Professional Documents
Culture Documents
1
20104010090@student.uin-suka.ac.id, 220104010095@student.uin-suka.ac.id
Received: Filled by Editor Accepted: Filled by Editor Published: Filled by Editor
DOI: Filled by Editor
Abstract : The test is a type of assessment instrument used to gauge how well learning objectives,
namely the evaluation of learning outcomes, have been met. A good exam needs to fulfill
a number of criteria. It must be effective, normative, prescriptive, impartial, legitimate,
and reliable. The methodology in this study is qualitative. Researchers at MA Al Mahali
Brajan watched while test questions for learning outcomes were created. Based on the
study's findings, it was discovered that the teacher at MA Al Mahali Brajan organized
the grade 10 learning outcomes questions based on the syllabus/SAP of each topic. There
are teachers that create a question grid, but there are also teachers who do not and just
arrange the questions in the correct order. Prior to administering the tests to actual
students, the prepared exams are initially administered to other students. Additionally,
the scores of each student are tabulated, and the validity, level of difficulty, and
distinguishing power are computed. The test preparation process led to the conclusion
that the questions on the exam were valid, had a moderate difficulty index, and had good
to very good discriminating power. The grid eliminates questions that don't fit the
requirements.
Keywords : Preparation, Test, learning outcomes
Abstrak : Tes adalah salah satu jenis instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur
seberapa baik tujuan pembelajaran, yaitu evaluasi hasil belajar, telah tercapai. Ujian
yang baik perlu memenuhi sejumlah kriteria. Itu harus efektif, normatif, preskriptif, tidak
memihak, sah, dan dapat diandalkan. Metodologi dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Para peneliti di MA Al Mahali Brajan menyaksikan saat pembuatan soal tes hasil
belajar. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa guru MA Al Mahali Brajan
menyusun soal hasil belajar kelas 10 berdasarkan silabus/SAP dari setiap topik. Ada
guru yang membuat kisi-kisi soal, namun ada juga guru yang tidak dan hanya
menyusun soal dengan urutan yang benar. Sebelum memberikan tes kepada siswa yang
sebenarnya, ujian yang disiapkan pada awalnya diberikan kepada siswa lain. Selain itu,
skor setiap siswa ditabulasikan, dan validitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda
dihitung. Proses penyusunan tes menghasilkan kesimpulan bahwa soal-soal pada ujian
tersebut valid, memiliki indeks kesukaran sedang, dan memiliki daya pembeda baik
hingga sangat baik. Kisi menghilangkan pertanyaan yang tidak sesuai dengan
persyaratan.
PENDAHULUAN
Penilaian hasil belajar, yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari proses
pembelajaran, menandai puncak dari proses tersebut. Penilaian dapat berupa ujian
lisan atau ujian tertulis. Guru dan pendidik harus mendapat pertimbangan
prioritas karena mereka adalah bagian terpenting dari sistem pendidikan.
(Kasiono, 2019) Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap pengembangan
prosedur dan hasil pendidikan yang bermutu adalah pendidik. (Hamzah B. Uno &
Nurudin, 2012)
Untuk menghadapi abad 21 ini, peserta didik akan dibekali dengan
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, digunakan metodologi studi kasus dan MA Al Mahali Brajan
dijadikan sebagai tempat penelitian. Data berasal dari sumber data utama dan
sekunder, dua kategori yang berbeda. teknik pengumpulan data yang meliputi
observasi, wawancara, dan pendokumentasian. Menggunakan teknik analitis
deskriptif, analisis data sambil menggunakan pengamatan yang diperluas untuk
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 3
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author
Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur evaluasi hasil
belajar. Tes adalah suatu cara mengukur dan menilai dalam bidang pendidikan yang
meliputi pemberian tugas atau rangkaian kegiatan kepada siswa yang harus
diselesaikannya agar diketahui kemajuan dan tingkat pemahaman isinya. Kemudian, nilai
ini dikontraskan dengan nilai standar yang telah ditentukan. Jika suatu tes memenuhi
kriteria validitas, reliabilitas, objektivitas, kepraktisan, dan ekonomis maka dikatakan
baik.
