Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The land problem that commonly occurs in Ranu Pani Watershed is erosion. Ranu Pani Watershed
is an area located in the mountains with very high soil erosion. Therefore, it is necessary to conduct
good management in the upstream and downstream areas. The first step before carrying out the
management is to analyze the occurrence of erosion in the Ranu Pani Watershed. The purpose of
this research was to predict the potential erosion and the distribution of spatial data. The results of
the research showed that the erosivity value in the Ranu Pani Watershed was 961.44 and heavy to
very heavy class (0.500.77) of erodibility, soil texture was dominated by silt, fine granular soil
structure, and moderate dominant permeability. Approximately 56.80% of the area (158.27 ha) has a
slop class III (1530%) with the land cover are natural forest with lots of litter, grasslands, shrubs,
and fields of onions and potatoes. Land management is managed cultivation follows the contour line
but without conservation. The result of the calculation showed that almost all areas have potential
erosion value that exceeded the permissible erosion determination, with the potential erosion value
were 1.924246.28 t ha-1 yr-1, the range of permissible erosion value were 0.0291.2 t ha-1 yr-1, and the
erosion hazard index values were 1.57143442.49. The results of the spatial analysis showed that
64.39% of the area (179.41 ha) had a very heavy erosion hazard class and 69.50% of the area (193.66
ha) had a very high erosion hazard index
Keywords : prediction of erosion, USLE
http://jtsl.ub.ac.id 111
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
terjadi erosi di daerah tersebut (Maghfiroh, Menurut Rayes (2007), untuk peta skala 1:20000
2017). Lereng yang curam berpengaruh dilakukan pengambilan satu sampel pada tiap
terhadap besarnya debit aliran permukaan, luasan 8 ha. Di setiap titik pengambilan sampel
semakin curam lereng semakin besar kecepatan dilakukan pengambilan sampel tanah kedalaman
aliran permukaan (Hariyanto et al., 2019). Hal 010 cm dan 1020 cm. Parameter pengamatan
tersebut memerlukan upaya pengelolaan pada pada penelitian ini meliputi curah hujan, tekstur
daerah hulu dan hilir. Langkah awal sebelum tanah, bahan organik, struktur tanah,
melakukan pengelolaan tersebut adalah permeabilitas tanah, kemiringan lereng, vegetasi,
menganalisis besar nilai erosi yang terjadi di dan pengelolaan lahan. Tahap pasca survei
daerah DAS Ranu Pani yang kemudian dilakukan dengan menghitung nilai erosi dengan
dilakukan pengemasan penyajian nilai prediksi rumus USLE, erosi yang diperbolehkan (EDP),
erosi dalam bentuk data spasial. Menurut dan indeks bahaya erosi (IBE) serta membuat
Rohman et al. (2020), perkiraan laju erosi peta sebaran erodibilitas, nilai faktor topografi
diperlukan sebagai dasar perencanaan (LS), nilai faktor tutupan dan pengolahan lahan
konservasi sumber daya lahan dan air. (CP), kelas bahaya erosi, dan indeks bahaya
Secara ideal metode prediksi erosi harus erosi. Adapun rumus USLE yang digunakan
memenuhi persyaratan yaitu dapat diandalkan, untuk prediksi erosi Wischmeier dan Smith
dapat digunakan secara umum, mudah adalah sebagai berikut:
digunakan dengan data yang minimum,
komprehensif dalam faktor-faktor yang A=R×K×L×S×C×P
digunakan, dan mampu mengikuti perubahan-
perubahan penggunaan lahan dan tindakan Keterangan:
konservasi tanah (Arsyad, 2010). Perdiksi erosi A = tanah yang tererosi (t ha-1 th-1)
tidak langsung dilakukan menggunakan metode R = faktor erosivitas hujan
empiris yaitu dengan meode Universal Soil Loss K = faktor erodibilitas tanah
Equation (USLE). Metode USLE adalah metode L = faktor panjang lereng
yang mudah dikelola, relatif sederhana, dan S = faktor kemiringan lereng
jumlah masukan atau parameter yang C = faktor tutupan lahan
dibutuhkan relatif sedikit dibandingkan dengan P = faktor pengelolaan lahan
model-model lainnya yang bersifat lebih
kompleks (ICRAF, 2001). Rumus perhitungan EDP dan IBE
menggunakan prinsip Hammer, yaitu sebagai
berikut:
Bahan dan Metode FK × KT
EDP =
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober RL
2020 hingga Februari 2021 di DAS Ranu Pani. Erosi Potensial (t/ha/tahun)
Analisis laboratorium dilakukan di IBE =
EDP (t/ha/tahun)
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan Keterangan:
Laboratorium Tanah, Universitas EDP = Erosi yang diperbolehkan (t ha-1 th-1)
Muhammadiyah Malang. Metode penelitian ini FK = faktor kedalaman
dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif KT = Kedalaman tanah
yang terdiri dari 3 tahap kagiatan yaitu pra RL = Umur kelestarian tanah (400 tahun)
survei, survei, dan pasca survei. Penelitian
diawali dengan pembuatan peta kerja berupa
satuan peta lahan (SPL) yang diperoleh dari hasil Hasil dan Pembahasan
overlay peta batas administrasi, peta kelerengan, Kondisi umum wilayah
dan peta penggunaan lahan. Penentuan titik
pengambilan sampel dengan menggunakan Penelitian dilakukan di DAS Ranu Pani yang
metode stratified random sampling. Pengambilan terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan
sampel dilakukan pada masing-masing SPL Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur
dengan menyesuaikan luas masing-masing SPL. yang merupakan bagian dari Taman Nasional
http://jtsl.ub.ac.id 112
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Bromo Tengger Semeru. Desa Ranu Pani tergantung pada kecepatan jatuh butir air hujan
memiliki luasan kurang lebih 385 ha dengan dan kondisi permukaan tanah.
