You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belaka
LAPORAN KASUS
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

Asuhan Kebidanan Pada Ny Y, G1P0A0 Hamil 24 Minggu Dengan


Pemasangan Oksigen Di Ruang Ponek RSUD Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi

DISUSUN OLEH :
RISNA FITRIANI

4009220025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN DHARMA HUSADA TAHUN
AKADEMIK 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat lllahi Rabbi, karena berkat Izin,

Limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Kasus ini dengan judul “Asuhan kebidanan pada Ny Y 24

tahun G1P0A0 hamil 24 minggu dengan Asma Akut Di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuan Laporan Kasus ini

dimaksudkan sebagai syarat untuk meyelesaikan tugas praktek Keterampilan

Dasar Kebidanan ( KDK). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian

Laporan Kasus ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam struktur dan

sistematika penulisan, EYD, materi yang dipaparkan penulis dan sebagainya. Hal

tersebut terjadi akibat keterbatasan dalam pengontrolan waktu, kemampuan serta

sumber-sumber yang menjadi pedoman penulis dalam mencermati setiap kejadian

dan perubahan yang terjadi selama penyusunan laporan kasus ini. Oleh karena itu,

masukan atas kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan dari

semua pihak yang terkait demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Dalam proses penyusunan Laporan kasus ini, penulis memperoleh banyak

bantuan dan kerjasama berupa sumbangsih pemikiran, saran begitu pula dorongan

semangat yang luar biasa, serta bimbingan dari berbagi pihak. Akhir kata, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palabuhanratu, 03 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

A. Kehamilan ................................................................................... 5

B. Asma .......................................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan akan menimbulkan perubahan yang luas

terhadap sebagian besar kondisi pada fisiologi organ-organ tubuh, hal ini terjadi

sehubungan dengan rahim yang membesar bersama dengan tuanya kehamilan

sehingga rongga dada menjadi sempit dan gerakan paru akan terbatas saat

mengambil O2 selama pernapasan, kondisi ini akan mengakibatkan gangguan

pernapasan yang salah satu diantaranya yaitu Asma akut.

Kehamilan pada asma dapat mempengaruhi perubahan status klinis pasien

asma. Data menunjukkan sepertiga pasien asma dengan kehamilan mengalami

perburukan, sepertiga tidak berubah dan sisanya menjadi lebih baik. Fungsi paru,

pola ventilasi dan pertukaran gas dipengaruhi secara biokimia (hormonal) dan

mekanik selama proses kehamilan yang sehat. Mekanisme dasar pengaruh ibu

hamil dengan asma meliputi hipoksia, inflamasi, pengobatan kortikosteroid,

riwayat eksaserbasi, ibu merokok dan perubahan fungsi plasenta. Keadaan

hormonal selama kehamilan sangat berbeda dibandingkan saat tidak hamil serta

mengalami perubahan selama kehamilan. Perubahan-perubahan tersebut

memberikan pengaruh terhadap fungsi paru. Prinsip dasar pengobatan asma pada

ibu hamil adalah memberikan terapi optimal sehingga dapat mempertahankan

asma yang telah terkontrol dan kesehatan serta kualitas hidup ibu dan janin yang

normal selama kehamilan. (J Respir Indo. 2020; 40(4): 251-61)

1
Dalam penatalaksanaannya pun akan berbeda antara asma pada wanita

yang sedang tidak hamil dengan wanita yang sedang hamil, begitupun dengan

asma pada wanita yang sedang bersalin.

Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat bergantung dari frekuensi dan

derajat berat serangan asma. Semakin berat serangan asma yang dialami ibu hamil

maka risiko hipoksia pada ibu dan janin juga akan semakin besar. Keadaan

hipoksia jika tidak segera diatasi akan memberikan pengaruh buruk pada janin

seperti abortus, persalinan prematur dan berat janin tidak sesuai umur kehamilan

atau pertumbuhan janin terhambat. Derajat berat ringan asma dapat berubah

selama kehamilan sehingga memerlukan pengaturan jenis dan dosis obat asma

yang dipakai. Kondisi asma yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah

pada bayi yaitu peningkatan kematian perinatal, pertumbuhan janin terhambat,

lahir prematur, peningkatan operasi caesar, BBLR dan perdarahan pasca partus (.

