You are on page 1of 16

Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Influence of Green Marketing, Product Hygiene, and Brand Identity on


Repurchase Intention Starbucks in Semarang City

Halidazia Nuril Ahfa, Fatchun Hasyim2, Andi Setiawan,

Business Administration, Politeknik Negeri Semarang, Indonesia


Email: 2Fatchun.Hasyim@polines.ac.id

ABSTRACT
Starbucks Coffee is the largest coffee shop company in the world which is engaged in the food
and beverage industry. This study aims to analyze the influence of Green Marketing, Product
Hygiene, and Brand Identity on Repurchase Intention of Starbucks In Semarang City. Data
collection methods used are questionnaires and literature review. The questionnaire used was
the Agree-Disagree Scale with a scoring of 10 points (1-10) The sample collection method
used is purposive sampling with 100 people of Starbucks consumers in Semarang. The
analysis technique used in this research are vailidity test, reliability test, normality test,
heteroscedastisity test, multicollinearity test, linearity test, multiple linear regression, t test, F
test and coefficient of determination. The data in this study are analyzed with SPSS 25. Based
on the results, Green Marketing (X1), Hygiene Product (X2), and Brand Identity (X3) have a
significant positive effect of Repurchase Intention Starbucks In Semarang City. This research
is expected to be a solution to the problems that occurred during the COVID-19 pandemic by
applying green marketing, product hygiene, and brand identity to improve Repurchase
Intention so that Starbucks will get higher number consumers repurchase intention.

Keywords: Brand Identity, Green Marketing, Product Hygiene, Repurchase Intention.

Pengaruh Green Marketing, Product Hygiene, dan Brand Identity terhadap


Repurchase Intention Starbucks di Kota Semarang

Abstrak
Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang bergerak di
bidang industri makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh Green Marketing, Product Hygiene, dan Brand Identity terhadap Repurchase
Intention Starbucks Di Kota Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan tinjauan literatur. Kuesioner yang digunakan adalah Agree-Disagree Scale
dengan scoring 10 poin (1-10) dan metode pengumpulan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling dengan sampel 100 orang pengunjung Starbucks di Kota Semarang.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji
heterokedastisitas, uji multikolonieritas, uji linearitas, analisis regresi linier berganda, uji t,
uji F dan koefisien determinasi menggunakan SPSS 25. Hasil ini menunjukkan bahwa Green
Marketing (X1), Product Hygiene (X2), dan Brand Identity (X3) berpengaruh signifikan positif
terhadap Rurchase Intention (Y) Starbucks di Kota Semarang. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi selama pandemi Covid-19 dengan
pengaplikasian green marketing, product hygiene, dan brand identity untuk meningkatkan

https://jurnal.polines.ac.id/index.php/admisi 71
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

Repurchase Intention yang lebih tinggi sehingga Starbucks mendapatkan kenaikan minat beli
ulang konsumen yang lebih tinggi.

Kata kunci: Brand Identity, Green Marketing, Product Hygiene, Repurchase Intention.

PENDAHULUAN telah berdiri sebanyak 326 cabang


Keberadaan kopi mudah ditemukan di Starbucks Coffee dilokasi berbeda di
dapur masyarakat Indonesia, karena kopi seluruh kota besar (22 kota) Indonesia.
telah menjadi budaya yang erat pada Starbucks memiliki misi yaitu
kehidupan sehari-hari. Kopi telah merubah “menginspirasi dan memelihara semangat
perilaku konsumen dari sekedar manusia”, Starbucks dengan satu cangkir
menikmati kopi menjadi media proses kopi mencoba menghubungkan satu orang
sebuah negosiasi bisnis, beberapa orang Indonesia dengan orang Indonesia yang
menggunakan media minum kopi untuk lain dalam satu waktu. Starbucks berbagi
mempererat hubungan kerja atau melepas komitmen kepada pelanggannya untuk
kelelahan setelah bekerja. Akibatnya lingkungan, brand Starbucks percaya
minum kopi menjadi tren gaya hidup baru pentingnya merawat planet kita dan
di semua kalangan masyarakat di bekerja dengan mendorong orang lain
Indonesia Dhisasmito and Kumar (2020). untuk melakukan hal yang sama
Pertumbuhan peluang usaha kopi (starbucks.co.id, 2021).
menunjukkan adanya tren positif (Afdholy, Virus Covid-19 menyebabkan infeksi
2019). Merujuk data Gabungan Eksportir saluran pernapasan termasuk pneumonia,
dan Industri Kopi Indonesia (Gaeki) pilek, bersin dan batuk, virus ini menyebar
ditahun 2019 melaporkan mencatatkan dari manusia ke manusia melalui kontak
konsumsi kopi mengalami peningkatan 8% dekat melalui tetesan udara yang
pertahun sebagai pekembangan food and dihasilkan oleh batuk, bersin, dan
beverage industry bidang kopi. Peluang ini berciuman. Pandemi Covid-19 juga
menjadikan entreprenuer atau franchise mengakibatkan perusahaan menghadapi
mulai mendirikan tempat sajian kopi peningkatan guncangan ketidakpastian dan
sebagai produk utama atau tambahan lingkungan jaringan (Limei & Wei, 2020).
(Pramezwary et al., 2021). Banyak bisnis yang tutup, juga
Starbucks, perusahaan global dibidang menyebabkan gangguan perdagangan yang
kedai kopi asal Seattle, Amerika didirikan belum pernah terjadi sebelumnya di
pada tahun 1971. Starbucks membuka sebagian besar sektor industri. Berbagai
gerai pertamanya di Indonesia dengan aspek kehidupan terdampak termasuk
nama Starbucks Coffee Indonesia pada bidang usaha waralaba. Berikut data
tahun 17 Mei 2002, tepatnya dimall Plaza mengenai data pertumbuhan penjualan
Indonesia. Pada Januari 2018, dilaporkan Starbucks Pusat dijelaskan pada Gambar 1.

