You are on page 1of 8

Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam

Pengembangan Self-Knowledge pada Siswa Sekolah Dasar

Vivi Lutfiyani1 dan Caraka Putra Bhakti2


1
Shadow Teacher Olifant Elementary School
2
Universitas Ahmad Dahlan
email: lutfiyani20@gmail.com dan 2caraka.pb@bk.uad.ac.id
1

Abstract
Education is a learning place for students, education is not only the process of knowledge
transfer, but also trying to develop all the potential of every human being one of them self-
knowledge. The development of self-knowledge to students as early as possible, ie at
primary school level. The development of self-knowledge is important because it is closely
related to individual planning which merupaan action to take and develop future plans.
Education to develop self-knowledge at primary school age children can be done through
guidance and counseling services. Services provided in the form of basic services that
guidance classical and group counseling with reference to the results of a needs
assessment (assessment of needs) students by integrating the developmental tasks of
primary school students in the understanding of himself or self-knowledge that is at the
level of knowledge about the importance of self-concept, skills to interact with others, and
awareness of the importance of growth and change. The service is responsive, responsive
service strategy may include individual counseling, counseling participant a, consultation,
collaboration, home visits, and hand over the case (referral). Specialization and individual
planning services, and support systems.

Abstrak
Pendidikan merupakan tempat belajar bagi siswa, pendidikan bukan hanya proses transfer
ilmu pengetahuan saja, akan tetapi berusaha mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki setiap manusia salah satunya self knowledge. Pengembangan self-knowledge pada
siswa dilakukan sedini mungkin, yaitu pada jenjang sekolah dasar. Pengembangan self-
knowledge penting dilakukan karena erat kaitannya dengan perencanaan individual yang
mana merupaan tindakan untuk mengambil dan mengembangkan rencana masa depan.
Pendidikan untuk mengembangkan self-knowledge pada anak usia sekolah dasar dapat
dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling. Layanan yang diberikan berupa
layanan dasar yaitu bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok dengan mengacu kepada
hasil need assesment (asesmen kebutuhan) para siswa dengan mengintegrasikan tugas
perkembangan siswa sekolah dasar dalam pemahaman akan dirinya atau self knowledge
yaitu pada taraf pengetahuan tentang pentingnya konsep diri, keterampilan untuk
berinteraksi dengan orang lain, dan kesadaran akan pentingnya pertumbuhan dan
perubahan. Layanan responsif, Strategi layanan responsif dapat berupa konseling individu,
konseling keleompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus
(referral). Layanan peminatan dan perencanaan individual, dan dukungan sistem.

Kata kunci: comprehensive guidance and counseling, development Self-Knowledge, elementary


school.

1. Pendahuluan dan spiritual. Ini sejalan dengan tujuan


pendidikan dalam Undang-undang No. 20
Pendidikan merupakan bagian yang tidak
Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Nasional
Melalui proses pendidikan dapat membentuk
manusia secara utuh, baik dari segi jiwa, raga

