You are on page 1of 13

Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/fae.v38n2.2020.

89-101 89

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA


DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG AGRIBISNIS INKLUSIF

Agricultural Human Resources Development in The Disruption Era: Efforts to Support


Inclusive Agribusiness

Herlina Tarigan

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Jalan Tentara Pelajar No. 3B, Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia
Korespondensi penulis. E-mail: herlin4@yahoo.com

Naskah diterima: 17 Juli 2020 Direvisi: 4 September 2020 Disetujui terbit: 2 Desember 2020

ABSTRACT

Inclusive and sustainable agribusiness development in the disruption era requires fundamental adaptation.
Major changes in community’s activities take place from the real world to virtual activities. One of the urgent
needs in inclusive and sustainable agribusiness development is agricultural human resources able to anticipate
changes and successfully adapt to those changes. This paper aims to explore changes in the agribusiness order,
challenges in the extension system and agricultural human resource development going forward. Scientific review
analysis shows that there are physical business cost savings, open and direct new markets, development of
internet-based online shop services with smarter, easier, faster, more efficient, and more accurate transaction
processes. The agribusiness system requires a new management system with more competitive human
resources capacity. Three instruments for developing agricultural human resources are (1) prioritizing skill
improvement and providing infrastructure for information and communication technology (ICT), (2) capability of
extension workers and researchers in creating, socializing and implementing inclusive technology with digital
literacy, (3) training the farmers with ICT-based production skills, building partnerships, and accessing big data
and information in accordance with their current. Accelerating instrument operations needs champions or youth
driving agent.
Keywords: agricultural human resources, development, disruption, driving agent, inclusive agribusiness

ABSTRAK

Pengembangan agribisnis inklusif dan berkelanjutan di era disrupsi memerlukan adaptasi atau penyesuaian
yang mendasar. Perubahan besar karena masyarakat mengubah aktivitas-aktivitas yang awalnya di dunia nyata
ke arah aktivitas dunia maya. Salah satu kebutuhan yang mendesak dalam pengembangan agribisnis yang
inklusif dan berkelanjutan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang mampu mengantisipasi
perubahan dan berhasil beradaptasi dengan perubahan tersebut. Tulisan ini bertujuan mendalami perubahan
tatanan agribisnis, tantangan sistem penyuluhan, dan pengembangan SDM pertanian masa depan. Analisis
review ilmiah menunjukkan bahwa terjadi penghematan biaya bisnis secara fisik dan menciptakan pasar baru
yang terbuka dan langsung; serta berkembang layanan berbentuk online shop berbasis internet dan proses
transaksi lebih smart, mudah, hemat, cepat, cerdas dan lebih akurat. Sistem agribisnis membutuhkan sistem
manajemen baru dengan kapasitas SDM yang lebih berdaya saing. Tiga instrumen pengembangan SDM
pertanian, yaitu (1) di tingkat birokrasi, memprioritaskan peningkatan keterampilan dan ketersediaan infrastruktur
untuk pemanfaatan IT, (2) kemampuan penyuluh dan peneliti dalam menciptakan, mensosialisasikan, dan
menerapkan teknologi inklusif dengan digital literacy, (3) melatih petani dengan keterampilan produksi berbasis
teknologi informasi, membangun kemitraan, mengakses big data, dan mampu memilih teknologi informasi yang
sesuai dengan bisnis yang dikembangkan. Percepatan operasional instrumen memerlukan champion atau
penggerak dari kalangan milenial.
Kata kunci: agribisnis inklusif, disrupsi, informasi teknologi, SDM pertanian

diolah dan dikonsumsi (Agribisnis ... 2017).


PENDAHULUAN
Agribisnis memikirkan bagaimana setiap
langkah dapat menciptakan sistem nilai dengan
Agribisnis inklusif merupakan kegiatan melibatkan sektor swasta dan memberi
ekonomi yang mengamati produksi pertanian kontribusi baik di pusat maupun daerah.
mulai dari proses produksi di lahan sampai Agribisnis harus menjadi kegiatan usaha yang
90 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

mampu mewujudkan kedaulatan pangan, pengembangan SDM pertanian yang perlu


melindungi kondisi alam, lingkungan bumi, dan dilakukan ke depan? Tulisan ini mencoba
menjaga harmoni sosial (Agribisnis ... 2017). menjawab permasalahan di atas dengan
Sistem bisnis yang adil dengan merangkul menggunakan review literatur ilmiah terhadap
semua pelaku dalam proses agribisnis dan konsep, hasil penelitian terkait, berita, dan
memperhitungkan semua aspek sehingga pustaka pendukung lainnya. Hasil review
proses bisnis berjalan konsisten serta mampu dianalisis dan disajikan secara deskriptif
mengangkat harkat kesejahteraan petani yang kualitatif, disertai rumusan usulan kebijakan
bekerja sama di dalamnya (Pertanian masa sebagai sumbangan pemikiran untuk bahan
depan ... 2020). Pengembangan agribisnis masukan bagi pengambilan keputusan di bidang
inklusif berkelanjutan di era disrupsi pengembangan SDM pertanian.
memerlukan adaptasi mendasar.
Menurut KBBI versi online, disrupsi berarti
PERUBAHAN PADA ERA DISRUPSI:
hal yang tercabut dari akarnya. Disrupsi juga
berarti perubahan besar yang mengubah ADAPTASI DAN ANTISIPASI AGRIBISNIS
tatanan (Christensen 1997; Fukuyama 1999).
Perubahan besar karena masyarakat Warta Ekonomi (2019) menuliskan telah
mengubah aktivitas-aktivitas yang awalnya di terjadi empat kali proses perubahan mendasar
dunia nyata ke arah aktivitas dunia maya. dalam kehidupan manusia yang dikenal dengan
Kondisi ini memperhadapkan pada tiga revolusi industri. Proses produksi atau jasa yang
tantangan besar, yaitu (1) berkembangnya era mulanya sulit, memakan waktu lama, dan
Industri 4.0 dengan robot otonom, internet, memakan biaya mahal menjadi lebih mudah,
komputasi, keamanan siber, sistem integrasi, lebih cepat, dan lebih murah dalam prosesnya
simulasi, dan data besar, (2) adanya risiko (Mengenal revolusi ... 2019). Bahkan, konsep
otomatisasi dan pergeseran pekerjaan, terutama revolusi dihubungkan dengan konsep ekonomi
pekerjaan rutin yang berketerampilan rendah, dan dianggap merupakan salah satu cara
dan (3) kebutuhan penetapan prioritas kebijakan mengatasi kelangkaan sumber daya (Beananda
sebagai akibat pergeseran kompetensi yang 2019a).
dibutuhkan.
Revolusi Industri dalam sektor agribisnis
Berdasarkan tantangan yang ada, salah satu seringkali terkondisi dan melangkah lebih cepat
kebutuhan yang mendesak dalam karena ada fenomena khusus. Revolusi Industri
pengembangan agribisnis yang inklusif dan 1.0 misalnya, terkondisikan dengan adanya
berkelanjutan adalah SDM pertanian yang fenomena “bencana demografi”. Revolusi terjadi
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi antara tahun 1750–1850 di Eropa, telah
dan berhasil beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan terjadinya perubahan secara
ada. Persoalannya, potret SDM pertanian, besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
khususnya penyuluh yang berperan sebagai pertambangan, transportasi, dan teknologi serta
ujung tombak pembangunan pertanian memiliki dampak yang mendalam terhadap
digambarkan jauh dari cukup, baik dari kuantitas kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
maupun kualitas. Jumlah desa potensi pertanian Dimulai dengan terjadinya peralihan dalam
di Indonesia sebanyak 72 ribu, penyuluh dan penggunaan tenaga kerja di Inggris yang
petugas pertanian hanya 41 ribu; sangat jauh sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan
dari harapan satu desa satu penyuluh. Dari sisi manusia, kemudian digantikan oleh penggunaan
pendidikan, masih banyak penyuluh hanya lulus mesin yang berbasis manufaktur (Mengenal
SMA (nonsarjana). Sebagian besar di antara revolusi ... 2019). Perubahan masif terjadi di
penyuluh adalah PNS dengan rata-rata usia di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
atas 45 tahun (Nursyamsi 2019). Tuntutan dan transportasi. Pada bidang pertanian,
penyuluh memiliki kompetensi untuk berkembang alat mesin pertanian sehingga
beradaptasi di era Revolusi Industri 4.0 dengan mempermudah dan mempercepat proses
perkembangan penggunaan IT menjadi pengolahan lahan. Pemasaran produk cepat
tantangan yang amat berat. Beberapa dan meluas dengan pembangunan jalan raya
pertanyaan yang menarik adalah (1) apa saja dan rel kereta api. Perekonomian berbasis
sebenarnya perubahan yang terjadi di era pertanian mulai beralih berbasis manufaktur
disrupsi dalam tatanan agribisnis Indonesia?, (2) menyebabkan perpindahan penduduk besar-
bagaimana tantangan sistem penyuluhan besaran dari desa ke kota yang menyebabkan
pertanian dalam menghadapi era disrupsi untuk tingginya populasi penduduk perkotaan. Selama
mewujudkan diseminasi informasi dan inovasi dua abad era ini telah mendongkrak
tepat guna di masyarakat?, (3) bagaimana perekonomian dengan peningkatan rata-rata
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 91
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

