You are on page 1of 13

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

Hamka, Indonesia

PROSES PENANGANAN BURNOUT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA


TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH
(Studi Kasus : SMAN 3 CIKADONDONG)

Safinatunnajah (2001025163), Lutfiahtulzanah (2001025079), Muhammad Riski (2001025190), Aji


Candra Prabowo (2001025312), Ryah Amelya (2001025288)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia

Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel:
This study aimed to determine whether implementing burnout management to im-
Dibuat 28 juni 2022
Diserahkan 4 juni 2022 prove high school TAS performance. This research uses a case study style qualita-
tive descriptive approach. Data was collected through in-depth interviews, observa-
tions and recordings. The researchers' data sources came from school principals,
Keywords:
laboratory staff, finance staff, karaka, security guards and TU's deputy head. Data
Burnout, Kinerja, Tenaga analysis is performed through data enrichment, data display, and validation pro-
Administrasi Sekolah cesses. The results of this study (1) TAS manifested physical and mental exhaustion,
low morale, self-complaints, emotional insecurity, and feelings of cynicism, (2)
burnout types were work fatigue and satiety, distance from the environment, emo-
tional sensitivity, (3) The causes of job burnout are two factors, external factors and
internal factors, (4) The procedural steps to deal with job burnout using the
management process starting from planning, organizing, implementing and
evaluating, (5) Management’s contribution to dealing with job burnout The effects
are a sense of connection among TAS employees, building friendships, avoiding
misunderstandings, being more willing to perform tasks, and being more self-
disciplined in completing tasks and activities.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan manajemen


