You are on page 1of 11

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SEKOLAH DASAR

Widada
e-mail: widada_bkum@yahoo.com

Abstract: Any formal educational institutions including elementary school (SD) aims to
produce individuals achieve optimal development in accordance with the values, interests and
values into their way of life. Required three activities that form the main activity of the
instructional- curricular and administrative activities that support and supervision and guidance
activities and other services for the welfare of students. These activities synergize with each other
to jointly achieve the goal. Paradigm Guidance and Counseling program (BK) is a developmental
guidance and counseling services as the specific services that facilitate the development of each
student to be able to achieve the developmental task in accordance with the period of
development or level of education. There are four components of the program BK BK basic
services, responsive services, individual planning services and support systems. BK program
components are implemented via tail intervention strategies for the provision of services as well
as supporting activities with BK main objectives to students. Implementing programs in SD BK
classroom teacher is in charge of implementing the guidance and counseling services in the
classroom which they are responsible.

Abstrak: Setiap lembaga pendidikan formal termasuk Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk
menghasilkan individu mencapai perkembangan optimal sesuai dengan potensi, minat dan nilai
yang menjadi pandangan hidupnya. Diperlukan tiga aktivitas yang berupa aktivitas utama yakni
instruksional-kurikuler dan aktivitas pendukung yakni administrasi dan supervisi serta aktivitas
bimbingan dan layanan lain bagi kesejahteraan siswa. Aktivitas-aktivitas tersebut saling
bersinergi satu sama lain untuk secara bersama-sama mencapai tujuan. Paradigma program
Bimbingan dan Konseling (BK) perkembangan merupakan layanan bimbingan dan konseling
sebagai layanan spesifik yang memfasilitasi perkembangan setiap siswa agar mampu mencapai
tugas perkembangan sesuai dengan periode perkembangannya atau jenjang pendidikannya.
Terdapat empat komponen program BK yakni layanan dasar BK, layanan responsif, layanan
perencanaan individual dan dukungan sistem. Komponen program BK tersebut dilaksanakan
melalaui strategi intervensi berupa pemberian layanan BK serta kegiatan pendukung dengan
sasaran pokok kepada siswa. Pelaksana program BK di SD ialah guru kelas bertugas
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Kata Kunci: bimbingan, konseling, Sekolah Dasar

Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pen- lainnya. Dengan kata lain setiap aspek ke-
didikan formal bertujuan menghasilkan per- pribadian itu harus memperoleh
kembangan optimal pada setiap individu se- kesempatan berkembang secara seimbang
suai dengan kemampuan atau potensinya, tanpa ada pe- ngabaian dari salah satunya.
minatnya serta nilai sebagai pandangan hi- Misalnya seko- lah menekankan
dupnya (Nurihsan dan Sudianto: 2005, Pra- perkembangan aspek inte- lektualnya
yitno dan Amti: 2001, Depdiknas: 2008). dengan memprioritaskan pembe- rian
Perkembangan optimal ini meliputi semua pelajaran yang dominan bagi perkem-
aspek pribadinya yakni aspek jasmani, inte- bangan intelektual itu, namun mengabaikan
lektualitas, moral, sosial, serta aspek perkembangan aspek lain seperti
pribadi perkemba- ngan moral. Memprioritaskan
perkembang-