ketinggian ± 2100 meter di atas permukaan ;aut
(m dpl). Desa Ranu Pani memiliki topografi Tabel 1. Nilai erosivitas.
perbukitan. Lokasi penelitian berbatasan dengan
Bulan Rata-rata Curah Erosivitas
Desa Ngadas pada bagian utara, Desa Kandang
Hujan (cm)
Tepus pada bagian selatan, Desa Burno pada
Januari 24,40 150,26
bagian barat dan Kawasan konservasi Taman
Februari 22,00 153,80
Nasional Bromo Tengger serta Desa Argosari
Maret 20,30 124,39
pada bagian timur. Mata pencaharian utama
April 16,00 92,51
masyarakat Desa Ranu Pani adalah petani.
Mei 8,70 47,35
Penggunaan lahan yang ada di DAS Ranu Pani
Juni 4,40 26,51
dibagi menjadi empat yaitu hutan, semak
Juli 2,80 21,32
belukar, tegalan, dan padang rumput.
Agustus 1,40 19,04
Erosivitas (R) September 2,10 15,48
Erosivitas hujan merupakan parameter sifat Oktober 6,20 49,79
hujan yang memiliki pengaruh yang sangat kuat November 15,50 106,97
terhadap erosi tanah, terlebih Indonesia Desember 23,00 154,01
merupakan daerah beriklim tropis, sehingga Jumlah 961,44
faktor yang paling berpengaruh adalah hujan
(Nurwita et al., 2016). Curah hujan bulanan yang
Erodibilitas (K)
digunakan yaitu data 10 tahun terakhir mulai
dari Januari 2011 hingga Desember 2020. Nilai Faktor erodibilitas merupakan faktor yang
erosivitas pada lokasi penelitian disajikan dalam dipengaruhi oleh empat faktor yaitu tekstur
Tabel 1. Rata-rata erosivitas bulanan pada lokasi tanah, bahan organik, struktur tanah, dan
penelitian yaitu 961,44. Nilai erosivitas hujan permeabilitas. Faktor-faktor tersebut dihitung
merupakan salah satu faktor penyebab erosi dengan menggunakan rumus Wischmeier. Nilai
karena energi kinetik yang dihasilkan oleh hujan erodibilitas yang diperoleh dilokasi penelitian
dapat memecah agregat tanah. Daya tumbuk air disajikan dalam Tabel 2. Kelas erodibilitas di
hujan dalam memecah agregat sebagian besar DAS Ranu Pani didominasi oleh kelas
tergantung dari kecepatan diameter, intensitas erodobilitas sangat tinggi dengan luas lahan
dan jatuhnya hujan. Suripin (2004) menyatakan 214,47 ha atau 76,97%.
bahwa terlemparnya partikel tanah sangat
http://jtsl.ub.ac.id 113
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Kelas erodibilitas tanah yang ada di DAS Ranu akan semakin lambat sehingga kemampuan
Pani menunjukkan bahwa tanah sangat peka tanah dalam meloloskan air menjadi lambat.
terhadap erosi atau mudah tererosi. Hal ini Bahan organik tanah tergolong tinggi dan dapat
dikarenakan dominansi tekstur debu meningkatkan daya rekat tanah, namun tidak
menyebabkan tanah mudah terangkut oleh air menutup kemungkinan terjadi erosi. Erosi
karena memiliki partikel tanah yang halus mempunyai kemampuan menggerus bahan
(Dariah et al., 2008). Tekstur tanah dapat organic pada lapisan atas. Gambar 1
mempengaruhi permeabilitas tanah. Semakin menunjukkan sebaran kelas erodibilitas.