pendapatan per kapita negara-negara di dunia Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang
menjadi enam kali lipat (Mengungkap sejarah ... menggabungkan teknologi otomatisasi
2019). dengan teknologi siber. Dampak dari Revolusi
Industri 4.0 berupa disrupsi pada seluruh bidang
Revolusi Industri 2.0 merupakan periode
yang harus segera ditanggapi agar tidak
perkembangan industri yang sangat pesat,
tertinggal dalam kemajuan teknologi.
terjadi pada abad ke 19 ditandai dengan
ditemukannya mesin listrik dan adanya produksi Era ini berhadapan pula dengan fenomena
massal. Temuan ini tidak saja bermanfaat yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya
membantu percepatan pembibitan dan teknik yakni pandemi Covid-19. Wabah yang memaksa
produksi pertanian, tetapi juga sangat manusia melakukan perubahan-perubahan
bermanfaat untuk pengolahan produk pertanian. sistem dan gaya hidup, sebagai bentuk adaptasi
Pada era ini mulai dipahami pentingnya unsur terhadap situasi. Keharusan stay at home,
amoniak sebagai pupuk serta eksperimen efek mengatur jarak, menekan interaksi fisik, dan
berbagai pupuk kandang terhadap pertumbuhan sebagainya mendorong penerapan cara-cara
tanaman. Selanjutnya, penemuan koprolit dalam baru dalam berproduksi maupun pemasaran.
jumlah besar yang akhirnya mendorong Terjadi lompatan yang menimbulkan percepatan
dikembangkannya satu pabrik pupuk skala perubahan hampir di semua bidang termasuk
besar pertama yang hasil produksinya dikirim ke agribisnis. Sektor perdagangan komoditas
seluruh dunia. Era ini menjadi pemicu pertanian juga mengalami lompatan, menuntut
bangkitnya modernisasi pertanian yang diawali adaptasi dan penyesuaian dari seluruh rantai
dari Benua Eropa dan Amerika secara agribisnis, termasuk kesiapan SDM pertanian.
revolusioner melalui politik perdagangan global
Salah satu dampak pencapaian ini adalah
memicu modernisasi pertanian ke negara-
perubahan yang memberikan efek besar kepada
negara berkembang termasuk Indonesia.
ekosistem dunia dan tata cara kehidupan.
Perubahan fundamental ini dikenal dengan
Konsep otomatisasi tidak lagi membutuhkan
revolusi hijau (Farawita 2018)
tenaga manusia dalam pengaplikasiannya.
Selanjutnya muncul Revolusi Industri 3.0 Pada pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan
pada abad ke 20 yang ditandai dengan adanya istilah smart factory. Pengambilan ataupun
komputer dan teknologi informasi. Jika revolusi pertukaran data dapat dilakukan melalui
pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua jaringan internet sehingga on time saat
dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi dibutuhkan. Terdapat banyak inovasi baru
ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak diantaranya Internet of Things (IoT), big data,
dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer percetakan 3D, Artificial Intelligence (AI),
dan robot. Kemajuan teknologi komputer kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa
berkembang dengan cepat. Penemuan genetika, robot, dan mesin pintar (Sumardjo
semikonduktor, transistor, dan integrated chip 2019). Salah satu hal terbesar dalam Revolusi
(IC) membuat ukuran komputer makin kecil, Industri 4.0 adalah Internet of Things (Beananda
listrik yang dibutuhkan makin sedikit, serta 2019b).
kemampuan berhitungnya makin canggih
Perilaku manusia dalam berinteraksi maupun
(Mengenal revolusi ... 2019). Ini
bertransaksi sudah menjadi sangat berbeda dari
menyebabkan komputer bisa dipasang di
era sebelumnya. Perubahan pada era disrupsi
mesin-mesin yang mengoperasikan lini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
produksi. Komputer pun mulai menggantikan
Pertama, terjadi penghematan biaya bisnis
banyak tenaga manusia sebagai operator dan
secara fisik sebagai akibat berkembangnya
pengendali lini produksi. Temuan ini
bisnis yang dilakukan pada dunia maya
memudahkan akses informasi dalam aspek
sehingga komunikasi dan transaksi menjadi
bisnis, pengolahan, dan pemasaran
lebih sederhana dengan negosiasi yang cepat
komoditas pertanian. Perdagangan komoditas
dan biaya lebih murah (Aninda 2018).
pertanian di pasar global berjalan makin
Penghematan dengan menekan biaya
lancar dengan lalu lintas komoditas
komunikasi, biaya tempat/pasar, biaya distribusi,
antarpulau maupun antarnegara makin
dan waktu bertransaksi. Pada dunia agribisnis,
intensif. Aliran barang dan jasa membangun
keadaan ini bersifat memperpendek rantai tata
rantai agribisnis dengan pelaku perdagangan
niaga yang berarti memutus beberapa pelaku
yang memudahkan pemasaran produksi
pasar. Konsekuensinya, harga jual komoditas
pertanian yang makin meluas.
menjadi lebih murah dan nilai yang diperoleh
Hingga akhirnya Revolusi Industri 4.0 yang produsen (farmer’s share) lebih tinggi (Elpawati
merupakan puncak dari lahirnya teknologi digital et al. 2014). Kedua, mampu menciptakan pasar
dan berbagai bentuk otomatisasi teknologi. baru dimana bisnis yang selama ini tertutup
92 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