burnout dapat meningkatkan kinerja TAS SMA. Penelitian ini
menggunakan jenis studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan
rekaman. Sumber data penelitian berasal dari kepala sekolah, asisten
laboratorium, staf keuangan, satpam dan kepala divisi TU. Analisis data
dilakukan melalui proses pengayaan data, penyajian data dan validasi.
Hasil penelitian ini (1) TAS menunjukkan gejala kelelahan fisik dan
mental, moral rendah, mengeluh diri, ketidakpastian emosional dan
sinisme, (2) Tipe burnout, yaitu kelelahan dan kebosanan di tempat kerja,
secara signifikan lebih sensitif terhadap lingkungan lain, emosi, (3) Ada
dua faktor penyebab burnout, yaitu faktor eksternal dan faktor internal
dapat menjalankan profesionalitasnya di
1. PENDAHULUAN
bidangnya masing-masing. Pekerjaan yang
monoton dan timbulnya rasa stres menciptakan
Rasa lelah sering dijumpai waktu
TAS mengalami burnout yg bisa menurunkan
melakukan pekerjaan. Dalam menjalani
kinerja pegawai.
pekerjaan acapkali pegawai mengalami
Peneliti memillih galat satu SMA
kelelahan fisik ataupun mental. Hal tadi
(Sekolah Menengah Atas) di Bandung. Karena
sejalan dengan pendapat Leksono (2014)
melihat menurut beberapa acara unik yang tidak
bahwa rasa jenuh dalam bekerja merupakan
ada di sekolah lain tentang manajemen
faktor dalam menaikkan stres dan
penanganan burnout. Sekolah berhasil
menurukan kinerja karyawan. Penderita
menciptakan aktivitas yg membuat TAS tidak
banyak ditemukan pada anggota pelayanan
mengalami burnout pada bekerja. Sekolah ini
generik misalnya polisi, guru, perawat
mengutamakan asas kekeluargaan dan sharing
bahkan Tenaga Administrasi Sekolah
terhadap pekerjaan. Karena dengan rasa
(TAS). Burnout yg terjadi mengakibatkan
kekeluargaan dan kedekatan, TAS tidak merasa
jenuh pada bekerja sehingga dapat
stress dalam menjalani pekerjaan yang tentunya
membatasi ruang mereka pada bekerja.
masih ada deadline tugas. Dari 10 sekolah
Setiap sekolah mempunyai visi & misi
Sekolah Menengah Atas Negeri pada Kota Ban-
dalam melaksanakan tujuan pendidikan,
dung, SMA 3 Cikadondong ini yg berhasil
maka di butuhkan tenaga ahli buat
membuat TAS tetap profesional dalam
membantu terlaksananya tujuan tadi.
mengerjakan tugasnya. Sekolah Menengah Atas
Dalam hal ini TAS menjadi pendukung
(SMA) adalah sekolah yang menaruh pelayanan
terlaksananya aktivitas sekolah wajib
aporisma kepada konsumen pendidikan
memberika pelayanan maksimal kepada
menggunakan turut melaksanakan manajemen
warga khususnya konsumen pendidikan.
asal daya manusia dengan baik, yaitu
TAS adalah tenaga non-pendidik
menggunakan membuat sistem manajemen
disekolah, contohnya petugas administratif,
penanganan burnout.
laboran, sampai pustakawan. TAS
SMA 3 Cikadondong memiliki program
merupakan personil yang memiliki kiprah
manajemen penanganan burnout, seperti apel
dan tanggungjawab dalam mewujudkan
pagi, kegiatan berkunjung ke tempat tinggal
kelancaran kegiatan pendidikan, kiprah
anggota TAS, olahraga, piket & refreshing.
TAS sebagai pendukung dan pelayanan
Upacara, apel pagi, olah raga dan piket bisa
pada proses aktivitas sekolah. Oleh karena
mengatasi burnout dalam hal pekerjaan,
itu TAS bukan hanya menjadi pengelola
sedangkan pada luar itu terdapat kunjungan ke
administrastif tetapi jua sebagai tenaga ahli
rumah anggota TAS & refreshing. Manajemen
penanganan burnout ini mewadahi anggota menurut manajemen burnout ini adalah agar
TAS secara generik untuk sharing terkait anggota TAS nir mengalami burnout pada
tugas dan masalah, mulai berdasarkan bekerja sebagai akibatnya mengganggu pada
perencanaan sampai evaluasi tugas atau melaksanakan tugas yang dikerjakan.
kegiatan yg sudah dilaksanakan. Selain itu Sistem Informasi merupakan sistem yang
aktivitas ini bisa mengedukasi TAS buat dapat menghasilkan informasi yang berguna.
memiliki tanggung jawab yang akbar pada Sedangkan Administrasi merupakan bagian dari
melaksanakan tugasnya membantu keseluruhan proses administrasi, berupa segala
terselenggaranya pendidikan yg mekanisme yang dapat membantu,
berkualitas. Hal ini dilakukan agar masih memperlancar, meningkatkan aktivitas dan
ada sinergi antara anggota TAS saat di efisiensi proses administrasi dengan
sekolah & di luar sekolah menggunakan menyediakan semua data dan informasi yang
azas kekeluargaan. Dengan asa, rasa diperlukan, sehingga administrasi berjalan
kekeluargaan di sekolah pada bekerja bisa dengan lancar, dalam sekolah dministrasi
mengimbangi rasa stres & jenuh pada merupakan subsistem organisasi yang diamana
sekolah sehingga TAS dapat penekanan Kegiatan utamanya adalah mengurus segala
terdahap pekerjaan yang dilakukan. bentuk administrasi sekolah, mulai dari surat
Manajemen burnout seringkali menyurat hingga inventarisasi barang
diartikan sempit yg hanya sebatas Kinerja merupakan salah satu aspek yang
mengurangi rasa lelah & jenuh dalam sebagai perhatian bagi suatu organisasi juga
menjalani pekerjaan. Padahal sebuah instansi. Pegawai tersebut yang bekerja
menggunakan manajemen burnout yg baik pribadi di bawah naungan sebuah organisasi
dapat mengatasi masalah kerja & atau instansi mempunyai andil dalam
menaikkan kinerja TAS menjadi pelayan membangaun & membangun gambaran &
pendidikan. Manajemen burnout pada repustasi tempat dimana ia bekerja
bentuk sang anggota TAS salah satu (Badri,2017). Maka dari padaitu, kinerja
