You are on page 1of 55

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY A GIP0A0


HAMIL 42 MINGGU DENGAN KETIDAK NYAMANAN FISIOLOGIS
DI POLI OBGYN RSUD PALABUHANRATU

Disusun oleh :
RIA AMALIA
NIM 20090022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA
HUSADATAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY A GIP0A0
HAMIL 42 Minggu DENGAN KETIDAK NYAMANAN FISIOLOGIS
DI POLI OBGYN RSUD PALABUHANRATU

Oleh :
RIA AMALIA

4009220022

Yang telah disahkan oleh Pembimbing


pada tanggal

Pembimbing Praktek Pembimbing Stase

Sri Marlina SST YETI HERNAWATI SST, M.KEB

Mengetahui,
Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb


NIK : 432121002020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan pada Ny
A G1P0A0 hamil 42 Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn
RSUD Palabuhanratu ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil
pelaksanaan praktik klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma Husada


Bandung

2. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan profesi
Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

3. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik Program


Studi Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

4. Dosen pembimbing lahan praktik

5. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis
dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat. Aamiin.

Sukabumi, 27 Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

C. Manfaat Penulisan ............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

A. Kehamilan… .................................................................................... 4

B. Kehamilan Serotinus… ................................................................... 10

C. Peran Dan Wewenang Bidan… ....................................................... 16


BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 18

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………… …… 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan
sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan
mengakibatkan ancaman baik bagi jiwa ibu maupun bayi yang dilahirkan
(Dewi, 2011:13).
Mengingat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakaan
keadaan fisiologis yang bisa berubah menjadi keadaan patologis sehingga
diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pada masa kehamilan sedikitnya
melakukan kunjungan antenatal ke petugas kesehatan minimal 4 kali yaitu 1
kali pada TM I , 1 kali pada TM II dan kali pada TM III , ditambah dengan
pemeriksaan USG oleh dokter dua kali yakni pada trimester 1 dan trimester 3.
pertolongan persalinan di tenaga kesehatan, melakukan kunjungan neonatus,
ibu pasca salin memilih alat kontrasepsi yang sesuai pilihan. Indikator untuk
mengukur keberhasilan dari asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas
dapat dilihat dari cakupan namun, pada kenyataanya hal tersebut tidak sesuai
dengan harapan (Prawirohardjo, 2017:53).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
komplikasi setiap saat. Saat ini secara umum sudah diterima bahwa setiap
kehamilan membawa resiko pada setiap ibu (Hani, 2011: 6).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun hal
ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan terjadi masalah (Kusmiyati,Yuni, 2009:1).
Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi,
eklamsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak

1
langsung yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan
komplikasi obstetrik, yang berkembang atau bertambah berat akibat
kehamilannya atau persalinan seperti anemia dan kejadian Kekurangan Energi
Kronik (KEK) (Pinem, 2009:63).
Tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh
AKI dan AKB, sehingga pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam
pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang
kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai yang slah satunya
yaitu memprsiapkan ibu hamil agar dapat melalu proses kehamilan dan
persalinan serta nifas dengan selamat melalui pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan hal itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil makalah
dengan judul “ asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42
Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD
Palabuhanratu “

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny. A G1 P0 A0
hamil 42 Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn
RSUD Palabuhanratu
1.2.2 Tujuan Khusus
Melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny. A G1 P0 A0 hamil
42 Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD
Palabuhanratu
Melakukan pengkajian data Objektif pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42
Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD
Palabuhanratu
Melakukan Analisa data pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu
dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu

2
Melakukan Penatalaksanaan pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42
Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD
Palabuhanratu

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat untuk Istitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan asuhan kebidanan
kehamilan dengan ketidaknyamanan fisiologis
2.3.1 Manfaat untuk lahan praktek
Diharapkan dapat menambah referensi dan sebagai gambaran dalam
upaya meningkatkan penanganan asuhan Kebidanan kehamilan dengan
ketidaknyamanan fisiologis
3.3.1 Manfaat untuk penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan asuhan
Kebidanan kehamilan dengan ketidaknyamanan fisiologis

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo, 2016)
2.1.2 perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester III
a. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan ketebalan dinding uterus awalnya 5
mm dan beratnya 2 ons menjadi lebih dari 2 pon. Kapasitas awal
kurang dari 10 ml meningkat menjadi 5000 ml atau lebih. Pembesaran
uterus ikut menyebabkan adanya kontraksi
Braxton Hicks karena peregangan sel-sel otot uterus dan terus
mengalami peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas serta
mencapai keteraturan menuju persalinan serta dapat menimbulkan
pembesaran abdomen (Varney, dkk., 2014).
b. Serviks Uteri
Peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limfe
menyebabkan vaskularisasi, kongesti, dan edema yang menyebabkan
serviks bertambah lunak dan warnanya lebih biru sampai keunguan
yang disebut tanda Chadwick. Dalam persiapan persalinan, esterogen
dan hormon plasenta relaxin membuat servix lebih lunak yang disebut
juga tanda Goodell (Varney, dkk., 2014).

4
c. Mammae
Mammae akan membesar, tegang, memiliki unsur
laktogenik, dan memengaruhi sejumlah perubahan metabolik akibat
adanya hormon somatomamotoprin korionik (human placental
lactogen). Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna
putih agak jernih dari putting yang disebut kolostrum (Varney dkk.,
2014)
d. Sistem Muskuloskletal
Selama kehamilan terjadi peningkatan mobilitas
sendirisakroiliaka, sakrokoksigeus dan pubis, yang kemungkinan
akibat perubahan hormon. Ini memungkinkan pelvis meningkatkan
kemampuannya untuk mengakomodasi bagian presentasi selama kala
akhir kehamilan dan persalinan. Simfisis pubis akan melebar dan
sendi sakro-koksigeal menjadi longgar menyebabkan koksigis
tergeser. Perubahan ini menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung
bawah seperti nyeri punggung bawah dan nyeri ligamenterutama di
akhir kehamilan (Varney, dkk., 2014).
e. Traktus Urinaria
Pada akhir kehamilan, akan terjadi poliuria akibat kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul menekan kandung kemih dan
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat
(Prawirohardjo,2016).
f. Sistem Respirasi
Pada kehamilan 32 minggu ke atas, uterus yang membesar
menekan usus-usus ke arah diafragma sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak menyebabkan sesak nafas. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu selalu bernafas lebih dalam dan
bagian toraksnya juga melebar ke sisi (Prawirohardjo,2016)
g. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil basal metabolic rate (BMR) bertambah tinggi
hingga 15-20 % yang umumnya ditemui pada trimester ketiga dan

5
membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai kebutuhannya
(Wiknjosastro, 2007). Sebagian besar penambahan berat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya, payudara, volume darah dan
cairan ekstraseluler. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan
dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar
0,4 kg, sedangkan pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing 0,5 kg
dan 0,3 kg (Saifuddin, 2016)
2.1.3 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil. Ibu
perlu keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Selain
itu ibu akan mengalami perasaan canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan yang besar dari pasangannya (Varney, dkk
2014).
2.1.4 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III
Menurut Varney (2014) terdapat beberapa ketidaknyamanan
yang dialami oleh ibu hamil trimester III,antara lain yaitu:
a. Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih terjadi karena bagian presentasi makin
menurun masuk ke dalam panggul dan menekan kandung kemih dan
menyebabkan wanita ingin berkemih.
b. Nyeri Ulu Hati
Penyebab nyeri ulu hati adalah peningkatan hormon
progesterone sehingga merelaksasikan sfingter jantung pada lambung,
motilitas gastrointestinal juga menurun karena otot halus relaksasi dan
tidak ada ruang fungsional untuk lambung karena tekanan pada uterus
c. Insomnia
Ketidaknyamanan ini timbul akibat uterus yang membesar,
ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan pergerakan janin,
terutama jika janin tersebut aktif.

6
d. Dispareunia
Ketidaknyamanan ini disebabkan oleh abdomen yang membesar
pada akhir kehamilan atau saat bagian presentasi mengalami penurunan
ke dalam panggul. Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan
dispareunia karena pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan
menyakiti bayi.
e. Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilan dikarenakan berat uterus yang semakin
membesar disertai dengan aktivitas berlebih sehingga mengakibatkan
lelah. Masalah memburuk jika otot-otot abdomen wanita tersebut lemah
sehingga gagal menopang uterus yang membesar. Kelemahan otot
abdomen lebih umum terjadi pada wanita multigravida yang tidak
pernah melakukan aktivitas. olahraga dibandingkan pada primigravida
karena pada primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang baik
karena belum pernah mengalami peregangan. Dengan demikian
keparahan nyeri punggung bagian bawah biasanya meningkat seiring
paritas. Cara mengatasi yaitu: hindari membungkuk berlebihan,
kompres air hangat, istirahat teratur, dan olahraga teratur .
f. Kram kaki
Kram kaki dapat disebabkan oleh diet rendah kalsium atau
melakukan aktivitas yang sama sekali baru. Tekanan pada uterus
mengganggu sirkulasi ke ekstremitas bawah dan dapat memberi
tekanan pada saraf yang berjalan melewati foramen obturator.
g. Varises
Varises biasanya menjadi lebih jelas terlihat seiring dengan usia
kehamilan, peningkatan berat badan, dan lama waktu yang dihabiskan
dalam posisi berdiri. Tekanan femoralis makin meningkat seiring
dengan tuanya kehamilan.
h. Hemoroid
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Penyebab konstipasi
berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron

7
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.Selain itu,
pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, pada vena
hemoroid yang akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan
kongesti padavena panggul.

i. Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah yang besar,
dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester
pertama. Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar
glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil
Doderlein. Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan janin dari
kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan
medium yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya vaginitis. Produktivitas kelenjar
serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendir pada saat ini guna
membentuk sumbat lendir ternyata juga dapat mengakibatkan leukorea.
j. Konstipasi
Konstipasi disebabkan karena pengerasan feses yang terjadi akibat
penurunan kecepatan kerja peristaltic usus karena progesteron yang
menimbulkan efek relaksasi, pergeseran usus akibat pertumbuhan
uterus atau suplemasi zat besi dan akivitas fisik yang kurang.
k. Edema Ekstremitas Bawah
Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia kehamilan
karena aliran balik vena terganggu akibat berat uterus yang membesar.
l. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi
langsung pusat pernafasan untuk menurunkan kadar karbondioksida
dan meningkatkan kadar oksigen. Hiperventilasi akan

8
menurunkan kadar dioksida. Uterus membesar dan menekan diafragma
sehingga menimbulkan rasa sesak.

2.1.5 Pelayanan Kesehatan ibu hamil


Menurut Kemenkes (2014), pelayanan kesehatan ibu hamil
diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurangkurangnya
empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu
kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu
hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan
diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu 10T:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
2) Pengukuran tekanan darah;
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi;
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7) Penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan arah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya); dan
10) Tatalaksana kasus.

9
2.2 Kehamilan Serotinus
2.2.1 Definisi

Serotinus adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42


Minggu dengan segala kemungkinan komplikasi (Manuaba, 2008).
Menurut Depkes RI (2009) serotinus adalah kehamilan yang
berlangsung melebihi 42 Minggu (294 hari) atau melebihi 2 minggu dari
perkiraan persalinan yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir
(HPHT). Sedangkan partus serotinus adalah berakhirnya suatu kehamilan
dengan umur kehamilan lebih dari 42 Minggu (Wiknjosastro, 2011).
2.2.2 Insiden
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi
antara 3,5-14%. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam
kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup
bulan, di mana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5-7%
(Wiknjosastro, 2011).
2.2.3 Etiologi
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar
esterogen pada kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu
kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Factor lain
adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 Minggu,
kemudian menurun setelah 42 Minggu, terlihat dari menurunnya kadar
estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta.
Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup
dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang
sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi
absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk
janin.

10
Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi, yaitu
30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum. Diduga faktor yang
mempengaruhi adalah :
1) Faktor potensial yaitu adanya defisiensi hormone adenocorticotropik
(ACTH) pada fetus atau defisiensi sulfate plasenta, dan kelainan
system saraf pusat pada janin yang sangat berperan misalnya pada
keadaan anensefal.
2) Selain faktor yang mengganggu mulainya persalinan baik faktor ibu,
plasenta maupun anak.
3) Sebagai keadaan langka yang berkaitan dengan kehamilan yang lama
mencakup anensefalus hipoplasio adrenal janin, tidak adanya
kelenjar hipofise pada janin, defisiensi sulfatase plasenta dan
kehamilan ekstrauteri. Meskipun etiologi kehamilan yang lama tidak
dipahami sepenuhnya, keadaan klinis ini memberikan suatu
gambaran yang umum yaitu penurunan kadar estrogen pada
kehamilan normalyang umumnya tinggi.
4) Faktor lain yang mempengaruhi dari berbagai factor demografik ibu
seperti paritas, graviditas, umur, Riwayat post term sebelumnya dan
status social ekonomi.

2.2.4 Pathofisiologi
Perubahan plasenta menunjukkan penurunan diameter dan
panjang vilikorialis nekrosis fibrionid dan terjadi arterosis pembuluh
darah desidua dan korion. Perubahan ini disertai dengan terjadinya
gambaran infark hemoragik yang merupakan tempat penimbunan
kalsium dan pembentukan infark pada kehamilan lewat waktu infark
ditemukan 60-80% pada plasenta.
Apabila kehamilan berlangsung melampaui masa fungsi
plasenta, maka janin mungkin kekurangan nutrisi oksigen akibat dari
penurunan fungsi plasenta. Sindroma postmaturus dapat terjadi hanya
10-20% dari bayi persalinan kehamilan lewat waktu.

11
Gawat janin dapat terjadi akibat penekanan tali pusat yang
dihubungkan dengan oligohidramnion. Walaupun dapat bertumbuh
menjadi postmaturitas, sebagian (25-30%) janin juga dapat terus
tumbuh dan melebihi 4000 gram.
Manifestasi klinik Keadaan klinis yang dapat ditemukan
adalah Gerakan janin yang jarang yaitu secara subyektif 7 kali/20
menit atau secara subyektif kurang 10 kali/20 menit. Pada bayi akan
ditemukan tanda-tanda lewat waktu yaitu:
1) Stadium I : kulit kehilangan vernix kaseosa dan terjadi laserasi
sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium II : seperti pada stadium I disertai pewarnaan meconium
(kehijauan) dikulit.
3) Stadium III : seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada
kuku, kulit dan tali pusat (Manuaba, 2011)

2.2.5. Pemeriksaan penunjang


1) USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidromnion, derajat
maturitas plasenta.
2) CTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin.
3) Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniostomi (tes
tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan
dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan oksitosin.
4) Pemeriksaan sitology vagina dengan indeks koriopiknotik > 20%
(Mansjoer, 2003).
2.2.6 Diagnosis
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam
menentukan diagnosis kehamilan postterm karena diagnosis ini
ditegakkan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi
kehamilan. Beberapa kasus yang dinyatakan sebagai kehamilan postterm
merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus

12
kehamilan postterm yang tidak dapat ditegakkan secara pasti
diperkirakan sebesar 22%. (Manuaba, 2011).
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan
rumus Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan
klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial
dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi
lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban
yang berkurang dan gerakan janin yang jarang. Dalam menentukan
diagnosis kehamilan postterm di samping dari riwayat haid, sebaiknya
dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal. (Manuaba, 2011).

2.2.7 Komplikasi kehamilan serotinus


Menurut Manuaba, 2011, menyebutkan bahwa kom[likasi yang
dapat terjadi pada kehamilan serotinus dibagi menjadi dua, yaitu
komplikasi pada ibu dan komplikasi pada janin :
a) Komplikasi pada ibu
1). Morbiditas/mortalitas ibu: dapat meningkat sebagai akibat dari
makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang
menyebabkan terjadinya distosia persalinan, partus lama, dan
meningkatkan persalinan traumatis/pendarahan post partum akibat
bayi besar.
2). Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan
terus berlangsung melewati taksiran persalinan. Komentar tetangga
atau teman seperti “belum lahir juga” akan menambah frustasi ibu.
b) Komplikasi pada janin
1). Oligohidramnion: air ketuban normal pada kehamilan 34-37
minggu adalah 1000 cc. Aterm 800 cc, dan lebih dari 42 Minggu
400 cc. Akibat oligohidramnion adalahamnion menjadi kental
karena mekonium (diaspirasi oleh janin), asfiksia intrauterina
(gawat janin), pada inpartu (aspirasi air ketuban, nilai apgar
rendah, sindrom gawat paru, bronkus paru tersumbat sehingga
menimbulkan atelektasis).

13
2). Warna mekonium: mekonium keluar karena refleks vagus terhadap
usus. Peristaltik usus dan terbentuknyasfingter ani membuat
mekonium keluar. Aspirasi air ketuban yang disertai mekonium
dapat menimbulkan gangguan pernapasan bayi/janin, gangguan
sirkulasi bayi setelah lahir dan hipoksia intrauterine sampai
kematian janin.
3). Makrosomia: dengan plasenta yang masih baik, terjadi tumbuh
kembang janin dengan berat 4500 gram yang disebut makrosomia.
Akibatnya terhadap persalinan adalah perlu dilakukan tindakan
operatif seksio sesari dapat terjadi trauma persalinan karena operasi
vaginal distosia bahu yang menimbulkan kematian bayi atau
trauma jalan lahir bayi.
4). Dismaturitas bayi: pada usia kehamilan 37 minggu, luas plasenta
11m2 selanjutnya terjadi penurunan fungsi sehingga plasenta tidak
berkembang atau terjadi klasifikasi dan aterosklerosis pembuluh
darah.
Penurunan kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan
perubahan metabolisme menuju anaerob sehingga terjadi
dismaturitas dengan gejala Clifford yang ditandai dengan :
−Kulit: subkutan berkurang dan diwarnai mekonium
− Otot makin lemah
−Kuku tampak panjang
− Tampak keriput
− Tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai oligohidramnion
(Manuaba, 2010).
2.2.8 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada
trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua
(antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas
28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan

14
dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir.
Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar
usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang
berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan
para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat. Untuk
itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir
seorang (calon) ibu itu. (Manuaba, 2011).
2.2.9 Penanganan Kehamilan Serotinus
Menurut Manuaba, 2011 Penanganan kehamilan serotinus
tergantung kepada kondisi ibu dan kondisi kesejahteraan janin dalam
kandungan, hal ini dpat dipertimbangkan dengan melihat hasil
pemeriksaan penujang
1. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
4. Tindakan Operasi Sectio Cesarea dapat dipertimbangkan pada:
1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2) Pembukaan yang belum lengkap
3) Persalinan lama
4) Terjadi tanda gawat janin
5) Primigravida tua
6) Kematian janin dalam kandungan
7) Preeklamsia
8) Hipertensi menahun
9) Infertilitas
10) Kesalahan letak janin

15
2.3.Peran Bidan Dan Kewenangan Bidan
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang melakukan
praktik pelayanan langsung kepada pasien khususnya pelayanan kesehatan
pada ibu dan anak. Praktik kebidanan di Indonesia telah diatur dalam UU
No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan.
Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa
sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas,
bayi baru lahir, bayi, balita dan anak prasekolah, termasuk kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
Bidan merupakan seorang perempuan yang telah lulus dari
pendidikan kebidanan (dalam negeri maupun luar negeri). Untuk
memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat secara mandiri
maupun di fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, dll) seorang bidan harus
telah lulus uji kompetensi atau memiliki Surat Tanda Registrasi. Berikut ini
tugas dan wewenang seorang bidang dalam memberikan pelayanan
kebidanan berdasarkan UU No. 4 tahun 2019.
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan bertugas meliputi :
2.3.1 Pelayanan kesehatan ibu
1) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
2) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan
3) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal
4) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
5) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
nifas, dan rujukan
6) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan,pascapersalinana, masa nifas, serta asuhan
pasca keguguran dan dilanjutkan dengan rujukan

16
2.3.3 Pelayanan kesehatan anak
1) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi,
balita dan anak prasekolah
2) Memberikan imunisasi program pemerintah pusat
3) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita
dan anak prasekola serta deteksi dini kasus penyulit,
gangguan tumbuh kembang, dan rujukan
4) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada
bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan.
2.3.4 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi,
edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi.
2.3.5 Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
bidan berwenang mendapat pelimpahan wewenang dari
dokter bersifat mandat maupun delegatif. Pelaksanaan tugas
dalam keadaan keterbatasan tertentu. bidan dapat melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan
kompetensiinya dengan tujuan untuk menolong dari kematian
(mengancam nyawa).
2.3.6 Peran Bidan
1) Pemberi pelayanan Kebidanan
2) Pengelola pelayanan Kebidanan
3) Penyuluh dan konselor
4) Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik
5) Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan
6) Peneliti
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien.
Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney (2010) Varney (2010)
menjelaskan proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh
perawat dan bidan pada awal tahun 1970 an
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :
1) Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Langkah pertama mengumpulkan data dasar
yang menyeluruh untuk mengevaluasi Nn. W an bayi baru lahir. Data dasar ini 13
meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic sesuai indikasi, meninjau
kembali proses perkembangan keperawatan saat ini atau catatan rumah sakit terdahulu,
dan meninjau kembali data hasil laboratorium dan laporan penelitian terkait secara
singkat, data dasar yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber
infomasi yang berkaitan dengan kondisi Nn. W dan bayi baru lahir. Bidan
mengumpilkan data dasar awal lengkap, bahkan jika Nn. W dan bayi baru lahir
mengalami komplikasi yang mengharuskan mereka mendapatkan konsultasi doter
sebagai bagian dari penatalaksanaan kolaborasi.
2) Langkah II : Interpretasi data Menginterpretasikan data untuk kemudian diproses
menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang
diidentifikasi khusus. Kata masalah dan diagnosis sama– sama digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai sebuah diagnosis tetapi tetap perlu
dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang
menyeluruh.
3) Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Mengidentifikasi
masalah atau diagnose potensial berdasarkan masalah dan diagnose saat ini berkenaan
dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika memungkinkan, menunggu dengan
waspada penuh, dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul.
Langkah ini adalah langkah yang sangat penting dalam member perawatan kesehatan
yang aman.
4) Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Langkah
keempat mencerminkan sikap kesinambungan proses penatalaksanaan yang tidak
hanya dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan prenatal periodic, tetapi juga
saat bidan melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya saat ia
menjalani persalina. Data baru yanf diperoleh terus dikaji dan kemudian di evaluasi.
5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh Mengembangkan sebuah rencan
keperawatan yang menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau diagnosis yang
diidentifikasi baik pada saat ini maupaun yang dapat diantisipasi serta perawatan
kesehatan yang dNn. Wtuhkan.
6) Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan Melaksanakan rencana perawatan secara
menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secra keseluruhan oleh bidan atau dilakukan
sebagian oleh Nn. W atau orang tua, bidan, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Apabila tidak dapat melakukannya sendiri, bidan betanggung jawab untuk memastikan
implemntasi benar- benar dilakukan. Rencana asuhan menyeluruh seperti yang sudah
diuaraikan pada langkah kelima dilaksankan secara efisien dan aman.
7) Langkah VII : Evaluasi Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana
perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi
kebutuhan Nn. W, seperti yang diidentifikasi padalangkah kedua tentang masalah,
diagnosis, maupun kebutuhan perawatan kesehatan.
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY A GIP0A0


HAMIL 42 Minggu DENGAN KETIDAK NYAMANAN FISIOLOGIS
DI POLI OBGYN RSUD PALABUHANRATU

Disusun oleh :
RIA AMALIA
NIM 20090022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADATAHUN
AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY A GIP0A0 HAMIL 42 Minggu
DENGAN KETIDAK NYAMANAN FISIOLOGIS
DI POLI OBGYN RSUD PALABUHANRATU

Oleh :
RIA AMALIA

4009220022

Yang telah disahkan oleh Pembimbingpada tanggal

Pembimbing Praktek Pembimbing Stase

Sri Marlina SST YETI HERNAWATI SST, M.KEB

Mengetahui,Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb


NIK : 432121002020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan
pada Ny A G1P0A0 hamil 42 Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di
Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
hasil pelaksanaan praktik klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

7. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma Husada Bandung

8. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan profesi
Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

9. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik Program Studi
Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung

10. Dosen pembimbing lahan praktik

11. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikn manfaat.
Aamiin.

Sukabumi, 27 Oktober 2022

Penulis

xxii
DAFTAR ISI

D. Latar Belakang .................................................................................................. 1

E. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

F. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

D. Kehamilan… ..................................................................................................... 4

E. Kehamilan Serotinus… .................................................................................... 10

F. Peran Dan Wewenang Bidan… ........................................................................ 16


BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 18

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………… …… 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

xxiii
BAB I PENDAHULUAN

1.3. Latar Belakang


Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman
baik bagi jiwa ibu maupun bayi yang dilahirkan (Dewi, 2011:13).
Mengingat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakaan keadaan
fisiologis yang bisa berubah menjadi keadaan patologis sehingga diperlukan asuhan
yang berkesinambungan dan berkualitas dengan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur. Pada masa kehamilan sedikitnya melakukan kunjungan antenatal ke
petugas kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada TM I , 1 kali pada TM II dan kali
pada TM III , ditambah dengan pemeriksaan USG oleh dokter dua kali yakni pada
trimester 1 dan trimester 3. pertolongan persalinan di tenaga kesehatan, melakukan
kunjungan neonatus, ibu pasca salin memilih alat kontrasepsi yang sesuai pilihan.
Indikator untuk mengukur keberhasilan dari asuhan yang berkesinambungan dan
berkualitas dapat dilihat dari cakupan namun, pada kenyataanya hal tersebut tidak
sesuai dengan harapan (Prawirohardjo, 2017:53).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin proses alamiah tetap berjalan normal
selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat. Saat ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa
resiko pada setiap ibu (Hani, 2011: 6).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun hal ini
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan terjadi masalah (Kusmiyati,Yuni, 2009:1). Lima penyebab
utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsia, partus lama, dan
komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak

1
langsung yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan
komplikasi obstetrik, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilannya atau
persalinan seperti anemia dan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Pinem,
2009:63).
Tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh AKI dan
AKB, sehingga pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi melalui program-program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan
sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi
tujuan dapat tercapai yang slah satunya yaitu memprsiapkan ibu hamil agar dapat
melalu proses kehamilan dan persalinan serta nifas dengan selamat melalui pemeriksaan
kehamilan.
Berdasarkan hal itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil makalah dengan
judul “ asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu dengan
ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu “

1.4. Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu
dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu
1.4.2 Tujuan Khusus
Melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu
dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu
Melakukan pengkajian data Objektif pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu dengan
ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu
Melakukan Analisa data pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu dengan
ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu

2
Melakukan Penatalaksanaan pada Ny. A G1 P0 A0 hamil 42 Minggu dengan
ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat untuk Istitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan asuhan kebidanan kehamilan
dengan ketidaknyamanan fisiologis
2.3.1 Manfaat untuk lahan praktek
Diharapkan dapat menambah referensi dan sebagai gambaran dalam upaya
meningkatkan penanganan asuhan Kebidanan kehamilan dengan ketidaknyamanan
fisiologis
3.3.1 Manfaat untuk penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan asuhan Kebidanan
kehamilan dengan ketidaknyamanan fisiologis

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kehamilan
2.3.1 Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2016)
2.3.2 perubahan fisiologis pada ibu hamil trimester III
a. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan ketebalan dinding uterus awalnya 5 mm dan beratnya 2
ons menjadi lebih dari 2 pon. Kapasitas awal kurang dari 10 ml meningkat menjadi
5000 ml atau lebih. Pembesaran uterus ikut menyebabkan adanya kontraksi
Braxton Hicks karena peregangan sel-sel otot uterus dan terus mengalami
peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas serta mencapai keteraturan menuju
persalinan serta dapat menimbulkan pembesaran abdomen (Varney, dkk., 2014).
b. Serviks Uteri
Peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limfe menyebabkan
vaskularisasi, kongesti, dan edema yang menyebabkan serviks bertambah lunak dan
warnanya lebih biru sampai keunguan yang disebut tanda Chadwick. Dalam persiapan
persalinan, esterogen dan hormon plasenta relaxin membuat servix lebih lunak yang
disebut juga tanda Goodell (Varney, dkk., 2014).

4
c. Mammae
Mammae akan membesar, tegang, memiliki unsur laktogenik, dan memengaruhi sejumlah
perubahan metabolik akibat adanya hormon somatomamotoprin korionik (human placental
lactogen). Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna putih agak jernih dari
putting yang disebut kolostrum (Varney dkk., 2014)

d. Sistem Muskuloskletal
Selama kehamilan terjadi peningkatan mobilitas sendirisakroiliaka, sakrokoksigeus
dan pubis, yang kemungkinan akibat perubahan hormon. Ini memungkinkan pelvis
meningkatkan kemampuannya untuk mengakomodasi bagian presentasi selama kala
akhir kehamilan dan persalinan. Simfisis pubis akan melebar dan sendi sakro-koksigeal
menjadi longgar menyebabkan koksigis tergeser. Perubahan ini menyebabkan rasa tidak
nyaman di punggung bawah seperti nyeri punggung bawah dan nyeri ligamenterutama
di akhir kehamilan (Varney, dkk., 2014).

e. Traktus Urinaria
Pada akhir kehamilan, akan terjadi poliuria akibat kepala janin sudah mulai turun
ke pintu atas panggul menekan kandung kemih dan disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus
juga meningkat (Prawirohardjo,2016).

f. Sistem Respirasi
Pada kehamilan 32 minggu ke atas, uterus yang membesar menekan usus-usus ke
arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak menyebabkan sesak nafas.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu selalu bernafas lebih dalam
dan bagian toraksnya juga melebar ke sisi (Prawirohardjo,2016)

g. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil basal metabolic rate (BMR) bertambah tinggi hingga 15-20 %
yang umumnya ditemui pada trimester ketiga dan

5
membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai kebutuhannya (Wiknjosastro, 2007).
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya, payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Pada trimester ke-2 dan ke-3
pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar
0,4 kg, sedangkan pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan
menambah berat badan per minggu masing-masing 0,5 kg dan 0,3 kg (Saifuddin, 2016)

2.3.3 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterimanya selama hamil. Ibu perlu keterangan dan dukungan
dari suami, keluarga dan bidan. Selain itu ibu akan mengalami perasaan canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang besar dari pasangannya (Varney, dkk
2014).

2.3.4 Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III


Menurut Varney (2014) terdapat beberapa ketidaknyamanan yang dialami oleh
ibu hamil trimester III,antara lain yaitu:
a. Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih terjadi karena bagian presentasi makin menurun masuk ke
dalam panggul dan menekan kandung kemih dan menyebabkan wanita ingin berkemih.
b. Nyeri Ulu Hati
Penyebab nyeri ulu hati adalah peningkatan hormon progesterone sehingga
merelaksasikan sfingter jantung pada lambung, motilitas gastrointestinal juga menurun
karena otot halus relaksasi dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung karena
tekanan pada uterus
c. Insomnia
Ketidaknyamanan ini timbul akibat uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain
selama kehamilan, dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.

6
d. Dispareunia
Ketidaknyamanan ini disebabkan oleh abdomen yang membesar pada akhir
kehamilan atau saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam panggul. Faktor-
faktor psikologis dapat menyebabkan dispareunia karena pemahaman yang salah dan
kekhawatiran akan menyakiti bayi.
e. Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilan dikarenakan berat uterus yang semakin membesar disertai dengan aktivitas
berlebih sehingga mengakibatkan lelah. Masalah memburuk jika otot-otot abdomen
wanita tersebut lemah sehingga gagal menopang uterus yang membesar. Kelemahan otot
abdomen lebih umum terjadi pada wanita multigravida yang tidak pernah melakukan
aktivitas. olahraga dibandingkan pada primigravida karena pada primigravida biasanya
memiliki otot abdomen yang baik karena belum pernah mengalami peregangan. Dengan
demikian keparahan nyeri punggung bagian bawah biasanya meningkat seiring paritas.
Cara mengatasi yaitu: hindari membungkuk berlebihan, kompres air hangat, istirahat
teratur, dan olahraga teratur .
f. Kram kaki
Kram kaki dapat disebabkan oleh diet rendah kalsium atau melakukan aktivitas
yang sama sekali baru. Tekanan pada uterus mengganggu sirkulasi ke ekstremitas
bawah dan dapat memberi tekanan pada saraf yang berjalan melewati foramen
obturator.
g. Varises
Varises biasanya menjadi lebih jelas terlihat seiring dengan usia kehamilan,
peningkatan berat badan, dan lama waktu yang dihabiskan dalam posisi berdiri.
Tekanan femoralis makin meningkat seiring dengan tuanya kehamilan.
h. Hemoroid
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Penyebab konstipasi berpotensi
menyebabkan hemoroid. Progesteron

7
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.Selain itu, pembesaran uterus
mengakibatkan peningkatan tekanan, pada vena hemoroid yang akan mengganggu
sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti padavena panggul.

i. Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah yang besar,
dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini
bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina
menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan
janin dari kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan medium
yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya vaginitis. Produktivitas kelenjar serviks dalam menyekresi sejumlah besar
lendir pada saat ini guna membentuk sumbat lendir ternyata juga dapat mengakibatkan
leukorea.
j. Konstipasi
Konstipasi disebabkan karena pengerasan feses yang terjadi akibat penurunan
kecepatan kerja peristaltic usus karena progesteron yang menimbulkan efek relaksasi,
pergeseran usus akibat pertumbuhan uterus atau suplemasi zat besi dan akivitas fisik
yang kurang.
k. Edema Ekstremitas Bawah
Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia kehamilan karena aliran
balik vena terganggu akibat berat uterus yang membesar.
l. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi langsung pusat
pernafasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen.
Hiperventilasi akan

8
menurunkan kadar dioksida. Uterus membesar dan menekan diafragma sehingga
menimbulkan rasa sesak.

2.3.5 Pelayanan Kesehatan ibu hamil


Menurut Kemenkes (2014), pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan
melalui pemberian pelayanan antenatal sekurangkurangnya empat kali selama masa
kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan).
Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap
ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan
dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi
standar kualitas, yaitu 10T:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
2) Pengukuran tekanan darah;
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi;
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7) Penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan arah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya); dan
10) Tatalaksana kasus.

9
2.4 Kehamilan Serotinus
2.4.1 Definisi

Serotinus adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 Minggu dengan
segala kemungkinan komplikasi (Manuaba, 2008).
Menurut Depkes RI (2009) serotinus adalah kehamilan yang berlangsung
melebihi 42 Minggu (294 hari) atau melebihi 2 minggu dari perkiraan persalinan yang
dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Sedangkan partus serotinus
adalah berakhirnya suatu kehamilan dengan umur kehamilan lebih dari 42 Minggu
(Wiknjosastro, 2011).
2.4.2 Insiden
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-14%.
Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi
ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, di mana angka kematian kehamilan lewat
waktu mencapai 5-7% (Wiknjosastro, 2011).
2.4.3 Etiologi
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada
kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak
cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai
pada suatu keluarga tertentu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 Minggu, kemudian
menurun setelah 42 Minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan
suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi
uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai
terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin.

10
Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi, yaitu 30%
prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum. Diduga faktor yang mempengaruhi
adalah :
1) Faktor potensial yaitu adanya defisiensi hormone adenocorticotropik (ACTH) pada fetus
atau defisiensi sulfate plasenta, dan kelainan system saraf pusat pada janin yang sangat
berperan misalnya pada keadaan anensefal.
2) Selain faktor yang mengganggu mulainya persalinan baik faktor ibu, plasenta maupun
anak.
3) Sebagai keadaan langka yang berkaitan dengan kehamilan yang lama mencakup
anensefalus hipoplasio adrenal janin, tidak adanya kelenjar hipofise pada janin,
defisiensi sulfatase plasenta dan kehamilan ekstrauteri. Meskipun etiologi kehamilan
yang lama tidak dipahami sepenuhnya, keadaan klinis ini memberikan suatu gambaran
yang umum yaitu penurunan kadar estrogen pada kehamilan normalyang umumnya
tinggi.
4) Faktor lain yang mempengaruhi dari berbagai factor demografik ibu seperti paritas,
graviditas, umur, Riwayat post term sebelumnya dan status social ekonomi.

2.4.4 Pathofisiologi
Perubahan plasenta menunjukkan penurunan diameter dan panjang vilikorialis
nekrosis fibrionid dan terjadi arterosis pembuluh darah desidua dan korion. Perubahan
ini disertai dengan terjadinya gambaran infark hemoragik yang merupakan tempat
penimbunan kalsium dan pembentukan infark pada kehamilan lewat waktu infark
ditemukan 60-80% pada plasenta.
Apabila kehamilan berlangsung melampaui masa fungsi plasenta, maka janin
mungkin kekurangan nutrisi oksigen akibat dari penurunan fungsi plasenta. Sindroma
postmaturus dapat terjadi hanya 10-20% dari bayi persalinan kehamilan lewat waktu.

11
Gawat janin dapat terjadi akibat penekanan tali pusat yang dihubungkan dengan
oligohidramnion. Walaupun dapat bertumbuh menjadi postmaturitas, sebagian (25-
30%) janin juga dapat terus tumbuh dan melebihi 4000 gram.
Manifestasi klinik Keadaan klinis yang dapat ditemukan adalah Gerakan janin
yang jarang yaitu secara subyektif 7 kali/20 menit atau secara subyektif kurang 10
kali/20 menit. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yaitu:
1) Stadium I : kulit kehilangan vernix kaseosa dan terjadi laserasi sehingga kulit
kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium II : seperti pada stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan)
dikulit.
3) Stadium III : seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali
pusat (Manuaba, 2011)

2.2.6. Pemeriksaan penunjang


1) USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidromnion, derajat maturitas plasenta.
2) CTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin.
3) Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniostomi (tes tanpa tekanan
dinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak
dengan tes tekanan oksitosin.
4) Pemeriksaan sitology vagina dengan indeks koriopiknotik > 20% (Mansjoer, 2003).

2.2.10 Diagnosis
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosis
kehamilan postterm karena diagnosis ini ditegakkan berdasarkan umur kehamilan,
bukan terhadap kondisi kehamilan. Beberapa kasus yang dinyatakan sebagai kehamilan
postterm merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus

12
kehamilan postterm yang tidak dapat ditegakkan secara pasti diperkirakan sebesar 22%.
(Manuaba, 2011).
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele
setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka
pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi
mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air
ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang. Dalam menentukan diagnosis
kehamilan postterm di samping dari riwayat haid, sebaiknya dilihat pula hasil
pemeriksaan antenatal. (Manuaba, 2011).

2.2.11 Komplikasi kehamilan serotinus


Menurut Manuaba, 2011, menyebutkan bahwa kom[likasi yang dapat terjadi
pada kehamilan serotinus dibagi menjadi dua, yaitu komplikasi pada ibu dan komplikasi
pada janin :
a) Komplikasi pada ibu
1). Morbiditas/mortalitas ibu: dapat meningkat sebagai akibat dari makrosomia janin dan
tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan terjadinya distosia persalinan,
partus lama, dan meningkatkan persalinan traumatis/pendarahan post partum akibat
bayi besar.
2). Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung
melewati taksiran persalinan. Komentar tetangga atau teman seperti “belum lahir juga”
akan menambah frustasi ibu.
b) Komplikasi pada janin
1). Oligohidramnion: air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah 1000 cc.
Aterm 800 cc, dan lebih dari 42 Minggu 400 cc. Akibat oligohidramnion adalahamnion
menjadi kental karena mekonium (diaspirasi oleh janin), asfiksia intrauterina (gawat
janin), pada inpartu (aspirasi air ketuban, nilai apgar rendah, sindrom gawat paru,
bronkus paru tersumbat sehingga menimbulkan atelektasis).

13
2). Warna mekonium: mekonium keluar karena refleks vagus terhadap usus. Peristaltik usus
dan terbentuknyasfingter ani membuat mekonium keluar. Aspirasi air ketuban yang
disertai mekonium dapat menimbulkan gangguan pernapasan bayi/janin, gangguan
sirkulasi bayi setelah lahir dan hipoksia intrauterine sampai kematian janin.
3). Makrosomia: dengan plasenta yang masih baik, terjadi tumbuh kembang janin dengan
berat 4500 gram yang disebut makrosomia. Akibatnya terhadap persalinan adalah perlu
dilakukan tindakan operatif seksio sesari dapat terjadi trauma persalinan karena operasi
vaginal distosia bahu yang menimbulkan kematian bayi atau trauma jalan lahir bayi.
4). Dismaturitas bayi: pada usia kehamilan 37 minggu, luas plasenta 11m2 selanjutnya
terjadi penurunan fungsi sehingga plasenta tidak berkembang atau terjadi klasifikasi dan
aterosklerosis pembuluh darah.
Penurunan kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan metabolisme
menuju anaerob sehingga terjadi dismaturitas dengan gejala Clifford yang ditandai
dengan :
− Kulit: subkutan berkurang dan diwarnai mekonium
− Otot makin lemah
− Kuku tampak panjang
− Tampak keriput
− Tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai oligohidramnion (Manuaba, 2010).

2.2.12Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12
minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali
trimester ketiga (di atas
28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan

14
dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8
bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir.
Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan,
dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan
satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan
yang lebih tepat. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid
terakhir seorang (calon) ibu itu. (Manuaba, 2011).
2.2.13 Penanganan Kehamilan Serotinus
Menurut Manuaba, 2011 Penanganan kehamilan serotinus tergantung kepada
kondisi ibu dan kondisi kesejahteraan janin dalam kandungan, hal ini dpat
dipertimbangkan dengan melihat hasil pemeriksaan penujang
5. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-
baiknya.
6. Apabila tidak ada tanda-tanda insufiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang
boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
8. Tindakan Operasi Sectio Cesarea dapat dipertimbangkan pada:
1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2) Pembukaan yang belum lengkap
3) Persalinan lama
4) Terjadi tanda gawat janin
5) Primigravida tua
6) Kematian janin dalam kandungan
7) Preeklamsia
8) Hipertensi menahun
9) Infertilitas
10) Kesalahan letak janin

15
2.3.Peran Bidan Dan Kewenangan Bidan
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang melakukan praktik
pelayanan langsung kepada pasien khususnya pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
Praktik kebidanan di Indonesia telah diatur dalam UU No. 4 tahun 2019 tentang
Kebidanan.
Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita
dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Bidan merupakan seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan
kebidanan (dalam negeri maupun luar negeri). Untuk memberikan pelayanan kebidanan
kepada masyarakat secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, dll)
seorang bidan harus telah lulus uji kompetensi atau memiliki Surat Tanda Registrasi.
Berikut ini tugas dan wewenang seorang bidang dalam memberikan pelayanan
kebidanan berdasarkan UU No. 4 tahun 2019.
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan bertugas meliputi :
2.3.2 Pelayanan kesehatan ibu
1) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
2) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan
3) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan
normal
4) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
5) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan
rujukan
6) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa
persalinan,pascapersalinana, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran dan dilanjutkan
dengan rujukan

16
2.3.7 Pelayanan kesehatan anak
1) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita dan anak prasekolah
2) Memberikan imunisasi program pemerintah pusat
3) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak prasekola serta
deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan
4) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan
dengan rujukan.
2.3.8 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan
memberikan pelayanan kontrasepsi.
2.3.9 Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
bidan berwenang mendapat pelimpahan wewenang dari dokter bersifat mandat
maupun delegatif. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. bidan dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan kompetensiinya
dengan tujuan untuk menolong dari kematian (mengancam nyawa).
2.3.10 Peran Bidan
1) Pemberi pelayanan Kebidanan
2) Pengelola pelayanan Kebidanan
3) Penyuluh dan konselor
4) Pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik
5) Penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan
6) Peneliti

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


Pada Ny A G1 P0 A0 Hamil 42 Minggu Dengan Ketidaknyamanan Fisiologis
Di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu

No Medrec : 687878
Tgl Masuk : 26 Oktober 2022
Tgl & jam pengkajian ::26 Oktober 2022 jam 10.30 WIB
Nama Pengkaji : Ria Amalia

A. IDENTITAS ISTRI SUAMI

Nama : Ny A Tn M
Umur : 23 tahun 30 tahun
Suku : sunda sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMU S1
Pekerjaan : IRT Guru
Alamat : Kp Rancabungur RT 05 / 07

B. DATA SUBJEKTIF
1 Alasan datang ke Faskes
Ibu hendak memeriksakan kehamilannya, merasa hamil lebih bulan.
2 Keluhan utama
Ibu sering mengeluh nyeri pungung bagian belakang sejak 1 minggu yang
lalu

18
3 Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan Sekarang : G 1 P 1 A 0
b. HPHT : 19/01/2022, UK: 42 mgg, TP : 26/10/ 2022
c. Gerakan janin : aktif dirasakan ibu
d. Keluhan saat hamil muda : mual dan muntah
e. Imunisasi TT : sudah 2 kali
f. Obat yang dikonsumsi : vitamin dan tambah darah dari Bidan
4 Riwayat Haid
a. Menarche : 11 tahun d. Banyaknya: normal
b. Siklus : 30-31 hari e. Dismenorhoe : ya, pada
c. Lamanya : 5-6 hari hari 1-2 haid
5 Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu

Penyulit Anak Nifas


Hamil Tahun UK Jenis Kehamilan
Penolong
Ke Persalinan Persalinan & JK BB PB ASI Penyulit
Persalinan
Hamil ini

6 Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak c. Penyakit : tidak mempunyai
b. Massa : tidak teraba Riwayat penyakit ginekologi
massa d. Operasi : tidak pernah
e. Lainnya : tidak ada

7 Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : c. Kontrasepsi yang lalu :
tidak pernah tidak pernah
b. Keluhan : tidak d. Lamanya pemakaian :
ada tidak pernah
e. Alasan berhenti :tidak pernah

19
8 Riwayat Penyakit yang Lalu : ibu mengatakan tidak mempunyai Riwayat
penyakit menular, keturnan dan menahun
9 Pola Nutrisi
a. Makan : 2-3 X/hari teratur
b. Pantang Makan : tidak ada
c. Minum : 6-10 gelas perhari
10 Pola Eliminasi
a. BAB : 1 X/hari
b. BAK : 7-8 kali / hari
c. Masalah : kadang sedikit-sedikit
11 Pola Tidur
a. Malam : 7-8 jam
b. Siang : 1 jam
c. Masalah : kadang bangun pada malam hari karena ingin BAK
12 Data Sosial
a. Dukungan Suami : suami sangat mendukung kehamilan ini
karena hamil yang diharapkan
b. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung kehamilan ini
c. Masalah : tidak ada

C. DATA OBJEKTIF
1 Kesadaran : kompos mentis
2 Antopometri
a. Berat badan : 62 kg c. LILA : 28 cm
b. Tinggi badan : 156 cm
3 Tanda-tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg c. Suhu : 37.0 C
b. Nadi : 88 X / menit d. Pernafasan : 24 x/ menit
4 Kepala
a. Rambut : hitam bersih lurus
b. Mata : Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih bersih

20
Pengelihatan : normal
c. Telinga : simetris, lubang telinga bersih tidak ada serumen, fungsi
pendengaran normal
d. Hidung : simetris, lubang hidung bersih, fungsi penciuman baik
dan normal
e. Mulut : bersih, gigi bersih ada caries sedikit, tidak ada sariawan
f. Leher : tidak teraba benjolan kelenjar thyroid
5 Dada : Bentuk simetri : Ya
a. Paru – paru : normal, tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi
b. Jantung : normal
c. Mamae :
− Bentuk simetris : Ya − Benjolan : tidak ada
− Putting susu : menonjol, − Ekskresi : tidak ada
6 Abdomen
b. Inspeksi
− Bentuk : memanjang Leopold I : 3 jari bawah pusat PX
− Striae : ada sedikit Leopold II : punggung kanan
− Luka operasi : tidak ada Leopold III : teraba kepala
c. Palpasi Leopold IV : sudah masuk PAP 3/5

− Tinggi fundus uteri : 33 cm Kontraksi uterus : tidak ada HIS

− Lingkar perut : 100 cm d. Auskultasi

− Taksiran berat janin : 3300 gr − DJJ : 140 x / menit

− Posisi janin − Bising usus : normal

2. Genitalia Luar (Atas Indikasi)


1. Bentuk : normal 4. Massa / Kista : tidak ada
2. Varices : tidak ada 5. Pengeluaran : tidak ad
3. Oedema : tidak ada

8 Pemeriksaan dalam (Atas Indikasi)

21
a. vulva / vagina : tidak dilakukan
b. Portio : tidak dilakukan
c. Pembukaan : tidak dilakukan
d. Ketuban : tidak dilakukan
e. Presentasi : tidak dilakukan
9 Penurunan kepala : tidak dilakukanEkstremitas (tangan & kaki)
a. Bentuk : Kaki : simetris, fungsi kaki normal Tangan : simetris
b. Kuku : Kaki : bersih putih
c. Refleks patella : ada, normal
d. Oedema : tidak ada
10. Kulit
a. Warna : sawo matang
b. Turgor : normal, baik
11. Data Penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan Urine
− Protein : dalam proses
− Reduksi : dalam proses
− Urobilin : dalam proses
b. Pemeriksaan darah
− Hb : 11,2 gr / dl
− Golongan darah : O/+
− VDRL : tidak diperiksa
c. Pemeriksaan pap smear : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan lain bila diperlukan : tidak dilakukan

D. ANALISA
G1 P0 A0 hamil 42 Minggu dengan serotinus ketidaknyaman Fisiologis (Nyeri
punggung) Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.

22
E. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa saat ini kondisi kehamilan ibu dan
janinnya dalam batas normal hanya saja usia kehamilan sudah lewat tafsiran
persalinan,

Evaluasi : Ibu dan suami mengerti.


2. Menjelaskan bahwa keluhan yang ibu rasakan adalah yang normal pada ibu
hamil trimeter 3, hal itu disebabkan karena perut membesar seiring dengan
semakin bertambahnya usia kehamilan, dan perut yang membesar ditopang oleh
otot – otot perut dan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa nyeri pada
punggung,
Evaluasi : Ibu mengerti dan memahaminya.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa ada beberapa saran cara untuk mengatasi keluhan
ibu diantaranya yaitu: hindari membungkuk berlebihan, kompres air hangat,
istirahat teratur, dan olahraga teratur seperti senam hamil.
Evaluasi : Ibu mengerti.
4. Mendampingi SpOG melakukan pemeriksaan USG terhadap ibu dengan hasil
usia kehamilan ibu 42 Minggu, janin tunggal hidup intara urerin presentasi
kepala. Advis SpOG sbb : rencana ibu masuk rawat inap untuk dilakukan induksi
dan lakukan CTG terlebih dahulu.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti perlunya dilakukan CTG dan Induksi
5. Menjelaskan kembali kepada ibu dan keluarga bahwa ibu harus masuk rawat
inap dan akan dilakukan induksi karena usia kehamilan ibu 42 Minggu,
Evaluasi : Ibu dan keluarga setuju untuk diinduksi.
6. Melakukan pemeriksaan CTG ( Cardiotocografhy), dan hasil rekaman CTG DJJ
144 x/menit irama regular, gerakan janin 6 kali dalam 15 menit, tidak terdeteksi
HIS.
Evaluasi : Hasil rekaman CTG diserahkan kepada SpOG.
7. Memberi motivasi kepada ibu dan keluarga bahawa harus tenang dalam
menghadapi persalinan.
Evaluasi : Ibu tampak tenang.
8. Menyiapkan berkas dan dokumen terkait untuk kelengkapan persyaratan rawat
inap.
Evaluasi : Dokumen telah dibawa ibu dan keluarga ke ruangan rawat inap.

