You are on page 1of 5

Lembar Kerja Peserta Didik

Pertemuan Ketiga

Indikator Pembelajaran: 3. Peserta didik dapat menanggapi unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen (90
Menit)

Nama :

Kelas :

Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan kedua teks dibawah ini!

1. Apa yang membedakan teks 1 dan teks 2?

………………………………………………………………………………………………………………………………
…………..……………………………………………………………………………………………………………………
…………………….

2. Perhatikan komplikasi pada kedua teks tersebut! Manakah yang secara lebih detil dan kentara terjadinya
konflik batin? Jelaskan dengan menggunakan bahasamu!

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
3. Apa yang membatasi teks 2 sehingga menjadi lebih singkat dari teks 1?

………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………..………………………………………………………………………………………………………

4. Perwatakan yang diangkat pada teks 2 lebih singkat. Jelaskan perwatakan apa yang ada pada teks 2!

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………..………………………………………………………………………………………………………………

5. Mengapa unsur intrinsik dari cerpen cenderung sederhana dan relatif tunggal? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
Teks 1:

Pertanda

Dua ratus ribu rupiah kudapat hari ini. Bergegas kulangkahkan kakiku kembali ke rumah
secepatnya. Aku tak ingin semua kelaparan karena keterlambatanku kembali. Sudah lima bulan semenjak
pandemi terjadi ayah tak mendapat pemasukan sama sekali dari usaha jok kursinya. Ayah sudah berusia 55
tahun dan ibu berusia 60 tahun, sudah cukup tua untuk mencoba peruntungan mengais rejeki. Dengan
kesadarankulah sebagai putra tertua dan yang merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
keluarga, aku harus bekerja di sela-sela kegiatan belajar dari rumah.

Ibu sedang menanak nasi ketika aku datang. Kusodorkan uang dua ratus ribu rupiahku upah
menjadi kenek bangunan selama dua hari. Ibu tertegun, menatapku seakan tak percaya menerima uang itu
dariku. “Din, sebentar lagi kamu ujian, kamu sudah kelas 12, Nak! Jangan kau paksakan bekerja, nanti tugas
dan nilaimu anjlok,” suara Ibu lirih kepadaku. “Gak, apa-apa bu. Aku ikhlas bantu ibu, dan bapak. Doakan saja
aku bisa membagi waktu ya bu,” kataku sambil bergegas mandi untuk pergi mengaji di mushola.

Tak tega aku dengan tubuhnya yang berusaha menyenangkan ibu dan bapaknya. Seharusnya dia
tak usah memikirkan periuk nasi dan pinggan lauk di rumah ini. Tapi apa daya aku dan ibunya telah berusaha
sekuat tenaga mencari penghasilan lain. Usahaku mandek karena pandemi, tak tega juga aku merumahkan
pegawaiku tanpa uang gaji, karena banyak manusia yang harus diberikan asupan makan. Sisa tabunganku
kugunakan untuk memberikan kepalan uang kepada mereka, minimal untuk bertahan sebulan. Hingga tak
bersisa uang di tabungan. Istriku dan tiga anakku tak mengeluh, tapi aku tau sinar mata mereka merasa sedih.
Tubuh mudanya membuat dia menanggung keluarga, yang harusnya aku lakukan kini berpindah ke tanggung
jawabnya.

“Ah, UI, bagaimana caraku menyampaikannya kepada Bapak? Tentu Bapak senang aku
memperolehnya tapi bagaimana dengan biayanya? Jika kulepas sayang juga,” runtukku pada diriku sendiri.
Kugenggam kertas hasil cetak pengumuman SNMPTN undangan. Sebersit bangga pada diriku, bahwa aku
sudah membanggakan ibu dan bapak. Tiba-tiba kepalaku pusing, gelap, hingga samar-samar suara hilang dari
pendengaranku, terbayang senyum bapak, ibu, Lila, dan Haziq……..

(Erny Istijati- 24032021)

Teks 2

Senyum

Senyum milik semua orang tak terkecuali aku. Aku juga punya senyum yang digunakan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Entah senyum sinis kepada Erlan yang selalu merudung Luki, atau senyum
manis malah teramat manis yang kuberikan kepada Fira adik kelas yang cantik tiada tara menurutku. Sampai
senyum pahit, hambar, hingga mengejek semua orang punya, begitu pun juga aku. Hingga suatu hari aku
harus berurusan dengan guru BK gara-gara senyum.

Iya gara-gara senyum, bayangkan hanya karena aku sedang membayangkan Fira berjalan
denganku. Tentu ekspresi senyum yang kutampilkan, hingga guru matematika marah karena aku merasa
tidak memperhatikanya ketika menjelaskan soal, sesungguhnya aku memerhatikan hanya saja sepersekian
detik tiba-tiba wajah Fira yang manis melintas dalam otakku. Oh senyum, senyum kenapa bisa membuat aku
senyum-senyum sendiri…..
(erny isti)

Rubrik penilaian performa siswa

Refleksi guru

Penilaian Peserta DIdik Pada LKPD

Penilaian: Nilai perolehan : (skor yang dicapai:skor maksimal) x 100

Contoh : (20:20 )x100= 100

You might also like