72
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Sumber: (Macrotrens.net, 2021)

Gambar 1. Grafik Tingkat Pertumbuhan Starbucks (Sbux)

Pandemi Covid-19 mengakibatkan semester I-2019 yang berhasil


penurunan pendapatan Starbucks Pusat mencatatkan laba Rp 499 miliar. Pada
ditahun 2020. Diawali pada Semester I periode kuartal II tahun 2020 perusahaan
2020, penurunan Starbucks mencapai - memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp
4,92%. Padahal penurunan pendapatan 2,08 triliun yang menurun dibanding tahun
terakhir sebelum Pandemi Covid-19 adalah sebelumnya pada periode yang sama
sejak September, 2017 dengan hanya sebesar Rp 5,34 triliun. Dengan adanya
mengalami penurunan sebesar -0,23 %. penurunan pendapatan, disimpulkan
Dilanjut dengan penurunan yang cukup bahwa terjadi penurunan dalam hal
drastis dengan pada pendapatan Pada Juni Repurchase Intention konsumen, terutama
2020 yaitu sebesar -38,12%. Pada pada Pendemi Covid-19.
Semester III dan IV Starbucks tetap Kotler and Keller (2016) berpendapat
mengalami pertumbuhan pendapatan Repurchase Intention adalah respon pasca
diangka -8,06% dan -4,90%. Dari Gambar pembelian yang timbul terhadap suatu
1, Gambar 2, dan Gambar 3 dapat objek (kepuasan atau ketidakpuasan), yang
disimpulkan karena kasus pandemi Covid- cenderung mempengaruhi keinginan
19, Starbucks mengalami kerugian drastis seseorang untuk melakukan pembelian
dibandingkan dengan tahun-tahun ulang. Green Marketing adalah kegiatan
sebelumnya. yang terdiri dari tindakan yang ditujukan
Kondisi anjloknya keuntungan pada konsumen, dan menggabungkan
Starbucks pusat di Amerika sejalan dengan berbagai kegiatan pemasaran (misalnya,
kerugian pendapatan pada franchise harga, perencanaan, proses, produksi,
Starbucks Indonesia. Dilansir dari Detik- promosi, dan orang) yang dirancang untuk
Finance (2020) dari laporan tahunan menunjukkan tujuan perusahaan
pengelola Starbucks Indonesia PT Mitra meminimalkan dampak lingkungan dari
Adiperkasa Tbk (MAPI) melaporkan produk dan layanannya (Groening et al.,
bahwa:pendapatan bersih di semester I- 2018). Product Hygiene adalah Keadaan
2020 menurun drastis yaitu Rp 6,79 triliun dimana seseorang, bahan baku, tempat
dari pada periode yang sama tahun lalu kerja atau peralatan dalam menghasilkan
yaitu Rp 10 triliun. Margin laba kotor produk aman (sehat) dan bebas
semester I menurun dari 49,3% menjadi pencernaan yang diakibatkan oleh bakteri,
42,6%,. Sehingga, MAPI menderita rugi serangga, atau binatang lainnya (Triyani,
bersih mencapai Rp 455,8 miliar. Torehan 2019). Identitas merek (brand identity)
itu berbanding terbalik dengan capaian di adalah totalitas persepsi yang menarik bagi

73
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

indra manusia. Brand identity dapat dilihat, ramah lingkungan). Dengan identifikasi
disentuh, didengar, dan dirasakan. Brand popularitas di pasar dan berbagai
identity adalah segala sesuatu yang memicu implementasi pemasaran Starbucks
lahirnya pengakuan, memperkuat memungkinkan peserta survei untuk
diferensiasi, pembuatan ide dan value menjawab pertanyaan dengan lebih jelas
sehingga makna besar yang dapat dari pengalaman konkret barang dan
dirasakan manusia (Wheeler, 2018). layanan kafe tersebut (Shim et al., 2021).
Penelitian Wang et al. (2016) Bedasarkan IDN-Times (2020), Kota
membuktikan Green Marketing semarang penerima penghargaan sebagai
berpengaruh secara positif terhadap kota wisata terbersih di ASEAN oleh
Puurchase Intention. Begitu juga pada ASEAN Clean Tourist City Standard untuk
penelitian Mahmoud et al. (2017) bahwa periode 2020 – 2022. Lokasi Semarang
ada pengaruh yang signifikan dari elemen dipilih karena masyarakat semarang dinilai
green marketing terhadap niat beli memiliki kesadaran dalam kebersihan,
konsumen. Hal ini tidak sejalan dengan kehigenisan, dan lingkungan.
penelitian Mantiaha (2016) bahwa Green Berdasarkan fenomena dan research
Product secara parsial dan tidak signifikan gap dari penelitian di atas maka peneliti
berpengaruh terhadap perilaku pembelian mengembangkan penelitian tersebut
konsumen. Penelitian Shim et al. (2021) dengan judul “Pengaruh Green
menyatakan adanya pengaruh signifikan Marketing, Product Hygiene, Dan Brand
pada Product Hygiene terhadap Purchase Identity Terhadap Repurchase Intention
Intention, hal ini tidak sejalan dengan Pada Starbucks Di Kota Semarang”
penelitian yang dilakukan Saputra et al. Berdasarkan uraian yang telah
(2015) yang menunjukkan higienitas tidak dikemukakan pada latar belakang, maka
mempunyai pengaruh terhadap Purchase masalah dapat dirumuskan adalah
Intention. Pada Penelitian Herman et al. Bagaimana model Green Marketing, Product
(2016) Brand Identity memiliki kontribusi Hygiene, dan Brand Identity dapat
langsung secara positif terhadap purchase meningkatkan Repurchase Intention sesuai
decision. Dalam penelitian Dash et al. harapan pada Starbucks di Kota Semarang.
(2021) juga mendukung Brand Identity dan Merujuk pada rumusan masalah dalam
memiliki hubungan yang paling kuat dan penelitian ini, maka pertanyaan penelitian
signifikan dengan Purchase Intention. Pada dalam penelitian ini adalah sebagai
Limitations dan Future Research penelitian berikut:
Brand Identity terhadap purchase intention a. Bagaimana pengaruh Green Marketing
oleh Mao et al. (2020) menyatakan untuk terhadap peningkatan Repurchase
mengatasi bias budaya dan ekonomi, akan Intention Starbucks di Kota Semarang?
menarik dan praktis untuk meneliti topik b. Bagaimana pengaruh Product Hygiene
ini dinegara yang berbeda. Selain itu masih terhadap peningkatan Repurchase
belum banyak penelitian yang mengkaji Intention Starbucks di Kota Semarang?
pengaruh Brand Identity terhadap Purchase c. Bagaimana pengaruh Brand Identity
Intention pada industri F&B terutama pada terhadap peningkatan Repurchase
bisnis kopi. Intention Starbucks di Kota Semarang?
Starbucks tampil berbagai strategi
pemasaran (misalnya, penawaran makanan Sedangkan tujuan dari penelitian
sehat, dapur terbuka untuk kebersihan adalah untuk membangun model penelitian
makanan, penerapan karantina, yang dapat memperjelas hubungan Green
penyediaan sistem delivery, dan pemasaran Marketing, Product Hygiene, dan Brand

