You are on page 1of 15

Guidance: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Volume19 Nomor 2 Desember 2022. Halaman 106-120

https://uia.e-journal.id/guidance

PENTINGNYA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR


TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Maryam Qonita1, Kristina Betty Artati2, Ani Musyarofah3, Farah Wahyuni4, Awaluddin Tjalla5
Universitas Negeri Jakarta1,2,3,4,5
E-mail: maryamq.qonita@gmail.com

Info Artikel Abstract


Accepted: This study aims to determine the importance of guidance and counseling services in elementary
Oktober 2022 schools to the development of students. The type of research is qualitative using interview
Published: instruments. The subjects of this study were four elementary school class teachers. The results
Desember 22 of the study show that: (1) Guidance and counseling services are felt to be important and needed
to be applied to elementary schools which are played by the counseling teacher directly to help
carry out their developmental tasks, help solve problems/obstacles experienced so that students
can grow as individuals with all their needs, can actualize himself, develop their talents and
interests as well as all their potential. (2) Class teachers still have a role as guidance and
counseling teachers and need to continue to improve their insights and skills in accompanying
and recognizing the characteristics of the needs of students in their class. (3) There are still
many problems/obstacles that occur in elementary schools, so collaboration is urgently needed
from class teachers, guidance counselors, parents to assist, and guide students in completing
developmental tasks properly.

Keywords: Counseling Services; Elementary School; Development of Students.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya layanan bimbingan konseling di sekolah
dasar terhadap perkembangan peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan
instrumen wawancara. Subjek penelitian ini adalah empat orang guru kelas sekolah dasar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sangat dirasakan penting dan dibutuhkan layanan bimbingan
konseling diterapkan pada sekolah dasar yang diperankan oleh guru BK secara langsung untuk
membantu melaksanakan tugas perkembangannya, membantu menyelesaikan masalah/hambatan
yang dialami agar peserta didik dapat bertumbuh sebagai pribadi dengan segala kebutuhannya,
dapat mengaktualisasikan dirinya, mengembangkan bakat minatnya serta seluruh potensi yang
dimiliki (2) Guru kelas tetap memiliki peran sebagai guru bimbingan konseling dan perlu terus
meningkatkan wawasan serta keterampilannya dalam mendampingi dan mengenali karakteristik
kebutuhan peserta didik di kelasnya. (3) Masih banyak masalah/hambatan yang terjadi di sekolah
dasar, maka sangat dibutuhkan kolaborasi dari pihak guru kelas, guru BK, maupun orang tua
untuk mendampingi, membimbing peserta didik dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
dengan baik.

Kata Kunci: Layanan Bimbingan Konseling; Sekolah Dasar; Perkembangan Peserta Didik.

p-ISSN1978-6794 ©2022 Guidance: Jurnal Bimbingan dan Konseling


e-ISSN 2715-5307 Alamat korespondensi: Kampus FKIP UIA, Jalan Jatiwaringin No. 12

106
PENDAHULUAN peserta didik pada usia SD 6 sampai 12
Pendidikan di jenjang dasar adalah tahun yang masih terbilang anak-anak ini
suatu bentuk usaha untuk mencerdaskan tentunya mereka masih membutuhkan dan
dan mencetak penerus bangsa yang ideal menggantungkan dirinya pada orang lain
sesuai harapan. Seperti yang kita ketahui terutama orang tua dan guru dalam
fondasi dari kemajuan suatu bangsa adalah penyelesaian masalah mereka.
dengan pendidikan yang berkualitas. Bimbingan konseling dilihat dari sisi
Pendidikan yang berkualitas sangat maknanya, ialah proses pemberian bantuan
berperan penting dalam menunjang secara berkelanjutan dari konselor untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia. membimbing konseli dengan cara-cara
Perkembangan setiap individu tentu saja yang meningkatkan pemahaman mereka
berbeda satu dengan lainnya, dan hal ini tentang kemampuan mereka untuk
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor memecahkan berbagai masalah (Lestari,
bawaan sejak lahir, faktor lingkungan 2020). Sedangkan dalam fungsinya
sekitar, atau bahkan dari keduanya. Jika bimbingan konseling di SD adalah sebagai:
dilihat dari lingkungannya maka dalam (1) Pemahaman, membantu peserta didik
perkembangan kemampuan seseorang di agar bisa memahami diri sendiri dan
dunia pendidikan salah satunya adalah mengetahui potensinya, (2) Penyaluran,
lingkungan sekolah itu sendiri. Pada era membantu peserta didik dalam memilih
sekarang ini, problematika peserta didik di jurusan/jenis sekolah yang sesuai dengan
sekolah semakin beragam akibat dari bakatnya, (3) Preventif, mengantisipasi
kemajuan teknologi dan didukung juga oleh masalah yang mungkin terjadi dan
masa pubertas peserta didik yang lebih mencegahnya agar tidak dialami peserta
cepat dari generasi sebelumnya yang didik (Haryatri, 2019). Layanan bimbingan
kemudian akan dengan mudah dan konseling di sekolah dasar berkaitan
mempengaruhi karakter dan potensi dengan perkembangan siswa sekolah dasar
mereka. Dari berbagai keadaan tersebutlah ketika mereka belajar untuk beradaptasi
seringkali kita mendapati permasalahan dengan lingkungan yang lebih luas dan
peserta didik di SD seperti malas belajar bersosialisasi dengan mengenali aturan,
atau kurang motivasi belajar, nilai, dan norma yang berbeda. Ada
ketidakstabilan emosi, sulit bergaul dengan beberapa bidang layanan bimbingan dan
teman lain, pembulian, bertengkar, konseling di sekolah dasar, yaitu bimbingan
kurangnya rasa percaya diri, dan lain-lain. pribadi, sosial, belajar, dan karier
Dengan ditemukannya hambatan masalah (Nurohman & Prasasti, 2019). Kemudian

