You are on page 1of 7

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM e-ISSN 3031-6685

Vol. XX | No. X
DAN MANAJEMEN EKONOMI
Jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ittihad

KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB DAN TANTANGAN


PENGAJARANNYA
Muhammad Rizal Zaenulloh*, Ujang Syahid**, Neng Nurul Hidayanti***
* Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI Al Ittihad
** Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI Al Ittihad
*** Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI Al Ittihad

Email penulis:
Email: mrizalzaenulloh@stai-alittihad.ac.id
Ujangsyahidstai-alittihad.ac.id

ABSTRACT

Each language has its own specialties and characteristics, including Arabic which has its own specialties
and characteristics that are not found in other languages, including derivation of words, i'rab, wide range of
places where sound comes out, the existence of fa'il which is directly attached to fi'il and breadth of
vocabulary. Even though Arabic has many advantages, in reality it is a challenge for teachers in teaching it,
including the many nahwu rules, the existence of i'rab, fontetic problems, limited contemporary dictionaries
and lack of ability to use them as well as the many different meanings of words. different. Therefore, this
research aims to find solutions to overcome these teaching challenges. The method used in this research is a
qualitative method with descriptive analysis which aims to determine the existence of the features of the
Arabic language and the challenges of teaching it according to modern linguists. The results of this
research, to face these challenges, Arabic language teachers should be able to simplify and update the
teaching of rules by choosing material that is more important for students, asking students to get used to
using dictionaries, and increasing listening and speaking training.

ABSTRAK

Setiap Bahasa memiliki keistimewaan dan karakteristik masing-masing, termasuk bahasa Arab yang
memiliki keistimewaan dan karakteristik sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lainnya diantaranya derivasi
kata, i’rab, luasnya tempat keluarnya suara, adanya fa’il yang melekat langsung dalam fi’il dan keluasan
kosakata. Meskipun bahasa Arab itu memiliki banyak keistimewaan namun pada realitanya hal itu menjadi
suatu tantangan bagi para pengajar dalam pengajarannya diantaranya banyaknya kaidah-kaidah nahwu,
adanya i’rab, problem fontetik, terbatasnya kamus kontemporer dan kurangnya kemampuan dalam
penggunaannya serta banyaknya makna kata yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mencari solusi dalam mengatasi tantangan-tantangan pengajaran tersebut. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskripif yang bertujuan untuk mengetahui
eksistensi keistimewaan Bahasa Arab serta tantangan pengajaannya menurut para linguis modern. Hasil dari
penelitian ini, untuk mengahadapi tantangan tersebut hendaknya para guru bahasa Arab mampu
menyederhanakan dan memperbaharui pengajaran kaidah dengan cara memilih materi yang lebih penting
bagi peserta didik, menyuruh siswa untuk membiasakan menggunakan kamus, dan memperbanyak pelatihan
menyimak dan berbicara.
Keywords: Bahasa Arab, Keistimewaan, Tantangan
PENDAHULUAN