74
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Identity dan menjadi soluasi permasalahan dilakukan, maka dikembangkan kerangka


Starbucks Indonesia pada masa pandemi pemikiran teoritis yang mendasari
Covid-19. penelitian ini. Berikut kerangka pemikiran
teoritis yang dikembangkan dalam
Kerangka Pemikiran Teoritis penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan
penelitian-penelitian terdahulu yang telah

Green
Marketing( X1)
(X1) H1

Product Hygiene H2 Repurchase


(X2) Intention (Y)

H3

Brand Identity
(X3)

Dikembangkan dari studi Wang et al. (2016), Shim et al. (2021), dan
Dash et al. (2021)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian

METODE PENELITIAN instrument yang terdiri dari uji validitas


Obyek penelitian ini adalah konsumen dan uji realibilitas, lalu ada uji asumsi
yang telah melakukan transaksi di klasik yang terdiri dari uji normalitas,
Starbucks Kota Semarang dengan jumlah heteroskedastisitas, uji multikolinearitas,
sampel yang digunakan adalah 100 dan uji linieritas. Selain itu juga ada analisis
konsumen yang ditentukan berdasarkan regresi berganda berupa uji T, uji F, dan
metode Non Probability Sampling dengan Koefisien Determinasi.
teknik Purposive Sampling. Kriteria
responden yaitu melakukan transaksi HASIL DAN PEMBAHASAN
Starbucks di Kota Semarang minimal 1 kali Statistik Deskriptif
dalam kurun kurang dari 1 tahun. Jenis Analisis ini digunakan untuk
data yang digunakan yaitu bersumber dari memberikan gambaran atau deskripsi
data primer yaitu kuesioner yang empiris atas data yang dikumpulkan dalam
disebarkan dan diisi oleh responden dan penelitian menurut (Ferdinand, 2014).
karakter data ini adalah data kuantitatif. Analisis data statistik deskriptif dalam
Sementara itu, untuk metode pengambilan penelitian ini menggunakan angka indeks.
data yaitu ada, kuesioner dan studi Melalui angka indeks tersebut akan
pustaka. Metode analisis data yang diketahui sejauh mana derajat persepsi
digunakan dalam penelitian ini adalah uji umum responden atas variabel-variabel

75
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

yang menjadi indikator dalam penelitian. setuju dalam berbagai rentang nilai.
Dalam penelitian ini menggunakan skala Selanjutnya penilaian dari responden
interval dengan rentang skala 1 sampai 10. dideskripsikan ke dalam tiga kategori yaitu
Pada penelitian ini dengan menggunakan rendah, sedang, dan tinggi.
skala Agree Disagree Scale dengan Perhitungan angka indeks respon dari
mengembangkan pertanyaan yang responden menggunakan rumus sebagai
menghasilkan jawaban setuju dan tidak berikut:

Nilai Indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4) +


(%F5x5) + (%F6x6) + (%F7x7) + (%F8x8) +
(%F9x9) + (%F10x10) / 10
Sumber: (Ferdinand, 2014)

Keterangan:
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2
Seterusnya F10 untuk menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan.

Uji Validitas brand identity (X3) dan repurchase


Uji validitas digunakan untuk intention (Y) dinyatakan valid.
mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid Uji Reliabilitas
apabila setiap butiran pertanyaan ataupun Uji reabilitas merupakan alat yang
pernyataan pada kuesioner dapat digunakan mengukur suatu kuesioner yang
mengungkapkan sesuatu yang dapat merupakan indikator dari variabel awal
diukur oleh kuesioner Ghozali (2018). atau konstruk. Kuesioner dikatakan
Suatu penelitian dapat dikatakan valid reliabel ataupun handal jika jawaban
apabila perubahan pada variabel terikat seseorang terhadap pernyataan adalah
disebabkan oleh variable bebas, dan hasil konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
dari penelitian dapat diberlakukan secara (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini
nyata Uji validitas dilakukan dengan pengujian reliabilitas menggunakan uji
membandingkan hasil r hitung dengan r statistik Cronbach Alpha (α). Suatu
tabel dimana degree freedom (df) = n-2, konstruk atau variabel dikatakan reliabel
dimana n adalah jumlah sampel yang jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
digunakan, dengan signifikansi 5%, jika r 0,70. Hasil uji reliabilitas variabel
hitung > r tabel maka dapat dinyatakan penelitian ini diketahui bahwa nilai
valid. Nilai r tabel untuk n = 30 dan df = 28 Cronbach Alpha dari masing-masing
dengan signifikansi 5% (0,05) adalah variabel lebih besar dari 0,70 yang berarti
0,361. Hasil uji validitas dalam penelitian semua pertanyaan kuesioner dalam
ini menunjukkan bahwa semua item penelitian ini dinyatakan reliabel atau
pertanyaan kuesioner yang digunakan dapat dipercaya.
dalam penelitian ini mempunyai r hitung >
r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua
item pertanyaan kuesioner untuk green
marketing (X1), product hygiene (X2),
Uji Asumsi Klasik

