You are on page 1of 17

MAKALAH

Keterampilan Berbicara(Public Speaking)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Wirani Atqia, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Siti Nur Rohmah(20122211)

2. Akhmad Bahar Muzakir(20122212)

3. Husnun Afifah(20122213)

KELAS F

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN K.H.ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan HidayahNya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan semoga dapat
membawakan manfaat bagi kita semua sehingga memperoleh pemahaman dan
wawasan ilmu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Wirani Atqia, M.Pd, selaku
Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami,
dan kami juga meminta kritik dan saran Ibu untuk menjadikan makalah ini lebih
baik lagi

Dalam makalah ini menjelaskan tentang pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema
“Keterampilan Dalam Berbicara (Public Speaking)” yakni menjelaskan mengenai
pengertian Publik Speaking dan Ada apa saja dalam Public Speaking itu.

Kami dari pemakalah meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dari makalah
kami ada kesalahan yang sedikit maupun banyak, dan semoga makalah ini mudah
dipahami oleh pembaca.

Pekalongan, 8 November 2022

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3

BAB I ........................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 5

BAB II .......................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6

A. Pengertian Public Speaking (Keterampilan Berbicara) .................................. 6

B. Terampil Public Speaking Presentasi ............................................................. 7

C. Terampil Public Speaking Seminar ...............................................................11

D. Terampil Public Speaking Pidato.............................................................. 12-15

BAB III ....................................................................................................................... 16

PENUTUP ................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan..................................................................................................... 16

B. Saran ............................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semua orang dapat berbicara, tetapi tidak semua orang dapat berbicara
dengan lancar dan menarik di depan umum. Apalagi kalau Anda berbicara dan
menjadi pusat perhatian dalam suatu acara resmi maupun tidak resmi, Anda
harus menyajikan isi dari suatu materi yang akan disajikan atau disampaikan
dalam pidato. Cara mengungkapkannya memerlukan teknik-teknik tersendiri
dan hal tersebut dapat dipelajari. Oleh karena itu, pelajaran ini lebih banyak
memusatkan perhatian "bagaimana" Anda berbicara atau menyampaikan
gagasannya, bukan pada "apa" yang Anda katakan.

Sebelum ada istilah Public Speaking, maka lahirlah istilah Retorika,


sebelum masehi-SM di Yunani, yang artinya "keahlian berbicara atau
berpidato". Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang
mengartikan sama yaitu seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah
berkembang sejak abad sebelum masehi.

Pengertian sebenarnya "retorika" yakni pemekaran bakat bakat tertinggi


manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai kemampuan
berkomunikasi dalam media pikiran. Dengan retorika, para pemimpin dapat
menaklukkan hati dan jiwa, ataukemampuan mengatak atik otak, sehingga
keputusannya dapat diterima karyawan atau audiens

Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkem bangan ilmu
pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan
sosiologi. Istilah retorika mulai digeser speech communication, atau oral
communication atau lebih dikenal dengan public speaking. 1

1
Helena Olii,”Public Speaking Edisi Kedua” (Jakarta barat:Indeks,2010), hlm. 2,5,6

4
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Public Speaking (Ketrampilan Berbicara)

2. Terampil Public Speaking presentasi

3. Terampil Public Speaking seminar

4. Terampil Public Speaking Pidato

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Pengertian Public Speaking (Ketrampilan Berbicara)

2. Menjelaskan Terampil Public Speaking presentasi

3. Menjelaskan Terampil Public Speaking seminar

4. Menjelaskan Terampil Public Speaking Pidato

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Public Speaking (Kterampilan Berbicara)

Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi atau pengertian mengenai


Public Speaking

1. Menurut Webter's Third New International Dictionary: a. the act of process


of making speeches in public (proses penyampaian pembicaraan di depan
publik); b. the art of science of effective oral communication with an audience
(seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi lisan yang efektif dengan para
pen dengar).

2. Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi: Komunikasi


yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan orang
banyak. Tujuannya, antara lain mem pengaruhi, mengajak, mendidik,
mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada
masyarakat di tempat tertentu.

3. Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam Hubungan Masyarakat -Suatu


Studi Komunikologis, "Pidato, dalam pengertian sempit adalah seni berbicara
di depan umum atau publik. Pidato tidak hanya merupakan paparan informatif
yang berisi keterangan atau penjelasan, tetapi persuasif, yakni mengandung
ajakan atau bujukan sehingga para hadirin tergerak hatinya untuk
melaksanakannya"

Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategies for Success:


public speaking is a continuous communication pro cess in which messages
and signals circulate back and forth bet ween speaker and listeners"
(pembicaraan di depan umum adalah suatu proses komunikasi yang
bersinambungan dalam mana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara
terus menerus antara pembicara dan para pendengar).

6
Dari beberapa definisi atau pengertian mengenai public speaking tersebut
di atas, dapat dipahami bahwa public speaking merupakan seni berbicara di
depan umum dimana suatu komunikasi lisan yang efektif berlangsung secara
bersinambungan dalam mana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara
terus menerus antara pembicara dan pendengar dengan maksud agar pendengar
berpikir, merasakan, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pembicara. 2

B. Terampil Public Speaking presentasi

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam Presentasi yaitu
sebagai berikut:

1. Persiapan dasar presentasi

Presentasi merupakan satu kegiatan dimana seorang pembicara


berbicara secara langsung kepada audiens sehingga mereka dapat mengerti
pesan yang disampaikan sesuai pemahaman terbaik yang mereka miliki.

Anda perlu membuat materi presentasi secara singkat atau jika materi
presentasi dibuat secara rinci maka Anda akan kehilangan minat audiens.
Pikirkan materi presentasi dengan seksama dan sedetail mungkin, namun
tetap menjaga materi presentasi terlihat singkat sehingga seluruh materi
dapat dibahas. Untuk membantu daya ingat, pindahkan catatan-catatan
tersebut ke dalam kartu dalam bentuk kata kunci dan frase-frase. Catatan
ringkas yang telah dibuat akan membantu Anda untuk menghentikan
membaca kartu ketika presentasi sedang berlangsung. Selain itu
memberikan presentasi dengan membaca teks terlihat bahwa Anda tidak
professional.

2
M.S. Hidrajat,”Public Speaking & Teknik Presentasi” (Yogyakarta & Jakarta:Graha Ilmu &
UIEU University Press, 2006) hlm. 10-11.

7
Permulaan presentasi adalah jika Anda memperoleh perhatian audiens
dan dapat dilakukan dengan satu pernyataan yang dramatis, humor atau cara
lain, menggunakan humor memiliki risiko, bahkan humor yang terkesan
sesuatu yang cerdik atau mematikan. Dengan menjaga keterlibatan audiens,
Anda akan mampu mempertahankan ketertarikan mereka terhadap
presentasi yang diberikan.

Menurut Malcolm Peel (1993) banyak yang berbicara di muka umum


selalu merasa resah, karena mereka tidak melakukan tugas mereka atau
kegiatan tanpa perencanaan secara teratur. Keresahan dapat diatasi dengan
memperbaiki kinerja sebagai pembicara,sehingga akan diperoleh presentasi
yang memuaskan tetapi juga merupakan kesenangan besar.

Menurut Malcolm Peel (1993) banyak yang berbicara di muka umum


selalu merasa resah, karena mereka tidak melakukan tugas mereka atau
kegiatan tanpa perencanaan secara teratur. Keresahan dapat diatasi dengan
memperbaiki kinerja sebagai pembicara, sehingga akan diperoleh presentasi
yang memuaskan, tetapi juga merupakan kesenangan besar.

Persiapan Presentasi harus dimulai dengan tiga analisis yang vital,


Malcom Peel mengemukakan,

a) Pada acara apa kita akan menjadi pembicara

b) Pendengar yang diharapkan dan,

c) Lokasi dimana kita akan bicara

2. Sasaran dan Tujuan

Sasaran adalah suatu hal yang menyeluruh yang ingin dicapai dengan
presentasi. Dalam beberapa kasus, sasaran mungkin jelas dan bisa diketahui
dengan sendirinya.

Sedangkan Tujuan merupakan langkah yang rinci dan tepat yang


direncanakan untuk mencapai sasaran. Selain menyampaikan informasi

8
tertentu apakah kita bermaksud meyakinkan, menyenangkan, menjual
produk atau mempromosikan atau yang sebagainya.

3. Menetapkan isi presentasi

Menetapkan isi presentasi yaitu dengan mengumpulkan materi, memilih


materi dan membentuk struktur presentasi.

Kapan harus mengumpulkan materi?

Mulailah mengumpulkan materi secepat mungkin. Materi yang


dikumpulkan selama tiga bulan sebelum presentasi akan lebih berharga
daripada materi yang dikumpulkan hanya dengan tiga hari sebelumnya.

