You are on page 1of 10

TINJAUAN AL QUR’AN TERHADAP PERILAKU MANUSIA:

DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM


Sugeng Sejati*
Abstract
Man is God’s most perfect creature on earth. Humans from the beginning exist in a
togetherness, he is always in touch with other humans in the container togetherness,
friendship, work environment, harmonious citizens and neighborhood, and other
forms of social relations. And as a participant togetherness it is certain he gets the
influence of his environment, but on the contrary he can influence with his behavior
and give a style to the surrounding environment. Humans are equipped among others
cipta, rasa, karsa, norm, ideals and conscience as a characteristic of humanity, to
him also revealed religion in addition to any relationship with each other, there is
also a relationship with the creator. In the Qur’an, humans are repeatedly raised in
degree because of the actualization of their souls positively, on the contrary, humans
are also degraded for the negative soul actualization. They are crowned far above
the heavenly realms, the earth and even the angels, but at the same time, they can
be no more significant than the animal creatures. Humans are valued as creatures
capable of conquering nature, but they can also degenerate into “the lowest of all
low” as well because of their behavior. Therefore, in this condition the emergence
of the Qur’an as a source of behavior of human life in carrying out its duties.

Kata Kunci: perilaku, al-qur’an, psikologi Islam

Pendahuluan
Manusia dalam jagad raya ini adalah Berbicara mengenai manusia adalah
makhluk yang unik. Keunikannya sangat persoalan yang tidak habis-habisnya untuk
menarik dimata manusia sendiri, sehingga didiskusikan. Dalam berbagai aliran psikologi,
banyak kajian-kajian tentang manusia terus seperti psikoanalisa (klasik) Sigmund Freud,
berkembang karena memang pengetahuan memandang bahwa perilaku manusia banyak
manusia tentang dirinya terbatas. dipengaruhi oleh masa lalu, alam tak sadar,
Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dorongan-dorongan biologis yang selalu
dirinya menurut Quraish Shihab dalam menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi.
Wawasan Al Qur’an diantaranya adalah Dengan demikian tak heran bila psikonalisa
pembahasan tentang manusia terlambat menganggap hakikat manusia adalah buruk,
dilakukan karena perhatian awal tertuju pada liar, kejam, kelam, non etis, egois, sarat nafsu,
alam materi dan ciri khas akal manusia yang dan berkiblat pada kenikmatan jasmani.2
cenderung menghindari memikirkan yang Sementara aliran behavioral atau perilaku
kompleks atau sifat akal manusia yang tidak menganggap manusia pada hakikatnya adalah
mampu mengetahui hakekat hidup.1 netral, baik-buruknya perilaku terpengaruh

