You are on page 1of 22

Pengembangan Penyusunan Tes Hasil Belajar penilaian

akhir semester ganjil mata pelajaran fikih kelas 10 MA Al-


Mahali Brajan
Bentar Ali Pare1; Indah Meilestari2;
Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bantul,
1,2

1
20104010090@student.uin-suka.ac.id, 220104010095@student.uin-suka.ac.id
Received: Filled by Editor Accepted: Filled by Editor Published: Filled by Editor
DOI: Filled by Editor

Abstract : The test is a type of assessment instrument used to gauge how well learning objectives,
namely the evaluation of learning outcomes, have been met. A good exam needs to fulfill
a number of criteria. It must be effective, normative, prescriptive, impartial, legitimate,
and reliable. The methodology in this study is qualitative. Researchers at MA Al Mahali
Brajan watched while test questions for learning outcomes were created. Based on the
study's findings, it was discovered that the teacher at MA Al Mahali Brajan organized
the grade 10 learning outcomes questions based on the syllabus/SAP of each topic. There
are teachers that create a question grid, but there are also teachers who do not and just
arrange the questions in the correct order. Prior to administering the tests to actual
students, the prepared exams are initially administered to other students. Additionally,
the scores of each student are tabulated, and the validity, level of difficulty, and
distinguishing power are computed. The test preparation process led to the conclusion
that the questions on the exam were valid, had a moderate difficulty index, and had good
to very good discriminating power. The grid eliminates questions that don't fit the
requirements.
Keywords : Preparation, Test, learning outcomes

Abstrak : Tes adalah salah satu jenis instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur
seberapa baik tujuan pembelajaran, yaitu evaluasi hasil belajar, telah tercapai. Ujian
yang baik perlu memenuhi sejumlah kriteria. Itu harus efektif, normatif, preskriptif, tidak
memihak, sah, dan dapat diandalkan. Metodologi dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Para peneliti di MA Al Mahali Brajan menyaksikan saat pembuatan soal tes hasil
belajar. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa guru MA Al Mahali Brajan
menyusun soal hasil belajar kelas 10 berdasarkan silabus/SAP dari setiap topik. Ada
guru yang membuat kisi-kisi soal, namun ada juga guru yang tidak dan hanya
menyusun soal dengan urutan yang benar. Sebelum memberikan tes kepada siswa yang
sebenarnya, ujian yang disiapkan pada awalnya diberikan kepada siswa lain. Selain itu,
skor setiap siswa ditabulasikan, dan validitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda
dihitung. Proses penyusunan tes menghasilkan kesimpulan bahwa soal-soal pada ujian
tersebut valid, memiliki indeks kesukaran sedang, dan memiliki daya pembeda baik
hingga sangat baik. Kisi menghilangkan pertanyaan yang tidak sesuai dengan
persyaratan.

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 1
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Kata Kunci : Penyusunan, Tes, hasil belajar

PENDAHULUAN
Penilaian hasil belajar, yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari proses
pembelajaran, menandai puncak dari proses tersebut. Penilaian dapat berupa ujian
lisan atau ujian tertulis. Guru dan pendidik harus mendapat pertimbangan
prioritas karena mereka adalah bagian terpenting dari sistem pendidikan.
(Kasiono, 2019) Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap pengembangan
prosedur dan hasil pendidikan yang bermutu adalah pendidik. (Hamzah B. Uno &
Nurudin, 2012)
Untuk menghadapi abad 21 ini, peserta didik akan dibekali dengan

keterampilan berpikir kritis dan penalaran.(Moreno-Morilla, C et al., 2021) Tes


hasil belajar ini sangat membantu dalam memberikan gambaran yang lebih rinci
tentang pencapaian program pendidikan di sekolah tertentu di mana program
tersebut ditawarkan dengan mengacu pada hasil belajar.(Mastuti, 2016)
Komponen-komponen yang harus ada untuk mengetahui keberhasilan
pendidikan diantaranya adalah tujuan, materi dan evaluasi.(Nurwati, 2022)
Evaluasi akan dilakukan pada akhir sesi pembelajaran.(Riadi, 2017).
Evaluasi adalah proses metodis yang digunakan untuk menilai seberapa baik
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran mereka.(Suardipa & Primayana, 2020)
Dalam setiap kegiatan evaluasi atau penilaian sesuai prosedur yang telah dibuat
sebagai sarana mengumpulkan informasi atau data, untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik. Informasi atau data yang dikumpulkan harus konsisten
dengan dan mendukung tujuan evaluasi.(Sasongko, 2021) Dalam proses evaluasi
pendidikan, peran pendidik adalah harus menguasai kemampuan menilai hasil
belajar peserta didik.(Ridho, 2018) Guru telah diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan materi didaktik untuk menilai prestasi akademik dan hasil
belajar peserta didik karena mereka dapat memahami konteks, isi dan latar
belakang peserta didiknya.(Azid, N et al., 2022)
Untuk menilai prosedur dan hasil belajar anak di sekolah, faktor-faktor
yang berhubungan dengan penggunaan instrumen penilaian, seperti pembuatan
soal, analisis soal untuk menghasilkan soal dengan kualitas yang sesuai, serta
pengolahan dan interpretasi data penilaian, sangat penting.(Riadi, 2017) Seorang
evaluator yang berkompeten selama proses tersebut seharusnya adalah guru.
(Fachri,2018) Ketercapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, dan
ketepatan atau keampuhan metode pengajaran semuanya dapat dinilai melalui
evaluasi oleh pendidik.(Haryanto, 2020)

