You are on page 1of 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Bumi Indonesia

Evaluasi Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Perkembangan Fisik Kota dan


Kegiatan Perdagangan/Jasa di Kawasan Koridor Jalan Lingkar Soekarno-Hatta Kota
Palembang

Wilda Wija Bahana


wildabahana@gmail.com

Rini Rachmawati
_rachmawati@geo.ugm.ac.id

Abstract
The continued development of Palembang da increase of population, will increase the activity
that will always need land in Palembang.The city have a mission, one of which continue the
development of the Metropolitan Municipality of Palembang as international standard.Therefore, to
realize the hopes of the local government more incentive to build infrastructure. One area that is a
new development area is the area in the corridor roundabout Soekarno-Hatta. This study examines the
impact of Soekarno-Hatta road towards the morphology of cities and trade activities / services in the
region Soekarno-Hatta road. For the purpose of this study,the steps taken are: 1) to change the spatial
characteristics of the region from year to year, 2) identify factors that affect the development of trade
/services along Jalan Soekarno-Hatta.This region has a pattern in which the land allotment for land
use trade / services. Research addressing spatial developments in the area of Soekarno Hatta Road
Corridor in 2004 Slow until 2014.The development of trade Activities / services Right there on the
long side of the road to form a linear pattern following the road. Factors affecting trading activities /
services is the existence of trading activities / services before. Research and recommendations for the
review of policy makers is: 1) to review Road Corridor Development Zone Soekarno-Hatta, Need for
Local Development collector roads and arterial roads leading to Soekarno Hatta, Where It Is Ready
ADA embryo way for enhanced review. 2) It should be made a Building Management Plan and
Environment (RTBL).

Keyword: Urban Development,Railway,Landuse,City,Morphology,Infrastructure

Abstract
Semakin berkembangnya Kota Palembang dan bertambahnya jumlah penduduk, akan
meningkatkan aktivitas.Kota Palembang memiliki misi, salah satunya melanjutkan pembangunan
Kota Palembang sebagai Kota Metropolitan yang bertaraf internasional.Oleh karena itu untuk
mewujudkan harapan tersebut pemerintah semakin gencar membangun infrastruktur. Salah satu
kawasan yang merupakan area perkembangan baru adalah kawasan di koridor jalan lingkar Soekarno-
Hatta. Penelitian ini mengkaji mengenai dampak Jalan Soekarno-Hatta terhadap perkembangan fisik
kota dan kegiatan perdagangan/jasa di kawasan koridor jalan Soekarno-Hatta. Untuk mencaai tujuan
penelitian ini maka langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1) mengetahui perubahan karakteristik
spasial kawasan dari tahun ke tahun, 2) mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perkembangan
perdagangan/jasa di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta. Hasil penelitian menujukan perkembangan
keruangan di kawasan koridor Jalan Soekarno Hatta pada tahun 2004 sampai 2014 lambat,
kawasan tersebut diperuntukan untuk kawasan campuran.Faktor yang mempengaruhi
kegiatan perdagangan/jasa adalah keberadaan kegiatan perdagangan/jasa
sebelumnya,akseibilitas terjangkau yang mengakibatkan tingkat keramaian lalu lintas tinggi,
serta kebijakan pemerintah. Rekomendasi penelitian untuk penentu kebijakan adalah : 1) untuk
pengembangan kawasan, perlu adanya pengembangan jalan kolektor dan lokal yang menuju ke jalan
arteri Soekarno Hatta, dimana sudah ada embrio jalan yang siap untuk ditingkatkan. 2) perlu
dibuatkan suatuu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang sesuai dengn fungsi jalan.