Setiap bahasa adalah alat komunikasi Ilmu Nahwu merupakan salah satu
bagi penuturnya. Jika dilihat dari sudut cabang pengetahuan dasar dalam
pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih pembelajaran bahasa Arab dan juga
unggul dari bahasa yang lainnya. menjadi salah satu keistiewaan bahasa
Maksudnya bahwa bahasa memiliki Arab juga karena ditemukannya istilah-
kesamarataan dalam statusnya, yaitu istilah yang tidak ditemukan dalam
sebagai alat berkomunikasi antar bahasa lain yaitu diantaranya i’rab dan
individu. Setiap komunikasi tentu saja amil.
menuntut kesepahaman di antara pelaku Corak-corak kekhasan bahasa Arab yang
komunikasi. Namun, pada sudut pandang dinilai menjadi suatu tantangan dalam
yang lain, setiap bahasa memiliki pengajarannya tersebut memunculkan
keunggulan tersendiri yang ide-ide baru untuk memunculkan solusi-
membedakannya dari bahasa yang lain. solusi yang relevan dalam proses
Keunggulan ini sekaligus menjadi pembelajaran bagi seorang guru.
kekuatan yang bahkan dalam tertentu tak Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
ada tandingnya. Demikian pula bahasa dibahas keistimewaan bahasa Arab
Arab juga memiliki sejumlah keunggulan beserta tantangan dan solusinya dalam
yang membedakannya dari bahasa lain. proses pembelajaran bahasa Arab yang
Namun demikian tidak dapat dipungkiri berkaitan dengan problematika faktor
walaupun bahasa Arab itu memiliki linguistik, karena pada realitanya bahasa
banyak keistimewaan pada Arab memiliki banyak keistimewaan dari
pembelajarannya itu menjadi aspek linguistiknya dibanding dengan
problematika dan tantangan bagi para bahasa-bahasa lainnya.
pengajar dalam proses pembelajaran.
Problematika pembelajaran bahasa Arab TINJAUAN PUSTAKA
bagi non-Arab secara umum dapat
dikelompokkan kepada dua faktor: Secara umum bahasa adalah alat untuk
pertama faktor linguistik, kedua faktor beriteraksi atau berkomunikasi berupa
non linguistik. Faktor linguistik dapat lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
dikelompokkan kepada empat aspek: manusia, untuk menyampaikan pikiran,
pertama, aspek fonetik dan fonologi, gagasan, konsep atau perasaan seseorang.
kedua aspek morfologis, ketiga aspek Bahasa terdiri atas kumpulan kata yang
sintaksis dan keempat aspek semantis. apabila di gabungkan akan memiliki
Sementara faktor nonlinguistik dapat makna tersendiri. Bahasa diciptakan
dilihat dari segi lingkungan sosial, sebagai alat komunikasi universal yang
psikologis, serta dari segi variabel- diharapkan dapat dimengerti oleh setiap
variabel pembelajaran yang mencakup manusia untuk melakukan suatu interaksi
tujuan, guru, anak didik, media, metode, sosial dengan manusia lainnya.
evaluasi, dan kurikulum. Semua itu (Hermawan. 2014: 8)
sangat potensial dalam mempengaruhi Bahasa arab merupakan Bahasa resmi
kesuksesan pembelajaran bahasa Arab bangsa Arab. Selain menjadi Bahasa
sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. orang muslim di seluruh penjuru dunia,
Salah satu problem dalam kajian dan Bahasa Arab digunakan sebagai Bahasa
pembelajaran bahasa Arab yang banyak Al-qur’an yang merupakan kitab suci
mendapat perhatian dari peminat kajian umat islam. Setiap Bahasa memiliki
bahasa Arab, namun tidak sedikit pula karakteristik masing-masing yang
yang memiliki keluhan dalam proses berbeda dengan Bahasa lain yang
pembelajarannya adalah ilmu nahwu. membedakan setiap Bahasa menjadi unik
dan memiliki ciri khas. Bahasa Arab Sikap mengeluh tanpa mencari jalan
mempunyai ciri-ciri kekhususan yang keluar adalah hal utopis (Fahrurrozi.