76
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Uji Normalitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
menguji apakah dalam model regresi adanya korelasi antara variabel bebas
variabel pengganggu atau residual (independen). Model regresi yang baik
memiliki distribusi normal. Seperti seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan variabel independen. Tolerance dan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi Variance Inflation Factor (VIF) digunakan
normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji dalam penelitian ini untuk melakukan uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah multikolonieritas, dengan ketentuan jika
sampel kecil (Ghozali, 2018). Uji normalitas Tolerance > 0,01 dan VIF < 10 maka dapat
dapat dideteksi dengan melihat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas
penyebaran data (titik) pada sumbu (Ghozali, 2018).
diagonal dari grafik atau dengan melihat hasil penelitian ini menyatakan bahwa
histogram dari residualnya. Dalam seluruh variabel memiliki nilai Tolerance >
penelitian ini, pengujian uji normalitas 0,01 dan VIF < 10. Dalam penelitian ini,
dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan uji pada green marketing (X1) nilai Tolerance
kolmogrov-smirnov, analisis Grafik sebesar 0,417 > 0,01, product hygiene (X2)
Histogram dan P-Plot. nilai tolerance sebesar 0,479 > 0,01, dan
Hasil Uji Kolmograv-Smirnov dalam brand identity (X3) memiliki nilai tolerance
penelitian ini menunjukkan hasil yang sebesar 0,665 > 0,01. Nilai VIF pada X1
memenuhi asumsi normalitas. Diketahui sebesar 2,401 < 10, pada X2 memiliki nilai
bahwa nilai Monte Carlo Sig (2-tailed) VIF sebesar 2,088 < 10, dan X3 memiliki
sebesar 0,154 atau lebih besar dari 0,05 nilai VIF sebesar 1,505 < 10. Dapat
yang berarti data tersebut berdistribusi disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
normal. Selanjutnya yaitu Analisis Grafik terbebas dari gejala multikolonieritas.
Histogram, distribusi data dapat dikatakan
normal apabila pada bentuk garis
melengkung pada grafik histogram Uji Heteroskedastisitas
terdapat pada posisi yang simetris dan Uji Heteroskedastisitas bertujuan
tidak condong ke kanan maupun ke kiri. menguji apakah dalam model regresi
Adapun hasil pengujian uji normalitas terjadi ketidaksamaan variance dari
menggunakan grafik histogram dapat residual satu pengamatan ke pengamatan
dikatakan bahwa data telah lolos uji lain. Deteksi ada tidaknya
normalitas dikarenakan letak grafik heteroskedastisitas dapat dilakukan
tersebut simetris dan tidak condong ke dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
kanan maupun ke kiri. Selanjutnya uji pada grafik scatterplot antara SRESID dan
Grafik P-Plot dapat dideteksi dengan ZPRED. Apabila titik-titik menyebar secara
melihat penyebaran data (titik) pada acak serta tersebar baik di atas maupun di
sumbu diagonal dari grafik P-Plot. Adapun bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
grafik P-Plot hasil pengujian ini diketahui disimpulkan bahwa tidak terjadinya
bahwa data tersebut berdistribusi normal, heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Hasil
dikarenakan penyebaran titik-titik terletak uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
pada garis diagonal dan mengikuti arah menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
garis diagonal tersebut. secara acak, baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian,
Uji Multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa model regresi

77
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

pada penelitian ini terbebas dari gejala


heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda
Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui besarnya dan
Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel
spesifikasi model yang digunakan sudah independen yaitu Green Marketing (X1),
benar atau tidak. Dengan uji ini, akan Product Hygiene (X2) dan Brand Identity
diperoleh informasi model empiris (X3) dengan variabel dependen yaitu
sebaiknya linier, kuadaran, atau kubik Repurchase Intention (Y). Berdasarkan
(Ghozali, 2018). Uji ini bertujuan untuk pada hasil penelitian dapat diketahui
menghasilkan F hitung, yang mana jika F bahwa seluruh variabel independen yang
hitung < F tabel, maka dikatakan meliputi green marketing (X1), product
regresinya linier. Berdasarkan hasil hygiene (X2), dan brand identity (X3)
penelitian didapatkan hasil dari Uji memiliki tingkat signifikansi < 0,05. Dari
Liniearitas yang menunjukan bahwa hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel independen memiliki nilai seluruh variabel independen memiliki
signifikansi linearity sebesar 0,000 < 0,05. pengaruh signifikan terhadap variabel
Pada variabel X1 nilai signifikansi linearity dependen repurchase intention (Y),
sebesar 0,000 < 0,05. Pada variabel X2 nilai sehingga dapat dilanjutkan untuk membuat
signifikansi linearity sebesar 0,000 < 0,05. persamaan regresi sebagai berikut:
Pada variabel X3 nilai signifikansi linearity
sebesar 0,000 < 0,05.

Y = -3,612 + 0,259X1 + 0,292X2 + 0,450X3 + e

Interprestasi dari regresi diatas adalah akan meningkat, sedangkan apabila


sebagai berikut: green marketing (X1) mengalami
a. Konstanta penurunan maka repurchase intention
Konstanta pada persamaan regresi (Y) juga akan menurun, dengan
dapat diartikan jika variabel asumsi variabel product hygiene (X2)
independen yang meliputi Green dan brand identity (X3) adalah
Marketing(X1), Purchase bernilai tetap atau tidak berubah.
Intention(X2) dan Brand Identity (X2) c. Koefisien X2 = +0,292
bernilai 0 (nol), maka variabel Variabel product hygiene (X2)
dependen yaitu Repurchase Intention memiliki pengaruh positif terhadap
(Y) bernilai negatif sebesar repurchase intention (Y) dengan nilai
3,612.Variabel Green Marketing (X1). koefisien sebesar positif 0,292.
b. Koefisien X1= +0,259 Koefisien regresi dalam persamaan
Green Marketing (X1) memiliki regresi dapat diartikan bahwa setiap
pengaruh positif terhadap repurchase product hygiene (X2) mengalami
intention (Y) dengan nilai koefisien kenaikan maka repurchase intention
yang positif sebesar 0,259. Koefisien (Y) juga akan meningkat, sedangkan
regresi dalam persamaan regresi apabila product hygiene (X2)
dapat diartikan bahwa setiap green mengalami penurunan maka
marketing (X1) mengalami kenaikan produktivitas kerja pegawai (Y) juga
maka repurchase intention (Y) juga akan menurun, dengan asumsi