(J Respir Indo. 2020; 40(4): 251-61)

Penyulit kehamilan dengan asma inilah yang akan kami angkat sebagai

judul dari makalah kami yaitu ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. Y , G1 P0

A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan Oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu Kabupaten sukabumi”.

2
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Pada Ibu Hamil Ny. Y, G1 P0 A0 hamil

24 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.”.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian Data subjektif pada ibu hamil Ny. Y G1 P0

A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek

RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

b. Melakukan pengkajian data Objektif pada ibu hamil Ny. Y G1 P0 A0

hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

c. Merumuskan diagnosa kebidanan pada Ibu Hamil Ny. Y G1 P0 A0

hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen di Ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

d. Melakukan penatalaksanaan yang tepat pada ibu hamil Ny. Y G1 P0

A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan pksigen di Ruang Ponek

RSUD Palabuhanratu.

e. Malakukan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny Y,

G1 P0 A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang

Ponek RSUD Palabuhanratu.

3
C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam

memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny. Y G1 P0 A0 hamil 24

minggu dengan pemasangan oksigen”.

2. Bagi Institusi pendidikan

Dapat menjadi sumber informasi di perpustakaan Institusi Kesehatan

Rajawali Bandung.

3. Bagi RSUD Palabuhanratu

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Palabuhanratu agar dapat

meningkatkan pelayanan Kesehatan serta penanganan pada Ibu hamil Ny. Y,

G1 P0 A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen”.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009).

2. Perubahan fisiologis kehamilan

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70g

dan kapasitas 10ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan

berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta

dan cairan amnion yang volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat

mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100g. Pembesaran

uterus meliputi peregangan dan penebalan selsel otot sementara. Pada

akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal

mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh

dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus

tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester pertama

kehamilan uterus 7 6 akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan

umumnya tidak disertai nyeri.

5
Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan

pemeriksaan bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada

bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan

meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan

(Prawirohardjo, 2010).

b. Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah

menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam

serviks bertambah, timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia

serviks. Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio

menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki

dengan mudah oleh satu jari (Prawirohardjo, 2010).

c. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang

dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal

selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan

sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal

(Prawirohardjo, 2010).

d. Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu

persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya

6
jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume sekresi

vagina juga terjadi, sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH

antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam

laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).

d. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting

payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama

cairan kuning bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal

dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat

dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin

ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar

progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi

progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan

prolaktin akan merangsang sintesis laktosa dan pada akhirnya akan

meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

e. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae dan alat lain yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah akan

7
turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan

dalam perifer vaskuler resistensi yang disebabkan oleh pengaruh

pergangan otot halus oleh progesteron. Selama kehamilan normal

cardiac output meningkat sekitar 30-50% dan mencapai level

maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi

selama persalinan. Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi

hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik

kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi penambahan

volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32

minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu

30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).

3. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda-tanda pasti hamil yaitu teraba gerakan janin didalam

rahim, terdengar bunyi jantung, pada pemeriksaan rotgen dan

ultrasonografi terlihat kerangka janin, kantong kehamilan (Manuaba,

2012).

B. Asma

1. Definisi

Asma adalah penyakit system respiratori yang ditandai dengan

sesak dan mengi ( wheezing ) berulang, hal ini disebabkan inflamasi

kronik saluran udara serta sekresi mucus berlebih (buku saku pelayanan

kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan dasar dan rujukan, 2013),

8
Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada

paru) mengalami kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan

pernapasanAsma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan heredites

utama.

Asma adalah salah satu manifestasi gangguan alergi. ( http :

//kaskus.us/archive/index.php/t-103450-p-6.htmi)

Asma merupakan penyakit kronik dari saluran pernapasan

yang hilang dan timbul diduga mempunyai hubungan yang erat dengan

sistem imun dari tubuh. ( http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak

015.pdf/18 abstrak 015.htmi ).

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif

intermitten reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif

terhadap stimulus tertentu.

Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya

respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan

manifestasi adanya penyimpitan jalan nafas yang luas dan derajatnya

dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari

pengobatan (The American Thorakic Society)

2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan

presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.

a. Faktor Predisposisi (Genetik)

9
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas penderita dengan

penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi.

Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit

asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu

hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor Prepisitas

1). Alergen

Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :

a). Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan Ex : debu,

bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi

b). Ingestan, yang masuk melalui makanan dan obat-obatan

c). Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit Ex :

perhiasan, logam, dan jam tangan

c. Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor

pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan

dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,. Hal

ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

d. Stress

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

10
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita

asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi

nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya

belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

e. Lingkungan Kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya

serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.

Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik

asbes, polusi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

f. Olahraga / aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling

mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas

biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas

3. Tanda dan Gejala :

Menurut buku saku pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan dasar

dan rujukan, tanda dan gejala asma adalah sebagai berikut :

a. sesak nafas

b. kesulitan bernafas

c. Kenaikan denyut nadi

d. Nafas berbunyi wheezing terutama saat menghembuskan udara

e. Batuk berdahak

11
f. Ronchi

g. Kejang otot di sekitar dada

4. Patofisiologi

Pada kasus asma sedang, hipoksia pada awalnya dapat dikompensasi oleh

hiperventilasi sebagai refleksi dari PO2 arteri normal, menurunnya PO2 dan

alkalosis respiratori. Pada obstruksi berat, ventilasi menjadi berat karena

Fatigue menjadikan retensi CO2 pada hiperventilasi, keadaan ini hanya dapat

dilihat sebagai PO2 arteri yang berubah menjadi normal. Akhirnya pada obstruksi

berat yang diikuti kegagalan pernafasan dengankarakteristik hiperkapnia dan

asedemia.

Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama.

Peningkatan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada

kromosom 5, 6,11, 12, 14 & 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya tinggi,

kelompok gen sitokin dan reseptor antigen Y Cell sedangkan lingkungan yang

menjadi alergen tergantung individu masing-masing seperti influenza atau rokok.

Asma merupakan obstruksi saluran nafas yang reversible dari kontraksi otot

polos bronkus, hipersekresi mukus dan edem mukosa. Terjadi peradangan di

saluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat

iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin

menjadi media konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine

D2 dan leukotrienes. Karena prostagladin seri F dan ergonovine dapat

menjadikan asma, maka penggunaanya sebagai obat-obat dibidang obstetric

sebaiknya dapat dihindari jika memungkinkan.

12
Perubahan faal paru selama kehamilan

Parameter fungsi paru pada uji spirometri selama kehamilan dalam batas

normal yaitu Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama

(VEP1) dan Arus Puncak Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)

menurun secara perlahan dan terdapat penurunan 8- 40% pada kondisi aterm.

Kapasitas Residu Fungsional (KRF) juga menurun 9,5-25% sementara Kapasitas

Inspirasi (KI) meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total (KPT) dapat

tetap dipertahankan. Tahanan jalan napas cenderung menurun selama kehamilan

terutama akhir kehamilan sebagai akibat pengaruh hormonal merelaksasi otot

polos trakeobronkus. Komplains paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis

paru tidak berubah selama kehamilan. Fungsi pernapasan tidak berbeda pada

kehamilan tunggal atau kembar. Sims dkk mendapatkan bahwa tidak ditemukan

perubahan rasio VEP1/KV pada 12 ibu hamil bukan asma dan 27 ibu hamil

dengan asma saat istirahat dan latihan. Beckmann juga melaporkan tidak

didapatkan perubahan nilai APE yang dibuat tiap trimester pada 22 ibu hamil

dengan asma.

5. Karakteristik

Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Asma interisik (berasal dari dalam)

Yang sebab serangannya tidak diketahui

b. Asma eksterisik (berasal dari luar)

Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat pernafasan)

13
Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan

dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma

berbeda-beda pada tiap penderita. Serangan asma yang hebat dapat

menyebabkan kematian.

6. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :

1) Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

eosinofil.

2) Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari

cabang bronkus.

3) Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. Netrofil dan

eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat

mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus

plug.

b. Pemeriksaan darah

c. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula

terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

d. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

e. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000 / mm dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi.