Untuk memperoleh bahan-bahan materi sajian, Malcolm Peel (1993: 22-


27) menganjurkan dari pengalaman sendiri, keluarga dan teman-teman,
buku, jurnal, majalah dan surat kabar atau penelitian sendiri.

4. Menyusun materi

Sebuah metode yang baik untuk menyusun materi adalah menulis judul
setiap bagian utama di bagian atas sehelai buku catatan dan memberinya
nomor dengan urutan.

5. Memilih materi

Seberapa banyak materi yang dikehendaki? Sulit untuk menetapkan


seberapa banyak materi yang diinginkan. Setelah membentuk struktur, baru
dapat diketahui berapa materi yang akan disiapkan.

Beberapa pembicara, ketika memberikan ceramah pelatihan, membuat


kelenturan yang lebih besar dalam mengklasifikasi materi dengan tiga cara:

a) Materi inti yang merupakan pokok persoalan presentasi;

b) Materi yang bisa dibagikan (misal contoh ekstra) yang bisa diedarkan
tanpa merusak pesan kalau waktunya singkat;

9
c) Materi pelengkap yang bisa digunakan kalau ada waktu longgar, atau
dalam menjawab pertanyaan.

6. Membentuk struktur presentasi

Dalam presentasi, struktur diperlukan karena pendengar hanya


mempunyai satu kesempatan untuk memahami apa yang dikatakan. Ada
pendengar yang sulit mengikuti dan memahami presentasi kita. Namun,
sebuah struktur yang baik dapat mengatasi keadaan ini. Dengan struktur
yang baik, dapat dibuat pos pengawasan dan rambu-rambu yang akan
membantu pendengar untuk mengikuti pembicaraan.

Sebuah struktur yang baik yaitu:

a) Menarik perhatian,

b) Mempertahankan minat, Membantu pengertian, dan

c) Membuat pesan kita lebih mudah diingat.

Jenis-jenis struktur:

Ada tiga jenis struktur umum sesuai dengan presentasi yaitu,

a) Argumentasi logis,

b) Paparan,

c) Resmi. 3

3
Helena Olii,”Public Speaking Edisi Kedua” (Jakarta barat:Indeks,2010), hlm. 114-125

10
C. Terampil Public Speaking Seminar

Seminar merupakan suatu proses pemecahan permasalahan pada tema


tertentu yang telah ditetapkan. Tema adalah pokok pikiran yang merupakan
tujuan utama seminar yang kelak dijabarkan menjadi tujuan yang harus dicapai.
Contoh tema dalam suatu seminar adalah: "Peningkatan Minat Baca Di
Kalangan Remaja". Seminar ini bertujuan peningkatan minat membaca di
kalangan remaja. Tema dan tujuan seminar ini telah dirumuskan secara jelas
untuk selanjutnya diuraikan, dibahas, dipecahkan dan dirumuskan menjadi
suatu kesimpulan.

Penyelenggaraan seminar melibatkan para pakar, biasanya dari lingkungan


perguruan tinggi sebagai pemakalah atau pembanding makalah dan moderator.
Dalam seminar, kadang-kadang dibentuk suatu tim untuk merumuskan
pemecahan permasalahan dari tema atau topik yang dibahas.

Adakalanya, seminar adalah nama lain dari suatu pelatihan (training),


dimana pesertanya adalah orang yang berkecimpung dalam bidang tertentu
seperti praktisi pemasaran atau sumber daya manusia. 4

4
M.S. Hidrajat,”Public Speaking & Teknik Presentasi” (Yogyakarta & Jakarta:Graha Ilmu &
UIEU University Press, 2006) hlm. 76-77.

11
D. Keterampilan Public Speaking Pidato

1. Pidato sebagai Komunikasi Publik

William Albig yang dikutip Rahman (1979: 29-30) mendefiniskan


komunikasi sebagai proses pengoperan lambang lambang yang berarti di
antara individu-individu. Adapun Carl I. Hovland merumuskan, komunikasi
adalah proses di mana seorang individu (komunikator) mengoperkan
perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk mengubah tingkah
laku individu-individu yang lain (komunikan).

