You are on page 1of 9

ANALISIS DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR MAHARAH KALAM

MAHASISWA PRODI PBA ANGKATAN 2018 UNIVERSITAS YUDHARTA


PASURUAN
Mundzir Chabibulloh,Hasan Syaiful Rizal
Universitas yudharta pasuruan,
Email,1 , 2

PBA students at the University of Yudharta Pasuruan are classified into two classes,
namely regular and madin. In the class of 2018 students of the Arabic Language Education
Department who in the final semester should have been considered able to create an
atmosphere of interaction speaking Arabic (speaking skill) that is effective and conducive.
But in reality, they have not been able to create this. This is because they have difficulty
learning speaking skill at the time of learning. The purpose of this study was to find out the
factors causing the learning difficulties of speaking skill of 2018 PBA students at the
University of Yudharta Pasuruan and find alternative solutions.
This research approach is a qualitative approach. The type of research used is
qualitative-descriptive. The subjects of this study were lecturers and students of PBA class
2018. The data sources were from observations, interviews and documentation, while data
analysis included: data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results of this study found that (1) the factors causing the learning difficulties
speaking skill students of the 2018 PBA class at Yudharta Pasuruan University were: (a)
Linguistic factors including the lack of Arabic vocabulary mastered by PBA students and the
lack of student understanding of Arabic grammar. (b) Non-linguistic factors include the lack
of discipline and commitment of students in creating an Arabic-speaking environment (bi'ah
lughowiyah) and the presence of shame, lack of confidence, fear of being wrong and so on in
speaking skill. (2) The alternative difficulties are as follows: (a) Linguistic factors include the
willingness and enthusiasm of students to master Arabic vocabulary as much as possible and
understand Arabic grammar. (b) Non-linguistic factors include students must have a
confident attitude and have the courage to pronounce Arabic sentences without being afraid
of grammatical errors. and students must be mutually committed to communicating Arabic
with friends or interlocutors in order to create bi'ah lughowiyah optimally.