65
66 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 65-75

an moral dengan mengabaikan perkemba- pendukung yang diperlukan bagi kelancaran


ngan sosial juga tidak boleh terjadi. Widada jalannya instruksional ialah aktivitas yang
(1992) menjelaskan bahwa untuk bisa men- berhubungan dengan pengelolaan atau ma-
capai tujuan seperti dikemukakan di atas najemen sekolah dan aktivitas bimbingan
pada setiap SD perlu menyelenggarakan serta pelayanan lain bagi kesejahteraan sis-
berbagai macam aktivitas. Aktivitas itu pa- wa.
da dasarnya berupa aktivitas utama ialah in- Aktivitas instruksional perlu diduku-
struksional – kurikuler, aktivitas penunjang ng oleh manajemen yang baik agar jalannya
yakni administrasi dan supervisi, serta bim- kegiatan pembelajaran menjadi teratur, ber-
bingan dan layanan lain bagi kesejahteraan dasar pada perencanaan, terarah pada sasa-
siswa. Aktivitas itu merupakan satu kesatu- ran yang telah ditetapkan. Demikian pula
an integral antara satu dengan lainnya yakni adanya manajemen yang baik memungkin-
secara bersama dan terintegrasi mencapai kan dilakukan pengawasan dan pembinaan
tujuan yang sama. secara memadai, memperjelas tanggung ja-
Instruksional sebagai aktivitas utama wab masing-masing personil sekolah. Seti-
merupakan aktivitas sentral dan ap personil sekolah menjadi tahu apa
memiliki wilayah yang paling luas. Karena yang
itu dalam praktek penyelenggaraan sekolah menjadi tugas dan kewajiban sesuai
instruksi- onal selalu memperoleh dengan beban yang diembannya dalam
perhatian besar. Alokasi waktu yang rangka men- capai tujuan sekolah.
tersedia di sekolah pa- ling banyak ialah Program bimbingan dan
untuk kegiatan ini. Sejak siswa masuk konseling sa-
hingga siswa pulang sekolah sebagian ngat diperlukan dalam pelaksanaan
besar ialah untuk kegiatan belajar instruk- sional, karena dalam prakteknya
mengajar. Hanya sebagian kecil saja waktu tidak sedi- kit diantara siswa dalam
yang diperuntukkan bagi kegiatan lainnya. mengikuti proses belajar mengajar
Fasilitas sekolah paling banyak diperuntuk- mengalami kesulitan da- lam menangkap
kan kegiatan instruksional. Ruangan yang dan memahami isi pelaja- ran yang
tersedia paling banyak untuk ruang bagi disampaikan oleh guru. Siswa ya- ng
berlangsungnya instruksional seperti ruang mengalami kesulitan belajar dipastikan
kelas, ruang laboratorium, ruang praktek- memerlukan layanan spesifik yakni berupa
um. Perabot yang berupa meja, kursi, alma- perlakuan yang mampu membangkitkan se-
ri dan lainnya jumlahnya juga paling bany- mangat belajarnya, menumbuhkan motivasi
ak. Peralatan yang dimiliki sekolah juga de- yang rendah kadarnya sehingga muncul do-
mikian, paling banyak juga untuk kepenti- rongan untuk belajar mengejar ketertingga-
ngan instruksional seperti alat pembelaja- lan dari temannya.
ran, alat praktekum. Alokasi keuangan yang Layanan lain bagi kesejahteraan siswa
ada di sekolah juga paling banyak untuk berupa layanan kesehatan melalui usaha
pembelajaran. Ini semua menjadi bukti bah- ke-
wa memang instruksional itu merupakan sehatan sekolah, asrama sekolah,
kegiatan penting, utama dan sentral dari ke- kantin se- kolah, koperasi sekolah, unit
giatan sekolah termasuk sekolah dasar. untuk menam- pung dan menyalurkan
Meskipun instruksional itu utama dan potensi dan hobi sis- wa. Layanan ini
penting tetapi dalam pelaksanaannya ia me- disamping diperlukan bagi kesejahteraan
merlukan support atau dukungan aktivitas siswa, juga secara langsung maupun tidak
lain agar instruksional itu dapat berjalan langsung Bimbingan
Layanan juga dapatdan memper-
Konseling lancar
bagi
lancar tanpa hambatan sehingga pelaksanaan instruksional,
Siswa Sekolah Dasar (SD) pemben- tukan
tujuan se- kepribadian unggul, kompetitif, tole- ran,
kolah dapat tercapai dengan baik. mandiri dan sifat-sifat lainnya.
Aktivitas
Widada, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 67

Layanan bimbingan dan konseling di lam perkembangan selanjutnya. Untuk bisa


SD merupakan layanan spesifik yang dibe- melaksanakan dan menguasai tugas-tugas
rikan kepada siswa agar ia memperoleh ke- perkembangan itu siswa membutuhkan la-
sempatan berkembang secara optimal sesuai yanan bimbingan yang diberikan oleh seko-
dengan potensi dan minatnya, mampu me- lah.
ngenali dirinya sendiri dan lingkungannya,
mampu mengarahkan diri dan pada akhir- Paradigma atau Pendekatan Program
nya mampu memecahkan masalah yang ke- Bimbingan dan Konseling
mungkinan dihadapi dalam hidupnya. Laya-
nan bimbingan dan konseling memfasilitasi Dalam melaksanakan program BK di
siswa dengan menyampaikan informasi ya- sekolah terdapat berbagai macam paradig-
ng diperlukan, memberikan pengarahan, ma atau pendekatan. Paradigma atau pende-
memberikan motivasi, membantu mengena- katan ini merupakan pola pikir yang menja-
li diri melalui layanan tes, menujukkan di acuan ketika sekolah itu melaksanakan
resi- ko-resiko atas pilihan yang ada, program BK. Ada empat pendekatan yakni:
memberi kan nasihat jika diperlukan. (1) pendekatan krisis, (2) pendekatan
Anak usia SD berada dalam periode reme-
perkembangan kanak-kanak akhir. Dalam dial, (3) pendekatan preventif dan (4)
periode ini ada tugas perkambangan yang pen- dekatan perkembangan (Yusuf dan
harus dilakukan atau dilaksanakan sesuai Nurih- san: 2008).
dengan tahapan perkembangannya. Tugas Pendekatan krisis, pendekatan
perkembangan itu ialah: (1) belajar tentang ini la-
keterampilan fisik yang diperlukan dalam zim juga disebut pendekatan klinis.
permainan yang ringan-ringan atau mudah, Dalam pendekatan ini BK dilakukan untuk
(2) membentuk sikap-sikap sehat menga- tasi krisis atau masalah serius. Ciri
terhadap utama yang ada pada pendekatan ini ialah
dirinya demi kepentingan konselor menunggu kedatangan konseli
organismenya ya- ng sedang tumbuh, (3) menyampai- kan masalahnya untuk
belajar untuk berga- ul dan bermain dicarikan jalan kelu- ar. Model demikian
bersama dengan teman seu- sianya, (4) (konselor menunggu konseli) ini karena
belajar menyesuaikan diri deng- an yang merasakan masalah serius atau tidak
keadaan dirinya sebagai wanita atau pria, konseli. Cara demikian itu mirip seperti
(5) Mengembangkan keterampilan- praktek dokter yang menanga- ni pasien di
keteram- tempat praktek.
pilan dasar dalam membaca, menulis Pendekatan remidial, sesuai dengan
dan berhitung, (6) mengembangkan namanya remidial berarti perbaikan, maka
konsep- konsep yang diperlukan dalam program BK dilakukan untuk menyelesai-
kehidupan sehari-hari, (7) mengembangkan kan masalah dengan cara memperbaiki hal-
kata hati, moral dan ukuran nilai-nilai, (8) hal yang menimbulkan masalah itu.
mengem- bangkan sikap-sikap dalam Upaya
memandang ke- lompok-kelompok sosial yang dilakukan ialah memperbaiki
dan lembaga ma- syarakat. kelema- han-kelemahan yang ada, yang
Tugas perkembangan harus dilaksana- karena ada kelemahan itulah orang menjadi
kan, dikuasai dengan baik oleh setiap bermasa- lah. Misalnya siswa yang nilainya
siswa. Keberhasilan dalam melaksanakan rendah, harus dicari kelemahan apakah
tugas perkembangan akan menimbulkan yang Pendekatan
ada. Carapreventif,
belajarnya, waktu
merupakan
rasa ba- hagia dan sukses bagi belajarnya,
upaya buku ca-yang
bimbingan tatannya, motivasinya,
diarahkan untuk
perkembangan masa selanjutnya, namun lingkungan yang le- mah. Jika telah
sebaliknya jika gagal diketahui maka aspek itulah yang harus
maka akan menimbulkan rasa tidak diperbaiki.
baha-
gia, ditolak masyarakat dan
berkesulitan da-
68 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 65-75