Asdi S. Dipodjojo (1984: 84) membagi macam-macam komunikasi


berdasarkan situasinya, sebagai berikut:

a) Komunikasi Intrapersonal. Komunikasi tipe ini terjadi bila seseorang


berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Komunikasi semacam ini dapat
berlangsung dalam bentuk verbal, nonverbal maupun dalam bentuk vokal.

b) Komunikasi Interpersonal. Komunikasi tipe ini terjadi bila seseorang


berkomunikasi dengan orang lain baik dila kukan secara verbal,
nonverbal maupun vokal.

c) Komunikasi Publik. Komunikasi tipe ini terjadi bila sekelompok orang


menerima pesan komunikasi dari seorang pembicara. Tanggung jawab
komunikasi tipe ini terletak sepenuhnya pada pembicara seorang. Pada
saat itulah pembicara sedang berpidato. Oleh sebab itu, pidato sering
disebut public speaking karena pembicara berbicara kepada banyak orang.

2. Unsur-unsur Pidato

Pidato adalah kegiatan seseorang membahasakan sesuatu yang


disampaikan kepada beberapa orang. Dengan demikian, setiap pidato pasti
terdiri dari pembicara, pendengar, dan isi pidato. Inilah yang dimaksud
dengan unsur-unsur pidato da lam ilmu retorika.

Menurut Aristoteles dalam bukunya Rhetorica unsur-unsur retorika,


khususnya pidato adalah:
12
a) Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan (mes sage) secara
lisan. Ia tidak hanya menggunakan suara, tapi juga dibantu oleh anggota
tubuhnya, misalnya ge rakan-gerakan tangan, isyarat, perubahan air muka
agar lawan bicara atau pendengar menaruh perhatian kepada
pembicaraannya.

b) Lawan bicara yaitu pendengar. Mereka harus diperhati kan oleh


pembicara.

c) Materi pembicaraan atau pesan. Pesan hendaknya diorganisasi


sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan daya pikir dan perasaan
pendengarnya (Dipodjojo, 1984: 30).

3. Perbandingan Pidato dengan Komunikasi Lain.

a) Pidato atau berbicara di depan umum berbeda dengan pembicaraan biasa


dalam kehidupan sehari-hari, walaupun intinya sama-sama berusaha
membahasakan dan menyampaikan suatu ide kepada orang lain. Dalam
pembicaraan sehari-hari, percakapan ringan, dan sebagainya selalu terjadi
hubungan timbal balik. Pendengar untuk selang sesaat dapat memotong
pembicara untuk bertanya atau menimpali kata-kata. Di samping itu
tempat untuk mengadakan pembicaraan tidak terlalu khusus, dapat
dilakukan di dalam rumah, di kamar, di teras, di rumah makan, dan
sebagainya (Brown, 1984: 5).

b) Pidato juga berbeda dengan berbicara dalam forum diskusi. Dalam


diskusi, terjadi juga proses komunikasi timbal balik, akan tetapi sifatnya
lebih tertib dan lebih terarah baik materi maupun cara-cara
penyampaiannya.

c) Berpidato juga berbeda dengan bersandiwara ataupun bernyanyi di


hadapan banyak orang. Perbedaan antara pidato dan bersandiwara
ataupun bernyanyi ini antara lain terletak pada segi latar tempatnya,
sebagaimana dikatakan oleh J.W. Brown (1984: 7) bahwa orang yang
berpidato berdiri tunggal dan mendapat impak lebih tinggi dari

13
pendengarnya daripada orang yangmenyanyi. Penyanyi membagi impak
penonton menjadi beberapa bagian. Perhatian atau konsentrasi penonton
terpecah pada hal-hal seperti bentuk panggung yang mempunyai hiasan
dekorasi indah, musik yang terdengar serta gerakan pe nyanyi, dan
sebagainya.

Dengan demikian seorang penyanyi mempunyai kebebasan gerak yang


lebih luas. Kalau terjadi kesalahan dalam kata-kata atau tarikan suara,
seorang penyanyi dapat bersembunyi di balik musik dan hal-hal yang
telah di sebutkan di atas. Penonton pun tidak akan begitu hirau dengan
kesalahan tersebut. Berbeda dengan orang yang berpidato, satu kesalahan
akan langsung diketahui orang banyak dan mudah menimbulkan
kegugupan selanjutnya.