Keywords:
Learning Difficulties, speaking skill

Pendahuluan
Bahasa merupakan ciri pokok yang dapat membedakan antar sesama manusia di
dunia ini.fungsi utama bahasa yaitu menjadi alat komnikasi bagi manusia, sehingga antara
bahasa dan komunikasi sangat berhubungan erat sekali seperti satu kesatuan yang tak
mungkin untuk dipisahkan. Adapun komunikasi dapat diartikan saling bertukar ide, gagasan,
informasi dan sebagainya yang dilakukan oleh dua orang maupun kelompok. sedangkan cara
mengekspresikan makna suatu kata dalam bentuk bahasa asing merupakan strategi dalam
berkomunikasi. Dalam hal merealisasikan berkomunikasi, pelajar bahasa harus menguasai
mufradat atau kosakata bahasa yang akan disampaikan, sehingga dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa bahasa adalah hal yang terpenting dalam interaksi sosial dan inilah faktor
utama yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya yang
digunakan sebagai alat komunikasi.1
Bahasa adalah hal yang sangat urgent dalam berkehiduapan sosial. oleh karenanya,
tugas seorang pengajar bahasa harus memperhatikan aspek tujuan akhir dari pengajaran
bahasa yaitu menjadikan siswa terampil atau mahir dalam berbahasa yang mencakup empat
macam ketrampilan bahasa yaitu: menyimak (maharah istima’), berbicara (maharah kalam),
membaca (mahrah qira’ah), menulis (maharah kitabah). dan Pada dasarnya keempat
komponen itu saling berhubungan satu sama lain.
Maharah kalam merupakan keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh
pembelajar bahasa Arab. Salah satu komponen penting dalam keberhasilan mempelajari suatu
bahasa yakni pembelajar mampu berkomunikasi, saling berbagi informasi, mengekspresikan
diri melalui ide, fikiran dan gagasan sehingga adanya timbal balik dari lawan bicara dengan
menggunakan bahasa target. Adanya pembelajaran keterampilan berbicara baik diterapkan
pada tingkat pemula, menengah, dan tingkat lanjut bertujuan agar pembelajar bahasa Arab
pada semua tingkatan mampu menuangkan ide dan fikiran melalui komunikasi yang
dibangun baik secara lisan maupun tulisan .
Dalam proses berlatih berbicara bahasa Arab selain mengembangkan keterampilan
berbicara tetapi juga dapat melatih keterampilan mendengar, antara dua keterampilan tersebut
mempunyai hubungan yang sangat kuat. Yang mana interaksi lisan akan ditandai oleh
pendengaran yang tepat dan kritis atas pesan/informasi yang diterima sehingga
pesan/informasi akan tersampaikan dengan baik.
Dalam pembelajaran maharah kalam terdapat berbagai fokus pembelajaran yang
diajarkan terhadap mahasiswa sebagai sarana pengembangan keterampilan serta kecakapan
berbahasa arab. Adapun menurut Mackee ialah; al-kalam an qishas (bercerita), al-kalam al-
hurr (berbicara bebas), al-kalam an suwar (mendeskripsikan bentuk), al-muhadatsah
(percakapan), al-munaqosyah (diskusi), al-khitob wal kalimat (orasi), idarah al-ijtima‟iyyah
(interaksi sosial).2
Bagi bangsa Indonesia, bahasa Arab bukan hanya bagian dari bahasa asing yang
berskala internasional, melainkan sebagai bahasa yang erat kaitannya dengan dimensi-
dimensi keagamaan mengingat bangsa Indonesia mayoritas muslim. Oleh karenanya, bahasa
Arab adalah sesuatu yang urgen untuk dikembangkan di Indonesia, di antaranya melalui
penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab dari tingkat TK (sebagian) hingga perguruan
tinggi.3
Berbeda dengan realita yang ada saat ini. Pada umumnya setiap pengajaran bahasa
Arab di Indonesia, baik di Pondok Pesantren, lembaga-lembaga formal bahkan Perguruan
Tinggi sekalipun masih banyak yang sebatas menggunakan metode qawaid wat tarjamah
yang hanya mampu menghasilkan kemampuan reseptif (membaca dan mendengar), namun
dalam kemampuan komunikatif sebagai salah satu tuntutan zaman masih lemah. Strategi serta
sistem yang digunakan kebanyakan masih sangat tradisional dengan pola-pola yang
digunakan di masa lalu.
Selain itu, dalam proses pembelajarannya terjadi kerancauan antara mempelajari
bahasa Arab sebagai tujuan (kemahiran berbahasa) dan sebagai alat untuk menguasai
pengetahuan yang lain yang menggunakan bahasa Arab (seperti mempelajari tafsir, fiqh,
hadits, dan sebagainya), sehingga proses pembelajarannya tidak berjalan secara maksimal dan