107
upaya sekolah dalam membantu peserta membantu sekolah dalam mencapai sukses
didik memaksimalkan kemampuan dan pendidikan (akademik) baik pada tingkat
tugas perkembangan peserta didik sudah sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan
semestinya memberikan layanan (10) membantu mengatasi masalah disiplin
bimbingan konseling yang didasarkan pada pada peserta didik (Prasetia & Heiriyah,
karakteristik, kebutuhan, serta masalah- 2022).
masalah perkembangan yang dialaminya. Pelaksanaan kegiatan bimbingan
Selama ini bimbingan konseling hanya konseling di sekolah dasar tidak dilakukan
dianggap sebagai sarana dalam mengatasi oleh guru khusus seperti halnya di SMP dan
siswa-siswa yang bermasalah tentu hal di SMA. Pada tingkat sekolah dasar guru
tersebut keliru, karena bimbingan kelas lah yang masih melaksanakan
konseling juga semestinya membantu dan layanan bimbingan konseling. Guru kelas
mendukung tercapainya tugas sebagai guru BK di sekolah perlu
perkembangan anak yang sesuai dengan memperhatikan setidaknya tujuh hal
fase perkembangannya. berikut ini dalam konteks memberikan
Selanjutnya jika dilihat dari layanan bimbingan konseling, yaitu
pentingnya diadakan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi,
khususnya di sekolah dasar menurut Suardi penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
dan Salwa juga diuraikan dalam sepuluh konseling perorangan, bimbingan
alasan berikut: (1) membantu peserta didik kelompok, dan konseling kelompok
berkembang; (2) membantu peserta didik (Telaumbanua, 2016). Namun tentu saja
membuat pilihan yang sesuai pada semua guru kelas tidak bisa bergerak sendiri dalam
tingkatan sekolah; (3) membantu peserta pelaksanaannya dikarenakan beban tugas
didik membuat perencanaan dan pemilihan guru kelas itu sendiri sudah banyak dan
karier di masa depan; (4) membantu peserta seringnya kualifikasi pendidik bukan dari
didik membuat penyesuaian yang baik di latar belakang lulusan BK. Karena pada
sekolah dan juga di luar sekolah; (5) akhirnya akan membuat layanan bimbingan
membantu dan melengkapi upaya yang konseling yang diberikan itu kurang
dilakukan orang tua di rumah; (6) memberi dampak dan perubahan yang
membantu mengurangi atau mengawasi positif bagi peserta didik.
kelambanan dalam sistem pendidikan; (7) Hal ini diperkuat dengan penelitian
membantu peserta didik yang memerlukan tentang implementasi layanan BK di SD,
bantuan khusus; (8) menambah daya tarik menyatakan bahwa hambatan yang
sekolah terhadap masyarakat; (9) mempengaruhi pelayanan bimbingan dan

108
konseling di SD adalah kerja sama orang berharap ke depannya layanan bimbingan
tua yang tidak mendukung, jam konseling di sekolah dasar ini bisa
pelaksanaan terbatas atau bentrok dengan dihadirkan secara khusus dengan guru ahli
jadwal lain, guru kelas yang masih kurang dalam bidangnya, sehingga konseling yang
terbuka dan menuntut hasil maksimal diadakan kelak tidak hanya lagi mengatasi
(Kholilah, 2018). Juga dalam penelitian siswa yang bermasalah tapi juga bisa fokus
lain juga mengungkapkan bahwa di pada pemenuhan tumbuh kembang anak
beberapa daerah masih ditemukan sekolah- didik secara maksimal.
sekolah yang belum memiliki guru BK,
selain itu penerapan layanan BK oleh guru METODE
kelas/BK ternyata belum dijalankan Metode penelitian yang digunakan
pemerintah daerah sebagaimana mestinya dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
(Indrawan, 2019). Oleh karena itu di kualitatif. Metode penelitian kualitatif
jenjang dasar ini tetaplah memerlukan guru adalah metode penelitian yang digunakan
khusus bimbingan konseling dalam untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
membantu tercapainya pertumbuhan dan dimana peneliti adalah sebagai instrumen
perkembangan peserta didik serta lebih kunci (Sugiyono, 2016). Berdasarkan objek
terorganisirnya pelaksanaan layanan kajian, penelitian ini termasuk penelitian
bimbingan konseling di sekolah itu sendiri. yang bersifat literer atau kepustakaan
Berdasarkan pemaparan tentang (library research), library research adalah
permasalahan umum yang ditemui, suatu penelitian yang dilakukan dengan
berbagai kondisi dalam pelaksanaan cara mengumpulkan data, informasi dan
bimbingan konseling di sekolah dasar, serta berbagai macam data-data lainnya yang
dukungan teori diatas menunjukkan masih terdapat dalam kepustakaan (Subagyo,
perlunya penelitian yang membahas 1991).
tentang pentingnya pelaksanaan layanan Sumber data yang digunakan dalam
bimbingan di sekolah dasar. maka dari itu, penelitian ini yaitu observasi, wawancara
tujuan penelitian ini yaitu untuk dan data tambahan seperti buku, jurnal,
mengetahui seperti apa urgensi layanan artikel, karya ilmiah lainnya yang relevan
bimbingan konseling di sekolah dasar dengan objek kajian pada penelitian ini.
terhadap permasalahan-permasalahan Dalam hal ini, peneliti akan menyusun data
perkembangan peserta didik yang terjadi di informasi secara sistematis yang diperoleh
lapangan dan pemanfaatan guru kelas dari hasil wawancara, catatan lainnya yang
sebagai guru BK. Selain itu peneliti bersangkutan dengan penelitian ini, agar

