You are on page 1of 46

LAPORAN PENDAHULUAN

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

Pemasangan Oksigen Pada Ny R, G1P0A0 Hamil 16 Minggu


Dengan Ashma Bronchiale
Di RSUD Palabuhanratu

DISUSUN OLEH :
ANI ANDRIYANI

4009220019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN DHARMA HUSADATAHUN
AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 12 Oktober 2022


Tertanda,

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini berjudul:
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

Pemasangan Oksigen Pada Pemasangan Oksigen Pada Ny R,


G1P0A0 Hamil 16 Minggu Dengan Ashma Bronchiale
Di RSUD Palabuhanratu

Oleh:

Ani andriyani
4009220019

Yang telah disahkan oleh Pembimbing pada tanggal

Pembimbing Lahan Pembimbing akademik

Sri Marlina SST DR .Yanti Herawati, SST.MKeb

Mengetahui,
Ketua Prodi

Ira Kartika, S.ST., M.Keb


NIK : 432121002020
DAFTAR ISI

Lembar Judul
Kata Pengantar ……………………………………………………… 1

Lembar Pengesahan ……………………………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………………………………. 3

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………… 4

BAB II Konsep Dasar Managemen Kebidanan …………………… 7

Daftar Pustaka ……………………………………………………… 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Terapi Oksigen (O2)


Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi medis berupa upaya pengobatan
dengan pemberian oksigen (O2) untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan
dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat dengan cara
meningkatkan masukan oksigen (O2) ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya
angkut oksigen (O2) ke dalam sirkulasi dan meningkatkan pelepasan atau ekstraksi
oksigen (O2) ke jaringan.
Dalam penggunaannya sebagai modalitas terapi, oksigen (O 2) dike- mas dalam
tabung bertekanan tinggi dalam bentuk gas, tidak berwarna, ti- dak berbau, tidak
berasa dan tidak mudah terbakar. Oksigen (O2) sebagai modalitas terapi dilengkapi
dengan beberapa aksesoris sehingga pemberian terapi oksigen (O2) dapat dilakukan
dengan efektif, di antaranya pengatur tekanan (regulator), sistem perpipaan oksigen
(O2) sentral, meter aliran, alat humidifikasi, alat terapi aerosol dan pipa, kanul,
kateter atau alat pem- berian lainnya.

B. Teknik Pemberian Terapi Oksigen (O2)


Sangat banyak teknik dan model alat yang dapat digunakan dalam terapi oksigen
(O2) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan keku- rangan. Pemilihan teknik
dan alat yang akan digunakan sangat ditentukan oleh kondisi pasien yang akan
diberikan terapi oksigen (O2).3
Teknik dan alat yang akan digunakan dalam pemberian terapi oksi gen (O2) hendaknya
memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen (O2) (FiO2) udara


inspirasi.
b. Tidak menyebabkan akumulasi karbon dioksida (CO2).
c. Tahanan terhadap pernapasan mininal.
d. Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen (O2).
e. Diterima dan nyaman digunakan oleh pasien.

C. Alat pemberian oksigen arus rendah


a. Nasal kanul dan nasal kateter.

Gambar 2.1.
Nasal Kanul

Gambar 2.2.
Nasal Kateter

b. Sungkup muka tanpa kantong penampung.

Gambar 2.3
Sungkup Muka Tanpa Kantong Penampung
c. Sungkup muka dengan kantong penampung.

Gambar 2.4.
Sungkup muka Partial Rebreathing &Sungkup Muka nonrebreathing

d. oksigen (O2) transtrakeal.