2 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

Dalam dunia pendidikan, pada waktu tertentu selama periode pendidikan


terdapat penilaian untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.(Rizqiyah & Diana,
2018) Penilaian bisa berupa penilaian per materi, per semester, penilaian tahunan.
(Pratiwi, 2021) Kemampuan belajar siswa akan tergambar secara akurat melalui
sistem penilaian yang handal dan sistematis.(Purnomo,2018) Perlu adanya
instrumen evaluasi yang disusun untuk pembelajaran sesuai dengan proses kerja.
Proses pembuatan tes hasil belajar merupakan salah satu teknik evaluasi.(Rapono
et al., 2019)
Tes berfungsi sebagai alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar.(Indahri,
2021) Tes adalah alat (yang dapat digunakan) atau proses (yang harus diikuti)
untuk mengukur dan mengevaluasi dalam konteks pendidikan.(Kurniawan, 2018)
Evaluasi pembelajaran di dunia pendidikan dilakukan oleh guru atau pendidik
selaku orang yang memegang penting materi yang diajarkan kepada peserta didik
secara langsung sesuai bidangnya.(Karmanto, 2021)
Kriteria tes yang baik adalah sebagai berikutt: 1) harus efektif, 2) harus
terstandardisasi, 3) harus memiliki standar, 4) harus objektif, 5) harus valid, dan 6)
harus dapat dipercaya.(Nurwati, 2022) Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa
pengujian evaluasi memenuhi standar, soal tes evaluasi harus diuji coba dan
dianalisis terlebih dahulu.(Purnanto & Mahardika, 2017) Gambaran akurat tentang
kemampuan belajar siswa dapat diperoleh dari sistem evaluasi yang handal dan
sistematis.(Purnomo, 2018)
Dalam penelitian ini, penulis mencoba merumuskan bagaimana cara
penyusunan tes hasil belajar di MA Al Mahali Brajan, terkhusus pada mata
pelajaran fikih kelas X yang diampu oleh guru “MASY“. Tujuan dilakukan riset
adalah untuk mengetahui cara penyusunan tes PAS fikih, apakah sudah
memenuhi standar kelayakan instrumen penilaian atau belum. Oleh karena itu
dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang pengembangan proses
penyusunan soal tes hasil belajar penilaian akhir semester ganjil mata pelajaran
fikih kelas 10 MA Al Mahali Brajan.

METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, digunakan metodologi studi kasus dan MA Al Mahali Brajan
dijadikan sebagai tempat penelitian. Data berasal dari sumber data utama dan
sekunder, dua kategori yang berbeda. teknik pengumpulan data yang meliputi
observasi, wawancara, dan pendokumentasian. Menggunakan teknik analitis
deskriptif, analisis data sambil menggunakan pengamatan yang diperluas untuk
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 3
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

memastikan validitasnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan


tujuan membuat gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta, sifat,
dan hubungan antara fenomena yang diteliti. Informasi yang dikumpulkan
terutama berupa catatan lisan atau tertulis dari kerja lapangan terkait dengan
pembuatan soal untuk penilaian tengah semester. Masalah yang diselidiki
menyangkut ujian tengah semester. Pendekatan yang digunakan untuk menyusun
soal tes hasil belajar siswa kelas 10 MA Al Mahali Brajan menjadi pokok bahasan
penelitian ini. metode untuk mengumpulkan data yang melibatkan dokumentasi.
Dalam penelitian ini, semacam analisis isi yang disebut analisis kualitatif deskriptif
digunakan untuk menganalisis data. Langkah-langkah dalam analisis data adalah
sebagai berikut: (1) Merumuskan masalah. Penulis akan memulai analisis isi
dengan merumuskan masalah yang tepat. Secara khusus, penulis akan melihat
hasil analisis yang dilakukan guru fikih dengan menggunakan Excel dan
menentukan apakah soal tersebut termasuk dalam soal layak atau tidak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes Hasil Belajar

Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur evaluasi hasil
belajar. Tes adalah suatu cara mengukur dan menilai dalam bidang pendidikan yang
meliputi pemberian tugas atau rangkaian kegiatan kepada siswa yang harus
diselesaikannya agar diketahui kemajuan dan tingkat pemahaman isinya. Kemudian, nilai
ini dikontraskan dengan nilai standar yang telah ditentukan. Jika suatu tes memenuhi
kriteria validitas, reliabilitas, objektivitas, kepraktisan, dan ekonomis maka dikatakan
baik.
Ujian/tes yang dikenal sebagai "tes hasil belajar" digunakan untuk menilai seberapa
baik siswa telah mempelajari subjek yang telah mereka pelajari. Proses penilaian
melibatkan pengumpulan informasi dari siswa tentang kemajuan dan hasil belajar
mereka.(Setiawan and Mufassaroh 2020) Data tersebut kemudian diperiksa, dan
temuannya digunakan untuk menginformasikan keputusan tentang status murid serta
memberikan umpan balik pada proses pembelajaran. Ujian juga mencakup pertanyaan
yang harus dijawab atau ditanggapi untuk mengukur bakat seseorang.(Ndiung, Sabina,
And Mariana Jediut. 2020)
Tes dibagi menjadi dua kategori: tes konvensional dan tes non-konvensional. Ujian
benar-salah, pilihan ganda, kelengkapan, dan jawaban terbatas adalah contoh dari
penilaian tradisional. Esai/deskripsi, penilaian praktis, penilaian proyek, kuesioner,
inventaris, daftar periksa, penilaian kelompok, portofolio, observasi, dan wawancara

4 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

melengkapi penilaian non-tes.(Palennari 2021) Seorang guru harus terlebih dahulu


memahami kepribadian dan perilaku siswa untuk mempersiapkan evaluasi pembelajaran.
(Paramarta 2020)
B. Langkah-Langkah Menyusun Soal

a. Mengacu pada silabus atau SAP

Untuk setiap mata pelajaran, sebuah sekolah atau lembaga pendidikan biasanya sudah
memiliki silabus dan SAP. Mata pelajaran utama yang akan dipelajari dalam satu semester
tercantum dalam silabus. Untuk membuat kisi-kisi soal yang akurat mewakili semua mata
pelajaran yang diajarkan, maka soal-soal tersebut perlu mengacu pada silabus. Baru
kemudian dapat ditentukan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Soal
PAS di MA Al-Mahali brajan sudah sesuai dengan silabus yang berlaku. Seperti contoh
dibawah Ini:

b.
c.
d.

Sesuai dengan soal berikut:

b. Menyusun kisi-kisi

Hal pertama dalam proses penyusunan soal adalah menyusun kisi-kisi.(Rofi and
Fatkurochman 2021) Penyusunan soal menggunakan kisi-kisi dapat menghasilkan ujian
yang pada dasarnya identik. Penyusunan grid bertujuan untuk mencegah pertanyaan
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 5
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

yang disiapkan menyimpang dari topik subjek dan elemen terkait pengungkapan. Detail
tentang materi pelajaran, harapan untuk perilaku, dan keseimbangan atau proporsi yang
disukai guru harus disertakan dalam persiapan kisi. Kisi-kisi ujian, khususnya format atau
matrik, memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipelajari agar dapat lulus ujian.
Oleh karena itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1)
menyampaikan gambaran isi kurikulum; 2) memuat komponen-komponen yang jelas,
lengkap, dan sederhana; dan 3) memungkinkan pencatatan setiap indikator.
contoh kisi-kisi dan soal nomor 18

18. Seorang perempuan mengetahui kapan dan berapa lama haidnya yaitu selama
7 hari, kemudian ia mengeluarkan darah hitam selama 8 hari dan dilanjutkan
dengan darah merah selama 9 hari, maka dia menyadari bahwa haidnya adalah
yang hitam saja.

Situasi seperti ini menandakan seorang perempuan tersebut termasuk golongan …

A. Mubtadi’ah ghoiru mumayyizah


B. Mu’tadah mumayyizah
C. Mu’tadah ghoiru mumayyizah
D. Mubtadiah mumayyizah
E. Bukan semuanya

c. Menyusun soal

Soal dapat dibuat dengan menggunakan tes objektif atau tes esai. Harus ada lebih
banyak pertanyaan secara keseluruhan daripada yang diperlukan dan semuanya harus
sesuai dengan grid. Tingkat kesulitan atau kesederhanaan suatu soal tidak hanya
bergantung pada materi pelajarannya, tetapi juga pada proses yang digunakan untuk
membuatnya. Contoh hal-hal yang sesuai dengan standar luas untuk pembuatan item
pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1) Produk harus sesuai dengan indikator;

2) Topik dan pilihan jawaban harus diartikulasikan secara tepat, ringkas, kuat,
dan hanya menggunakan klaim yang disebutkan dalam perumusan.

3) Baik topik maupun pilihan jawaban tidak memberikan petunjuk untuk


jawaban yang benar.

6 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

4) Baik topik maupun pilihan jawaban tidak mengandung negatif ganda.

5) Pilihan jawaban harus konsisten, logis, dan menggunakan kebenaran yang


hakiki dan terbaik.

6) Opsi jawaban bernomor harus diurutkan dari kecil ke besar, atau sebaliknya.

Dalam proses penyusunan soal, di MA Al-Mahali dilakukan oleh guru masing-


masing mata pelajaran. Sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat dan sesuai dengan
aturan pembuatan soal yang berlaku.

d. Jalankan uji coba.