Kata kunci : Perkembangan Kota, Infrastruktur, Jalan,Penggunaan Lahan,fisik kota


PENDAHULUAN

Kota Palembang yang terus


mengalami perkembangan secara
kenamakan fisik kotanya seiring dengan
pertambahan penduduk kota
mengakibatkan terjadinya pemekaran kota
ke arah pinggiran kota. Oleh karena itu
Pemerintah Kota Palembang terus gencar
melakukan pembangunan infrastruktur
jalan untuk memenuhi kebutuhan kota
yang semakin kompleks. Dengan adanya
pembangunan jalan tersebut Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
mengakibatkan perubahan karakteristik
keruangan dan kegiatan di dalamnya yang Tujuan dari penelitiannya ini
dapat dilihat dari penggunaan lahan di adalah:1)menganalisis pengaruh
kawasan tersebut. pembangunan infrastruktur Jalan
Yunus (2005) menyatakan, Soekarno-Hatta terhadap perkembangan
menurut Bob Cock (1932) dengan teori karakteristik spasial di kawasan penelitian.
poros sebagai suatu studi teori konsentris, 2) mengidentifikasi faktor apakah yang
daerah yang dilalui transportasi akan mempengaruhi perkembangan kegiatan
mempunyai perkembangan fisik yang perdagangan/jasa di sepanjang Jalan
berbeda dengan daerah diantara jalur Soekarno-Hatta.
transportasi. Kawasan Koridor Soekrano-
Hatta merupakan daerah yang dilalui oleh Landasan teori dalam penelitian ini
jalan arteri yaitu Jalan Soekarno-Hatta menggunakan teori pendekatan geografi
yang memilki panjang ±8,4 km yang Hagget (1983) dalam Yunus (2010) dalam
merupakan bagian dari jalur lingkar bagian buku Metode Penelitian Wilayah
barat Kota Palembang. Kontemporer dengan mengkombinasikan
Adanya Jalan Soekarno-Hatta yang antara pendekatan keruangan, ekologi, dan
melalui kawasan ini, perkembang terutama kompleks wilayah.
perubahan fisik menjadi sangat pesat. Dari METODE PENELITIAN
segi dominasi kegiatan yang berbeda
disepanjang kanan-kiri jalan dimanfaatkan Rancangan penelitian ini secara garis
sebagai kegiatan perdagangan/jasa.Banyak besar adalah mengevaluasi dampak
terdapat toko-toko, bengkel, kantor dan pembangunan infrastruktur jalan terhadap
lainnya. Lokasi penelitian ini adalah perkembangan fisik Kota di kawasan
kawasan koridor Jalan Soekarno-Hatta, koridor Jalan lingkar Soekarno Hatta
kawasan ini berjarak 500 meter dari sisi Palembang dan kegiatan perdagangan/jasa.
kanan kiri jalan soerakno hatta,yang mana Dalam penelitian ini menggunakan mix
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir methode atau metode campuran , menurut
mengalami perkembangan pesat dari segi Brannen (1997) metode yang dimaksudkan
kenampakan fisik. Dapat dilihat bahwa data-data yang diperoleh dari
bertambahnya area terbangun di sekitar melalui instrumen pendekatan kuantitatif
jalan tersebut. Kemudian area sampling dalam hal ini data sekunder dengan model
yang digunakan untuk melihat dampak analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian
terhadapkegiatan perdagangan/jasa di kecenderungan dari hasil penemuan
sepanjang kanan-kiri jalan. Berikut peta pendekatan tersebut selanjutnya ditindak
lokasi penelitian. lanjuti dengan metode kualitatif yaitu
wawancara mendalam untuk mengetahui
lebih dalam mengapa kecenderungan itu terhadap perkembangan fisik yang dapat
terjadi. dilihat dari perubahan karakteristik spasial
Pada penelitian ini akan digunakan yang berada di kawasan koridor Jalan
dua jenis data yaitu sumber data primer Soekarno Hatta, cangkupan kawasan
dan sumber data skunder. Data primer koridor ini ialah 500 meter dari kiri dan
langsung diperoleh peneliti melalui kajian kanan Jalan Soekarno Hatta dan memuliki
lapangan berupa kumpulan hasil luas sebesar 754,109 Ha.
pengisisan kuesinoner yang dilakukan oleh
118 responden yang merupakan pelaku Dilihat didalam RTRW Kota
kegiatan perdagangan/jasa.Data skunder Palembang tahun 2012-2032 Jalan
diperoleh dari data-data yang telah tersedia Soekarno Hatta merupakan rangkaian jalan
di kantor/instansi-intansi pemerintah dan lingkar Kota Palembang yang menjadi
buku/jurnal, dan melakukan wawncara jalan kerangka penyangga (urban skeleton)
mendalam kepada Dinas Tata Kota dan bagaian barat. Jalan Soekarna Hatta
Bappeda Kota Palembang. Berikut tabel 1 sebagai jalan utama yang termasuk dalam
yang menunjukan matrik dari penelitian kelas jalan arteri primer. Jalan ini akan
ini: menjadi struktur utama kawasan koridor
yang mana diisi dengan berbagai kegiatan
Tabel 1 sesuai peruntukan lahan. Dalam
Matrik Penelitian perencaanaan kawasan ini diharapkan pola
struktur ruang yang terbentuk akan
membentuk pola grid yang makro,
kemudian akan membentuk blok blok
lahan yang teratur sesuai dengan karakter
kegiatan di dalam blok itu sendiri.
2. Perubahan Penggunaan Lahan

