Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Starbucks Coffee is the largest coffee shop company in the world which is engaged in the food
and beverage industry. This study aims to analyze the influence of Green Marketing, Product
Hygiene, and Brand Identity on Repurchase Intention of Starbucks In Semarang City. Data
collection methods used are questionnaires and literature review. The questionnaire used was
the Agree-Disagree Scale with a scoring of 10 points (1-10) The sample collection method
used is purposive sampling with 100 people of Starbucks consumers in Semarang. The
analysis technique used in this research are vailidity test, reliability test, normality test,
heteroscedastisity test, multicollinearity test, linearity test, multiple linear regression, t test, F
test and coefficient of determination. The data in this study are analyzed with SPSS 25. Based
on the results, Green Marketing (X1), Hygiene Product (X2), and Brand Identity (X3) have a
significant positive effect of Repurchase Intention Starbucks In Semarang City. This research
is expected to be a solution to the problems that occurred during the COVID-19 pandemic by
applying green marketing, product hygiene, and brand identity to improve Repurchase
Intention so that Starbucks will get higher number consumers repurchase intention.
Abstrak
Starbucks Coffee merupakan perusahaan kedai kopi terbesar di dunia yang bergerak di
bidang industri makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh Green Marketing, Product Hygiene, dan Brand Identity terhadap Repurchase
Intention Starbucks Di Kota Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan tinjauan literatur. Kuesioner yang digunakan adalah Agree-Disagree Scale
dengan scoring 10 poin (1-10) dan metode pengumpulan sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling dengan sampel 100 orang pengunjung Starbucks di Kota Semarang.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji
heterokedastisitas, uji multikolonieritas, uji linearitas, analisis regresi linier berganda, uji t,
uji F dan koefisien determinasi menggunakan SPSS 25. Hasil ini menunjukkan bahwa Green
Marketing (X1), Product Hygiene (X2), dan Brand Identity (X3) berpengaruh signifikan positif
terhadap Rurchase Intention (Y) Starbucks di Kota Semarang. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi selama pandemi Covid-19 dengan
pengaplikasian green marketing, product hygiene, dan brand identity untuk meningkatkan
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/admisi 71
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
Repurchase Intention yang lebih tinggi sehingga Starbucks mendapatkan kenaikan minat beli
ulang konsumen yang lebih tinggi.
Kata kunci: Brand Identity, Green Marketing, Product Hygiene, Repurchase Intention.
72
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
73
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
indra manusia. Brand identity dapat dilihat, ramah lingkungan). Dengan identifikasi
disentuh, didengar, dan dirasakan. Brand popularitas di pasar dan berbagai
identity adalah segala sesuatu yang memicu implementasi pemasaran Starbucks
lahirnya pengakuan, memperkuat memungkinkan peserta survei untuk
diferensiasi, pembuatan ide dan value menjawab pertanyaan dengan lebih jelas
sehingga makna besar yang dapat dari pengalaman konkret barang dan
dirasakan manusia (Wheeler, 2018). layanan kafe tersebut (Shim et al., 2021).
Penelitian Wang et al. (2016) Bedasarkan IDN-Times (2020), Kota
membuktikan Green Marketing semarang penerima penghargaan sebagai
berpengaruh secara positif terhadap kota wisata terbersih di ASEAN oleh
Puurchase Intention. Begitu juga pada ASEAN Clean Tourist City Standard untuk
penelitian Mahmoud et al. (2017) bahwa periode 2020 – 2022. Lokasi Semarang
ada pengaruh yang signifikan dari elemen dipilih karena masyarakat semarang dinilai
green marketing terhadap niat beli memiliki kesadaran dalam kebersihan,
konsumen. Hal ini tidak sejalan dengan kehigenisan, dan lingkungan.
penelitian Mantiaha (2016) bahwa Green Berdasarkan fenomena dan research
Product secara parsial dan tidak signifikan gap dari penelitian di atas maka peneliti
berpengaruh terhadap perilaku pembelian mengembangkan penelitian tersebut
konsumen. Penelitian Shim et al. (2021) dengan judul “Pengaruh Green
menyatakan adanya pengaruh signifikan Marketing, Product Hygiene, Dan Brand
pada Product Hygiene terhadap Purchase Identity Terhadap Repurchase Intention
Intention, hal ini tidak sejalan dengan Pada Starbucks Di Kota Semarang”
penelitian yang dilakukan Saputra et al. Berdasarkan uraian yang telah
(2015) yang menunjukkan higienitas tidak dikemukakan pada latar belakang, maka
mempunyai pengaruh terhadap Purchase masalah dapat dirumuskan adalah
Intention. Pada Penelitian Herman et al. Bagaimana model Green Marketing, Product
(2016) Brand Identity memiliki kontribusi Hygiene, dan Brand Identity dapat
langsung secara positif terhadap purchase meningkatkan Repurchase Intention sesuai
decision. Dalam penelitian Dash et al. harapan pada Starbucks di Kota Semarang.