Soal dan tes perlu diuji terlebih dahulu, kemudian menilai hasilnya untuk memastikan
bahwa mereka memenuhi kriteria tes yang baik. Jika peserta tes adalah seorang peserta
didik, misalnya, peserta didik tersebut harus memiliki status yang sama dengan peserta
tes. Tes yang telah disiapkan perlu diujikan terlebih dahulu sebelum diujikan pada peserta
didik yang sebenarnya.
e. Membuat Skor penilaian

Jika jawaban diuji, setiap peserta didik menerima skor (peserta yang diuji). Peserta
didik menerima skor 2 untuk jawaban yang benar, dan skor 0 untuk jawaban kosong atau
jawaban yang salah. Hasil dari semua tes ditabulasikan untuk setiap peserta didik.

C. Proses Analisis Tes

Tindakan mengumpulkan, menyusun, dan memanfaatkan data tentang tanggapan


soal tes dari siswa dikenal sebagai proses analisis tes. Reliabilitas tes. (Khaerudin,2018)
merupakan salah satu alat yang terkenal untuk menilai keberhasilan belajar siswa.
Analisis butir adalah praktik menilai butir tes hasil belajar berdasarkan jawaban yang
diberikan oleh siswa. (Nurul dan Sukamto,2019)
Salah satu pilihan prosedur analisis tes adalah:

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 7
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

1. Mengevaluasi Validitas Butir (r butir) Validitas setiap butir diperiksa dengan


menggunakan analisis berikut; Berdasarkan validasi ahli (get expert judgment),
validitas soal dinilai dari kesesuaian indikator dengan soal, kesesuaian jawaban
dengan soal, dan kesesuaian soal dengan jenjang sekolah.
Nilai kritis validitas instrumen terhadap interpretasi koefisien korelasi nilai
r adalah 0,3. Dengan demikian, jika nilai koefisien korelasinya adalah 0,3 atau lebih
(minimal 0,3), item tersebut dianggap asli, dan jika tidak, dianggap tidak valid.
Kemungkinan beberapa soal ari daftar soal yang disetujui tidak valid.(Magdalena
et al. 2022)
Ccntoh soal:

Hasil Analisis Validasi menggunakan SPSS menunjukkan bahwa soal


nomer 1 mempunyai koefisien korelasi 0.354 maka soal tersebut dikatakan
valid.
2. Menghitung Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah kemungkinan menjawab soal dengan benar


pada tingkat keterampilan tertentu, yang biasanya dinyatakan sebagai indeks.
Ukuran tingkat kesulitan ini sering diberikan dalam takaran mulai dari 0,00
hingga 1,00. Semakin mudah tugas, semakin tinggi indeks kesulitan yang
diperoleh dari hasil soal tersebut. Jika TK = 0,00, tidak ada peserta didik yang
menjawab dengan benar, dan TK = 1,00, peserta didik menjawab dengan benar.
Setiap jumlah pertanyaan digunakan untuk menghitung indeks tingkat
kesulitan. Secara umum, nilai rata-rata yang diterima peserta didik pada butir

8 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

soal dihubungkan dengan tingkat kesulitan tersebut dinamakan tingkat


kesulitan butir soal.(Nurasiah 2018)
Untuk alasan tes, digunakan tingkat kesulitan soal. Misalnya menggunakan soal-
soal dengan tingkat kesulitan sedang untuk ujian semester, soal-soal dengan tingkat
kesulitan tinggi untuk seleksi, dan soal-soal dengan tingkat kesulitan rendah untuk
diagnosa. Mengetahui perbedaan antara pertanyaan sederhana, sedang, dan sulit
memungkinkan seseorang mengukur kaliber pertanyaan analitis yang baik. Untuk
pertanyaan objektif, rumus berikut digunakan:

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus
berikut :

Kriteria berikut digunakan untuk mengkategorikan tingkat kesukaran suatu soal


1) Indeks kesukaran 0,00-0,30 tergolong sukar,

2) Indeks kesukaran 0,31-0,70 tergolong sedang, dan

3) Indeks kesukaran 0,71-1,00 tergolong mudah.

Soal dengan kategori mudah dan sukar dibuang.10Berdaskan hasil perhitungan


indeks kesukaran, maka kemungkinan tidak semua soal dapat memenuhi kriteria
pengujian.Soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang/cukup yang dapat
diambil.
Contoh soal

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 9
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Analisis tingkat kesukaran dengan format excel

Pada Soal nomor 3 dikatakan soal mudah karena memiliki koefisien 0,897,
(Indeks kesukaran 0,71-1,00 tergolong mudah). Sedangkan soal nomor 4
dikatakan sulit karena memiliki koefisien 0,138. (Indeks kesukaran 0,00-0,30
tergolong sukar)
3. Menghitung Daya Pembeda

Kemampuan suatu butir untuk membedakan antara siswa/siswa yang


tidak/kurang/belum menguasai isi soal dan siswa/siswa yang menguasainya
dikenal dengan daya pembeda butir soal. 1) Menggunakan data empiris untuk
meningkatkan kualitas setiap item merupakan salah satu keunggulan diskriminasi
item. Dengan menggunakan indeks daya pembeda, dimungkinkan untuk
menentukan dua hal tentang setiap item: 1) apakah itu baik, diperbarui, atau
ditolak; dan 2) seberapa baik setiap butir dapat mengidentifikasi kemampuan
siswa, yaitu apakah mereka sudah memahami atau belum materi yang diajarkan
oleh pengajar.
Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan peserta
didik, maka butir soal itu dapat diduga bahwa kemungkinannya sebagai berikut:

10 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

1) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.