109
lebih mudah dipahami dari temuan layanan khususnya bagi peserta didik di
penelitian ini dan dapat diinformasikan sekolah.
kepada orang lain. Adapun analisis data Bimbingan dan konseling adalah
yang dilakukan dengan mengorganisasikan suatu layanan bantuan yang diberikan
data, menerjemahkan ke dalam unit-unit, kepada peserta didik baik secara individu
melakukan sintesa, menyusun ke dalam maupun kelompok sesuai dengan
pola, memilih hal-hal yang penting dari karakteristik dan kebutuhan siswa, agar
penelitian, dan membuat kesimpulan yang mampu mandiri serta berkembang secara
dapat diceritakan kepada orang lain optimal sebagai pribadi.
(Sugiyono, 2009). Layanan bimbingan dapat maksimal
Populasi dalam penelitian ini adalah diberikan kepada peserta didik apabila
Guru Sekolah Dasar, dan sumber data yang dilakukan oleh tenaga ahli atau guru yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berpendidikan sebagai konselor atau guru
sumber data primer adalah, empat orang BK. Khususnya pada jenjang sekolah dasar
Guru Wali Kelas SD. Adapun keterbatasan saat ini dirasakan sangat dibutuhkan guru
metode penelitian yang digunakan dalam BK, untuk membantu mengentaskan
penelitian ini yaitu masih belum permasalahan peserta didik yang semakin
maksimalnya peneliti dalam meningkat, dan perlunya memberikan
mengembangkan instrumen wawancara layanan secara komprehensif bagi peserta
serta hasil dari jawaban sampel yang didik agar mampu berkembang sesuai
didapat berbeda-beda sehingga kesimpulan dengan tahapannya, agar dapat memahami
dari temuan ini akan bervariasi. karakteristik kebutuhan peserta didik dalam
layanan bimbingan dan konseling di
HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah guru tersebut tentunya harus
Program bimbingan dan konseling
memiliki pemahaman dan keahlian terlebih
di sekolah merupakan layanan fungsional
dahulu terkait dengan permasalahan yang
yang memerlukan keahlian dan sikap
ada pada BK untuk itulah diperlukan
profesional dengan memanfaatkan ilmu
pendidikan khusus (Willis, 2007).
pengetahuan dan teknologi (Prayitno &
Bimbingan dan konseling di sekolah
Amti, 1999). Setiap peserta didik di sekolah
sangat dibutuhkan agar membantu peserta
tentunya memerlukan layanan bimbingan
didik memahami dirinya, mengenali
dan konseling secara khusus oleh tenaga
permasalahan yang dialami, hingga mampu
ahli sesuai dengan profesionalitasnya agar
menemukan solusi dari permasalahan yang
tepat fungsi dan tepat dalam memberikan
dihadapinya dengan demikian peserta didik