tidak terdapat pada bahasa-bahasa 2014: 162) terutama berkaitan dengan
lainnya. Kemudian dari kekhususannya problematika linguistik yang akan
ini menjadikan bahasa Arab sebuah dibahas dalam penelitian ini.
bahasa yang fleksibel, mempunyai
elastisitas yang tinggi, maka dalam METODE PENELITIAN
menjalankan dan mempertahankan
fungsinya sebagai bahasa komunikasi, Dalam penelitian ini, peneliti
sarana dalam penyampaian tujuan agama, menggunakan metode studi kepustakaan
pencatatan berbagai ilmu pengetahuan, dalam penulisannya. Menurut M. Nazir
telah mampu disampaikan dengan mudah (2003: 27) bahwa studi kepustakaan
dan benar. (Hermawan. 2014: 55) adalah teknik pengumpulan data dengan
Dalam hal ini Ustman Amin (1965) mengadakan studi penelaahan terhadap
dalam Acep Hermawan (2014: 58) buku-buku, literatur- literatur dan
memaparkan keistimewaan tersebut laporan-laporanyang berkaitan dengan
secara filosofis. Keistimewaan ini masalah yang dipecahkan. Dalam kajian
dipandangnya sebagai keunggulan bahasa ini peneliti melakukan suatu kajian
Arab atas bahasa-bahasa lain di dunia. terhadap beberapa teori dan pandangan
Menurutnya hal ini dapat dilihat dari ahli bahasa mengenai keistimewaan,
segi: kaitan mentalistik subyek-predikat, problematika, tantangan dan solusinya
kehadiran individu, retorika paralel, dalam proses pembelajaran bahasa Arab
keberadaan i’rab, dinamika dan kekuatan. bagi para pengajar
Selain aspek itu Nayif Ma’ruf (1985: 43-
47) menambahkan adanya keutamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
makna, kekayaan kosakata, integrasi dua
kata dan analogi. Keistimewaan bahasa Arab tidak hanya
dilihat dari persepektif bahasa Arab itu
Namun demikian, meski bahasa Arab itu sendiri, namun hal ini ditandai juga
memilki banyak keistimewaan dalam dengan bagaimana bahasa Arab saat ini
pembelajarannya memiliki tantangan memiliki posisi yang strategis juga di
dalam pengajarannya yang disebabkan dunia, bahkan dikalangan non Arab,
oleh problematika bahasa Arab itu sehingga pembelajaran bahasa Arab bagi
sendiri. Problematika adalah unit-unit dan non Arab saat ini merupakan suatu hal
pola-pola yang menunjukan perbedaan yang sudah tidak asing lagi dikarenakan
struktur antar satu bahasa dengan bahasa urgensi bahasa Arab bagi masyarakat
lain. Problematika dalam pembelajaran dunia saat ini cukup tinggi baik bagi
bahasa arab merupakan suatu faktor yang muslim maupun non muslim. Hal ini
bisa menghalangi dan memperlambat ditandai dengan banyaknya lembaga-
pelaksanaan proses belajar mengajar lembaga
dalam bidang studi bahasa Arab. pembelajaran bahasa Arab di berbagai
Problematika muncul dari dalam bahasa negara antara lain: Lembaga Radio
Arab itu sendiri (problematika linguistik) Mesir, Universitas Amerika di Mesir,
dan non linguistik atau dikalangan Insitus Kajian Keislaman di Madrid
pengajar (guru) dan peserta didik itu Spanyol, Markaz Khourtum di Sudan,
sendiri (Nandang. 2012: 84). LIPIA di Jakarta, Yayasan al-Khoir milik
Pengetahuan guru tentang kedua problem Emirat Arab yang tersebar di Indonesia
itu sangat penting agar ia dapat masing-masing di Surabaya, Bandung,
meminimalisasi problem dan mencari Makasar, Malang, Solo dan di pondok
solusinya yang tepat sehingga pesantren yang tersebar di Indonesia.
pembelajaran bahasa Arab dalam batas (Syuhadak. 2006).
minimal dapat tercapai dengan baik.
Banyak alasan kenapa bahasa Arab untuk mengahadirkan seseorang. Salah
memiliki keistimewaan sehingga orang- satu alasan yang menjadi titik tekan
orang di duna saat ini terutama non Arab
