan Padarincang?
A5 Kurang tahu.
A6 Penting.
Q7 Apakah peran pemerintah sangat penting bagi masyarakat mengenai pemberdayaan
A7 Sangat penting.
A9 Sebenarnya penting.
MEMBER CHECK
Q1 Apa tujuan dari KUA mengadakan pembinaan atau penasehatan kepada calon
A1 Agar calon pasutri lebih siap bagaimana berumah tangga, yaa dengan diberikan
Q2 Siapa saja yang menjadi sasaran pihak KUA untuk mengikuti pembinaan atau
Q3 Apakah setiap warga yang akan melangsungkan pernikahan dini wajib lapor dan
A3 Wajib, agar terdata dalam KUA dan di buku nikah yang diarsipkan.
A4 Persyaratan yang umum, seperti akta kelahiran dan kartu keluarga. Serta
Apakah ada peraturan untuk penghulu jika menikahkan anak di bawah usia 20
Q5 tahun?
Jelas ada, tetapi menikahkan anak di usia 15 tahun harus ada surat izin dari orang
Apa tupoksi dari beberapa bidang yang ada di KUA Kecamatan Padarincang selain
penataran singkat selama 3 hari atau 1 hari/3 jam (SUSCATIN) Kursus Calon
Pengantin.
Penting sekali.
A9 Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan pernikahan
Pernikahan tertinggi memang banyak di tahun 2013, pada tahun 2014 pernikahan
A10 menurun.
A11 Dari hasil survey yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah yang paling banyak
melakukan pernikahan dini?
Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak melakukan
Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun?
A13 Dampaknya jelas terlihat pada psikis si anak tersebut yang pola pikirnya masih
A14
MEMBER CHECK
Q1 Apa tujuan dari KUA mengadakan pembinaan atau penasehatan kepada calon
Q2 Siapa saja yang menjadi sasaran pihak KUA untuk mengikuti pembinaan atau
Q3 Apakah setiap warga yang akan melangsungkan pernikahan dini wajib lapor dan
A4 Persyaratan akta kelahiran, kartu keluarga, KTP (bagi yang sudah), pas foto dan
Q5 Apakah ada peraturan untuk penghulu jika menikahkan anak di bawah usia 20
tahun?
A5 Ada, jika anaknya berusia 15 tahun ke bawah harus mendapatkan surat izin
dahulu.
Q6 Adakah Undang-undang yang mengatur batasan menikah di bawah usia 20 tahun?
Q7 Apa tupoksi dari beberapa bidang yang ada di KUA Kecamatan Padarincang selain
A7 Bimbingan haji disini juga termasuk ke dalam tupoksi KUA, kemudian mengadakan
pembinaan atau penasehatan kepada calon pengantin dan membuka kursus untuk
A8 Sangat penting.
Q9 Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan pernikahan
A9 Naik turun data dari tahun ke tahun, tetapi memang angka yang paling melonjak
Q10 Faktor apa saja yang mendorong masyarakat Kecamatan Padarincang banyak
A10 Banyak beberapa faktor, yang utama ekonomi yang rendah, sosial budaya
masyarakat disini dan rendahnya tingkat pendidikan, ada juga akibat dari
Q11 Dari hasil survey yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah yang paling banyak
Q12 Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak melakukan
A13 Dampak psikis pada anak, dan kurang matangnya alat reproduksi.
MEMBER CHECK
Q1 Apa tujuan dari KUA mengadakan pembinaan atau penasehatan kepada calon
A1 Tujuannya yaa supaya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah.
Q2 Siapa saja yang menjadi sasaran pihak KUA untuk mengikuti pembinaan atau
Q3 Apakah setiap warga yang akan melangsungkan pernikahan dini wajib lapor dan
A3 Jelas harus wajib lapor, agar terdata juga dalam Kantor Urusan Agama.
A4 Biaya administrasi, akta kelahiran, Kartu Keluarga (KK), KTP dan pas foto.
Q5 Apakah ada peraturan untuk penghulu jika menikahkan anak di bawah usia 20
tahun?