Gambar 2.5.
Oksigen (O2) Transtrakeal

D. Alat Terapi Oksigen (O2) Arus Tinggi


Gambar 2.7.
Alat Terapi Oksigen (O2) Arus Tinggi

8
BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

A. Konsep dasar Manajemen Kebidanan


Pengertian Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health
provider) harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu
mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan
yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan
pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang
manajemen kebidanan. (Wikipedia, 2016).
Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney (2010) Varney
(2010) menjelaskan proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970 an
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :
1) Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Langkah pertama mengumpulkan
data dasar yang menyeluruh untuk mengevaluasi ibu an bayi baru lahir.
Data dasar ini 13 meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic
sesuai indikasi, meninjau kembali proses perkembangan keperawatan saat
ini atau catatan rumah sakit terdahulu, dan meninjau kembali data hasil
laboratorium dan laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar yang
diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber infomasi yang
berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru lahir. Bidan mengumpilkan data
dasar awal lengkap, bahkan jika ibu dan bayi baru lahir mengalami
komplikasi yang mengharuskan mereka mendapatkan konsultasi doter
sebagai bagian dari penatalaksanaan kolaborasi.
2) Langkah II : Interpretasi data Menginterpretasikan data untuk kemudian
diproses menjadi masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan
kesehatan yang diidentifikasi khusus. Kata masalah dan diagnosis sama–
sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai

9
sebuah diagnosis tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh.
3) Langkah III: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial berdasarkan masalah dan
diagnose saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika
memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap
semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah langkah yang
sangat penting dalam member perawatan kesehatan yang aman.
4) Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Langkah keempat mencerminkan sikap kesinambungan proses
penatalaksanaan yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau
kunjungan prenatal periodic, tetapi juga saat bidan melakukan perawatan
berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya saat ia menjalani persalina.
Data baru yanf diperoleh terus dikaji dan kemudian di evaluasi.
5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh Mengembangkan
sebuah rencan keperawatan yang menyeluruh ditentukan dengan mengacu
pada hasil langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan
masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupaun yang
dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
6) Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan Melaksanakan rencana
perawatan secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secra
keseluruhan oleh bidan atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua,
bidan, atau anggota tim kesehatan lainnya. Apabila tidak dapat
melakukannya sendiri, bidan betanggung jawab untuk memastikan
implemntasi benar- benar dilakukan. Rencana asuhan menyeluruh seperti
yang sudah diuaraikan pada langkah kelima dilaksankan secara efisien dan
aman.
7) Langkah VII : Evaluasi Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa
apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai
tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang diidentifikasi

10
padalangkah kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan
perawatan kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. 1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta. InternaPublishing. 2009.

2. Rilantono LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. Edisi I.


Jakarta. Fa- kultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012.
3. Eka anisa Mordella dan Pamilih Eko Karyuni.2012.Buku Ajar Ilmu
Kebidanan,
4. Icesmi Sukarni dan Wahyu. 2013.Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Yogyakarta, Nuha Medika 1

12
LAPORAN KASUS
KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

Asuhan Kebidanan Pada Ny. R, G1P0A0 Hamil 16 mingguDengan


Pemasangan Oksigen Di Ruang Ponek RSUD Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi

DISUSUN OLEH :
ANI ANDRIYANI

4009220025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN DHARMA HUSADATAHUN
AKADEMIK 2022/2023

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat lllahi Rabbi, karena berkat Izin,

Limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Kasus ini dengan judul “Asuhan kebidanan pada Ny. R 24

tahun G1P0A0 hamil 16 minggudengan Asma Akut Di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuan Laporan Kasus ini

dimaksudkan sebagai syarat untuk meyelesaikan tugas praktek Keterampilan Dasar

Kebidanan ( KDK). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian

Laporan Kasus ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam struktur dan

sistematika penulisan, EYD, materi yang dipaparkan penulis dan sebagainya. Hal

tersebut terjadi akibat keterbatasan dalam pengontrolan waktu, kemampuan serta

sumber-sumber yang menjadi pedoman penulis dalam mencermati setiap kejadian

dan perubahan yang terjadi selama penyusunan laporan kasus ini. Oleh karena itu,

masukan atas kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan dari

semua pihak yang terkait demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Dalam proses penyusunan Laporan kasus ini, penulis memperoleh banyak

bantuan dan kerjasama berupa sumbangsih pemikiran, saran begitu pula dorongan

semangat yang luar biasa, serta bimbingan dari berbagi pihak. Akhir kata, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palabuhanratu, 12 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