Sekolah Menengah Atas (Sekolah sebagai galat satu unsur yang penting pada
Menengah Atas) yang menunjuk dalam membantu kinerja sebuah organisasi atau
sistem kekeluargaan. Manajemen burnout instansi.Dengan begitu sekolah perlu
terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan membutuhkan kinerja yg tinggi dan aporisma
burnout, manajemen mengarah kepada dari energi non-pendidik yaitu TAS. Kinerja
proses, cara mengatasi kasus & solusi, TAS ini nantinya dapat membantu sekolah
sedangkan burnout yaitu keadaan yang bisa dalam bisa bersaing & permanen unggul dalam
mengakibatkan stres dan jenuh pada modernisasi saat ini. Sehingga di perlukan
bekerja. Apabila disimpulkan, tujuan
langkah yg sempurna dalam mengelola 2. METODE
SDM dengan memperhatikan proses Penelitian ini dilaksanakan dengan
manajemen. memakai pendekatan kualitatif, sebagai
Menurut Fattah (2008) akibatnya peneliti dapat menemukan cara me-
mengemukakan bahwa manajemen manage burnout TAS di SMAN 3
diartikan menjadi proses merencanakan, Cikadondong. Sugiyono (2013) menyebutkan
mengorganiasi, memimpin & ”penelitian kualitatif merupakan penelitian yg
mengendalikan upaya organisasi dengan dipakai untuk meneliti dalam syarat yg alamiah
segala aspek agar tujuan organisasi tercapai (menjadi lawannya adalah eksperimen), pada
secara efektif & efisien. Oleh karena itu mana peneliti adalah menjadi instrumen kunci”.
manajemen pada melakukan suatu aktifitas Kehadiran peneliti diketahui secara penuh
dalam kehidupan wajib dilakukan guna oleh warga-warga sekolah. Peneliti mengikuti
mencapai ketercapaian tujuan. Dalam secara pribadi beberapa kegiatan yg
melaksanakan fungsi manajemen suatu dilaksanakan mengenai manajemen
organisasi wajib melaksanakan penanganan burnout pada mempertinggi kinerja
perencaanaan, pengorganisasian, TAS. Peneliti jua melakukan pendekatan dan
pelaksaan, pengawasan & penilaian. sosialisasi terhadap ketua sekolah, kasubag TU
Peran TAS sangat besar dalam proses & seluruh anggotas TAS.
pendidikan. Peran tadi akan sangat efektif Lokasi penelitian di Jalan Cikadondong,
jika terjadi suatu proses yang pada Bandung. Sumber data diperoleh berdasarkan
organisasikan sebagaimana yang kata-istilah, tindakan, & dokumentasi. Sumber
dilaksanakan salah satu SMA di Malang data berupa kata-istilah diperoleh berdasarkan
yakni menggunakan melakukan aktivitas wawancara menggunakan beberapa
manajemen penanganan burnout. Dengan subjek penelitian. Peneliti menggunakan
adanya manajemen penanganan burnout, informan kunci buat memperoleh data saat
TAS memiliki wadah untuk menghadapi melakukan wawancara yaitu Ibu Tutik
suatu perseteruan bekerja dan Kusmini, karena beliau selaku Kasubag Tata
merampungkan secara bersama serta Usaha SMAN 3 Cikadondong. Sumber data lain
menjadi hiburan yang tepat ketika bekerja yang membantu peneliti pada memperoleh
beserta keluarga TAS. Oleh lantaran itulah fakta yaitu: (1) pemimpin sekolah, (2) ketua
peneliti tertarik buat melakukan penelitian TU, (3) laboran, (4) staf keuangan, (5) caraka,
mengenai manajemen penanganan burnout (6) satpam. Selain itu, sumber data berupa
keliru SMA 3 Cikadondong ini sebagai tindakan dari berdasarkan orang-orang atau
wujud dalam menaikkan kinerja TAS. suatu hal yang menjadi subjek penelitian yg
diamati oleh peneliti secara eksklusif, dan
dilengkapi menggunakan dokumen, seperti Gejala tadi pula akan mensugesti mood atau
profil sekolah, foto kegiatan penanganan suasana hati.
manajemen burnout, struktur organisasi Jenis burnout merupakan bentuk yang
TAS, dan dokumen lainnya yang terkait nampak pada seorang yang mengalami burnout,
menggunakan manajemen penanganan seperti mereka mengekspresikan burnout dalam
burnout di SMAN 3 Cikadondong. beberapa hal. Setiap orang tidak sinkron namun
Teknik yang dipakai untuk mengarah pada hal yang sama yaitu menunjuk
mengumpulkan data berupa wawancara, dalam emosi yang tumpul, keputus asaaan
observasi, & dokumentasi. Proses untuk dalam mengerjakan, kurangnya motivasi hingga
menganalisis data yg digunakan adalah ketidakstabilan secara emosional. Burnout
melakukan kondensasi data, penyajian data selalu menampilkan bentuk lelah dalam bekerja.
dalam bentuk naratif teks, lalu ditarik Dalam hal tersebut dapat dapat dijelaskan
konklusi (Miles, Huberman, Saldana: bahwa jenis burnout yang terjadi pada pegawai
2014). Cara yg digunakan untuk mengecek SMAN 3 Cikadondong adalah kelelahan dan
keabsahan data adalah triangulasi sumber jenuh dalam bekerja. Jenis tersebut
data & teknik, kecukupan bahan referensi, mempengaruhi dalam proses kinerja mereka.
perpanjangan pengamatan, dan pengecekan Hal tadi menjelaskan bahwa dalam jenis
anggota. burnout ini bisa menurunkan prestasi pada diri
seorang misalnya kompetensi diri, motivasi
3. HASIL kerja dan produktifitas kerja. Hal terseut jua
A. Gejala dan Jenis Burnout akan mensugesti pegawai lebih mudah lelah dan
Berdasarkan output penelitian yg sensitif terhadap apaupun yang menyinggung
dilakukan oleh peneliti, tanda-tanda yang perasaan. Sehingga burnout memiliki tanda-
timbul menampakkan bahwa tak jarang tanda-tanda-yang akan mensugesti dalam jenis
dialami sang pegawai yang mempunyai burnout yang di tampakkan. Sehingga dengan
kemauan dan semangat buat bekerja, yang tanda-tanda-tanda-tanda yg timbul bisa di atasi
dalam hal ini mereka selalu menuntut diri dengan manajemen penenganan burnout.
