You are on page 1of 11

PENDIDIKAN AGAMA

MAKALAH
KONSEP MANUSIA

Teks

KELOMPOK 1
Di Susun
Oleh :
NUR FAJRI BAHARUDDIN (2022007)

AKADEMI KEBIDANAN ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,segala puji hanya bagiNya. Semoga
sholawat beserta salam senantiasa tercurahkankepada junjungan kita, nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya,dan juga
kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Puji syukur
Alhamdulilahkami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dankarunia Nya. Sehingga penulisan makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI

Katapengantar................................................................................................1
Daftar isi.........................................................................................................2

Bab I Pendahuluan........................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan masalah.....................................................................................5
C. Tujuan masalah.........................................................................................6

Bab II Pembahasan........................................................................................7
A.Hakikat Manusia.........................................................................................8
B. Tujuan Hidup Manusia..............................................................................9
C. Tugas Hidupnya Di Dunia........................................................................10

Bab.III PENUTUP...........................................................................................11
A.Kesimpulan................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan
sebaik- baiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang
melalaikan tugas dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya
mengingat tujuan hidup di dunia ini dan melaksanakan tugasnya dengan
baik, sebab kehidupan manusia di dunia ini bukanlah bersifat kekal atau
selamanya. Hidup manusia di dunia ini adalah tempat singgah untuk
mencari bekal amal di akhirat kelak. Oleh sebab itu manusia harus
menjalankan hidup ini dengan sungguh-sungguh agar tidak lewat begitu
saja dengan sia-sia.

Di zaman yang serba canggih saat ini, manusia sibuk mengejar urusan
duniawi, mencari pangkat dan jabatan (materi) seakan ia hidup selamanya
di dunia ini dan melupakan tugas dan tujuannya yang harus
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Manusia seharusnya mengingat
tujuan hidup di dunia ini yang akan berakhir dan bersifat sementara.

Konsep tentang manusia sangat penting artinya di dalam suatu sistem


pemikiran, khususnya kajian filsafat, baik filsafat Islam maupun filsafat
Barat. Pentingnya arti konsep manusia di dalam sistem pemikiran dan
kerangka berfikir karena hakikat manusia adalah subjek yang mengetahui.

Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh


Allah dibanding dengan makhluk lain. Oleh sebab itu manusia adalah
makhluk tertinggi,

puncak ciptaan Allah, karena keutamaan manusia itu, maka manusia


memperoleh tugas yaitu sebagai khalifah Allah di bumi.

Manusia pada umumnya terdiri dari dua subtansi, yaitu subtansi yang
bersifat materi (badan) dan subtansi yang bersifat immateri (jiwa) dan
hakikat dari manusia adalah subtansi immaterinya yaitu jiwanya.
Kesempurnaan manusia diperoleh dengan jalan mempertajam daya
berfikirnya.

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu, roh dan jasad. Roh biasa diartikan
nyawa atau jiwa, sedangkan jasad berarti tubuh atau raga.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan hakikat manusia ...?
2.menjelaskan tujuan hidup manusia...?
3. Menjelaskan tugas hidup manusia...?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam Islam
2. Untuk mengetahui tujuan hidup manusia dalam Islam
3. Untuk mengetahui tugas hidupnya didunia

BAB II PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA
Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam.Dalam agama islam, ada
enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia. Berikut
ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam
1. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT
dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa
ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan
penerima zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya
dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat berikut ini.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus
…,” (QS:98:5).
2. Sebagai al- Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana
disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan
menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman
Allah SWT berikut
“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
istirinya, dan dari pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan
(mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan
peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-


laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al
Hujurat :13).
3. Sebagai khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada
hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau
pemimpin di muka bumi.(baca fungsi alqur’an bagi umat manusia)

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di


muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).Sebagai seorang khalifah maka masing-
masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.
4. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan
dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu


pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak
Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).
5. Sebagai al- Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan
pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal
lainnya (baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat
Al hud berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat
itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak
berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).
6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena
manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik,
tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya
sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti
makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia
sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya
manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Segala hakikat manusia adalah
fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran
dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi
tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama
penciptaannya.