mempelajari bahasa Arab, seperti kehadiran individu di dalam kata atau
dikemukakan oleh Rusydi Ahmad tuturan bahasa Arab sebetulnya bukanlah
Thu’aimah (1988: 31-32) antara lain : keberadaan sosok tubuhnya, tetapi
1. Motivasi Agama terutama Islam, kehadiran kepribadian dan pikirannya.
karena kitab suci agama Islam
berbahasa Arab, tentunya untuk 2. Keberadaan I’râb
menggali kajian-kajian ilmu yang Di antara keistimewaan bahasa Arab
terdapat dalam al-Quran atau kitab- lainnya ialah keberadaan i’râb. I’râb
kitab berbahasa Arab terlebih dahulu secara lughawy berarti menerangkan dan
harus paham bahasa Arab. menjelaskan. Sedangkan secara
2. Orang non Muslim akan merasa ishthilahy berarti berubahnya harakat
asing kalau berkunjung ke jazirah akhir kata karena perubahan
Arab yang biasanya berkomunikasi kedudukannya dalam kalimat.
dengan bahasa Arab. Keberadaan i’râb dalam bahasa Arab
3. Banyak karya ulama-ulama klasik sangatlah penting, karena perubahan
yang berbahasa Arab di berbagai harakat akhir merupakan tanda adanya
disiplin ilmu, yang mempunyai perubahan kedudukan, dan adanya
kualitas ilmiah yang sangat tinggi. perubahan kedudukan merupakan tanda
adanya perubahan makna. Hal ini
Dari beberapa pendapat ahli bahasa Arab dicontohkan dalam suatu kisah dari Abu
akan dipaparkan secara rinci penjelasan al-Aswad al-Dauli yang mendengar
tentang keistimewaan bahasa Arab dan seseorang membaca Al-Quran seperti
juga tantangan beserta solusi yang harus berikut ini:
dilakukan oleh pengajar bahasa Arab Yaitu dengan mengkasrahkan huruf
dalam proses pembelajaran berdasarkan lam pada kata ‫ورس وله‬, padahal
pendapat para ahli bahasa yang tertulis
dalam beberapa literatur. seharusnya dengan mendhamahkannya.
Lalu al-Dauli berkomentar “tidaklah
1. Kehadiran Individu mungkin Allah berlepas dari Rasul-Nya”.
Dalam bahasa Arab tidak ada kata kerja Komentar ini berarti bahwa jika lam pada
yang terlepas dari individu. Individu kata tersebut dibaca kasrah, maka akan
tersebut tampil pada kata ganti dan berarti Allah terlepas dari orang-orang
berbagai bentuk verba secara mentalistik musyrik dan Rasul-Nya, sedangkan jika
melalui berbagai struktur kata dan dibaca dhammah maka akan berarti Allah
kalimat. Kehadirannya tidak memerlukan dan Rasul-Nya terlepas dari orang-orang
sarana eksternal berupa kata atau tanda musyrik.
baca. Individu itu melekat dengan verba Kasus ini menunjukkan bahwa betapa
dalam struktur aslinya. i’râb dalam Bahasa Arab sangatlah
menentukak makna, bahkan akan terjadi
Contoh pada kata ‫أق رأ‬ misalnya, penyimpangan makna yang sangat jauh
tercermin kehadiran aku, lalu pada jika salah dalam i’râb .
kata ‫ تقرأ‬tercermin kehadiran kamu (lk), 3. Muthâbaqah (Kesesuaian)
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan
dan pada kata ‫ يقرأ‬tercermin kehadiran kalimat bahasa Arab adalah
dia (lk) sebagai individu. Hal inilah yang diharuskannya muthâbaqah atau
membedakan dengan bahasa lainnya persesuaian antara beberapa bentuk
yang membutuhkan kata secara utuh kalimat.
Misalnya harus ada muthâbaqah
antara mubtada’ dan khabar dalam hal 5. Intergrasi Dua Kata
‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan
dalam jenis (mudzakkar dan muannats), Yang dimaksud integrasi dua kata adalah
harus ada Muthâbaqah antara maushûf dua kata yang memiliki makna berbeda,
dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb lalu diungkapkan dalam bentuk kata yang
(rafa’, nashb, jar), dan nakirah serta menunjukkan dua (mutsanna) secara
ma’rifah-nya. Begitu juga harus ada morfologis dan sudah menjadi istilah