A5 Ada, penghulu disini menikahkan sesuai peraturan yaa kalau usia dini, semsestinya
Q9 Apakah selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun yang melakukan pernikahan
Q10 Faktor apa saja yang mendorong masyarakat Kecamatan Padarincang banyak
Q11 Dari hasil survey yang dilakukan pegawai KUA, desa manakah yang paling banyak
Q12 Tingkat pendidikan SD, SMP, atau SMA kah yang paling banyak melakukan
Q13 Apa dampak dari pernikahan dini atau pernikahan di bawah usia 20 tahun?
Q1 Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti sekolah
A3 Penting teh, biar remaja disini bisa mendapatkan pengetahuan yang dianggap
penting.
Q4 Sebagai remaja yang masih duduk dibangku sekolah, bagaimana peran kalian
sebagai pelajar?
Q5 Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun?
Alasannya yaa ingin menikah aja, sekolah juga saya suka bolos jadi ya saya
A5 putuskan untuk menikah aja.
A6 Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini?
Q7 Tidak ada, orang tua setuju aja saat saya memutuskan untuk menikah.
A7 Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di usia
Q8 dini?
Hanya perbedaan pendapat saja, karena suami saya lebih dewasa jadi kebanyakan
ngalahnya.
Sesal sih tidak ada, hanya saya menyesal tidak bisa merasakan banyak pengalaman
A9 Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung mengambil
Q10 Penting teh, cuma sayanya aja yang bandel suka bolos sekolah jadi ibu saya juga
kesal.
A10
MEMBER CHECK
Q1 Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti sekolah
A1 Banyak teh, rata-rata kan pas sekolah berhenti dan langsung nikah.
A3 Sangat Penting.
Q4 Sebagai remaja yang masih duduk dibangku sekolah, bagaimana peran kalian
sebagai pelajar?
Q5 Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun?
Q7 Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini?
Q8 Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di usia
dini?
A8 Tidak ada, cuma kesulitan dalam persalinan aja mungkin karena anak pertama.
A9 Tidak ada.
Q10 Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung mengambil
A10 Penting, tapi karena tidak ada biayanya jadi saya putuskan untuk menikah saja.
MEMBER CHECK
Q1 Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti sekolah
A2 Tidak tahu.
Q4 Sebagai remaja yang masih duduk dibangku sekolah, bagaimana peran kalian
sebagai pelajar?
Q5 Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun?
Q7 Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini?
Q8 Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di usia
dini?
A9 Tidak ada.
Q10 Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung mengambil
A10 Sebenarnya pendidikan itu penting, namun saya tidak ingin melanjutkan pendidikan
Q1 Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti sekolah
A1 Banyak teh, rata-rata masih sekolah terus berhenti. Kerja sebentar langsung nikah.
Q4 Sebagai remaja yang masih duduk dibangku sekolah, bagaimana peran kalian
sebagai pelajar?
A4 Saya cuma lulusan SD teh terus langsung kerja di perumahan dan mutusin buat
menikah.
Q5 Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun?
A6 Sebagian orang ada yang menganggap penting dan ada yang tidak.
Q7 Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini?
Q8 Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di usia
dini?
A8 Tidak ada, susah saat melahirkan aja sama ribet urus anak.
Q10 Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung mengambil
Q10 Penting, tapi saya langsung memutuskan untuk bekerja dulu sambil membantu
Q1 Apakah remaja disini banyak yang menikah muda atau sengaja berhenti sekolah
A2 Kurang tau.
A3 Penting.
Q4 Sebagai remaja yang masih duduk dibangku sekolah, bagaimana peran kalian
sebagai pelajar?
di perekonomian keluarga.
Q5 Apa alasan saudari menikah di usia dini atau di bawah usia 20 tahun?
A6 Dua-duanya juga sama-sama penting, tapi lebih memilih untuk menikah kalau
Q7 Apakah ada paksaan dari kedua orang tua untuk menikah di usia dini?
A7 Tidak ada, tapi orang tua juga setuju untuk segera menikah.
Q8 Adakah dampak sosial atau psikologi yang anda rasakan setelah menikah di usia
dini?
A9 Alhamdulillah tidak ada, karena mungkin ini kemauan dari diri sendiri.