menjadi terbuka dan langsung pada konsumen. Orientasi konsumen menguat di pelayanan
Konsumen bebas berselancar untuk yang cepat, mudah, transaksi digital, dan aman
mendapatkan komoditas dengan kualitas dan (system COD atau bayar ketika barang
harga yang sesuai. Produsen dan konsumen diterima). Sistem ini bisa dilakukan dari rumah
bisa berhadapan langsung secara transparan atau tempat tinggal, bisa dilakukan kapan saja,
dengan proses tawar menawar menjadi lebih pembeli bisa langsung bertransaksi dengan
cepat (Efendi 2020). Ketiga, produk menjadi pedagang di sektor hulu dan barang yang
lebih mudah diakses karena layanan berbentuk dibutuhkan bisa langsung diantar dalam waktu
online shop yakni perolehan melalui dunia maya cepat. Jasa startup seperti grab, gojek, bahkan
yang dipesan serta diakses lewat internet. jasa pengiriman seperti JNE atau titipan kilat
Keempat, proses transaksi menjadi lebih smart, menjadi makin dominan karena sangat
mudah, hemat, cepat, cerdas, dan lebih akurat memudahkan proses distribusi barang yang
(Toko offline ... 2020). berfungsi menerobos batasan wilayah dan
waktu.
Perubahan di atas menuntut setiap pelaku
agribisnis melakukan adaptasi dan antisipasi.
Beberapa cara yang bisa dilakukan agar
TANTANGAN PENYULUHAN PERTANIAN
agribisnis yang inklusif bisa tercapai
(Zimmerman dan Martinez-Pons dalam Purdie MENGHADAPI ERA DISRUPSI
et al. 1996; Cobb 2003; Cheng 2011; Ohoitimur
2018) (1) mempelajari inovasi apa saja yang Kemajuan teknologi yang sangat pesat di era
terus dikembangkan atau dilakukan pesaing disrupsi berpotensi mengubah secara radikal
sekaligus memantau perubahan tren preferensi struktur ekonomi, politik, budaya, dan bisnis
konsumen. Hal ini akan menekan efek disrupsi masyarakat. Pandemi Covid-19 menjadi
atau sebaliknya berperan menjadi agent of fenomena yang memengaruhi arah dan
disruption itu sendiri, (2) melakukan riset yang kecepatan perubahan yang diduga akan stabil di
lebih akurat dalam memantau perubahan atau titik normal baru yang sebenarnya hingga saat
perkembangan yang terjadi. Informasi dan ini masih sulit diprediksi. Menurut McKibbin dan
teknologi hasil riset lebih sahih dan absah, bisa Fernando (2020), Covid-19 menyebabkan
dipertanggungjawabkan untuk pengembangan penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor
usaha/bisnis, (3) melakukan pengelolaan risiko pertanian sebesar 4,87% akibat kematian,
disrupsi dan menjadikannya peluang dalam kerentanan terpapar virus, pembatasan sosial,
bisnis. Umumnya, usaha yang memiliki peluang dan merawat anggota keluarga yang terpapar
lebih besar cenderung memiliki risiko yang lebih virus. Kondisi tersebut menjadi kendala pada
besar juga, (4) perubahan yang cepat menuntut produksi sektor pertanian domestik yang
pelaku bisnis perlu secara terus menerus diprediksi akan menurun sebesar 6,20%. Bentuk
berinovasi, berpikir maju agar bisnis terus adaptasi yang akan dilakukan oleh penduduk
berkembang. Tuntutan ini tidak semata dalam dunia pada semua sektor, termasuk pada sektor
proses produksi dan pemasaran, tetapi pertanian adalah memunculkan perilaku yang
ditambah kualitas produksi, kemasan, dan baru, yaitu pembatasan gerak dalam rangka
teknik-teknik komunikasi dalam pemasaran, (5) menekan perluasan wabah, mengubah cara dan
persaingan yang berat dan kompleks, terinklusi pilihan produsen dalam berproduksi, serta cara
sehingga memerlukan kolaborasi dan aliansi- dan pilihan konsumen dalam berbelanja dan
aliansi strategis mulai di sisi input hingga output mengkonsumsi. Hambatan seperti penurunan
dalam supply chain agar bisnis lebih efektif dan daya beli, kecepatan, ketepatan, transparansi,
efisien. dan tingkat harga menjadi pertimbangan utama.
Perubahan perlu melihat dari sisi preferensi Artinya, kualitas barang dan teknik
konsumen. Konsumen makin berstruktur penghantaran sampai ke tangan konsumen
dengan preferensi yang beragam sehingga makin membutuhkan kelengkapan informasi
pasar menjadi tersegmentasi. Namun secara yang jelas dan terbuka, merek, kemasan, dan
umum, preferensi konsumen mengarah pada kecepatan. Konsekuensinya, pelaku agribisnis
kualitas komoditas yang lebih sehat (organic) harus memiliki daya saing dalam hal produksi
dan aman, dengan atribut ukuran medium, maupun teknologi informasi promosi dan
tekstur bersih, packing rapi, dan harga yang pemasaran (Shabrina 2019; Gobiz 2019;
terjangkau (Chrysanthini et al. 2017; Soetiarso Wachdijono et al. 2019)
2010; Widiyanto et al. 2016). Bahkan ada Komoditas pertanian bersifat musiman,
kecenderungan konsumen memilih buah atau bulky, cepat busuk, dan mayoritas diproduksi di
sayur yang siap konsumsi (buah atau sayur wilayah-wilayah perdesaan. Sementara,
box). konsumen komoditas pertanian menyebar,
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 93
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

sebagian besar terdapat di perkotaan, baik profesional dalam memproduksi barang tepat
rumah tangga, restoran, hotel, atau industri. guna dan tepat selera. Tidak memadai lagi
Selama ini, peran menghantar produksi dari hanya berkonsentrasi pada peningkatan
produsen ke konsumen dilakukan oleh produksi tanpa melihat daya saing. Nilai tambah
pedagang. Penanganan pascapanen, seperti hanya diperoleh petani apabila dilakukan
sortir, kemasan, dan packing dilakukan oleh penyimpanan dan atau pengolahan sebagai
pelaku di atas atau di luar (supra) petani, suplemen terhadap memendeknya rantai
biasanya pedagang. Kemasan dan sistem agribisnis.
transportasi yang aman dan cepat untuk
Visi Indonesia tahun 2020–2024 adalah
mendistribusikan barang sehingga bisa sampai
menjadikan pembangunan sumber daya
ke tangan konsumen dalam waktu yang cepat
manusia sebagai prioritas utama (Roadmap
dan kondisi barang yang bagus memerlukan
pengembangan ... 2019). Roadmap
dukungan sarana dan prasarana jalan dan
pembangunan SDM Pertanian tahun 2020–2045
angkutan yang baik dan lancar.
terdiri dari lima fase per lima tahunan (1) tahun
Pesatnya perkembangan teknologi informasi 2020–2024, fase pertumbuhan dengan target
yang didukung oleh jaringan internet yang terus peningkatan produktivitas SDM pertanian
berkembang hingga perdesaan mendorong ditandai dengan kemampuan merintis usaha
perkembangan wilayah layanan transportasi pertanian berbasis Industri 4.0, (2) tahun 2025–
dalam jaringan (daring) seperti Grab dan Gojek, 2029, fase penguatan dengan target sistem
yang semula didominasi masyarakat urban; kini informasi SDM pertanian dan kelembagaan
dengan cepat merambah ke perdesaan petani ditandai dengan kemampuan
terutama wilayah peri-peri (pinggiran membangun Sistem Pertanian 4.0, (3) tahun
perkotaan). Arus barang dan jasa antarwilayah, 2030–2034, fase pemantapan dengan target
antardesa-kota, antarpulau, bahkan antarnegara petani dan KEP mampu membangun jejaring
makin terkoneksi dengan cepat dan pesat. dan kemitraan ditandai dengan kemampuan
Masyarakat desa tidak lagi berbelanja sebatas mewujudkan ketahanan pangan, (4) tahun
pasar tradisional di wilayahnya atau pasar 2035–2039, fase pemandirian dengan target
kecamatan di ibukota terdekat, tetapi SDM pertanian menjadi agripreneur yang
memanfaatkan pasar online yang kini terus sukses ditandai dengan kemampuan
memperluas jaringan sehingga melampaui mewujudkan kemandirian pangan, serta (5)
batas kota, provinsi, bahkan negara. tahun 2040–2044, fase pengakuan dengan
target SDM pertanian sebagai penggerak utama
Sejalan dengan perkembangan di atas,
kedaulatan pangan ditandai dengan
setidaknya ada empat dampak kemajuan
kemampuan mewujudkan lumbung pangan
teknologi yang harus menjadi perhatian dalam
dunia (BP2SDMP 2019).
pengelolaan sistem penyuluhan pertanian dan
pembangunan SDM, yang berpotensi terjadi Pada posisi fase pertumbuhan, produktivitas
secara pesat di era IR 4.0, yaitu (1) Disruption SDM pertanian ditandai dengan kemampuan
Effect (DE), mengubah total, dan bahkan merintis usaha pertanian berbasis Industri 4.0
melumpuhkan cara bisnis konvensional, (2) mengartikan SDM pertanian dituntut bekerja
Artificial Intelligence (AI), mempermudah cepat, menguasai informasi dan teknologi
kehidupan sehari-hari melalui otomasi, (3) komputerisasi, akses komunikasi cepat, kreatif
Internet of (every) Things (IoT), penetrasi dan inovatif, serta mampu membangun dan
internet di kehidupan sehari-hari, dan (4) memperluas jejaring usaha. Petani dan
Industrial Revolution (IR) 4.0, menghilangkan penyuluh yang sebagian besar sudah tua dan
berbagai pekerjaan konvensional digantikan kurang terampil menggunakan IT menjadi
oleh mesin/ robot (Sumardjo 2019). tantangan tersendiri. Apabila tidak melakukan
akselerasi kemampuan maka Industri 4.0 akan
Pembangunan pertanian modern yang
melumpuhkan secara cepat usaha atau bisnis
tangguh dan memiliki daya saing tinggi,
yang dibangun secara konvensional. Dengan
ditentukan dukungan SDM pertanian yang
kata lain, apabila bertahan dalam kinerja lama
mampu merancang kebijakan dan sistem
dengan sistem edukasi dan pelatihan yang
pelayanan yang adaptif dan antisipatif terhadap
konvensional maka usaha petani dan agribisnis
perkembangan permintaan dan perilaku pasar
yang dibangun akan lumpuh dengan sendirinya.
dengan membenahi secara cepat produksi,
panen, pascapanen, dan pemasaran agar Era Industri 4.0 dicirikan oleh birokrasi
berorientasi pada permintaan konsumen. Sistem dengan percepatan pelayanan, efisiensi kerja,
agribisnis dengan rantai yang lebih ringkas dan akurasi informasi, dan fleksibilitas kerja. Pada
teknologi informasi yang akurat dan cepat, sektor pertanian, guna dukungan operasional
hanya bisa dipenuhi oleh produsen yang kondisi dimaksud, perlu disusun strategi
94 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