Ujian/tes yang dikenal sebagai "tes hasil belajar" digunakan untuk menilai seberapa
baik siswa telah mempelajari subjek yang telah mereka pelajari. Proses penilaian
melibatkan pengumpulan informasi dari siswa tentang kemajuan dan hasil belajar
mereka.(Setiawan and Mufassaroh 2020) Data tersebut kemudian diperiksa, dan
temuannya digunakan untuk menginformasikan keputusan tentang status murid serta
memberikan umpan balik pada proses pembelajaran. Ujian juga mencakup pertanyaan
yang harus dijawab atau ditanggapi untuk mengukur bakat seseorang.(Ndiung, Sabina,
And Mariana Jediut. 2020)
Tes dibagi menjadi dua kategori: tes konvensional dan tes non-konvensional. Ujian
benar-salah, pilihan ganda, kelengkapan, dan jawaban terbatas adalah contoh dari
penilaian tradisional. Esai/deskripsi, penilaian praktis, penilaian proyek, kuesioner,
inventaris, daftar periksa, penilaian kelompok, portofolio, observasi, dan wawancara
Untuk setiap mata pelajaran, sebuah sekolah atau lembaga pendidikan biasanya sudah
memiliki silabus dan SAP. Mata pelajaran utama yang akan dipelajari dalam satu semester
tercantum dalam silabus. Untuk membuat kisi-kisi soal yang akurat mewakili semua mata
pelajaran yang diajarkan, maka soal-soal tersebut perlu mengacu pada silabus. Baru
kemudian dapat ditentukan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Soal
PAS di MA Al-Mahali brajan sudah sesuai dengan silabus yang berlaku. Seperti contoh
dibawah Ini:
b.
c.
d.
b. Menyusun kisi-kisi
Hal pertama dalam proses penyusunan soal adalah menyusun kisi-kisi.(Rofi and
Fatkurochman 2021) Penyusunan soal menggunakan kisi-kisi dapat menghasilkan ujian
yang pada dasarnya identik. Penyusunan grid bertujuan untuk mencegah pertanyaan
ISSN: 2354-7960 (p) 2528-5793 (e)
Vol. 9 No. 1 (2022), pp. 1-20 5
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik
Author
yang disiapkan menyimpang dari topik subjek dan elemen terkait pengungkapan. Detail
tentang materi pelajaran, harapan untuk perilaku, dan keseimbangan atau proporsi yang
disukai guru harus disertakan dalam persiapan kisi. Kisi-kisi ujian, khususnya format atau
matrik, memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipelajari agar dapat lulus ujian.
Oleh karena itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1)
menyampaikan gambaran isi kurikulum; 2) memuat komponen-komponen yang jelas,
lengkap, dan sederhana; dan 3) memungkinkan pencatatan setiap indikator.
contoh kisi-kisi dan soal nomor 18
18. Seorang perempuan mengetahui kapan dan berapa lama haidnya yaitu selama
7 hari, kemudian ia mengeluarkan darah hitam selama 8 hari dan dilanjutkan
dengan darah merah selama 9 hari, maka dia menyadari bahwa haidnya adalah
yang hitam saja.
c. Menyusun soal
Soal dapat dibuat dengan menggunakan tes objektif atau tes esai. Harus ada lebih
banyak pertanyaan secara keseluruhan daripada yang diperlukan dan semuanya harus
sesuai dengan grid. Tingkat kesulitan atau kesederhanaan suatu soal tidak hanya
bergantung pada materi pelajarannya, tetapi juga pada proses yang digunakan untuk
membuatnya. Contoh hal-hal yang sesuai dengan standar luas untuk pembuatan item
pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1) Produk harus sesuai dengan indikator;
2) Topik dan pilihan jawaban harus diartikulasikan secara tepat, ringkas, kuat,
dan hanya menggunakan klaim yang disebutkan dalam perumusan.
6) Opsi jawaban bernomor harus diurutkan dari kecil ke besar, atau sebaliknya.
Soal dan tes perlu diuji terlebih dahulu, kemudian menilai hasilnya untuk memastikan
bahwa mereka memenuhi kriteria tes yang baik. Jika peserta tes adalah seorang peserta
didik, misalnya, peserta didik tersebut harus memiliki status yang sama dengan peserta
tes. Tes yang telah disiapkan perlu diujikan terlebih dahulu sebelum diujikan pada peserta
didik yang sebenarnya.
e. Membuat Skor penilaian
Jika jawaban diuji, setiap peserta didik menerima skor (peserta yang diuji). Peserta
didik menerima skor 2 untuk jawaban yang benar, dan skor 0 untuk jawaban kosong atau
jawaban yang salah. Hasil dari semua tes ditabulasikan untuk setiap peserta didik.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus
berikut :
Pada Soal nomor 3 dikatakan soal mudah karena memiliki koefisien 0,897,
(Indeks kesukaran 0,71-1,00 tergolong mudah). Sedangkan soal nomor 4
dikatakan sulit karena memiliki koefisien 0,138. (Indeks kesukaran 0,00-0,30
tergolong sukar)
3. Menghitung Daya Pembeda
2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar
5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak peserta didik yang
menebak
Keterangan:
DP = Daya pembeda soal,
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N = Jumlah peserta didik yang mengerjakan tes.