110
dapat menjadi pribadi yang mandiri dan anak sekolah dasar, maka sangat dirasakan
dapat berkembang ke arah yang lebih baik penting dan dibutuhkan layanan Bimbingan
(Wibowo, 2015). dan konseling diterapkan pada pendidikan
Pada umumnya di sekolah dasar tidak sekolah dasar yang diperankan oleh guru
memiliki guru bimbingan dan konseling, BK secara langsung untuk membantu
guru kelas lah yang berperan ganda siswa melaksanakan tugas
sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang perkembangannya, membantu
sering terjadi adalah ketidakmaksimalan menyelesaikan masalah/hambatan yang
dalam membantu memberikan bimbingan dialami agar peserta didik dapat bertumbuh
serta layanan untuk peserta didik. Dimana sebagai pribadi dengan segala
pada masa ini peserta didik berada pada kebutuhannya, dapat mengaktualisasikan
tahap masa anak-anak dan memasuki masa dirinya, mengembangkan bakat minatnya
remaja awal yang memiliki tugas serta seluruh potensi yang dimiliki.
perkembangan cukup kompleks dan Mengingat perkembangan anak-anak
mendasar. Mereka sangat membutuhkan generasi millennial semakin cepat
bantuan serta bimbingan tidak hanya dari mengalami pertumbuhan dan
guru kelas, melainkan juga membutuhkan perkembangan serta kompleksitas
guru BK yang memiliki kompetensi khusus permasalahan yang terjadi pada sekolah
dalam ke-BK-an, selain itu diperlukan juga dasar. Apabila tidak mendapat bimbingan
keterlibatan orang tua untuk saling sejak dini dengan tepat maka yang terjadi
bersinergi dalam mendampingi dan anak akan bertumbuh kurang matang pada
mengembangkan peserta didik. Agar tahap perkembangannya.
mereka mampu menyelesaikan tugas Untuk itu sangat urgen melaksanakan
perkembangannya dengan tuntas. program bimbingan dan konseling di
Dari wawancara yang dilakukan sekolah dasar secara langsung oleh tenaga
peneliti terhadap 4 guru wali kelas SD, ahli sesuai dengan Pendidikan
yang terdiri dari wali kelas kecil (kelas profesionalitasnya sebagai guru Bimbingan
1,2,3) dan kelas besar (4,5,6) dengan dan Konseling. Kemudian guru BK juga
panduan pertanyaan Dari wawancara ini dapat berbagi cara atau strategi kepada guru
terungkap bahwa dengan perkembangan kelas dalam pendampingan kepada peserta
IPTEK yang semakin melesat sangat didik ketika proses pembelajaran di kelas
memberikan pengaruh terhadap berlangsung.
pertumbuhan dan perkembangan setiap Sehingga guru kelas dan guru
individu, hal ini tak lepas juga pada anak- bimbingan dan konseling dapat saling

111
bekerja sama dalam memberikan Selanjutnya dari wawancara ini
bimbingan dan pelayanan bagi peserta diperoleh data bahwa sebagai guru di
didik di sekolah dasar dengan demikian sekolah dasar, mengajarkan semua
layanan bimbingan dan konseling dapat pembelajaran secara tematik adalah biasa
terlaksana lebih maksimal. sehingga baik dilakukan, begitu juga dalam praktiknya
guru kelas maupun guru BK masing- berperan sebagai guru BK, namun tentunya
masing dapat tetap menjalankan tugasnya tidak dapat dilakukan secara profesional
dalam pembelajaran secara optimal, dan mengingat tidak semua ilmu pengetahuan
peserta didik pendapat terdampingi dengan dan keterampilan sebagai guru BK didapat
baik serta terbantu untuk menyelesaikan ketika menempuh pendidikan S1-PGSD-
tahapan tugas perkembangannya. nya sehingga yang terjadi peranan yang
Pentingnya guru bimbingan dan dilakukan untuk pendampingan kepada
konseling di sekolah dasar dikarenakan peserta didik kurang maksimal.
guru BK sebagai tenaga profesional Sekalipun demikian sebagai guru
memiliki keterampilan tersendiri dalam kelas tetap memiliki peran sebagai guru
mendampingi dan membimbing peserta bimbingan dan konseling dan perlu terus
didik. mengantar mereka untuk berproses meningkatkan wawasan dan
mengaktualisasikan dirinya sesuai tahapan keterampilannya dalam mendampingi dan
perkembangan. Ketuntasan setiap peserta mengenali karakteristik kebutuhan setiap
didik dalam menjalankan tugas peserta didik di kelasnya. Oleh karena itu
perkembangan membawa mereka pada rasa perlu terus menerus mengolaborasi dalam
bahagia dan matang sebagai pribadi. agar pemanfaatan peran guru kelas sekaligus
tidak terjadinya kegagalan yang akan guru BK di sekolah dasar.
menimbulkan kekecewaan bagi peserta Guru kelas juga menjadi model yang
didik, penolakan oleh masyarakat, dan langsung dilihat di contoh oleh peserta
kesulitan. Peserta didik bisa menjalani didik khususnya di sekolah dasar, menjadi
proses pendidikan di sekolah dengan baik, pemimpin dan menjadi sumber belajar bagi
guru bimbingan dan konseling di sekolah peserta didik. Hal ini sesungguhnya
dasar akan mampu mengetahui serta menjadi beban moral bagi wali kelas karena
memahami perilaku anak dan memberikan menjadi wali kelas dan guru bimbingan dan
konseling kepada siswa sehingga bisa konseling sekaligus merupakan hal yang
membantu dalam mengatasi setiap sulit walaupun terkesan hal yang biasa.
permasalahan peserta didik. Bimbingan dan konseling sangat
berhubungan dengan kegiatan belajar