penguatan SDM pertanian yang unggul dan maupun pelaku utama terutama petani milenial
milenial. Pemerintah merencanakan salah satu yaitu petani yang responsif terhadap
fokus kegiatan utama pembangunan pertanian perkembangan teknologi dan informasi, peka
tahun 2019–2020 adalah pengembangan SDM terhadap perubahan sosial dan peduli dengan
pertanian melalui penyuluhan, pendidikan, dan kelestarian sumber daya alam serta
pelatihan. lingkungannya, dan (5) penyelenggaraan
penyuluhan pertanian yang efektif dan efisien.
Sektor pertanian harus berpacu agar bisa
berkontribusi signifikan dalam bisnis pertanian Bagian kedua adalah kebijakan
sekaligus mencukupi kebutuhan pangan pengembangan kapasitas petani dengan spirit
nasional. Jika diamati, titik kritis pengembangan dan orientasi bisnis yang visioner, efisien, dan
SDM pertanian terletak pada dua level, yakni progressive. Sejalan dengan perkembangan
level penyuluh dan level petani. Keduanya peradaban manusia di era disrupsi yang berciri
tersambung pada persoalan kreativitas inovasi, (1) bisnis lebih menguntungkan, lebih efisien,
adopsi teknologi, dan pengembangan dan ramah lingkungan, (2) penggunaan basis
kelembagaan di tingkat produksi maupun di data dengan peningkatan kemampuan
tingkat pemasaran hingga pengembangan pengumpulan dan pertukaran data dari jarak
jejaring dan kewirausahaan. jauh, (3) peningkatan provitas dari setiap
komoditas yang dihasilkan, dan (4) peralatan
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
canggih seperti adanya robot, sensor suhu dan
sebagian petani Indonesia merupakan golongan
kelembaban, citra satelit, serta GPS. Pertanian
tua yang belum menguasai teknologi digital dan
harus bertransformasi menjadi internet of things,
lambat beradaptasi (Susilowati 2016; Guo et al.
dimana koneksitas dan kompabilitas menjadi
2015). Teknologi inovasi yang diciptakan oleh
mengedepan. SDM pertanian dituntut
lembaga penelitian dan pengkajian pemerintah,
beradaptasi melalui peningkatan wacana
perguruan tinggi maupun swasta, kurang
berpikir, lebih terampil dalam bertindak meraih
dimanfaatkan secara maksimal. Akibatnya,
tujuan, lebih cepat menangkap informasi dan
proses usaha tani tidak optimal dan pengolahan
data, serta lebih berani mengeksekusi business
maupun pemasarannya tertinggal dan bersifat
of think kedalam aksi nyata.
konvensional. Selanjutnya, produk yang
dihasilkan kurang mampu bersaing di pasar
domestik maupun internasional. Sebagai
contoh, komoditas hortikultura buah lokal kalah KE ARAH AGRIBISNIS INKLUSIF
oleh komoditas buah impor. Disini penting
mewujudkan SDM pertanian yang unggul. Agribisnis inklusif melihat satu kegiatan
Bagian pertama yang perlu dicermati adalah ekonomi mulai dari suatu komoditas diproduksi
kebijakan penyuluhan pertanian yang di lahan sampai diolah atau dihidangkan di atas
berorientasi pada pengembangan agribisnis meja makan. Agribisnis perlu memikirkan
yang berbasis informasi dan teknologi (IT). bagaimana setiap langkah dalam rantai
Penyuluh diharapkan mampu serta aktif dalam agribisnis dapat menciptakan sistem nilai.
menyelesaikan setiap permasalahan teknis dan Sektor pertanian mengakomodasi sektor swasta
aspek kelembagaan, ketenagaan, program, dan memberi kontribusi baik di pusat maupun
sarana dan prasarana, serta pembiayaan. daerah. Agribisnis juga harus menjadi kegiatan
Penyuluh dituntut meningkatkan kapasitas dan usaha yang mampu mewujudkan kedaulatan
keterampilannya melalui pendidikan, pelatihan, pangan, melindungi kondisi alam, lingkungan
penelitian, dan magang. bumi, dan menjaga harmoni sosial.

Beberapa aspek yang harus terus Sejauh ini usaha pertanian Indonesia masih
diupayakan untuk dikembangkan, yakni (1) banyak didominasi oleh (a) usaha skala kecil,
peningkatan eksistensi para penyuluh pertanian (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan
di tingkat lapangan dengan membangun sistem teknologi yang masih sederhana, (d) sangat
manajemen dan informasi penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya
berbasis informasi dan teknologi (IT), (2) lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga
peningkatan kapasitas dan peran kelembagaan kerja keluarga, (g) akses terhadap kredit,
penyuluhan terutama di tingkat lapangan seperti teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar
BPP dan Posluhdes berbasis IT, (3) penguatan komoditas pertanian yang sifatnya monopsoni/
kapasitas kelembagaan petani (poktan dan oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-
gapoktan) dan mendorong pembentukan serta pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi
pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani harga yang merugikan petani (Tarigan et al.
(KEP), (4) penguatan ketenagaan baik penyuluh 2017)
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 95
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

Sistem agribisnis inklusif merupakan sebuah dan kualitas pelayanan menjadi kunci
sistem yang membagi nilai secara adil kepada percepatan adaptasi publik dan mempercepat
semua pelaku dalam proses agribisnis untuk berjalannya program yang berfungsi
terlibat dalam pembangunan pertanian menggerakkan roda sosial dan perekonomian.
(Nugroho 2010; Peran sistem agribisnis ... 2012;
Salah satu tantangan agribisnis yakni
Agribisnis yang ... 2017). Sebuah sistem yang
adanya pekerjaan terotomatisasi yang
dibentuk untuk mengupayakan hak-hak petani
menggeser pekerjaan rutin dengan keahlian
yang pada umumnya masih dalam kondisi
rendah, percepatan, efisiensi dan akurasi
tertinggal. Sistem ini hanya dapat diwujudkan
pelayanan, serta fleksibilitas kerja menjadi
dengan memperbaiki SDM pertanian. Kualitas
keharusan (Wangsaatmaja 2019). Paradigma,
SDM seolah menjadi stockholder dalam tiap
inovasi, dan program kerja harus diubah dengan
aspek, termasuk kesuksesan sistem agribisnis
memuat sasaran prioritas yang jelas, di
inklusif tersebut. SDM pertanian di perdesaan
antaranya pengembangan SDM pertanian yang
relatif besar dan berpotensi untuk membangun
berkualitas dan berdaya saing. Menurut
perdesaan dalam pengembangan agribisnis.
Wangsaatmaja (2019), strategi penegakan SDM
SDM pertanian golongan muda cukup responsif
meliputi perencanaan yang jelas dan matang,
terhadap sentuhan inovasi untuk meningkatkan
perekrutan dan seleksi yang ketat,
profesionalisme mereka dalam mendukung
pengembangan kompetensi untuk mendukung
pengembangan agribisnis yang berdaya saing
pelaksanaan tugas, penilaian dan penghargaan
tinggi.
terhadap kinerja, adanya promosi dan rotasi
Sejalan dengan perkembangan teknologi karir yang jelas dan fair, serta adanya
digital, sektor pertanian sebagai sektor yang peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu,
diandalkan dalam memenuhi ketersediaan SDM pertanian pemerintah, baik pada jabatan
pangan Indonesia harus mampu beradaptasi struktural maupun fungsional (termasuk di
dan memanfaatkan teknologi digital berbasis dalamnya penyuluh pertanian), perlu dipetakan
internet. Kemajuan teknologi digital yang jumlah, usia, posisi, dan sebarannya. Peta akan
begitu cepat ternyata belum diimbangi dengan mengarahkan materi dan cara pembinaan serta
kesiapan pelaku utama pertanian. pengembangan SDM sesuai tuntutan
perubahan yang terjadi.

PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


SDM Penyuluh Pertanian
Langkah pertama sisi kebijakan penyuluhan
Berdasarkan grand design pembangunan untuk mendukung agribisnis inklusif di era
SDM pertanian 2020–2024, misi pembangunan Industri 4.0 diperlukan kebijakan yang meliputi
SDM pertanian adalah mewujudkan pendidikan (Machmur 2019) (1) Reviu dan penajaman
vokasi pertanian yang kompetitif, memantapkan Peraturan Perundangan Penyuluhan Pertanian.
sistem pelatihan vokasi dan sertifikasi profesi Posisi strategis kelembagaan penyuluhan harus
pertanian yang berdaya saing, memantapkan jelas dengan memberi “rumah” dan segala
sistem penyuluhan yang terpadu dan perangkatnya untuk menjalankan tupoksi di
berkelanjutan serta memantapkan reformasi semua tingkatan. Institusi berfungsi menjadi
birokrasi mendukung peningkatan produksi dan rumah penyuluh, tempat merancang dan
daya saing pertanian (BP2SDMP 2019). melaksanakan program, tempat meletakkan
Setidaknya ada tiga kelompok SDM pertanian anggaran kegiatan. Kedudukan sebaiknya di
yakni aparat pertanian dari pusat hingga daerah, tingkat provinsi. Saat ini kelembagaan
penyuluh pertanian, serta petani dan pelaku penyuluhan hanya ada ditingkat kecamatan
agribisnis lainnya. Masing-masing memiliki berupa instalasi Balai Penyuluhan Pertanian
karakteristik dan sistem pengembangan tersendiri. (BPP), (2) Konsepsi Penyuluhan Pertanian 4.0
berkaitan dengan tupoksi meningkatkan
SDM Aparat Pertanian dari Pusat hingga kemampuan petani dalam berproduksi,
Daerah membantu melengkapi petani dengan
kemampuan berorganisasi, membangun
Pada tingkat pemerintahan dan aparat kelembagaan ekonomi dan meningkatkan
pertanian, adaptasi dan antisipasi perubahan di jejaring bisnis petani, (3) Peta Jalan Penyuluhan
era Revolusi Industri 4.0 mendesak perlunya Pertanian 4.0. Hal ini memudahkan pemerintah
perluasan jaringan pelayanan kantor, maupun penyuluh melihat, melaksanakan, dan
keterampilan di bidang pelayanan, dan mengevaluasi pencapaian tujuan secara terukur
meningkatkan kualitas pelayanan berbasis menurut perjalanan waktu, (4) Dukungan
teknologi internet (Supeno 2018). Kecepatan Pendanaan Penyuluhan Pertanian 4.0, baik dari
96 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

pusat maupun daerah. Anggaran DAK banyak SDM Petani dan Pelaku Agribisnis
yang tidak dialokasikan untuk BPP. Sebagai
Saat ini, sebagian besar petani merupakan
contoh, tahun 2019 DAK hanya sebesar 500
kelompok berusia tua, usia di atas 40 tahun.
miliar dan 420 miliar merupakan pos untuk
Dari 33,10 juta petani, hanya 2,7 juta petani
ongkos dan gaji, hanya sekitar 80 miliar yang
muda atau milenial (BPPSDMP 2019).
menjadi operasional penyuluh (Ramdhani
2019). Hal di atas menyulitkan penyuluh Peningkatan kapasitas perlu diarahkan pada
melakukan delivery teknologi yang diciptakan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
peneliti kepada petani. Tahun 2020 Kementan ekonomi petani berjiwa korporasi. Kelembagaan
mengarahkan DAK untuk Balai Penyuluhan ini mempunyai efek domino berupa penguatan
Pertanian ke DAK penugasan (direktif) sebesar usaha dan meningkatkan bargaining petani dan
Rp712 miliar untuk membangun, renovasi, dan pemantik keinginan petani meningkatkan
rehabilitasi plus penyediaan sarana dan keterampilan. Belajar bersama melalui
prasarana 1.200 BPP di seluruh Indonesia tantangan dan arahan para champion yang
dalam rangka meningkatkan kompetensi dan umumnya orang muda atau petani
militansi penyuluh pertanian di era Industrialisasi kosmopolitan.
4.0. Target utama DAK BPP 2020 sebagai Percepatan pengembangan SDM petani
penguatan fungsi BPP mengingat perannya kelompok milenial dapat dilakukan dengan
menyebarluaskan informasi dan teknologi memberikan kurikulum edukasi seperti diklat
pertanian secara cepat, efektif, dan efisien untuk manajemen dan kemitraan. Menurut Nursyamsi
dapat memfasilitasi akses petani terhadap (2019), strateginya dapat berupa (1) revitalisasi
sumber-sumber permodalan, pasar, dan pendidikan vokasi pertanian yang kompetitif,
teknologi pertanian (Pusluhtan 2019) bertaraf internasional, dan berorientasi ekspor,
Upaya lain dalam rangka pengembangan (2) pemantapan pelatihan vokasi pertanian
SDM penyuluh adalah (1) peningkatan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan daya
eksistensi para penyuluh pertanian di tingkat saing, (3) penguatan sistem penyelenggaraan
lapangan dengan membangun sistem penyuluhan pertanian mendukung peningkatan
manajemen dan informasi berbasis IT. Upaya ini produksi dan daya saing, (4) pemantapan
harus dilengkapi infrastruktur pendukung reformasi birokrasi mendukung peningkatan
perangkat digital dan internet, (2) peningkatan produktivitas dan daya saing, (5) penguatan
kapasitas dan peran kelembagaan penyuluhan pendidikan vokasi pertanian untuk
di tingkat lapangan seperti BPP dan Posluhdes menghasilkan job seeker dan job creator; dan
berbasis IT, (3) penguatan kapasitas (6) penguatan pelatihan vokasi dan sertifikasi
kelembagaan petani (poktan dan gapoktan) dan profesi untuk menghasilkan job seeker dan job
mendorong pembentukan serta pengembangan creator.
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), (4) Pengembangan petani milenial lebih
penguatan ketenagaan, baik penyuluh maupun berorientasi pendidikan advokasi dan
petani di antaranya petani milenial yang peningkatan skill, bukan sains. Pendidikan dan
responsif terhadap perkembangan IT, peka latihan yang pintar berusaha meningkatkan
terhadap perubahan sosial dan peduli dengan motivasi peserta didik di antaranya dengan
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, strategi Self Regulated Learning (SRL)
(5) penyelenggaraan penyuluhan yang efektif (Zimmerman dan Martinez-Pons dalam Purdie
dan efisien dengan materi dan teknik et al. 1996). Strategi STL adalah kompilasi
komunikasi yang tepat guna, mampu menjawab perencanaan yang digunakan peserta didik
tantangan Revolusi Industri 4.0 yang cepat, dalam mencapai tujuan belajar. SRL berisi
mudah dan transparan. Sebagai contoh, upaya kemauan, motivasi, dan metakognisi peserta
efisiensi pasar melalui informasi yang merata didik.
sehingga rantai tata niaga menjadi pendek dan
harga ditingkat konsumen menjadi lebih rendah; Pelatihan perlu mendekatkan peserta didik
waktu transaksi lebih cepat; transaksi ke dalam perusahaan sehingga lulusan memiliki
menggunakan sistem e-money yang rendah kemampuan sesuai kebutuhan dunia kerja.
risiko. Dengan demikian, share keuntungan Kementerian Pertanian bisa melakukan
lebih besar kepada masing-masing pelaku penguatan penyuluhan melalui optimalisasi
pasar, khususnya produsen/petani. Intinya, peran kelembagaan, seperti (1) koordinasi
menjadi persyaratan mutlak SDM penyuluh program antar-BPTP, instansi teknis, dan
paham dan mahir menggunakan digital kecamatan (kostratani), (2) pembelajaran
(Noravika 2019). langsung melalui demplot, demarea, mekanisasi
pertanian, dan pengolahan hasil, (3)
membangun kemitraan dengan perbankan,
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 97
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

pasar (tradisional dan modern), perusahaan, perubahan.