370 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

“Pendidikan nasional berfungsi agar mampu merumuskan dan melakukan


mengembangkan kemampuan dan membentuk aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat masa depan berdasarkan pemahaman akan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, secara mendalam dengan segala
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan
mandiri, dan menjadi warga negara yang penyediaan informasi yang akurat sesuai
demokratis serta bertanggung jawab”. dengan peluang dan potensi yang dimiliki
Undang-undang diatas mengisyaratkan konseli amat diperlukan sehingga konseli
bahwa pendidikan bukan hanya proses transfer mampu memilih dan mengambil keputusan
ilmu pengetahuan saja, akan tetapi berusaha yang tepat di dalam mengembangkan
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki potensinya secara optimal, termasuk
setiap manusia. Salah satu hal terpenting dalam keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli. ini
mengaktualisasi potensi manusia adalah apabila sejalan dengan pendapat dari Cobia dan
seseorang memiliki pemahaman akan dirinya Henderson (2003) tugas perkembangan karir
sendiri atau self-knowledge. Untuk mencapai siswa sekolah dasar berada pada taraf
pada pemahaman diri diperlukan adanya konsep pengetahuan tentang pentingnya konsep diri,
diri. Menurut Rahmat (2005) dengan keterampilan untuk berinteraksi dengan orang
mengamati diri kita, sampailah kita pada lain, dan kesadaran akan pentingnya
gambaran dan penilaian diri kita. Ini disebut pertumbuhan dan perubahan.
konsep diri yang berarti pandangan dan Kenyataannya masih banyak anak yang
perasaan kita tentang diri kita. kurang mengetahui tentang konsep diri, mereka
Proses pembentukan konsep diri dimulai masih kurang matang dalam merencanakan
sejak anak masih kecil. Masa kritis segala sesuatu yang akan dilakukan oleh anak
pembentukan konsep diri adalah saat anak-anak yang sesuai dengan kemampuannya. Seperti
masuk sekolah dasar. Kita dapat melihat konsep penelitian yang dilakukan oleh Chadidjah HA
diri seseorang dari sikap mereka. Bidney (dalam dan Diah Arina S (2013) Dijumpai pada SMA
Burns, 1994) mengatakan bahwa konsep diri Negeri 1 Wonosari, berdasarkan hasil
mempunyai kemampuan untuk bersikap wawancara beberapa peserta didik dan guru,
objektif terhadap dirinya sendiri, berpikir masih banyak peserta didik yang menunjukkan
sebagai apa dirinya, serta apa yang ia ingin indikasi konsep diri yang rendah. Hal tersebut
dilakukan dan hendak menjadi apa. terlihat dari masih banyaknya peserta didik
Pendapat tersebut mengasumsikan bahwa berprestasi belajar rendah, berperilaku negatif,
pembentukan konsep diri perlu dilakukan sedini memiliki perasaan rendah diri dan terisolir dari
mungkin terutama pada masa anak sekolah pergaulan.
dasar karena pada masa ini merupakan masa Rendahnya konsep diri akan berpangaruh
dimana anak berada pada rentang perubahan pada proses perencanaan individualnya. karena
perkembangan, masa dimulainya anak setiap individu harus mempunyai rencana yang
memasuki lingkungan sekolah yang secara sesuai dengan perkembangan yang mampu
signifikan memiliki dampak besar dalam membentuk kepribadian dan masa depan yang
perubahan perkembangan siswa. Siswa sebagai lebih baik. Individu yang memiliki konsep diri
pribadi yang dibentuk dan akan dikembangkan yang positif usaha untuk memperoleh
konsep dirinya secara umum pasti mempunyai kesuksesannya akan lebih baik, dan mudah
keinginan sukses dimasa depan. Keinginan mencapai keberhasilannya.
sukses dimasa depan berhubungan dengan Dengan demikian supaya anak mampu
perencanaan individual. mengkonsep dirinya dengan baik, perlu adanya
Depdiknas (2008) Perencanaan individual wadah dan bimbingan dalam memabantu siswa
diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik

371 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

mengembangkan kemampauan yang ada pada agar pengelolaan Bimbingan dan Konseling
dirinya secara optimal. berorientasi pada perkembangan adalah
Bimbingan dan konseling, sebagai bagian pengelolaan program dengan cara
integral dari proses pendidikan memiliki tugas komprehensif.
membantu individu untuk mencapai tingkat Untuk dapat mengadopsi model bimbingan
perkembangan diri secara optimum. dan konseling komprehensif, permerintah
Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan Indoensia mengeluarkan Permendikbud Nomor
kemampuan memilih dan mengambil keputusan 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
atas tanggung jawabnya sendiri. Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Dalam perspektif bimbingan dan konseling, Pendidikan Menengah. Substansi dari
menurut Bhakti (2015) peserta didik merupakan permendikbud ini meliputi komponen program,
individu sedang berada dalam proses bidang layanan, struktur program layanan, serta
berkembang atau menjadi (becoming), yaitu kegiatan dan alokasi waktu. Permendikbud
berkembang ke arah kematangan atau tidak secara eksplisit membahas tentang
kemandirian. Untuk mencapai kematangan, bimbingan dan konseling komprehensif, tetapi
individu memerlukan bimbingan, karena masih dilihat dari substansinya ini menunjukkan versi
kurang memahami kemampuan dirinya, model bimbingan dan konseling komprehensif.
lingkungannya dan pengalaman untuk mencapai Dengan layanan Bimbingan dan Konseling
kehidupan yang baik. komprehensif diharapkan dapat
Di Indonesia, layanan Bimbingan dan mengembangkan pemahaman diri atau self-
Konseling khususnya untuk Sekolah Dasar knowledge siswa sekolah dasar melalui layanan
masih terintegrasi dengan mata pelajaran yang dasar, layanan peminatan dan perencanaan
ada di sekolah dan diberikan oleh guru mata individual, layanan responsif dan dukungan
pelajaran yang bersangkutan. Namun, melihat sistem. Dengan demikian dengan layanan
guru mata pelajaran yang cenderung hanya bimbingan dan konseling siswa sekolah dasar
sebatas mengajarkan mata pelajaran saja tanpa memiliki pemahaman tentang dirinya sehingga
mengembangkan potensi yang ada pada siswa, dapat membuat dan merencanakan arah
serta telah adanya Permendikbud Nomor 111 hidupnya dimasa depan.
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, 2. Bimbingan dan Konseling Komprehensif
menegaskan bahwa sangat diperlukannya di Sekolah Dasar
layanan Bimbingan dan Konseling yang
Bimbingan dan Konseling menjadi bagian
optimal untuk jenjang pendidikan dasar.
yang tidak terpisahkan dalam pendidikan di
Bimbingan dan Konseling yang pada
Indonesia sejak tahun 1975. Pada
umumnya ada di sekolah berorientasi pada
pelaksanaannya, di Indonesia layanan
perkembangan. Pendekatan BK perkembangan
Bimbingan dan Konseling diberikan secara
menurut Caraka (2015) adalah pemikiran bahwa
tersendiri pada pendidikan menengah,
perkembangan individu yang sehat akan terjadi
sedangkan pada pendidikan dasar masih
dalam interaksi yang sehat antara individu
diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain
dengan lingkungannya. Lingkungan yang
dan diberikan oleh guru mata pelajaran dan wali
dimaksud di sini adalah lingkungan pendidikan
kelas (guru kelas), karena belum ada personil
yang menopang perkembangan peserta didik
profesional yang diangkat dan ditugaskan di
seperti lingkungan sekolah, keluarga,
sekolah dasar. Padahal, menurut Furqon (2005)
komunitas, masyarakat, berbagai macam media
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
informasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap,
dasar didasarkan atas PP Nomor 28 tahun 1990,
bertindak peserta didik, dan lain sebagainya.
Bab X pasal 2 ayat (1) yang menyatakan
Santoadi (2010) jika program Bimbingan
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
dan Konseling berorientasi perkembangan,
kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi,
maka konsekuensinya adalah pengelolaan
mengenal lingkungan dan merancang masa
program BK harus memenuhi syarat. Syarat
depan. Permendikbud Nomor 111 tahun 2014