1
Hasan Syaiful Rizal dan Badrus Sholeh, Efektivitas Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan
Hafalan Mufrodat Siswa Kelas 4 MI Darut Taqwa Sengonagung Purwosari Pasuruan, STUDI ARAB: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab Universitas Yudharta Pasuruan https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/studi-arab
Vol 8, No 1 (Juni 2017), 46
2
A Fuad Ilyan, .Al Maharoot al-Lughowiyyah. (Riyadl: Darul Muslim, 1434 H), 97
3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Rosda, 2011), 89
terfokus.4 Oleh karenanya, tidak semua tujuan yang telah dirumuskan tersebut di atas akan
tercapai.
Universitas Yudharta Pasuruan adalah salah satu universitas yang ada di kabupaten
Pasuruan tepatnya di Jl. Yudharta No. 07 (Pesantren Ngalah) Sengonagung Purwosari
Pasuruan Jawa Timur yang memiliki lima fakultas, yaitu: Fakultas Teknik yang mengelola
empat Program Studi yaitu: Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, dan Teknik
Informatika, Fakultas Pertanian yang mengelola tiga Program studi yaitu: Teknologi Hasil
Pertanian, Agrobisnis, dan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang mengelola tiga Program Studi yaitu: Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi
Niaga, dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi yang mengelola satu Program studi yaitu:
Psikologi, dan Fakultas Agama Islam yang mengelola lima Program Studi yaitu: Pendidikan
Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Islam, Ilmu Tafsir dan Hadist serta
Program Studi Pascasarjana (S2) Pendidikan Agama Islam Multikultural.
Khusus mahasiswa PBA di lingkungan Universitas Yudharta terklasifikasi menjadi dua
kelas, yakni mahasiswa reguler dan mahasiswa madin. Mayoritas mahasiswa reguler adalah
alumni dari MA, SMA maupun SMK Darut Taqwa dan juga belajar di Pesantren Ngalah,
sedangkan mahasiswa madin merupakan guru madrasah diniyah Ula di Kabupaten Pasuruan,
para guru madin tersebut diberi beamahasiswa oleh pemkab maupun pemprov agar mampu
meningkatkan kompetensi dalam hal mengajar di lembaganya.
Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, mahasiswa reguler memiliki rata-rata
umur yang relative muda, sedangkan mahasiswa madin rata-rata berumur lebih tua dan sudah
berstatus kepala dan ibu rumah tangga. Perbedaan tersebut cukup mempengaruhi proses dan
hasil pembelajaran bahasa Arab yang dijalaninya, salah satunya pada ketrampilan berbicara
(maharah kalam).
Dalam penelitian ini, yang akan diteliti oleh peneliti adalah Fakultas Agama Islam
yang berfokus pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan sebagai obyek penelitian adalah
mahasiswa angkatan 2018 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, karena menurut peneliti
seharusnya mahasiswa angkatan 2018 yang pada semester akhir sudah dianggap mampu
menciptakan suasana interaksi berbicara bahasa Arab yang efektif dan kondusif mengingat
lamanya waktu belajar yang sudah ditempuh di dalam bangku perkuliahan Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab. Tapi dalam kenyataannya, mahasiswa semester akhir ini belum
mampu menciptakan hal tersebut. Di samping itu, juga keterlibatan peneliti selaku salah satu
mahasiswa angkatan 2018 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Yudharta Pasuruan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dianggap perlu untuk mengetahui secara
mendalam tentang kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa angkatan 2018 prodi PBA di
Universitas Yudharta Pasuruan serta menemukan solusi alternatif dalam meningkatkan
maharah kalam mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mendeskripsikannya dalam bentuk
penelitian yang berjudul “Analisis Diagnosis kesulitan Belajar Maharah Kalam
Problematika Mahasiswa Prodi Pba Angkatan 2018 Universitas Yudharta Pasuruan”