mencegah munculnya masalah pada peserta ng kondusif bagi perkembangannya. Se-


didik. Dalam melaksanakan pendekatan ini dangkan outreach, mempunyai maksud
konselor harus memperhitungkan berbagai bahwa bimbingan itu diperuntukkan semua
kemungkinan masalah yang bisa muncul siswa sesuai dengan kebutuhan dan kondi-
dalam kehidupan peserta didik. Antisipasi sinya masing-masing bukan hanya untuk
demikian diperlukan karena program BK siswa bermasalah saja.
disusun atas dasar perkiraan masalah yang Adanya visi yang demikian, ditunjang
bisa muncul. Untuk bisa membuat antisipasi pula oleh pelibatan banyak pihak berarti
demikian maka diperlukan sekali pengala- bu- kan hanya ditangani oleh konselor saja
man dan kecermatan konselor dalam mem- da- lam pelaksanaan program BK
perhitungkan masalah apa yang biasa terja- melainkan oleh tim (team work),
di. memfasilitasi per- kembangan pada semua
Pendekatan perkembangan, dalam periode perkem- bangan, bidang garapan
pendekatan perkembangan arah program B- bimbingan yang meliputi bidang
K ditujukan untuk memfasilitasi perkemba- pendidikan, karir serta so- sial-pribadi,
ngan peserta didik. Setiap peserta didik dalam pelaksanaan melalui ta-
akan mengalami perkembangan dari waktu hap-tahap planning (perencanaan)
ke waktu untuk mencapai tingkat perkem- yang di-
bangan yang lebih tinggi. Pada setiap perio- awali analisis kebutuhan baik analisis
de perkembangan, setiap individu akan me- kebu- tuhan bimbingan
implementing pada siswa
(pelaksanaan), maupun
evaluating
ngalami dinamika perkembangan yang ber- ana-
(penilaian),
lisis dan lingkungan,
enhancing (peningkatan)
designing
cirikan khusus berbeda dengan periode maka pendekatan ini lazim juga disebut BK
(pendisainan),
lain- nya. Dinamika pertumbuhan dan komprehensif. Dikatakan sebagai BK per-
perkem- bangan yang terjadi pada masa kembangan karena dilihat dari target ca-
remaja di- pastikan berbeda dengan ketika paian yakni perkembangan optimal pada
mereka ka- nak-kanak, dan berbeda pula peserta didik, sedangkan dikatakan kompre-
dinamikanya ketika ia dewasa nanti. hensif terutama dilihat dari pola kerja BK
Program BK mem- fasilitasi perkembangan itu yang meliputi tahapan pelaksanaan, po-
itu melalui pembe- rian informasi, pulasi sasaran, personalia yang terlibat
konsultasi, konseling, disku- si kelompok, (Gysbers & Henderson: 2005).
penempatan dan penyaluran, bimbingan Jika pada paparan sebelumnya dike-
kelompok, serta kegiatan BK lainnya. mukakan bahwa BK perkembangan itu se-
buah pendekatan BK yang diarahkan untuk
Pendekatan BK Perkembangan bagi memfasilitasi perkembangan peserta didik,
pencapaian tugas perkembangan maka pertanyaan yang muncul apakah sebe-
narnya yang menjadi target penting
Dalam pendekatan perkembangan, dalam
BK memiliki visi: edukatif, developmental, BK di sekolah itu? Target ini harus
dan outreach. Edukatif, berarti penekanan jelas, sehingga ketika program BK disusun
utama layanan bimbingan ialah pada upaya benar- benar di arahkan untuk mencapai
pencegahan dan pengembangan, meskipun target itu. Pada perkembangan peserta didik
upaya kuratif tetap menjadi salah satu ke- itu apa- nya yang akan diintervensi,
giatannya. Developmental, yakni memfo- sehingga deng- an demikian juga akan
kuskan kegiatannya dalam upaya memfasi- memudahkan untuk mengukur
litasi setiap perkembangan peserta didik keberhasilan kinerja BK di akhir kegiatan
baik melalui intervensi tindakan bimbingan BK melalui evaluasi baik evaluasi proses
maupun melalui penciptaan lingkungan ya- maupun evaluasi hasil
Berdasar ketentuan yang
ditetapkan
oleh Diknas melalui ”Rambu-
Rambu Pe-
Widada, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 69

nyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam menjalankan tugas perkembangan


dalam Jalur Pendidikan Formal dalam Pe- pada periode selanjutnya karena pada dasar-
nataan Profesional Konselor dan Layanan nya tugas-tugas perkembangan itu saling
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pen- berhubungan antara setiap periode (prinsip
didikan Formal” tahun 2008, dinyatakan perkembangan: longitudinal).
bahwa program BK di sekolah mengikuti Tugas perkembangan peserta didik
paradigma (baca: pendekatan) BK perkem- yang harus difasilitasi pencapaiannya me-
bangan. Dalam ketentuan tersebut dinyata- lalui bimbingan dan konseling disekolah,
kan dengan tegas bahwa BK di sekolah itu dewasa ini telah ditetapkan tugas perkem-
dilaksanakan untuk memfasilitasi pencapai- bangan sebagai Standar Kompetensi Ke-
an tugas-tugas perkembangan peserta didik. mandirian Peserta Didik disingkat SKKPD.
Dari pernyataan ini maka kiranya jelas bah- Dengan demikian SKKPD itulah yang ha-
wa yang menjadi target penting dalam rus dijadikan acuan pencapaian program
memfasilitasi perkembangan itu ialah terca- BK di sekolah. Hal ini menjadi berbeda bila
painya tugas-tugas perkembangan peserta dibandingkan dengan mengikuti acuan pen-
didik. dekatan lainnya (pendekatan krisis, remedi-
Sebagaimana telah diketahui bersama al, mupun preventif).
para ahli psikologi perkembangan menya- SKKPD itu meliputi 11 (sebelas) as-
takan bahwa setiap periode perkembangan pek perkembangan yakni: (1) Landasan Hi-
itu terdapat tugas-tugas perkembangan (de- dup Religius, (2) Landasan Perilaku Etis,
velopmental task). Developmental task me- (3) Kematangan Emosi, (4)
muat harapan masyarakat yang harus di- Kematangan In-
tampakkan, diwujudkan, ditampilkan dalam telektual, (5) Kesadaran Tanggung
bentuk sikap, pola pikir, perilaku, maupun jawab Sosial, (6) Pengembangan Pribadi,
keterampilan yang sesuai dengan periode (8) Peri- laku Kewirausahaan
perkembangannya. Setiap periode (Kemandirian Perilaku Ekonomi), (9)
perkem- Wawasan dan Kesiapan Ka- rir, (10)
perkembangan yang berbeda yang Kematangan Hubungan dengan Te- man
menun- jukkan makin tinggi periode Sebaya, (11) Kesiapan diri untuk Me- nikah
perkembang- annya makin sulit dan dan Berkeluarga. Pada setiap aspek
komplek tugasnya. Jika seseorang dapat perkembangan memiliki tiga tataran atau
sukses melaksanakan tugas perkembangan internalisasi tujuan yakni: pengenalan, ako-
maka yang bersangku- kutan akan merasa modasi, dan tindakan. SKKPD telah teru-
bahagia dan sukses pula dalam muskan dari tingkat pendidikan SD, SLTP,
menjalankan tugas perkembangan pada SLTA, sampai Perguruan Tinggi.
periode perkembangan berikutnya. Namun Kompetensi kemandirian yang harus
sebaliknya jika seseorang gagal da- lam dikuasai, ditunjukkan, atau dilaksanakan
menjalankan tugas perkembangan ma- ka oleh siswa SD meliputi: (1) Mengenal
akan tidak bahagia dan sulit dalam men- ben- tuk-bentuk dan tatacara ibadah
jalankan tugas perkembangan pada periode sehari-hari,
perkembangan selanjutnya. Individu yang (2) Tertarik pada kegiatan ibadah
gagal melaksanakan tugas perkembangan sehari-
akan tidak bahagia karena akan mendapat- hari, (3) melakukan bentuk-bentuk
kan sangsi (paling tidak sangsi moral) dari ibadah sehari-hari, (4) mengenal patokan
masyarakat, hal inilah membuat individu baik-bu- ruk atau benar-salah dalam
menjadi tidak bahagia, sebaliknya yang ber- kehidupan seha- ri-hari, (5) menghargai
hasil melaksanakan akan memperoleh aturan-aturan yang berlaku dalam
apre- siasi dari masyarakat karena itulah ia kehidupan sehari-hari, (6) mengikuti
baha- gia. Sedangkan keberhasilan atau aturan-aturan yang berlaku da- lam
kegagalan lingkungnnya, (7) mengenal perasaan diri
sendiri dan orang lain, (8) memahami
perasaan-perasaan diri dan orang lain, (9)
70 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 65-75