Pada tahun 2004 kawasan koridor


Jalan Soekarno Hatta di dominasi oleh
lahan terbangun dengan presentase sebesar
19% atau 139,42 ha dan lahan non
terbangun sebesar 81% 599,09 ha. Untuk
lahan terbangun penggunaan lahan yang
mendominasi adalah
perumahan/permukiman sebesar 12,41%
atau 91,66 ha yang terletak pada lapisan
HASIL DAN PEMBAHASAN kedua kedua atau sekitar 100-200 meter
dari sisi kanan dan kiri jalan.Dan
1. Analisis Karakteristik Spasial di pemanfaatan lahan untuk pedagangan/jasa
Kawasan Koridor Jalan Soekarno sebesar 2,33% atau 17,19 ha yang terletak
Hatta di lapisan pertama atau sepanjang kanan-
kiri jalan. Sedangkan untuk lahan non
Perkembanga fisik kota merupakan terbangun didominasi oleh penggunaan
perembetan kenampakan fisik kota ke arah lahan berupa lahan kosong sebesar 61,23%
luar dilihat dari penambahan luasan daerah atau 452,17 ha yang terletak menyebar ke
terbangun yang dipengaruhi oleh beberapa wilayah kawasan ini. Untuk lebih jelasnya
faktor baik secara langsung maupun tidak megenai luas dan presente penggunaan
langsung yang dapat dilihat perubahannya lahan dapat dilihat pada tabel 2 dan
selama beberapa periode waktu tertentu. gambar 2
Dalam penelitian ini akan memfokuskan
Tabel 2 pedagangan/jasa sebesar 3,43% atau 26,14
Penggunaan Lahan Kawasan Koridor ha yang terletak di lapisan pertama atau
Jalan Soekarno Hatta Tah4n 2004 sepanjang kanan-kiri jalan dan kegiatan
industri/pergudanagn sebesar 2,91% atau
Luas
Penggunaan Lahan 22,17 ha. Sedangkan untuk lahan non
Klasifikasi (Ha) (%)
Lahan Kosong 452,179 61,23 terbangun didominasi oleh penggunaan
Rawa Non 19,989 2,71 lahan berupa lahan kosong sebesar 57,98%
RTH/Vegetasi Terbangun 115,736 15,67 atau 442,37 ha yang terletak menyebar ke
Sawah/Kebun 18,626 2,52 wilayah kawasan ini. Untuk lebih jelasnya
Fasilitas Sosial/Kantor 1,742 0,2 megenai luas dan presente penggunaan
Industri/Pergudangan 20,667 2,8 lahan dapat dilihat pada tabel 3 dan
Perdagangan/Jasa Terbangun 17,191 2,33 gambar 3
Perumahan/Permukiman 91,660 12,41
Peternakan 0,645 0,09 Tabel 3
Total 738,436 100 Penggunaan Lahan Kawasan Koridor
Sumber : Hasil Analisis Jalan Soekarno Hatta
Tahun 2010
Luas
Penggunaan Lahan
Klasifikasi (Ha) (%)
Lahan Kosong 442,3702 57,98
Rawa Non 12,4678 1,63
RTH/Vegetasi Terbangun 115,7363 15,17
Sawah/Kebun 18,6264 2,44
Fasilitas Sosial/Kantor 20,738 0,27
Industri/Pergudangan 22,1765 2,91
Perdagangan/Jasa Terbangun 26,145 3,43
Perumahan/Permukiman 122,7456 16,09
Peternakan 0,6447 0,08
Total 754,109 100
Sumber : Hasil Analisis
Gambar 2. Peta PL Kawasan Koridor Jalan
Soekarno Hatta Tahun 2004

