You are on page 1of 12

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA

MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN


PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
INDONESIA DI SD NEGERI 179 PALEMBANG

N. Fahriza Fuadiah1
Zulkardi2, Cecil Hiltrimartin3

Abstract: The aims of the research is to produce the set of oriented realistic
mathematical education (RME) approach material that is valid and practical for
teaching in elementary school student of the fifth grade and have a good
potencial effect. PMRI is one of learning approach which dribbles students in
understanding mathematics concept by selfcontruction through prior knowledge
which is related to daily activity, finding the concept by themselves so that the
learning becomes meaningful. The research is a development research and
method used in two stages, that are preliminary study (analysis and model
development stage) and formative study (evaluation and revision stage). The
samples were students of fifth grade at SD Negeri 179 Palembang. In technique
collecting the data, the writer used interview with the experts, observation by
using prototype. The data was analyzed by using descriptive method. The result
of data analyses concludes that the development of geometry and measurement
prototype for the fifth grade students is valid based on content, construction, and
language. It can be conclude from the documentary data that the use of student’s
book has been a practical use. The try out tested on students has given potential
effect which is the students like to study using realistic mathematical education
approach with student activity level of 6.47 in a very high criteria and the
average of final mark of 87,17 in a very good criteria.

Key words: development research, RME, the set of teaching and learning

Bila kita cermati tujuan pendidikan sehari-hari. Hasil analisis terhadap


matematika yang tercantum dalam pengelolaan pembelajaran di SD beracun
kurikulum 1975,1984, 1994, 2004 (KBK) kurikulum 1994 untuk beberepa mata
maupun 2006 (KTSP) yang ingin dicapai pelajaran (termasuk matematika) yang
dalam pembelajaran matematika adalah agar dikemukakan Ibrahim Bafadal (dalam
siswa mampu menggunakan atau Wardhani, 2004) pada lokakarya
menerapkan matematika dalam kehidupan Indentifikasi Permasalahan Kurikulum dan
sehari-hari. Selanjutnya pembelajaran Pembelajaran di SD oleh Direktorat TK/SD
matematika bertujuan terbentuknya pada tanggal 8 s.d 12 Mei 2002 di Jakarta
kemampuan bernalar pada diri siswa yang menunjukkan bahwa siswa terjebak dalam
terukur melalui kemampuan berpikir kritis, rutinitas, media pembelajaran kurang,
logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, motivasi belajar siswa rendah, siswa banyak
jujur, disiplin dalam memecahkan suatu menghafal, tingkat pemahaman dalam
permasalahan baik dalam bidang pembelajaran rendah (mengingat,
matematika, bidang lain, maupun kehidupan menyebutkan) dan umumnya siswa tidak
) Alumni, 2,3) Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri
1
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

tahu makna atau fungsi dari hal yang penting bagi guru untuk mengetahui
dipelajari dalam kehidupannya. kemampuan siswa menemukan hubungan
Salah satu masalah mendasar dalam bagian-bagian masalah kontekstual melalui
pendidikan di Indonesia adalah masih peskemaan, perumusan, dan penvisualan.
rendahnya motivasi dan prestasi dalam Sejak tahun 2001 telah dimulai di beberapa
belajar matematika (Zulkardi, 2005). Tentu sekolah di Indonesia suatu inovasi
saja hal ini sangat jauh dari tujuan pembelajaran matematika yang disebut
pembelajaran matematika yaitu pengelolaan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
pembelajaran matematika di sekolah dapat (PMRI).
bermakna dan dapat membuat siswa mampu Sifat anak SD dikelompokkan menjadi
menerapkan pengetahuan matematikanya dua yaitu, pada umur 6 – 9 tahun untuk
dalam kehidupan sehari-hari dan bidang anak SD tingkat rendah dan pada umur 9 –
lainnya, terampil dalam menyelesaikan 12 tahun dalam anak SD tingkat tinggi
masalah baik dalam bidang matematika (Kardi, 1996). Pada anak usia 6 – 9 tahun
maupun bidang lain yang terkait,serta sifat fisiknya sangat aktif sehingga mudah
mampu mengembangkan daya nalar siswa. merasa letih dan koordinasi otot-otot kecil
Ada banyak cara untuk mewujudkan masih belum sempurna sehingga pada masa
tujuan pembelajaran metematika tersebut. ini anak cepat merasa jemu, lelah, dan
Salah satunya adalah mengelola kegiatan mudah hilang konsentrasi. Anak pada usia 9
pembelajaran matematika secara – 12 tahun sudah dapat mengusai koordinasi
kontekstual atau realistik. Hadi,S (2005) otot-otot halus dengan benar. Pada
mengemukakan bahwa salah satu upaya kelompok umur ini mereka sudah siap
untuk mereformasi pendidikan matematika mempergunakan alat dan benda-benda kecil.
di Indonesia adalah melalui pengembangan Untuk pelajaran matematika, mereka
dan implementasi Pendidikan Matematika menyukai kegiatan seperti mengubah
Realistik (PMR). PMR adalah suatu teori bangun dengan menggunting dan menyusun
pemebelajaran matematika yang telah untuk mempelajari suatu konsep
dikembangkan di Belanda sejak awal 70-an, matematika. Menurut De Porter (dalam
yang bertitik tolak dari hal-hal yang real Pitadjeng, 2005), gaya belajar anak dilihat
bagi siswa (Zulkardi, 2005). Penggagas dari cara belajar anak dalam menerima
PMR ini adalah Hans Freudenthal dari informasi dibagi menjadi gaya visual
Belanda yang menyatakan bahwa (melihat), auditorial (mendengar), dan
matematika merupakan kegiatan manusia kinestetik (melakukan). Gaya belajar visual
yang lebih menekankan aktivitas siswa adalah gaya belajar yang menggunakan
mencari, menemukan, dan membangun penglihatan sebagai modal utama dalam
sendiri pengetahuan yang diperlukan menyerap informasi dan mengigat informasi
sehingga pembelajaran menjadi terpusat tersebut. Ciri- ciri anak antara lain teliti
pada siswa. Menurut Bron (dalam Saragih, terhadap detail, lebih mengingat apa yang
2007) masalah kontekstual dalam PMR dilihat, lebih suka membaca daripada
digunakan sejak awal pembelajaran dan dibacakan, suka mencorat-coret, dapat
digunakan terus untuk membangun melihat kata-kata atau tulisan yang
pemahaman siswa. Pada PMR, proses sebenarnya dalam pikiran mereka, dan lebih
penyelesaian soal kontekstual dilakukan suka mengamati demonstrasi alat peraga.
dengan menggunakan model yang berfungsi Agar mereka dapat maksimal dalam belajar
menjembatani jurang antara pengetahuan matematika, pendidik dapat
matematika tidak formal dan matematika mendayagunakan gaya belajar visual anak
formal dari siswa (Saragih, 2007). tersebut dengan mendorong untuk membuat
Terciptanya keragaman pemodelan dari banyak simbol atau gambar, mendorong
suatu soal kontekstual dalam PMR sangat anak membuat peta konsep untuk mencari