A. Kehamilan .................................................................................. 5

B. Asma ......................................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS .......................................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap

sebagian besar kondisi pada fisiologi organ-organ tubuh, hal ini terjadi sehubungan

dengan rahim yang membesar bersama dengan tuanya kehamilan sehingga rongga dada

menjadi sempit dan gerakan paru akan terbatas saat mengambil O2 selama pernapasan,

kondisi ini akan mengakibatkan gangguan pernapasan yang salah satu diantaranya

yaitu Asma akut.

Kehamilan pada asma dapat mempengaruhi perubahan status klinis pasien

asma. Data menunjukkan sepertiga pasien asma dengan kehamilan mengalami

perburukan, sepertiga tidak berubah dan sisanya menjadi lebih baik. Fungsi paru, pola

ventilasi dan pertukaran gas dipengaruhi secara biokimia (hormonal) dan mekanik

selama proses kehamilan yang sehat. Mekanisme dasar pengaruh ibu hamil dengan

asma meliputi hipoksia, inflamasi, pengobatan kortikosteroid, riwayat eksaserbasi, ibu

merokok dan perubahan fungsi plasenta. Keadaan hormonal selama kehamilan sangat

berbeda dibandingkan saat tidak hamil serta mengalami perubahan selama kehamilan.

Perubahan-perubahan tersebut memberikan pengaruh terhadap fungsi paru. Prinsip

dasar pengobatan asma pada ibu hamil adalah memberikan terapi optimal sehingga

dapat mempertahankan asma yang telah terkontrol dan kesehatan serta kualitas hidup

ibu dan janin yang normal selama kehamilan. (J Respir Indo. 2020; 40(4): 251-61)

3
Dalam penatalaksanaannya pun akan berbeda antara asma pada wanita yang

sedang tidak hamil dengan wanita yang sedang hamil, begitupun dengan asma pada

wanita yang sedang bersalin.

Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat bergantung dari frekuensi dan derajat

berat serangan asma. Semakin berat serangan asma yang dialami ibu hamil maka risiko

hipoksia pada ibu dan janin juga akan semakin besar. Keadaan hipoksia jika tidak

segera diatasi akan memberikan pengaruh buruk pada janin seperti abortus, persalinan

prematur dan berat janin tidak sesuai umur kehamilan atau pertumbuhan janin

terhambat. Derajat berat ringan asma dapat berubah selama kehamilan sehingga

memerlukan pengaturan jenis dan dosis obat asma yang dipakai. Kondisi asma yang

tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah pada bayi yaitu peningkatan kematian

perinatal, pertumbuhan janin terhambat, lahir prematur, peningkatan operasi caesar,

BBLR dan perdarahan pasca partus (. (J Respir Indo. 2020; 40(4): 251-61)

Penyulit kehamilan dengan asma inilah yang akan kami angkat sebagai judul

dari makalah kami yaitu ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. R , G1 P0 A0 hamil

16 minggudengan pemasangan Oksigen di ruang Ponek RSUD Palabuhanratu

Kabupaten sukabumi”.

4
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Pada Ibu Hamil Ny. R, G1 P0 A0 hamil 16

minggudengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi.”.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengkajian Data subjektif pada ibu hamil Ny. R G1 P0 A0

hamil 16 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

b. Melakukan pengkajian data Objektif pada ibu hamil Ny. R G1 P0 A0 hamil

16 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

c. Merumuskan diagnosa kebidanan pada Ibu Hamil Ny. R G1 P0 A0 hamil

16 minggu dengan pemasangan oksigen di Ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

d. Melakukan penatalaksanaan yang tepat pada ibu hamil Ny. R G1 P0 A0

hamil 16 minggu dengan pemasangan pksigen di Ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

e. Malakukan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny. R, G1

P0 A0 hamil 16 minggu dengan pemasangan oksigen di ruang Ponek RSUD

Palabuhanratu.