Metode/Method
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitan
kualitatif adalah penelitian dengan menggambarkan serta memahami sesuatu yang dialami
oleh peneliti yang berupa kejadian, motivasi serta tindakan dengan mencoba berinteraksi
dengan orang-orang dalam suatu kondisi dengan maksud apa yang diinginkan oleh peneliti
dapat tercapai.5
Dalam penelitian ini metode yang kami gunakan dalam pengumpulan berbagai data
yang kami butuhkan dari berbagai sumber. Dimana kajian pustakanya diambil dari literature-
4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 5
5
Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif.( Bandung: PT Remaja Roskarya 2008), 48
literatur internet dan buku-buku penunjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
makna dan pemahaman budaya subjek penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya
adalah dosen PBA yang mengajar maharah kalam. Maka kehadiran peneliti di sini adalah
sebagai instrumen kunci.
Dosen adalah orang yang lebih mengetahui atas kebenaran yang ada dalam dirinya
sedangkan peneliti adalah orang luar yang hadir dalam kehidupan dosen tersebut dan
mempelajari prilaku dan budaya dosen tersebut. Kehadiran instrument inti mengalahkan
subjek penelitian dan merusak kebenaran dan keaslian aktivitas subjek, seakan peneliti yang
lebih mengetahui dari pada dosen itu sendiri mengenai pembelajaran dosen di dalam kelas
serta target capaian dan permasalahan-permasalahannya..
Hasil dari penelitian ini berupa data yang diolah menjadi kata-kata, oleh karena itu
jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, sedangkan data
yang telah didapatkan akan diolah menjadi kata-kata yang tersusun secara sistematis, serta
akurat untuk mendiskripsikan kesulitan belajar maharah kalam secara keseluruhan dan
dengan cara deskriptif berupa kata-kata yang sesuai dengan penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah.6.
Penelitian ini dilaksanakan Universitas Yudharta Pasuruan, pada semester akhir
angkatan 2018 prodi PBA. Alasan pemilihan prodi PBA ini dikarenakan peneliti merupakan
bagian dari mahasiswa semester akhir. Kemudian, mayoritas mahasiswa juga mengalami
kesulitan pada pembelajaran Bahasa arab yaitu pada maharah kalam.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) observasi
dilokasi penelitian yang difokuskan pada keadaan lingkungan kampus mulai dari dosen,
mahasiswa, sarana dan prasarana serta suasana belajar mahasiswa angkatan 2018 PBA
sebagai obyek dalam penelitian ini, (2) wawancara dengan mahasiswa angkatan 2018 PBA
dan dosen PBA Universitas Yudharta Pasuruan (3) dokumentasi yang berupa dokumen atau
arsip yang dibutuhkan oleh peneliti adalah semua arsip dan dokumen yang berhubungan
dengan kegiatan belajar mahasiswa seperti keadaan mahasiswa, keadaan dosen, foto-foto saat
pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di kampus Yudharta pasuruan
Dalam penelitian ini, peneliti berpedoman pada analisis data Miles dan Hubermen ada
dalam tiga tahap yaitu: (1) Data Reduction (Reduksi Data) dengan merangkum, memilih data
yang pokok, fokus pada data yang penting, dan mencari tema dalam pokok penelitian. (2)
Data Display (Penyajian data), penyajian data digunakan oleh peneliti untuk mendiskripsikan
serta menuliskan hasil penelitian yang berhubungan dengan kesulitan belajar maharah kalam
mahasiswa angkatan 2018 PBA. (3) Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan), Proses
penarikan kesimpulan dapat dimulai dari kesimpulan awal yang sifatnya sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.7

Hasil dan Pembahasan.


Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka peneliti akan menganalisis sesuai dengan
metode studi kasus. Adapun langkah pertama yang dilakukan peneliti ialah reduksi data
dimana peneliti akan menguraikan hasil data tersebut, sebagai berikut: Setelah peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara, maka bisa ditarik kesimpulan bahwasanya
mayoritas mahasiswa angkatan 2018 PBA mengalami kesulitan belajar maharah kalam
disebabakan oleh kurangnya penguasaan mufrodat bahasa Arab yang asing dan baru. Hal ini
dapat dibuktikan dengan prosentase kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa PBA 2018
sebanyak 40% dari 30 mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan mufradat

6
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Roskarya, 2009), 6
7
Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantiatif dan R&D (Bandung: Alfaber, 2015), 246
asing terutama dalam pelafalan kalimat-kalimat yang biasa digunakan dalam aktivitas sehari-
hari.
Berdasarkan berkas data-data yang didapatkan oleh peneliti saat melakukan penelitian
terhadap mahasiswa angkatan 2018 PBA yang mengalami kesulitan belajar maharah kalam
yaitu semua hasil penelitian yang di peroleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi
maka selanjutnya akan dilakukan menganalisis data untuk menjelaskan lebih lanjut hasil
penelitian yang di dapatkan. Sedangkann fokus pembahasan pada bab ini adalah Pertama,
faktor penyebab kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa PBA angkatan 2018 di
Universitas Yudharta Pasuruan Kedua, alternatif kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa
PBA Angkatan 2018 di Universitas Yudharta pasuruan.

A. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Maharah Kalam Mahasiswa PBA Angkatan