Bulog, dan lembaga agribisnis lainnya, (4) klinik
Menyikapi keadaan di atas, program
agribisnis dengan dukungan sarana prasarana,
penyelenggaraan penyuluhan dan kelembagaan
dan (5) data dan informasi dengan memperkuat
penyuluhan di Indonesia menunjukkan adanya
brainware, software, dan hardware (Nursyamsi
proses penyesuaian yang konsisten sebagai
2019).
bentuk adaptasi perkembangan lingkungan.
Beranjak dari kelembagaan yang bersifat
informal, sosial-gotong royong, menuju sektoral
PENGEMBANGAN SDM PENYULUH DAN kelembagaan yang lebih formal, tertib
SISTEM PENYULUHAN manajerial dan berorientasi bisnis. Metode
penyelenggaraan penyuluhan juga berubah dari
Bagian ini menyoroti SDM penyuluh dan tupoksi pembinaan dengan sistem latihan
sistem penyuluhan beserta tantangannya, kunjungan menuju bentuk konsultasi. Sejalan
karena dinilai menjadi kunci dalam dengan itu, kelembagaan penyuluhan yang
pengembangan petani dan pertanian. Revolusi sebelumnya terkonsentrasi pada peningkatan
Industri 4.0 merupakan perubahan yang keterampilan melalui wadah pelatihan dan
“memaksa” semua SDM pertanian dalam penyusunan program, berubah pada fasilitasi
rangka beradaptasi dengan perubahan yang dan mediasi yang bermuara pada
terjadi. Proses adaptasi menuntut paradigma pembangunan kelembagaan ekonomi petani
berpikir, sikap, dan keterampilan baru. Hal ini (Gambar 1).
membutuhkan waktu yang tidak sama Penyuluh pertanian era Industri 4.0 dituntut
antarpihak, antarsektor, maupun antarwilayah adaptif terhadap teknologi IT dan cepat memberi
(Aninda 2018). SDM pertanian kelompok usia respons atau umpan balik. Penyuluh dituntut
muda dan kosmopolitan merespons dan inovatif, kreatif berinteraksi dengan medsos,
beradaptasi lebih cepat. Sebaliknya kelompok dinamis, fleksibel, gadget minded, punya rasa
usia tua lebih statis dan cenderung tertutup ingin tahu yang tinggi dan peka terhadap
sehingga lebih lambat, bahkan tertinggal oleh

Gambar 1. Perkembangan kelembagaan petani dan penyuluhan di Indonesia


(dimodifikasi dari Machmur 2019)
98 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

perubahan (Evrina 2019). BP2SDMP sudah memudahkan konektifitas dengan lokasi sekitar
memperlengkapi diri dengan simluhtan, cyber maupun perkotaan, dan memudahkan
extension, apikluhtan, siluhtan, dupak online, komunikasi dengan pihak luar, baik pemerintah,
dan simantap BPP. penyuluh, petani, dan pelaku bisnis lainnya. Hal
yang sama bisa mendukung pengembangan
Saat ini SDM penyuluh tersedia 60% dari
industri pertanian.
jumlah desa potensi pertanian. Pendidikan
sebagian besar hanya tamat SMA dengan usia Pada era disrupsi, penyuluh tidak lagi
di atas 45 tahun, berstatus PNS. Sangat penting berperan hanya pada peningkatan produksi,
mendorong peningkatan peran penyuluh melainkan mempertemukan petani dengan
swadaya, terutama penyuluh berusia muda industri dan pasar serta mampu memetakan
(Basyar 2015). Tuntutan penyuluh memiliki rantai agribisnis dengan baik. Dinamika akses
kompetensi untuk beradaptasi di era Revolusi dan kontrol terhadap sumber daya petani,
Industri 4.0 dengan perkembangan penggunaan teknologi dan informasi, serta pasar menjadi
IT menjadi tantangan yang berat. kekuatan penyuluh dalam membangun petani,
pertanian, dan kelembagaannya. Apabila posisi
Objek penyuluhan masih menggunakan
penyuluhan masih terletak pada pemerintahan
pendekatan kelompok tani, gapoktan, BUMP,
daerah maka daerah harus memberi anggaran
korporasi, dan lainnya. Terdapat sekitar 600 ribu
untuk mendukung tugas tersebut.
poktan dan 62 ribu gapoktan yang sebagian
kelompok pasif, hanya punya kegiatan saat ada
program bantuan. Temuan ini memperkuat
anjuran peninjauan kembali mekanisme PENUTUP
pembentukan poktan dalam rangka
memudahkan distribusi bantuan atau prasyarat Era disrupsi telah mengubah kebutuhan dan
program (Nursyamsi 2019; Tarigan et al. 2017). perilaku konsumen konsumsi komoditas
Tantangan penyuluh lainnya adalah pertanian. Salah satu desakan yang perlu
menghadirkan teknologi dan mekanisasi agar direspons cepat sebagai konsekuensinya
terjangkau dan diadopsi oleh petani. Badan adalah SDM pertanian yang mempunyai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian secara kapabilitas dan kemampuan beradaptasi yang
produktif menghasilkan ratusan teknologi tinggi. Pola kebutuhan konsumsi dengan
inovasi pertanian. Pada tahun 2018 Badan kuantitas, kualitas, kemasan, sistem distribusi,
Litbang Pertanian sudah menyusun buku 600 dan kontinuitas produksi memerlukan
Teknologi Inovatif Pertanian yang dihasilkan penanganan tepat sehingga konsumen
hingga tahun 2017 (Kementan 2018). Namun memperoleh manfaat optimal.
demikian, masih sangat sedikit yang diadopsi Berdasarkan kajian di atas, agar
oleh petani. Kini sudah berkembang teknologi pembangunan pertanian berjalan smart dan
berupa alsintan gabungan harvester dengan sistem agribisnis yang inklusif tetap
mesin olah tanah, seeder dan penyiraman tanpa berkelanjutan, setidaknya ada tiga alat utama
pengemudi, drone pupuk dan pestisida dengan yang dapat dipakai. Ketiganya merupakan satu
kapasitas tinggi, dan sebagainya. Adopsi paket yang berjalan bersamaan dan secara
teknologi mampu menekan biaya produksi sinergis mempercepat proses adaptasi.
sehingga produk akhir bisa bersaing di pasar Pertama, di tingkat birokrasi, SDM pertanian
lokal maupun global. wajib bekerja dengan memprioritaskan
Penting juga melihat sistem pengembangan pemanfaatan kemudahan informasi dan
SDM Pertanian sebagai bagian dari sistem teknologi (IT). Peningkatan keterampilan dan
dunia. Perlu kaji ulang relevansi sistem ketersediaan infrastruktur pendukung menjadi
pelayanan LAKU dan target satu desa satu pilihan tunggal. Penyediaan sekaligus akses ke
penyuluh. Berdasarkan perkembangan big data menggunakan cyber bisa dilakukan
informasi dan teknologi saat ini, sudah saatnya oleh semua SDM pertanian yang ada. Personal,
membuat kebijakan beda kondisi wilayah, beda bagian, atau lembaga yang mengabaikan
jumlah penyuluh, beda media komunikasi, dan pentingnya alat ini secara perlahan akan lumpuh
beda sistem penyuluhan. Berkembangnya atau terpinggirkan dengan sendirinya. Badan
teleconference misalnya, satu penyuluh bisa Diklat secara konsisten melalui sistem diklat
untuk 2–3 desa karena informasi bisa cepat dan yang smart berusaha meningkatkan motivasi
kekinian. Big data yang terhimpun melalui untuk self learning dengan menerapkan strategi
simluhtan, data harga, peta sentra produksi, dan self regulated learning (Zimmerman 2001;
sebagainya berfungsi memudahkan penyuluh Fasikhah dan Fatimah 2013) sehingga
menyampaikan informasi usaha kepada petani, lulusannya merupakan SDM pertanian yang
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 99
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