mengekspresikan perasaan secara wajar, rapkan. Aspek perkembangan ini baru diha-
(10) mengenal konsep-konsep dasar ilmu rapkan ketika siswa dalam jenjang Sekolah
pengetahuan dan perilaku belajar, (11) me- Lanjutan Tingkat Atas dan seseorang ber-
nyenangi berbagai aktifitas perilaku belajar, status sebagai mahasiswa di Perguruan Ti-
(12) melibatkan diri dalam berbagai aktifi- nggi.
tas perilaku belajar, (13) mengenal hak dan
kewajiban diri sendiri dalam lingkungan Komponen Program BK Perkembangan
sehari-hari, (14) memahami hak dan kewa-
kewajiban diri dan orang lain dalam Dengan mengacu pada target yakni
lingku- ngan kehidupan sehari-hari, (15) memfasilitasi pencapaian stándar kompe-
berinterak- si dengan orang lain dalam tensi kemandirian sebagai tugas prkemba-
suasana persa- habatan, (16) mengenal diri ngan peserta didik maka komponen pro-
sebagai laki-la- ki atau perempuan, (17) gram BK itu terdiri atas: (1) Layanan Dasar
menerima atau me- nghargai diri sebagai Bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) La-
laki-laki atau perem- puan, (18) yanan Perencanaan Individual, dan (4) Du-
berperilaku sesuai dengan peran sebagai kungan Sistem (Gysbers & Henderson: 20-
laki-laki atau perempuan, (19) me- ngenal 05, Yusuf: 2009) .
keberadaan diri dalam lingkungan Layanan Dasar Bimbingan (dalam be-
dekatnya, (20) menerima keadaan diri seba- berapa literatur disebut Kurikulum Bimbi-
gai bagian dari lingkungan, (21) ngan), merupakan layanan BK yang berupa
menampil- kan perilaku sesuai dengan penyiapan pengalaman secara terprogram
keberadaan diri dalam lingkungnnya, (22) melalui pendekatan kelompok untuk meng-
mengenal perila- ku hemat, ulet, sungguh- embangkan perilaku seperti yang dikehen-
sungguh, dan kom- petitif dalam daki oleh tugas-tugas perkembangan yang
kehidupan sehari-hari di ling- kungan terumus dalam SKKPD. Dalam layanan ini
dekatnya, (23) memahami perilaku hemat, kepada konseli dibekali berbagai
ulet, sungguh-sungguh dan kompe- titif pengeta-
dalam kehidupan sehari-hari di lingku- huan dan keterampilan yang berguna
ngan dekatnya, (24) menampilkan perilaku bagi kehidupan konseli utamanya
hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan menunjang ba- gi tercapainya SKKPD.
kompe- titif dalam kehidupan sehari-hari Misalnya pegetahu- an tentang hidup
di lingku- ngannya, (25) mengenal ragam hemat, dunia kerja, pera- nan diri sesuai
pekerjaan dan aktivitas orang dalam jenis kelaminnya masing- masing,
lingkungan hi- dupnya, (26) menghargai keterampilan untuk menyongsong
ragam pekerjaan dan aktivitas orang memasuki dunia kerja, dan masih banyak
sebagai hal yang saling bergantung, (27) lainnya. Hal ini semua penting dibekalkan
mengekspresikan ragam pekerjaan dan kepada peserta didik karena itu merupakan
aktivitas orang dalam lingku- ngan bagian yang harus dikuasai dalam SKKPD.
kehidupan, (28) mengenal norma-nor- ma Layanan dasar bimbingan ini pe-
dalam berinteraksi dengan teman seba- nyampaiannya dilakukan secara kelompok
ya, (29) menghargai norma-norma yang karena memang seluruh siswa memerlukan-
dijunjung tinggi dalam menjalin persahaba- nya. Layanan ini diperlukan pada semua ti-
tan dengan teman sebaya, dan (30) ngkatan kelas sesuai dengan kebutuhan dan
menjalin persahabatan dengan teman kondisi masing-masing. Dalam melaksana-
sebaya atas dasar norma yang dijunjung kan layanan ini keterlibatan personil lain
tinggi bersama. Pada anak usia SD se- lain konselor diperlukan sesuai dengan
SKKPD hanya meliputi 10 aspek ma- teri yang dikuasainya. Misalnya
perkembangan saja, seda- ngkan satu pembeka-
aspek perkembangan yakni ke- siapan diri lan tentang keterampilan kerja yang
untuk menikah dan berkeluarga belum lebih
merupakan kompetensi yang diha- menguasai justru guru yang
mengampu ke-
Widada, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 71