112
mengajar untuk memahami sikap, perilaku keterampilan intelektual seperti: membaca,
dan keunikan setiap siswa serta menulis, berhitung (6) Pengembangan
membimbing siswa. Guru kelas, dalam konsep-konsep yang diperlukan dalam
setiap kegiatan pembelajaran berusaha kehidupan sehari-hari (7) Pengembangan
menggunakan metode-metode yang tepat moral, nilai dan hati nurani (8)
dan kreatif untuk sekaligus memberikan Pengembangan sikap terhadap lembaga dan
pendampingan seperti menanamkan nilai kelompok sosial (Khaulani et al., 2020).
karakter kedisiplinan, moral, tanggung Melalui penelitian ini ditemukan masalah-
jawab, kemandirian, memotivasi semangat masalah yang dialami peserta didik sekolah
belajar agar memiliki kemampuan dasar dasar dan pengalaman guru kelas berperan
calistung yang baik, mampu bersosialisasi sebagai guru BK. Berikut tugas-tugas
dengan teman di kelas, dan masih banyak perkembangan yang dapat peneliti uraikan
lagi karena memang pada jenjang SD ini dari hasil penelitian ini :
siswa membutuhkan perhatian khusus 1) Belajar keterampilan fisik yang
untuk didampingi dan menghantar peserta diperlukan dalam permainan.
didik mencapai prestasi belajar dengan Pada tugas perkembangan ini, masalah
segenap potensi yang dimiliki, maka guru yang sering muncul adalah adanya anak
bersama Stakeholder sekolah memiliki yang kurang matang pertumbuhan
tanggung jawab untuk membekali peserta secara motorik nya seperti anak yang
didik melalui program-program kegiatan memiliki berat badan lebih gemuk, anak
yang dirancang, melalui pembelajaran yang terlalu kurus, anak yang terlalu
harian bahkan sampai bimbingan secara tinggi atau terlalu pendek, bahkan anak-
khusus. anak yang mengalami kendala kesehatan
Merujuk pada tugas perkembangan fisik mudah lelah, dan terbatas untuk
anak usia 6-12 tahun menurut Havighurst bergerak. Ini akan berpengaruh terhadap
ada 8 tugas perkembangan pada masa anak- kepercayan diri, anak menjadi minder
anak tersebut yaitu: (1) Belajar dan menarik diri dalam berinteraksi
keterampilan fisik yang diperlukan dalam dengan teman yang lain. Untuk itu guru
permainan (2) Pengembangan sikap yang dapat memfasilitasi siswa dengan
menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai berbagai kegiatan seperti; olahraga,
individu yang sedang berkembang (3) senam bersama, melatih fisik lewat
Belajar berkawan dengan teman sebaya (4) permainan di kelas maupun di luar kelas
Belajar melakukan peranan sosial sebagai melalui kegiatan ekstrakurikuler,
laki-laki dan wanita (5) Belajar menguasai pembelajaran ke luar kelas (field trip)

113
dan bentuk permainan lainnya sesuai dalam setiap kegiatan pembelajaran,
usia siswa. Karena pada tahap ini anak memberikan nasihat dan arahan
membutuhkan kesempatan untuk terus bagaimana anak berkembang sesuai
bergerak beraktivitas melatih tahap - tahapnya baik kepada anak
keterampilan motorik nya untuk maupun orang tua, memberikan
semakin memiliki otot dan tulang yang penguatan karakter kepada anak - anak
kuat serta matang. yang terus diupayakan sehingga menjadi
2) Pengembangan sikap yang menyeluruh budaya, dan pembinaan kepribadian
terhadap diri sendiri sebagai individu melalui kegiatan rohani. Pada tugas
yang sedang berkembang. perkembangan ini anak belajar untuk
Pada tugas perkembangan ini, masalah membiasakan diri menjaga kesehatan
yang sering muncul dialami siswa dengan hidup bersih, teratur, untuk
adalah untuk siswa SD kelas kecil 1,2,3 keberlangsungan hidupnya dengan
biasanya kurang memperhatikan bahaya menjaga keselamatan diri dan
saat bermain sebagai contoh anak suka lingkungannya.
bermain kejar-kejaran sambil berteriak 3) Belajar berkawan dengan teman sebaya.
atau berbicara keras-keras sambil berlari Pada tugas perkembangan ini, masalah
bersama teman-teman kelompoknya yang sering muncul dialami siswa
namun tanpa memperhitungkan adalah kurang percaya diri bergaul
kecepatan berlari dan area tempat berlari dengan teman yang lain di kelas, karena
sehingga dapat terjadi kemungkinan anak terlalu pendiam dan pemalu
terjatuh. Pada siswa kelas besar anak sehingga sulit untuk membuka diri
kurang mampu menyadari bahwa berteman dengan yang lain. Demikian
dirinya adalah pribadi yang terus sebaliknya ada anak yang terlalu bebas
mengalami perubahan dan bergaul bahkan bergaul dengan orang-
perkembangan baik secara fisik maupun orang yang lebih dewasa atau teman
psikis karena anak memasuki masa sebaya yang salah dan mendapat model
pubertas awal. Secara fisik anak yang kurang baik sebagai contoh hampir
mengalami perubahan primer dan kebanyakan anak saat ini mengikuti tren
sekunder sedangkan perubahan secara dalam berkomunikasi dengan teman nya
psikis anak kurang stabil dalam menggunakan sebutan yang kasar dan
emosinya. Untuk itu yang dilakukan umpatan yang kurang sopan seperti
guru untuk mendampingi siswa dengan anjir, cuk, tolol, dan masih banyak lagi.
beberapa cara yaitu; mendampingi siswa Dimana kata-kata tersebut biasa

