You are on page 1of 13

PENYUSUNAN PROGRAM BK DI SEKOLAH

Tahun Pelajaran 2019/2020

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


SLB NEGERI BUDI UTAMA
Jl. Melati Kesambi Baru, Kota Cirebon
MODUL MATERI PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

KOMPETENSI DASAR Peserta mampu memahami dan


mengimplementasikan praktik
penyusunan dan pengembangan
program bimbingan dan konseling yang
komprehensif.
INDIKATOR 1. Peserta memahami kerangka kerja
utuh bimbingan dan konseling
(comprehensive school guidance and
counseling)
2. Peserta mampu mengidentifikasi
secara tepat komponen-komponen
program bimbingan dan konseling yang
komprehensif
3. Peserta memahami secara mendalam
urgensi manajemen program dan
layanan dalam bimbingan dan konseling
4. Peserta dapat mendemonstrasikan
penyusunan program bimbingan dan
konseling di sekolah
KOMPONEN MATERI 1. Kerangka kerja utuh bimbingan dan
konseling
2. Komponen-komponen program
bimbingan dan konseling komprehensif
3. Manajemen bimbingan dan konseling
4. Praktik penyusunan program
bimbingan dan konseling di sekolah
METODE Brainstorming, Diskusi Kelompok, dan
Penjelasan Materi
ALOKASI WAKTU 300 menit
BAHAN DAN ALAT Kertas Flip-Chart, Spidol, kertas meta-
plan, Slide power point
A.PENDAHULUAN

Pemahaman tentang bimbingan dan konseling (selanjutnya baca; BK) sebagai


suatu sistem dan kerangka kerja kelembagaan tidak dapat dilepaskan dari panda
ngan umum bahwa layanan BK merupakan bagian integral dari sistem pe
ndidikan. Di Amerika Serikat, latar kelahiran BK secara historis bermula
dari keprihatinan yang mendalam dari kalangan dunia pendidikan terhadap c
arut‐marutnya perkembangan kepribadian generasi muda terutama kalangan
pelajar disekolah yang terkena dampak gelombang besar industrialisasi di kota-
kota besar ; jumlah siswa drop out meningkat (kaum muda lebih memilih
bekerja ketimbang sekolah, sementara keterampilan kerja tidak memadai),
pergeseran nilai dalam keluarga dan masyarakat, urbanisasi besar-besaran dari
desa ke kota, dan problem-problem social yang lain.

Kenyataan tersebut akhirnya memicu tumbunya layanan bimbingan dan


konseling sebagai suatu gerakan social yang selaras dengan kemajuan yang
berkembang dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat pada saat itu yang di
pelopori oleh tokoh-tokoh pendidikan saat itu, seperti Frank Parsons, Charles
Merrill, Mayer Blommfield. Para tokoh tersebut sama-sama memandang secara
kritis bahwa gelombang refolusi industry yang membawa dampak negative bagi
perkembangan generasi muda harus di cegah.

Gerakan bimbingan yang muncul di AS dalam bentuk bimbingan pekerjaan


tersebut membawa pengaruh besar terhadap banyak Negara lainnya, seperti
Filipina, Malaysia, India, dan tidak terkecuali Indonesia. Gunawan menjelaskan
bahwa pada periode awal kemerdekaan masalah bimbingan pekerjaan baru di
perhatikan oleh jawatan yang mengurus masalah tenaga kerja.

B. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH


KOMPREHENSIF

Bercermin pada latar sejarah kelahiran dan perkembangan BK tersebut,


dewasa ini muncul istilah comprehensive scholl guidance and counceling,
sebagai kerangka kerja utuh yang harus di pahami oleh tenaga-tenaga hali di
bidang BK. Berikut lima premis dasar yang menegaskan istilah tersebut :

1. Tujuan BK bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.


2. Program BK bersifat pengembangan
3. Program BK melibatkan kolaborasi antar staff
4. Program BK dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari
perencenaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberalanjutan.
5. Program BK di topang oleh kepemimpinan yang kokoh

Bowers dan Hatch menegaskan bahwa program bimbingan dan konseling


sekolah tidak hanya bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga
harus bersifat prefentif dalam desain, bersifat pengembangan dalam tujuannya.

C. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam buku penataan pendidikan professional konselor dan layanan BK


dalam konseling dalam jalur pendidikan formal dijelaskan bahwa program BK
mengandung empat komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan,
pelayanan perencanaan individual, pelayanan responsive dan dukungan system.