* Penulis adalah Dosen Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu 61


Syi’ar Vol. 17 No. 1 Februari 2017

dari pengaruh situasi dan perlakuan yang memerlukan waktu relatif singkat untuk dapat
dialami. 3 Lain halnya dengan aliran mampu berayun-ayun sambil mencari makan
humanistik yang memiliki asumsi bahwa sendiri. Ketiga dari sisi proses adaptasi,
manusia pada dasarnya memiliki potensi- manusia tidak mengadaptasikan tubuhnya
potensi yang baik, minimal lebih banyak terhadap berbagai perubahan lingkungan,
baiknya dari pada buruknya dan karena itu tetapi justru berupaya mengolah lingkungan.
aliran ini memandang manusia sebagai Volume otak manusia yang cukup besar
makhluk yang memiliki otoritas atas dengan sistem syaraf dan otot yang lengkap,
kehidupannya sendiri.4 memberikan kemampuan untuk berfikir,
Di satu sisi manusia sebagai makhluk bergerak, berputar-putar, dan berdiri tegak.
Allah yang paling sempurna mempunyai Ini menandakan bahwa proses mental dan
karakteristik dan perilaku yang sangat fisik manusia jauh lebih tinggi, canggih, dan
berbeda dengan makhluk lainnya sehingga bervariasi yang semuanya terungkap dalam
Allah memberikan amanat kepadanya, “dan kemampuan, keterampilan dan berbagai pola
kami tidak menciptkan jin dan manusia” (QS. perilaku yang hampir tak terbatas jumlah dan
Adz Dzariat : 21), di sisi lain manusia dilahirkan ragamnya. Sehingga ia mampu membuat
tidak mengetahui apa-apa (QS. 2: 106). berbagai sarana dan peralatan serta
Bila ditelusuri lebih dalam ada menciptakan peradaban dan
beberapa hal yang membedakan antara mengembangkan sains mengenai berbagai hal.
manusia dengan hewan lainnya, yang pertama Dalam bahasa lain satu-satunya mahluk yang
dilihat dari sisi kulit, manusia konon paling mampu mewujudkan bagian tertinggi dari
lembut dagingnya dan paling mudah luka kehendak Tuhan dan menjadi pelaku sejarah
kulitnya. Bulu-bulu tebal seperi beruang adalah manusia. Sehingga wajar jika al-
kutub, tidak terdapat dalam tubuh manusia, Qur’an mengangkat derajat manusia. Firman
demikian juga kulit sekeras kura-kura atau Allah SWT “Sesungguhnya kami telah
duri-duri tajam seperti landak. Kedua dari menciptakan manusia dalam bentuk yang
sisi proses perkembangan, manusia untuk paling sempurna” (at-Tiin: 4).
mencapai perkembangan yang optimal Banyak hal yang membedakan antara
memerlukan waktu dan proses belajar yang konsepsi Islam dengan semua teori-teori
cukup panjang. Bayi manusia tidak begitu saja psikologi. Islam dalam memandang perilaku
mampu berdiri dan berjalan, makan sendiri manusia tidak bersifat deterministik,
dan berbicara. Tidak serupa bayi kera yang sebagaimana aliran psikoanalisa, juga tidak

62
Sugeng Sejati
Tinjauan al-Qur’an terhadap Perilaku

semata-mata membentuk kepribadian melalui karenanya mesti mengetahui seluk-beluk


lingkungan (behavioral), juga tidak bumi, atau paling tidak punya potensi
memberikan kebebasan sepenuhnya kepada untuk mengetahuinya.6
manusia untuk mengikuti seluruh keinginan Kedudukan manusia sebagai
pribadinya (humanistic). Akan tetapi Islam khalifah atau penggantiAllah di muka bumi
memberikan kemuliaan kepada manusia dikritisi oleh malaikat karena mereka –
sebagai makhluk yang paling mulia, yaitu manusia – mempunyai potensi untuk
pengganti kedudukan Tuhan di muka bumi. membuat kerusakan di muka bumi. Akan
Manusia juga memiliki bentuk yang terbaik tetapi Allah menegaskan bahwa malaikat
dari seluruh makhluknya dan mempunyai belum mengetahui tentang manusia, lalu
kekuatan untuk merubah sendiri kondisi manusia menunujukkan kemampuannya
dirinya. untuk menyebutkan nama-nama. Dengan
Berikut ini adalah beberapa ayat kemampuan ini, yang berarti juga
yang menjelaskan tentang ini. kemampuan untuk berinisiatif, dengan
demikian manusia tidak hanya berpotensi
1. Manusia Sebagai Khalifah. merusak akan tetapi juga memiliki potensi
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman untuk berbuat kebaikan.7 Dalam kondisi
kepada para malaikat: “Sesungguhnya seperti inilah munculnya Al-Qur’an
Aku hendak menjadikan seorang sebagai sumber perilaku kehidupan
khalifah di muka bumi”. (al-Baqarah: manusia dalam menjalankan tugasnya.
30) Kisah penciptaan manusia dalam
Manusia sebagai khalifah Allah fil bentuk serah terima “kekhalifahan di atas
ardhi menjadi wakil Tuhan di muka bumi, bumi”, kepada manusia, menurut Fazlur
yang memegang mandat Tuhan untuk Rahman diwarnai dengan protes para
mewujudkan kemakmuran di muka bumi. malaikat dan berkata: “Apakah engkau
Kekuasaan yang diberikan kepada hendak menempatkan seseorang yang
manusia bersifat kreatif, yang akan berbuat aniaya di atas bumi dan
memungkinkan manusia mengelola serta yang akan menumpahkan darah, sedang
mendayagunakan apa yang ada di bumi, kami selalu memuji Kebesaran dan
untuk kepentingan hidupnya.5 Dengan Kesucian-Mu? Allah tidak menyangkal
demikian hal ini berarti ia diberi tuduhan mereka terhadap manusia itu
kepercayaan untuk mengelola bumi dan tetapi Dia menjawab:’ Aku mengetahui