buat selalu terfokus dalam satu pekerjaan Dengan hal tadi diharapkan mampu mencegah
supaya hasilnya baik. Namun tanda-tanda atau mengeurangi efek negatif menurut burnout.
yg ada misalnya kelalahan secara fisik,
psikologis, mengeluh pada diri sendiri & B. Faktor-faktor dari burnout
menurunnya semangat kerja perlu di Faktor penyebab burnout timbul akibat
tangani secara sahih agar nir merugikan keterbatasanan ruang pada bekerja. Pegawai
bagi mereka dan organisasi atau sekolah. memiliki wilayah atau daerah kerja sendiri buat
melakukan pekerjaan, sebagai akibatnya
mereka jenuh dan bosan menggunakan keinginan dan harapan yg diinginkan. Sehingga
lingkungan yang monoton. Penyebab burn- buat mengurangi impak menurut faktor
out tidak hanya menurut faktor ektern, penyebab burnout harus adanya dukungan ber-
tetapi juga dari faktor intern. Faktor intern dasarkan sesama anggota TAS dan pimpinan
ini sanggup mensugesti kondisi & psikologi untuk saling memotivasi.
pegawai ketika bekerja. Faktorn intern ini
dapat menciptakan pegawai merasa depresi, C. Langkah Prosedural dalam Manajemen
hingga bersikap acuh tak acuh. Dalam Penanganan Burnout
bekerja apabila pada melayani konsumen
Hal pertama yang dilaksanakan oleh
pendidikan harus selalu prima pada bekerja.
sekolah dalam penyelenggaraan manajemen
Faktor penyebab burnout dapat dibedakan
penanganan burnout merupakan menggunakan
sebagai dua bagian yaitu faktor intern &
melakukan musyawarah atau rapat antara peg-
faktor ektern. Faktor intern pada pengaruhi
awai TAS. Dimulai dari perencanaan pengu-
atau terjadi dampak dalam diri sedangkan,
rus, acara aktivitas, perkiraan ketika dan se-
faktor ektern terjadi akibat dari faktor yg
bagainya. Manajemen penanganan burnout ini
berasal menurut lingkungan lebih kurang.
dicetuskan sang pegawai TAS yang lalu pada
Faktor intern dapat berpengaruh pada
bentuk oleh kepala sekolah. Manajemen pe-
seorang menurut pada diri seorang pega-
nanganan burnout di bentuk oleh pegawai
wai.
TAS. Begitu halnya dengan program aktivitas
Beda halnya menggunakan hal ter-
pada dalamnya, mereka membangun sendiri
sebut pada atas, ternyata yang menjadi
acara kerja bersama menggunakan
faktor yang mendominasi penyebab burn-
perencanann waktunya. Perencanaan acara ak-
out bila diberikan perbandingan antara
tivitas manajemen penanganan burnout
faktor intern & faktor ektern. Dalam mana-
menentukan waktu yang tepat untuk pelaksa-
jemen penyelesaian burnout lebih mayori-
naannya, yakni saat dimana seluruh anggota
tas pada faktor penyebab intern. Faktor
sanggup berkumpul & tidak mengganggu
yang mendominasi penyebab burnout ada-
kegiatan lain pada sekolah. Pada perencanaan
lah berdasarkan faktor intern, yang disebab-
acara dibahas secara bersama-sama secara
kan menurut seseorang individu itu sendiri.
musyawarah oleh semua anggota TAS. Hal
Penyebab burnout berdasarkan faktor inter-
tersebut dilaksanakan agar manajemen pe-
nal ini disebabkan menurut ketid-
nanganan burnout mendapatkan saran & ma-
akberdayaan seorang individu dalam men-
sukan dari anggota yang lain mengenani acara
gontrol emosional dalam diri. Hal ini dapat
dan perencanaannya. Selain itu ketika pegawai
timbul karena adanya kurangnya motivasi,
TAS secara beserta-sama menciptakan pada manajemen penanganan burnout dimulai
program menggunakan niat, maka wajib dari komitemen pegawai TAS hingga hasil
dijalankan secara komitmen. Selain itu da- kinerja mereka
lam menjalankan suatu program kegiatan
yang ada tata tertib yang tertulis mereka D. Dampak Manajemen Penanganan Burn-
tentunya pula harus saling mendukung out Manajemen penanganan burnout
satu sama lain, sebagai akibatnya mereka mempunyai manfaat buat meningkatkan kinerja
juga menciptakan rasa kekeluargan antara pegawai TAS, karena sebagaimana diketahui
pegawai TAS. Program kegiatan yg bahwa burnout lebih mendominasi ada ber-
diselenggarakan oleh manajemen pe- dasarkan individu itu sendiri sebagai akibatnya
nanganangan burnout mengarah pada pe- dengan adanya banyak sekali program bisa
nanganan burnout pegawai, sehingga memunculkan manfaat bagi para anggota TAS
kegiatan yang dibentuk jua ringan tetapi di SMA. Sekolah Menengah Atas ini memakai
bisa menimbulkan manfat yang besar bagi asas kekeluargaan buat lebih mempererat
pegawai tadi. sesama pegawai TAS. Kedekatan antar sesama
Kepala TU & pegawai TAS pegawai TAS dapat mengurangi beban peker-
mengungkapkan program kegiatan yang jaan & agar lebih termotivasi pada bekerja. Ma-
telah di rencakan kepada ketua sekolah. najemen penanganan burnout bisa mendorong
Kemudian mengadakan musyawarah atau semangat pegawai TAS buat tetap bekerja sink-
pertemuan buat membahas beserta-sama ron dengan tugas dan fungsingnya. Dengan
menggunakan kepalas sekolah. Kepala TU adanya program dari manajemen penanganan
mengungkapkan program aktivitas yg burnout pegawai terhindar dari sifat yang egois
pada setujui sang kepala sekolah. Dalam dan individualism terhadap pekerjaan & ling-
setiap program kegiatan memiliki koordi- kungan sekitarnya. Bahwasanya manajemen pe-
nator buat memimpin atau memper- nanganan burnout merupakan acara yang dapat
tanggungjawabkan. Kepala TU & pegawai menaikkan kinerja pegawai. Dengan adanya
TAS melaksanakan acara kegiatan yang adanya manajemen penanganan burnout pega-
telah disetujui. wai bisa lebih berfikir positit dan menjalankan