1. Pelayanan dasar
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangkia panjang sesuai dengan tahap dan tugas-
tugas perkembangan yang di perlukan dalam pengembangan kemampuan
memilijh dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar
mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, focus perilaku yang dikembangkan
menyambut aspek-aspek pribadi, social, belajar dan karir, semua ini
berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Materi pelayanan dasar dirumuskan dan di kemas atas
dasar standar kompetensi kemandirian. Materi pelayanan dasar dirumuskan
dan dikemas atas dasar standard kompetensi kemandirian antara lain
mencakup pengembangan.
2. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual,
konseling krisis, konsultan dengan orang tua, guru dan alih tangan kepada
ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan
responsive.
Tujuan pelayanan responsive bergantung pada masalah atau kebutuhan
konseli. Masalah dan kebutuhan dan memecahkan masalah yang dialaminya
atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Focus pelayanan rseponsif bergantung pada masalah atau kebutuhan konseli.
Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk
memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan
dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh
informasi sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika,
dan pergaulan bebas.
3. Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia dilingkungannya.
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar mampu: (1)
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karir, (3)
dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana
yang akan dirumuskan.
Focus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karir, dan social-pribadi. Secara rinci
cakupan focus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek, (1)
akademik, meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan
pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, (2) karir, meliputi
mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi peluang-peluang
pekerjaan, (3) social-pribadi meliputi pengembangan konsep diri yang
positif, dan pengembangan keterampilan social efektif.
4. Dukungan Sistem
Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling
secara langsung. Sedangkan dukungan system merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tatakerja, infrastruktur, dan
pengembangan kemampuan professional konselor secara berkelanjutan,
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas.
a. Pengembanga Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi (1)
kosultasi dengan guru-guru, (2) menyelenggarakan program kerja sama
dengan orang tua atau masyarakat, (3) berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah, (4) bekerja
sama dengan personel sekolah, (5) melakukan penelitian tentang masalah
yang berkaitan erat dengan bimbingan dan kosneling.
b. Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling
melalui kegiatan-kegiatan; (1) pengembangan program, (2)
pengembangan staf, (3) pemanfaatan sumber daya, (4) pengembangan
penataan sekolah.
Keempat komponen pelayanan BK yang meliputi pelayanan dasar,
perencanaan individual, pelayanan responsive dan dukungan sistem dapat
digambarkan dalam bentuk matriks sederhana sebagai berikut :
PELAYANAN
DASAR

PERENCANAAN PESERTA
INDIVIDUAL DIDIK

PELAYANAN
RESPONSIF

DUKUNGAN 1. PENGEMBANGAN
SISTEM PROFESIONAL
2. KONSULTASI
3. KOLABORASI
4. MANAJEMEN

Gambar 1.1 Komponen Program Bimbingan dan Konseling

Setelah komponen-komponen utama pelayanan dipahami hakikat,


tujuan, dan fokus pengembangannya, yang penting untuk dideskripsikan lebih
lanjut adalah keterakiatan antara komponen dengan strategi pelayanan yang akan
digunakan. Kerangka kerja utuh BK ini memberikan gambaran bahwa suatu
program hendaknya dimulai dari penilaian terhadap kebutuhan psesrta didik
maupun kebutuhan lingkungannya. Melalui penilaian-penilaian tersebut, konselor
maupun BK dapat memahami bahwa baik peserta didik maupun lingkungan
memiliki tuntutan dan harapan yang tidak dapat diabaikan satu dengan yang
lainnya. Harapan-harapan tersebut lebih lanjut dapat di rumuskan dalam bentuk
seperangkat tugas perkembangan kompetensi yang akan dicapai serta tujuan-tujuan
perubahan yang diinginkan. Secara skematis, kerangka kerja tersebut sebagaimana
terlihat pada gambar sebagai berikut :
ASESMEN HARAPAN KOMPONEN STRATEGI
LINGKUNGAN DAN KONDISI PROGRAM PELAYANAN
LINGKUNGAN

- Pelayanan dasar - Pelayanan orientasi


- Perangkat tugas bimbingan dan - Pelayanan informasi
perkembangan/ konseling (untuk - Bimbingan kelompok
(kompetensi, seluruh pesera didik - Konseling individual
kecakapan hidu dan orientasi jangka - Konseling kelompok
nilai dan moral panjang) - Rujukan (referal)
peserta didik) - Pelayanan Responsif - Bimbingan teman
- Tataran tujuan (pemecahan sebaya
bimbingan dan masalah, remidi) - Pengembangan media
konseling - Pelayanan - Instrumentasi
(penyadaran Perencanaan - Penilaian individual
akomodasi, Individual atau kelompok
tindakan) (perencanaan - Penempatan dan
- Permasalahan pendidikan, karir, penyaluran
yang perlu personal, sosial) - Kunjungan rumah
diselesaikan - Dukungan Sistem - Konferensi kasus
dengan jalur (aspek manajemen, - Kolaborasi guru
mediasi dan - Kolaborasi orang tua
pengembangan) - Kolaborasi ahli lain
- Konsultan
- Akses informasi dan
teknologi
- Sistem manajemen
ASESMEN HARAPAN DAN - Evaluasi, akuntabilitas
PERKEMBANGAN KONDISI KONSELI - Pengembangan profesi
KONSELI