Untuk mengetahui daya pembeda tes bentuk uraian adalah dengan
menggunakan rumus berikut:
Contoh soal
Soal dengan daya pembeda baik (0,41-0,71), sangat baik (0,21-0,40), dan
daya pembeda cuk up adalah yang dapat digunakan (0,71-1,00). Ada soal-soal
tertentu dengan beda pangkat 0,151 yang tidak dapat digunakan tetapi tetap
digunakan oleh guru
a. Selain itu, ada tiga (tiga) pendekatan untuk menilai kehandalan hasil
tes, yaitu: Keteraturan pengukuran berulang: Apakah pengukuran
pertama dan kedua pengukuran yang diterapkan pada kelompok yang
sama disetujui.
b. Hasil pengukuran dan dua atau lebih alat ukur berdasarkan ketelitian
kisi sebelumnya adalah keteraturan pengukuran yang sama (b).
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir soal
x= Rata-rata skor total
(SD)2= Varians skor total
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir soal
s2i = varians skor soal ke-i
s2t = varians skor total
Nilai korelasi (r) yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel
koefesien korelasi dengan kategori sebagai berikut:
a. 0,90 ≤ r ≤ 1,00 = korelasi sangat tinggi (sempurna)
Jika hasil perhitungan diperoleh besarnya r=0,76, maka berarti 0,76 terletak antara
0,6 ≤ r ≤ 0,8, berarti koefisien reliabilitas tes tergolong kategori tinggi.
Menurut tes metode belah dunia ini, satu-satunya tes yang sah, atau tes yang
memenuhi ketiga kriteria untuk analisis suatu objek, adalah tes yang memaksimalkan
keuntungan (r butir, indeks kesulitan, daya diskriminatif). Tidak semua soal dapat
digunakan karena keharusan untuk memikirkan kembali penentuan jumlah soal.
D. Kendala Dalam Penyusunan Soal Tes
Dalam penyususnan soal tes pasti ada kendala-kendala yang dihadapi. Dari
penyususnan soal tersebut memunculkan kesulitan-kesulitan yang lebih kompleks lagi
yang dihadapi dalam pelaksanaan penyusunannya.(Herman, Rahim, and Syamsuri
2021)
1) Minimnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam memahami kaidah
penulisan soal
2) Kurangnya motivasi yang dimiliki guru dalam pengembangan diri mengenai
penyusunan soal
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul. 2018. “Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar” 8 (2): 12.
Khaerudin. 2018. “Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar” Jurnal Madaniyah, Volume 2
Edisi Ix Agustus.
Kurniawan, Tutut. 2018. “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Ips Sekolah Dasar,” 6.
Magdalena, Ina, Nasya Uriani Fugri, Dina Amalia, Ani Yuliani, And Sashy Noviana
Waluyo. 2022. “Proses Penyusunan Desain Pembelajaran Dan Konsep Evaluasi
Formatif Di Sdit Aryadillah” 2: 18.
Ndiung, Sabina, And Mariana Jediut. 2020. “Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar Berorientasi Pada Berpikir Tingkat
Tinggi.” Remiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran 10
(June 1, 2020): 94. Https://Doi.Org/10.25273/Pe.V10i1.6274.
Paramarta, I Made. 2020. “Proses Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional
Pendidikan Agama Hindu Di Kalimantan Tengah” 11: 20.
Purnomo, Puji. 2018. “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Menyelesaikan
Masalah Yang Berkaitan Dengan Waktu, Jarak Dan Kecepatan Untuk Siswa Kelas
V.” Jurnal Penelitian 20 (2): 7.
Rizqiyah, Lailatur, And Eka Diana. 2018. “Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi
Hasil Belajar Makalah,” 14.
Rofi, Sofyan, And Henri Fatkurochman. 2021. “Penyusunan Soal Terintegrasi Kisi-Kisi
Soal Berbasis Aplikasi Sederhana Bagi Guru Di Mts Baitul Arqom” 1: 8.