B. TUJUAN HIDUP MANUSIA


Singkatnya, Allah SWT telah membimbing manusia kepada tujuan hidup
yaitu beribadah kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Al-Qur'an dalam
hal ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui cara-cara di mana
seseorang dapat memenuhi tujuan ini untuk menyenangkan Allah SWT dan
memberi makna pada hidupnya. Alasan utama penciptaan kita adalah
ibadah. Kita harus memenuhi tujuan hidup kita ini dengan mengikuti
perintah Allah yang diberikan dalam Quran.
Bagaimana tujuan hidup manusia menurut Islam diterangkan dalam
surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi “orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

C. TUGAS HIDUPNYA DI DUNIA

Dari beberapa pendapat ahli tafsir tersebut dapat difahami bahwa tugas
hidup manusia – yang merupakan amanah dari Allah – itu pada intinya ada
dua macam, yaitu : ’Abdul lah (menyembah atau mengabdi kepada Allah),
dan Khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab.

1. Tugas manusia sebagai ’Abdullah (hamba Allah):


Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan reali sasi dari
mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban
dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat
tauhid, dan atau ma’rifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah Allah merupakan
realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan,
atau mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial
(termasuk indera, akal dan qalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna
menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman Allah
dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Mengapa manusia bertugas sebagai ‘abdullah? Untuk menjawab masalah
ini bisa dikaitkan dengan proses kejadian manusia yang telah dikemukakan
terdahulu. Dari uraian terdahu lu dapat difahami bahwa pada dasarnya
manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri.
Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah),
sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum
Allah yang berlaku di alam materi (Sunna tullah). Sedangkan roh-roh
manusia, sejak berada di alam arwah, sudah mengambil kesaksian di
hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya dan
bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-A’raf: 172). Karena itulah,
kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi dirinya atau naturnya,
maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksana kannya adalah ’abdullah
(hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan
KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).
Hanya saja diri manusia juga telah dianugerahi kemam puan dasar
untuk memilih atau mempunyai “kebebasan” (Q.S. al-Syams: 7-10), sehingga
walaupun roh Ilahi yang melekat pada tubuh material manusia telah
melakukan perjanjian dengan Tuhannya (untuk bersedia tunduk dan taat
kepadaNya), tetapi ketundukannya kepada Tuhan tidaklah terjadi secara
otomatis dan pasti sebagaimana robot, melainkan karena pilihan dan
keputusannya sendiri. Dan manusia itu dalam perkembangannya dari
waktu ke waktu suka melupakan perjan jian tersebut, sehingga pilihannya
ada yang mengarah kepada pilihan baiknya (jalan ketaqwaan) dan ada pula
yang mengarah kepada pilihan buruknya (jalan kefasikan). Karena itu Allah
selalu mengingatkan kepada manusia, melalui para Nabi atau Rasul-
rasulNya sampai dengan Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi/rasul terakhir,
agar manusia senantiasa tetap berada pada naturnya sendiri, yaitu taat,
patuh dan tunduk kepada Allah SWT. (’abdullah). Setelah rasulullah SAW.
wafat, maka tugas memperingatkan manusia itu diteruskan oleh para
shahabat, dan para pengikut Nabi SAW. (dulu sampai sekarang) yang setia
terhadap ajaran-ajaran Allah dan rasulNya, termasuk di dalamnya adalah
para pendidik muslim.