Gambar 1.2 Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling


D. PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH

Melalui pemahaman dan penguasaan yang mendalam tentang asumsi


pokok program BK yang bersifat komprehensif dan penjabaran dalam
komponen-komponen program, maka konselor diharapkan dapat menyusun
dan mengembangkan rencana aksi layanan BK dengan tujuan dan target
terukur serta berdasarkan skala prioritas layanan yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang konselor harus


menyadari sepenuhnya bahwa tujuan-tujuan yang akan ditetapkan dalam
perencanaan program BK harus menjadi bagian integral dari tujuan yang
akan ditetapkan dalam perencanaan program BK harus menjadi bagian
integral dari tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang
ada di sekolah secara khusus. Dengan demikian, petugas bimbingan dan
konseling mampu dengan tepat menentukan bagaimana cara yang efektif
untuk mencapai tujuan beserta menyelesaikan berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan siswa dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia (KBBI V1.1 ofline) program


merupakan rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan oleh
pihak tertentu. Masih dalam kamus KBBI V1.1 ofline yang memberikan arti
lain mengenai program yaitu usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan
tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi.
Program merupakan usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.

Jones (1996:295) berpendapat program adalah “A programme is


collection of interrelated project designed to harmonize and integrated
various action an activities for achieving averral policy abjectives” (suatu
program adalah kumpulan proyek-proyek berhubungan yang telah dirancang
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integratif
untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan. unsur
pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program
dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan
mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

5. Strategi pelaksanaan.

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan
lebihmudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian
program yang diuraikan. Beberapa karakteristik tertentu yang dapat
membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau


sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya


juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat
diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model


teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin
diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada
pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi
dan apa yang menjadi solusi terbaik.

Layanan (KBBI V1.1 ofline) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat atau media untuk mencapai maksud dan tujuan.
Sementara Layanan khusus sumber belajar ini adalah suatu kegiatan yang
dilakukan diluar kelas atau diluar jam belajar (tidak dalam proses belajar
mengajar dikelas namun masih dilingkungan sekolah) guna mengoptimalkan
penguasaan materi oleh perserta didik.
Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa program
dan layanan khusus sumber belajar ialah suatu rancangan yang akan
dijalankan oleh pihak tertentu dengan memanfaatkan alat atau media untuk
mencapai suatu tujuan.

PROGRAM LAYANAN KHUSUS

SLB NEGERI BUDI UTAMA

TAHUN AJARAN 2019/2020

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

No Kegiatan Aspek Evaluasi Deskripsi Metode Kriteria


Bimbingan Proses Hasil Hasil
Evaluasi
dan Evaluasi
Konseling
yang
dievaluasi
1. Layanan Pemahaman Terlaksana, Siswa dapat: Observa Cukup
Orientasi, dalam - si,
mencakup: proses Menyebutk angket
pengenalan pembelajar an dan
sekolah, an kepemilikan ceklist
program atau penga sekolah,
studi / mata mbilan macam mata
pelajaran, keputusan pelajaran
pengenalan yang harus
layanan BK diikuti.
-
Pentingnya
keterbukaan
terhadap guru
BK.

2. Layanan Pemahaman Terlaksana, Siswa, Observa Cukup


Informasi dalam meningkat si dan
kegiatan
wawasan, konsulta
bimbingan
belajar dan disiplin si
sikap belajar, sikap
perilaku.
terhadap
sesama
teman, dsb
3. Layanan Pemahaman Terlaksana Siswa mampu Observa Cukup
Penempatan/ ketika anak mengenal dan si dan
Penyaluran sudah mengendalika konsulta
memasuki n diri dari si.
tahap serangan
untuk panic attack.
mengenai
lapangan.
4. Layanan Pemahaman Terlaksana Siswa mampu Praktek Cukup
Penguasaan ketika guru memhamai di kelas
Konten/Belaj dan siswa berbagai
ar melaksana materi dalam
kan KBM pelajaran
dalam yang yang
kelas. telah
disampaikan
oleh guru.

E. Substansi Manajemen layanan khusus

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting


dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki
tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta
didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN Bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang
adanya tujuan pendidikan nasional.Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab
tersebut maka sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang
dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan
tersebut dapat tercapai.
Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di
organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta
dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus
diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan
di sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam
keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah
suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai
secara efektif dan efisien.

Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen yaitu


(a). Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga
sekolah dan penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah,
(b). Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program
layanan khusus bagi warga sekolah, (c). Penggerakan, meliputi pengaturan
pelaksanaan perpustakaan, koperasi sekolah, ketrampilan, unit kesehatan
sekolah, ekstakulikuler, tabungan, keagamaan, kantin, perpustakaan, kafetaria,
dan layanan khusus lainnya, (d). Pengawasan, meliputi pemantauan program
layanan khusus dan penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga
sekolah.
Mengetahui, Cirebon, 05 Agustus 2019
Kepala Sekolah, Guru Kelas

ELIS KUSDINAR, S.Pd, M,M.Pd SARWINASTI,S.Pd


NIP. 196508231986102001 NIP. 197004032005012007

You might also like