terampilan atau lembaga pendidikan di luar lah yang muncul berkaitan dengan
sekolah semisal lembaga kursus. penelan- taran anak.
Layanan Responsif, merupakan ben- Layanan perencanaan individual, me-
tuk layanan BK yang ditujukan kepada kon- rupakan bentuk bantuan kepada konseli a-
seli yang memerlukan penyelesaian segera. gar ia mampu membuat rencana secara ter-
Penanganan segera ini diperlukan karena program dalam kehidupannya. Perencanaan
jika sampai terjadi penundaan atau keter- yang diperlukan meliputi perencanaan ke-
lambatan dalam menangani kasus itu akan lanjutan studi, perencanaan karir, maupun
berakibat terhambatnya peserta didik dalam perencanaan hidup di masyarakat. Suatu pe-
mencapai SKKPD. Cara menangani masa- rencanaan bagi masa depan perlu
lah demikian biasanya dilakukan secara in- disiapkan, karena hal ini akan menjadi
dividual yakni dengan melakukan interaksi semacam arah yang akan dituju atau
dengan konseli secara intensif agar dapat dicapai dalam hidup seseorang. Agar
dikenali permasalahan yang sedang dihada- seseorang mampu membu- at perencanaan
pi secara mendalam dan komprehensif un- maka diperlukan pemaha- man diri baik
tuk selanjutnya memudahkan dalam mene- pemahaman potensi lebih maupun potensi
mukan solusinya. Meskipun strategi peme- yang kurang. Demikian pu- la pemahaman
cahan masalah lebih difokuskan secara indi- lingkungan yang berupa pe- luang yang
vidual, dalam hal tertentu sesungguhnya di- tersedia, institusi yang mungkin dapat
mungkinkan pula melalui cara kelompok. dimanfaatkan, infrastruktur yang ada yang
Bagaimana mungkin seorang peserta didik dapat mendukungnya, maupun hal la-
yang merasa minder dalam pergaulan hanya innya sangat diperlukan untuk dapat mem-
dilakukan bimbingannya melalui konseling buat sebuah perencanaan yang feasibel. Te-
atau konsultasi secara perorangan, padahal rus menerus memotivasi siswa akan penti-
jelas-jelas munculnya rasa minder itu dise- ngnya sebuah perencanaan hidup juga perlu
babkan cara memandang dirinya dalam kai- selalu dikobarkan pada diri peserta didik a-
tannya dengan teman-temannya itu. Adalah gar pembuatan perencanaan itu dapat ter-
menjadi suatu keharusan melibatkan wujud.
teman- temannya ketika dilaksanakan Sebuah perencanaan hidup yang baik
bimbingan untuk mengatasi minder yang akan berfungsi menjadi acuan kegiatan se-
dialaminya itu. Dalam kasus demikian cara hari-hari. Kemana orang akan melangkah,
kelompok dipandang lebih cocok daripada pemaksimalan potensi lebih dapat dilaku-
cara indi- vidual. Dalam rangka kan, demikian pula perbaikan terhadap ke-
pelaksanaan layanan responsif kurangan yang ada, maupun revitalisasi ter-
dimungkinkan pula melibatkan pi- hak lain hadap kelemahan dapat diupayakan dengan
atau helper lain di luar sekolah. Hal ini mengacu pada suatu perencanaan yang te-
bisa saja terjadi bilamana masalah yang lah dibuatnya.
muncul itu di luar kewenangan konse- lor Meskipun perencanaan itu penting ba-
atau personil lain yang ada di sekolah. gi kehidupan seseorang, namun harus
Helper yang berkeahlian seperti apa sangat disa- dari bahwa perencaan itu belum perlu
tergantung dari masalah yang ada pada pe- di- buat sampai detail. Perencanaan detail
serta didik. Jika masalah itu berkaitan de- bia- sanya bersifat kaku dan kemungkinan
ngan kesehatan fisik, helper yang diperlu- kura- ng cocok dengan kondisi dan situasi
kan seorang dokter. Seorang psikiater diper- yang terjadi pada saat tertentu. Perencaan
lukan ketika masalah yang muncul ialah yang bersifat global lebih luwes, karena
ya- ng berkaitan dengan penyakit jiwa. memu- ngkinkan adanya revisi dalam
Institusi pengasuhan anak dibutuhkan perjalan hi- dup yang disesuaikan dengan
ketika masa- kondisi dan situasi yang terjadi di
kemudian hari.
72 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 65-75

Dukungan sistem, merupakan kegiat- an, tata tertib, kurikulum, lingkungan fi-
an pendukung bagi terlaksananya pemberi- sik, atmosfir akademik, dan lainnya. Se-
an layanan BK yang merupakan isi dari ke- lama belum ada penyesuaian maka yang
tiga komponen program BK (layanan dasar bersangkutan merasa kurang nyaman, bi-
bimbingan, layanan responsif, dan layanan ngung, asing, dan perasaan lain yang sa-
perencanaan individual). Dukungan sistem ngat mengganggu. Kegiatan yang dapat
lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan dilakukan berupa penyampaian buku
BK. Bagaimana profesionalitas personil bi- panduan sekolah, penjelasan-penjelasan,
sa dicapai, kebijakan apa yang perlu diada- kunjungan, demonstrasi, simulasi, disku-
kan sehingga berangsur-angsur layanan BK si kelompok atau kerja kelompok.
yang diterima peserta didik memenuhi ke- 2. Layanan informasi, berupa pemberian
butuhan dan pada gilirannya memberi mak- penerangan baik lisan maupun tertulis
na baginya. kepada siswa. Pemberian informasi di-
Untuk dapat memberikan layanan BK perlukan karena semakin banyak infor-
sesuai dengan kebutuhan siswa, masi yang dimiliki seseorang maka akan
diperlukan semakin sedikit kemungkinan masalah
pula adanya berbagai inovasi baik dialaminya, akan tetapi sebaliknya jika
yang me- nyangkut teknik pemberian informasi yang dimilikinya sedikit saja
layanan, instru- men yang digunakan maka kemungkinan masalah sangat be-
sebagai pengumpul data, cara mengolah sar. Penyampaian informasi lisan melalui
data. Pemanfaatan tek- nologi komputer group information, namun terkadang di-
menjadi mendesak dilaku- kan agar perlukan pula penyampaian secara pero-
kegiatan BK dapat dilaksanakan dengan rangan. Informasi tertulis disampaikan
cepat dan akurat. Agar semua ini dapat melalui media cetak seperti selebaran,
terwujud kegiatan riset dan pengem- leaflet, booklet, papan bimbingan.
bangan menjadi
Strategi urgen dilakukan.
Implementasi Program BK 3. Bimbingan kelompok, merupakan bim-
bingan yang diberikan kepada sejumlah
Kegiatan BK di sekolah dilaksanakan siswa. Kegiatannya bisa berbentuk sha-
melalui pemberian layanan-layanan atau ring antar peserta dalam memahami su-
ke- giatan lain yang sebagian besar atu persoalan seperti cara belajar yang
langsung di- tujukan kepada siswa. baik, pemilihan sekolah sambungan, me-
Kalaupun kegiatan BK itu diberikan nghadapi dunia kerja.
kepada pihak lain seperti orang tua, guru 4. Pengumpulan data, yakni kegiatan yang
hal demikian tetap ada hu- bungannya berupa pengumpulan data siswa dan
dalam upaya membantu siswa. lingkungannya. Tujuan kegiatan ini ialah
Layanan Dasar Bimbingan untuk memahami siswa, dan lebih
lanjutnya sangat berguna bagi upaya
Kegiatan yang tergolong dalam laya- memberikan tindakan bimbingan yang
nan dasar bimbingan, umumnya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap peserta
secara kelompok atau klasikal dapat berupa: didik. Pengumpulan data dilakukan
1. Layanan orientasi, merupakan melalui teknik testing dan non testing.
kegiatan 5. Bimbingan klasikal, artinya penyampai-
BK yang diperuntukkan siswa baru an bimbingan secara klasikal untuk mem
un- tuk mengenalkan berbagai hal bahas hal-hal umum yang perlu diketa-
tentang sekolah barunya. Umumnya hui bersama. Misalnya membahas penju-
siswa baru itu mengalami masalah- rusan, perubahan kurikulum, hak dan
masalah yang berhubungan dengan ke- kewajiban siswa.
penyesuaian. Pe- nyesuaian dengan
teman, guru, peratur-
Widada, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 73