Q10 Apakah menurut saudari pendidikan itu tidak penting dan langsung mengambil
A10 Pendidikan peting, tapi saya lebih memilih untuk menikah dan mengurangi beban
Wawancara dengan Ibu Kokom, Staf bagian Umum BKBPMP Kabupaten Serang
Wawancara dengan Ibu Cicih Sugiharti, S.Sos., Kepala Sub Bidang IKAP
Foto bersama Bapak Taufik, S.Pd, M.Si., Sekretaris Camat, Kecamatan Padarincang
Wawancara dengan Bapak Asep Sopan Paridi, Kasi Kesos Kecamatan Padarincang
Foto Ibu E. Junariyah, S.AP., Kasi Tata Pemerintahan Kecamatan Padarincang
(sedang menyiapkan profil seputar Kecamatan Padarincang)
Wawancara dengan Bapak Umar Fauzi, selaku Penghulu di KUA Kecamatan Padarincang
Wawancara dengan Bapak Umar Fauzi, selaku Penghulu di KUA Kecamatan Padarincang
Sedang diberi arahan mengenai BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian
Sertifikat bagi calon mempelai yang akan mengikuti BP4 sebelum dilaksanakannya sebuah
Perkawinan
Wawancara dengan Bapak H. Rahmat, Kasi Kesos Desa Kadu Bereum, sekaligus tokoh
Foto Bersama Bapak H. Rahmat, selaku tokoh masyarakat Desa Kadu Bereum
Wawancara dengan Bapak Drs. Oyon Suryono, MM., Kepala Badan Keluarga Berencana
Serang
Kantor sementara BKBPMP Kabupaten Serang yang terletak di Jl. Raya Taktakan No.
10 A Serang
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang (ketika peneliti meminta data angka kelahiran dan
a dengan Ibu Sani, selaku orang tua dari Rina Mariana warga Ds. Citasuk, Kp. Cipanas
Wawancara dengan Ibu Sarti, selaku orang tua dari Siti Sofiaranti, Ds. Citasuk,
Wawanacara dengan Eliah, warga Ds. Citasuk, Kp. Cipanas Masjid, Kec. Padarincang
Wawancara dengan Ibu Kokom, Staf bagian Umum BKBPMP Kabupaten Serang
Wawancara dengan Ibu Cicih Sugiharti, S.Sos., Kepala Sub Bidang IKAP
Foto bersama Bapak Taufik, S.Pd, M.Si., Sekretaris Camat, Kecamatan Padarincang
Wawancara dengan Bapak Asep Sopan Paridi, Kasi Kesos Kecamatan Padarincang
Foto Ibu E. Junariyah, S.AP., Kasi Tata Pemerintahan Kecamatan Padarincang
(sedang menyiapkan profil seputar Kecamatan Padarincang)
Wawancara dengan Bapak Umar Fauzi, selaku Penghulu di KUA Kecamatan Padarincang
Wawancara dengan Bapak Umar Fauzi, selaku Penghulu di KUA Kecamatan Padarincang
Sedang diberi arahan mengenai BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian
Sertifikat bagi calon mempelai yang akan mengikuti BP4 sebelum dilaksanakannya sebuah
Perkawinan
Wawancara dengan Bapak H. Rahmat, Kasi Kesos Desa Kadu Bereum, sekaligus tokoh
Foto Bersama Bapak H. Rahmat, selaku tokoh masyarakat Desa Kadu Bereum
Wawancara dengan Bapak Drs. Oyon Suryono, MM., Kepala Badan Keluarga Berencana
Serang
Kantor sementara BKBPMP Kabupaten Serang yang terletak di Jl. Raya Taktakan No.
10 A Serang
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang (ketika peneliti meminta data angka kelahiran dan
a dengan Ibu Sani, selaku orang tua dari Rina Mariana warga Ds. Citasuk, Kp. Cipanas
Wawancara dengan Ibu Sarti, selaku orang tua dari Siti Sofiaranti, Ds. Citasuk,
Wawanacara dengan Eliah, warga Ds. Citasuk, Kp. Cipanas Masjid, Kec. Padarincang
PENDIDIKAN
Tahun 1997 - 1999 : TK Bhakti 5 Baros
Tahun 1999 - 2005 : SD Negeri 1 Baros
Tahun 2005 - 2008 : SMP Negeri 1 Kota Serang
Tahun 2008 - 2011 : SMA Negeri 2 Kota Serang
Tahun 2011 - 2015 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PMR SMP Negeri 1 Kota Serang
2. Anggota OSIS SMA Negeri 2 Kota Serang
3. Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMANE)