You are on page 1of 26

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


DENGAN HYMEN IMPERFORATA DI P0LI OBGYN
RSUD PALABUHANRATU

DISUSUN OLEH :
RIA AMALIA

4009220022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
DENGAN HYMEN IMPERFORATA DI P0LI OBGYN
RSUD PALABUHANRATU

Oleh :
RIA AMALIA

4009220022

Yang telah disahkan oleh Pembimbing pada tanggal

Pembimbing Praktek Pembimbing Stase

Sri Marlina SST YETI HERNAWATI SST, M.Keb

Mengetahui, Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb

NIK : 432121002020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tentang “Asuhan Kebidanan
Remaja Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Hymen Imperforata Di P0li Obgyn Rsud
Palabuhanratu” disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik Stase
Pranikah dan Prakonsepsi program studi Profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada
Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma


Husada Bandung
1. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan
profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung
2. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik
Program Studi Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma
Husada Bandung
3. Dosen pembimbing lahan praktik
4. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini
dapat memberikn manfaat. Aamiin.

Sukabumi, 20 Oktober 2022

Ria amalia
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Bab II Tinjauan Teori
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Selaput dara Imperforata adalah bentuk bawaan gynatresia. Seorang 
gadis berusia 15 tahun,  tanpa gejala, datang ke dokter karena dia belum
memiliki periode menstruasi. Himen  Imperforata adalah kondisi bawaan
yang sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh perkembangan abnormal
urogenitalis sinus, dengan kejadian 0,02 % (Takayama,2001).
Angka kejadian yang sering terjadi biasanya berupa satu jenis
kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel.salah satu kelainan
kongenital adalah himen imperforata. Himen  imperforata merupakan
kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada saluran alat kelamin
perempuan, tetapi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai pubertas.
Selaput dara imperforata jarang berhubungan dengan komplikasi jika
terdeteksi dini. Angka kejadian kelainan kongenital yang lain berkisar 15
per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti
terus sampai berumur 1 tahun. Sehingga hal ini dapat dihindari dengan
pemeriksaan lengkap bayi saat lahir (marie,1995).
Sebuah penelitian di Afrika mengungkapkan bahwa kelainan himen
imerforata sering terlambat diketahui. Walaupun kelainan tersebut  dapat
dideteksi pada umur berapa saja melalui inspeksi genitalia eksternal, hymen
imperforata sering luput dari diagnosa. Para peneliti
melakukan review selama periode 13 tahun atas 23 anak perempuan yang
didiagnosa mengalami hymen imperforata. Setengah dari jumlah anak
perempuan tersebut tidak mengalami gejala dan didiagnosis setelah
dilakukan pemeriksaan fisik seluruhnya (Postner,2005)

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan  kelainan kongenital Hymen Imperforata?
2.      Apa penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata?
3.      Apa gambaran klinik yang dapat didirikan untuk mendiagnosa Hymen
Imperforata?
4.      Apa penanganan yang dapat diberikan pada kasus Hymen Imperforata?

C.   Tujuan Penulisan
a.       Tujuan umum
Adapun Tujuan Umum dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi
tugas praktek stase Pranikah dan prakonsepsi profesi kebidanan.
b.      Tujuan khusus
1.      Mengetahui pengertian dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
2.      Mengetahui penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
3.      Mengetahui gambaran klinik untuk mendiagnosa hymen imperforata.
4.      Mengetahui cara penanganan pada kasus Hymen Imperforata.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Pengertian
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari
orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang
memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama.
Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat
diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil menimbulkan
robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat manipulasi digital.
(Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC)

Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan


lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang
cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal
sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan,
tetapi darah haid tidak keluar.  Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar
(Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan
darah haid dan akan membesar (Hematometra). (Prawirohardjo,
Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.)

B.   Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi
dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi
cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara
bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa
yang tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan
berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa
embrional untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan
vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan
berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak
mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis.

Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari


membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang
abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan
jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya
vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan
duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya
berupa lekukan kloaka.

C.   Gejala Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu
akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang
dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus
atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila
diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik,
serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid
yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana
gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari
satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum
menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging)
akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak
keluar.
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan
mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi
dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga
dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena
terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga
darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum
peritoneum membentuk hematoperitoneum.

Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina,


diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di
punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena
penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat
pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik
bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,
inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum
yang menimbulkan gangguan defekasi.
Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya
pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih,
hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.

D.   Penanganan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah
rutin, dan urinalisa.
Pemeriksaan Imaging 
Ø  Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis
dapatmemberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Ø  Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy.Apabila dengan USG tidak jelas,
diperlukan pemeriksaan MRI.
Ø  USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada
kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukaninsisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang (gambar 1)atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10
arah jarum jam disebut insisi stellate.
Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada
anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai
anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat
diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.

Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen,


sementara pada insisistellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran
hymen dan pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan
mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi
membrane hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang
mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat
dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna
merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya posisi pasien dibaringkan
dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai
dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik
profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu
paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan
inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan
dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine
jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat
peregangan uterus yang berlebihan.
                                   
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
DENGAN HYMEN IMPERFORATA DI P0LI OBGYN
RSUD PALABUHANRATU

DISUSUN OLEH :
RIA AMALIA

4009220022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
DENGAN HYMEN IMPERFORATA DI P0LI OBGYN
RSUD PALABUHANRATU

Oleh :
RIA AMALIA

4009220022

Yang telah disahkan oleh Pembimbing pada tanggal

Pembimbing Praktek Pembimbing Stase

Sri Marlina SST YETI HERNAWATI SST, M.Keb

Mengetahui, Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb

NIK : 432121002020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tentang “Asuhan Kebidanan
Remaja Pranikah Dan Prakonsepsi Dengan Hymen Imperforata Di P0li Obgyn Rsud
Palabuhanratu” disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik Stase
Pranikah dan Prakonsepsi program studi Profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada
Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Hj. Suryani Supardan., Dra.MM selaku ketua Stikes Dharma


Husada Bandung
6. Ira Kartika, SST., Mkeb selaku ketua Program Studi Sarjana dan
profesi Kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung
7. Yeti Hernawati SST M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik
Program Studi Sarjana dan profesi Kebidanan Stikes Dharma
Husada Bandung
8. Dosen pembimbing lahan praktik
9. Keluarga yang selalu medukung baik moril dan materil
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menulis dengan lebih baik. Semoga laporan ini
dapat memberikn manfaat. Aamiin.

Sukabumi, 20 Oktober 2022

Ria amalia
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Bab II Tinjauan Teori
Bab III Laporan Kasus
Bab IV Pembahasan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Selaput dara Imperforata adalah bentuk bawaan gynatresia. Seorang 
gadis berusia 15 tahun,  tanpa gejala, datang ke dokter karena dia belum
memiliki periode menstruasi. Himen  Imperforata adalah kondisi bawaan
yang sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh perkembangan abnormal
urogenitalis sinus, dengan kejadian 0,02 % (Takayama,2001).
Angka kejadian yang sering terjadi biasanya berupa satu jenis
kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara
bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel.salah satu kelainan
kongenital adalah himen imperforata. Himen  imperforata merupakan
kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada saluran alat kelamin
perempuan, tetapi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai pubertas.
Selaput dara imperforata jarang berhubungan dengan komplikasi jika
terdeteksi dini. Angka kejadian kelainan kongenital yang lain berkisar 15
per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti
terus sampai berumur 1 tahun. Sehingga hal ini dapat dihindari dengan
pemeriksaan lengkap bayi saat lahir (marie,1995).
Sebuah penelitian di Afrika mengungkapkan bahwa kelainan himen
imerforata sering terlambat diketahui. Walaupun kelainan tersebut  dapat
dideteksi pada umur berapa saja melalui inspeksi genitalia eksternal, hymen
imperforata sering luput dari diagnosa. Para peneliti
melakukan review selama periode 13 tahun atas 23 anak perempuan yang
didiagnosa mengalami hymen imperforata. Setengah dari jumlah anak
perempuan tersebut tidak mengalami gejala dan didiagnosis setelah
dilakukan pemeriksaan fisik seluruhnya (Postner,2005)

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan  kelainan kongenital Hymen Imperforata?
2.      Apa penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata?
3.      Apa gambaran klinik yang dapat didirikan untuk mendiagnosa Hymen
Imperforata?
4.      Apa penanganan yang dapat diberikan pada kasus Hymen Imperforata?

C.   Tujuan Penulisan
a.       Tujuan umum
Adapun Tujuan Umum dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi
tugas praktek stase Pranikah dan prakonsepsi profesi kebidanan.
b.      Tujuan khusus
1.      Mengetahui pengertian dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
2.      Mengetahui penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
3.      Mengetahui gambaran klinik untuk mendiagnosa hymen imperforata.
4.      Mengetahui cara penanganan pada kasus Hymen Imperforata.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Pengertian
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari
orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang
memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama.
Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat
diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil menimbulkan
robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat manipulasi digital.
(Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC)

Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan


lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang
cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal
sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan,
tetapi darah haid tidak keluar.  Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar
(Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan
darah haid dan akan membesar (Hematometra). (Prawirohardjo,
Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.)

B.   Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi
dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi
cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara
bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa
yang tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan
berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa
embrional untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan
vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan
berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak
mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis.

Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari


membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang
abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan
jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya
vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan
duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya
berupa lekukan kloaka.

C.   Gejala Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu
akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang
dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus
atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila
diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik,
serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid
yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana
gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari
satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum
menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging)
akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak
keluar.
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan
mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi
dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga
dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena
terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga
darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum
peritoneum membentuk hematoperitoneum.

Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina,


diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di
punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena
penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat
pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik
bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi,
inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum
yang menimbulkan gangguan defekasi.
Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya
pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih,
hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.