372 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

tentang Bimbingan dan Konseling pada guru merupakan fungsionaris yang bekerja
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sama; 4) program bimbingan terorganisir dan
pada pasal 10 ayat (1) juga menegaskan bahwa terencana sebagai bagian vital dari bimbingan
“penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling komprehensif; 5) peduli kepada penerimaan
pada SD/MI atau yang sederajat dilakukan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri; 6)
oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan memfokuskan pada proses; 7) berorientasi taem
Konseling ”. work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor
Dalam pengembangan program layanan profesional yang terlatih; 8) bersifat fleksibel
bimbingan dan konseling komprehensif di dan sekuensial.
sekolahh dasar menurut Gibson, & Morse & Model bimbingan dan konseling
Russell (Schmidt, 2013) meliputi konseling, Komprehensif terdapat tiga unsur dan empat
counsultasi, koordinasi, dan penilaian layanan komponen. Tiga Unsur tersebut meliputi isi dari
untuk siswa, orang tua, dan guru. program, kerangka yang organisatoris, dan
Morse & Russell (1988). Bahwa konselor sumber daya. Isi meliputi kemampuan siswa.
disekolah dasar tugas mereka adalah lebih Kerangka mempunyai tiga komponen struktural
banyak melakukan layanan kelompok dengan (definisi, asumsi, dan dasar pemikiran) dan
siswa untuk membantu mereka dalam empat komponen program (guidance
mempelajari keterampilan sosial, meningkatkan curriculum, individual planning, responsive
konsep diri mereka, dan mengembangkan services, and system support). Unsur sumber
keterampilan memecahkan masalah. daya menyertakan personil, anggaran dana, dan
Sedangkan menurut Havighurst (Furqon, mengimplementasikan program. Bimbingan dan
2005) Dalam pengembangan program layanan konseling komprehensif mempunyai komponen
Bimbingan dan Konseling komprehensif di yang menyertakan aktivitas dan tanggung-
sekolah dasar, harus memperhatikan tugas jawab dari semua yang terlibat dalam program
perkembangan siswa sekolah dasar yaitu : bimbingan dan konseling komprehensif (Cobia
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan & Henderson, 2009).
untuk bermain, membangun sikap yang sehat Struktur pengembangan Bimbingan dan
mengenai diri sendiri sebagai makhluk yangs Konseling komprehensif terdiri dari empat
sedang tumbuh, belajar menyesuikan diri komponen (ASCA, Comprehensive School
dengan teman sebaya, mulai mengembangkan Counseling Program Guide) yaitu :
peran sosial sebagai wanita atau pria,
mengembangkan keterampilan keterampilan Layanan Dasar
dasar untuk membaca, menulis dan berhitung,
mengembangkan pengertian-pengertian yang Tujuan layanan dasar bimbingan adalah
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, membantu seluruh siswa dalam
mengembangkan kata hati, moral, dan nilai- mengembangkan keterampilan dasar untuk
nilai, dan mencapai kebebasan pribadi kehidupan. Layanan dasar Bimbingan dan
Sedangkan Depdikbud menjelaskan bahwa Konseling komprehensif memiliki cakupan dan
tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar urutan bagi pengembangan kompetensi siswa.
adalah untuk membantu siswa agar dapat Layanan yang diberikan dapat berupa
memenuhi tugas-tugas perkembangan yang bimbingan kelas dan bimbingan kelompok.
meliputi aspek sosial pribadi, pendidikan dan
karir sesuai dengan tuntutan lingkungan. Layanan Responsif
Kemudian Bhakti (2017) Bimbingan Tujuan komponen layanan responsif adalah
komprehensif diartikan sebagai sebuah program mengintervensi maslaah-masalah atau
layanan bantuan yang mengandung prinsip– kepedulian pribadi siswa yang muncul segera
prinsip : 1) Subjek layanan adalah semua dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan
peserta didik; 2) fokus pada kegiatan masalah pribadi, sosial, belajar dan karir.
pembelajaran peserta didik dan mendorong Layanan ini bersifat preventif dan remedial
perkembangan peserta didik; 3) konselor dan serta disesuaikan dengan kebutuhan anak.

