You are on page 1of 10

TUGAS TUTORIAL ONLINE 3

MATA KULIAH :
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : Ikbal Ramadhan
NIM : 044587309

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
Tugas.3
Petunjuk mengerjakan tugas:

1. Panjang jawaban per soal antara 500 – 700 kata.


2. Jawaban ditulis menggunakan font Time New Roman, ukuran 12 pts,
dengan spasi 1.5.
3. Mahasiswa diharapkan menjunjung tinggi integritas akademik dengan
menghindari perilaku plagiarisme dalam bentuk apapun.
4. Mahasiswa dipersilakan untuk menggunakan teori-teori yang terdapat
di dalam BMP MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan, dan
mengaitkannya kondisi di masyarakat.

Kriteria penilaian dalam tugas ini adalah:

1. Mengerjakan tugas dengan berdasar pada BMP MKDU 4111


Pendidikan Kewarganegaraan;
2. Berdasarkan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat.
3. Menjawab pertanyaan berdasarkan analisis/kalimat sendiri.;
4. Mencantumkan sumber referensi (sumber referensi yang
diperbolehkan adalah dari BMP, buku penunjan lainnya, jurnal, berita
elektronik maupun cetak);
5. Copy paste tidak akan diberikan penilaian.

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas,


pastikan bahwa tugas anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk
doc/docx hanya diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton ini.

Salam sukses.

Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun
dari segi penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan
jumlah lebih dari 17.000 yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia
mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan dengan bergulirnya
era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat
tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut
disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih
banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan
disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Soal 1 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat


memperngaruhi keberhasilan otonomi daerah di Indonesia!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi
daerah yang ada dalam BMP MKDU4111)

JAWABAN
Faktor - Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah indonesia
diantaranya ditetapan UU No 22/1999 dan UU No 25/1999 yang ditindak lanjuti
dengan diundang - undangkannya UU No 25/2000 tentang pembangunan nasional
(propenas) tahun 2000-2004. yang berarti mengisyaratkan adanya 4 pilar yang
mendukung pelaksanaan otonomi daera dan desentralisai fisikal, yaitu:
a. Kapasitas aparat daerah
b. Kapasitas keuangan daerah
c. Kapasitas kelembagaan daerah
d. Kapasitas lembaga nonpemerintah daerah
dan secara umum, Faktor - faktor yang menentukan dan mempengaruhi keberhasilan
pelaksanan otonomi daerah di Indonesia, antara lain yaitu (kaho,2002:60)
1. faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaran
otonomi daerah.
2. faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintah daerah
3. faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi terselenggaranya aktivitas
pemerintah daerah
4. faktor organisasi dan manajemen yang merupakan sarana untuk melakukan
penyelenggaraan pemerintah daerah secara baik, efisien, dan efektif.
Dari faktor - fakto diatas faktor mengelola keuanganlah yang sangat mendukung
keberhasilan otonomi daerah di Indonesia Dengan kata lain, salah satu ciri dari daerah
otonom terletak pada kemampuan self supporting-nya dalam bidang keuangan,
termasuk di dalamnya adalah kemampuan daerah dalam menggali sumber-sumber
keuangan dengan baik dan menggunakannya secara tepat dan benar.
Daerah harus mempunyai sumber- sumber keuangan yang memadai untuk membiayai
penyelenggaran otonominya.
Di Sumatera Barat sumber-sumber pembiayaan yang memadai, yang secara umum
berasal dari: (i) investasi pemerintah pusat melalui
kegiatan/dana sektoral; (ii) investasi pemerintah daerah, baik dari propinsi maupun
dari kabupaten/kota; serta (iii) investasi dari sektor swasta, baik oleh masyarakat
maupun oleh dunia usaha (Mulyanto,
2002:5-7).
Dari pengakuan diatas dapat kita simpulkan kembali bahwa investasi juga merupakan
satu komponen yang penting dalam meningkatkan

kemampuan otonomi daerah. Adapun faktor - faktor lain yang mempengaruhi


keberhasilan otonomi daerah antara lain :
I. faktor sumber daya manusia. Manusia sebagai pelaku utama dalam pemerintahan
daerah sehingga harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik agar terwujudnya
taget atau tujuan suatu daerah.
2. kemampuan struktural organisasi, struktur organisai pemerintah daerah harus
mampu menajalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab
3. kemampuan mendorong partisipasi masyarakat
lalu adapun faktor pada prinsip (wahidin 2015:86)
pelaksanaan otonomi daerah haus memperhatikn aspek demkratis, keadilan,
pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah.
Pelakasanan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas nyata dan bertnggung
jawab.
Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota, sedangkan di tingkat
provinsi otonomi daerah terbatas.
Pelaksanaan otonomi daerah harus sesui dengan konstitusi
Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkat kemandirian daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah harus mingkatkan fungsi legislatif dan fungsi anggaran.
Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas,
dan efisiensi dengan memperhatikan keserasin hubungn antarsusunan
pemerintahan.

Sumber
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

YUDI HARDIAN, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


DERAJAT OTONOMI FISKAL DAERAH SUMATERA BARAT
PERIODE 1993-2008

Haris, Syamsuddin. 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Press

Kaho, Josef Riwu. 2002. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.
Jakarta: Rajawali Press

Soal 2 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam
melaksanakan otonomi daerah di Indonesia!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan


otonomi yang ada di BMP MKDU4111)

JAWABAN

Faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya otonomi daerah di Indonesia adalah:


Komitmen Politik: Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilakukan oleh pemerintah
pusat selama ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi.

Masih Terpaku pada Sentralisai: Daerah masih memiliki ketergantungan tinggi


terhadap pusat, sehingga mematikan kreativitas masyarakat dan perangkat
pemerintahan di daerah.

Kesenjangan Antardaerah: Kesenjangan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia,


serta intra struktur ekonomi.
Ketimpangan Sumber Daya Alam: Daerah yang tidak memiliki kekayaan sumber
daya alam tetapi populasi penduduknya tinggi akan terengah-engah dalam
melaksanakan otonomi.

Benturan Kepentingan: Adanya perbedaan kepentingan yang sangat melekat pada


berbagai pihak yang menghambat proses otonomi daerah, seperti benturan keinginan
pimpinan daerah dengan kepentingan partai politik.

Keinginan Politik atau Political Will: Keinginan politik yang tidak seragam dari
pemerintah daerah untuk menata kembali hubungan kekuasaan pusat dan daerah.

Perubahan perilaku elit lokal: elit lokal mengalami perubahan perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah karena pengaruh kekuasaan yang dimilikinya.

Seperti kasus yang terjadi dilampung tengah sana yang temasuk ke dalam faktor
penghambat otonomi daerah yaitu :
a. rendahnya skill (keahlian) sumber daya aparatur,
dizaman yang seba moderen ini seseorang pegawai pemerintahan diharuskan atau
dituntut memiliki skill untuk peningkatan kualitas pelaynan kepada masyarakat secara
efektif dan eefisien dan dizaman ini masyarakat membutuhkan informasi yang cepat
dan tepat tanpa harus menunggu proses yang lama.
Dengan hal ini pegawai pemerintahan daerah pasca otonomi daerah, tidak sepenuhnya
berjalan tidak sesui dengan yang diharapkan. Pada penyelenggaraanyya masih banyak
aperatur pemerintahan yang kurang memahi tugas dan tanggung jawabnnya. Mengapa
demikian karena pada saat proses perekrutannya masih ada unsur spoil system. Spoil
system sendiri adalah sistem seleksi pegawai yang di dasarkan pada pertimbangan -
petimbangan emosional pada selektornya, contoh seperti masih memndang fakot
kekeluargaan, ataupun sisi gender. Yang sehausnya pada saat perekrutan pegawai
menggunakan dasar merit system dimana pada saat penerimaan memandang
berdasarkan, keahlian fomal, pengalaman kerja, inovai dan kreatif pada calon pegawai.
Keahlian yang tidak memadai akan menjadi faktor penghambt pada keberhasilan
otonomi daerah.
b . Rendahnya mentalitas sumberdaya aperaturr,
pelajaran moral perlu menjadi prioritas dalam setip jenjang pendidikan, agar
membentuk manusia yng mempunyai optimisme, kejujurn dan tanggung jawab
pribadi untuk daerahnya dalam pembangunan bangsa kedepannya. Pemerintah daerah
masih dihadapkan pada rendahnya mentalitas sumber daya aparatur pemerintahan
yang seharusnya dimiliki, yang secara tidak langsung menyebabkan munculnya
penyakit birokrasi yng secara umum telah menjangkit semua sistem tataran pemeintah
seperti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
rendahnya mentalitas pegawai tersebut disebabkan kena kurangnya perhatian dan
kmitmen pemeintah daerah terhadap profesionalisme aparatur negara, dampaknya
sebagain profesionalisme aparatur negara, dampaknya sebgian aparatur publik
memanfaatkan setip jabatan dan kebijaksanaan yang ada bagi kepentingan diri dan
kelompoknya.
c . seringnya tejadi perubahan aturan kepagawaian dan organisasi pemerintahan
daerah
dalam salah satu penulis pada salah satu pemerintah daerah di propinsi lampung,
diketahui bahwa masih banyak peraturan perundang - undangan yang tida sesuai
dengan perkembangan keadaan tututan pembangunan, sering kali menyebabkan tidak
konsistennya peraturan dengan tujuan yang menyebabkan tidak konsistennya perturan
dengan tujuan yang ditetapkan, akibatnya menjadikan pelayanan publik tidak sesuai
dengan tujuan dan harapan didaerah tersebut.