14
f. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada

waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu

serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen

yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang

menurun.Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah

sebagai berikut :

1) Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak dihilus akan bertambah.

Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran

radiolusen akan semakin meningkat.

2) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltratepada paru. dapat

pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

3) Bila terjadi penuomonia mediastinum, pneuomotoraks dan penuomoperi

kardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

b. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

15
c. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi

menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema

paru, yaitu :

1) Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi

dan clock wise rotation

2) Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya

RBB (Right Bundle Branch Block)

3) Tanda – tanda hipoksemia, yakni sinus tachycardia, SVES dan VES atau

terjadinya depresi segmen ST negative

d. Scanning Paru

Dengan scaning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi

udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

e. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara

yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon

pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum

dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer)

golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari

20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20%.

16
Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis

tetapi juga penting untuk menentukan berat obstruksi dan efek pengobatan.

Banyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi.

f. USG

Ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya sejak

awal, Pemeriksaan dengan USG dilakukan sejak usia kehamilan 12 – 20 minggu

untuk mengetahui pertumbuhan janin. USG dapat diulang pada TM II dan TM III

terutama bila derajat asmanya berada pada tingkat sedang dan berat.

8. Penatalaksanaan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan

asma.

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai

penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan

penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatannya yang

diberikan dan bekerja sama dengan dokter atau perawat / bidan yang

merawatnya.

9. Pengobatan

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu :

a. Pengobatan non Farmakologik :

1) Memberikan penyuluhan

17
2) Menghindari faktor pencetus

3) Pemberian cairan

4) Fisiotherapy

5) Beri O2 bila perlu.

b. Pengobatan Farmakologi :

1) Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas seperti aminofilin atau

kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan.

2) Obat antiasma umumnya tidak berpengaruh negative terhadap janin

kecuali adrenalin karena adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin yang

dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah ke janin yang dapat

mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.

3) Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus

4) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :

a) Memberikan cairan intravena

b) Mengencerkan cairan sekresi di paru

c) Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2 ) sehingga

tercapai PO2 lebih 60 mmHG dengan kejenuhan 95% oksigen atau

normal.

d) Cek fungsi paru

e) Cekkesejahteraan janin dengan Dopler atau NST

18
5) Pada pasien dengan kegawatdaruratan Obestri memberikan obat

kortikosteroid merupakan pilihan utama dalam menangani status

asmatikus dengan gagal nafas.

6) Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan setelah

pengobatan intensif selama 30-60 menit .

7) Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin tetapi pilihlah

morfin atau analgesic epidural.

8) Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan prostagladin E2 karena

dapat menyebabkan bronkospasme.

9) Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.

10) Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan

mengalami gangguan pencernaan, gelisah dan gangguan tidur.

11) Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya

karena kadarnya dalam air susu sangat kecil.

10. Komplikasi

Pengaruh Terhadap Kehamilan & Persalinan

a. Keguguran

b. Persalinan prematur

c. Pertumbuhan janin terhambat

d. Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :

e. Menurunnya aliran darah pada uterus

f. Menurunnya venous return ibu

19
g. Kurva dissosiasi oksi bergeser ke kiri

Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :

a. Menurunnya aliran darah ke pusat

b. Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik

c. Menurunnya cardiac output

d. Perlu diperhatikan efek samping pemberian obat-obatan asma terhadap

janin, walaupun tidak ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma

akan membahayakan janin.

e. Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama

Hamil Jangan merokok

11. Pencegahan

a. Kenali faktor pencetus

b. Hindari flu, batuk, pilek atau infeksi saluran nafas lainnya. Kalau tubuh

terkena flu segera obati.

c. Jangan tunda pengobatan jika tidak ingin asma kambuh.

d. Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari

terjadinya kekurangan oksigen pada janin.

e. Hanya minum obat-obatan yang dianjurkan dokter.

f. Hindari faktor risiko lain selama kehamilan

g. Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya

20
h. Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan

dalam rumah dari perabotan yang memimbulkan alergi. Seperti bulu karpet,

bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga.

i. Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang

j. Sering – sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan

k. Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat

sehingga tahan terhadap faktor pencetus.

