You are on page 1of 2

ANEMIA

 Defenisi:
Penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan

 Massa eritrosit terdiri dari:


a Kadar Hb,
b Hematokrit
c Jumlah eritrosit

 Kriteria anemia (WHO, 2001) :


a Laki-kaki dewasa < 13 g/dL
b Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dL
c Wanita hamil < 11 g/dL

 Klsifikasi:
a Menurut Etiopatogenesis :
 Gangguan produksi : kekurangan bahan, gangguan utilisasi besi,
kerusakan sumsum tulang
 Peningkatan kehilangan eritrosit :
a perdarahan : akut, kronis
b hemolisis : intrakorpuskuler, ekstrakorpuskuler
 Tidak diketahui - kompleks
b Menurut Morfologi :
 Anemia hipokrom mikrositer
 Anemia normokrom normositer
 Anemia makrositer

 Anemia pada kenyataannya tidak selalu mengakibatkan gangguan


penyembuhan luka akibat hipoksia. Hipovolemik anemia mengganggu
penyembuhan luka tetapi normovolemik anemia tidak menyebabkan
gangguan pada penyembuhan luka selama kadar hematokrit ≥ 15% oleh
karena suplai oksigen ke jaringan masih baik
 Transfusi darah diberikan apabila:
a Bila Hb < 8 gr/dl disertai tanda-tanda kebutuhan terhadap O2
b Bila Hb < 10 gr/dl pada orang tua, PJK, sepsis

 Komponen darah yang diberikan:


a Anemia + Hipovolemia → WB
b Anemia + Normovolemia → PRC

 Prosedur pemberian transfusi darah:


o 1 unit WB/PRC menaikkan Hb 0.25 - 0.5 gr/dl
o 1 unit trombosit (TC) menaikkan 5000
o Anemia + Hipovolemia → 15-30 menit/unit
o Anemia + Normovolemia → 1 - 3 jam/unit
o Darah tidak usah dipanaskan kecuali pada transfusi masif > 1 liter per
jam
o Tiap kantong darah paling lama 3 jam harus habis
 Transfusi dihentikan bila Hb > 8-10 gr/dl

ANEMIA

Apakah anemia
berbahaya ?

Kerja jantung ↑ Oksigen jaringan Sembuh luka Mobilisasi


↓ tertunda tertunda

DC Hipoksia Jahitan Rusak Produktivitas ↓


LOS ↑

x x x √

You might also like