Layanan Responsif 6. Referal atau alih tangan, merupakan ke-


giatan yang dilakukan dengan cara me-
Masalah yang memerlukan penanga- mindahkan penanganan konseli kepada
nan segera biasanya dilakukan secara pero- pihak lainnya. Pemindahan penanganan
rangan, meskipun dalam kondisi tertentu ini bisa bersifat internal sekolah maupun
penanganan secara kelompok mungkin pula eksternal sekolah.
dilakukan. Layanan responsif dapat dilaku- 7. Kolaborasi dengan pihak lain, yakni
kan melalui: menjalin kerjasama seperti dengan orang
1. Konseling, yakni pembahasan terhadap tua, komite sekolah, konselor di sekolah
masalah konseli yang mengalami ham- lain, maupun helper lain yang ada untuk
batan dalam mencapai tugas-tugas per- kepentingan pemecahan masalah konse-
kembangan. Pada awalnya konseling itu li. Kegiatan ini dapat berbentuk konsul-
bersifat perorangan karena memerlukan tasi, diskusi untuk tukar informasi, mau-
pemahaman dan interaksi yang intensif pun berupa referal.
antara konselor dan konseli, namun da-
lam perkembangannya dapat pula dila- Layanan Perencanaan Individual
kukan konseling secara kelompok.
2. Konsultasi, kegiatan ini dilakukan deng- Agar peserta didik dalam hidupnya le-
an cara berkonsultasi dengan berbagai bih terarah, maka ia harus membuat peren-
pihak seperti guru, wali kelas, kepala se- canaan baik yang menyangkut perencanaan
kolah, atau pihak lain di luar sekolah un- studi, karir, maupun hidup di masyarakat.
tuk membahas penyelesaian masalah Kegiatan yang dilakukan dapat berupa:
sis- wa. 1. Pengenalan terhadap potensi siswa, un-
3. Kunjungan rumah, merupakan upaya tuk mengetahui potensi lebih maupun
mendatangi rumah siswa untuk lebih me- yang lemah yang dimilikinya.
mahami siswa dan terutama lingkungan 2. Pengenalan lingkungan, untuk mengeta-
rumahnya. Disamping itu melalui kun- hui potensi dan peluang yang tersedia di
jungan rumah dapat pula digunakan un- lingkungan yang dapat dimanafaatkan
tuk membahas penyelesaian masalah bagi perencanaan hidup.
konseli bersama dengan orang tuanya. 3. Memotivasi siswa, yakni mendorong sis-
4. Konferensi kasus, merupakan rapat ber- wa-siswa untuk membuat perencanaan
sama dengan beberapa pihak yang ada dalam hidupnya meskipun global saja, a-
kaitannya dengan masalah yang sedang gar aktivitas sehari-harinya memiliki a-
dihadapi konseli. Dalam rapat itu diba- rah yang jelas.
has masalah yang terjadi dan utamanya
pembahasan untuk mendapatkan kesepa- Dukungan Sistem
katan cara pemecahan masalah bersama
yang dianggap tepat. Kegiatan BK yang diberikan kepada
5. Bimbingan Teman Sebaya atau Peer Gu- siswa perlu dilakukan oleh personil yang
idance, merupakan kegiatan bimbingan profesional, ketersediaan infra struktur, ke-
dengan cara memanfaatkan teman seba- bijakan yang menunjang, serta mengguna-
ya yang sebelumnya telah dilatih mem- kan teknik-teknik yang sesuai kebutuhan
berikan bimbingan kepada sesama te- dan perkembangan. Karena itu perlu dilaku-
mannya. Fungsi teman sebaya ini ialah kan pengelolaan program BK secara
sebagai penampung curhat temannya mema- dai. Dalam hal ini kegiatannya
maupun saran pendapat bagi penyelesian dapat beru- pa:
masalah.
74 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 65-75