2018 Di Universitas Yudharta Pasuruan.
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya menggali serta mengumpulkan dan
mengelompokkan informasi dari pihak manapun yang ada di lokasi penelitian yang ada
hubungannya dengan faktor penyebab kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa PBA
angkatan 2018 di Universitas Yudharta Pasuruan yaitu:
1. Faktor Linguistik.
a. Minimnya penguasaan kosakata bahasa Arab
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara dengan Mohammad Yasin
sebagai mahasiswa angkatan 2018 PBA diperoleh kesimpulan bahwa Penguasaan
kosakata menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran keterampilan bahasa
Arab di PBA, mahasiswa merasa bingung dan kesulitan ketika berbicara bahasa
Arab, hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kosakata membuat mahasiswa
tidak mampu berkomunikasi atau berbicara bahasa Arab.
Poin terpenting dalam maharah kalam adalah mufradat semakin banyak
mufradat yang di kuasai maka semakin besar pula penguasaan dalam maharah
kalam karena mufradat merupakan faktor lingusitik yang harus benar-benar untuk
diperhatikan.
Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Juhairiyah Dahlan yang
sudah di jelaskan dalam bab dua yang memaparkan dalam bukunya bahwa faktor
linguistik tersebut mencakup sistem tata bunyi, tata bahasa, kosakata, susunan kata,
dan penulisan Arab sehingga beliau menarik sebuah kesimpulan bahwa
Pembendaharaan kata dalam bahasa disebut dengan mufrodat, yang mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Mufrodat merupakan
salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pebelajar bahasa Arab, semakin
banyak jumlah kosakata yang yang dikuasai tentunya akan memudahkan pebelajar
dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. akan tetapi jika pebelajar
bahasa Arab tidak menguasai mufrodat yang cukup tentunya akan menjadi kendala
dalam proses pembelajaran bahasa Arab, khususnya pada aplikatif keterampilan
berbicara dan menulis.8
Jadi apabila faktor linguistik yang berupa penguasaan mufradat ini terkendala
maka otomatis mahasiswa akan kesulitan dalam pembelajaran maharah kalam.
Dalam pembelajaran maharah kalam sebagaimana diungkapkan oleh Saiful
Musthafa dalam bab dua bahwa ketrampilan berbicara sering juga disebut dengan
istilah ta'bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan, dimana
kalam lebih menekankan kepada kemampuan lisan, sedangkan ta'bir disamping
secara lisan juga dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. Dalam memulai latihan
berbicara, terlebih dahulu didasari oleh kemampuan memdengarkan, kemampuan
8
Juwariyah Dahlan, Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), 44-46
penguasaan kosakata dan keberanian mengungkapkan apa yang ada dalam
pikirannya.9
b. Gramatikal Bahasa Arab
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara dengan Saifi Abdurrozaq
sebagai mahasiswa angkatan 2018 PBA diperoleh kesimpulan bahwa
sesungguhnya keberanian untuk berbicara bahasa Arab baik benar maupun salah
secara gramatikal menjadi faktor penunjang kemampuan berbicara bahasa Arab
mahasiswa dapat berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
selain itu pemahaman-pemahaman mendalam tentang garamatikal bahasa Arab
(nahwu sharaf) menjadi kunci keberhasilan dalam proses keterampilan-
keterampilan berbahasa Arab pada umumnya dan khususnya pada keterampilan
berbicara.
Pada bab dua dijelaskan tentang kesulitan pembelajaran bahasa Arab bahwa
gramatikal bahasa Arab merupakan faktor linguistik yang menyebabkan seseorang
kesulitan dalam pembelajaran bahasa arab, Juwariyah Dahlan menjabarkan bahwa
sesungguhnya keberanian untuk berbicara bahasa Arab baik benar maupun salah
secara gramatikal menjadi faktor penunjang kemampuan berbicara bahasa Arab
mahasiswa dapat berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
selain itu pemahaman-pemahaman mendalam tentang garamatikal bahasa Arab
(nahwu sharaf) menjadi kunci keberhasilan dalam proses keterampilan-