74
Fuadiah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri

rumus luas bangun datar yang diturunkan dan prinsip yang memungkinkan siswa
dari rumus bangun lain, membuat diagram dapat berkembang secara optimum, seperti
dan grafik, serta mendorong anak kebebasan siswa untuk menyampaikan
mengamati atau memanipulasi benda-benda pendapatnya, adanya masalah kontekstual
konkret untuk memahami suatu konsep yang dapat mengaitkan konsep matematika
matematika. dengan kehidupan nyata, dan pembuatan
Penelitian pengembangan Armanto model yang dapat memudahkan siswa
(2002) yang mengembangkan suatu prototip dalam menyelesaikan masalah. Perangkat
tentang alur dan strategi lokal secara PMRI pembelajaran yang dikembangkan dalam
dalam topik perkalian dan pembagian penelitian ini berupa RPP, Buku Siswa, dan
bilangan di kelas IV SD di Indonesia (di intrumen penilaian.
kota Medan dan Yogyakarta) dan Fauzan Berdasarkan latar belakang dan
(2002) dengan mengembangkan dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menerapkan model yang sama dalam sebelumnya, penulis tertarik untuk
pembelajaran geometri (luas dan keliling mengembangkan perangkat pembelajaran
bangun) di kelas IV SD di Indonesia (di pada materi geometri dan pengukuran untuk
kota Padang, dan Surabaya) diperoleh kelas V SD dengan menggunakan
kesimpulan bahwa berdasarkan hasil pendekatan Pendidikan Matematika
analisis secara kualitatif model Realistik Indonesia. Dan pertanyaan dalam
pembelajaran dengan PMRI dapat penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah
diterapkan dalam kelas dan dapat perangkat pembelajaran pada materi
memperbaiki hasil belajar, sikap, dan minat geometri dan pengukuran yang valid dan
siswa (Hadi, S, 2005). Hasil-hasil penelitian praktis berdasarkan pendekatan Pendidikan
tersebut menunjukkan bahwa baik Matematika Realistik Indonesia? (2)
kemampuan pemecahan masalah dan Adakah efek potensial yang muncul dari
kemampuan pemahaman siswa yang diajar pengembangan perangkat pembelajaran
dengan pendekatan PMRI secara signifikan pada materi geometri dan pengukuran
lebih baik daripada siswa yang diajar terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa?
dengan pendekatan biasa. Pendekatan PMRI Penelitian ini bertujuan: (1) Menghasilkan
dapat diberlakukan dalam setiap pokok perangkat pembelajaran pada materi
bahasan pada setiap tingkat sekolah dan geometri dan pengukuran yang valid dan
kelas termasuk di dalamnya pokok bahasan praktis melalui pendekatan Pendidikan
Geometri. Geometri merupakan cabang dari Matematika Realistik Indonesia, (2)
matematika yang memuat sifat-sifat garis, Mengetahui efek potensial dari
sudut, bidang, dan ruang. Materi ini selalu pengembangan perangkat pembelajaran
diajarkan pada setiap tingkat sekolah, baik pada materi geometri dan pengukuran
tingkat sekolah dasar maupun sekolah terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa.
menengah. Pada tingkat sekolah dasar
materi geometri diberikan berdampingan METODE PENELITIAN
dengan materi pengukuran sehingga
menjadi Geometri dan Pengukuran. Penelitian ini menggunakan metode
Dalam penelitian ini, peneliti akan penelitian pengembangan atau development
mengembangkan perangkat pembelajaran research tipe formative research
pada materi geometri dan pengukuran untuk (Tessmer,1993 ; Zulkardi, 2002). Penelitian
kelas V Sekolah Dasar dengan pendekatan dilakukan pada semester genap tahun
PMRI, karena menurut peneliti materi akademik 2008/2009 di SD Negeri 179
geometri dan pengukuran sangat cocok Palembang. Subjek penelitian adalah siswa
diajarkan dengan PMRI, karena pendekatan kelas V dengan jumlah 21 orang terdiri dari
matematika realistik memiliki karakteristik 12 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki

75
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

yang terlibat selama kegiatan proses Ada dua proses yang dilalui pada
pembelajaran matematika dengan pengembangan perangkat pembelajaran
menggunakan perangkat pembelajaran yang berupa Buku Siswa dan Rencana
berbasis PMRI. Pelaksanaan Pembelajaran ini yaitu
preliminary dan formative study. Tahap
Prosedur Pengembangan Perangkat formative study meliputi Self Evaluation,
Pembelajaran prototyping dan field test (Tessmer, 1993:
Zulkardi, 2006)
Low resistance to revision High resistance to revision

Expert
Reviews

Revise Revise

Preliminary Self Revise


Small Field
Evaluation
Group Test

One-to-
one

1. Preliminary Geometri dan Pengukuran untuk SD kelas V


Tahap ini meliputi: yang mengacu pada kelima karateristik
Persiapan; Analisis kurikulum matematika PMRI. Prototyping terdiri dari tiga siklus
level SD pada pokok bahasan Geometri dan yaitu prototipe pertama, prototipe kedua dan
Pengukuran pada kelas V dan analisis prototipe ketiga sebagai prototipe akhir
terhadap buku-buku paket berdasarkan (produk). Pada akhir siklus selalu dilakukan
KTSP 2006 evaluasi dan revisi. Masing-masing
Pendesainan (prototyping); Pendesainan prototipe fokus pada tiga karakteristik yaitu
perangkat pembelajaran pada materi : isi, konstruk dan bahasa.

Tabel 1. Karakteristik yang menjadi fokus prototipe


Isi RPP berupa :
Kesesuaian dengan Standar Kompertensi (SK) dalam KTSP 2006
Kesesuaian dengan Kompertensi Dasar (KD) dalam KTSP 2006
Kesesuaian dengan indikator pencapaian KD dalam silabus
Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK, KD dan indikator pencapaian
Isi
KD
Isi Buku Siswa berupa :
Kesesuaian dengan Standar Kompertensi (SK) dalam KTSP 2006
Kesesuaian dengan Kompertensi Dasar (KD) dalam KTSP 2006
Kesesuaian dengan indikator pencapaian KD dalam silabus
Kesesuaian RPP dengan prinsip dan karateristik PMRI
Konstruk Kesesuaian Buku Siswa dengan prinsip dan karateristik PMRI
Kesesuaian dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Kalimat mudah dimengerti
Bahasa
Tidak ada kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
Sesuai dengan karateristik siswa
76
Fuadiah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri

2. Formative study dikembangkan dapat diterapkan dan


Tahap ini meliputi : (2) kenyataan menunjukkan bahwa
a. Self Evaluation; penilaian oleh diri apa yang dikembangkan dapat
sendiri terhadap prototipe materi diterapkan.. Hasil uji coba ini
Geometri dan Pengukuran untuk SD dianalisis dan dibahas sedemikian
kelas V berdasarkan pendekatan rupa sehingga mengasilkan saran-
PMRI. saran untuk direvisi kembali.
b. Expert Reviews; validasi oleh pakar f. Revisi; pada tahap ini materi
terhadap perangkat pembelajaran. tersebut dikonsultasikan kembali
RPP dan Buku Siswa yang dengan dosen pembimbing, pakar,
dihasilkan dikonsultasikan dengan dan guru senior. Berdasarkan saran-
para pakar untuk menguji validitas saran tersebut serta hasil pekerjaan
isi, konstruk, dan bahasa sesuai siswa dilakukan analisis dan revisi-
dengan prinsip dan karateristik revisi terhadap perangkat
PMRI. Penggalian informasi pembelajaran tersebut.
mengenai prototipe juga didapat dari g. Field Test; hasil revisi diujicobakan
teman sesama peneliti, dosen dan pada subjek sesungguhnya yaitu
guru yang sudah berpengalaman. siswa pada kelas V dengan 1 kelas
Cara ini disebut dengan teknik uji coba (field test). Perangkat
triangulasi yaitu teknik validasi data pembelajaran yang digunakan adalah
yang memanfaatkan sesuatu diluar perangkat yang telah direvisi sebagai
(teman sejawat dan pakar) untuk prototipe ketiga (produk). Pada field
keperluan pengecekan atau sebagai test ini akan dilihat bagaimana efek
pembanding sebagai dasar merevisi potensial dari penggunaan prototipe
instrumen (Kratwhwohl, 1997). terhadap siswa yang diukur melalui
Semua hasil validasi tersebut akan nilai akhir dan aktivitas siswa.
digunakan untuk merevisi prototip Menurut Akker (1999), keefektifan
untuk diujicobakan. suatu produk dapat dipenuhi jika (1)
c. one-to-one; prototipe diujicobakan para ahli dan praktisi menyatakan
terhadap satu persatu siswa. Hal ini bahwa produk tersebut efektif dan
dilakukan dengan tujuan dapat (2) secara operasional produk
melihat kepraktisan desain buku tersebut memberikan hasil sesuai
siswa melalui pengamatan terhadap dengan yang diharapkan.
siswa dalam penggunaan buku
siswa. Hasil uji coba ini dianalisis Instrumen Penelitian
sehingga menghasilkan saran-saran Instrumen pengumpulan data yang
untuk revisi. dipakai dalam penelitian ini adalah :
d. Revisi; Saran-saran dan hasil 1. Observasi. Instrumen ini digunakan
validasi pakar dijadikan dasar untuk untuk mengetahui kepraktisan dari
merevisi prototip. materi ajar yang di buat, observasi ini
e. Small Grup; pada tahap ini adalah observasi siswa untuk melihat
perangkat pembelajaran dicobakan keaktifan dan partisipasi siswa selama
pada siswa yang non subjek pembelajaran berlangsung dengan
penelitian dalam kelompok kecil menggunakan pendekatan pembelajaran
(small grup) untuk mengevaluasi matematika berbasis PMRI dengan
prototipe kedua dan melihat menggunakan lembar observasi aktivitas
kepraktisan dari prototipe tersebut. siswa yang dilakukan oleh satu orang
Kepraktisan menurut Akker (1999) observer terhadap 21 siswa.
dipenuhi (1) jika para ahli dan 2. Dokumen. Dokumen yang dimaksud
praktisi menyatakan bahwa apa yang adalah hasil pekerjaan siswa pada

77
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

prototipe. Analisis dokumen diperoleh 3 Analisis data hasil tes. Data hasil tes
dari pemeriksaan hasil pekerjaan siswa untuk mengukur kemampuan siswa
pada prototipe, dilihat dari skor yang diperoleh siswa
3. Tes. Instrumen ini digunakan untuk dalam mengerjakan soal tes. Skor yang
memperoleh data tentang keefektifan diperoleh siswa dikonversikan menjadi
atau memiliki potential effect dari buku nilai dalam rentang 1-100 dengan rumus
siswa yang dibuat dan mengukur :
kemampuan siswa setelah mendapatkan
pembelajaran berbasis PMRI. Skor yang diperoleh
Nilai  x 100
Skor maksimum
Teknik Analisis Data
dengan nilai akhir siswa adalah:
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis 2 N .kegia tan 3 N .latihan  5 N .LatihanUlangan
Na 
deskriptif kualitatif. Uraian singkat tentang 10
teknik analisis beserta kriteria yang menjadi
Nilai akhir yang diperoleh dikonversikan ke
acuan hasil analisis masing-masing jenis
dalam bentuk data kualitatif untuk
data sebagai berikut :
menentukan kategori hasil belajar
1. Analisis data Validasi ahli. Untuk
siswa.Untuk melihat kategori hasil belajar
menganalisis data validasi ahli
siswa digunakan kategori sebagai berikut:
digunakan analisis deskriptif dengan
cara merevisi berdasarkan catatan
Tabel 2 Sistem penilaian hasil belajar
validator yang ditinjau dari 3
karakteristik yaitu content, konstruk dan Nilai Kategori
bahasa. validasi oleh pakar terhadap 80 – 100 Sangat baik
perangkat pembelajaran. RPP dan Buku
Siswa yang dihasilkan dikonsultasikan 66 – 79 Baik
dengan para pakar untuk menguji 56 – 65 Cukup
validitas isi, konstruk, dan bahasa sesuai
dengan prinsip dan karateristik PMRI. 40 – 55 Kurang
Penggalian informasi mengenai 0 – 39 Sangat kurang
prototipe juga didapat dari teman (Arikunto, 2005)
sesama peneliti, dosen dan guru yang
sudah berpengalaman. Cara ini disebut
dengan teknik triangulasi yaitu teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
validasi data yang memanfaatkan
sesuatu diluar (teman sejawat dan pakar) Deskripsi Hasil Pengembangan Materi
untuk keperluan pengecekan atau Ajar
sebagai pembanding sebagai dasar Berdasarkan kerangka pikiran yang
merevisi instrumen (Kratwhwohl, 1997). diuraikan sebelumnya, ada dua tahapan
Semua hasil validasi tersebut akan besar pada penelitian ini yaitu Preliminary
digunakan untuk merevisi prototip untuk Study dan Formative Study. Pada tahap
diujicobakan. Preliminary dilakukan persiapan mengenai
2 Analisis data observasi aktivitas siswa. analisis siswa, kurikulum, dan materi.
Untuk mengetahui keaktifan siswa Kemudian pendesainan prototipe sebagai
selama proses pembelajaran maka desain awal perangkat pembelajaran yang
dilakukan pengamatan terhadap aktivitas mencakup materi geometri dan pengukuran
siswa, aspek yang diamati terdiri dari untuk kelas V SD. Geometri dan
empat indikator yaitu aktivitas visual, Pengukuran sebagai salah satu aspek mata
mendengarkan, lisan, dan aktivitas pelajaran matematika di sekolah dasar
gerak. terdiri atas beberapa pokok bahasan. Di

