You are on page 1of 4

GIZI PERKOTAAN

INTERVENSI GIZI

A. Intervensi gizi spesifik adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi
secara langsung. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Kegiatan
yang dilakukan antara lain berupa imunisasi, PMT ibu hamil dan balita di posyandu.
Sasaran : khusus kelompok 1000 HPK (ibu hamil, ibu menyusui dan anak 0 – 23 bulan)

B. Intervensi Gizi sensitif adalah upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah
gizi secara tidak langsung. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor non–
kesehatan. Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan
kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan lain-lain. Sasarannya adalah masyarakat
umum. Dalam intervensi sensitif hal yang sudah dilakukan oleh sektor non kesehatan
adalah intervensi di bidang kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat serta
bantuan dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Intervensi gizi sensitive dan spesifik di Afghanistan


A. MASALAH GIZI
a. Malnutrisi kronis.
Menurut National Nutrition Survey di Afganistan tahun 2004, prevalensi malnutrisi
kronis (pertumbuhan linier terhambat atau tinggi badan rendah dibanding umur) di antara
anak usia 6 sampai 59 bulan adalah 60,5%; pada kelompok usia yang sama, prevalensi
malnutrisi akut (wasting) adalah 8,7% (Departemen Kesehatan Masyarakat Afghanistan,
Survei Gizi Nasional 2004). Survei tahun 2013 menunjukkan tingkat malnutrisi di antara
anak-anak usia 0 hingga 59 bulan dengan stunting sebesar 40,9%, stunting parah sebesar
20,9%, dan stunting sedang sebesar 20% (Kementerian Kesehatan Masyarakat
Afganistan, Nasion.
b. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan yang tinggi di Afghanistan dan memengaruhi angka prevalensi
stunting Sekitar 30,7% anak Afghanistan di bawah 5 tahun di rumah tangga termiskin
lebih cenderung kekurangan berat badan dibandingkan dengan 17,7% anak dari rumah
tangga terkaya. Untuk malnutrisi akut, sekitar 9,8% anak di bawah usia 5 tahun di rumah
tangga termiskin lebih mungkin mengalami wasting (berat badan rendah dibanding tinggi
badan) dibandingkan dengan 6,8% di rumah tangga terkaya. Sekitar 49,4% anak di
bawah usia 5 tahun di rumah tangga termiskin lebih cenderung mengalami stunting
(tinggi badan rendah dibandingkan usia) dibandingkan dengan 31,1% di rumah tangga
terkaya (Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan, Survei Gizi Nasional 2013)
c. Sanitasi dan higienitas yang buruk
menyebabkan tingginya angka penyakit pada anak, termasuk diare dan pneumonia, dan
dapat menyebabkan enteropati kronis serta retardasi pertumbuhan linier dan stunting.
Asupan makanan kurang optimal, dengan hanya 14,2% anak usia 6–23 bulan dari rumah
tangga termiskin yang mungkin mendapatkan diet diversifikasi minimal yang dapat
diterima ibu dan sekitar 31% di rumah tangga terkaya (Kementerian Kesehatan
Masyarakat Afganistan 2013). Kebersihan yang buruk, sanitasi dan persediaan air bersih
yang terbatas adalah penyebab utama penyakit menular lainnya, dan lebih dari setengah
(56,7%) penduduk memiliki akses ke sumber air minum yang lebih baik (Organisasi
Pusat Statistik (CSO) & UNICEF, 2012).
B. SOLUSI ALTERNATIF
- Intervensi sensitif gizi
1. Pemantauan, penilaian, dan pengawasan situasional pangan dan gizi;
2. Menciptakan keterkaitan dengan mata pencaharian/penghasil pendapatan program untuk
meningkatkan basis aset rumah tangga;
3. Meningkatkan air, sanitasi dan kebersihan;
4. Membangun kapasitas mitra dan pemerintah untuk memberikan program yang
berkualitas; dan Penggunaan platform penyampaian program yang sesuai Untuk
intervensi spesifik nutrisi:
5. komunitas untuk pendidikan dan promosi gizi;
6. fasilitas kesehatan terutama melalui integrated man agement of childhood illness (IMCI);
7. sektor swasta - fortifikasi makanan skala besar;
8. Platform penyampaian berbasis sekolah untuk remaja Gadis; dan
9. Program perlindungan sosial termasuk uang tunai Transfer

- Intervensi spesifik nutrisi


1. Program promosi pemberian makan bayi dan anak, termasuk dukungan untuk pemberian
ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping baik di tingkat fasilitas dan
komunitas, dan promosi keragaman makanan;
2. Intervensi gizi ibu, meliputi suplementasi mikronutrien, penyuluhan gizi dan Komunikasi
perubahan perilaku, fortifikasi pangan termasuk garam beryodium.
3. Intervensi gizi remaja perempuan, termasuk suplementasi asam folat besi mingguan
untuk keduanya remaja perempuan di sekolah dan di luar sekolah;

Perbandingan dengan Indonesia


Intervensi gizi sensitive dan spesifik di Bogor, Indonesia.
- Intervensi sensitif gizi
1. Intervensi untuk Anak Balita
2. Intervensi untuk Ibu Balita
3. Intervensi untuk Remaja Putri
4. Intervensi Kesehatan Lingkungan
5. Intervensi Mengatasi Kemiskinan
6. Intervensi Pemberdayaan Perempuan

- Intervensi spesifik gizi


1. Intervensi sensitif merupakan berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan,
sasarannya adalah masyarakat umum. Dalam kerangka konsep UNICEF penanganan
masalah gizi diantaranya adalah melalui program pengentasan kemiskinan dan
pertumbuhan ekonomi, keterlibatan dunia usaha, penanganan konflik serta pelestarian
lingkungan hidup.6 Program–program ini merupakan potensi yang sangat besar untuk
mengatasi kekurangan gizi dan memegang kunci untuk mengatasi sisa dua pertiga dari
penyebab masalah stunting yang tidak dapat diselesaikan dengan intervensi gizi
spesifik.7 Pada prakteknya dalam mengatasi masalah gizi, intervensi spesifik dan sensitif
ini sebaiknya dipadukan agar penanganan masalah dilakukan sustainable atau
berkelanjutan.

You might also like