Evaluasi rutin Manajemen pe- aspek-aspek profesionalitas pada bekerja.

nanganan burnout dilaksanakan setiap Berdasarkan hasil tersebut, dapat di ilustrasikan

minggu & akhir bulan oleh ketua TU & pada Gambar 1.

ketua sekolah. Evaluasi dilakukan secara


bersama-sama pada saat aplikasi acara ak-
tivitas. Aspek-aspek yang perlu dievaluasi
pada bekerja. Dengan itu, akan mengakibatkan
syarat pegawai nir akan maksimal dalam men-
jalankan tugasnya.
Secara fisik pegawai akan merasa kele-
lahah misalnya cepat lelah, sedangkan secara
psikologis banyak indikator yang bisa
mempengaruhinya misalnya mengeluh pada diri
sendiri. Hal tadi terjadi saat mereka sangat opti-

Berdasarkan Gambar 1 dijelaskan bahwa mis menggunakan apa yg mereka kerjakan ber-

dalam manajemen penanganan burnout jalan dengan cepat dan lancar, tetapi keadaan

masih ada beberapa penekanan yang harus sebaliknya. Pekerjaan yang sangat padat &

pada perhatikan yaitu mulai menurut men- menumpuk, serta pada tambah menggunakan

gidentifikasi tanda-tanda, jenis & betuk deadline yang telah ada membuat mereka

berdasarkan burnout. Lalu kita menentukan terbebani secara psikologis & mengeluh dalam

langkah prosedural pada manajemen pe- diri sendiri, & hal tadi juga yang tidak membuat

nanganan manajemen burnout memakai pekerjaan mereka cepat terselesaikan.

proses manajemen dari perencanaan, pen- Gejala yang selanjutnya merupakan

gorganisasian, pelaksanaan & evaluasi. gejala yang ditinjau dari semangat kerja pega-

Menurut hal tersebut tentu di dapatkan wai yg menurun. Hal ini bisa di tandai dengan

pengaruh positif berdasarkan manajemen aktivitas atau kegiatan mereka yang menurun,

tadi yaitu menggunakan rasa kekeluargaan, pegawai lebih tak jarang berdiam diri & tidak

keakraban antara pegawai TAS. tertarik menggunakan apa yang telah menjadi
tugas mereka dalam bekerja. Mereka nir seman-

4. PEMBAHASAN gat pada melakukan aktivitas di lingkungannya

A. Gejala dan Jenis Burnout termasuk menahan pekerjaan, menghindari

Gejala burnout yang nampak di diskusi dengan rekan kerja. Selain itu gajela

SMAN 3 Cikadondong ini terlihat dalam burnout yang timbul adalah perkara emosional

pegawai yang awalnya mempunyai yang nir menentu, hal ini masih ada hub-

kemauan dan semangat kerja yang tinggi. ungannya dengan lelah secara psikologis

Namun, karena mereka selalu pada dituntut mengenai konduite dan mental insan secara

menggunakan pekerjaan yg salalu diulang ilmiah. Emosional yang tidak menentu ini jua

& tidak adanya penemuan pekerjaan, maka mempengaruhi reaksi mereka dalam bekerja.