114
dilontarkan dan tidak masalah diantara sosial sebagai laki-laki dan wanita.
mereka. Dengan masalah ini yang Menjelaskan kepada siswa bagaimana
dilakukan guru adalah melakukan siswa sewajarnya berperan sebagai laki -
pendekatan secara pribadi, meminta laki dan bagaimana berperan sebagai
tolong kepada teman sebaya yang care wanita, menjaga kebersihan diri dan
untuk mengajak bermain, guru bertanggung jawab dengan menjaga diri
melakukan pendekatan secara pribadi mengingat anak-anak sudah mulai
kepada anak tersebut dan memberi remaja dan sudah berkembang alat-alat
arahan bagaimana pentingnya memiliki reproduksinya baik primer maupun
teman, membentuk metode sekunder. Memberikan selingan dalam
pembelajaran berbasis kelompok Karena pembelajaran berupa game sesuai jenis
pada tahap ini tugas perkembangan kelamin. Membagi kelompok kerja
siswa adalah mampu berinteraksi sesuai jenis kelamin yang laki - laki bisa
dengan teman atau orang diluar membantu seperti mengangkat meja /
keluarganya. Anak belajar untuk berani kursi, yang wanita menyapu dan
dan mengenal pribadi-pribadi di luar merapikan kelas. Pada tahap ini siswa
keluarganya. telah memiliki mampu menyadari
4) Belajar melakukan peranan sosial identitas dirinya sebagai laki-laki dan
sebagai laki-laki dan wanita. wanita serta mampu melakukan peranan
Pada tugas perkembangan ini, masalah sosial sebagai laki-laki dan wanita. Anak
yang sering muncul dialami siswa akan lebih cenderung bermain dan
adalah siswa kurang menyadari peranan berinteraksi dengan sesama laki-laki
sosial dirinya sebagai laki-laki atau atau sesama wanita, dan permainan yang
sebagai wanita sebagai contoh; anak dilakukan juga tampak berbeda wanita
laki-laki atau anak wanita tidak mau jika memainkan boneka, sementara laki-laki
dijadikan satu team atau kelompok melakukan permainan robotan, mobilan,
dalam pembelajaran, namun juga terjadi permainan bola dll. Untuk itu
di kelas besar anak sudah memiliki rasa dibutuhkan bantuan dan pendampingan
suka/tertarik dengan lawan jenis bagi siswa agar dapat tuntas dalam
sehingga sangat lengket dalam berelasi. menyelesaikan tugas perkembangannya
Mengatasi masalah tersebut yang dengan baik.
dilakukan guru adalah memberikan 5) Belajar menguasai keterampilan
pendampingan dan pemahaman kepada intelektual seperti: membaca, menulis,
siswa serta memberikan contoh peran berhitung Pada tugas perkembangan ini,

115
masalah yang sering muncul dialami pembelajaran yang menyenangkan dan
siswa adalah pada siswa kelas kecil anak inovatif agar anak termotivasi dalam
kurang lancar dalam calistung, dan belajar. Karena pada tahap ini anak
biasanya pada akhir semester 1 anak sudah memiliki kemampuan dasar untuk
mulai tampak siapa yang sudah lancar menulis, membaca dan berhitung, secara
dan siapa yang masih membutuhkan kognisi anak sudah mulai matang dan
latihan lebih banyak lagi. Beberapa anak anak sudah mampu untuk mengikuti
yang belum bisa menulis dengan lancar pembelajaran di sekolah dan mengenal
atau membaca dengan lancar, mereka simbol-simbol sederhana. Maka penting
kebanyakan sudah mengetahui huruf bagi guru SD dan guru BK mendampingi
dari A – Z tetapi untuk merangkai dan membekali siswa dengan
menjadi kalimat masih belum mahir dan keterampilan dasar ini agar dapat tuntas
perlu didampingi. Selain itu, ada juga menyelesaikan tugas perkembangannya
anak yang saat menulis masih terbalik- dan berkembang potensi prestasi
balik menulis hurufnya seperti menulis belajarnya.
huruf S, K, L, C, E. begitupun saat 6) Pengembangan konsep-konsep yang
menulis angka masih ada anak yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
terbalik menulis angka 3, 5, 7, 9. Ada Pada tugas perkembangan ini, masalah
pula anak yang sama sekali tidak yang sering muncul dialami siswa adalah
mengenal huruf dan angka. Sehingga beberapa kegiatan/perilaku yang
sangat sulit mengikuti proses dijelaskan di sekolah supaya dipraktikan
pembelajaran di kelas. Untuk siswa kelas baik di sekolah maupun di rumah namun
besar biasanya ada beberapa anak ketika di rumah yang terjadi bahwa
mengalami kendala karena belum lancar orang tua tidak membiasakan anak untuk
dalam membaca dan memahami bacaan melakukan hal tersebut seperti anak
dalam paragraph, belum mahir dalam dilatih untuk menjaga kebersihan kelas
perkalian, pembagian tingkat 5 ke atas. dengan piket, anak diajak untuk
Mendapati masalah tersebut yang memahami perbedaan ruangan kelas
dilakukan guru adalah membiasakan yang bersih dan rapi, dengan yang
anak untuk menulis, imlak, membaca, berantakan. Sementara di rumah semua
berhitung, membiasakan dengan literasi yang mengerjakan mama atau mbak
sebelum pelajaran usai, memberikan yang membantu pekerjaan rumah tangga
buku bacaan atau buku berhitung yang sehingga anak tidak mempraktekkan
menarik atau melalui game, mengemas menjaga kebersihan di rumah, ada juga