78
Fuadiah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri

kelas V SD bagian dari pokok bahasan pada buku siswa dan Instrumen
Geometri dan Pengukuran adalah sifat-sifat penilaian/tes yang diberikan secara
bangun dan hubungan antar bangun. Sesuai bertahap. Pada tahap ini dilihat kepraktisan
dengan tahapan Van Hiele mengenai tahap- dari prototipe melalui kemudahan
tahap perkembangan mental anak didik menggunakan buku siswa dan ketepatan
dalam bidang geometri, pada tingkat ini pelaksanaan pembelajaran sesuai yang
termasuk dalam tahap pengurutan dimana diharapkan dalam RPP. Hasil small group
siswa sudah mampu mengurutkan dan dan expert review pada prototipe kedua
mengenali bangun geometri. Siswa juga dijadikan dasar untuk merevisi prototipe
memiliki kemampuan melakukan penarikan kedua untuk mendapatkan prototipe ketiga
kesimpulan atau berpikir deduktif walau sebagai prototipe akhir (produk).
belum berkembang maksimal. Pendesainan Selanjutnya tahap field Test (Uji
prototipe ini selain berlandaskan pada lapangan), perangkat pembelajaranr pada
prinsip dan karateristik PMRI juga prototipe ketiga sebagai prototipe akhir
memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan diujicobakan pada subjek penelitian yaitu
bahan ajar atau materi pembelajaran agar siswa kelas V SD Negeri 179 Palembang
seoptimal mungkin dapat membantu siswa sebanyak 21 siswa. Pada tahap aktivitas
dalam mencapai standar kompetensi dan siswa diamati selama proses pembelajaran.
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pada akhir pembelajaran diberikan tes yang
(Depdiknas, 2006), yaitu meliputi prinsip meliputi seluruh materi geometri dan
relevansi, konsistensi, dan kecukupan. penukuran yang telah dipelajari
Tahap Formative Study dilaksanakan sebelumnya. Hasil analisis observasi
melalui self evaluation, expert review, small aktivitas dan hasil belajar siswa digunakan
group, dan field test. Prototipe pertama yang untuk melihat potential effect dari
dihasilkan divalidasi oleh para ahli (expert penggunaan perangkat pembelajaran yang
review). Validasi ahli dilakukan untuk dikembangkan.
melihat validitas content, konstruk dan
bahasa, Secara umum hasil dari validasi
para ahli terhadap prototipe yang
dikembangkan mempunyai kategori baik
dan dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Prototipe pertama ini juga
diujicobakan pada One-to-one evaluation,
pada tahap ini seorang anak dan seorang
guru diminta untuk mengamati,
mengkomentari serta mengerjakan soal-soal
pada buku siswa dan instrumen penilaian/tes Siswa sedang mengerjakan aktivitas pada buku
siswa dalam kelompoknya
diberikan secara bertahap untuk
mensimulasikan waktu pengerjaan sesuai
dengan banyaknya pertemuan. Hasil one-to-
one dan expert review dijadikan dasar untuk
merevisi prototipe pertama menjadi
prototipe kedua. .
Draf Perangkat pembelajaran pada
prototipe kedua kemudian divalidasi
kembali oleh para validator dan
diujicobakan pada small group yang terdiri
dari 10 orang siswa dalam 2 kelompok. Interaksi antara peneliti sebagai guru dan siswa
Mereka diminta untuk mengamati,
mengkoreksi serta mengerjakan soal-soal