5
C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam

memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny. R G1 P0 A0 hamil 16 minggu

dengan pemasangan oksigen”.

2. Bagi Institusi pendidikan

Dapat menjadi sumber informasi di perpustakaan Institusi Kesehatan

Rajawali Bandung.

3. Bagi RSUD Palabuhanratu

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Palabuhanratu agar dapat

meningkatkan pelayanan Kesehatan serta penanganan pada Ibu hamil Ny. R, G1

P0 A0 hamil 16 minggudengan pemasangan oksigen”.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009).

2. Perubahan fisiologis kehamilan

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70g dan kapasitas

10ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion yang

volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih

dengan berat rata-rata 1100g. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan

penebalan selsel otot sementara. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus

akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring

perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong

usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati.

7
Sejak trimester pertama kehamilan uterus 7 6 akan mengalami kontraksi

yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan

pemeriksaan bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan

terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada

satu atau dua minggu sebelum persalinan (Prawirohardjo, 2010).

b. Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah

menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks

bertambah, timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia serviks. Pada

akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio menjadi pendek

(lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh

satu jari (Prawirohardjo, 2010).

c. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan

di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron

dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).

d. Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

8
meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan

hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi,

sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang

merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang

dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus

(Prawirohardjo, 2010).

d. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya

dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih

besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning bernama

kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus

yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat

diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting

hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun

sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin akan

hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa dan pada

akhirnya akan meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

e. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh

darah yang membesar darah pula, mamae dan alat lain yang memang

9
berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah akan turun selama

16 minggupertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer

vaskuler resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus

oleh progesteron. Selama kehamilan normal cardiac output meningkat

sekitar 30-50% dan mencapai level maksimumnya selama trimester

pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan. Pada usia kehamilan

16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 16 minggutekanan darah

sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm.

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada

usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah

pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).

3. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda-tanda pasti hamil yaitu teraba gerakan janin didalam rahim,

terdengar bunyi jantung, pada pemeriksaan rotgen dan ultrasonografi

terlihat kerangka janin, kantong kehamilan (Manuaba, 2012).

B. Asma

1. Definisi

Asma adalah penyakit system respiratori yang ditandai dengan sesak

dan mengi ( wheezing ) berulang, hal ini disebabkan inflamasi kronik saluran

udara serta sekresi mucus berlebih (buku saku pelayanan kesehatan ibu di

fasilitas Kesehatan dasar dan rujukan, 2013),

10
Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru)

mengalami kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan pernapasanAsma

adalah peradangan kronik saluran nafas dengan heredites utama.

Asma adalah salah satu manifestasi gangguan alergi. ( http :

//kaskus.us/archive/index.php/t-103450-p-6.htmi)

Asma merupakan penyakit kronik dari saluran pernapasan yang

hilang dan timbul diduga mempunyai hubungan yang erat dengan sistem imun

dari tubuh. ( http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak 015.pdf/18

abstrak 015.htmi ).

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif

intermitten reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif

terhadap stimulus tertentu.

Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon

trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya

penyimpitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik

secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thorakic

Society)

2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asma bronkhial.

a. Faktor Predisposisi (Genetik)

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum

11
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas penderita dengan penyakit

alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena

adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma

bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu

hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor Prepisitas

1). Alergen

Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :

a). Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan Ex : debu, bulu

binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi

b). Ingestan, yang masuk melalui makanan dan obat-obatan

c). Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit Ex :

perhiasan, logam, dan jam tangan

c. Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi

asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya

serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti

: musim hujan, musim kemarau, musim bunga,. Hal ini berhubungan dengan

arah angin serbuk bunga dan debu.

d. Stress

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain

itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping

12
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang

mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk

menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka

gejala asmanya belum bisa diobati.

e. Lingkungan Kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang

bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polusi lalu lintas.

Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

f. Olahraga / aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan

aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah

menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi

segera setelah selesai aktifitas

3. Tanda dan Gejala :

Menurut buku saku pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan dasar dan

rujukan, tanda dan gejala asma adalah sebagai berikut :

a. sesak nafas

b. kesulitan bernafas

c. Kenaikan denyut nadi

d. Nafas berbunyi wheezing terutama saat menghembuskan udara

13
e. Batuk berdahak

f. Ronchi

g. Kejang otot di sekitar dada

4. Patofisiologi

Pada kasus asma sedang, hipoksia pada awalnya dapat dikompensasi oleh

hiperventilasi sebagai refleksi dari PO2 arteri normal, menurunnya PO2 dan alkalosis

respiratori. Pada obstruksi berat, ventilasi menjadi berat karena Fatigue

menjadikan retensi CO2 pada hiperventilasi, keadaan ini hanya dapat dilihat sebagai

PO2 arteri yang berubah menjadi normal. Akhirnya pada obstruksi berat yang diikuti

kegagalan pernafasan dengankarakteristik hiperkapnia dan asedemia.

Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama.

Peningkatan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada

kromosom 5, 6,11, 12, 14 & 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya tinggi,

kelompok gen sitokin dan reseptor antigen Y Cell sedangkan lingkungan yang menjadi

alergen tergantung individu masing-masing seperti influenza atau rokok.

Asma merupakan obstruksi saluran nafas yang reversible dari kontraksi otot

polos bronkus, hipersekresi mukus dan edem mukosa. Terjadi peradangan di saluran

nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi

virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media

konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes.

Karena prostagladin seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka

penggunaanya sebagai obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari jika

14
memungkinkan.

Perubahan faal paru selama kehamilan

Parameter fungsi paru pada uji spirometri selama kehamilan dalam batas normal

yaitu Kapasitas Vital Paksa (KVP), Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1) dan

Arus Puncak Ekspirasi (APE). Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) menurun secara

perlahan dan terdapat penurunan 8- 40% pada kondisi aterm. Kapasitas Residu

Fungsional (KRF) juga menurun 9,5-25% sementara Kapasitas Inspirasi (KI)

meningkat saat yang sama agar Kapasitas Paru Total (KPT) dapat tetap dipertahankan.

Tahanan jalan napas cenderung menurun selama kehamilan terutama akhir kehamilan

sebagai akibat pengaruh hormonal merelaksasi otot polos trakeobronkus. Komplains

paru, kapasitas difusi dan tekanan rekoil statis paru tidak berubah selama kehamilan.

Fungsi pernapasan tidak berbeda pada kehamilan tunggal atau kembar. Sims dkk

mendapatkan bahwa tidak ditemukan perubahan rasio VEP1/KV pada 12 ibu hamil

bukan asma dan 27 ibu hamil dengan asma saat istirahat dan latihan. Beckmann juga

melaporkan tidak didapatkan perubahan nilai APE yang dibuat tiap trimester pada 22

ibu hamil dengan asma.

5. Karakteristik

Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Asma interisik (berasal dari dalam)

Yang sebab serangannya tidak diketahui

b. Asma eksterisik (berasal dari luar)

15
Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat pernafasan)

Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Bisanya serangan

dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-

beda pada tiap penderita. Serangan asma yang hebat dapat menyebabkan kematian.

6. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :

1) Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

eosinofil.

2) Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari

cabang bronkus.

3) Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. Netrofil dan

eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

b. Pemeriksaan darah

c. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula

terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

d. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

e. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000 / mm dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi.

16
f. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu

serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang

bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.Akan

tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut :

1) Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak dihilus akan bertambah. Bila

terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan

semakin meningkat.

2) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltratepada paru. dapat pula

menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

3) Bila terjadi penuomonia mediastinum, pneuomotoraks dan penuomoperi

kardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

b. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

17
c. Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi

3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu :

1) Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan

clock wise rotation

2) Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB

(Right Bundle Branch Block)

3) Tanda – tanda hipoksemia, yakni sinus tachycardia, SVES dan VES atau terjadinya

depresi segmen ST negative

d. Scanning Paru

Dengan scaning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

e. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang

paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan

bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan

FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma.

Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%.

Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi

18
juga penting untuk menentukan berat obstruksi dan efek pengobatan. Banyak

penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

f. USG

Ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya sejak awal,

Pemeriksaan dengan USG dilakukan sejak usia kehamilan 12 – 20 minggu untuk

mengetahui pertumbuhan janin. USG dapat diulang pada TM II dan TM III terutama

bila derajat asmanya berada pada tingkat sedang dan berat.

8. Penatalaksanaan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma.

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai

penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya

sehingga penderita mengerti tujuan pengobatannya yang diberikan dan bekerja

sama dengan dokter atau perawat / bidan yang merawatnya.

9. Pengobatan

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu :

a. Pengobatan non Farmakologik :

1) Memberikan penyuluhan

2) Menghindari faktor pencetus

3) Pemberian cairan

4) Fisiotherapy

19
5) Beri O2 bila perlu.

b. Pengobatan Farmakologi :

1) Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas seperti aminofilin atau

kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan.

2) Obat antiasma umumnya tidak berpengaruh negative terhadap janin kecuali

adrenalin karena adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin yang dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah ke janin yang dapat mengganggu

oksigenasi pada janin tersebut.

3) Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus

4) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :

a) Memberikan cairan intravena

b) Mengencerkan cairan sekresi di paru

c) Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2 ) sehingga tercapai

PO2 lebih 60 mmHG dengan kejenuhan 95% oksigen atau normal.

d) Cek fungsi paru

e) Cekkesejahteraan janin dengan Dopler atau NST

5) Pada pasien dengan kegawatdaruratan Obestri memberikan obat kortikosteroid

merupakan pilihan utama dalam menangani status asmatikus dengan gagal

nafas.

6) Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan setelah pengobatan

intensif selama 30-60 menit .

20
7) Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin tetapi pilihlah

morfin atau analgesic epidural.

8) Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan prostagladin E2 karena dapat

menyebabkan bronkospasme.

9) Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.

10) Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan

mengalami gangguan pencernaan, gelisah dan gangguan tidur.

11) Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya karena

kadarnya dalam air susu sangat kecil.

10. Komplikasi

Pengaruh Terhadap Kehamilan & Persalinan

a. Keguguran

b. Persalinan prematur

c. Pertumbuhan janin terhambat

d. Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :

e. Menurunnya aliran darah pada uterus

f. Menurunnya venous return ibu

g. Kurva dissosiasi oksi bergeser ke kiri

Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi :

a. Menurunnya aliran darah ke pusat

21
b. Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik

c. Menurunnya cardiac output

d. Perlu diperhatikan efek samping pemberian obat-obatan asma terhadap janin,

walaupun tidak ada bukti bahwa pemakaian obat – obat anti asma akan

membahayakan janin.

e. Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama Hamil

Jangan merokok

11. Pencegahan

a. Kenali faktor pencetus

b. Hindari flu, batuk, pilek atau infeksi saluran nafas lainnya. Kalau tubuh terkena

flu segera obati.

c. Jangan tunda pengobatan jika tidak ingin asma kambuh.

d. Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari terjadinya

kekurangan oksigen pada janin.

e. Hanya minum obat-obatan yang dianjurkan dokter.

f. Hindari faktor risiko lain selama kehamilan

g. Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya

h. Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam

rumah dari perabotan yang memimbulkan alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk,

asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga.

i. Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang

22
j. Sering – sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan

k. Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga

tahan terhadap faktor pencetus.