Sumber
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Eko Budi Sulistio , FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN


SUMBERDAYA APARATUR PEMERINTAH DAERAH

Soal 3 (skor 25)

Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah
sejak disahkan UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah
banyak yang dicapai, namun amsih banyak hal yang belum bisa ditangani
terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan otonomi
daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya
kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala
daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi
dari masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan
terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan
tersebut juga diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja
kecil di daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah
sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk membangun
daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai
masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan


otonomi daerah yang ada di dalam BMP MKDU4111)

JAWABAN

1. Menurut UU No 22 tahun 1999, otonomi daerah adalah Otonomi Daerah adalah


kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan
perundang-undangan.

ada 3 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah yaitu :


1) Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem
Negara Kesatuan republik indonesia.
2) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu.
3) Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah atau
desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, kota, atau desa serta dari
pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu. Tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik
(public service) dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya
terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal, yaitu :
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik kepada
masyarakat.
b. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah.
c. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Yuliati (2001:22), menyatakan bahwa salah satu ciri utama daerah mampu
dalam melaksanakan otonomi daerah adalah terletak pada kemampuan keuangan
daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya dengan
mengurangi tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat. Menurut suparmoko
(2002:61), mengartikan otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonomi untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Solusinyata yang dapat kita lakukan dalam menanggulangi penghambat otonomi
daerah adalah sebagai berikut :
1. Membuat masterplan pembangunan nasional untuk membuat sinergi
Pembangunan di daerah. Agar menjadi landasan pembangunan di daerah
dan membuat pemerataan pembangunan antar daerah.
2. Memperkuat peranan daerah untuk meningkatkan rasa nasionalisme
dengan mengadakan kegiatan menanaman nasionalisme seperti kewajiban
mengibarkan bendera merah putih.
3. Melakukan pembatasan anggaran kampanye karena menurut penelitian
korupsi yang dilakukan kepala daerah akibat pemilihan umum berbiaya
tinggi membuat kepala daerah melakukan korupsi.
4. Melakukan pengawasan Perda agar sinergi dan tidak menyimpang dengan
peraturan diatasnya yang lebih tinggi.
5. Melarang anggota keluarga kepala daerah untuk maju dalam pemilihan
daerah untuk mencegah pembentukan dinasti politik.
6. Meningkatkan kontrol terhadap pembangunan di daerah dengan memilih
mendagri yang berkapabilitas untuk mengawasi pembangunan di daerah.
7. Melaksanakan Good Governence dengan memangkas birokrasi (reformasi
birokrasi), mengadakan pelayanan satu pintu untuk masyarakat. Melakukan
efisiensi anggaran.
8. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor SDA dan Pajak serta
mencari dari sektor lain seperti jasa dan pariwisata digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Sumber
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Faisal , Akmal Huda Nasution OTONOMI DAERAH : MASALAH DAN


PENYELESAIANNYA
DI INDONESIA, Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 2, April 2016 : 206-215
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=339

Soal 4 (skor 25)

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam


proses penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi
merupakan konsep yang penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk
praktek good governance. Masyarakat diberikan kesempatan yang luas untuk
mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, sehingga
masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap
kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah
menetukan apakah akan memerikan dukungan kepada pemerintah atau
malah sebaliknya.

Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlbih dahulu tentang good


governance yang ada di dalam BMP MKDU4111!)