63
Syi’ar Vol. 17 No. 1 Februari 2017

hal-hal yang tidak kalian ketahui”. 8 2. Manusia Sebagai Makhluk Terbaik


Kemudian Allah membuat kompetisi di “Sesungguhnya Kami telah
antara para malaikat dengan Adam: menciptakan manusia dalam bentuk
siapakah di antara mereka yang lebih luas yang sebaik-baiknya. (at-Tin: 4).
pengetahuannya. Dan kompetisi ini Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah
dimenangkan oleh manusia yang mampu menciptakan manusia dalam bentuk

menyebutkan nama-nama sementara makhluk yang paling sempurna dari segi

malaikat tidak sanggup untuk melakukan bentuk dan rupanya.10 Setiap manusia
yang dilahirkan di bumi adalah makhluk
hal tersebut. Keterangan ini menunjukkan
terbaik di antara ratusan juta pesaing
bahwa manusia (Adam) dapat memiliki
lainnya yang akan lahir ke muka bumi.
pengetahuan yang kreatif.9 Setelah itu,
Setiap orang yang lahir ke muka bumi
kemudian Allah menyuruh malaikat
akan berjuang berlomba-lomba
tersebut untuk bersujud kepada manusia
menghadapi ratusan juta pesaing lainnya
(Adam).
untuk sampai ke tempat tujuan (ke tuba
Kedudukan manusia sebagai
faloppi) untuk dapat mencapai induk telur.
khalifah Allah merupakan tanggungjawab
Dengan tak kenal lelah mereka berenang
moral manusia kepada Allah yang harus
beberapa milimeter untuk melewati
menjadi tantangan bagi manusia untuk
perjalanan yang penuh dengan mortalitas
mewujudkan perannya untuk menjadi yang tinggi. Dalam perjalanan sperma
penguasa di muka bumi dengan membawa menuju indung telur ini hanya beberapa ribu
misi Ilahi. Allah memberikan keistimewaan yang dapat menyelesaikan perjalanan dan
kepada manusia yang tidak diberikan dari ribuan ini hanya satu sperma yang akan
kepada makhluk lainnya yaitu akal pikiran, berhasil memasuki telur dan
dan kebebasan untuk berkehendak. membuahinya.11 Jika manusia menyadari
Semua penjelasan di atas, menjadi modal kejadian ini dengan memperhatikan dan
kepercayaan diri bahwa ia merupakan mengambil hikmah dibalik kejadian
makhluk yang paling istimewa dari seluruh tersebut, sudah seharusnya setiap individu
makhluk lainnya dan akan mewujudkan merasa bangga akan dirinya dan memiliki
tata sosial yang bermoral di atas dunia kepercayaan diri karena merupakan
sesuai dengan tujuannya di dunia yaitu makhluk terbaik dan terpilih di antara
ibadah. ratusan juta lainnya untuk menjalankan