4. Macam-macam Pidato

Menurut Aristoteles, ada tiga jenis pidato, yaitu:

a. Pidato Politik, yaitu pidato yang ditujukan untuk membi carakan masa
depan bangsa, dan biasanya disampaikan pada badan yang akan
mengeluarkan peraturan-peratur an atau badan legislatif. Oleh karena itu,
seorang orator politik harus mengerti tentang sistem pemerintahan.

b. Pidato Forensik, yaitu pidato yang ditujukan untuk memengaruhi


penilaian terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang pada masa lampau
dan biasanya diucapkan di depan badan yang akan menjatuhkan putusan
atau pengadilan. Oleh karena itu, seorang orator forensik harus mengerti
tentang sebab-sebab tindakan manusia dan mendasarkan pidatonya pada
pengetahuan tersebut.

c. Pidato Epideiktik, yaitu pidato yang disampaikan tentang apa yang


sedang terjadi saat itu. Pidato ini merupakan pidato sambutan pada
upacara-uapacara tertentu. Orator epideiktik harus mengetahui cara
memuji, memberikan apresiasi dan penghormatan, dan sebagainya
(Rakhmat, 1982: 5).

14
Adapun dari segi tujuannya, Jalaluddin Rakhmat (1982: 32-34)
membagi pidato menjadi tiga macam, yaitu:

a. Pidato Informatif, yaitu pidato yang bertujuan untuk menambah


pengetahuan pendengar tentang persoalan yangdibicarakan.

b. Pidato Persuasif, yaitu pidato yang bertujuan agar pende ngar


memercayai, mengikuti, dan melakukan sesuatu yang disampaikan
pembicara atau agar pendengar terba kar semangat dan antusiasnya.

c. Pidato Rekreatif, yaitu pidato yang bertujuan untuk memberikan hiburan


pada para pendengar..

Glenn R. Capp dalam Rakhmat (1982: 32-34) membagi empat macam


pidato dari segi persiapannya, yaitu:

a. Pidato Impromptu, yaitu pidato yang dilakukan secara spontan, tanpa


adanya persiapan sebelumnya.

b. Pidato Manuskrip, yaitu pidato dengan membaca naskah yang sudah


disiapkan sebelumnya.

c. Pidato Memoriter, yaitu pidato dengan hafalan kata demi kata dari isi
pidato yang telah dipersiapkan.

d. Pidato Ekstempore, yaitu pidato dengan persiapan berupa outline (garis


besar) dan supporting points (pembahasan pe nunjang). Jenis yang
terakhir ini adalah pidato yang pa ling baik dan paling dipakai oleh para
ahli pidato.5

5
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag,”Public Speaking Gaya dan Teknik Pidato Dakwah Edisi
pertama”(Jakarta:KENCANA, 2019) hlm. 15-22.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat disimpulkan pengertian mengenai public


speaking tersebut di atas, dapat dipahami bahwa public speaking merupakan
seni berbicara di depan umum dimana suatu komunikasi lisan yang efektif
berlangsung secara bersinambungan dalam mana pesan dan lambang
bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan pendengar
dengan maksud agar pendengar berpikir, merasakan, dan bertindak sesuai
dengan yang diharapkan oleh pembicara.

B. SARAN

Dari kami pemakalah menyarankan kepada pembaca agar membacanya lebih


teliti agar memperoleh pemahaman tentang makalah ini. Dan kami juga
meminta kritik apabila ada kesalahan dalam makalah ini yang membuat
pembaca tidak paham atas isi makalah ini. Dan dari pemalah meminta maaf
yang sebesar-besarnya.

Semoga kritik dari pembaca bisa menjadi semangat pemakalah untuk membuat
makalah yang lebih baik lagi selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk kita semua. Aamiin…

16
DAFTAR PUSTAKA

Helena Olii,”Public Speaking Edisi Kedua” (Jakarta barat:Indeks,2010), hlm. 2,5,6

M.S. Hidrajat,”Public Speaking & Teknik Presentasi” (Yogyakarta & Jakarta:Graha Ilmu & UIEU
University Press, 2006) hlm. 10-11.

Helena Olii,”Public Speaking Edisi Kedua” (Jakarta barat:Indeks,2010), hlm. 114-125

M.S. Hidrajat,”Public Speaking & Teknik Presentasi” (Yogyakarta & Jakarta:Graha Ilmu & UIEU
University Press, 2006) hlm. 76-77.

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag,”Public Speaking Gaya dan Teknik Pidato Dakwah Edisi
pertama”(Jakarta:KENCANA, 2019) hlm. 15-22.

17

You might also like