116
anak yang kurang berfikir secara logika 7) Pengembangan moral, nilai dan hati
lebih mengandalkan berpikir praktis dan nurani.
cepat, sulit memahami pembelajaran Pada tugas perkembangan ini, masalah
karena kurangnya kemauan membaca yang sering muncul dialami siswa adalah
dan menulis, kurang mampu etika, kata hati anak yang mulai
merefleksikan dan memaknai suatu melemah dan egosentris yang tinggi
pembelajaran dalam kehidupan. Dengan menjadi kendala dalam penerapan nilai
adanya masalah tersebut yang dilakukan moral. Banyak anak yang terpengaruh
guru adalah membantu siswa memahami oleh arus perkembangan teknologi
konsep-konsep yang diperlukan dalam seperti sosial media, permainan game,
kehidupan sehari-hari dengan cara pola asuh keluarga dan lingkungan
memberikan penjelasan dengan media dimana mereka tinggal. Banyak anak-
atau contoh misalnya perbedaan bersih anak yang berbicara kotor dan tidak
dan kotor kemudian menjelaskan sopan dengan orang yang lebih tua yang
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari berdampak pada caranya berbicara yang
secara khusus untuk kesehatan, rajin dan kasar dan kurang sopan, anak yang cuek
malas apa dampaknya untuk kesuksesan kurang peduli pada kepentingan orang
masa depan, memberikan tugas di rumah lain, banyak anak yang kurang
untuk praktik membersihkan kamar, menerapkan kata dasar dalam bersosial
melipat sprei, menyapu ruangan di yaitu, terima kasih, tolong dan maaf.
rumah dll dengan mengajak anak Dengan adanya permasalahan tersebut
melakukan praktik secara langsung guru membiasakan siswa untuk
anak-anak jadi memiliki pemahaman. mempraktekkan 3S (senyum, sapa,
selain itu guru juga mengaitkan salam), saling empati jika ada teman
pembelajaran dalam kehidupan sehari- yang sakit ataupun kesulitan, seminggu
hari siswa. Karena pada tahap ini siswa sekali mengumpulkan uang peduli kasih
membutuhkan konsep-konsep yang digunakan untuk membantu teman
pemahaman yang sangat erat berkaitan jika sakit atau terkena musibah.
dengan kehidupan sehari-hari untuk memberikan pembelajaran karakter
membekali mereka menjadi pribadi yang untuk menanamkan nilai-nilai
lebih matang dan siap berhadapan keutamaan, mengasah suara hati melalui
dengan kehidupan dalam refleksi, dan memberikan pembelajaran
lingkungannya. anti korupsi agar anak-anak mampu
hidup jujur dan benar sebagai pribadi

117
yang bermartabat. Menanamkan sikap memiliki kewajiban untuk mentaati tata
toleran agar saling menghargai teman tertib sekolah dan mengerjakan tugas
yang berbeda agama, suku, budaya serta tanggung jawabnya, perlu sering
dengan tidak saling mengejek, memberi diingatkan guru dan orang tua. Dengan
kesempatan kepada siswa yang adanya permasalahan yang demikian
beragama lain untuk menjalankan yang dilakukan guru, membagi
ibadahnya sesuai dengan keyakinannya kelompok secara adil sesuai jenis
masing-masing. Pentingnya kelamin, kepandaian, kekurangan dari
pengembangan akhlak, nilai dan hati masing - masing siswa, selalu mencari
nurani pada anak sekolah dasar agar metode yang tepat salah satunya secara
anak dapat mengontrol perilakunya terus menerus memberikan pengertian
sesuai dengan nilai dan akhlak yang untuk bersikap yang santun dan baik,
berlaku. Anak harus mampu mengikuti bergaul dengan teman-teman secara
aturan, bertanggung jawab, dan positif saling memberikan pengaruh
mengakui perbedaan antara dirinya dan baik. Tidak mencontoh yang kurang
orang lain. baik. Serta memberikan pelatihan
8) Pengembangan sikap terhadap lembaga karakter untuk anak melalui kegiatan
dan kelompok sosial. outbound, pembekalan kepribadian,
Pada tugas perkembangan ini, masalah bimbingan klasikal, bimbingan
yang sering muncul dialami siswa adalah kelompok, maupun mengajak anak
adanya penolakan dalam kelompok jika berbicara secara pribadi. Pada tahap ini
temannya tidak sependapat dengan anak telah mampu belajar untuk
kelompok tersebut, anak yang terlalu menyadari keanggotaannya baik dalam
pendiam dan tidak mau masuk dalam keluarga maupun di sekolah. Oleh
kelompok, juga adanya siswa yang pilih karena itu anak harus belajar untuk
- pilih teman, selain itu muncul juga mampu mentaati peraturan-peraturan
dalam bersosialisasi anak bergaul dan yang ada baik di keluarga maupun di
meniru gaya serta ucapan dalam sekolah.
kelompok tanpa memfilter bahwa itu Dari hasil penelitian melalui
baik atau tidak, anak merasa keren dan wawancara dan observasi terungkap bahwa
bangga apabila dapat melakukan apa begitu banyak masalah atau hambatan yang
yang kelompok /temannya lakukan. Ada muncul dan dialami peserta didik di sekolah
pula anak yang kurang menyadari dasar maka sangat dibutuhkan kolaborasi
perannya sebagai siswa di sekolah dan sinergi baik dari pihak sekolah, guru