23
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kunjungan Awal

Tanggal Pengkajian : 27-09-2022

Pukul : 10.00 WIB

Tempat pengkajian : Ruang PONEK / VK IGD RSUD Palabuhanratu

A. Data Subjetif

1. Identitas Ibu dan Suami

a) Biodata ibu

Nama : Ny.Y

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Kp. P

Gol. Darah : O

b) Biodata suami :

Nama : Tn.P

Umur : 38 th

Agama : Islam

24
Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. P

Gol.Darah : A

2. Keluhan utama

Sesak nafas

3. Keluhan Tambahan

Ibu mengatakan sedang hamil pertama usia hamil 6 bulan, mengeluh sesak nafas,

seperti sulit bernafas disertai batuk kering sejak 2 hari yang lalu, keluhan bertambah

berat sejak tadi pagi sekitar pikul 08.00 WIB, pergerakan janin masih ibu rasakan.

4. Riwayat Kehamilan

Trimester I : 2x kunjungan ANC Keluhan : mual, Terapi : Tablet Asam Folat 1

x 400 mg dan B 6 1 x 1 tablet.

Trimester II : 2x kunjungan ANC Keluhan : mudah lelah Terapi : Tablet Fe 1x1

dan Asam folat 1 x 400 mg.

5. Riwayat Kesehatan

Ibu mempunyai riwayat penyakit asma sejak kecil, terakhir kambuh saat usia

hamil 12 mgg. Tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan

penyakit jantung.

Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

25
6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada yang mempunyai Riwayat asma di keluarga yaitu ayah kandung. Keluarga

tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan penyakit

jantung.

Ibu mengatakan suaminya dan ayahnya merupakan perokok aktif dapat

menghabiskan rokok sebanyak lebih dari 12 batang perhari.

7. Pola Kebutuhan Dasar ibu hamil

a. Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan dengan nasi, sayur, dan lauk

b. Minum : Minum 3 kali sehari, air putih, sehingga intake cairan yang masuk kurang

karena sering batuk

c. Istirahat : Ibu mengatakan biasanya beristirahat 1-2 jam

d. Aktifitas : Ibu belum bisa aktivitas seperti biasa seperti sejak keluhan dirasakan

e. Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari

f. Riwayat Psikologi : Ibu cemas dengan keadaannya khawatir terjadi hal yang tidak

diharapkan pada bayinya.

B. Data Objective

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Sedang

b. Kesadaran : Compos mentis

26
c. Status Emosional : Stabil

d. Tanda-Tanda Vital TD : 120/80 mmHg Nadi : 102 kali/menit respirasi : 32

kali/menit Suhu : 36,5 oC

e. SpO2 95 %

2. Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala : Tidak ada benjolan

b. Rambut : Hitam, Bersih, Rambut terlihat tebal

c. Mata : Simetris, Conjuntiva merah muda, seklera putih (tidak ikhterik)

d. Muka : Tidak ada benjolan dan tidak ada oedem

e. Telinga : Bersih, Tidak ada serumen

f. Hidung : Bersih ,tidak ada pernafasan cuping hidung

g. Mulut : Simetris, mukosa lembab, gigi sudah mulai tumbuh dan lidah bersih.

h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

i. Payudara : Tidak ada benjolan areola bersih, puting susu menonjol

j. Dada : simetris kiri dan kanan, auskultasi terdengar bunyi Wheezing pada

paru-paru, dan terdengar Ronkhi

k. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada striae TFU setinggi pusat,

ballotemen positif auskultasi Denyut Jantung Janin 142 x/menit

l. Kandung Kemih : kosong, dan bila nyeri bila ditekan

m. Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan tidak ada varises

n. Genetalia : tidak ada pengeluaran pervaginam

27
3. Pemeriksaan penunjang

a. HB : 12, 6 gr %

b. Golongan Darah : O

c. Leukosit 16.600 dl

d. Hematokrit 36

e. Trombosit 316.000

f. Eritrosit 4,16

g. GDS 124 gr/dl

C. Assesment

Ny. R usia 24 tahun G1P0A0 hamil 16 minggu dengan Asma Bronchiale

D. Penatalaksanaan

1. Membantu mengatur posisi ibu dalam posisi semi fowler

2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan ibu dan bayinya

3. Menjelaskan pada ibu tentang hamil dengan asma

4. Memberitahu Ibu penyebab asma

5. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu akan diberi terapi Oksigen