2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar

3) Kompetensi yang diukur tidak jelas

4) Pengecoh tidak berfungsi

5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak peserta didik yang
menebak

6) Sebagian besar peserta didik yang memahami materi yang ditanyakan


berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya

Untuk mengetahui daya pembeda tes pilihan ganda adalah dengan


menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan:
DP = Daya pembeda soal,
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N = Jumlah peserta didik yang mengerjakan tes.
Untuk mengetahui daya pembeda tes bentuk uraian adalah dengan
menggunakan rumus berikut:

Percobaan formulasi metode di atas dapat digunakan untuk menghitung


persentase peserta didik yang telah menyelesaikan materi dan yang belum
menyelesaikannya.Indeks kriteria pembeda soal mempunyai klasifikasi yaitu
1) 0,40 - 1,00 soal diterima baik

2) 0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki

3) 0,20 - 0,29 soal diperbaiki

4) 0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang.


ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 11
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Sepertinya tidak semua pertanyaan yang telah disiapkan dapat digunakan


setelah perhitungan daya diferensial selesai. Soal dengan daya pembeda baik (0,41-
0,71), sangat baik (0,21-0,40), dan daya pembeda cukup adalah yang dapat
digunakan (0,71-1,00).

Contoh soal

Analisis menggunakan excel

Soal dengan daya pembeda baik (0,41-0,71), sangat baik (0,21-0,40), dan
daya pembeda cuk up adalah yang dapat digunakan (0,71-1,00). Ada soal-soal

12 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

tertentu dengan beda pangkat 0,151 yang tidak dapat digunakan tetapi tetap
digunakan oleh guru

4. Analisis Distraktor (Pengecoh)

Dalam proses pembuatan soal memerlukan analisis distraktor. Mengetahui


apakah distraktor yang ditawarkan sesuai sama pentingnya dengan melacak
kesulitan indeks dan ketidaksesuaian analisis item. Apakah karena setiap prosedur
terlalu menantang untuk diselesaikan? Apakah karena setiap prosedur terlalu
menantang untuk diselesaikan? Apakah karena tidak ada alternatif? Beberapa hal
dapat diketahui dengan melihat pola pilihan jawaban, antara lain: 1) proporsi
jawaban yang benar; 2) gangguan mana yang mencolok atau terlalu jelas untuk
dibodohi banyak orang; 3) distraktor mana yang membingungkan dan diharapkan
objek; dan 4) distraktor mana yang lebih baik untuk subjek kelompok rendah tetapi
tidak terlalu unggul untuk subjek dari kelompok tinggi. Ketika kelompok speserta
didik yang tidak memahami isi memilih minimal 5% dari jawaban peserta, atau 5%
x (A+B), distraktor dianggap efektif.
Contoh soal

Distraktornya adalah A, dan distractor tersebut efektif karena dijawab lebih


dari 5% peserta didik.
5. Analisis Keandalan Tes
Tentukan tingkat akurasi dan konsistensi nilai tes dengan menghitung
ketergantungan hasil tes. Jika suatu tes secara konsisten mengukur objek yang
diukur, instrumen atau tes tersebut dianggap memiliki nilai ketergantungan yang
tinggi. 15 Indeks ketergantungan adalah angka antara 0 dan 1. Konsistensi dan
presisi tes meningkat seiring dengan meningkatnya koefisien reliabilitas
(mendekati 1).

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 13
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Uji reliabilitas tinggi akurat, dapat diulang, dan dapat digeneralisasikan


untuk pengujian instrumen dan peluang pengujian lainnya. Berikut ini adalah
elemen spesifik yang mungkin berdampak pada keandalan tes:
a. Tes lebih terstruktur, semakin banyak elemen yang dimilikinya.

b. Tes yang lebih terorganisir adalah, semakin lama durasi tes

c. Frekuensi meningkat ketika rentang kesulitan item menyusut.

d. Pertanyaan yang saling berhubungan akan mengurangi keteraturannya.

e. sebuah keteraturan meningkat dengan tingkat objektivitas dalam penilaian.

f. penilaian yang salah.

g. Selesaikan dan tanggapi pertanyaan dengan tebakan cerdas.

h. Semakin besar urutannya, semakin homogen materialnya.

i. Salah membaca maksud pertanyaan.

j. Berikan jawaban cepat untuk pertanyaan.

k. Peserta ujian siap mental.

l. Administrasi ujian menghadapi tantangan.

m. Pemisahan antara tes pertama dan kedua.

n. Hindari mencontek saat ujian.

o. Posisi belajar individu.

p. Kesehatan peserta tes atau peserta ujian.

a. Selain itu, ada tiga (tiga) pendekatan untuk menilai kehandalan hasil
tes, yaitu: Keteraturan pengukuran berulang: Apakah pengukuran
pertama dan kedua pengukuran yang diterapkan pada kelompok yang
sama disetujui.

b. Hasil pengukuran dan dua atau lebih alat ukur berdasarkan ketelitian
kisi sebelumnya adalah keteraturan pengukuran yang sama (b).