64
Sugeng Sejati
Tinjauan al-Qur’an terhadap Perilaku

amanah sebagai khalifah Allah. Ayat di dalamnya ditanamkan potensi tertentu,


berikut yang memerintahkan manusia sehingga dengan itu ia mampu
untuk memperhatikan proses penciptaan melaksanakan fungsinya, kemudian
dengan menunjukkan tentang proses ditambah lagi dengan akal serta daya
penciptaan manusia: persepsi, semua itu tidak mungkin
Artinya; Maka hendaklah manusia dibiarkan tanpa ada “penjaga” yang
memperhatikan dari apakah dia mengawasi serta mengaturnya yaitu
diciptakan? Dia diciptakan dari air Allah.12
yang terpancar, yang keluar dari
Atau ayat ini dapat bermakna sebagai
antara tulang sulbi dan tulang dada.(at-
penegas ayat sebelumnya: “apabila telah
Thariq: 5-7).
engkau ketahui bahwa setiap jiwa pasti
Dalam menafsirkan ayat ini,
ada pengawasnya maka wajib atas setiap
Muhammad Abduh menafsirkan bahwa ia
manusia untuk tidak menelantarkan dirinya
merupakan bukti kebenaran dalam ayat
sendiri.” Wajiblah ia berpikir tentang
sebelumnya yang menyatakan bahwa
kejadian dirinya serta bagaimana awal
manusia senantiasa dijaga dan
mula kejadiannya. Agar ia dapat
diperhatikan oleh Allah. Hal ini mengingat
menyimpulkan bahwa Allah yang kuasa
bahwa “air yang memancar” adalah salah
menciptakannya sejak pertama kali, pasti
satu benda cair yang tidak ada terlukis atau
kuasa pula untuk membangkitkannya lagi
terbentuk di dalamnya pelbagai peralatan
kelak. Kesadaran seperti itu akan
yang mengandung fungsi kehidupan,
mendorong dirinya untuk melakukan amal-
seperti yang ada dalam berbagai anggota
tubuh. Namun, “cairan ini” ternyata dapat amal saleh dan berperilaku sebaik-

tumbuh menjadi suatu makhluk yang baiknya, serta menjauhkan diri dari

sempurna, yaitu manusia yang penuh pelbagai jalan kejahatan. Sebab Allah

dengan kehidupan, akal dan persepsi, sebagai Pengawas tak lengah

serta memiliki potensi untuk melaksanakan sedikitpun.13 Kesadaran seperti inilah yang
kekhalifahan di muka bumi. Pembentukan harus dimiliki oleh setiap individu untuk
dan penentuan kadar masing-masing mengetahui hakikat dirinya agar mampu
komponen yang ada padanya, serta melakukan tindakan sesuai apa yang
penciptaan pelbagai anggota tubuh yang diperintahkan oleh sang penciptanya.

65
Syi’ar Vol. 17 No. 1 Februari 2017

3. Manusia Sebagai Makhluk Perubah atau bencana yang melanda kaum


Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak tersebut.
mengubah keadaan sesuatu kaum Sebagai bangsa yang besar sekarang
sehingga mereka mengubah keadaan ini bangsa Indonesia berada dalam suasana
yang ada pada diri mereka sendiri. (ar- tidak percaya diri, terkadang seperti
Ra’du:11) mengalami kebingungan, keterpurukan dalam
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan segala bidang. Sehingga bangsa ini berusaha
bahwa Allah tidak akan merampas dan berlomba-lomba untuk keluar dari
nikmatnya dari manusia meskipun ia keterpurukan itu, umat Islam sebagai bagian
melakukan maksiat.14 Ini dapat terjadi dari bangsa masih harus mengasah dan
pada realitas empirik orang-orang yang mempertajam ketakwaan kita kepada Allah.
tidak beriman kepada Allah sukses dalam Pada gilirannya bila ketakwaan semakin
keduniawian. Sementara al-Qurtubi mantap maka insya Allah semakin besar pula
menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah kepercayaan diri, self confidence, atau at-
tidak akan merubah suatu kaum kecuali tsiqah ‘ala an-nafs bangsa Indonesia.
terdapat perubahan dalam diri mereka, Berikut ini merupakan bukti-bukti
atau orang lain yang mengamati mereka, ketidak percayaan diri yang mulai hilang:
atau sebagian dari kaum mereka. Ayat ini - Pertama: bagaimana kita merasa sudah
tidak bermakna bahwa orang yang tidak tidak mampu lagi memperbaiki ekonomi
melakukan dosa tidak akan mendapatkan kita dengan akal, energi, daya dan
musibah atau azab karena tidak pernah kreativitas kita sendiri. Sebagai gantinya,
melakukan dosa. Sebagaimana Rasulullah kita serahkan sepenuhnya nasib ekonomi
bersabda: ketika ditanya apakah orang- kita kepada sebuah badan dunia yang
orang yang saleh itu akan dimusnahkan? ternyata tidak becus memperbaiki
Jawabnya: benar, apabila banyak terjadi ekonomi Indonesia.
kerusakan dalam masyarakatnya,15 semua - Kedua: bagaimana mula-mula didirikan
ini menunjukkan bahwa manusia memiliki sebuah badan utuk menyehatkan
potensi untuk berubah menuju kebaikan perbankan dan berbagai BUMN kita.
atau keburukan. Dominasi manusia yang Namun dalam perkembangannya badan
memiliki nilai negatif terhadap orang-orang itu kini menjadi juru lelang aset-aset
saleh yang tidak mampu berbuat apa-apa nasional. Mengapa? Karena kita tidak
akan berakibat semuanya terkena musibah yakin dapat memperbaiki berbagai