79
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

yang lainnya ada juga yang memberikan


tanggapan namun dilakukan secara
bersama-sama dengan teman-temannya
yang lain. Selain itu mereka juga belum
terbiasa berbicara dan mengemukakan
idenya dalam suatu diskusi kelas. Pada
pertemuan pertama tingkat aktivitas siswa
berada pada kategori tinggi yang kemudian
Siswa mewakili kelompoknya sedang meningkat menjadi sangat tinggi pada
mempresentasikan jawabannya dalam diskusi pertemuan berikutnya. Aktivitas siswa
kelas
mengalami penurunan pada pertemuan
keempat dengan nilai rata-rata 5,86
(73,21%) pada materi simetri bangun datar.
Hal ini kemungkinan disebabkan materi ini
walaupun pernah dipelajari pada kelas IV
namun sifat-sifat pencerminan dan sudut
putar suatu bangun datar belum pernah
dipelajari sebelumnya sehingga merupakan
hal yang baru bagi siswa.
Siswa menggunakan model dalam menemukan
suatu konsep matematika
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Data Aktivitas
Gambar 1 Beberapa aktivitas siswa Siswa
saat proses pembelajaran di kelas uji coba. Interval Persen-
Fre- Tingkat
Skor Rata2 Tase
kuensi Aktivitas
Deskripsi Hasil analisis data observasi (%)
aktivitas siswa 71,43 Sangat
6,01 – 8,00 15 Tinggi
Persentase aktivitas siswa pada setiap
pertemuannya dapat dikatakan baik. Pada 4,01 – 6,00 5 23,81 Tinggi
pertemuan I dengan menggunakan RPP 1 4,76
2,01 – 4,00 1 Cukup
dan pertemuan IV dengan menggunakan rrrata
RPP 4 aktivitas siswa berada pada kategori 0,00 – 2,00 0 0 Kurang
tinggi yaitu masing-masing sebesar 73,84% Jumlah 21 100
dan 73,21%. Sedangkan pada pertemuan II,
III, V, dan VI berada pada kategori sangat Rata-rata 6,47 Sangat
tinggi dengan persentase masing-masing Tinggi
86,31%, 85,13%, 82,74%, dan 83,93%. Dari tabel 4.18 di atas dapat dilihat
Pada aktivitas di setiap indikator diperoleh bahwa rata-rata skor aktivitas siswa adalah
aktivitas visual dengan deskriptor 6,47 dengan 15 siswa (71,43%) dalam
memperhatikan gambar berada pada urutan kategori sangat tinggi, 5 siswa (23,81%)
tertinggi dengan persentase 94,26%. Hal ini dalam kategori tinggi dan 1 siswa (4,76%)
disebabkan karena buku siswa yang dalam kategori cukup. Secara keseluruhan
dikembangkan peneliti memuat gambar- aktivitas siswa berada pada kategori sangat
gambar nyata yang disajikan secara menarik tinggi dengan rata-rata 6,47.
dan sesuai dengan keseharian mereka.
Sedangkan aktivitas yang paling rendah Hasil analisis data tes
adalah aktivitas lisan pada deskriptor Buku Siswa ini terdiri dari 5 bagian
memberikan tanggapan dengan nilai rata- Buku Siswa 1, Buku Siswa 2, Buku Siswa
rata 4,72. Ini berarti hanya 59,06% siswa 3, Buku Siswa 4 dan Latihan Ulangan.
yang aktif memberikan tanggapan dalam Kegiatan dan aktivitas yang terdapat dalam
diskusi kelas dengan cara yang baik. Siswa Buku Siswa tersebut diselesaikan siswa