(2021) juga mendukung Brand Identity dan Merujuk pada rumusan masalah dalam
memiliki hubungan yang paling kuat dan penelitian ini, maka pertanyaan penelitian
signifikan dengan Purchase Intention. Pada dalam penelitian ini adalah sebagai
Limitations dan Future Research penelitian berikut:
Brand Identity terhadap purchase intention a. Bagaimana pengaruh Green Marketing
oleh Mao et al. (2020) menyatakan untuk terhadap peningkatan Repurchase
mengatasi bias budaya dan ekonomi, akan Intention Starbucks di Kota Semarang?
menarik dan praktis untuk meneliti topik b. Bagaimana pengaruh Product Hygiene
ini dinegara yang berbeda. Selain itu masih terhadap peningkatan Repurchase
belum banyak penelitian yang mengkaji Intention Starbucks di Kota Semarang?
pengaruh Brand Identity terhadap Purchase c. Bagaimana pengaruh Brand Identity
Intention pada industri F&B terutama pada terhadap peningkatan Repurchase
bisnis kopi. Intention Starbucks di Kota Semarang?
Starbucks tampil berbagai strategi
pemasaran (misalnya, penawaran makanan Sedangkan tujuan dari penelitian
sehat, dapur terbuka untuk kebersihan adalah untuk membangun model penelitian
makanan, penerapan karantina, yang dapat memperjelas hubungan Green
penyediaan sistem delivery, dan pemasaran Marketing, Product Hygiene, dan Brand
74
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
Green
Marketing( X1)
(X1) H1
H3
Brand Identity
(X3)
Dikembangkan dari studi Wang et al. (2016), Shim et al. (2021), dan
Dash et al. (2021)
75
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
yang menjadi indikator dalam penelitian. setuju dalam berbagai rentang nilai.
Dalam penelitian ini menggunakan skala Selanjutnya penilaian dari responden
interval dengan rentang skala 1 sampai 10. dideskripsikan ke dalam tiga kategori yaitu
Pada penelitian ini dengan menggunakan rendah, sedang, dan tinggi.
skala Agree Disagree Scale dengan Perhitungan angka indeks respon dari
mengembangkan pertanyaan yang responden menggunakan rumus sebagai
menghasilkan jawaban setuju dan tidak berikut:
Keterangan:
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2
Seterusnya F10 untuk menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan.
76
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
77
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
78
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
79
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
2,70. Sehingga kriteria pengambilan 46,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang
keputusan pada uji F adalah sebagai tidak diteliti dalam penelitian ini.
berikut:
a. jika F hitung < F tabel atau sig > 0,05 KESIMPULAN DAN SARAN
maka model regresi tidak layak 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
untuk diteliti atau ditolak. Responden menggunakan tabel indeks
b. F hitung > F tabel atau sig < 0,05 dapat diambil kesimpulan bahwa
maka model regresi layak untuk variabel Green Marketing (X1) memiliki
diteliti atau diterima. nilai indeks rata-rata 81,70, variabel
Berdasarkan hasil perhitungan didapat Ptoduct Hygiene (X2) memiliki nilai
nilai F hitung sebesar 38,989 > F tabel 2,70 indeks rata-rata 86,88, variabel Brand
dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Identity (X3) memiliki indeks rata-rata
Dengan demikian dapat disimpulkan model 78,33, dan variabel Repurchase
yang menghubungkan variabel Green Intention (Y) memiliki indeks rata-tata
Marketing, Product Hygiene, Brand Identity, 72,68
dan Repurchase Intention memenuhi uji 2. Berdasarkan hasil Uji Regresi Linier
good fit models, sehingga model dalam Berganda menunjukkan bahwa nilai
penelitian ini diterima. signifikansi variabel < 0,05, maka
dapat dinyatakan bahwa terdapat
Koefisien Determinasi (R2) pengaruh yang signifikan antara Green
Koefisien determinasi (R2) adalah Marketing (X1), Product Hygiene (X2),
untuk mengukur seberapa jauh Brand Identity (X3) terhadap
kemampuan variabel independen dalam Repurchase Intention (Y). Berdasarkan
menjelaskan variabel dependen (Ghozali, persamaan regresi di atas dapat
2018). Pada penelitian ini, koefisien diketahui bahwa variabel Brand
determinasi digunakan untuk mengetahui Identity (X3) memiliki pengaruh
seberapa besar presentase kontribusi terbesar terhadap Repurchase
pengaruh yang diberikan oleh semua Intention (Y).