Pada tahun 2010, selang 6 tahun


dari analisis tahun sebelumnya
menunjukan perubahan penggunaan lahan
yang cukup signifikan. Presntase lahan
terbangun meningkat menjadi 23% atau
173,78 ha dan lahan non terbangun
menurun menjadi 77% atau 589,2 ha.
Untuk lahan terbangun penggunaan lahan
yang mendominasi adalah
perumahan/permukiman sebesar 16,09%
atau 122,74 ha yang terletak pada lapisan
kedua kedua atau sekitar 100-200 meter Gambar 2. Peta PL Kawasan Koridor Jalan
dari sisi kanan dan kiri jalan, peningkatan Soekarno Hatta Tahun 2010
lahan perumahan/permukiman disebabkan
pertamabahn penduduk dan peningkatan
permintaan akan lahan permukiman,
seperti pembangunan Perumhan Grand
Hills.Pemanfaatan lahan untuk
Pada tahun 2012 presntase lahan
terbangun meningkat menjadi 24% atau
185,95 ha dan lahan non terbangun
menurun menjadi 76% atau 577,03 ha. Pada tahun 2014, presntase lahan
Untuk lahan terbangun penggunaan lahan terbangun meningkat menjadi 26% atau
yang mendominasi adalah 198,87 ha dan lahan non terbangun
perumahan/permukiman sebesar 17,3% menurun menjadi 74% atau 556,98 ha.
atau 131,19 ha yang terletak pada lapisan Untuk lahan terbangun penggunaan lahan
kedua kedua atau sekitar 100-200 meter yang mendominasi adalah
dari sisi kanan dan kiri jalan.Dan perumahan/permukiman sebesar 18,48%
pemanfaatan lahan untuk pedagangan/jasa atau 140,96 ha yang terletak pada lapisan
sebesar 3,81% atau 29,08 ha yang terletak kedua kedua atau sekitar 100-200 meter
di lapisan pertama atau sepanjang kanan- dari sisi kanan dan kiri jalan. Pertambahan
kiri jalan dan kegiatan permukiman di kawasan ini menandakan
industri/pergudanagn tetap sebesar 2,91% bahwa arahan yang telah dibuat dalam
atau 22,17 ha. Sedangkan untuk lahan non RTRW Kota Palembang terlaksanakan
terbangun didominasi oleh penggunaan dengan sesuai. Untuk lebih jelasnya
lahan berupa lahan kosong sebesar 55,42% megenai luas dan presente penggunaan
atau 430,496 ha yang terletak menyebar ke lahan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan
wilayah kawasan ini. Untuk lebih jelasnya gambar 4.4
megenai luas dan presente penggunaan
Tabel 4.4
lahan dapat dilihat pada tabel 3 dan
gambar 3 Luas
Tabel 3 Penggunaan Lahan Klasifikasi
(Ha) (%)
Penggunaan Lahan Kawasan Lahan Kosong 417,9273 55,15
Koridor Jalan Soekarno Hatta Rawa Non 12,1753 1,61
Tahun 2012 RTH/Vegetasi Terbangun 106,1023 13,96
Sawah/Kebun 24,7629 3,26
Luas
Penggunaan Lahan Fasilitas Sosial/Kantor 2,7538 0,36
Klasifikasi (Ha) (%)
56,42 Industri/Pergudangan 23,8523 3,14
Lahan Kosong 430,4963
1,6 Perdagangan/Jasa Terbangun 30,6637 4,05
Rawa Non 12,1753
Terbangun 14,3 Perumahan/Permukiman 140,9624 18,48
RTH/Vegetasi 109,1023
3,31 Peternakan 0,6447 0,08
Sawah/Kebun 25,2604
0,27 Total 754,109 100
Fasilitas Sosial/Kantor 20,738
Industri/Pergudangan 22,1765 2,91 Penggunaan Lahan Kawasan Koridor
Perdagangan/Jasa Terbangun 29,0817 3,81 Jalan Soekarno Hatta
Perumahan/Permukiman 131,9754 17,3 Tahun 2014
Peternakan 0,6447 0,08
Sumber : Hasil Analisis Pemanfaatan lahan untuk pedagangan/jasa
Gambar 3. Peta PL Kawasan Koridor Jalan sebesar 4,05% atau 30,66 ha yang terletak
Soekarno Hatta Tahun 2012 di lapisan pertama atau sepanjang kanan-
kiri jalan dan kegiatan
industri/pergudanagn sebesar 4,05% atau
30,66 ha pertambahan luasan ini
didominasi oleh pergudangan, semakin
meningkatnya interaksi antara wilayah lain