80
Fuadiah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri

dengan diskusi kelompok kemudian 56 – 65 0 0 Cukup


hasilnya didiskusikan dalam kelas dan 40 - 55 0 0 Kurang
kelompok lain memberikan komentar atau Jumlah 21 100
pertanyaan. Sedangkan latihan dan latihan Rata- Sangat
ulangan dikerjakan secara individu. Secara 87,17
rata Baik
keseluluruhan rata-rata pencapaian nilai
kegiatan buku siswa kelas VA ini adalah Rata-rata hasil latihan belajar siswa
90,70 dengan kategori sangat baik. pada materi geometri dan pengukuran
Begitupun perolehan nilai kegiatan buku menggunakan prototipe ketiga sebesar
siswa menurut kelompok dengan nilai rata- 87,17. Rata-rata tersebut jika
rata 89 dalam kategori sangat baik. Siswa diinterprestasikan dengan kategori penilaian
dapat mengerjakan soal latihan yang termasuk kategori sangat baik.
terdapat dalam setiap buku siswa dengan Berdasarkan hasil pengembangan prototipe
baik. Terlihat juga ada peningkatan nilai pertama, kedua, dan ketiga, dapat diuraikan
latihan setiap buku siswa dengan rata-rata hasil pengembangan perprototipe diuji
keseluruhan adalah 87,25 dengan kategori secara aspek kualitas, sebagai berikut:
sangat baik. a. Validitas
Setelah seluruh pembelajaran telah Valid tergambar dari hasil penilaian
dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, validator, dimana semua validator
maka pada pertemuan ketujuh siswa menyatakan baik berdasarkan content
melaksanakan latihan ulangan. Latihan (sesuai dengan Kompetensi Dasar,
Ulangan ini berupa tes yang diberikan Indikator dan Tujuan pembelajaran),
kepada siswa sebanyak tujuh soal yang konstruks (sesuai karakteristik/prinsip
mencakup seluruh materi yang telah PMRI) dan bahasa (sesuai dengan EYD,
dipelajari sebelumnya. Sedangkan data hasil tidak berbelit – belit, soal tidak
belajar siswa diperoleh dari 20% kegiatan mengandung penafsiran ganda, batasan
buku siswa, 30% latihan, dan 50% latihan pertanyaan dan jawaban jelas, dan
ulangan. menggunakan bahasa umum).
Hasil tes akhir terdapat 11 siswa Pendesainan Prototipe yang telah
(52,38%) pada kategori sangat baik, 9 siswa dikonsultasikan kepada teman sejawat,
(42,86%) dalam kategori baik, dan 1 siswa dosen pembimbing, dan pakar PMRI
(4,76%) dalam kategori cukup. Rata-rata direvisi pada prototipe pertama dan
hasil latihan ulangan siswa pada materi kedua, yang pada akhirnya prototipe
geometri dan pengukuran menggunakan ketiga dinyatakan valid oleh pakar
prototipe ketiga sebesar 84,6. Rata-rata ditinjau dari isi, bahasa, dan kesesuaian
tersebut jika diinterprestasikan dengan konteks yang digunakan.
kategori penilaian termasuk kategori sangat b. Praktis
baik. Untuk distribusi frekuensi hasil belajar Kepraktisan prototipe secara empiris
siswa sebagai nilai akhir terlihat pada tabel dilakukan melalui uji keterlaksanaan
berikut ini. prototipe sebagai uji pengembangan.
Praktis tergambar dari hasil uji coba
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar lapangan dimana semua siswa dapat
Siswa menggunakan perangkat pembelajaran
Interval dengan baik. Prototipe dinyatakan
Tingkat
Skor Persentase secara rasional memenuhi kriteria
Frekuensi Hasil
Rata- (%) praktis oleh validator berdasarkan hasil
Belajar
rata data observasi pelaksanaan di small
80 – Sangat group. Hasil analisa dan keputusan
16 76,19
100 Baik revisi, revisi pada prototipe kedua
66 – 79 5 23,81 Baik berdasarkan komentar siswa dan pakar,

81
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

prototipe dinyatakan praktis dengan Geometri dan Pengukuran untuk SD kelas V


revisi kecil menjadi prototipe ketiga menggunakan pendekatan PMRI valid,
(prototipe akhir). praktis, dan mempunyai potensial efek yang
c. Efek Potensial sangat baik.
Efek Potensial dalam proses belajar,
hasil latihan serta hasil latihan ulangan KESIMPULAN DAN SARAN
dalam prototipe, dapat digambarkan
sebagai berikut: Kesimpulan
a. Potensial efek dalam proses belajar: Penelitian ini telah menghasilkan
1. Siswa suka/senang belajar dengan suatu produk perangkat pembelajaran
pendekatan PMRI, hal ini dapat matematika materi Geometri dan
dilihat dari antusias siswa Pengukuran dengan pendekatan matematika
mencari penyelesaian masalah realistik yang meliputi Rencana
yang diberikan kerena konteks Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa dan
yang digunakan dekat dengan soal tes hasil belajar. Berdasarkan hasil
keseharian mereka, penggunaan penelitian pada kelas V SD Negeri 179
model dalam kegiatan Palembang maka dapat disimpulkan bahwa:
pembelajaran yang melibatkan 1. Perangkat pembelajaran yang
siswa sendiri, adanya dikembangkan dalam penelitian ini
interaktivitas yang baik antara dikategorikan valid dan praktis. Valid
guru dan siswa, dan terkait tergambar dari hasil penilaian validator
dengan topik pembelajaran dimana semua validator menyatakan
lainnya. baik berdasarkan isi, konstruk, dan
2. Siswa aktif mengikuti pelajaran bahasa. Praktis tergambar dari perangkat
menggunakan pendekatan PMRI. pembelajaran yang dapat digunakan
Hal ini terlihat dari kerja dengan baik.
kelompok siswa, dan semangat 2. Hasil uji coba prototipe materi geometri
siswa memberikan pendapat dan dan pengukuran yang diberikan kepada
penjelasan dari masalah yang siswa SD Negeri 179 Palembang
diajukan dengan nilai aktivitas mempunyai efek yang potensial, yaitu:
sebesar 6,47 dalam kategori a. Siswa suka belajar dengan
keaktifan sangat tinggi. pendekatan PMRI
b. Potensial efek dalam hasil belajar : b. Siswa aktif mengikuti pelajaran
Rata-rata hasil latihan belajar siswa menggunakan pendekatan PMRI
pada materi geometri dan terlihat dari hasil analisis observasi
pengukuran menggunakan aktivitas siswa selama mengikuti
prototipe/buku siswa sebesar 87,17. pembelajaran dengan pendekatan
Rata-rata tersebut jika PMRI sebesar 6,47 dengan kategori
diinterprestasikan dengan kategori sangat tinggi.
penilaian termasuk kategori sangat c. Nilai akhir siswa sebagai hasil
baik. belajar dengan rata-rata 87,17
Memperhatikan hasil uji aspek termasuk dalam kategori sangat
kualitas di atas berdasarkan saran teman baik.
sejawat, dosen pembimbing, uji pakar, hasil
pengamatan pelaksanaan prototipe pada Saran
small group dan sampel terbatas (satu Berdasarkan hasil penelitian dan
kelas), pendapat siswa dan komentar siswa, kesimpulan di atas, maka peneliti dapat
dan hasil latihan soal yang dikerjakan siswa menyarankan hal-hal sebagai berikut :
selama proses pengembangan, disimpulkan 1. Guru, diharapkan dapat menggunakan
hasil pengembangan prototipe materi perangkat pembelajaran yang dihasilkan