66
Sugeng Sejati
Tinjauan al-Qur’an terhadap Perilaku

BUMN itu dengan kemampuan dan akal mengelola karunia dan anugerah kekayaan
sehat kita. Sikap yang diambil kemudian alam itu dengan tangan kita sendiri.16
adalah jual saja berbagai BUMN itu, habis
perkara. Memang perkaranya habis Oleh sebab itu setiap individu, para
karena kita kemudian menjadi bangsa pemimpin dan rakyat seluruhnya, harus
pelayan yang melayani kepentingan luar berusaha memulihkan kembali rasa percaya
negeri. diri yang kini sudah hilang. Perlunya upaya
- Ketiga: bagaimana kita bahkan tidak untuk menemukan kembali dan
berani mengangkat kepala kita melihat memperkokoh rasa percaya diri bangsa
pencurian tanah dan pasir Indonesia yang Indonesia. Bangsa manapun, tidak mungkin
sudah berlangsung hampir dua dasawarsa. mengandalkan pemulihan kehidupan
Beberapa pulau di sekitar Kepulauan Riau ekonomi, sosial, politik, hukum, pendidikan
sudah lenyap karena sudah berpindah dan dan lain-lain semata-mata pada kekuatan luar
ditempelkan ke suatu negara tetangga negeri. Mustahil ada satu bangsa yang mau
lewat proses reklamasi. Nampaknya kita bersusah payah dan berkorban untuk bangsa
tidak berani hanya sekedar menegur, lain.
bahkan menyindir negara tetangga Karena itulah perlu ditekankan
tersebut agar menghentikan penjarahan kembali firman Allah dalam surat ar-Ra’du
tanah, pasir dan air kita. ayat 11: “... Allah tidak akan merubah nasib
- Keempat: Lihatlah juga bagaimana kita suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang
memperlakukan kekayaan alam kita yang merubah nasibnya”. Juga firman Allah dalam
dianugerahkan Allah kepada kita bangsa surat al-Anfal ayat 53: “ ... Demikianlah Allah
Indonesia. Betapa banyak kontrak karya sekali-kali tidak akan merubah kenikmatan
dibidang perminyakan, gas alam, emas, yang telah dikaruniakan pada suatu bangsa,
perak, tembaga dan berbagai kekayaan kecuali bangsa itu sendiri yang merubahnya...”
miniral kita, yang amat sangat Proses perubahan sebagaimana yang
menguntungkan pihak luar negeri dan dijelaskan di atas tidak akan terwujud jika
cukup merugikan, bahkan manusia itu sendiri tidak mau merubahnya.
menyengsarakan bangsa sendiri. Memang tantangan yang sedang dihadapi
Mengapa? Karena kita beralasan tidak sangatlah berat ibarat berjalan di bukit yang
punya modal, tidak punya kemampuan mendaki dan sangat terjal. Pepatah asing
manajerial, tidak punya apa-apa untuk mengatakan, when the going gets tough,