D.   Penanganan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah
rutin, dan urinalisa.
Pemeriksaan Imaging 
Ø  Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis
dapatmemberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Ø  Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy.Apabila dengan USG tidak jelas,
diperlukan pemeriksaan MRI.
Ø  USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada
kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran
hymen dilakukaninsisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang (gambar 1)atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10
arah jarum jam disebut insisi stellate.

Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada


anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai
anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat
diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.

Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen,


sementara pada insisistellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran
hymen dan pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan
mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi
membrane hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang
mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat
dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna
merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya posisi pasien dibaringkan
dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai
dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik
profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu
paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan
inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan
dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine
jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat
peregangan uterus yang berlebihan.
                                   
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
DENGAN HYMEN IMPERFORATA DI P0LI OBGYN
RSUD PALABUHANRATU

Tanggal Pengkajian : 19/10/2022 Pukul: 09.30WIB


Tempat Pengkajian : Poli Obgyn
No Register : 588879
Oleh : Ria Amalia

I. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Nn. B
Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Pelajar SMA
Alamat : Kp. Pangsor 7/11
2. Alasan kunjungan
Mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya belum pernah
menstruasi. Setiap bulan perus bagian bawah sering sakit.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche :-
Siklus :-
Lama :-
Banyak :-
4. Riwayat Kesehatan Klien
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit alergi, penyakit
Keturunan maupun penyakit menahun, tidak pernah dirawat di RS
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan.
6. Pola Fungsional Kesehatan
1) Nutrisi : Makan 3x/ hari
Minum + 12 gelas /hari
2) Eliminasi : BAB 1 x/ hari
BAK + 7 x/ har
3) Istirahat : Siang 1-2 jam/ hari
Malam 6-8 jam/ hari
4) Aktivitas : Kegiatan sehari- hari sekolah, bermain, membantu orang
tua.
5) Olahraga : Kadang- kadang lari pagi atau berjalan santai
6) Hygiene : Mengganti celana dalam 2-3 x/hari

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 MmHg
Nadi : 87 x/m
Suhu : 36.8
Respirasi : 24 x/m
Berat badan : 46 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 20 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk mesocephal, kulit kepala dan rambut
bersih, tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Payudara : Simetris, tidak teraba massa
Abdomen : Simetris, teraba masa sebesar bola tenis disekitar
uterus
Genetalia : V/V tampak selaput hymen menutupi rongga
vagina, dan berwarna biru kehitaman menonjol
Pelvis : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

III. ANALISIS
Nn. B usia 14 thn dengan hymen imperforata

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Mendampingi dr SpOG melakukan pemriksaan USG,
3. Memberikan KIE tentang hymen imperforate tentang definisi, cara
mendirikan diagnose, tanda gejala dan pemeriksaaan lanjutan untuk
persiapan pemeriksaan penunjang lainnya.
4. Melakukan imformed consent kepada keluarga pasien bahwa pasien
harus dilakukan operasi kecil, keluarga mengerti dan menyetujui untuk
dilakukan tindakan.
5. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga agar tetap
bersemangat dan tidak berkecil hati karena keadaan tersebut bisa
disembuhkan dengan melakukan pemeriksaan dan tindakan lebih
lanjut.
6. Merencanakan Tindakan operasi kecil Himenektomy pada hari senin,
17 Januari 2022
7. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Data Subjektif

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui pasien bernama Nn. B,


Usia 14 tahun, Agama Islam, Suku Sunda, berstatus pelajar SMP. Alasan
kunjungan Nn. B yaitu ingin memeriksakan Mengatakan bahwa sampai
saat ini dirinya belum pernah menstruasi. Setiap bulan perut bagian bawah
sering sakit.
Gejala yang dirasakan oleh nn b sama dengan teori yaitu Gejala
yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa
sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian
belakang.

B. Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik Nn. B secara umum yaitu dalam kondisi normal,
hanya saja Nn. W tampak wajahnya tampak seperti menahan nyeri. Hal ini
disebabkan karena Nn. W menahan rasa nyeri .

Hal ini sesuai dengan teori bahwa selama nyeri, beberapa wanita juga
merasakan efek pengikut seperti malaise (rasa tidak enak badan), fatigue (lelah),
mual muntah, diare, nyeri panggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat
juga di sertai vertigo atau sensai jatuh, perasaan cemas, gelisah hingga jatuh
pingsan, dan biasanya berlangsung sekitar 48-72 jam baik sebelum ataupun
sesudah menstruasi (Anurogo, 2016).

Pada pemeriksaan abdomen teraba massa sebesar bola tenis di bagian


uterus dan pemeriksaan alat genital vagina tampak selaput hymen menutupi
rongga vagina, dan berwarna biru kehitaman menonjol

C. Analisa

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan data objektif, maka analisa


yang disimpulkan pada pasien adalah Nn. B usia 14 tahun dengan Hymen
imperforate.

D. Penatalaksaan

Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu melakukan kolaborasi dengan


Dokter OBGYN dan melaksanakan semua advice yang di berikan oleh Dokter
OBGYN.

Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga untuk siap menjalani


semua prosedur yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

You might also like