profesional, mandiri dan berdaya saing. Kedua, UCAPAN TERIMA KASIH


SDM penyuluh dan peneliti dalam menciptakan,
mensosialisasikan dan menerapkan teknologi
inklusif dengan digital literacy menjadi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Sahyuti dan Dr. Ashari yang telah membantu
kewajiban. Ketertarikan, sikap dan kemampuan
menggunakan teknologi digital dan alat proses penajaman dan perbaikan tulisan ini.
komunikasi untuk mengakses, mengelola, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
para penulis dan peneliti yang tulisannya
mengintegrasikan, menganalisis dan
mengevaluasi informasi, membangun banyak di review hingga tulisan ini dapat
pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi diselesaikan sesuai tujuannya.
dengan pihak lain sudah menjadi keharusan.
Kapabilitas SDM pertanian harus mampu
DAFTAR PUSTAKA
menciptakan dan memanfaatkan inovasi untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
keberlanjutan agribisnis. Ketiga, di tingkat petani Agribisnis yang inklusif. 2017. Antara Megapolitan
yang beragam usia, pendidikan, wilayah, dan [Internet]. [diunduh 2020 Mei 12]. Tersedia dari:
sosial budaya akan mendapat desakan adaptasi https://megapolitan.antaranews.com/berita/34791/
yang berbeda. Namun, kecepatan arus materi agribisnis-yang-inklusif#:~:text=Ketua%20Departe
dan informasi pertanian, seluruh petani harus men%20Agribisnis%20FEM%20IPB,sampai%20d
engan%20ke%20meja%20makan.
beradaptasi secara bijaksana dengan teknologi
dan sistem yang berbeda dari kemapanan. Jika Aninda N. 2018. Bisnis Indonesia pada era disrupsi
tidak, sebagian kecil petani yang sudah maju digital. Bisnis.com [Internet]. [diunduh 2020 Jun
dan berkembang, potensial petani kecil atau 28]. Tersedia dari: https://ekonomi.bisnis.com/
tradisional yang jumlahnya lebih besar dan read/20180205/9/734606/ekonomi-indonesia-
pada-era-disrupsi-digital.
akhirnya akan menciptakan kesenjangan.
Pelatihan bagi petani kecil-tradisional perlu terus [BP2SDMP] Badan Penyuluhan dan Pengembangan
diagendakan. Kunci utamanya, petani bersedia Sumber Daya Pertanian. 2019. Grand design
belajar teknologi informasi, membangun pembangunan sumber daya manusia pertanian
kemitraan, mengakses big data melalui cyber, 2020–2024. FGD Sistem Penyuluhan Pertanian
Era Industri 4.0. Bogor (ID): BP2SDMP
dan mampu memilih teknologi informasi yang
sesuai. Basyar B. 2015. Strategi kebijakan pemerintah
daerah dalam optimalisasi Bakorluh Sumatera
Ketiga instrumen yang disarankan sebagai Barat sebagai ujung tombak pemberdayaan
jalan melakukan transformasi, tidak mulus untuk peternak menghadapi tantangan Masyarakat
dioperasionalkan di lapangan. Instrumen akan Ekonomi Asean. Prosiding versi elektronik
berhadapan dengan hambatan internal (SDM itu Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis
sendiri) maupun eksternal (lingkungan sosial, Peternakan (Seri III) [Internet]. [diunduh 2020 Feb
ekonomi, dan budaya) di antaranya SDM 12]: 37–375. Tersedia dari: http://fapet.unsoed.ac:
pertanian yang masih didominasi kelompok 12 Pebruari 2020.
generasi tua. Diperlukan champion-champion Beananda L. 2019a. Sejarah dan perkembangan
(ASN, peneliti, penyuluh hingga petani) revolusi industry [Internet]. Binus University,
penggerak, yang berinovasi diluar hal-hal yang knowledge managemen and innovation; [Internet].
biasa, tetapi bersifat memudahkan, membuat [diunduh 2020 Jun 11]. Tersedia dari:
nyaman dan perasaan merdeka untuk berkarya. https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/sejarah-
dan-perkembangan-revolusi-industri/#:~:text=
Berinovasi pada pemenuhan kebutuhan petani
Revolusi%20Industri%20dimulai%20pada%20aba
seperti platform digital. d,manusia%20memproduksi%20barang%20atau
Pemerintah berkewajiban mendukung dalam %20jasa.
bentuk kebijakan dan pembangunan Beananda L. 2019b. Mengenal lebih jauh revolusi
infrastruktur digital yang memadai, diklat dengan industri 4.0. Binus University, knowledge
materi yang mengasah orang untuk managemen and innovation [Internet]. [diunduh
menciptakan lapangan pekerjaan baru, 2020 Jun 11]. Tersedia dari: https://binus.ac.id/
menciptakan teknologi tepat guna yang efisien, knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-
memiliki sertifikasi internasional untuk dapat industri-4-0/
bekerja di perusahaan multinasional, dan Cheng ECK. 2011. The Role of self regulated
kemampuan bisnis pertanian berbasis digital. learning in enhancing learning Performance. The
International J Res Rev [Internet]. [diunduh 2020
Feb 16]; 6(1):1–16. Tersedia dari:
https://www.researchgate.net/publication/2853208
62_The_role_of_self-regulated_learning_in_
enhancing_learning_performance.
100 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 89-101