78
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

variabel green marketing (X1) dan a. Green Marketing terhadap


brand identity (X3) adalah konstan Repurchase Intention
atau tidak berubah. Berdasarkan hasil uji signifikansi
d. Koefisien X3 = +0,450 parsial (Uji T) diperoleh nilai t hitung
Variabel brand identity (X3) green marketing sebesar 2,293 dan
berpengaruh signifikan dan positif diketahui nilai t tabel adalah 1,984
terhadap repurchase intention (Y) dengan nilai sig. 0,031. Karena nilai t
dengan nilai koefisien sebesar 0,450. hitung > t tabel (2,293 > 1,984), maka
Koefisien regresi dalam persamaan H01 ditolak dan Ha1 diterima.
regresi dapat diartikan bahwa setiap Sehingga dapat disimpulkan bahwa
brand identity (X3) mengalami Green Marketing memiliki pengaruh
peningkatan maka repurchase yang signifikan terhadap Repurchase
intention (Y) juga akan meningkat, Intention.
sedangkan brand identity (X3) apabila b. Product Hygiene terhadap
mengalami penurunan maka Repurchase Intention
repurchase intention (Y) juga akan Berdasarkan hasil uji signifikansi
menurun, dengan asumsi variabel parsial (Uji T) diperoleh nilai t hitung
Green Marketing (X1) dan Product product hygiene sebesar 2,196 dan
Hygiene (X2) adalah konstan atau diketahui nilai t tabel adalah 1,984
tidak berubah. dengan nilai sig. 0,000. Karena nilai t
hitung > t tabel (2,196 > 1,984), maka
Uji T H02 ditolak dan Ha2 diterima.
Menurut Ghozali (2018) Uji T Sehingga dapat disimpulkan bahwa
digunakan untuk menunjukkan seberapa Product Hygiene memiliki pengaruh
jauh pengaruh satu variabel independen yang signifikan terhadap Repurchase
secara individual dalam menerangkan Intention.
variasi-variasi dependen. Pada penelitian c. Brand Identity terhadap Repurchase
ini uji t digunakan untuk mengetahui Intention
pengaruh secara parsial variabel Berdasarkan hasil uji signifikansi
independen (Green Marketing, Product parsial (Uji T) diperoleh nilai t hitung
Hygiene, Brand Identity) terhadap variabel brand identity sebesar 4,423 dan
dependen (Repurchase Intention). Berikut diketahui nilai t tabel adalah 1,984
hasil perhitungan menggunakan SPSS versi dengan nilai sig. 0,031. Karena nilai t
25, apabila dilihat pada tabel t dengan hitung > t tabel (4,423 > 1,984), maka
signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan H03 ditolak dan Ha3 diterima.
(df) = n-2 = 100-2 = 98 diperoleh t tabel Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebesar 1,984. Sehingga kriteria Brand Identity memiliki pengaruh yang
pengambilan keputusan pada uji t adalah signifikan terhadap Repurchase
sebagai berikut: Intention.
a. Ho diterima atau Ha ditolak, jika t
hitung < t tabel atau sig > 0,05 Uji F
b. Ho ditolak atau Ha diterima, jika t Uji Statistik F digunakan untuk
hitung > t tabel atau sig < 0,05 mengetahui apakah model regresi
memenuhi goodness of fit atau kelayakan
Hasil uji T menggunakan program SPSS 25 digunakan (Gujarati & Porter, 2009).
dalam penelitian ini dapat diuraikan Apabila dilihat pada tabel F dengan
sebagai berikut: signifikansi 0,05 diperoleh F tabel sebesar

79
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

2,70. Sehingga kriteria pengambilan 46,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang
keputusan pada uji F adalah sebagai tidak diteliti dalam penelitian ini.
berikut:
a. jika F hitung < F tabel atau sig > 0,05 KESIMPULAN DAN SARAN
maka model regresi tidak layak 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
untuk diteliti atau ditolak. Responden menggunakan tabel indeks
b. F hitung > F tabel atau sig < 0,05 dapat diambil kesimpulan bahwa
maka model regresi layak untuk variabel Green Marketing (X1) memiliki
diteliti atau diterima. nilai indeks rata-rata 81,70, variabel
Berdasarkan hasil perhitungan didapat Ptoduct Hygiene (X2) memiliki nilai
nilai F hitung sebesar 38,989 > F tabel 2,70 indeks rata-rata 86,88, variabel Brand
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Identity (X3) memiliki indeks rata-rata
Dengan demikian dapat disimpulkan model 78,33, dan variabel Repurchase
yang menghubungkan variabel Green Intention (Y) memiliki indeks rata-tata
Marketing, Product Hygiene, Brand Identity, 72,68
dan Repurchase Intention memenuhi uji 2. Berdasarkan hasil Uji Regresi Linier
good fit models, sehingga model dalam Berganda menunjukkan bahwa nilai
penelitian ini diterima. signifikansi variabel < 0,05, maka
dapat dinyatakan bahwa terdapat
Koefisien Determinasi (R2) pengaruh yang signifikan antara Green
Koefisien determinasi (R2) adalah Marketing (X1), Product Hygiene (X2),
untuk mengukur seberapa jauh Brand Identity (X3) terhadap
kemampuan variabel independen dalam Repurchase Intention (Y). Berdasarkan
menjelaskan variabel dependen (Ghozali, persamaan regresi di atas dapat
2018). Pada penelitian ini, koefisien diketahui bahwa variabel Brand
determinasi digunakan untuk mengetahui Identity (X3) memiliki pengaruh
seberapa besar presentase kontribusi terbesar terhadap Repurchase
pengaruh yang diberikan oleh semua Intention (Y).
variabel yaitu Green Marketing, Product 3. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Hygiene, Dan Brand Identity dalam model menunjukan bahwa bahwa variabel
regresi terhadap variabel Repurchase independen Green Marketing (X1),
Intention (Sekaran & Bougie, 2016). Dalam Product Hygiene (X2), dan Brand
penentuan koefisien determinasi sangat Identity (X3), berpengaruh signifikan
dianjurkan untuk menggunakan nilai positif secara parsial terhadap variabel
Adjusted R square dari perhitungan regresi, dependen Repurchase Intention (Y).
menurut Ghozali (2018) dimana nilainya 4. Dari hasil Koefisien Determinasi (R2)
dapat naik atau turun apabila satu variabel dapat disimpulkan bahwa Green
independen ditambahkan ke dalam model. Marketing (X1), Product Hygiene (X2),
Berdasarkan perhitungan dapat diketahui dan Brand Identity (X3 )memberikan
nilai sebesar 0,535 atau 53,5% yang pengaruh sebesar 53,5% terhadap
berarti 53,5% variabel Green Marketing, Repurchase Intention (Y) dan sisanya
Product Hygiene, Brand Identity secara 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain
bersamaan berpengaruh terhadap yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Repurchase Intention (Y) dengan kontribusi
sebesar 53,5%, sedangkan sisanya sebesar SARAN
Saran Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil Analisis Deskriptif