14 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

c. Pengukuran bagian pertama dan kedua dilakukan dengan


menggunakan alat pengukur yang sama, untuk memastikan konsistensi
hasil. Rumus Kuder Richadson 21 (KR-21) diaplikasikan pada
persamaan berikut untuk mendapatkan koefisien reliabilitas soal
tes/pilihan ganda:

Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir soal
x= Rata-rata skor total
(SD)2= Varians skor total

Berdasarkan analisis diexcel yang telah dilakukan oleh guru MA maka


keandalan tes dilihat dari kesimpulan akhir, termasuk soal yang cukup baik, tidak
baik, baik maupun yang harus merevisi distaktor.
Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 15
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir soal
s2i = varians skor soal ke-i
s2t = varians skor total
Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel
koefesien korelasi dengan kategori sebagai berikut:
a. 0,90 ≤ r ≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi (sempurna)

b. 0,70 ≤ r ≤ 0,90 = korelasi tinggi

c. 0,40 ≤ r ≤ 0,70 = korelasi sedang

d. 0,20 ≤ r ≤ 0,40 = korelasi rendah

e. 0,00≤ r ≤ 0,20 = korelasi sangat rendah.19

Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak antara
0,6 ≤ r ≤ 0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.
Menurut tes metode belah dunia ini, satu-satunya tes yang sah, atau tes yang
memenuhi ketiga kriteria untuk analisis suatu objek, adalah tes yang memaksimalkan
keuntungan (r butir, indeks kesulitan, daya diskriminatif). Tidak semua soal dapat
digunakan karena keharusan untuk memikirkan kembali penentuan jumlah soal.
D. Kendala Dalam Penyusunan Soal Tes

Dalam penyususnan soal tes pasti ada kendala-kendala yang dihadapi. Dari
penyususnan soal tersebut memunculkan kesulitan-kesulitan yang lebih kompleks lagi
yang dihadapi dalam pelaksanaan penyusunannya.(Herman, Rahim, and Syamsuri
2021)
1) Minimnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam memahami kaidah
penulisan soal
2) Kurangnya motivasi yang dimiliki guru dalam pengembangan diri mengenai
penyusunan soal

16 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

3) Kurang memperhatikan soal dengan baik dan terburu-buru dalam penyusunan


soal
4) Guru kesulitan membuat instrumen soal yang diperlukan
5) Guru kesulitan mengembangkan instrumen dalam membuat soal tes
6) Nilai akhir tidak dapat ditentukan sendiri oleh salah satu guru
7) Guru belum bisa membuat tema atau topik pembelajaran
8) Guru kesulitan menjabarkan KD ke dalam beberapa indikator materi;
9) Guru tidak mempunyai pedoman untuk membuat silabus terpadu
10) Guru kesulitan dalam mengalokasikan waktu;
11) Guru kesulitanmenentukan metode pembelajaran;
12) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat RPP
KESIMPULAN
Dengan memperhatikan kompetensi utama dan kompetensi dasar,
mengkaji kecukupan indikator, dan membuat indikator soal, maka diperlukan
pengembangan materi atau sumber daya yang terkait dengan kurikulum, silabus,
dan SAP dalam rangka persiapan ujian hasil belajar. Diharapkan tidak ada
kesalahan atau produksi barang yang tidak akurat. Membuat kisi-kisi sangat
penting saat membuat pertanyaan sehingga secara akurat mencerminkan materi
kurikulum. Soal yang valid dan dapat dipercaya adalah soal yang memenuhi
ketentuan. Oleh karena itu, analisis butir soal harus dilakukan dengan melihat,
tingkat kesukaran, daya pembeda, fungsi distractor (pengecoh).

Dalam pengembangan soal tes hasil belajar kelas 10 MA Al Mahali, belum


semua guru (sekitar 64,8%) membuat kisi-kisi soal yang dijadikan acuan penulisan
butir soal. Di samping itu, dalam penulisan soal, sebagian besar dosen melakukan
kombinasi antara soal tahun lalu dan soal baru. Pembuatan soal baru akan lebih.
Belum semua guru kelas 10 MA Al Mahali mlakukan telaah ulang secara teoretis
menyangkut kualitas soal yang sudah dibuat. Meskipun demikian, ada hal yang
cukup positif dalam telaah ulang yang sudah dilakukan oleh sebagian besar dosen,
yaitu aspek yang paling banyak ditelaah ulang adalah kesesuaian materi soal
dengan kompetensi hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul. 2018. “Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar” 8 (2): 12.