keterampilan berbahasa Arab pada umumnya dan khususnya pada keterampilan
berbicara.10
Jadi dalam maharah kalam, gramatikal bahasa Arab merupakan kunci
dalam keberhasilan maharah kalam. Tanpa gramatikal bahasa Arab pembelajar
akan merasa takut salah dan canggung dalam mengucapkan kata perkata maupun
kalimat perkalimat.
2. Faktor Non Linguistik
a. Lingkungan Bahasa Arab (bi’ah lughowiyah)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara dengan Maria Ulfa
sebagai mahasiswa angkatan 2018 PBA diperoleh kesimpulan bahwa kedudukan
lingkungan berbahasa Arab (bi’ah lughowiyah) ini mempunyai pengaruh yang
besar dalam perkembangan keterampilan berbicara bahasa Arab, mahasiswa wajib
berbicara bahasa Arab baik kepada dosen maupun teman sekelasnya.
Lingkungan yang mendukung proses pemahaman bahasa Arab, atau biasa
disebut dengan bi’ah lughowiyah merupakan faktor pendukung karena dengan
adanya bi’ah lughowiyah maka mahasiswa daoat berkomunikasi secara terus
menerus menggunakan bahasa Arab sehingga menjadikan mahassiswa terbiasa
dengan keadaan atau lingkungan.
Juwariyah Dahlan menyebutkan dalam bab dua bahwa lingungan sosial
merupakan faktor non linguistik dalam kesulitan pembelajaran bahasa Arab. Beliau
menjabarkan tentang lingkungan sosial bahawa Lingkungan sosial dapat
mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Arab yang dilakukan pebelajar,
diantaranya adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan pembelajaran. pebelajar
bahasa Arab sangat membutuhkan lingkungan yang mendukung proses
pemahaman bahasa Arab, atau biasa disebut dengan bi’ah lughowiyah, yang
didalamnya terdapat pembiasaan-pembiasaan berbicara bahasa Arab dalam
berkomunikasi secara terus menerus untuk menyampaikan maksud, tujuan, ide
bahkan gagasan dalam suatu pemikiran pembiasaan berbicara bahasa Arab dalam
9
Syaiful Musthafa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif (Malang: UIN-Maliki Press, 2017), 137
10
Juwariyah Dahlan, Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab, 44-46
berkomunikasi secara terus menerus untuk menyampaikan maksud, tujuan, ide
bahkan gagasan dalam suatu pemikiran.11
Dalam bab dua, Sadirman juga mengatakan bahwa diantara tujuan belajar
adalah menumbuhkan ketrampilan, untuk menumbuhkan ketrampilan dibutuhkan
penanaman konsep. Ketrampilan dapat diperoleh melalui pendidikan dengan
memperbanyak berlatih kemampuan. Begitu juga dalam ketrampilan berbicara
bahasa Arab dibutuhkan latihan yang terus menerus agar bisa mengungkapkan ide
dan gagasan lewat berbicara.12
Jadi latihan terus menerus dalam bahasa arab, selalu berkomunikasi bahasa
Arab menjadikan mahasiswa terbiasa dengan berbicara bahasa arab merupakan hal
terpenting dalam pembentukan lingkungan sosial atau disebut bi’ah lughowiyah
b. Aspek Psikologis
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara dengan Bapak Hasan
syaiful Rizal selaku dosen 2018 PBA diperoleh kesimpulan bahwa pendidik
(dosen) mempunyai peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan sikap
percaya diri pada mahasiswa dengan memberikan motivasi-motivasi dan dukungan
penuh baik secara moril maupun materiil. selain itu upaya yang harus dilakukan
oleh mahasiswa yakni berupa membiasakan diri untuk selalu berbicara atau
komunikasi bahasa Arab dengan kosakata yang dikuasai tanpa merasa takut salah
apakah ucapan yang dilontarkan sudah benar secara gramatikal atau belum, hal ini
akan menjadi beban mahasiswa dalam proses perkembangan keterampilan
berbicara bahasa Arab
sebagaimana dijelaskan dalam bab dua bahwa aspek psikologis baik bersifat
jasmaniyah maupun rohaniyah sangat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa
Arab, diantaranya minat bakat, motivasi dan intelegensi. seorang pebelajar yang
dipaksakan untuk mempelajari dan memahami bahasa Arab tanpa didasari dengan
motivasi dan kemauan yang kuat, maka dalam prosesnya pastinya akan tumbuh
persoalan-persoalan yang dihadapi karena merasa terbebani.13
B. Alternatif Kesulitan Belajar Maharah Kalam Mahasiswa PBA Angkatan 2018 di
Universitas Yudharta pasuruan..