variabel yaitu Green Marketing, Product 3. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Hygiene, Dan Brand Identity dalam model menunjukan bahwa bahwa variabel
regresi terhadap variabel Repurchase independen Green Marketing (X1),
Intention (Sekaran & Bougie, 2016). Dalam Product Hygiene (X2), dan Brand
penentuan koefisien determinasi sangat Identity (X3), berpengaruh signifikan
dianjurkan untuk menggunakan nilai positif secara parsial terhadap variabel
Adjusted R square dari perhitungan regresi, dependen Repurchase Intention (Y).
menurut Ghozali (2018) dimana nilainya 4. Dari hasil Koefisien Determinasi (R2)
dapat naik atau turun apabila satu variabel dapat disimpulkan bahwa Green
independen ditambahkan ke dalam model. Marketing (X1), Product Hygiene (X2),
Berdasarkan perhitungan dapat diketahui dan Brand Identity (X3 )memberikan
nilai sebesar 0,535 atau 53,5% yang pengaruh sebesar 53,5% terhadap
berarti 53,5% variabel Green Marketing, Repurchase Intention (Y) dan sisanya
Product Hygiene, Brand Identity secara 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain
bersamaan berpengaruh terhadap yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Repurchase Intention (Y) dengan kontribusi
sebesar 53,5%, sedangkan sisanya sebesar SARAN
Saran Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil Analisis Deskriptif
80
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
81
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
82
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
83
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
oleh variabel Brand Identity, ketika Wong Solo, Ayam Goreng Suharti, dan
Starbucks ingin melaksanakan sebagainya.
peningkatan terhadap Consumers b. Hasil penelitian dapat digunakan
Repurchase Intention, segala aktivitas sebagai acuan atau bahan referensi
yang berkaitan dengan Starbucks bagi peneliti selanjutnya dengan topik
Brand Identity dapat dijadikan yang sama dengan mengembangkan
prioritas. variabel bebas lainnya yang dapat
mempengaruhi Repurchase Intention
Keterbatasan Penelitian ini terlepas dari variabel yang digunakan
Penelitian yang telah dilakukan ini dalam penelitian ini.
memiliki beberapa keterbatasan yang c. Penelitian ini hanya menguji pengaruh
diharapkan dapat lebih dikembangkan oleh Green Marketing (X1), Product Hygiene
penelitian selanjutnya. (X2), dan Brand Identity (X3) terhadap
a. Hasil penelitian pada obyek Starbucks Repurchase Intention (Y). Berdasarkan
Di Kota Semarang tidak bisa hasil temuan yang diperoleh dalam
digeneralisasi untuk objek yang penelitian ini, maka menarik untuk
berbeda, dikarenakan karakateristik diteliti lebih lanjut mengenai
responden berbeda pengembangan Repurchase Intention
b. Model penelitian ini dibangun dengan menambahkan variabel lain
berdasarkan konsep green marketing, yang berpengaruh selain variabel yang
product hygiene, dan brand identity telah diteliti seperti Brand Personality
serta repurchase intention, di mana (Mao et al., 2020)
berdasarkan hasil uji Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,535 atau
53,5% yang berarti 53,5% variabel DAFTAR PUSTAKA
Green Marketing, Product Hygiene, Afdholy, N. S. (2019). Perilaku Konsumsi
Brand Identity secara bersamaan Masyarakat Urban Pada Produk
berpengaruh terhadap Repurchase Kopi Ala Starbucks. Kajian Ilmu
Intention (Y) dengan kontribusi Budaya Dan Perubahan Sosial.
sebesar 53,5%, sedangkan sisanya Dash, G., Kiefer, K., & Paul, J. (2021).
sebesar 46,5% dipengaruhi oleh Marketing-To-Millennials:
variabel lain yang tidak diteliti dalam Marketing 4.0, Customer
penelitian ini. Satisfaction And Purchase Intention.
Detik-Finance. (2020). Pengelola Starbucks
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Indonesia Rugi Rp 455 Miliar Gara-
Adapun saran bagi penelitian Gara Corona. Retrieved From
selanjutnya adalah sebagai berikut: Https://Finance.Detik.Com/Bursa-
a. Penelitian yang akan datang Dan-Valas/D-5120084/Pengelola-
diharapkan dapat menggunakan obyek Starbucks-Indonesia-Rugi-Rp-455-
pada kuliner minuman lokal minuman Miliar-Gara-Gara-Corona
seperti Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Kopi Dhisasmito, P. P., & Kumar, S. (2020).
Soe, dan sebagainya. Pada bidang Understanding Customer Loyalty In
makanan (food) di food and beverage The Coffee Shop Industry (A Survey
industry, dapat menggunakan obyek In Jakarta, Indonesia). British Food
Pizza Hut, McDonald’s, dan sebagainya. Journal.
Pada kuliner makanan lokal dapat Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
menggunakan obyek Ayam Bakar Manajemen Edisi Kelima. Badan
84
Admisi dan Bisnis, Volume 23 Nomor 1 Tahun 2022
85
Ahfa, dkk/AdBis 23, 1, 2022: 71 - 86
86