373 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

Teknik pemberian layanan berupa konseling orang lain, dan kesadaran akan pentingnya
individu, konseling kelompok kecil, referal (alih pertumbuhan dan perubahan.
tangan kasus), konseling krisis dan konsultasi. Self knowledge berhubungan dengan konsep
diri. Bidney (Burns, 1993) mengatakan bahwa
Layanan Peminatan dan Perencanaan konsep diri mempunyai kemampuan untuk
Individual bersikap objektif terhadap dirinya sendiri,
berpikir sebagai apa dirinya, serta apa yang
Tujuan sistem perencanaan individual adalah ingin dilakukan dan hendak menjadi apa. Teori
membimbing siswa untuk merencanakan, tersebut mendukung asumsi bahwa siswa
memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, sebagai pribadi yang dibentuk dan
karir dan pengembangan sosial-pribadi oleh dikembangkan konsep dirinya secara umum
dirinya sendiri. Layanan perencanaan individual pasti mempunyai keinginan untuk sukses di
dan peminatan ini dapat diebrikan melalui masa depan, memahami diri sendiri, termasuk
konseling individual, kelompok kecil, apa yang menjadi kelebihan, kekurangan,
bimbingan kelas, manajemen kasus, maupun minat, dan bakatnya.
kolaborasi dengan orang tua/wali. Yusuf (2002) kemampuan seseorang
mengelola diri sendiri, memahami orang lain
Dukungan Sistem dan lingkungan, berhubungan dengan orang lain
dan lingkungannya, kecerdasan (intellegence)
Komponen dukungan sistem lebih diarahkan
dan keahlian (expertise) diperlukan untuk
pada pemberian layanan dan kegiatan
mencapai keberhasilan. Disamping itu: bakat,
manajemen yang tidak secara langsung
minat, sifat-sifat dan sikap serta nilai-nilai yang
bermanfaat bagi siswa. Dukungan sistem di
terdapat pada seseorang yang tumbuh dan
sekolah dasar mencakup : Konsultasi dengan
berkembang menurut pola dan irama
guru-guru, dukungan bagi program pendidikan
perkembangan masing-masing merupakan pilar
orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang
penyangga lain yang menentukan sukses pribadi
berhubungan, partisispasi dalam kegiatan
dan karir seseorang dalam kehidupannya.
sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan
Tekad, semangat dan komitmen ingin berhasil
dan tujuan, implementasi dan program
merupakan akar lain yang menyangga pohon
standarisasi instrumen tes, kerja sama dalam
keberhasilan. Faktor-faktor genetik, bakat, dan
melakukan riset yang relevan, memberikan
keyakinan serta pendidikan juga merupakan
masukan terhadap pembuat keputusan dalam
akar.
kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif
Mengembangkan self-knowledge pada anak
siswa.
usia sekolah dasar berhubungan dengan
perencanaan individual dalam mempersiapkan
3. Self Knowledge Pada Anak Sekolah
masa depannya. Calhoun dan Acocella (1995)
Dasar
membedakan konsep diri menjadi 2, yaitu
Vazire S, Wilson TD (2012) pengetahuan konsep diri positif dan konsep diri negatif.
diri adalah sejauh mana pandangan diri Apabila seseorang memiliki konsep diri positif,
seseorang sesuai dengan apa yang sebenarnya maka perilaku yang muncul cenderung positif.
dia sukai. Orang dapat memiliki pengetahuan Sebaliknya, apabila seseorang menilai dirinya
diri tentang keadaan atau posisi mereka di negatif, maka perilaku yang muncul pun
berbagai keadaan termasuk emosi, sikap, cenderung negatif. Dengan demikian siswa
perilaku, sifat, sasaran, dan motif. yang memili konsep diri positif akan berani
Cobia dan Henderson (2003) menyatakan menjadi anak yang optimis, yakin, percaya diri
bahwa anak-anak di sekolah dasar memiliki dalam menentukan arah tujuannya.
tugas perkembangan karir dalam pemahaman A. Aspek Konsep Diri
akan dirinya atau self knowledge yaitu pada Konsep diri menurut Staines (Burns, 1993)
taraf pengetahuan tentang pentingnya konsep mempunyai 3 aspek. Yaitu pertama konsep
diri, keterampilan untuk berinteraksi dengan diri dasar. Aspek ini mempunyai istilah lain