Dari faktor penyebab kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa PBA
angkatan 2018 di Universitas Yudharta Pasuruan yang telah di paparkan dalam data
sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa
Arab dapat berkembang dengan adanya faktor-faktor penunjang yang harus di miliki
dalam diri mahasiswa. adapun alternatif solusi untuk mengatasi kesulitan belajar
maharah kalam mahasiswa PBA angkatan 2018 di Universitas Yudharta Pasuruan
dapat dikelompokkan berdasarkan faktor linguistik dan faktor non linguistiknya yaitu:
a. Fakor Linguistik
Faktor linguistik dalam hal ini adalah minimnya perbendaharaan kosakata
bahasa Arab yang dikuasai oleh mahasiswa PBA dan minimnya pemahaman
mahasiswa pada gramatikal bahasa Arab (Nahwu dan sharaf) serta mahasiswa
merasa kesulitan menggunakan kaidah bahasa Arab dalam implementasi maharah
kalam.
Dari faktor linguistik diatas maka alternatif solusinya adalah mahasiswa
harus mampu menguasai kosakata bahasa Arab dengan sebanyak banyaknya serta
memahami gramatikal bahasa Arab dan juga mengimplementasikannya dalam
maharah kalam.
11
Juwariyah Dahlan, Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab, 44-46
12
A. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2001) 26
13
Juwariyah Dahlan, Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab, 44-46
Dalam hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Kaprodi PBA
Universitas Yudharta mengatakan bahwa prodi PBA telah membuat kurikulum
bahasa Arab yang mengkhususkan pada pembelajaran kosakata bahasa Arab,
mahasiswa di minta untuk menghafal sekitar 500 kosakata dalam satu semester,
akan tetapi dikarenakan kurangnya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
kosakata yang telah di hafal hilang dengan sendirinya.14
b. Faktor Non Linguistik
Faktor non linguistiknya antara lain kurang nya disiplin dan komitmen
mahasiswa dalam menciptakan lingkungan berbahasa Arab (bi’ah lughowiyah) dan
mahasiswa memiliki Background pendidikan yang berbeda-beda, serta adanya rasa
malu, kurang percaya diri, takut salah dan sebagainya dalam implementasi
berbicara bahasa Arab
Alternatif yang diberikan adalah, mahasiswa harus mempunyai sikap
percaya diri serta mempunyai keberanian untuk mengucapkan kalimat bahasa Arab
sebagai alat komunikasi tanpa merasa takut salah dalam gramatikal bahasa Arab.
Serta mahasiswa harus saling komitmen untuk saling berkomukasi bahasa Arab
dengan teman atau lawan bicara agar terciptanya bi’ah lughowiyah secara optimal,
kedudukan bi’ah lughowiyah sangat membantu keberhasilan mahasiswa berbicara
bahasa Arab.
Hal ini sesuai dengan bab dua tentang tujuan belajar diantaranya adalah
Pembentukan karakter atau sikap, pendidik harus profesional dan bijaksana dalam
membentuk karakter dan sikap peserta didik melalui beberapa pendekatan sesuai
dengan porsi peserta didik sehingga pendidik harus terampil dalam memberikan
motivasi serta memberikan contoh yang mudah dipelajari dan diaplikasikan dalam
kehidupan nyata sebagai wujud dari menumbuhkan mental peserta didik.15
bahwa kedudukan lingkungan berbahasa Arab (bi’ah lughowiyah) ini
mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan keterampilan berbicara
bahasa Arab, hal ini juga disampaikan oleh A. Hidayat bahwa “Prinsip-prinsip
terciptanya lingkungan berbahasa apabila dilakukan secara konsisten/terus menerus
untuk selalu berkomunikasi antara guru (dosen) dengan siswa (mahasiswa), begitu
juga mahasiswa dengan teman-temannya, dari kebersamaan dan partisipaasi aktif
pada semua pihak dalam pembiasaan tersebut tanpa disadari akan terbentuk
lingkungan kebahasaan”16. Akan tetapi pada dasarnya lingkungan bahasa Arab di
PBA Universitas Yudharta Pasuruan ini ada, mahasiswa wajib berbicara bahasa
Arab baik kepada dosen maupun teman sekelasnya setiap hari senin dan selasa,
namun realita yang terjadi di lapangan bi’ah lughowiyah ini belum optimal
dikarenakan kurangnya disiplin, komitmen mahasiswa untuk selalu menggunakan
bahasa Arab sebagai alat komunikasi ketika di kampus.