Muthâbaqah antara hâl dan shâhib al-hâl baku dalam bahasa Arab. Contohnya
dalam ‘adad dan jenisnya. seperti kata ‫األب وان‬/ al-abawaân yang
menunjukan dua makna kata sekaligus
4. Kekayaan Makna Kosakata
Kosakata adalah satuan terkecil yang ikut
yaitu ayah dan ibu atau kata ‫القمران‬/ al-
menentukan kekuatan bahasa. Setiap qamarân yang menunjukan makna
bahasa memiliki kekayaan kosakata yang matahari dan bulan. Aspek integrasi dua
tentu saja tidak sama satu sama lain. kata ini merupakan keistimewaan dan
Kekayaan makna kosakata bahasa Arab hanya aada dalam bahasa Arab (Ma’ruf,
tidak terbatas pada kata, tetapi termasuk 1985: 46).
kekayaan makna huruf. Sebuah huruf
memiliki banyak makna dan maksud 6. Adanya Tempat Keluarnya Suara
serta fungsi. Huruf lam misalnya, Bahasa Arab memiliki keluasan materi
memiliki 10 makna yaitu menguatkan tentang tempat keluarnya suara yang
pernyataan, kata sarana untuk meminta tidak dimilki oleh bahasa lain, seperti
tolong, menyatakan milik, menyatakan tempat keluarnya huruf ada huruf yang
sebab, menyatakan waktu, untuk keluar dua bibir hingga pangkal
mengkhususkan, memerintahkan, sebagai tenggorokan. Salah satu keistimewaan
jawaban, untuk menyatakan akibat, dan bahasa Arab sendiri yaitu adanya
untuk meminta orang lain melakukan kedalaman materi tentang hal ini
suatu perbuatan. Setidaknya ada empat sehingga pembicara bisa membedakan
media yang sangat berperan memperkaya antara huruf antara ta’ dan tha’
kosakata bahasa Arab yaitu tarâdhuf, begitujuga huruf sin dan shad. (Abdul
isytirâk, tadhâdh dan isytiqâq. Aziz, 94: 2015).
Kekayaan kosa kata tidak hanya terlihat Memperhatikan banyaknya keistimewaan
pada jenis kelamin kata atau bilangannya bahasa Arab di atas menurut D. Hidayat
yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) pada makalahnya yang disampaikan pada
dan jama’ (plural) tetapi pada kekayaan seminar pengembangan bahasa Arab di
kosa kata dan sinonim sebagai contoh: Indonesia bahwa Di Indonesia misalnya,
cahaya memiliki 21 sinonim, matahari faktor utama yang mempengaruhi
(29), onta (255), singa (350), ular (100), munculnya problematika pembelajaran
madu (80). ini adalah adanya perbedaan antara kedua
bahasa pada semua aspek yang kurang
Contoh : kata berbeda lebih terkelompokkan kepada empat
kategori, yaitu pertama adanya i’râb,
‫ جَلس‬dan َ‫َد‬ ‫ قَع‬sama-sama
kedua banyak dipakai jumlah fi’liyah
(yang hanya digunakan dalam bahasa
diterjemahkan duduk, tetapi Indonesia pada kalimat inversi), ketiga
pengguanaannya sangat berbeda. Kata adanya persesuaian (muthâbaqah) antara
yang pertama itu bermakna duduk dari bagian- bagian kalimat, seperti antara
yang asalnya posisi sedang tidur, mubtada dan khabar, antara fi’il dengan
sedangkan kata yang kedua itu bermakna fâ’il dan nâib fâil, antara na’at dan
duduk dari yang asalnya posisi berdiri. man’ut-nya dan sebagainya. Keempat
walaupun tidak sedikit kata Arab yang secara benar, mengetahui masalah-
sudah menjadi milik bahasa Indonesia masalah penting sekitar kebahasaan
tetapi strukur serta ucapannya banyak dalam mengungkapkan pikiran-pikiran
yang telah disesuaikan dengan struktur secara teratur, serta dalam rangka
serta ucapan kata Indonesia, dan mengembangkan kelimuan kosakata
maknanya pun banyak yang telah bahasa Arab yang dinamis.
mengalami pergeseran, seperti kata Ketiga yaitu dengan memperbanyak
majelis, dewan, kuliah, insan, dll. pelatihan menyimak dari nâthiq ashly dan
Sedangkan Khatib Umam (2015: 6) berbicara, karena melalui pelatihan
menambahkan bahwa problematika menyimak dari nathiq asli akan membuat