67
Syi’ar Vol. 17 No. 1 Februari 2017

the toughs gets going. Artinya bila pilihan. 22 Manusia bersifat bebas dan
perjalanan makin sulit yang sulit itu pun akan merdeka. Mereka diberi kepercayaan oleh
terus bergerak. Tuhan, diberkahi dengan risalah yang
Dari penjelasan di atas, penting diturunkan melalui nabi, dan dikaruniai rasa
kiranya dan perlu dicermati agar semua pihak tanggung jawab. Mereka diperintahkan untuk
dapat menyadari bahwa memiliki keyakinan mencari nafkah di muka bumi dengan inisiatif
diri untuk dapat merubah kondisi bangsa ini dan jerih payah mereka sendiri, mereka pun
sendiri adalah suatu kewajiban bagi seluruh bebas memilih kesejahteraan atau
bangsa Indonesia. Perubahan dari tidak kesengsaraan bagi dirinya. 23 Manusia
percaya diri menuju percaya diri harus dikaruniai pembawaan yang mulia dan
dimulai dengan mengetahui bagaimana martabat. Tuhan, pada kenyataannya telah
konsepsi diri manusia tersebut yang menganugerahi manusia dengan keunggulan
sesungguhnya. atas makhluk-makhluk lain. Manusia akan
Rif’at Syauqi Nawawi menjelaskan menghargai dirinya sendiri hanya jika mereka
tentang gambaran al-Qur’an yang positif mampu merasakan kemuliaan dan martabat
tentang manusia:17 itu, serta mau melepaskan diri mereka dari
Manusia adalah khalifah Tuhan di muka kepicikan segala kerendahan budi,
bumi.18 Dibandingkan dengan makhluk yang penghambaan dan hawa nafsu.24 Manusia
lain, manusia mempunyai kapasitas memiliki kesadaran moral. Mereka dapat
intelegensia yang paling tinggi.19 Manusia membedakan yang baik dari yang jahat
mempunyai kecenderungan dekat dengan melalui inspirasi fitri yang ada pada mereka.25
Tuhan.20 Manusia, dalam fitrahnya, memiliki Jiwa manusia tidak akan pernah damai,
sekumpulan unsur surgawi nan luhur, yang kecuali dengan mengingat Allah. Keinginan
berbeda dengan unsur-unsur badani yang ada mereka tidak terbatas, mereka tidak pernah
pada hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda- puas dengan apa yang telah mereka peroleh.
benda yang tak bernyawa. Unsur-unsur itu Di lain pihak, mereka lebih berhasrat untuk
merupakan suatu senyawa antara alam nyata ditinggikan ke arah perhubungan dengan
dan metafisis, antara rasa dan non rasa Tuhan Yang Maha Abadi.26 Segala bentuk
(materi), antara jiwa dan raga.21 Penciptaan karunia duniawi diciptakan untuk kepentingan
manusia benar-benar telah diperhitungkan manusia. Jadi, manusia berhak memanfaatkan
secara teliti, bukan secara kebetulan. itu semua dengan cara yang sah.27 Manusia
Karenanya, manusia merupakan makhluk diciptakan Tuhan agar menyembah-Nya,