Christensen CM. 1997. The Innovator’s dilemma: Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Era
When technologies cause great firms to fail. Industri 4.0. Bogor (ID): Pusat Penyuluhan
Boston (US): Harvard Business School Press. Pertanian BP2SDM Kementan
Chrysanthini B, Sumarwan U, Rifin A. 2017. McKibbin W, Fernando R. 2020. The global
Preferensi konsumen terhadap produk sayuran macroeconomic impacts of COVID-19: seven
organik (studi kasus konsumen UD Fabela- scenarios. Canberra (AU): Centre for Applied
Myfarm) di Bogor Jawa Barat. Manaj IKM. Macroeconomic Analysis, the Australian National
12(2):151–160. University.
Cobb R. 2003. The relationship between self Mengenal revolusi industri dari 1.0 hingga 4.0. 2020.
regulated learning behaviors and academic Warta Ekonomi.co.id. Perspektif baru bisnis dan
performance in web based course [Disertasi]. ekonomi. Portal Berita Ekonomi. Senin, 8 Juni
[diunduh 2020 Feb 16]. Tersedia dari: 2020.
http://scholar.lib.vt.edu/theses/available/
etd03212003130332/unrestricted/srlonline_dissert Mengungkap sejarah Revolusi Industri, dari 1.0
ation. sampai 4.0. 2019. [Internet]. [diunduh 2020 Okt
25]. Tersedia dari: https://www.kelaspintar.id/
Efendi I. 2020. Keuntungan berbelanja secara online blog/edutech/sejarah-revolusi-industri-dari-1-0-
[Internet]. [diunduh 2020 Sep 28]. Tersedia dari: sampai-4-0-1088/.
https://www.it-jurnal.com/keuntungan-berbelanja-
secara-online/. Noravika M. 2019. Peran generasi milenial
menghadapi era disrupsi melalui prinsip
Elpawati, Anwar H, Muhib A. 2014. Analisis tataniaga sociopreneur. Jakarta (ID): Eeduki. Program Studi
ubi jalar di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. J Agribis. 8(2): Syarif Hidayatullah.
203–218.
Nugroho B. 2010. Konsep pembangunan inklusif;
Evrina. 2019. Siapkah Penyuluh Pertanian apakah Perlu? [Internet]. [diunduh 2020 Jun 12].
menghadapi era industri 4.0. Bahan tayangan Tersedia dari: http://karinakas.org/id/index.php?
pada FGD Penyelenggaraan Penyuluhan option=com_content&task=view&id=29
Pertanian di Era Industri 4.0. Bogor (ID): Pusat
Penyuluhan Pertanian BP2SDM Kementan. Nursyamsi D. 2019. Arah kebijakan penyuluhan dan
Bogor. pengembangan SDM pertanian di era revolusi
industry 4.0. Bahan tayangan pada FGD
Farawita F. 2018. Degradasi ekologi dan kapitalisme Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Era
revolusi hijau dalam buku teks sejarah SMA. Industri 4.0. Bogor (ID): Pusat Penyuluhan
HISTORIA: J Pendidik Penelit Sej. 1(2):78–82. Pertanian BP2SDM Kementan.
Fasikhah SS, Fatimah S. 2013. Self-Regulated Ohoitimur J. 2018. Disrupsi: tantangan bagi
Learning (SRL) dalam meningkatkan prestasi perkembangan ilmu pengetahuan dan peluang
akademik pada mahasiswa. J Ilm Psikol Terap bagi lembaga pendidikan tinggi. Respons.
[Internet]. [diunduh 2020 Nov 24]; 1(1):145–155. 23(02):143–166.
Tersedia dari: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/
jipt/article/ view/1364. Peran sistem agribisnis inklusif dalam pembangunan
Indonesia. 2012. [Internet]. [diunduh 2020 Okt 20].
Fukuyama F. 1999. The Great disruption: human Tersedia dari: http://catatanemosi.blogspot.com/
nature and the reconstitution of social order. 2012/06/peran-sistem-agribisnis-inklusif-dalam.
London (UK): Profile Books, 1999. html.
Gobiz. 2019. Kenali 4 perilaku konsumen di era digital Pertanian masa depan harus inklusif- berasuransi-
[Internet]. [diunduh 2020 Okt 25]. Tersedia dari: berkelanjutan. 2020. Harian Ekonomi Neraca 1
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/perilaku- Juli 2020 [Internet]. [diunduh 2020 Jul 1]. Tersedia
konsumen-di-era-digital/. dari: https://www.neraca.co.id/article/95386/per
tanian-masa-depan-harus-inklusif-berasuransi-
Guo G, Wen Q, Zhu J. 2015. The Impact of aging berkelanjutan
agricultural labor population on farmland output:
from the perspective of farmer preferences. Purdie N, Hattie J, Douglas G. 1996. Student
Mathematical Probl Engineering [Internet]. conception of learning and their use of self
[diunduh 2020 Okt 26]; (4):1–7. Tersedia dari: regulated learning strategies: A cross cultural
https://www.researchgate.net/publication/2839550 comparison. J Educational Psychol. 88: 87–100.
46_The_Impact_of_Aging_Agricultural_Labor_Po
pulation_on_Farmland_Output_From_the_Perspe [Pusluhtan] Pusat Penyuluhan Pertanian. 2019. DAK
ctive_of_Farmer_Preferences. BPP 2020, bukti komitmen Kementan tingkatkan
fungsi BPP Penyuluhan [Internet]. [diunduh 2020
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2018. 600 Okt 26]. Tersedia dari: https://www.facebook.com/
teknologi inovatif pertanian. Jakarta (ID): IAARD pusluhtanRI/posts/dak-bpp-2020-bukti-komitmen-
Press. kementan-tingkatkan-fungsi-bpp-penyuluhan
jakarta-ber/699661600476244/.
Machmur M 2019. Penyuluh pertanian menuju
pertanian 4.0. Bahan tayangan pada FGD
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PADA ERA DISRUPSI: UPAYA MENDUKUNG 101
AGRIBISNIS INKLUSIF
Herlina Tarigan

Ramdhani G. 2019. Kementan gelar FGD sistem implikasinya bagi kebijakan pembangunan
penyuluhan pertanian untuk hadapi era industri pertanian. J Forum Agro Ekon. 34(1): 35–55.
4.0 [Internet]. [diunduh 2020 Jun 28]. Tersedia
dari: https://www.liputan6.com/bisnis/read/40594 Toko offline vs online: kelebihan dan kekurangannya
16/kementan-gelar-fgd-sistem-penyuluhan- yang harus diketahui. 2020. [Internet]. [diunduh
pertanian-untuk-hadapi-era-industri-40. 2020 Sep 28]. Tersedia dari: https://www.jurnal.id/
id/blog/toko-offline-vs-online-kelebihan-
Road map pengembangan politeknik kementan 2020- kekurangannya/. Diunduh pada: Tanggal 28
2045 membangun lumbung pangan dunia. Media September 2020.
Bisnis Pertan. 2019 Agustus 7 [Internet]. [diunduh
2020 Jun 2]. Tersedia dari: http://www. Tarigan H, Suhaeti RN, Rivai RS, Suhartini TH,
swadayaonline.com/artikel/3746/Road-Map- Darwis V. 2017. Analisis tipologi dan penguatan
Pengembangan-Politeknik-Kementan-2020-2045- kelembagaan petani kecil dalam rangka
Membangun-Lumbung-Pangan-Dunia/. transformasi menuju petani komersial. Laporan
Penelitian. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Shabrina VG. 2019. Pengaruh revolusi digital Pertanian. Bogor (ID): Sekretariat Jenderal.
terhadap pemasaran dan perilaku konsumen J Kementerian Pertanian.
Pewarta Indones [Internet]. [diunduh 2020 Okt 23]
1(2): DOI: 10.25008/jpi.v1i2.16. Tersedia dari: Wachdijono, Trisnaningsih U, Wahyuni S. 2019.
https://www.researchgate.net/publication/3364565 Analisis preferensi konsumen kopi pada era
09_Pengaruh_Revolusi_Digitalterhadap_Pemasar Revolusi Industri 4.0. Agriekonomika [Internet].
an_dan_Perilaku_Konsumen. [diunduh 2020 Okt 25]; 8(2):181–193. Tersedia
dari: http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika.
Soetiarso, TA. 2010. Preferensi konsumen terhadap
atribut kualitas empat jenis sayuran minor. J Wangsaatmaja S. 2019. Strategi penguatan SDM
Hortikultura. 20(4):398–407. pertanian menghadapi era industri 4.0. Bahan
tayangan pada FGD Penyelenggaraan
Sumardjo. 2019. Keterkaitan system penyuluhan Penyuluhan Pertanian di Era Industri 4.0. Bogor
pertanian era Industri 4.0 dan society 5.0. Bahan (ID): Pusat Penyuluhan Pertanian BP2SDM
tayangan pada FGD Penyelenggaraan Kementan.
Penyuluhan Pertanian di Era Industri 4.0. Bogor
(ID): Pusat Penyuluhan Pertanian BP2SDM Widiyanto NE. Adhi AK, Daryanto HK. 2016. Atribut-
Kementan. atribut yang memengaruhi sikap dan preferensi
konsumen dalam membeli buah apel di Kota
Supeno W. 2018. Implementasi kualitas pelayanan di Surabaya dan Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.
era disrupsi pada PD BPR Bank Jombang Jawa J Ilm Kel & Kons. 9(2):136–146
Timur. Widya Cipta, J Sekretary dan Manaj
[Internet]. [diunduh 2020 Jun 28]; 2(2):255–262. Zimmerman BJ. 2008. Theories of self-regulated
Tersedia dari: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ learning and academic achievment: an overview
index.php/widyacipta. and analysis. Second Edition. In: Zimmerman BJ,
Schunk DH, editors. Self–regulated learning and
Susilowati SH. 2016. Fenomena penuaan petani dan academic achievement theoretical perspektif.
berkurangnya tenaga kerja muda serta

You might also like