80
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Presepsi Responden dan jawaban atas lingkungannya yaitu tumblr day


pertanyaan terbuka dalam kuesioner, maka yang sering dilakukan, dapat
diperoleh beberapa saran bagi Starbucks di melaksanakan promosi ramah
Kota Semarang dalam meningkatkan lingkungan lainnya untuk
Repurchase Intention. Berikut adalah menambah value yaitu reward poin
masukan bagi Starbucks dikelompokkan bagi konsumen yang
menjadi beberapa poin sebagai berikut: mengembalikan cup plastik ke
1. Variabel Green Marketing (X1) outlet, untuk dapat ditukar dengan
merupakan variabel yang memiliki minuman saat poin terpenuhi.
pengaruh terkecil terhadap Repurchase c. Produk Ramah Lingkungan (X1.4)
Intention (Y) pada Starbucks di Kota dengan angka indeks sebesar 81,70,
Semarang. Saran terhadap Green dalam rangka memenangkan
Marketing pada Repurchase Intention persaingan bisnis, maka sarannya
(Y) pada Starbucks di Kota Semarang adalah Starbucks sebelumnya dinilai
adalah sebagai berikut: telah berhasil memenangkan
a. Konsep Go Green (X1.2) dengan persaingan dengan penggunaan
angka indeks sebesar 84,00. strategi green marketingnya, dapat
Meningkatkan keselamatan bumi mempertahankan konsistensi brand
yang menjadi nilai (value) bisnis, dalam melaksanakan strategi green
maka saran yang diberikan yaitu: marketing, lebih memaksimalkan
Starbucks sebelumnya telah lagi peluang green marketing yang
menyediakan produk plant based ada, dan terus berinovasi untuk
yang terbatas bagi konsumen, tetap menjadi marketing lead dan
sekarang dapat melakukan trend setter green marketing pada
perluasan produk menu plant based food and beverage industry di
agar konsumen memiliki preferensi Indonesia.
makanan sehat dan ramah d. Kemasan Ramah Lingkungan (X1.1)
lingkungan yang lebih banyak. dengan angka indeks sebesar 78,10,
b. Promosi Ramah Lingkungan (X1.3), dalam rangka menjaga kelestarian
dengan angka indeks sebesar 81,70, lingkungan pada proses bisnis,
dalam rangka melaksanakan maka saran yang diberikan yaitu
promosi ramah lingkungan untuk Starbucks yang sebelumnya telah
meningkatakan minat beli ulang. menggunakan kemasan cup plastik
Saran yang diberikan yaitu: berbahan dasar rPET (bahan plastik
Starbucks sebelumnya hanya ramah lingkungan), dapat
menerapkan tumblr day ditanggal memberikan informasi kepada
22 atau hari spesial tertentu, dapat konsumennya melalui tanda
lebih sering melaksanakan promosi dikemasan yang lebih jelas, pasalnya
tumblr day lebih banyak. Starbucks konsumen Starbucks masih
sebelumnya lebih sering melakukan beranggapan cup plastik pada
promosi potongan harga pada saat minuman Starbucks tidak ramah
tumblr day, dapat melaksanakan lingkungan. Starbucks yang
potongan harga juga pada produk sebelumnya menggunakan sendok,
tumblr yang dijual agar semakin garpu, dan pisau plastik dapat
banyak diminati oleh konsumen. menggantinya dengan yang
Starbucks yang sebelumnya sudah berbahan kayu sehingga lebih
dikenal dengan promosi ramah mudah terurai. Starbucks yang

81
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

sebelumnya menggunakan plastik terstandarisasi dengan baik untuk


kemasan dibeberapa produk peningkatan kepercayaan
makanan, dapat menggantinya pelanggan, maka saran yang
dengan paperbag makanan secara diberikan yaitu: Starbucks yang
keseluruhan. sebelumnya telah menerapkan
2. Saran terhadap Product Hygiene pada konsep dapur terbuka, sekarang
Repurchase Intention (Y) pada dapat memperluas area dapur
Starbucks di Kota Semarang adalah terbuka karena ada ruang gerak
sebagai berikut: yang sempit untuk beberapa barista.
a. Protokol Kesehatan Proses Starbucks juga dapat menambahkan
Penyajian (X2.3) dengan angka sekat plastik pada meja dapur
indeks sebesar 87,80, untuk tetap terbuka untuk terhindar dari
menjaga keamanan bagi produk dan kontaminasi konsumen selama
konsumen yang akan melaksanakan masa pandemi ini.
pembelian, maka saran yang d. Kualitas Bahan Baku (X2.1) dengan
diberikan yaitu: Starbucks angka indeks sebesar 87,10.
sebelumnya belum menerapkan cek Pemberian kualitas tinggi bahan
suhu pada saat memasuki outlet, baku untuk meningkatkan minat
dapat menambahkan protokol beli konsumen, maka saran yang
kesehatan cek suhu sebelum diberikan yaitu: Starbucks yang
konsumen masuk. Starbucks yang sebelumnya memiliki bahan baku
sebelumnya tidak menerapkan yang terbatas, dapat menambahkan
masuk outlet wajib vaksin, dapat variasi bahan baku seperti di luar
memberikan aturan check in dengan negeri, sehingga akan menghasilkan
tanda sudah vaksinasi. Starbucks variasi produk yang lebih banyak,
yang sebelumnya karyawan kurang terutama pada bahan baku
tegas dalam menegur konsumen minuman yang lebih banyak
yang tidak menaati protokol berbeda dari produk Starbucks di
kesehatan seperti melepas masker, luar negeri. Kemudian, Starbucks
dapat tetap mengingatkan dengan yang sebelumnya banyak variasi
tegas dan friendly. modern dalam minuman kopi, dapat
b. Sertifikasi Halal (X2.4) dengan menambahkan bahan baku lokal
angka indeks sebesar 87,80. seperti biji kopi nusantara sehingga
Memberikan jaminan halal (aman dapat menarik lebih banyak pasar
dan sehat) untuk menambah pecinta kopi lokal, serta nantinya
kepercayaan pelanggan dalam dapat menjadi ciri khas pada
keputusan pembelian, maka saran Starbucks di Indonesia.
yang diberikan yaitu: Starbucks 3. Variabel Brand Identity (X3)
sebelumnya tidak mencantumkan merupakan variabel yang memiliki
logo halal pada produknya pengaruh paling tinggi terhadap
(meskipun Starbucks sudah Repurchase Intention (Y) pada
tersertifikasi halal MUI), dapat Starbucks di Kota Semarang . Saran
mencantumkan logo halal pada terhadap Brand Identity pada
setiap kemasan produk. Repurchase Intention (Y) pada
c. Standar Proses Produksi (X2.2) Starbucks di Kota Semarang adalah
dengan angka indeks sebesar 84,80. sebagai berikut:
Pelaksanaan proses produksi yang a. Competency Brand (X2.3) dengan