68
Sugeng Sejati
Tinjauan al-Qur’an terhadap Perilaku

tunduk patuh kepada-Nya, dan merupakan yang percaya diri. Dalam banyak hal, manusia
tanggung jawab yang utama bagi mereka.28 tidak mengejar satu tujuan kecuali mengharap
Manusia tidak semata-mata tersentuh oleh keridhaan Allah swt. Semua perilaku manusia
motivasi-motivasi duniawi saja. Dengan kata sudah dijelaskan dan diatur dalam al Qur’an.
lain, kebutuhan inderawi bukanlah satu- Karena Al-Qur’an merupakan wahyu yang
satunya stimulus baginya. Lebih dari itu, diyakini kebenarannya dan sebagai sumber
mereka selalu berupaya untuk meraih cita- pertama dan utama dalam ajaran Islam. Oleh
cita dan aspirasi-aspirasi yang lebih adil dalam karena itu, ia menjadi titik sentral penelitian
kehidupan mereka. Dalam banyak hal, dalam usaha menemukan petunjuk-petunjuk
manusia tidak mengejar satu tujuan pun Allah. Sebagai wahyu yang diyakini, maka
kecuali mengharap keridhaan Allah swt.29 dalam Al-Qur’an terdapat banyak pesan-
Adanya berbagai penjelasan tentang segi-segi pesan untuk manusia.
positif manusia yang terungkap dalam al-
Qur’an bukan berarti tidak terdapat ayat- Endnote
ayat yang berbicara tentang sisi negatif 1
http://adiwarsito.wordpress.com/2010/
manusia, akan tetapi ayat-ayat yang berbicara 11/13/manusia-dalam-pandangan-al-quran/
2
Hannaa Djumhana Bastaman,
tentang sisi negatif manusia tersebut harus Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju
dipahami bahwa semua itu menunjukkan Psikologi Islami, (Yokyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001) cet II.hal.50.
beberapa kelemahan manusia yang harus di 3
Ibid, hal.51
hindarinya.30 Ayat-ayat tersebut tidak akan
4
Ibid, hal.52
5
Musa Asy’arie, Manusia Pembentuk
dijelaskan dalam tulisan ini. Karena tulisan ini Kebudayaan Dalam Al-Qur’an,
akan memfokuskan pada sisi positif manusia (Yogyakarta: LESFI, 1991) hal.43.
6
Machasin, Menyelami Kebebasan
agar dapat berpikir positif tentang dirinya dan Manusia, Telaah Kritis Terhadap Konsepsi
Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka
menjadi pribadi yang percaya diri.
Pelajar,1996) hal.8.
7
Ibid.,hal. 9.
8
Lihat. QS.al-Baqarah, 2: 30-34.
Penutup 9
Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-
Manusia adalah makhluk ciptaan Qur’an, (Jakarta: Pustaka, 1996) hal.27.
10
Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software.
Tuhan yang paling sempurna di muka bumi 11
John W Kimball, Biologi (Jakarta:
ini. Manusia selalu berupaya untuk meraih Erlangga,) hal.375.
12
Muhamad Abduh, Tafsir Juz Amma,
cita-cita dan aspirasi-aspirasi yang lebih adil (Bandung: Mizan,1999) hal.123.
dalam kehidupan mereka, dapat berpikir
13
Ibid.
14
Tafsir Jalalain, Sakhr Software
positif tentang dirinya dan menjadi pribadi 15
Tafsir al-Qurthubi, Sakhr Software.

69
Syi’ar Vol. 17 No. 1 Februari 2017

http://www.m-amienrais.com/News/
16 24
Lihat. QS.al-Isra’:70
category_news.asp?IDCategory=43&page=10 25
Lihat. QS.asy-Syam: 7-8.
17
Rif ’at Syauqi Nawawi, Konsep 26
Lihat. QS.ar-Ra’d: 28; QS.al-
Manusia Menurut Al-Qur’an (Yogyakarta: Insyiqaaq,84: 6.
Pustaka Pelajar) hal.8-10 27
Lihat. QS.al-Baqarah,2:29; QS.al-
18
Lihat.Q.S.al-Baqarah :30, QS. al- Jaatsiyah,45:
An’am: 165) 28
Lihat. QS.adz-Dzariyat, 51-56.
19
Lihat.Q.S.al-Baqarah :31-33 29
Lihat. QS.al-Fajr, 89: 27-28.
20
Lihat.QS.al-A’raf :172.ar-Ruum, :43.
21
Lihat.QS.as-Sajdah :7-9.
30
Rif ’at Syauqi Nawawi, “Konsep
22
Lihat. QS. Thaha :122. Manusia Menurut Al-Qur’an“. Dalam
23
Lihat. QS.al-Ahzab: 72;QS.al- Metodologi Psikologi Islam (Yogyakarta:
Insan,76:2-3. Pustaka Pelajar, 2000) hal. 8.

70

You might also like