82
Fuadiah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri

dalam penelitian ini sebagai alternatif Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan


dalam memperkaya variasi Matematika Realistik dan
pembelajaran dan dalam upaya Implementasinya. Banjarmasin:
peningkatan kualitas pembelajaran Tulip
matematika di sekolah Krathwohl, David R. 1997. Methods of
2. Sekolah, diharapkan menjadi bahan Educational & Social Science
masukan untuk mengembangkan Research: an Integrated Approach.
perangkat pembelajaran dengan Wesley Educational Publishers,Inc.
pendekatan PMRI sesuai dengan Marpaung, Y. 2007. Pembelajaran
kompetensi yang harus dimiliki siswa. Matematika dengan Pendekatan
3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat PMRI: Matematisasi Horizontal dan
dipergunakan sebagai bahan Matematisasi Vertikal; Jurnal
pertimbangan untuk dapat mendesain Pendidikan Matematika, Volume 1
materi ajar yang lebih baik lagi sehingga No. 1, hal.1-20. Palembang:
aktivitas lisan siswa dalam memberikan Program Studi Pendidikan
tanggapan yang kurang efektif dapat Matematika PPS-Unsri
menjadi lebih efektif. Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika
yang Menyenangkan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan
Akker, J., Van den. 1999. Principle and Tinggi.
Methods of Development. In : J. van Saragih, S. 2007. Mengembangkan
den Akker, R. Branch, K. Gustafson, Kemampuan Berpikir Logis dan
N. Nieveen & Tj. Plomp (Eds), Komunikasi Matematik siswa
Design methodology and Sekolah Menengah Pertama Melalui
developmental research. Dordrecht : Pendekatan Matematik Realistik.
Kluwer. Disertasi Doktor pada PPS UPI.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Tidak diterbitkan.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Soedjadi. R. 2007. Inti Dasar-dasar
Armanto, Dian. 2002. Theaching Pendidikan Matematika Realistik
Multiplication and Division Indonesia. Jurnal Pendidikan
Realistically in Indonesian Primary Matematika, Volume 1 No. 2, hal.1-
Schools: A Protitype of Local 10. Palembang: Program Studi
Instructional Theory. Thesis. ISBN. Pendidikan Matematika PPS-Unsri.
University of Twente, Enschede. __________. 2007. Masalah Kontekstual
The Nederlands. sebagai Batu Sendi Matematika
Dakir. 2004. Perencanaan dan Sekolah. Surabaya: Pusat Sains dan
Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pendidikan Sekolah UNESA.
Rineka Cipta Suharta, I Gusti Putu. 2005. Pembelajaran
De Lange, J. 1987. Mathematics Insight Matematika Realistik (RME).
and Meaning. Ultrecht: OW & OC. Online pada:
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat http://www.duniaguru.com. Diakses
Satuan Pendidikan Standar tanggal 19 Januari 2008.
Kompetensi Mata Pelajaran Tessmer, Martin. 1993. Planning and
Matematika Sekolah Dasar (SD) dan Conducting Formative Evaluations.
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jakarta: London: Kogan Page Limited.
Depdiknas. Wardhani, Sri. 2004. Pembelajaran
Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing Matematika Kontekstual.
Realistics Mathematics Education. Yokyakarta: PPPG Matematika
Ultrecht: Freudhenthal Institut.

83
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3. NO. 2, DESEMBER 2009

Zulkardi. 2002. Developing A Learning


Environmnet On realistic
Mathematics Education For
Indonesian Student Teachers.
Disertation. ISBN. University of
Twente, Enschede. The Nederlands.
_______. 2005. Pendidikan Matematika di
Indonesia: Beberapa Permasalahan
dan Upaya Penyelesaiannya. Pidato
disampaikan dalam pengukuhan
sebagai guru besar tetap pada FKIP
Unsri.
_______. 2006. Formative Evaluation:
What, Why, When, and How. Online
pada:
www.geocities.com/zulkardi/books.
html. Diakses tanggal 16 Juni 2008.

84

You might also like