23
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakuk an terhadap pasien Ny A G1 P0 A0
hamil 42 Minggu pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2022 sekitar pukul
10.30 WIB bertempat di Poli Obgyn RSUD Palabuhanratu, didapatkan data
subjektif bahwa ibu mengatakan hendak memeriksakan kehamilannya, ibu
merasa usia hamilnya sudah lebih bulan dan mempunyai keluhan nyeri
punggung bagian belakang sejak 1 minggu yang lalu, ibu mengatakan sedang
hamil anak pertama, tidak pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran usia
kehamilan saat ini 42 minggu, pergerakan janin sering dirasakan ibu, pola
aktifitas sehari-hari tidak ada keluhan.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap ibu didapatkan data
objektif sebagai berikut keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis,
Tanda-tanda vital normal, konjunctiva merah muda, payudara simetris, putting
menonjol tidak ada massa, TFU 33 cm, Lingkar perut 100 cm Taksiran Berat
Janin (TFU X LP ) yaitu 3300 gram, palpasi Leopold didapatkan hasil TFU3
jari bawah PX, punggung kiri presentasi kepala, kepala sudah masuk pintu atas
panggung , tidak ada His dan denyut jantung janin 140 x/m regular, ektrimitas
normal tid ak ada varices dan tidak edeme. Data penunjang yaitu hasil
pememeriksan HB dengan hasil 11,2 gr/dl
Dari data subjektif dan objektif penulis melakukan Analisa dan
mendirikan asesmen / diagnose Kebidanan yaitu Ny A G1P0A0 hamil 42
Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis, janin tunggal hidup intra uterin.
Penatalaksanaan asuhan Kebidanan yang dilakukan adalah diantaranya
menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi kehamilan ibu dalam batas
normal, Menjelaskan bahwa keluhan yang ibu rasakan adalah yang normal pada
ibu hamil trimeter 3, hal itu disebabkan karena perut membesar seiring dengan
semakin bertambahnya usia kehamilan, dan perut yang membesar

24
ditopang oleh otot – otot perut dan sekitarnya, Menjelaskan pada ibu bahwa ada
beberapa saran cara untuk mengatasi keluhan ibu diantaranya yaitu: hindari
membungkuk berlebihan, kompres air hangat, istirahat teratur, dan olahraga
teratur seperti senam hamil, mendampingi SpOG melakukan pemeriksaan USG
terhadap ibu dengan hasil usia kehamilan ibu 42 Minggu, janin tunggal hidup
intara uretrin presentasi kepala. Advis SpOG sbb : rencana ibu masuk rawat
inap untuk dilakukan induksi dan lakukan CTG terlebih dahulu, Menjelaskan
kembali kepada ibu dan keluarga bahwa ibu harus masuk rawat inap dan akan
dilakukan induksi karena usia kehamilan ibu 42 Minggu, ibu dan keluarga
setuju untuk diinduksi. Melakukan pemeriksaan CTG ( Cardiotocografhy), dan
hasil rekaman CTG DJJ 144 x/menit irama regular, gerakan janin 6 kali dalam
15 menit, tidak terdeteksi HIS. Hasil rekaman CTG diserahkan kepada SpOG.
Memberi motivasi kepada ibu dan keluarga bahawa harus tenang dalam
menghadapi persalinan, ibu tampak tenang. Menyiapkan berkas dan dokumen
terkait untuk kelengkapan persyaratan rawat inap. Dokumen telah dibawa ibu
dan keluarga ke ruangan rawat inap.
4.2 Peran Bidan
Dalam memberikan asuhan terhadap Ny A Ny A G1P0A0 hamil 42
Minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis di Poli Obgyn RSUD
Palabuhanratu, penulis memberikan asuhan sudah sesuai dengan UU No. 4
tahun 2019 yang menjelaskan bahwa peran dan wewenang bidan salah satunya
yaitu pemberi pelayanan Kesehatan pada ibu hamil karena bidan merupakan
salah satu tenaga kesehatan yang melakukan praktik pelayanan langsung kepada
pasien khususnya pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.

25
BAB V
SIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada Ny A G1P0A0 hamil 32
minggu dengan ketidaknyamanan fisiologis yang dilakukan di poli Obgyn
RSUD Palabuhanratu pada tanggal 27 Oktober 2022 sekitar pukul 10.00
WIB .
Dari pengkajian data subjektif yang didapatkan pada hari ini ibu
dating ke Poli obgyn untuk memeriksakan kehamilannya karena ibu merasa
kehamilannya sudah lebih bulan, dan selain itu ibupun mengeluh nyeri
punggung sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini adalah hal yang normal
sesuai teori bahwa nyeri punggung memang seringkali dialami oleh ibu
hamil trimester 3. Hal ini terjadi karena hal itu disebabkan karena perut
membesar seiring dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, dan perut
yang membesar ditopang oleh otot – otot perut dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil anamnesa dan data objektif, saat ini ibu hamil
pertama tidak pernah mengalami persalinan dan keguguran sebelumnya,
usia kehamilan ibu saat ini 42 Minggu, sesuai teori ibu mengalami
kehamilan serotiunus yang memerlukan penganganan segera oleh dokter
spesialis kandungan.
Begitupun dalam mendirikan asesmen Kebidanan, Berdasarkan
teori ditarik kesimpulan bahwa diagnose kebidanan ibu yaitu G1P0 A0
hamil 42 Minggu dengan ketidaknyamanan Fisiologis (nyeri punggung)
janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
Penataksanaan yang dilakukan oleh sudah sesuai dengan teori yaitu
selain ibu dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh juga ibu ditangani
langsung oleh SpOG. Mengingat kehamilan ibu sudah 42 Minggu ibu
dilakukan pemeriksaan USGuntuk memastikan usia kehamilan Berdasarkan
ukuran biometri, posisi janin, kondisi plasenta dan kondisi ketuban dan
selain itu ibupun dilakukan pemeriksaan CTG (Cardiotocografhy) untuk

26
mengetahui kondisi janin dan apakah ada kegawatdaruratan janin karena ibu
akan dilakukan induksi persalinan.
Hasil pemeriksaan USG, CTG dan pemeriksaan laboratorium ibu
dalam batas normal, sehingga ibu direncanakan masuk perawatan rawat
inap untuk dilakukan induksi persalinan pervaginam, sebagai bidan penulis
berkewaiban memberikan motivasi dan dukungan moril kepada ibu dan
keluarga agar tetap bersikap tenang selama mengikuti proses persalinan
dengan induksi, ibu tampak tenang dan dokumen kelengkapan persyaratan
rawat inap sudah diserahkan kepada ibu dan keluarga untuk diserahkan
kepada petugas di ruangan rawat inap.

5.2 Saran
5.2.1 Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberi masukan dan kritik yang membangun
untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang.
5.2.2 Lahan praktek
Diharapkan untuk dapat terus meningkatkan kembali pelayanan
Kesehatan ibu dan bayi di RSUD Palabuhanratu terutama di Poli Obgyn.
5.2.3 Penulis
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah
pengalaman dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.


2. Helen Varney, Jan M Kriebs, Carolyn L Gegor, (2014) Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Jakarta.
3. Janet M (2002), Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, Jakarta EGC.
4. Varney (2014), Edisi 4 volume 1, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
5. Manuaba, Ida Bagus Gde. (2008) cetakan kelima. Ilmu kebidanan, Penyakit
Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
6. Sarwono prawirohardjo (2016) Ilmu Kebidanan Sarwono prawirohardjo,
Edisi keempat cetakan kelima Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo,
Jakarta .
7. Saifudin dkk (2001), buku acuan Nasional pelayanan Kesehatan.
8. Undang – undang No 4 Tahun 2019 Tentang Praktik Kebidanan.

28

You might also like