dengan Kota Palembang, dan kawasan ini
berdekatan dengan pelabuhan dan bandara
sebagai pintu masuk barang. Sedangkan
untuk lahan non terbangun didominasi
Sumber : Hasil Analisis
oleh penggunaan lahan berupa lahan tembok/semen. Dari total 118
kosong sebesar 55,15% atau 417,92 ha sampel yang di teliti terdapat 62
yang terletak menyebar ke wilayah unit dengan status kepemilikan
kawasan ini. sendiri dan 56 lainnya berstatus
sewa atau kontrak dengan rentang
3. Faktor Perkembangan Kegiatan waktu penyewaan 5-10 tahun,
Perdagangan/Jasa di Jalan Soekarno selain dijadikan tempat berusaha
Hatta bangunan-bangunan tersebut juga
dipergunaakan sebagain tempat
Berdasakan hasil pengisian kuisioner tinggal, karena berupa ruko. Dan
kepada 118 sampel yang merupakan alasan mendirikan usaha di lokasi
pelaku kegiatan perdagaan/jasa di karena keberadaan yang dekat
sepanjang kanan-kiri ruas Jalan Soekarno dengan Jalan Soekarno Hatta
Hatta. Dari hasil pengisian tersebut dimana menjadi jalan utama yang
dilakukan mana menjadi daya tarik paling
besar karna dapat membantu
a. Keberadaan Aktivitas Perdagangan
meningkatkan jumlah pendapatan
Sepanjang Jalan Soekarno Hatta.
usaha.
Sesuai dengan hasil pengamatan di
b. Aksesibilitas.
lapangan dimana keberadaan
kegiatan perdagangan/jasa di
Faktor utama lainnya yang
sepanjang jalan Soetta
menyebabkan kawasan ini mudah
mendominasi, keberadaan kegitana
di jangkau karena Jalan Soekarno
ini menjadi Multiplier effect yang
Hatta merupakan rangkaian jalan
mengakibatkan terus bertambahnya
lingkar Kota Palembang bagian
kegiatan perdagaan/jasa.
barat dan menghubungkan pusat
Perkembangan ini menuntut untuk
kota dengan Bandara Sultan
terpenuhinya berbagai fasilitas
Mahmmud Badarudin II dan
perkotaan guna menunjang
Pelabuhan Tanjung Api-Api.
berbagai kegiatan di kawasan
Aksesibilitas yang menuju ke jalur
tersebut. Jenis usaha berupa toko
jalan ini adalah baik serta mudah
dan ruko dengan jenis dagangan
dijangkau, dari bagian timur atau
yang beraneka ragam seperti toko
pusat kota dapat di akses melalui
barang elektronik, alat rumah
Jalan Kol.H. Burlian dan Jalan
tangga, bengkel, rumah makan dan
Demang Lebar Daun yang
photo copy.
dihubungkan oleh Jalan
Parameswara serta dari luar Kota
Palembang dapat melalui Jalur
Hasil pengolahan data yang Musi II. Dengan kondisi jalan yang
diperoleh dari lapangan tergolong baik dengan presntase
menunjukan 99,57% jenis indikator sebesar 79,02% walaupun
bangunan perdagangan/jasa yang dari pengamatan lapangan masi
rata-rata dibangun pada kurun terdapat beberapa ruas jalan yang
waktu tahun 2005-2010 yang rusak dan berlubang dikarenakan
digunakan untuk perdagangan/jasa jalan ini memiliki beban besar
ini adalah permanen karena karena dilewati kendaraan yang
sebagian besar berupa toko dan bermuatan besar seperti truk
ruko yang bahan baku ataupun tronton. Kondisi
bangunannya adalah aksesibilitas jalan ini memiliki
pengaruh yang besar terhadap peruntukannya yang telah
perkembangan kegitan tercantum dalam RTRW Kota
perdagangan/jasa yaitu sebesar Palembang. Dengan adanya
90,46%, dengan kemudahan akses permukiman yang berada di bagian
tentunya akan membuat orang belakangperuntukan perdagaan/jasa
mudah berlalu-lalang di jalan memberikan pengaruh, pembeli
tersebut sehingga dengan yang beasal dari permukiman
banyaknya orang yang melintasi cukup tinggi dengan presentase
jalan tersebut akan ada 57,83%, karena memang adanya