Kesimpulan/Conclusion
Berdasarkan paparan data serta temuan-temuan dilapangan dan pembahasannya
maka dapat peneliti simpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar maharah kalam
mahasiswa PBA angkatan 2018 di Universitas Yudharta Pasuruan sebagai berikut:
1. Faktor Linguistik terbagi menjadi 2 yaitu

14
Wawancara dengan bapak Kaprodi PBA Hasan Syaiful Rizal pada tanggal 15 januari 2022 pada jam 10.00
WIB
15
A. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2001) 26
16
A. Hidayat, Bi’ah Lughowiyah (Lingkungan Berbahasa dan Pemerolehan Bahasa, Tinjauan tentang Urgensi
Lingkungan berbahasa dalam pemerolehan Bahasa), Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37 No. 1 (2012). hlm: 35
a. Minimnya perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang dikuasai oleh mahasiswa PBA
b. Minimnya pemahaman mahasiswa pada gramatikal bahasa Arab (Nahwu dan sharaf)
serta mahasiswa merasa kesulitan menggunakan kaidah bahasa Arab dalam
implementasi berbicara bahasa Arab
2. Faktor Non Linguistik terbagi menjadi 2 yaitu :
a. kurangnya disiplin dan komitmen mahasiswa dalam menciptakan lingkungan berbahasa
Arab (bi’ah lughowiyah)
b. Adanya rasa malu, kurang percaya diri, takut salah dan sebagainya dalam implementasi
berbicara bahasa Arab.
Sedangkan alternatif kesulitan belajar maharah kalam mahasiswa PBA angkatan
2018 di Universitas Yudharta Pasuruan adalah sebagai berikut:
1. Faktor Linguistik.
Dari faktor linguistik diatas maka alternatif kesulitan belajar maharah kalam
mahasiswa PBA angkatan 2018 di Universitas Yudharta Pasuruan adalah adanya kemauan
dan semangat dalam diri mahasiswa untuk menguasai kosakata bahasa Arab dengan
sebanyak banyaknya serta memahami gramatikal bahasa Arab dan juga
mengimplementasikannya dalam maharah kalam.
2. Faktor Non Linguistik
Alternatif yang diberikan adalah, mahasiswa harus mempunyai sikap percaya diri serta
mempunyai keberanian untuk mengucapkan kalimat bahasa Arab sebagai alat komunikasi
tanpa merasa takut salah dalam gramatikal bahasa Arab. Serta mahasiswa harus saling
komitmen untuk saling berkomukasi bahasa Arab dengan teman atau lawan bicara agar
terciptanya bi’ah lughowiyah secara optimal, kedudukan bi’ah lughowiyah sangat membantu
keberhasilan mahasiswa berbicara bahasa Arab.

Daftar Pustaka/References

Syaiful Rizal, Hasan dan Badrus Sholeh. 2017. Efektivitas Penggunaan Media Gambar
Dalam Meningkatkan Hafalan Mufrodat Siswa Kelas 4 MI Darut Taqwa
Sengonagung Purwosari Pasuruan, STUDI ARAB: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Yudharta Pasuruan https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/studi-arab
Vol 8, No 1 (Juni) diakses pada tanggal 1 Agustus 2022.
Dahlan, Juwariyah. 1992. Metodologi Belajar Mengajar Bahasa Arab. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Roskarya.
Ilyan, A Fuad. 1434 H. Al Maharoot al-Lughowiyyah. Riyadl: Darul Muslim.
Hidayat, A. 2012. Bi’ah Lughowiyah (Lingkungan Berbahasa dan Pemerolehan Bahasa,
Tinjauan tentang Urgensi Lingkungan berbahasa dalam pemerolehan Bahasa).
Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37 No. 1.
Sardiman, A. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
Musthafa, Syaiful. 2017. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-Maliki
Press.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantiatif dan R&D. Bandung:
Alfaber.
Sugiono. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

You might also like