Karmanto, Karmanto. 2021. “Teknik Supervisi Individual: Peningkatan Kompetensi Guru


Mi Dalam Membuat Media Pembelajaran Dengan Paint Dan Power Point Di Min
7 Dan Mi Yappi Semoyo Patuk Gunungkidul” Jurnal Pendidikan Madrasah,
Volume 6, Nomor 2, November 2021.
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 17
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Khaerudin. 2018. “Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar” Jurnal Madaniyah, Volume 2
Edisi Ix Agustus.

Kurniawan, Tutut. 2018. “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Ips Sekolah Dasar,” 6.

Magdalena, Ina, Nasya Uriani Fugri, Dina Amalia, Ani Yuliani, And Sashy Noviana
Waluyo. 2022. “Proses Penyusunan Desain Pembelajaran Dan Konsep Evaluasi
Formatif Di Sdit Aryadillah” 2: 18.

Ndiung, Sabina, And Mariana Jediut. 2020. “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar Berorientasi Pada Berpikir Tingkat
Tinggi.” Remiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran 10
(June 1, 2020): 94. Https://Doi.Org/10.25273/Pe.V10i1.6274.

Nurasiah. 2018. “Penyusunan Evaluasi Pembelajaran Dosen Fakultas Tarbiyah Dan


Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.”

Nurul, Ratnawati, And Sukamto. 2019. “Pendampingan Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Bagi Guru-Guru Ips Smp Dalam Upaya Optimalisasi Implementasi
Kurikulum 2013” Jurnal Widya Laksana, Vol. 8, No. 2, Agustus 2019.

Palennari, Muhiddin. 2021. “Implementasi Penyusunan Soal-Soal Higher Order Thinking


Skills Bagi Guru-Guru Ipa,” 6.

Paramarta, I Made. 2020. “Proses Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Pendidikan Agama Hindu Di Kalimantan Tengah” 11: 20.

Purnomo, Puji. 2018. “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Menyelesaikan
Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas
V.” Jurnal Penelitian 20 (2): 7.

Rizqiyah, Lailatur, And Eka Diana. 2018. “Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi
Hasil Belajar Makalah,” 14.

Rofi, Sofyan, And Henri Fatkurochman. 2021. “Penyusunan Soal Terintegrasi Kisi-Kisi
Soal Berbasis Aplikasi Sederhana Bagi Guru Di Mts Baitul Arqom” 1: 8.

18 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

Sasongko, Denis Guritno Sri. 2021. “Teknik Penyusunan Dan Pelaksanaan Tes Hasil
Belajar.” Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.29214.25920.

Setiawan, Adib Rifqi, And Arij Zulfi Mufassaroh. 2020. “Menyusun Soal Literasi Saintifik
Untuk Pembelajaran Biologi Topik Plantae Dan Animalia.” Preprint. Thesis
Commons. Https://Doi.Org/10.31237/Osf.Io/Acgq9.

Afrian, R., Islami, Z. R., & Mustika, F. (2018). Pembinaan Pembuatan Tes Buatan Guru
(Soal) Mata Pelajaran Geografi Sma/Ma Kota Langsa. Jurnal Vokasi - Politeknik
Negeri Lhokseumawe, 1(2). Https://Doi.Org/10.30811/Vokasi.V1i2.687

Andriopoulou, A, Giakoumi, S, Kouvarda, T, Tsabaris, C, Pavlatou, E, & Scoullos, M.


(2022). Digital Storytelling As An Educational Tool For Scientific, Environmental
And Sustainable Development Literacy On Marine Litter In Informal Education
Environments (Case Study: Hellenic Center For Marine Research). 327–337.
Mediterranean Marine Science, 23(2),. Https://Doi.Org/10.12681/Mms.26942

Annisa, M., Nanna, A. W. I., Sofyan, A., & Kusnadi, D. (2019). Pengembangan
Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Pengembangan Tes, Konstruksi Dan
Analisis Butir Soal Di Wilayah 2t. Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan Ipa,
9(2), 46–51. Https://Doi.Org/10.24929/Lensa.V9i2.63

Azid, N, Ali, R, M, El Khuluqo, I, Purwanto, S. E., & Susanti, E. N. (2022). Higher Order
Thinking Skills, School-Based Assessment And Students’ Mathematics
Achievement: Understanding Teachers’ Thoughts. Https://Doi.Org/International
Journal Of Evaluation And Research In Education (Ijere), 11(1), 290–302.
Https://Doi.Org/10.11591/Ijere.V11i1.22030

Basuki, K. H., Hakim, A. R., Farhan, M., & Apriyanto, M. T. (2021). Pelatihan Penyusunan
Soal Berkualitas Pada Guru Matematika Di Smpit Arrahman Jakarta Selatan.
Jurnal Pengabdian Barelang, 3(01), 36–40.
Https://Doi.Org/10.33884/Jpb.V3i01.2717

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 19
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Daryono, D. (2021). Jigsaw Learning: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Di Mts


Negeri 1 Indramayu. Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 6, Nomor 2, November
2021.