Sasongko, Denis Guritno Sri. 2021. “Teknik Penyusunan Dan Pelaksanaan Tes Hasil
Belajar.” Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.29214.25920.
Setiawan, Adib Rifqi, And Arij Zulfi Mufassaroh. 2020. “Menyusun Soal Literasi Saintifik
Untuk Pembelajaran Biologi Topik Plantae Dan Animalia.” Preprint. Thesis
Commons. Https://Doi.Org/10.31237/Osf.Io/Acgq9.
Afrian, R., Islami, Z. R., & Mustika, F. (2018). Pembinaan Pembuatan Tes Buatan Guru
(Soal) Mata Pelajaran Geografi Sma/Ma Kota Langsa. Jurnal Vokasi - Politeknik
Negeri Lhokseumawe, 1(2). Https://Doi.Org/10.30811/Vokasi.V1i2.687
Annisa, M., Nanna, A. W. I., Sofyan, A., & Kusnadi, D. (2019). Pengembangan
Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Pengembangan Tes, Konstruksi Dan
Analisis Butir Soal Di Wilayah 2t. Lensa (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan Ipa,
9(2), 46–51. Https://Doi.Org/10.24929/Lensa.V9i2.63
Azid, N, Ali, R, M, El Khuluqo, I, Purwanto, S. E., & Susanti, E. N. (2022). Higher Order
Thinking Skills, School-Based Assessment And Students’ Mathematics
Achievement: Understanding Teachers’ Thoughts. Https://Doi.Org/International
Journal Of Evaluation And Research In Education (Ijere), 11(1), 290–302.
Https://Doi.Org/10.11591/Ijere.V11i1.22030
Basuki, K. H., Hakim, A. R., Farhan, M., & Apriyanto, M. T. (2021). Pelatihan Penyusunan
Soal Berkualitas Pada Guru Matematika Di Smpit Arrahman Jakarta Selatan.
Jurnal Pengabdian Barelang, 3(01), 36–40.
Https://Doi.Org/10.33884/Jpb.V3i01.2717
Hamzah B. Uno, & Nurudin, M. (2012). Belajar Dengan Pendekatan Paikem. Pt. Bumi
Aksara.
Haryanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen) (I). Uny Press.
Kadir, A. (2015). Menyusun Dan Menganalisis Tes Hasil Belajar. 8(2), 12.
Kurniawan, T. (2018). Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran
Ips Sekolah Dasar. 6.
Mariyani. (2021). Meningkatkan Kemampuan Guru Pai Sd Dalam Menyusun Soal Tes
Hasil Belajar Penilaian Akhir Semester. Volume I, Nomor 1, September 2021 E-
Issn: 2808-3962, P-Issn: 2807-8527. Https://Doi.Org/Jurnal Terapan Pendidikan
Dasar Dan Menengah
Ndiung, S., & Jediut, M. (2020). Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik Sekolah Dasar Berorientasi Pada Berpikir Tingkat Tinggi. Premiere
Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(1), 94.
Https://Doi.Org/10.25273/Pe.V10i1.6274
Nurwati, B. (2022). Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Teknik Group Discussions
Secara Daring Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Soal Tes
Hasil Belajar Di Sdn Pesantren Kabupaten Jombang. Jurnal Simki Pedagogia, 5(1),
56–66. Https://Doi.Org/10.29407/Jsp.V5i1.98
Purnanto, A. W., & Mahardika, A. (2017). Pelatihan Pembuatan Soal Interaktif Dengan
Program Wondershare Quiz Creator Bagi Guru Sekolah Dasar Di Kota Magelang.
Warta Lpm, 19(2), 141–148. Https://Doi.Org/10.23917/Warta.V19i2.2748
Rapono, M., Safrial, S., & Wijaya, C. (2019). Urgensi Penyusunan Tes Hasil Belajar:
Upaya Menemukan Formulasi Tes Yang Baik Dan Benar. Jupiis: Jurnal
Riadi, A. (2017a). Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. 15, 16.
Rizqiyah, L., & Diana, E. (2018). Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil
Belajar Makalah. 14.
Suardipa, I. P., & Primayana, K. H. (2020). Peran Desain Evaluasi Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. 4(2), 13.
Valen, A. (2020). Analisis Pemahaman Guru Dan Kemampuan Menyusun Soal Mid
Semester Mata Pelajaran Ips Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1084–1097.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i4.501