You are on page 1of 5

PERSEPSI MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN TENTANG

MANAJEMEN BIMBINGAN KLINIK


Yustina Kristianingsih
STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
e-mail: tina_fw@yahoo.com

Abstract: A clinical learning process involving many parties, including clinical instructor,
patients and students. The role of the parties must be clear so that there is a harmonious
relationship because the learning processes are so complex. To achieve the learning objectives
required good clinic Guidance management. The purpose of this study to identify the perception
of students of nursing class of 2011 on the management of clinical guidance in STIKES Catholic
St. Vincentius A Paulo Surabaya.The Study design used descriptive method with total sampling
of 55 students of Nursing Science Program class of 2011. The variable in this study is the
perception of the students about Clinic Guidance management. The results of the study can be
obtained student perceptions of the student Nursing Science Program Class of 2011, more than
50% (58%) were a positive perception of clinic guidance management. Based on the research
results, the importance of greater cooperation, especially in the setting of clinical learning
activity of both Clinical Educator in academic and clinics as well as the health services used as
practice fields so that the goal can be achieved at an optimal learning and quality of health care
is getting better.

Keywords: clinic guidance management, clinical learning.

Abstrak: Proses pembelajaran klinik melibatkan banyak pihak, diantaranya pembimbing klinik,
pasien dan mahasiswa. Peran ketiganya harus jelas sehingga terjadi hubungan yang harmonis
dalam menempuh proses pembelajaran klinik yang begitu kompleks. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran klinik diperlukan Manajemen bimbingan klinik yang baik. Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan angkatan 2015
tentang manajemen bimbingan klinik di STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.
Desain penelitian yang digunnakan adalah diskriptif dengan jumlah sampel 55 mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2011. Teknik sampling menggunakan total
sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang manajemen
bimbingan Klinik. Hasil penelitian dapat didapatkan persepsi mahasiswa S1 Angkatan 2011
tentang manajemen bimbingan Klinik Lebih dari 50 % (58%) memiliki persepsi yang positif
tentang manajemen bimbingan klinik. Berdasarkan hasil penelitian, perlu diperhatikan
pentingnya kerjasama yang lebih baik khususnya dalam pengaturan kegitan pembelajaran klinik
baik pembimbing akademik dan klinik serta pihak pelayanan kesehatan yang dijadikan lahan
praktik sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara optimal dan mutu pelayanan kesehatan
semakin baik.

Kata kunci: manajemen bimbingan klinik, pembelajaran klinik.

PENDAHULUAN Pendidikan keperawatan salah


Pendidikan tenaga kesehatan satunya pendidikan Ners merupakan suatu
merupakan prioritas dalam pengembangan pendidikan akademik untuk mencapai dan
tenaga keperawatan di Indonesia. Tujuan pendidikan profesi Ners untuk menyiapkan
pendidikan tenaga keperawatan adalah lulusan Ners yang mampu memberikan
untuk menghasilkan tenaga keperawatan pelayanan keperawatan berdasarkan Ilmu
yang profesional yang memadai baik dari dan teknologi keperawatan, menggunakan
segi kualitas dan kuantitas sesuai dengan metodologi asuhan keperawatan dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya berlandaskan etika, moral dan falsafah
tenaga keperawatan (Departemen keperawatan (Depkes RI, 1999).
Kesehatan RI Pusdiknakes, 2001). Kemampuan ini dapat ditumbuhkan melalui
proses pembelajaran teori dan pengalaman

1
2 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 5, Nomor 1 Juni 2015, hlm. 1-5