82
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

angka indeks sebesar 85,60, kartu secara gratis, lebih banyak


kompetensi dan keunggulan brand promo pembayaran lain selain Bank
dalam memenangkan persaingan BCA, dan peningkatan poin star
pasar, maka saran yang diberikan pada transaksi konsumen.
yaitu Starbucks sebelumnya d. Perception Class of Brand (X3.4)
memberikan kesan yang baik bagi dengan angka indeks sebesar 71,70,
konsumennya dalam segi produk, dalam rangka menambah
pelayanan, harga, dan fasilitas yang kepercayaan diri konsumen saat
disediakan, sekarang harus tetap melakukan transaksi pada brand,
menjaga customer experiencenya maka saran yang diberikan yaitu:
yang sudah baik, serta memberikan Starbucks yang sebelumnya dinlai
improvement baru pada customer sebagai produk yang mahal, dapat
experience agar posisi Starbucks memberikan inovasi baru pada
sebagai brand kopi unggulan tidak customer experiencenya untuk agar
tergantikan. kedepannya, dalam melaksanakan
b. Safety Brand (X3.2) dengan angka transaksi akan menambah kepuasan
indeks sebesar 80,30, dalam rangka konsumen dengan maksimal karena
membangun citra sebagai brand harga yang dibayarkan sesuai
yang selalu turut melindungi dengan yang diberikan.
lingkungan dalam proses bisnisnya, 4. Berdasarkan hasil analisis
maka saran yang diberikan yaitu: karakteristik responden berdasarkan
Pengembangan kegiatan ajakan pilihan brand kopi lain, Janji Jiwa
ramah lingkungan seperti sebagai brand kompetitor Starbucks
mengadakan seminar bertemakan mendapatkan pilihan dari responden
pelestarian lingkungan, menambah dengan nilai terbanyak yaitu 47%. Hal
produk ramah lingkungan, ini dikarenakan distribusi outlet Janji
memberikan quotes pada kemasan Jiwa menjadi terbanyak di Indonesia.
produk yang berkaitan dengan Sehingga, Starbucks dapat melakukan
ajakan menjaga lingkungan, ekspansi penyebaran outlet agar tetap
memperkuat program tumblr day, mempertahankan posisi Lead of Top
dan memberikan program Brand kategori cafe.
pengembalian cup dengan customer 5. Berdasarkan hasil analisis
reward. karakteristik responden berdasarkan
c. Community Brand (X3.1) dengan outlet Kota Semarang yang pernah
angka indeks sebesar 75,70, dalam dikunjungi, Starbucks Paragon Mall,
rangka membuat konsumen merasa Starbucks Ciputra Mall, Starbucks Java
menjadi bagian dari brand sehingga Mall, dan Starbucks DP Mall menjadi 4
meningkatkan loyalitas untuk terus frekuensi kunjungan terbanyak dengan
membeli ulang, maka saran yang total 59,8%. Sehingga, apabila
diberikan yaitu Starbucks yang Starbucks melakukan pembukaan
sebelumnya telah mengadakan outlet baru dengan membuka di area
program membership, dapat Mall karena jangkauan market yang
menambahkan beberapa reward lebih luas.
bagi member Starbucks sebagai 6. Berdasarkan hasil analisis linier
berikut: potongan harga pembelian berganda, nilai koefisien variabel
tumblr, menawarkan free upsize Brand Identity sebesar 0,450. Adanya
pada cup minuman, penggantian pengaruh terbesar yang disumbang

