You are on page 1of 4

PERBEDAAAN PRODUK BANK SYARIAH DAN

BANK KONVENSIONAL
- BANK SYARIAH
Giro Syariah
Salah satu produk perbankan syariah yang termasuk ke dalam
konsep wadiah (titipan) adalah giro. Secara umum yang dimaksud dengan
giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau dengan
pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah adalah giro
yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan
Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro
yang dibenarkan syariah adalah giro berdasarkan
prinsip wadiah dan mudharabah.
Akad mudharabah pada giro syariah adalah akad kerjasama antara nasabah
sebagai penyimpan dana (shahibul maal) sedang bank syariah sebagai pihak
yang mengelola dana (mudharib). Ketentuan Giro Syariah menggunakan
akad mudharabah adalah sebagai berikut:
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya..
Sedangkan, Giro Syariah dengan akad wadiah adalah akad titipan dana dari
nasabah kepada bank syariah, dimana bank syariah dapat mengelola dana
tersebut tanpa harus memberikan imbalan kepada nasabah jika mendapat
keuntungan. Giro syariah dengan akad wadiah mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
Bersifat titipan. Titipan bisa diambil kapan saja (on call). Tidak ada imbalan
yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat
sukarela dari pihak bank.
Dalam prakteknya sebagian besar bank syariah menggunakan akad wadiah
pada produk giro. Sebab kebutuhan nasabah membuka giro adalah untuk
kelancaran dan kemudahan dalam bertransaksi, bukan untuk mencari
keuntungan. Sedang akad mudharabah bisanya digunakan untuk akad
investasi untuk mencari keuntungan.

- BANK KONVENSIONAL
GIRO
Sebagian orang akan bingung membedakan produk bank yang berupa giro
dengan tabungan. Sama-sama merupakan produk untuk menyimpan uang di
bank, sebagian orang merasa giro tidak ada bedanya dengan tabungan.
Berikut beberapa karakteristik giro yang membuatnya berbeda dengan
produk tabungan biasa.
• Jenis Nasabah
Tabungan biasa biasa dimiliki oleh perseorangan. Sementara itu, meskipun
ditujukan pula untuk perorangan, nasabah yang memakai produk giro
biasanya berbentuk badan usaha.
• Jenis Penarikan
Karakteristik kedua ada di jenis penarikan. kamu tidak dapat mengandalkan
ATM ataupun teller untuk mencairkan dana giro. Berbeda dengan tabungan,
dana di giro hanya dapat dicairkan dengan cek ataupun bilyet giro.
Cek adalah alat pembayaran yang diterbitkan oleh pihak bank sebagai
pengganti uang tunai. kamu dapat mencairkan dana yang tertera dalam cek
ke dalam bentuk tunai selama dana yang tersimpan dalam giro kamu
mencukupi. Sementara itu, bilyet giro adalah alat transaksi pembayaran
nontunai yang pencairannya tidak dapat secara tunai.
Dana yang tertera dalam bilyet giro hanya dapat dicairkan dengan
pemindahbukuan ke rekening pihak tertentu. Biasanya, bilyet giro digunakan
perusahaan untu melakukan pembayaran gaji terhadap karyawan.
• Syarat Pembukaan Rekening
Ketika hendak mengajukan diri menjadi nasabah produk tabungan, kamu
hanya perlu melampirkan data diri berupa kartu identitas dan mengisi
formulir yang disediakan oleh pihak bank. Namun ketika kamu hendak
membuka rekening giro, ada satu dokumen lagi yang mutlak harus dimiliki,
yakni nomor pokok wajib pajak (NPWP).
Selain beberapa karakteristik di atas, Giro juga memiliki manfaatnya sendiri
bagi Anda. Berikut adalah manfaat-manfaat dari kepemilikan giro di bank.
• Praktis dan Aman
Membawa uang tunai dalam jumlah besar tentu mengandung risiko yang
tidak sedikit. Selain tidak aman karena ada kekhawatiran dirampok atau
tercecer, membawa banyak uang tunai menimbulkan ketidakpkratisan sebab
memerlukan wadah yang besar dan penjagaan yang ketat. Dengan giro,
kamu tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar lagi.
• Tidak Ada Limit
Sering kali kamu menemui masalah ketika hendak melakukan pembayaran
atau pembelian, namun tabungan kamu sudah mencapai batas tertentu
sehingga pada hari itu kamu tidak dapat bertransaksi lagi. Di giro, ada tidak
akan menemui limit transaksi. kamu bebas melakukan pembayaran atau
pembelian selama saldo yang ada dalam rekening mencukupi.
• Memperlancar Transaksi
Giro melancarkan setiap transaksi keuangan kamu, baik pembayaran
ataupun pembelian dan lainnya. Tentu beberapa dari kamu masih mengingat
bagaimana ribetnya pengambilan gaji secara manual saat belum ada
pemindahbukuan dana dari giro ke masing-masing rekening karyawan.
Dengan giro, semua menjadi lancar.
• Memperoleh Bunga atau Bonus
Sama seperti produk tabungan, kamu juga dapat memperoleh bunga dari
dana yang kamu simpan di rekening giro. Selain bunga, ada manfaat berupa
bonus yang bisa kamu dapatkan dari rekening tersebut.

PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL


HUBUNGAN DENGAN BANK

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional juga terletak pada hubungan
antara nasabah dan bank. Pada perbankan konvensional, umumnya
hubungan antara dan pihak bank yaitu debitur dan kreditur. Nasabah
berperan sebagai kreditur, sedangkan pihak bank berperan sebagai debitur.

Sedangkan, hubungan antara nasabah dan bank syariah terbagi ke dalam 4


jenis, di antaranya penjual-pembeli, kemitraan, sewa, dan penyewa. Pihak
bank syariah akan berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli
jika menggunakan akad murabahah, istishna, dan salam. Sementara itu, pada
akad musyarakah dan mudharabah, maka hubungan yang berlaku adalah
kemitraan. Pada akad ijarah, pihak bank berperan sebagai pemberi sewa dan
nasabah sebagai penyewa.

BUNGA

Dalam sistem bank konvensional, perjanjian antara bank dan nasabah bank
umumnya dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan sistem bunga dalam
transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba.

SISTEM OPERASIONAL

Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan


suku bunga dan perjanjian secara umum berdasarkan aturan nasional. Akad
antara bank dan nasabah bank banyak dilakukan berdasarkan kesepakatan
jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya.
Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem
operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah.
Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian
keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.

KESIMPULAN
Jadi dalam system bunga, bank Syariah tidak mengeluarkan bunga dan bank
konvensional ada bunga. Sistem bank Syariah menggunakan akad bagi hasil
atau nisbah, sedangkan bank komvensional menggunakan aturan nasional

You might also like