2. Tugas manusia sebagai Khalifah Allah


Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini
dapat difahami dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata
“khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang
kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu).
Sedangkan arti khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena
tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, atau karena kematian
orang yang diganti, atau karena kelemahan/tidak berfungsinya yang diganti,
misalnya Abu Bakar ditunjuk oleh umat Islam sebagai khalifah penggan ti
Nabi SAW, yakni penerus dari perjuangan beliau dan pemimpin umat yang
menggantikan Nabi SAW. setelah beliau wafat, atau Umar bin Khattab
sebagai pengganti dari Abu Bakar dan seterusnya; dan adakalanya karena
memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang
yang dijadikan pengganti. Pengertian terakhir inilah yang dimak sud
dengan “Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi”,
sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Fathir ayat 39, Q.S. al-An’am ayat 165.
Manusia adalah makhluk yang termulia di antara makh luk-makhluk
yang lain (Q.S. al-Isra’: 70) dan ia dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik
bentuk/kejadian, baik fisik maupun psikhisnya (Q.S. al-Tin: 5), serta
dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah)
yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui
proses pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia
menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain
menyangkut tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61),
serta mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi (Q.S.
al-Maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal saleh (Q.S. al-Ra’d : 29),
bekerja sama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam
mene gakkan kesabaran (Q.S. al-’Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan
merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama
hingga manusia pada akhir zaman yang akan datang, dan merupakan
perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).Tugas-
tugas kekhalifahan tersebut menyangkut: tugas kekhalifahan terhadap diri
sendiri; tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga; tugas
kekhalifahan dalam masyarakat; dan tugas kekhalifahan terhadap alam.
Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi tugas-tugas: (1)
menuntut ilmu pengetahuan (Q.S.al-Nahl: 43), karena manusia itu adalah
makhluk yang dapat dan harus dididik/diajar (Q.S. al-Baqarah: 31) dan yang
mampu mendi dik/mengajar (Q.S. Ali Imran: 187, al-An’am: 51); (2) menjaga
dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya
dan kesengsaraan (Q.S. al-Tahrim: 6) termasuk di dalamnya adalah menjaga
dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan
sebagainya; dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kata akhlaq
berasal dari kata khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk
batin/rohani, dan khalq merupakan bentuk lahir/ jasmani. Keduanya tidak
bisa dipisahkan, dan manusia terdiri atas gabungan dari keduanya itu yakni
jasmani (lahir) dan rohani (batin). Jasmani tanpa rohani adalah benda mati,
dan rohani tanpa jasmani adalah malaikat. Karena itu orang yang tidak
menghiasi diri dengan akhlak yang mulia sama halnya dengan jasmani
tanpa rohani atau disebut mayit (bangkai), yang tidak saja membusukkan
dirinya, bahkan juga membusukkan atau merusak lingkungannya.Tugas
kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga meliputi tugas membentuk
rumah tangga bahagia dan sejahtera atau keluarga sakinah dan mawaddah
wa rahmah/cinta kasih (Q.S. ar-Rum: 21) dengan jalan menyadari akan hak
dan kewajibannya sebagai suami-isteri atau ayah-ibu dalam rumah
tangga.Tugas kekhalifahan dalam masyarakat meliputi tugas-tugas :
1. mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13,
al-Anfal: 46);
2. tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2)
3. menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S. al-Nisa’: 135)
4. bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar (Q.S. Ali
Imran: 104 dan 110)
5. berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di
dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-
Taubah: 60, al-Nisa’: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. ’Abasa: 1-11),
orang yang berada di bawah penguasaan orang lain dan lain-lain.
Sedangkan tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi tugas-
tugas:
1. mengkulturkan natur (membudaya kan alam), yakni alam yang
tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-karya
yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.
2. menaturkan kultur (mengalam kan budaya), yakni budaya atau hasil
karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan
sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidak
menimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya.
3. mengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam
berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai-nilai Islam yang
rahmatan lil-’alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan
segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk
mencari dan mene mukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran
ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.
Dari berbagai uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia
sebagai makhluk Allah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu
menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi. Manusia sebagai
makhluk Allah mempunyai dua tugas utama, yaitu: (1) sebagai ’abdullah,
yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan
KehendakNya serta mengabdi hanya kepadaNya; dan (2) sebagai khalifah
Allah di muka bumi, yang meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan
terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat,
dan tugas kekhalifahan terhadap alam.

Bab lll PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keberadaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu
beribadah kepada Allah SWT Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal
usul kehidupan di alam semesta! Manusiahakihatnya adalah makhluk
Ciptaan Allah SWT Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat
ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Dalam pandangan Islam, sebagai
makhluk Ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam
menjalankan kehidupannya di dunia ini.untuk menjalankan tugasnya
manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.
Hakikat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi
ini,Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik.hal yang
menjadikan manusia sebagai khalifah ahadalah karena manusia memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan
perasaan,selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik,
ciptaan Allah yang paling sempurna.kewajiban manusia kepada khaliknya
adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya
sebagai suatu wujud dan yang maujud.didalam hidupnya manusia tidak
lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan.Adanya hubungan ini
menyebabkan adanya hak dan kewajiban hubungan manusia dengan Allah
adalah hubungan makhluk dengan khaliknya.dalam masalah
ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada
yang lain dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan
kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa, yang maha bijaksana,yang
maha sempurna,ialah Allah rabbul’alamin,Allah Tuhan Yang Maha Esa

You might also like