JAWABAN

Peran mahasiswa dalam mewujudkan praktik good governance sangatlah penting


karena kata mahasiswa sendiri berarti kaum intelektual, dengan kata lain, bahwa
mahasiswa adalah kaum terpelajar memiliki moral yang baik dan kaya akan ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan perinsip pelaksanaan good governance sendiri ada 9 kraterian ( lembaga
administrasi negara, 2007)
1. partisipasi, semua warga behak terlibat dalam pengambilan keputusanm baik
langsung maupun melalui lembaga perwakilan yah sah untuk mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul
dan mengungkapkan pendapat seta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Taat hukum, dalam partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan
kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan atuan hukum, agar masyarakat
mendapatkan jaminan hukum yang jelas dan dapat mempercayai proses penegakan
hukum yang di lakukan oleh negara.
3. Transparansi, Salah satu yang menjadi persoalan bangsa di akhir masa orde baru
adalah merebaknya kasus-kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rejim
kekuasaannya. Salah satu yang dapat menimbulkan dan memberi ruang gerak
kegiatan korupsi adalah manajemen pemerintahan yang tidak transparan.Aspek
mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara transparan. Setidaknya
ada 8 aspek yaitu:Penetapan posisi, jabatan atau kedudukanKekayaan pejabat
publikPemberian penghargaanPenetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan
kehidupanKesehatanMoralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publikKeamanan
dan ketertibanKebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.
4 . Responsif
Pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat.
5 . Orientasi Kesepakatan (Consencus Orientation)Pengambilan putusan melalui
proses musyawarah dan semaksimal mungkin berdasar kesepakatan bersama.
6 Keadilan (Equity)Kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan
7. Efektifitas (Effectiveness) dan Efisiensi (Efficiency)Agar pemerintahan efektif dan
efisisen, maka para pejabat perancang dan pelaksana tugas-tugas pemerintahan harus
mampu menyusun perencanaan-perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dari
masyarakat, secara rasional dan terukur.
8. Akuntabilitas (Accountability)Pertanggungjawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya delegasi dan kewenangan untuk mengurusi berbagai
urusan dan kepentingan mereka, setiap pejabat publik dituntut untuk
mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas
sikapnya terhadap masyarakat.
9. Visi Strategis (Syrategic Vision)
Pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan good governance, karena
perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu cepat.Langkah-langkah
perwujudan Good GovernancePenguatan Fungsi dan Peran Lembaga
PerwakilanKemandirian Lembaga PeradilanAparatur Pemerintahan yang Profesional
dan Penuh IntegritasMasyarakat Madani (Civil Society) yang Kuat dan
PartisipatifPenguatan Upaya Otonomi Daerah

Peran mahasiswa dalam masyarakat, terutama dalam pelaksanaan “Good


Governance”Mahasiswa memiliki tiga peran penting yang harus dilakukan
mahasiswa terhadap masyarakat diantaranya :
1. Agent Of Change,
Sebagaimana yang sudah di jelaskan didalam Surah Ar Ra’d :11 Bahwa dimana
bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu keadaan
yang lebih baik. Dengan adanya mahasiswa sebagai kaum intelektual, maka
mahasiswa dituntut untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa tidak hanya “diam” melihat kondisi di sekitarnya. Mahasiswa harus
merubah kondisi sekitarnya menjadi lebih baik.
2. Agent Of Control,
Mahasiswa juga bisa berperan sebagai control terhadap kebijakan yang dibuat
menyangkut hajat hidup orang banyak, mahasiswa dapat menjadi peran penting dalam
mewujudkan good governance dalam system pemerintahan.
3. Iron Stock Mahasiswa,
adalah asset atau cadangan untuk masa depan. Mahasiswa diharapkan menjadi
generasi yang tangguh dan juga harus memiliki kemampuan dan moralitas yang baik
sehingga dapat menggantkan generasi sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya organisasi yang setiap akhir kepengurusan akan di tandai dengan pergiliran
tongkat estafet dari golongan tua yang sudah penah memimpin ke golongan muda
yang mempunyai jiwa kempemimpinan. Dan disinilah saatnya yang muda yang
memimpin.
Peran mahasiswa sebagai kaum terpelajar dalam Good Governance diantaranya:
Memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat supaya berpartisiapsi dalam
pemilu dengan menggunakan hak pilih sebaik-baiknya, guna membawa bangsa dan
NKRI maju seperti negara lain di dunia.
Memdorong dan memandu masyarakat secara langsung atau pun tidak untuk memilih
parpol dan calon walik rakyat yang jujur, amanah, cerdas, pejuang, berani, dan
mempunyai track record yang baik di masayrakat.
Memberikan infermasi kepada masyarakat tentang parpol dan calon wakil rakyat yang
baik dan pantas untuk dipilih, supaya hasil pemilu dapat membawa bangsa ini
semakin maju di bawah pemimpin yang tepat.

Sumber :
BMP MKDU4111 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

http: // rochem.wordpress.com/category/makalah/makalah-sosial

http: //protal bugis.blogspot.com/search/label/keaifan

http: //blog.ub.ac.id/catatanlinda/2012/04/22

You might also like