374 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

yaitu diri yang dikognisikan. Aspek ini sebagai identitas maupun diri sebagai
merupakan pandangan individu terhadap pelaku.
status, peranan, dan kemampuan dirinya. c. Diri Penerimaan atau Penilai (Judging
Kedua konsep diri yang lain. Aspek ini Self). Diri penilai berfungsi sebagai
merupakan gambaran diri seseorang yang pengamat, penentu standar, dan
berasal dari penilaian orang lain. Hal ini evaluator. Kedudukan diri penilai
menjadi titik utama untuk melihat gambaran adalah sebagai perantara antara diri
pribadi seseorang. Pernyataan-pernyataan, identitas dan diri pelaku. Penilaian ini
tindakan-tindakan, isyarat-isyarat dari orang nantinya akan berperan dalam
lain kepada individu yang didapat setahap menentukan tindakan yang akan
demi setahap akan membentuk sebuah ditampilkan individu tersebut. Diri
konsep diri sebagaimana yang diyakini penilai juga menentukan kepuasan
individu tersebut dan yang dilihat oleh individu akan diri sendiri.
orang lain. Dimensi Eksternal. Individu menilai
Ketiga konsep diri yang ideal. Aspek ini dirinya melalui hubungan dan aktivitas
merupakan seperangkat gambaran mengenai sosial, nilai yang dianut, serta hal-hal di
aspirasi dan apa yang diharapkan oleh luar dirinya pada dimensi eksternal.
individu, sebagian berupa keinginan dan Dimensi eksternal yang dikemukakan
sebagian lagi berupa keharusan. oleh Fitts dibedakan atas 5 bentuk
sebagai berikut.
B. Dimensi Konsep Diri a. Diri Fisik (Physical Self). Aspek ini
Konsep diri menurut Fitts (Hendriati menggambarkan bagaimana
Agustiani, 2006) dibagi dalam 2 dimensi individu memandang kondisi
pokok, yaitu Dimensi Internal dan eksternal. kesehatan, penampilan diri, dan
Dimensi Internal atau kerangka acuan keadaan tubuhnya.
internal (internal frame of reference) adalah b. Diri Etik-moral (Moral-ethical
penilain yang dilakukan individu terhadap Self). Aspek ini menggambarkan
dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam bagaimana individu memandang
dirinya. Dimensi ini terdiri 3 bentuk yaitu hubungan dengan Tuhan, kepuasan
sebagai berikut. akan kehidupan keagamaan, dan
a. Diri Identitas (Identity Self). Diri nilai moral yang dipegangnya
identitas merupakan bagian yang (meliputi batasan baik-buruk).
mendasar pada konsep diri dan c. Diri Pribadi (Personal Self). Aspek
mengacu pada pertanyaan “Siapa ini menggambarkan perasaan
saya?”. Dari pertanyaan itulah individu individu tentang kedaan pribadinya
akan menggambarkan dirinya sendiri yang tidak dipengaruhi oleh kondisi
dan membangun identitas diri. fisik maupun hubungan dengan
Pengetahuan individu tentang dirinya orang lain. Persepsi individu pada
akan bertambah dan semakin kompleks aspek ini dipengaruhi oleh kepuasan
seiring dengan bertambahnya usia dan individu terhadap diri sendiri dan
interaksi dengan lingkungannya. sejauh mana ia merasa dirinya
b. Diri Pelaku (Behavioral Self) . Diri sebagai pribadi yang tepat.
pelaku merupakan persepsi individu d. Diri Keluarga (Family Self). Aspek
tentang tingkah lakunya, yang berisikan ini mencerminkan perasaan dan
segala kesadaran mengenai “apa yang harga diri individu dalam
dilakukan oleh diri”. Bagian ini kapasitasnya sebagai anggota
berkaitan erat dengan diri identitas. keluarga.
Keserasian antara diri identitas dengan e. Diri Sosial (Social Self). Aspek ini
diri pelaku menjadikan individu dapat mencerminkan penilain individu
mengenali dan menerima baik diri terhadap interaksi sosial dengan