mereka cenderung akan bosan dan jenuh Pegawai akan lebih sensitif dengan perasaannya
seperti cepat murka & sering kesal, bersikap
sinisme & merasa curiga dengan apa yang Penelitian ini selaras menggunakan pen-
terdapat di lingkungannya, masih ada dapat Maslach, dkk dalam Ranny (2013)
perasaan gagal pada dalam diri pegawai. dengan eksistensi pada lapangan yaitu burnout
Hal tersebut bentuk dari emosional yg mun- membangun suatu penampakan burnout yaitu
cul menurut pegawai. Dalam hal ini tanda- berbentuk dalam bentuk kelelahan & bosan da-
tanda burnout yang ada pada Sekolah lam bekerja, Depersonalisasi/Cynicism yaitu
Menengah Atas tidak memperlihatkan pada cenderung buat menjaga jeda dengan orang lain,
syarat burnout yg ekstream atau akut. menarik diri menurut lingkungan sosial &
Dari pernyataan tadi terdapat be- cenderung tidak peduli dengan lingkungan dan
berapa kecenderungan antara gejala yg individu yang terdapat di lingkungan tersebut,
muncul pada SMAN 3 Cikadondong ini se- lalu hal lain yang terlihat yaitu emosi yang lebih
bagai akibatnya buat penanganannya lebih sensitf, hal ini di tunjukkan pula atas bentuk dari
lanjut juga mampu diidentifikasikan kelanjutan menurut kelelahan emosi yang
menggunakan baik. menacu pada terkurasnya & kerkurangnya sum-
Bentuk burnout yang tampak dalam berdaya emosional. Terdapat beberapa syarat yg
SMAN 3 Cikadondong memperlihatkan menyatakan kelelahan emosi misalnya perasaan
ada beberapa tipe seperti lelah dan jenuh frustrasi, sedih, putus harapan, hampa stress,
pada bekerja. Dalam bentuk ini pegawai mudah tersinggung, merasa terbebani
merasa tenaga atau motivasi dalam bekerja menggunakan tugas yang ada, mudah murka
sedang menurun, sehingga pegawai merasa tanpa alasan yg kentara sehingga menimbulkan
lelah dalam melakukan pekerjaan biasa dil- perasaan seorang tidak mampu menaruh pela-
akukan. Selain itu bentuk bunout yang ter- yanan psikologis.
lihat pada Sekolah Menengah Atasadalah
menjaga jarak menggunakan lingkungan B. Faktor-Faktor Penyebab Burnout
yang ada pada sekitanya. Jenis ini terjadi Penyebab primer pada burnout adalah
waktu para pegawai mengalami jenuh & pekerjaan yg monoton yang akan berdampak
ingin sendiri pada kurangnya motivasi pegawai. Dalam hal
Jenis selanjutnya yaitu emosional ini penyebab burnout muncul berdasarkan be-
lebih sensitif hal ini kaenakan pegawai berapa situasi yang tidak sinkron misalnya dari
menekan terhadap dirinya sendiri, menge- faktor ektern dan faktor intern. Dalam masing-
luh dalam diri sendiri sebagai akibatnya hal masing faktor mempunyai beberapa penyebab
tersebut bisa mengakibatkan sinisme & rasa tersendiri, contohnya dalam faktor ektern yaitu
curiga terhadap apa yang pada seke- faktor penyebab burnout yang asal dari luar diri
lilingnya. pegawai. Faktor ini asal berdasarkan ling-
kungan kerja pegawai, rekan kerja tempat kerja
dan yang lainnya yg bukan asal dari diri kerja yg mengarah pada faktor yang ada
sendiri. Lingkungan dari pegawai tadi dapat menurut luar diri seorang pegawai. Sedangkan
berpengaruh pada penyebab burnout baik buat faktor internal yang berasal dari dalam diri
secara eksklusif juga tidak eksklusif, Faktor seseorang pegawai itu sendiri. Selain itu pen-
tadi dapat mempengaruhi penyebab burn- dapat dari Sulivan dalam Swasti (2017) bahwa
out lantaran pegawai pada bekerja tidak burnout bisa ditimbulkan sang faktor individu,
hanya bekerja sendiri tetapi pula harus lingkungan & budaya. Pekerjaan yg tidak sink-
bekerjasama dengan orang lain. Sehingga ron dengan bidang keahlian pula bisa memicu
pada perlukan interaksi atau keterkaitan terjadinya burnout. Begitu jua menggunakan
menggunakan orang lain. peran ganda, seseorang wanita yg berperan se-
Faktor yang berikutnya adalah bagai pekerja dan ibu tempat tinggal tangga
faktor intern. Faktor ini muncul berdasar- akan lebih berpotensi mengalami burnout.
kan pada diri pegawai itu sendiri. Misalnya Faktor lainnya adalah beban kerja yang berlebi-
tentang motivasi & emosi. Seseorang pega- han, mencakup lamanya jam kerja, banyaknya
wai harus memiliki semangat dan motivasi tanggungjawab yang harus diterima, dan ban-
yang kuat, apabila motivasi & semangat itu yaknya tugas yg harus diselesaikan. Keterli-
berkurang akan berdampak juga pada or- batan terhadap pekerjaan, taraf fleksibilitas
ganisasi sebagai lembaga yang menaungi ketika kerja, dan dukungan sosial juga
kita bekerja. Faktor ini tumbuh lantaran se- mempengaruhi terjadinya burnout (Swasti,