83
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

oleh variabel Brand Identity, ketika Wong Solo, Ayam Goreng Suharti, dan
Starbucks ingin melaksanakan sebagainya.
peningkatan terhadap Consumers b. Hasil penelitian dapat digunakan
Repurchase Intention, segala aktivitas sebagai acuan atau bahan referensi
yang berkaitan dengan Starbucks bagi peneliti selanjutnya dengan topik
Brand Identity dapat dijadikan yang sama dengan mengembangkan
prioritas. variabel bebas lainnya yang dapat
mempengaruhi Repurchase Intention
Keterbatasan Penelitian ini terlepas dari variabel yang digunakan
Penelitian yang telah dilakukan ini dalam penelitian ini.
memiliki beberapa keterbatasan yang c. Penelitian ini hanya menguji pengaruh
diharapkan dapat lebih dikembangkan oleh Green Marketing (X1), Product Hygiene
penelitian selanjutnya. (X2), dan Brand Identity (X3) terhadap
a. Hasil penelitian pada obyek Starbucks Repurchase Intention (Y). Berdasarkan
Di Kota Semarang tidak bisa hasil temuan yang diperoleh dalam
digeneralisasi untuk objek yang penelitian ini, maka menarik untuk
berbeda, dikarenakan karakateristik diteliti lebih lanjut mengenai
responden berbeda pengembangan Repurchase Intention
b. Model penelitian ini dibangun dengan menambahkan variabel lain
berdasarkan konsep green marketing, yang berpengaruh selain variabel yang
product hygiene, dan brand identity telah diteliti seperti Brand Personality
serta repurchase intention, di mana (Mao et al., 2020)
berdasarkan hasil uji Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,535 atau
53,5% yang berarti 53,5% variabel DAFTAR PUSTAKA
Green Marketing, Product Hygiene, Afdholy, N. S. (2019). Perilaku Konsumsi
Brand Identity secara bersamaan Masyarakat Urban Pada Produk
berpengaruh terhadap Repurchase Kopi Ala Starbucks. Kajian Ilmu
Intention (Y) dengan kontribusi Budaya Dan Perubahan Sosial.
sebesar 53,5%, sedangkan sisanya Dash, G., Kiefer, K., & Paul, J. (2021).
sebesar 46,5% dipengaruhi oleh Marketing-To-Millennials:
variabel lain yang tidak diteliti dalam Marketing 4.0, Customer
penelitian ini. Satisfaction And Purchase Intention.
Detik-Finance. (2020). Pengelola Starbucks
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Indonesia Rugi Rp 455 Miliar Gara-
Adapun saran bagi penelitian Gara Corona. Retrieved From
selanjutnya adalah sebagai berikut: Https://Finance.Detik.Com/Bursa-
a. Penelitian yang akan datang Dan-Valas/D-5120084/Pengelola-
diharapkan dapat menggunakan obyek Starbucks-Indonesia-Rugi-Rp-455-
pada kuliner minuman lokal minuman Miliar-Gara-Gara-Corona
seperti Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Kopi Dhisasmito, P. P., & Kumar, S. (2020).
Soe, dan sebagainya. Pada bidang Understanding Customer Loyalty In
makanan (food) di food and beverage The Coffee Shop Industry (A Survey
industry, dapat menggunakan obyek In Jakarta, Indonesia). British Food
Pizza Hut, McDonald’s, dan sebagainya. Journal.
Pada kuliner makanan lokal dapat Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
menggunakan obyek Ayam Bakar Manajemen Edisi Kelima. Badan

84
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022

Penerbit Universitas Diponegoro, Mantiaha, G. F. (2016). The Influence Of


Semarang. Green Marketing On Consumer
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Buying Behavior (Study At The Body
Multivariate Dengan Program Ibm Shop Manado). Jurnal Emba: Jurnal
Spss 25 (Edisi Sembilan): Semarang: Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Universitas Diponegoro. Dan Akuntansi, 4(2).
Groening, C., Sarkis, J., & Zhu, Q. (2018). Mao, Y., Lai, Y., Luo, Y., Liu, S., Du, Y., Zhou,
Green Marketing Consumer-Level J., Bonaiuto, M. (2020). Apple Or
Theory Review: A Compendium Of Huawei: Understanding Flow, Brand
Applied Theories And Further Image, Brand Identity, Brand
Research Directions. Personality And Purchase Intention
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2009). Basic Of Smartphone. Journal
Econometrics. New York; London: Sustainability.
Mcgraw-Hill. Pramezwary, A., Winata, J., Tanesha, R.,
Herman, R., Widiasari, J., Lasmy, H., & Armando, T., & Juliana, J. (2021).
Hartono, H. (2016). How Popular Brand Trust Dan Promosi Penjualan
Culture Affects Brand Identity And Terhadap Keputusan Pembelian
Perceived Quality In Consumer Produk Di Masa Covid-19. Jurnal
Decision Making. Pertanika Journal Perspektif.
Of Social Sciences Humanities. Saputra, V., Mulyati, A., & Andayani, S.
Idn-Times. (2020). Termasuk Di Indonesia, (2015). Analisis Pengaruh Variasi
15 Kota Terbersih Di Asia Tenggara. Produk, Cita Rasa, Dan Higienitas
Retrieved From Terhadap Minat Beli Konsumen
Https://Www.Idntimes.Com/Hype/ (Studi Kasus Pada Ice Cream
Fun-Fact/Dahli-Anggara/Kota- Zangrandi Surabaya). Jurnal
Terbersih-Di-Asia-Tenggara-C1c2/8 Dinamika Administrasi Bisnis.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research
Management. Methods For Business A Skill-
Limei, C., & Wei, L. (2020). The Impact Of Building Approach.
Reviewers' Creditworthiness On Shim, J., Moon, J., Song, M., & Lee, W. S.
Consumers' Purchase Intention In (2021). Antecedents Of Purchase
Edge Path: Implications For The Intention At Starbucks In The
Coronavirus Disease 2019 Context Of Covid-19 Pandemic.
Pandemic. Journal Frontiers In Journal Sustainability.
Public Health. Starbucks.Co.Id. (2021). Company Profile
Macrotrens.Net. (2021). Starbucks Starbucks Coffee Indonesia.
Revenue 2006-2021 | Sbux. Retrieved From
Retrieved From Https://Www.Starbucks.Co.Id/
Https://Www.Macrotrends.Net/Sto Triyani, I. (2019). Pengaruh Kualitas
cks/Charts/Sbux/Starbucks/Reven Produk Makanan Dan Hygiene
ue Sanitasi Terhadap Kepuasan Tamu
Mahmoud, T. O., Ibrahim, S. B., Ali, A. H., & Di Anggrek Restaurant Grand
Bleady, A. (2017). The Influence Of Arkenso Park View Hotel Semarang.
Green Marketing Mix On Purchase Jurnal Visi Manajemen.
Intention: The Mediation Role Of Wang, Y.-H., Chen, S.-T., & Chen, N.-N.
Environmental Knowledge. (2016). An Empirical Study Of The
Effect Of Green Marketing On

85
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86

Purchase Intention-Evidence From Wheeler, A. (2018). Designing Brand


Green Restaurant. Journal Advances Identity : An Essential Guide For
In Management Applied Economics The Entire Branding Team.

86

You might also like