375 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

orang lain maupun dengan target apa yang diinginkan pada setiap mata
lingkungan sekitarnya. pelajaran. Agar tujuan dapat tercapai langkah
yang bisa dilakukan adalah dengan
4. Strategi Layanan Bimbingan dan menggunakan teknik Magical Opening yaitu
Konseling Komprehensif dalam teknik yang ada didalam metode RST
Pengembangan Self Knowledge pada (Recollection Smart Teaching).
Anak Sekolah Dasar LayananResponsif Strategi layanan responsif
dapat berupa konseling individu, konseling
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014
keleompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan
tentang Bimbingan dan Konseling Pada
rumah, dan alih tangan kasus (referral). untuk
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
membantu siswa yang mengalami kesulitan atau
menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan
hamabatan dalam proses pengembangan Self
bimbingan dan konseling sekolah di Indonesia.
Knowledge nya. Dalam melakukan konseling
Permendikbud ini dimaksudkan memberikan
konselor dapat menggunakan permainan
arah penyelenggaraan bimbingan dan sekolah
bermain, boneka, dan teknik lainnya untuk
dalam implementasi kurikulum 2013. Meskipun
menjalin hubungan baik dengan anak-anak.
secara eksplisit tidak menyebutkan bimbingan
Layanan Peminatan dan Perencanaan
dan konseling komprehensif , namun komponen
Individual, Stetategi layanan perencanaan
layanan bimbingan dan koseling diadaptasi dari
individual dan peminatan berupa layanan
konsep bimbingan dan konseling komprehensif.
peminatan dalam format individu maupun
Strategi layanan bimbingan dan konseling
kelompok untuk membantu siswa dalam
komprehensif berpengaruh besar dalam
menemukan apa yang ia sukai, menemukan apa
mengembangkan self knowledge pada anak
yang ia inginkan untuk menjadikannya sebagai
sekolah dasar. Seperti yang dikemukakan oleh
target, cita-cita, dan aku ingin menjadi seperti
Cobia dan Henderson (2003) menyatakan
siapa. Konselor dapat menggunakan media
bahwa anak-anak di sekolah dasar memiliki
yang memuat tentang Action Plan.
tugas perkembangan dalam pemahaman akan
Dukungan sistem, Strategi layanan dukungan
dirinya atau self knowledge yaitu pada taraf
sistem dalam pengembangan Self Knowledge
pengetahuan tentang pentingnya konsep diri,
siswa sekolah dasar dapat berupa aktivitas
keterampilan untuk berinteraksi dengan orang
kolaborasi dengan orangtua untuk mengetahui
lain, dan kesadaran akan pentingnya
peran orang tua dalam mengembangkan anak
pertumbuhan dan perubahan. Untuk
dirumah, serta psikolog untuk mengetahui
mencapainya dapat melalui implementasi empat
informasi terkait minat, kepribadian,
komponen layanan.
keterampilan dan kemampuan siswa, guru-guru
Layanan Dasar dapat berupa bimbingan
dalam membantu kemampuan siswa, dan
klasikal atau kelompok dalam mengembangkan
teman-teman untuk mendapatkan informasi
konsep diri dengan meningkatkan pemahaman
terkait hubunngan sosialnya. Konselor juga bisa
mereka tentang siapa saya dengan
menggunakan test skala konsep diri anak-anak
mengkategorikan kekuatan, minat, dan
untuk mengetahui perkembangan self-
kemampuan pribadi dan menghubungkannya
knowledge nya. Skala ini mengukur terkait
dengan karir. Memperkenalkan berbagai
Konsep diri keseluruhan dan aspek fisik,
pekerjaan, menunjukan pekerjaan yang cocok
emosional, dan aspek kepercayaan diri.
sesuai dengan jenis kelaminnya. Menggunakan
media foto, video, kunjungan lapangan, film,
5. Kesimpulan
dan permainan.
Sedangkan dalam pengembangan Pengembangan Self-Knowledge perlu
berinteraksi dengan orang lain bisa dilakukan dikembangkan sejak dini, yaitu pada anak
dengan bimbingan kelompok seperti permainan. sekolah dasar. Pengembangan Self-Knowledge
Kemudian untuk mengembangkan pentingnya erat kaitannya dengan perencanaan individual
pertumbuhan dan perubahan dalam diri guru yang mana merupaan tindakan untuk
dapat menjadi model. Siswa diajak menuliskan mengambil dan mengembangkan rencana masa