1. Pengembangan Profesi, merupakan upa- ngan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
ya untuk terus menerus meningkatkan Formal bahwa konselor juga dapat
profesionalitas atau keahlian pelaksana berperan serta secara produktif di jenjang
bimbingan terutama konselor. Peningka- sekolah dasar bukan memposisikan diri
tan keahlian dapat dilakukan melelaui: sebagai fa- silitator pengembangan diri
pelatihan, seminar, loka karya, penata- peserta didik, melainkan dengan
ran, maupun pendidikan lanjut dari stan- mempossisikan diri seba- gai Konselor
dar minimal yang dipersyaratkan. Kunjung yang membantu guru sekolah
2. Manajemen Program, yakni melakukan dasar mengatasi perilaku mengg- anggu
pembenahan tata kelola program BK. antara lain dengan pendekatan direct
Pembenahan tata kelola ini berupa keje- behavioral consultation.
lasan pembagian tugas, sistem reward Kesimpulan
and punishment, promosi, jaminan hari
tua, kerjasama dengan unit atau institusi Layanan bimbingan dan konseling di
lain. SD merupakan layanan spesifik yang di-
3. Riset dan Pengembangan, yakni upaya diberikan kepada siswa untuk dapat menca-
untuk selalu melaksanakan inovasi da- pai perkembangan optimal, mampu menca-
lam melaksanakan bimbingan. Penggu- pai tugas perkembangan seperti yang diha-
naan teknologi mutakir seperti komputer rapkan. Tugas perkembangan yang harus
bagi pelaksanaan bimbingan merupakan ditampakkan dan dikuasai itu telah diru-
suatu keharusan. Demikian pula teknik- muskan dalam standar kompetensi keman-
teknik dalam memberikan bimbingan ha- dirian peserta didik (SKKPD). SKKPD ya-
rus selalu mengikuti perkembangan dan ng harus dikuasai oleh siswa di SD meliputi
berkesesuaian dengan kebutuhan siswa. 10 aspek perkembangan yang setiap aspek
perkembangan terdiri atas tiga tataran tuju-
Pelaksana program BK di SD an yakni tataran pengenalan, akomodasi,
dan tindakan.
Berdasar ketentuan yang termaktub Komponen program BK terdiri atas:
dalam Peraturan Menteri Negara pendaya- layanan dasar bimbingan, layanan respon-
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bi- sif, layanan perencanaan individu, dan duk-
rokrasi (MENPAN dan RB) nomor 16 ta- kungan sistem. Pelaksanaan program BK
hun 2009 tanggal 10 Nopember 2009 pasal melalui strategi intervensi berupa pemberi-
13 ditetapkan rincian kegiatan Guru Kelas an layanan dan kegiatan pendukung bagi
sebanyak 15. Pada butir i ditetapkan guru pelaksanaan pemberian layanan, maupun
kelas bertugas melaksanakan bimbingan kegiatan penunjang yang berhubungan de-
dan konseling di kelas yang menjadi tang- ngan pengelolaan atau manajemen.
gung jawabnya. Pernyataan ini menegaskan Pelaksana program BK di SD ialah
bahwa pelaksana program BK di SD itu ia- guru kelas harus melaksanakan tugas mem-
lah guru kelas. Personil lain selain guru ke- berikan layanan bimbingan dan konseling
las seperti guru mata pelajaran tugasnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
membantu guru kelas dalam melaksanakan Kehadiran tenaga ahli bimbingan diperlu-
bimbingan. Berkaitan dengan hal ini Asosi- kan sebagai konselor kunjung untuk setiap
asi Bimbingan dan Konseling Indonesia (A- konselor bagi beberapa SD. Konselor kun-
BKIN) merekomendasikan adanya Konse- jung yang membantu guru sekolah dasar
lor Kunjung untuk yakni seorang konselor mengatasi perilaku mengganggu antara
beberapa SD. Sebagaimana dinyatakan da- lain dengan pendekatan direct behavioral
lam rambu-rambu Penyelenggaraan bimbi- con- sultation.
Widada, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 75

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Rambu-rambu Penyele-


nggaraan Bimbingan dan Konse-
ling dalam Jalur Pendidikan For-
mal, Jakarta: Depdiknas.
Gysbers, N. & Henderson, P. 2005. Develo-
ping & Managing Your School Gui-
dance and Counseling Program,
American Counseling Association.
Nurihsan, A.J. dan Sudianto, Akur. 2005.
Manajemen Bimbingan dan Konse- ling di
SD/MI, Jakarta: Grasindo.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Bi-
rokrasi Nomor 16 Tahun 2009 ta-
nggal 10 Nopember 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Ang- ka
Kreditnya.
Prayitno dan Amti, Erman. 2001. Dasar-
dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: Rineka Cipta.
Yusuf. A. M. 2009. Menata Program Bim-
bingan dan Konseling Komprehensif
di Sekolah, FIP Univesitas Negeri
Padang.
Yusuf, S. & Nurihsan A.J. 2008. Landasan
Bimbingan & Konseling, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Widada, dkk. 1992. Mengenal Layanan
Bimbingan dan Konseling di seko- lah,
Proyek OPF IKIP MALANG.

You might also like