bahasa Arab juga terjadi karena adanya siswa bisa menirukan huruf-huruf bahasa
faktor fonetik yaitu diantaranya tempat Arab sesuai dengan penutur aslinya,
keluar suara yang berbeda dengan bahasa sehingga dengan pembiasaan dan
Indonesia. Karena banyak beberapa pelatihan menyimak yang diaplikasikan
kosakata yang tidak ada padanannya dalam berbicara akan membantu siswa
dalam huruf bahasa Indonesia, contohnya untuk menuturukan bahasa Arab sesuai
seperti huruf dhad dan dza’. Contoh dua dengan penutur aslinya.
huruf ini pada dasarnya tidak ada
padanannya dalam bahasa Indonesia, KESIMPULAN
sehingga menyulitkan penutur bahasa
Indonesia dalam menuturkan huruf Sebagai salah satu bahasa yang memilki
bahasa Arab. Khatib Umam (1999: 8) perhatian dari manusia dalam
juga menambahkan salah satu pemebelajarannya, bahasa Arab memiliki
problematika bahasa Arab dan banyak kestimewaan yang
tantangannya juga yaitu dari aspek makna menjadikannya berbeda dengan bahasa
kata. Walaupun dalam bahasa Arab lain diantaranya kehadiran individu,
memilki kekayaan kosakata, namun pada kebeadan i’rab, kekayaan kosakata,
pembelajarannya menuntut guru untuk adanya tingkatan dalam suara dan
lebih teliti dalam memberikan makna integrasi dua kata. Namun pada
suatu kata kepada makna, karena dalam realitanya beberapa dari keistimewaannya
bahasa Arab satu kata bisa memilki itu menjadikannya sebagai problematika
banyak makna tergantung kata tersebut bagi para guru dalam pembelajarannya
digunakan dalam keadaan apa dan dari aspek linguistik baik itu dari aspek
bagaimana (mauqif) atau dalam bahasa fonetik yang berkaitan dengan suara,
Arab dikenal dengan istilah musytarâk. aspek kosa kata, morfologis, sintaksis
Untuk mengahadapi tantangan tersebut yang salah satunya berkaitan dengan
Syauqy Dhayf dalam bukunya Tajdid kajian i’rab dan semantik yang berkaitan
Nahwy mengarahkan kepada para dengan banykanya makna dalam satu
pengajar bahasa Arab untuk membangun kata bahasa Arab. Hal ini menuntut
paradigma baru tentang materi kaidah kepada guru untuk senantiasa mampu
dan mencari solusi alternatif yaitu menyederhanakan dan memperbaharui
hendaknya para guru bahasa Arab pengajaran kaidah, membiasakan
mampu menyederhanakan dan menggunakan kamus serta
memperbaharui pengajaran kaidah memperbanyak pelatihan menyimak dari
dengan cara memilih materi yang lebih nâthiq ashly dan berbicara.
penting bagi peserta didik, kemudian
yang kedua yaitu dengan cara menyuruh
siswa untuk membiasakan menggunakan
kamus, karena dengan menggunakan DAFTAR RUJUKAN
kamuslah siswa bisa mengambil dan
menggunakan kata-kata dan maknanya
Acep Hermawan. (2014). Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arabiyat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
dan Kebahasaaraban, Vol. I No. 2.
Aziz Fahrurrozi. (2014). Pembelajaran
Bahasa Arab : Problematika dan
Solusinya.
Khatib Umam. (2015). Problematika
Pengajaran Bahasa Arab. Jurnal
al-Turats, No. 8. Abdul Aziz.
2015. Psikolinguistik
Pembelajaran Bahasa Arab.
Jakarta: Humaniora.
M. Nazir. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nandang Sarip Hidayat. (2012).
Problematika Pembelajaran
Bahasa Arab. Jurnal Pemikiran
Islam, Vol. 37 No. 1.
Nayif Mahmud Ma’ruf. (1985).
Khashasish al-Lughah
al-‘Arabiyyah wa Tharaiq
Tadrisiha. Beirut: Dar al-Nafais.
Rusydi Ahmad Thu’aimah. (1989).
Ta’lim al-Lughah Lighairi al-
Nathiqin Biha. Beirut: Dar al-
Nafais.
Sakholid Nasuton. (2015). Pemikiran
Nahwu Syauqy Dhayf. Malang:
Misykat.
Syuhadak. (2006). Pembelajaran Bahasa
Arab bagi Muslim Indonesia
(Naskah Pidato Ilmiah). UIN
Malang.

You might also like