halus tekstur tanah maka nilai permeabilitas
http://jtsl.ub.ac.id 114
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Tutupan dan pengelolaan lahan (CP) adalah tegalan dengan tutupan lahan bawang
dan kentang, pengelolaan lahannya adalah
Hasil penelitian menunjukkan pada SPL 13 pengolahan mengikuti garis kontur, dengan nilai
penggunaan lahannya adalah hutan alami CP sebesar 0,63. Tabel 4 merupakan
dengan seresah banyak dan tanpa tindakan perhitungan nilai CP. Hasil penelitian
konservasi, dengan CP = 0,001 setara dengan menunjukkan bahwa nilai CP di DAS Ranu Pani
hutan tak terganggu, banyak seresah. SPL 4 dan didominasi oleh nilai 0,3 dengan luas lahan
5 mempunyai penggunaan lahannya adalah 97,17 ha atau 34,87%. Daerah yang memiliki
padang rumput dengan nilai CP = 0,12. SPL 69 nilai CP dominan pada titik pengamatan semak
penggunaan lahannya adalah semak belukar belukar. Gambar 3 merupakan peta sebaran nilai
tanpa adanya tindakan konservasi dengan nilai CP.
CP = 0,3. SPL 1013 penggunaan lahannya
http://jtsl.ub.ac.id 115
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Gambar 3. Peta nilai factor tutupan dan penggunaan lahan (CP) DAS Ranu Pani.
http://jtsl.ub.ac.id 116
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Indeks bahaya erosi (IBE) produktivitas tanah yang ada disana. Tabel 6
merupakan hasil perhitungan EDP dan IBE.
Hasil analisis indeks bahaya erosi didapatkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
bahwa lahan di daerah penelitian mempunyai
tiga kelas IBE yaitu sedang, tinggi, dan sangat
tiga kelas IBE yaitu sedang, tinggi, dan sangat
tinggi. Indeks bahaya erosi di DAS Ranu Pani
tinggi. Hasil analisis data perhitungan yang
didominasi oleh indeks bahaya erosi sangat
dilakukan diketahui bahwa di daerah penelitian
tinggi dengan luas lahan 193,66 ha atau 69,50%.
didominasi dengan indeks bahaya erosi sangat.
Gambar 5 merupakan peta sebaran indeks
Erosi yang terjadi di daerah penelitian sudah
bahaya erosi.
sangat membahayakan bagi kelestarian
http://jtsl.ub.ac.id 117
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
Kesimpulan
Dariah, A., Subagyo, Tafakresnanto, C. dan
Erosi potensial yang terjadi di DAS Ranu Pani Marwanto, S. 2008. Kepekaan Tanah terhadap
yang tersebar di seluruh wilayah DAS termasuk Erosi. Bogor. Balai Besar Penelitian dan
dalam kategori membahayakan karena nilai erosi Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
melebihi nilai EDP dengan nilai erosi potensial Hariyanto, R.D., Harsono, T.N. dan Fadiarman.
2019. Prediksi Laju Erosi Menggunakan Metode
yaitu 1,924246,28 t ha-1 tahun-1. Indeks bahaya USLE di Desa Karang Tengan Kecamatan
erosi pada lokasi penelitian yaitu Babakan Madang Kabupaten Bogor. Jakarta
1,57143442,49 dengan kelas bahaya erosi Timur. FPIK Universitas Muhammadiyah
sangat berat sebesar 64,39% wilayah (179,41 ha) Hamka.
dan 69,50% wilayah (193,66 ha) mempunyai ICRAF. 2001. Modelling Erosion at Different Scales,
Case Study in The Sumber Jaya Watershed,
kelas IBE sangat tinggi.
Lampung, Indonesia. ICRAF.
Maghfiroh, E. 2017. Arahan Pengembangan Desa
Ucapan Terima Kasih Wisata Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten
Lumajang Berdasarkan Daya Dukung
Penulis mengucapkan terima kasih kepad teknisi Lingkungan. Surabaya. Institut Teknologi
Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Sepuluh November.
Pertanian, Universitas Brawijaya dan Laboratorium Nurwita, S., Pranoto, K. dan Nugraha, C. 2016.
Tanah, Universitas Muhammadiyah Malang atas Perbandingan Nilai Erosivitas Hujan
bantuannya dalam melaksanakan analisis tanah. Menggunakan Data Penakar Hujan Otomatis,
Metode Bols, dan Metode Lenvain di Area PT.
Kaltim Prima Coal. Kalimantan Timur. PT.
Daftar Pustaka Kaltim Prima Coal.
A’yunin, Q. 2008. Prediksi Tingkat Bahaya Erosi Purnomo, S., Sunaryo, dan Hakim, L. 2011. Analisis
dengan Metode USLE di Lereng Timur Gunung potensi longsoran pada Daerah Ranu Pani
Sindoro. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. menggunakan metode geolistirik resistivitas
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air Edisi Kecamatan Senduro Kabupaten Lumanjang.
Kedua. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Neutrino 4(1):79-84.
Rayes, M.L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber
http://jtsl.ub.ac.id 118
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1: 111-119, 2022
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.12
http://jtsl.ub.ac.id 119
halaman ini sengaja dikosongkan
http://jtsl.ub.ac.id 120