tiap manusia mempunyai karakteristik, 2017). Selain faktor lingkungan, burnout pula
kepribadian,dan lainnya. Seperti waktu ditentukan sang faktor individu misalnya jenis
seorang sama-sama diberi motivasi namun kelamin, usia, etnis, status perkawinan, tipe
motivasi tersebut tidak sama dalam kepribadian, konsep diri, & kemampuan men-
mensugesti setiap orang, terdapat yang bi- gendalikan emosi.
asa saja, sedang & sangat mempengaruhi.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa C. Langkah Operasional Manajemen Pe-
seorang menerangkan cara yang tidak sink- nanganan Burnout untuk Meningkatkan
ron pada menyikapi suatu hal. Kinerja TAS
Pada penelitiaan ini selaras dengan Perencanaan merupakan tahap yg paling
ungkapan menurut Baron & Greenberg penting dala suatu kegiatan terutama dalam
pada Mutiasari (2010) yg menyatakan menghadapi suatu aktivitas. Sebelum memulai
bahwa masih ada 2 faktor yg menghipnotis suatu kegiatan keliru satu SMA pada Malang
burnout yaitu faktor ekternal & internal. Di- menetapkan terlebih apa yang akan dicapai &
mana pada faktor ekternal mencakup kon- tujuannya. Dalam hal ini juga manajemen pe-
disi kerja, anggaran pekerjaanm prosedur nanganan burnout menentukan program
kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tadi baik & lancar. Dalam pelaksanaanya sudah me-
selaras menggunakan pendapat Sudjana rapkan fungsi manajemen menggunakan yakni
(2004) bahwa perencanaan berkaitan mulai fungsi perencanaan sampai fungsi
menggunakan rangkaian tindakan atau penilaian. Sesuai menggunakan dari Bush &
kegiatan yg akan dilaksanakan buat men- Mariane (2006) mengatakan bahwa manajemen
capai tujuan dimasa yg akan tiba. Selanjut- adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan me-
nya dalam fungsi pengorganisasian, menen- lalui orang lain yang dilaksanakan
tukan pengurus & membentuk jobdisk atau menggunakan cara kerjasama dalam suatu or-
tugas bagi para pengurus & anggota pada ganisasi.
masing-masing program aktivitas. Selanjut- Diperlukan strategi buat menciptakan
nya dalam fungsi penggerakan, para pem- para anggota TAS permanen semangat pada
impin sekolah yaitu kepala sekolah & ata- menjalankan acara. Pada acara manajemen pe-
san TAS yakni ketua TU ikut andil buat nanganan burnout menaruh solusi dengan men-
terus menyemangati pengurus dan anggota gadakan beberapa acara yg menarik dan kalem
serta menaruh dukungan jika pada hal ini menggunakan diisi aktivitas yg banyak manfaat
manajemen penanganan bunrout men- misalnya sharing pengalaman dan berdiskusi
galami penurunan motivasi. Fungsi pen- dengan asas kekeluargaan. Harapannya, agar
gorganisasian dalam hal ini manajemen pe- anggota TAS dapat intens bertemu dan me-
nanganan burnout tidak berjalan sendiri manfaatkan ketika tersebut dengan sebaik
pada melaksanakannnya. Namun melibat- baiknya. Dengan adanya aktivitas tersebut.
kan seluruh anggota TAS dan kepala Dengan adanya kegiata tadi, maka hal tersebut
sekolah. bisa menjadi daya tarik buat anggota TAS lebih
Fungsi pengarahan yakni sekolah aktif dalam aktivitas tadi. Salah satu acara ak-
tetap melakukan pengarahan melalui ketua tivitas dilaksanakan dalam setiap hari selasa
TU dan ketua sekolah secara langsung. Ter- hingga jumat, selain itu ada beberapa jadwal ak-
akhir fungsi supervisi yg dilaksanakan sang tivitas yg dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
sekolah & ketua TU menggunakan Hal ini dapat menambah nilai plus bagi mereka,
melakukan penilaian dalam akhir minggu lantaran menggunakan asas kekeluargaan tadi
dan akhir bulan secara holistik. Pada mereka bisa akrab dan dapat mengurangi
pelaksanaan acara manajemen penanganan menurut terjadi burnout & dapat mempertinggi
burnout selama ini,berjalan menggunakan kinerja dalam membuatkan pengalaman &
lancar. Tetapi demikian perlu adanya pen- mengatasi gejala-tanda-tanda burnout.
guatan atau motivasi agar para anggota Penelitian tersebut selaras dengan
TAS di satu Sekolah Menengah Atas di Ma- penelitian dari Mutiasari (2010) bahwasanya
lang tetap menjalankan program dengan pada menghindari atau mengatasi burnout perlu
beberapa tindakan seperti pengendalian Hal ini didukung oleh penelitian Pule K. Jank-
emosi, berfikir posisitif, & saling adanya ome, M. Mangoriand dan Ms. Guillermina
dukungan dari orang lain lain. Selain itu Ritacco dalam Badri (2017) bahwa memberita-
Campton & Mc Carthy dalam Rosyid, Har- huakn keterkaitan pada burnout dan kinerja peg-