belajar dilahan praktik. Dimana METODE


pembelajaran di lahan praktik
memungkinkan mahasiswa belajar pada Penelitian ini menggunakan desain
suatu lingkungan yang memungkinkan penelitian diskriptif untuk menggambarkan
pertumbuhan dan pengembangan persepsi mahasiswa angkatan 2011 tentang
kemampuan professional. manajemen bimbinan klinik di STIKES
Pada pembelajaran dilahan praktik Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya.
mahasiswa mengimplementasikan teori- Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25
teori yang sudah didapatkan dilahan praktik April 2015 dimana semua mahasiswa baru
dengan cara memberikan asuhan menyelesaikan praktik pembelajaran klinik.
keperawatan langsung kepada pasien. Persepsi mahasiswa dinilai dengan
Selain itu pembelajaran klinik juga kuesioner persepsi tentang manajemen
mengembangkan dan melatih kemampuan bimbingan klinik yang terdiri dari 20
skill mahasiswa, sikap profesional dan pertanyaan dengan 2 aspek yaitu
belajar mengambil keputusan klinis serta desentralisasi (9 item) dan aliansi (11 item).
bertanggung jawab atas tindakan yang Masing-masing pertanyaan terdiri dari 4
dilakukan, yang merupakan integrasi pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju,
kemampuan teoridan penalaran etik. Unsur tidak setuju, sangat tidak setuju.
yang paling utama dalam pembelajaran
klinik adalah bagaimana proses HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran klinik di kelola dilahan
praktik (Pusdiknakes, 2004). Mahasiswa Hasil Penelitian
dapat mengobservasi pelayanan kepera-
watan yang menitikberatkan pada kualitas Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
melalui terciptanya suatu lingkungan yang responden berjenis kelamin perempuan,
ideal dengan role model dalam sikap, berusia 22 tahun, dan sudah tiga kali
idealisme, dan kompetensi klinik yang mengikuti pembelajaran klinik.
sering ditiru oleh mahasiswa. Berdasarkan Diagram 1 dari hasil
Namun yang terjadi saat ini banyak penelitian menunjukkan 32 responden
pembimbing klinik yang memiliki peran memiliki persepsi yang negatif dan 23
ganda seperti menjabat sebagai penanggung responden memiliki persepsi yang positif
jawab keperawatan, kepala ruangan tetang manajemen bimbingan klinik
sehingga proses bimbingan klinik kepada
mahasiswa menjadi kurang optimal. Hal ini
berdampak pada penyelesaikan kompetensi
mahasiswa dalam pembelajaran klinik, dan
akan mempengaruhi kualitas lulusan Ners
yang dihasilkan oleh suatu institusi.
Perbaikan manajemen bimbingan
klinik harus selalu dilakukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan
profesional tenaga keperawatan yang akan
dihasilkan, yang dapat dilaksanakan dengan
mengadakan refresing tentang bimbingan
klinik, melakukan koordinasi sebelum
pelaksanaan praktik pembelajaran klinik,
dan pengaturan proses pembelajaran klinik
serta keteraturan dalam bimbingan klinik.
Kristianingsih, Persepsi Mahasiswa Tentang Manajemen Bimbingan Klinik 3

Tabel 1. Karakteristik Responden pelaksanaan pembelajaran klinik yang


KRITERIA N % meliputi struktur kepanitiaan praktik
Usia bimbingan klinik minimal 3 bulan sebelum
20 tahun 2 4 waktu pelaksanaan bimbingan klinik (Dep
21 tahun 15 27 Kes RI Pusdiknakes, 2001).
22 tahun 32 58 Manajemen bimbingan klinik dalam
23 tahun 4 7 penelitian ini meliputi aspek desentralisasi
24 tahun 2 4 dan aliasi. Adanya desentralisasi organisasi
Jenis akan dapat merespon dengan cepat suatu
Kelamin kondisi lokal, sehingga dapat memberikan
Perempuan 47 85
pelayanan yang lebih baik terhadap
pelanggan. Desentralisasi dalam
Laki-laki 8 15
pembelajaran klinik merupakan
Pengalaman
desentralisasi horisontal sehingga
Pembelajaran
kekuasaan mengambil keputusan dalam
Klinik penyelenggaran pembelajaran klinik
3 Kali 55 100 dilimpahkan kepada para pembimbing
klinik yang memiliki pengetahuan sesuai
dengan teori yang dipelajari mahasiswa. Hal
Positif Negatif
ini juga tercermin dari jawaban responden
58% 42% yang memiliki persepsi yang positif tentang
bimbingan klinik dimana kualifikasi
pembimbing klinik yang mereka jumpai
selama praktik sudah memiliki kemampuan
baik secara skillmaupun teori sehingga
mahasiwa dapat banyak belajar menerapkan
teori yang meraka dapatkan di akademik.
Diagram 1 Persepsi Mahasiswa tentang
Manajemen bimbingan klinik dalam
Manajemen Bimbingan Klinik di STIKES
Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya .
aspek aliasi penyelenggaraan bimbingan
klinik merupakan komponen yang tidak
Berdasarkan Diagram 1 dari hasil penelitian kalah penting dibandingkan aspek
menunjukkan 32 responden memiliki desentralisasi. Hal ini disebabkan institusi
persepsi yang negatif dan 23 responden pendidikan tidak bisa melaksanakan
memiliki persepsi yang positif tetang pembelajaran klinik pada mahasiswa tanpa
manajemen bimbingan klinik. mengadakan kerjasama dengan institusi
pelayanan kesehatan yang terkait. Dalam
Pembahasan mengadakan aliasi untuk penyelenggaraan
bimbingan pembelajaran klinik pimpinan
Manajemen bimbingan klinik institusi dan pimpinan institusi pelayanan
mengandung fungsi organisasi, yang kesehatan mengadakan koordinasi untuk
tercermin dengan pola stuktur organisasi. menyamakan tujuan bersama sehingga
Struktur organisasi menunjukkan pekerjaan terjadi kesamaan persepsi dalam
secara umum yang harus dikerjakan oleh pembelajaran klinik. Pemanfaatan sumber
suatu organisasi dan juga menggambarkan daya manusia disesuaikan dengan
arus informasi dalam suatu organisasi. Oleh kebutuhan pada kegiatan pembelajaran
karena itu untuk memperbaiki manajemen tanpa mengabaikan kebutuhan pelayanan di
bimbingan klinik agar persepsi mahasiwa organisasi masing-masing institusi
yang negatif dapat berubah menjadi positif pelayanan kesehatan.
harus dilakukan tahap persiapan
4 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 5, Nomor 1 Juni 2015, hlm. 1-5