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kunjungan Awal

Tanggal Pengkajian : 27-09-2022

Pukul : 10.00 WIB

Tempat pengkajian : Ruang PONEK / VK IGD RSUD Palabuhanratu

A. Data Subjetif

1. Identitas Ibu dan Suami

a) Biodata ibu

Nama : Ny.Y

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kp. P

Gol. Darah : O

b) Biodata suami :

Nama : Tn.P

22
Umur : 38 th

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. P

Gol.Darah : A

2. Keluhan utama

Sesak nafas

3. Keluhan Tambahan

Ibu mengatakan sedang hamil pertama usia hamil 6 bulan, mengeluh sesak

nafas, seperti sulit bernafas disertai batuk kering sejak 2 hari yang lalu, keluhan

bertambah berat sejak tadi pagi sekitar pikul 08.00 WIB, pergerakan janin masih

ibu rasakan.

4. Riwayat Kehamilan

Trimester I : 2x kunjungan ANC Keluhan : mual, Terapi : Tablet Asam

Folat 1 x 400 mg dan B 6 1 x 1 tablet.

Trimester II : 2x kunjungan ANC Keluhan : mudah lelah Terapi : Tablet Fe

1x1 dan Asam folat 1 x 400 mg.

5. Riwayat Kesehatan

Ibu mempunyai riwayat penyakit asma sejak kecil, terakhir kambuh saat

usia hamil 12 mgg. Tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes

melitus dan penyakit jantung.

23
Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan mengkonsumsi minuman

beralkohol

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada yang mempunyai Riwayat asma di keluarga yaitu ayah kandung.

Keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus

dan penyakit jantung.

Ibu mengatakan suaminya dan ayahnya merupakan perokok aktif dapat

menghabiskan rokok sebanyak lebih dari 12 batang perhari.

7. Pola Kebutuhan Dasar ibu hamil

a. Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan dengan nasi, sayur, dan lauk

b. Minum : Minum 3 kali sehari, air putih, sehingga intake cairan yang masuk

kurang karena sering batuk

c. Istirahat : Ibu mengatakan biasanya beristirahat 1-2 jam

d. Aktifitas : Ibu belum bisa aktivitas seperti biasa seperti sejak keluhan dirasakan

e. Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari

f. Riwayat Psikologi : Ibu cemas dengan keadaannya khawatir terjadi hal yang

tidak diharapkan pada bayinya.

B. Data Objective

24
1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Sedang

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Status Emosional : Stabil

d. Tanda-Tanda Vital TD : 120/80 mmHg Nadi : 102 kali/menit respirasi : 32

kali/menit Suhu : 36,5 oC

e. SpO2 95 %

2. Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala : Tidak ada benjolan

b. Rambut : Hitam, Bersih, Rambut terlihat tebal

c. Mata : Simetris, Conjuntiva merah muda, seklera putih (tidak ikhterik)

d. Muka : Tidak ada benjolan dan tidak ada oedem

e. Telinga : Bersih, Tidak ada serumen

f. Hidung : Bersih ,tidak ada pernafasan cuping hidung

g. Mulut : Simetris, mukosa lembab, gigi sudah mulai tumbuh dan lidah

bersih.

h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

i. Payudara : Tidak ada benjolan areola bersih, puting susu menonjol

j. Dada : simetris kiri dan kanan, auskultasi terdengar bunyi Wheezing pada

paru-paru, dan terdengar Ronkhi

k. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada striae TFU setinggi pusat,

ballotemen positif auskultasi Denyut Jantung Janin 142 x/menit

l. Kandung Kemih : kosong, dan bila nyeri bila ditekan

25
m. Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan tidak ada varises

n. Genetalia : tidak ada pengeluaran pervaginam

3. Pemeriksaan penunjang

a. HB : 12, 6 gr %

b. Golongan Darah : O

c. Leukosit 16.600 dl

d. Hematokrit 36

e. Trombosit 316.000

f. Eritrosit 4,16

g. GDS 124 gr/dl

C. Assesment

Ny. Y usia 24 tahun G1P0A0 hamil 24 minggu dengan Asma Akut

D. Penatalaksanaan

1. Membantu mengatur posisi ibu dalam posisi semi fowler

2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan ibu dan bayinya

3. Menjelaskan pada ibu tentang hamil dengan asma

4. Memberitahu Ibu penyebab asma

5. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu akan diberi terapi Oksigen