Fachri, M. (2018). Urgensi Evaluasi Pembelajaran Dalam Pendidikan. 2(1), 5.

Hamzah B. Uno, & Nurudin, M. (2012). Belajar Dengan Pendekatan Paikem. Pt. Bumi
Aksara.

Haryanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen) (I). Uny Press.

Indahri, Y. (2021). Asesmen Nasional Sebagai Pilihan Evaluasi Sistem Pendidikan


Nasional. 12(2), 21.

Istikhomah, R. I. (2019). Penyusunan Kisi-Kisi Evaluasi Pembelajaran Ranah Kognitif. 10.

Jamil, S. (2014). Guru Profesional.

Kadir, A. (2015). Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar. 8(2), 12.

Karmanto, K. (2021). Teknik Supervisi Individual: Peningkatan Kompetensi Guru Mi


Dalam Membuat Media Pembelajaran Dengan Paint Dan Power Point Di Min 7
Dan Mi Yappi Semoyo Patuk Gunungkidul. Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume
6, Nomor 2, November 2021.

Kasiono, D. (2019). Peningkatan Kemampuan Menyusun Soal Dengan Metode


Pendampingan Berpola Sp3r Pada Guru Sdn Sepanyul Kecamatan Gudo
Kabupaten Jombang Tahun 2018. Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, 4(1),
33. Https://Doi.Org/10.26740/Jdmp.V4n1.P33-41

Kurniawan, T. (2018). Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran
Ips Sekolah Dasar. 6.

Mariyani. (2021). Meningkatkan Kemampuan Guru Pai Sd Dalam Menyusun Soal Tes
Hasil Belajar Penilaian Akhir Semester. Volume I, Nomor 1, September 2021 E-
Issn: 2808-3962, P-Issn: 2807-8527. Https://Doi.Org/Jurnal Terapan Pendidikan
Dasar Dan Menengah

20 Judul Artikel ....


Judul Artikel ....

Mastuti, E. (2016). Pemanfaatan Teknologi Dalam Menyusun Evaluasi Hasil


Belajar:Kelebihan Dan Kelemahan “Tes Online” Untuk Mengukur Hasil Belajar
Mahasiswa. Vol. 07, No. 01, 10-19, 10.

Moreno-Morilla, C, Guzmán-Simón, F, & García-Jiménez, E. (2021). Digital And


Information Literacy Inside And Outside Spanish Primary Education Schools.
Learning, Culture And Social Interaction, 28, 100455.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Lcsi.2020.100455

Ndiung, S., & Jediut, M. (2020). Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik Sekolah Dasar Berorientasi Pada Berpikir Tingkat Tinggi. Premiere
Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(1), 94.
Https://Doi.Org/10.25273/Pe.V10i1.6274

Nurwati, B. (2022). Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Teknik Group Discussions
Secara Daring Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Soal Tes
Hasil Belajar Di Sdn Pesantren Kabupaten Jombang. Jurnal Simki Pedagogia, 5(1),
56–66. Https://Doi.Org/10.29407/Jsp.V5i1.98

Pratiwi, N. S. W. (2021). Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Teknik Group


Discussions Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Soal Tes
Hasil Belajar Di Sdn Penjaringansari Ii No. 608 Surabaya. Jurnal Simki
Pedagogia, 4(1), 99–110. Https://Doi.Org/10.29407/Jsp.V4i1.24

Purnanto, A. W., & Mahardika, A. (2017). Pelatihan Pembuatan Soal Interaktif Dengan
Program Wondershare Quiz Creator Bagi Guru Sekolah Dasar Di Kota Magelang.
Warta Lpm, 19(2), 141–148. Https://Doi.Org/10.23917/Warta.V19i2.2748

Purnomo, P. (2018). Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Menyelesaikan


Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas
V. Jurnal Penelitian, 20(2), 7.

Rapono, M., Safrial, S., & Wijaya, C. (2019). Urgensi Penyusunan Tes Hasil Belajar:
Upaya Menemukan Formulasi Tes Yang Baik Dan Benar. Jupiis: Jurnal

ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)


Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 21
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author

Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 11(1), 95.


Https://Doi.Org/10.24114/Jupiis.V11i1.12227

Riadi, A. (2017a). Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. 15, 16.

Riadi, A. (2017b). Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran. 15, 12.

Ridho, U. (2018). Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. An Nabighoh Jurnal


Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Arab, 20(01), 19.
Https://Doi.Org/10.32332/An-Nabighoh.V20i01.1124

Rizqiyah, L., & Diana, E. (2018). Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil
Belajar Makalah. 14.

Sasongko, D. G. S. (2021). Teknik Penyusunan Dan Pelaksanaan Tes Hasil Belajar.


Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.29214.25920

Suardipa, I. P., & Primayana, K. H. (2020). Peran Desain Evaluasi Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. 4(2), 13.

Valen, A. (2020). Analisis Pemahaman Guru Dan Kemampuan Menyusun Soal Mid
Semester Mata Pelajaran Ips Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1084–1097.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i4.501

22 Judul Artikel ....

You might also like