kemungkinan mereka untuk kegiatan perdagangan/jasa di
membeli. Dari inkator tersebut kawasan tersebut untuk memenuhi
faktor aksesibilitas memiliki kebutuhan pendudk disekitar
jumlah bobot sebesar 8 dengan dua sehingga tidak diperlukan ke pusat
inidkator tersebut. kota untuk memenuhi beberapa
kebutuhan.
c. Keberadaan Permukiman di
Koridor Jalan Soekarno Hatta.
d. Keramaina Lalu Lintas di Jalan
Tingkat perkembangan Soekarno Hatta.
permukiman di kawasan koridor
Jalan Soekarno Hatta dari tahun ke Keramaian aktivitas lalu lintas
tahun terus meningkat dengan terjadi pada pukul 12.00-00.00,
semakin bertambahnya penduduk mayoritas kendaraan yang lewat
Kota Palembang dan kebutuhan adalah kendaraan antar wilayah
akan lahan permukiman juga ataupun truk-truk pengangkut
meningkat. Kebijakan pemekaraan barang menuju pelabuhan atau
kota kearah pinggiran inilah yang bandara. Pengaruh keramaian lalu
menyebabkan berkembangnya lintas terhadap kegiatan
permukiman di kawasan ini. Faktor perdagangan jasa cukup tinggi,
keberadaan permukiman ini kebanyakn kendraan berhenti di
memiliki bobot sebesar 14, dengan tempat seperti rumah makan,
melihat beberapa indikator. Secara SPBU dan rumah makan.
keseluruhan 95,5 % kondisi
permukiman di kawasan ini baik,
e. Kebijakan Pemerintah
dikarenakan tergolong dalam
permukiman baru yang berupa
Peran pemerintah, berupa
perumahan yang dibangun oleh
kebijakan pembangunan, program
developer sehingga memiliki
pembangunan. Kebijakan dan
standar perumahan yang layak
strategi pemerintah yang terdapat
huni. Adapun beberapa perumahan
dala Perda no 15 tahun 2012 yaitu
yang terdapat di kawasan ini adalah
pengembangan sistem prasarana
perumahan Grand Hills, Sejahtera
dan sarana kota secara merata di
Alam dan lain-lain. Jenis lahan
seluruh wilayah dan peningkatan
sebelumnya 91,10% tanah kososng,
fungsi ruang kota sebagai pusat
karena pada saat pemerintah
perdagangan, jasa dan pariwisata
melakukan pembebasan lahan dan
berskala internasional. Kebijakan
memfungsikan sebagai kawasan
tersebut sudah diketahui
perdagangaan/jasa. Untuk
masyarakat, dari hasil survey
kedepannya kawasan ini akan terus
terdapat 80% responden
dikembangkan sesuai dengan
mengetahuo tentang RTRW Kota
Palembang, karena sebelumnya Ha pada tahun 2014 dan
sudah ada sosialisasi dari perdagangan/jasa juga
pemerintah kota terkait peruntukan menalami peningkatan luasan
kawasan Kota Palembang. dari 17,1991 Ha menjadi 29,08
Arahan kebijakan Ha.Dari tahun ke tahun terjadi
pemerintah yang nemetapkan perkembangan fisik keruangan,
kawasan koridor Jalan soekarno terhitung dari tahun 2004
Hatta sebagai pusat permukiman sampai 2014 terlah terjadi
dan perdagangan/jasa memiliki peningkatan lahan terbangun
bobot sebesar 12. Berdasarkan sebesar 5%. Lahan terbangun
indikator perizinan bangunan 78% tersebut diperuntukan untuk
memiliki izin bangunan, dengan kegiatan permukiman,
alasan kemudahan untuk mengurus perdagangaan/jasa, industri dan
perizinan karena sesuai dengan lainnya.Pola sebaran lahan
rencana peruntukan lahan yang di terbangun di kawasan ini
rencanakan. Sedangkan sisanya membentuk pola linier yang
tidak memiliki izin bangunan mengikuti jalan utama dimana
dengan lasan karena belum sempat lahan terbagun terpusat pada
mengurus perizinan tersebut. setiap simpul perepatan jalan
yang sebagian besar berada di
PENUTUP bagian utara dan selatan
kawasan koridor.