Pengaturan pemberian pengalaman meningkatkan ketrampilan secara utuh dari


belajar kepada mahasiswa yang berkaitan seorang mahasiswa yang telah mendapatkan
dengan kasus-kasus, perlunya pembelajaran di akademik baik di kelas dan
dipertimbangkan dan disepakati bersama laboratorium atau bengkel kerja
agar pembelajaran klinik tidak merugikan (Departemen Kesehatan RI Pusdiknakes,
pasien dan mahasiswa. Semua 2001). Sehingga untuk memperbaiki
permasalahan yang terjadi dalam manajemen bimbingan klinik maka semua
penyelenggaran pembelajaran klinik, proses meliputi desentralisasi dan aliansi
dipecahkan dan ditindaklanjuti bersama harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
oleh lahan praktik dan institusi pendidikan. sehingga proses pembelajaran klinik yang
Hal tersebut dipertegas departemen dilakukan dapat memberikan manfaat yang
Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga tinggi bagi mahasiswa, pembimbing klinik
Kesehatan (2001) menegaskan sebelum dan institusi baik pendidikan maupun lahan
pelaksanaan pembelajaran klinik bagi praktik.
mahasiswa di tempat pelayanan kesehatan
harus diawali dengan pembuatan surat SIMPULAN DAN SARAN
perjanjian kerjasama (Momorandum of
Understanding /MoU) dan isi surat Berdasarkan hasil penelitian dapat
perjanjian kerjasama tersebut didiskusikan ditarik kesimpulan bahwa lebih dari 50 %
bersama, dan setelah disetujui isinya (58%) mahasiswa S1 Angkatan 2011
ditandantangani oleh kedua belah pihak. memiliki persepsi yang positif tentang
Pelaksanaan pembelajaran klinik manajemen bimbingan klinik .
adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari Kerjasama yang lebih baik
sistem pengajaran serta merupakan wadah khususnya dalam pengaturan kegitan
yang tepat untuk mengaplikasikan pembelajaran klinik baik pembimbing
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang akademik dan klinik serta pihak pelayanan
diperoleh pada proses belajar mengajar di kesehatan yang dijadikan lahan praktik
bangku perkuliahan. sehingga tujuan belajar dapat tercapai
Lahan pratik sebagai sarana belajar secara optimal dan mutu pelayanan
mengajar utama untuk mewujudkan kesehatan semakin baik.
profesionalisme, dan sebagai wahana untuk

DAFTAR RUJUKAN Hidayat. (2003). Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisis
Azwar, S. (2005). SikapManusia dan Data. Jakarta: Salemba Medika
Pengukurannya. Pustaka Belajar: Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja
Yogyakarta Sektor Publik. Yogyakarta: Akademi
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Manajemen Perusahaan YKPN
Rumah Sakit Umum Pendidikan Dirjen Mandriwati, G.A. (1998). Hubungan
Pelayanan Medik. (1999). Pendoman manajemen pembelajaran klinik dan
Uraian Tugas Perawatan di rumah kinerja lulusan bidan SPK di Jawa dan
sakit. Jakarta Bali. Tesis, Program Pasca Sarjana
Departemen Kesehatan RI Pusdiknakes. Universitas Gadjah Mada.
(2001). Pedoman Praktik Kerja Muchlas, M. (1997). Perilaku Organisasi.
Lapangan. Jakarta Jilid II. PT Karipta: Yogyakarta
Dharma, A. (1999). Manajemen Prestasi Notoadmojo, S. (2003). Pengantar
Kerja. Cetakan ke 2. Rajawali Press: Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Jakarta Perilaku. Andi offset: Yogyakarta
Kristianingsih, Persepsi Mahasiswa Tentang Manajemen Bimbingan Klinik 5

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan (2004). Panduan Pembelajaran Klinik


Metodelogi Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, Sugiyono. (2000). Metode Penelitian
dan Instrument Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung
Keperaawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba Susito. (2006). Praktek Klinik. Tesis,
Medika Program Pasca Sarjana Universitas
Pusat Pengembangan Keperawatan Carolus Gadjah Mada
(PPKC). (1999). Lokakarya Zuckerman, H.S, & Aunno, T.A.D. (1992).
Pembimbing Klinik Keperawatan Health Care Management. An Aspen
(Clinical Instructor). Jakarta Publication, Gaitthersburg: Maryland.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.

You might also like