6. Menyiapkan alat- alat pemasangan oksigen :

26
- Canul oksigen dewasa

- Tabung Oksigen

- Sarung tangan

- Cutton bud

7. Mencuci tangan

8. Memakai sarung tangan

9. Membersihkan hidung dengan cutton bud

10. Memasang sambungan ujung selang canula ke ujung saluran keluar oksigen

pada regulator, sambal mengecek apakah terasa udara yang keluar pada

tangan

11. Memasang canula pada lubang hidung dengan cara selang melingkari kepala

atau selipkan pada telinga atau fiksasi

12. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan

13. Mengajarkn klien bernafas melalui hidung dengan mulut tertutup

14. Memastikan pasien nyaman dn cukup atas oksigen yang diberikan

15. Merendam sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

16. Mencuci tangan

17. Mendokumentasi Tindakan yang dilakukan

27
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Keterampilan Dasar Prktik Klinik yang dilakukan pada Ny Y usia

24 tahun G1 P0 A0 Hamil 24 minggu dengan Asma Akut pada tanggal 27

September 2022 telah diberikan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan

dokter yaitu pemberian oksigen sebanyak 3 Lpm menggunakan nasal canula.

Pada pengkajian data objektif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik ibu

baik secara inspeksi, perkusi maupun auskultasi. Data objektif yang didapatkan

adalah kondisi umum ibu tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis Tanda -

tanda vital sebagai berikut TD 120/80 mmhg, N 102 x/m Respirasi 32 x/menit s

36,5 C Sp02 95 %. Pada pemeriksaan dada tampak simetris, pada paru-paru

terdengar wheezing dan ronchi.

Penatalaksaan Kebidanan yang diberikan pada Ny Y adalah penataksanan

secara mandiri bidan dan penatalaksanaan hasil kolaborasi dengan dokter,

penatalaksanaannya sebagai berikut : pemberian therapi oksigen dalam hal ini

bertujuan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih tinggi dibanding

28
dengan udara sekitar pada keadaan sesak nafas atau kondisi hipoksia yang

dialami oleh pasien akibat dari serangan asma, dokter memberikan laju

konsentrasi oksigen dalam 3 liter permenit dengan target saturasi pasien menjadi

normal yaitu diatas 98 %.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian baik data subjektif maupun objektif yang didapatkan

dari pasien Ny Y G1 P0 A0 hamil 24 minggu dengan pemasangan oksigen sudah

sesuai dengan definisi asma dalam kehamilan.

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif ditarik kesimpulan dan

dilakukan interpretasi data sehingga dapat didirikan Asesmen Kebidanan yang

sesuai dengan kondisi ibu.

Penataksanaan yang diberikan kepada Ny Y G1 P0 A0 hamil 24 minggu

dengan pemasangan oksigen adalah merupakan penalaksanaan secara mandiri

bidan dan penatalaksnaan hasil kolaborasi dengan dokter.

Berkaitan dengan mata kulaih keterampilan dasar klinik dalam hal ini

perasat pemberian atau pemasangan oksigen sudah dilakukan sesuai dengan daftar

tilik.

B. Saran

29
2. Bagi Penulis

Diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pengetahuan dan belajar dari

pengalaman nyata dalam memberikan asuhan Kebidanan.

3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi di perpustakaan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada bandung.

4. Bagi RSUD Palabuhanratu

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak RSUD Palabuhanratu

agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta penanganan pasien khususnya

pasien Kebidanan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth,2013.Buku Ajar Keperawatan.Jakarta:EGC.

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan

Volume 1. Jakarta: EGC

Buku sakua pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan dasar dan rujukan,

2013, kemetrian Kesehatan republic Indonesia, Jakarta ; WHO

http : //kaskus.us/archive/index.php/t-103450-p-6.htmi.

http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak 015.pdf/18 abstrak 015.htmi.

Jurnal Respiratory Indonesia. 2020; 40(4): 251-61

Prawirohardjo.2013.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

31

You might also like