118
kelas, guru BK dan orang tua dalam guru kelaslah yang berperan ganda
mendampingi peserta didik dalam sekaligus sebagai guru BK. sehingga yang
menuntaskan tugas-tugas perkembangan. sering terjadi adalah ketidakmaksimalan
Sekolah pada jenjang SD perlu memikirkan dalam membantu memberikan bimbingan
mengadakan guru BK untuk memberikan serta layanan untuk peserta didik. Agar
layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik mampu menyelesaikan tugas
peserta didik sejak dini. Guru SD juga tetap perkembangannya dengan baik maka
melaksanakan peran sebagai guru BK dan diperlukan peranan guru bimbingan dan
perlu memperhatikan secara khusus peserta konseling yang bersinergi dengan guru
didik sekaligus menjadi seorang model, kelas yang tetap ambil bagian dalam
pemimpin dan menjadi sumber belajar bagi melaksanakan layanan bimbingan bagi
peserta didik. Masing-masing peserta didik peserta didik juga berkolaborasi dengan
memiliki kemampuan yang tidak bisa orang tua agar bimbingan yang diberikan
disama ratakan dan tidak bisa dipaksakan dapat terus berkesinambungan baik di
untuk segera mampu menuntaskan tugas sekolah maupun di rumah.
perkembangannya, karena setiap siswa Apabila setiap peserta didik dapat
memiliki latar belakang yang berbeda, menuntaskan tugas perkembangannya
pengalaman dan pola asuh yang berbeda dengan baik pada suatu periode tertentu
sehingga semua itu juga akan mewarnai dalam kehidupannya maka akan
kepribadian dan kemampuan anak dalam memberikan kebahagiaan, kesuksesan serta
menyelesaikan tugas perkembangannya. memberi jalan bagi tugas-tugas
Oleh karena itu kolaborasi antara sekolah perkembangan berikutnya. Selain itu, guru
guru dan orang tua betul-betul dapat BK juga dapat membantu guru kelas untuk
diterapkan dan hendaknya terus memberikan layanan bimbingan bagi siswa
meningkatkan pengetahuan dan sekolah dasar, sehingga layanan bimbingan
keterampilan dalam usaha memaksimalkan dan konseling dapat berperan sebaik-
aspek perkembangan anak karena, jika baiknya.
setiap aspek bisa berkembang dengan baik,
maka anak mampu menjalankan tugas- DAFTAR PUSTAKA
tugas perkembangannya dengan baik pula. Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar.
Jurnal Al-Taujih : Bingkai
SIMPULAN Bimbingan Dan Konseling Islami,
5(1).
Pada umumnya di sekolah dasar tidak
https://doi.org/10.15548/atj.v5i1.75
memiliki guru bimbingan dan konseling, 8

119
Indrawan, P. A. (2019). Implementasi Di Sekolah Dasar. Jurnal Warta,
Layanan Bimbingan dan Konseling 16.
pada Sekolah Dasar di Daerah Wibowo, M. E. (2015). Bimbingan Dan
Terdepan (Studi Emperis dan Konseling Di Sekolah Dasar
Praktis di Kalimantan Utara). 28. Sebagai Upaya Membangun Peserta
Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Didik Berkarakter. Prosiding
Fase Dan Tugas Perkembangan Seminar Nasional.
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Willis, S. (2007). Konseling Individual
Pendidikan Dasar, 7(1), 51. Teori dan Praktek. Alfabeta.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1
.51-59
Kholilah, N. (2018). Implementasi Layanan
Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah Dasar Islam Terpadu At-
Taqwa Surabaya. Jurnal BK
UNESA, 8.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
/index.php/jurnal-bk-
unesa/article/view/25405
Lestari, M. A. (2020). Bimbingan
Konseling Di SD (Mendampingi
Siswa Meraih Mimpi). Penerbit
Deepublish.
Nurohman, A., & Prasasti, S. (2019).
Pentingnya Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah Dasar (Sd).
Jurnal Ilmiah Konseling, 19 No. 1.
Prasetia, E., & Heiriyah, A. (2022). Guru
Kelas Sebagai Pelaksana Layanan
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Dasar di Sungai Andai
Banjarmasin. Bulletin of
Counseling and Psychotherapy,
4(2).
https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.
295
Prayitno, & Amti, E. (1999). Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Konseling. Rineka
Cipta.
Subagyo, A. B. (1991). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Telaumbanua, K. (2016). Konsep Dasar
Layanan Bimbingan Dan Konseling

120

You might also like