yanto F (1996) menyarankan beberapa awai dengan indikasi semakin rendah burnout
bisnis yg dpat dilakukan untuk mencegah maka semakin tinggi kinerja para pegawai.
burnout. Langkah-langkah yang perlu dil- Hal ini sesuai menggunakan tujuannya
aksanakan diantaranya job redesign, yaitu buat mewadahi TAS untuk meningkatkan
langkah ini berupa merancang kembali kinerja mereka pada asas kekeluargaan. Se-
pekerjaan yg terdapat agar nir terus-mene- hingga dibutuhkan melalui acara ini pegawai
rus, membosankan dan menimbulkan ke- lebih sanggup memupuk semangat mereka pada
lalah fisik juga psikologis. bekerja dengan menangani kasus burnout yang
Manajemen penanganan burnout terdapat hingga mendalam & supaya mem-
pada pelaksanaannya jua pernah men- peroleh pengalaman yang kaya & motivasi serta
galamu beberapa kendala misalnya anggota dukungan dari rekan kerja secara aporisma. Jika
TAS yg nir hadir atau terlambat tiba. Untuk menurut tujuan tadi bisa diwujudkan, akan
mengurangi hal tersebut maka perlulah dil- menerima dampak positif yaitu meningkatkat
akukan teknik-teknik khusus untuk me- kinerja mereka. Oleh karenanya pula, dukungan
nangani itu misalnya memotivasi & saling menurut rekan kerja dan pemimpin tanpa
mengingatkan. Dalam hal ini sesama ang- dimintapun akan pribadi di penuhi oleh pem-
gota TAS dituntut buat bekerjasama dalam impin mereka. Menurut Wisudaningrum (2015)
menjalankan program yang mereka buat Penanganan burnout sebenarnya bisa dilakukan
sendiri yang ditujukan untuk mereke oleh individu & organisasi secara terstruktur,
sendiri. dan sistematis, sehingga karyawan yang men-
galami burnout tidak usah merasa sendiri dalam
D. Dampak Manajemen Penanganan mengatasinya.
Burnout
Dengan hadirnya manajemen pe- 5. KESIMPULAN
nanganan burnout di salah satu Sekolah Berdasarkan paparan data, temuan
Menengah Atas Malang, maka pegawai penelitian & pembahasan tentang manajemen
TAS dapat menangani burnout supaya tidak penanganan burnout pada menaikkan kinerja
mengganggu pekerjaan mereka. Dengan TAS pada SMAN 3 Cikadondong dapat disim-
demikian dibutuhkan dapat meningkatkan pulkan bahwa tanda-tanda, jenis & bentuk burn-
kinerja mereka buat melayani konsumen out dalam manajemen penanganan burnout
pendidikan dengan baik, sahih, dan cepat. yakni: (1) tanda-tanda ada pada pegawai yg
kemauan & semangat bekerja yg tinggi se- (repository.unair.ac.id/68392/), diakses
pada tanggal 2 Mei 2018.
bagai akibatnya kurang bisa mengatur cara
Bush, T. & Mariane, C. 2006. Manajemen
kerja mereka, (2) kelelahan secara fisik & Strategi Kepemimpinan Pendidikan.
psikologis, (3) mengeluh dalam diri sendiri, Terjemah Farurrozi. Yogyakarta:
IRCiSoD.
(4) semangat kerja yang menurun,
Farhati, F. & Haryanto, F.1998. Karakteristik
(5) semangat kerja yg menurun, (6) masih Pekerjaan, Dukungan Sosial dan Tingkat
Burn-Out Pada Non Human Services
ada perasaaan sinisme.
Corporation. Jurnal Psikologi. No. 1. 1-
Penyebab burnout pada bagi se- 12. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
bagai dua faktor yaitu faktor intern & faktor Fattah, N. 2008. Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA
ektern. Adapun faktor intern terdapat ROSDAKARYA.
penyebab antara lain: (1) kurangnya moti- Haryanti, R. 2013. Burnout Ditinjau dari Big
Five Factor Personality Pada Karyawan
vasi, (2) emosional diri, (3) psikologi pega-
Kantor Pos Pusat Malang. Jurnal Ilmiah
wai. Sedangkan buat yang faktor ektern Psikologi Terapan,01(02) 343-360. Dari
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/
yaitu: (1) lingkungan kerja, (2) rekan kerja,
jipt/article/ viewFile/1587/1694.
(3) pekerjaan yang terus-menerus, dan (4) Hasibuan, M. 2016. Manajemen Sumber Daya
pekerjaan yang mendesak. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

6. SARAN
Diharapkan Sekolah dapat Mening-
katkan kinerja yang profesional sesama
pegawai TAS. Dengan begitu kepadatan
dirasakan pada program manajemen pe-
nanganan burnout dapat ditanganin dan
mendapatkan manfaat lain yaitu mem-
bangun rasa kekeluagaan yang kental
sesama pegawai TAS, menciptakan silatu-
rahmi dengan sesama pegawai TAS dan
yang terlibat, mencegah kesalahpahaman
antar pegawai TAS, dan lebih dilatih
disiplin dalam melaksanakan tugas, pro-
gram kegiatan.

7. DAFTAR RUJUKAN

Badan Kepegawaian Negara: Kanreg IX


Jayapura. Memahami dan Mengatasi
Burnout. 2016. Jayapura: Badan
Kepegawaian Negara.
Badri, N. A. H. 2017. Hubungan Burnout
dengan Kinerja di Kalangan
Pustakawan di Universitas Indonesia.
(Online),

You might also like