376 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377


SENDIKA: Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD
ISSN: 2598-6481

depan. sebagai salah satu bagian terpenting di kelompok dengan metode diskusi untuk
sekolah, pengembangan Self-Knowledge dapat mengembangkan konsep
diberikan melalui layanan Bimbingan dan diri. Consilium: Jurnal Program Studi
Konseling komprehensif yang berdasar pada Bimbingan dan Konseling, 1(2).
Bimbingan dam Konseling perkembangan. Cobia, D. C., & Henderson, D. A.
pengembangan Self-Knowledge diberikan (2003). Handbook of school counseling.
melalui empat komponen layanan. layanan Prentice Hall.
dasar, layanan peminatan dan perencanaan Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan
individual, layanan responsif serta dukungan Profesional Konselor dan Layanan
sistem. Pemberian layanan Bimbingan dan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
Konseling tersebut berdasarkan pada hasil need Pendidikan Formal. Jakarta :
assesment (asesmen kebutuhan) para siswa Depdiknas.
dengan mengintegrasikan tugas perkembangan Furqon. 2005. Konsep dan Aplikasi Bimbingan
siswa sekolah dasar dalam pemahaman akan dan Konseling untuk Sekolah Dasar.
dirinya atau self knowledge yaitu pada taraf Bandung : Pustaka Bani Quraisy
pengetahuan tentang pentingnya konsep diri, Hendriati Agustiani. (2006). Psikologi
keterampilan untuk berinteraksi dengan orang Perkembangan: Pendekatan Ekologi
lain, dan kesadaran akan pentingnya Kaitannya dengan Konsep Diri dan
pertumbuhan dan perubahan. Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: PT Refika Aditama.
Morse, C. L., & Russell, T. (1988). How
Daftar Pustaka elementary counselors see their role: An
empirical study. Elementary School
ASCA. 2010. Comprehensive School Guidance & Counseling, 23(1), 54-62.
Counseling Program Guide. New York Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang
: Institute of Technology Bimbingan dan Konsleing pada
Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan Dan Konseling Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Komprehensif: Dari Paradigma Menuju Menengah
Aksi. Jurnal Fokus Konseling, 1(2), 93-
106. Rahmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi,
Bhakti, C. P. (2017). Program bimbingan dan Remaja Rosdakarya.
konseling komprehensif untuk Santoadi, Fajar. (2010). Manajeman Bimbingan
mengembangkan standar kompetensi dan Konseling Komprehensif.
siswa. Jurkam: Jurnal Konseling Andi Yogyakarta : Universitas Sanata
Matappa, 1(2), 131-132. Dharma.
Burns, R. B. (1994). Konsep Diri: Teori, Schmidt, J. J. (2013). Counseling in schools:
pengukuran, perkembangan dan Comprehensive programs of responsive
perilaku. Jakarta: Arcan. services for all students. Pearson Higher
Calhoun, J. F., & Acocella, J. R. (1995). Ed..
Psikologi tentang penyesuaian dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
hubungan kemanusiaan. Semarang: Sistem Pendidikan Nasional
IKIP Semarang. Vazire S, Wilson TD (2012) Handbook of self-
Caraka, P. B., Hasan, S. U. N., & Hasan, U. N. knowledge. New York: Guilford.
(2015). Peran Layanan Bimbingan dan Yusuf, A. M. (2002). Kiat Sukses dalam
Konseling Komprehensif dalam Karier. Padang: Ghalia Indonesia.
Pengembangan Karakter Cerdas Anak
Sekolah Dasar. Jurnal konseling
komprehensif, 2(2), 204-212.
Chadidjah, H. A., & Sugiono, D. A. P. (2013).
Keefektifan layanan bimbingan

377 | SENDIKA, November 2017, Volume I, Nomor 1 Lutfiyani: 370 - 377

You might also like