6. Menyiapkan alat- alat pemasangan oksigen :

- Canul oksigen dewasa

- Tabung Oksigen

28
- Sarung tangan

- Cutton bud

7. Mencuci tangan

8. Memakai sarung tangan

9. Membersihkan hidung dengan cutton bud

10. Memasang sambungan ujung selang canula ke ujung saluran keluar oksigen pada

regulator, sambal mengecek apakah terasa udara yang keluar pada tangan

11. Memasang canula pada lubang hidung dengan cara selang melingkari kepala atau

selipkan pada telinga atau fiksasi

12. Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan

13. Mengajarkn klien bernafas melalui hidung dengan mulut tertutup

14. Memastikan pasien nyaman dn cukup atas oksigen yang diberikan

15. Merendam sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

16. Mencuci tangan

17. Mendokumentasi Tindakan yang dilakukan

29
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Keterampilan Dasar Prktik Klinik yang dilakukan pada Ny. R usia 24

tahun G1 P0 A0 Hamil 16 minggudengan Asma Akut pada tanggal 27 September 2022

telah diberikan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dokter yaitu pemberian

oksigen sebanyak 3 Lpm menggunakan nasal canula.

Pada pengkajian data objektif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik ibu baik

secara inspeksi, perkusi maupun auskultasi. Data objektif yang didapatkan adalah

kondisi umum ibu tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis Tanda -tanda vital

sebagai berikut TD 120/80 mmhg, N 102 x/m Respirasi 32 x/menit s 36,5 C Sp02 95

%. Pada pemeriksaan dada tampak simetris, pada paru-paru terdengar wheezing dan

ronchi.

Penatalaksaan Kebidanan yang diberikan pada Ny. R adalah penataksanan secara

mandiri bidan dan penatalaksanaan hasil kolaborasi dengan dokter,

penatalaksanaannya sebagai berikut : pemberian therapi oksigen dalam hal ini

bertujuan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih tinggi dibanding

dengan udara sekitar pada keadaan sesak nafas atau kondisi hipoksia yang dialami oleh

pasien akibat dari serangan asma, dokter memberikan laju konsentrasi oksigen dalam

3 liter permenit dengan target saturasi pasien menjadi normal yaitu diatas 98 %.

30
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian baik data subjektif maupun objektif yang didapatkan dari

pasien Ny. R G1 P0 A0 hamil 16 minggu dengan pemasangan oksigen sudah sesuai

dengan definisi asma dalam kehamilan.

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif ditarik kesimpulan dan dilakukan

interpretasi data sehingga dapat didirikan Asesmen Kebidanan yang sesuai dengan

kondisi ibu.

Penataksanaan yang diberikan kepada Ny. R G1 P0 A0 hamil 16 minggu dengan

pemasangan oksigen adalah merupakan penalaksanaan secara mandiri bidan dan

penatalaksnaan hasil kolaborasi dengan dokter.

Berkaitan dengan mata kulaih keterampilan dasar klinik dalam hal ini perasat

pemberian atau pemasangan oksigen sudah dilakukan sesuai dengan daftar tilik.

B. Saran

2. Bagi Penulis

Diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pengetahuan dan belajar dari

pengalaman nyata dalam memberikan asuhan Kebidanan.

31
3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi di perpustakaan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Dharma Husada bandung.

4. Bagi RSUD Palabuhanratu

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak RSUD Palabuhanratu agar

dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta penanganan pasien khususnya pasien

Kebidanan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth,2013.Buku Ajar Keperawatan.Jakarta:EGC.

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan Volume

1. Jakarta: EGC

Buku sakua pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan dasar dan rujukan, 2013,

kemetrian Kesehatan republic Indonesia, Jakarta ; WHO

http : //kaskus.us/archive/index.php/t-103450-p-6.htmi.

http ://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/18 abstrak 015.pdf/18 abstrak 015.htmi.

Jurnal Respiratory Indonesia. 2020; 40(4): 251-61

Prawirohardjo.2013.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

33

You might also like