1. Kesimpulan
2. Faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian dan berkembangnya kegiatan
pembahasan sebelumnya,dalam perdagangan/jasa disepanjang
mengevaluasi dampak keberadaan Jalan kanan-kiri jalan adalah
Soekarno Hatta telah dapat diketahui keberadaan kegiatan
karakteristik sapsial yang dilihat dari perdagaan/jasa yang sudah
sebaran pola penggunaan lahan serta terlebih dahulu dimana kegiatan
menganalisis faktor pengaruh tersebut memiliki efek
perkembanagn kegiatan perdagaan/jasa di pengganda sehingga semakin
sepanjang ruas kanan-kiri jalan. Hal ini banyak kegiatan
ditandai dengan terjadinya perubahan perdagangan/jasa di kawasan
penggunaan lahan dan fisik, di akhir koridor soekarno hatta. Faktor
penelitian ini dapat disimpulkan, yakni : yang kedia adalah aksesibilitas,
dengan lokasi yang strategis
serta mudah untuk di jangkau
1. Jalan Soekarno Hatta dengan fasilitas yang baik
mempengaruhi karateristik tentunya akan semakin
spasial di kawasan tersebut meningkatkan kegiatan
dengan semakin luasnya perdagangan/jasa di kawasan
kenampakan fisik dengan tersebut. Keberadaan
ditandai bertambahnya lahan permukiman yang menajdi
terbangun di kawasan tersebut. konsumen atau pembeli dari
Penggunaan lahan di kawasan kegiatan perdagangan/jasa juga
ini sebesar 623,78 Ha dalam memiliki pengaruh yang besar.
kurun waktu dari tahun 2004 Kemudian keramaian lalu lintas
sampai 2014, menunjukan dan kebijakan pemerintah
lahan permukiman meningkat secara tidak langsung
dari 91,66 Ha menjadi 131,97 mendorong pertumbuhan
kegiatan, karna dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
kemudahan perijinan yang Palembang Tahun 2012-
diberikan pemerintah akan 2032,Bappeda Kota Palembang.
mempermudah para pelaku
kegiatan perdagangan/jasa. Rustiadi, Ernan dkk. 2011.Perencaan dan
Pengembangan Wilayah. Crespent
2. Saran Press, Jakarta.
Berdasarkan analisis hasil
penelitian yang dilakukan, maupun Sarwono,Jonathan.2006.Metode Penelitian
manfaar yang diharapkan, maka saran Kuantitatif dan
yang dapat diajukan adalah sebagai berikut Kualitatif.Yogyakara:Graha ilmu
:
Tachiwou, Aboudou M. 2011.
1. Untuk pemekaraan wilayah Infrastructure Development and
barat Kota Palembang Economic Growth in Togo.
khususnya Koridor Jalan International Journal of Economics
Lingkar Soekarno Hatta perlu and Finance 3(3)
adanya pengembangan jalan
Yunus, H.S. 2005. Managemen Perkotaan
kolektor sekunder dan lokal
: Perspektif Spasial, Yogyakarta :
sekunder yang menuju ke jalan
Pustaka Pelajar
arteri Soekarno Hatta, dimana
sudah ada embrio jalan yang Yunus,H.S.2000.Struktur Tata Ruang
siap untuk ditingkatkan. Kota.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
2. Dikarenakan Kawasan Koridor
Jalan Soekarno Hatta Sadahiro,Y.2008.Spatial Data
diperuntukan sebagai kawasan Infrastructure for Urban
campuran, perlu dibuatkan Regeneration.cSUR-UT Series
suatuu Rencana Tata Bangunan Volume 5.
dan Lingkungan (RTBL) yang
sesuai dengn fungsi jalan
tersebut sehingga dapat dipakai
sebagai acuan untuk lainnya.

Daftar Pustaka

Hariyono,Paulus.2010.Perencanaan
Pembangunan Kota dan
Perubahan
Paradigma.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Iek,Mesak.2003.Analisis Damak
Pembangunan Jalan terhadap
Pertumbuhan Usaha Ekonomi
Rakyat di Pedalaman May Papua
Barat. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. 6(1) : 30-40.

You might also like