Professional Documents
Culture Documents
2 Desember 2016 1
ISSN 2086 ² 3918
ABSTRAK
The development of an authentic assessment instrument performance is a form of performance assessment
instruments in elementary school mathematics learning that aims to measure the learning outcomes from the aspects
of students' skills. This assessment instrument requires the use of a valid assessment of performance, realaiabel,
practical, efficient and easy to learn. Research subjects in elementary school SDN Nurrusshidiq town of Cirebon
and Cirebon City Karanganyar class V on the material geometry.
This study is a model of the development of R & D using analysis of modified Borg and Gall researchers into three
phases include: First, through the analysis of data needs that information obtained in the aspects of performance
assessment instruments in learning mathematics are: preparation, execution and reporting of the work . Second, the
lattice instrument consisting of 6 items, after tested retained as the 6th item is valid. Third, according to the input of
the experts who were four people using the techniques of expert judgment, to-four experts came from three expert
evaluation, and mathematical instruments and a senior Mathematics teacher. Fourth, the content validity of the test
results were analyzed using the Q Score of all aspects assessed by experts covering aspects aspects Compliance with
indicator, writing, language, and physical appearance ideals percentage value of 91% included in the criteria used
very good and decent. Fifth, data from the instrument reliability performance on a small scale using GENOVA
analysis, problem number one (0.89), Problem number two (0.90), question number three (0.82) about the number
three (0.78). (4). Sixth, practicality uyang instruments were analyzed using T scores obtained an average score of
52.33 and a T score of each rater I (49), rater II (54), and a third rater score obtained from T (54) and based on the
assessment teacher performance assessment instruments classified as practical .
In conclusion authentic assessment instrument performance worthy to be used by primary school mathematics
teacher and teacher summarized the results of all development in the use of manual performance assessment
instrument. It is advisable for teachers to take advantage of the assessment instrument performance as a capability
assessment of students in aspects of learning math skills in elementary school.
bahwa pengujian yang dilakukan selama ini dasar. Menurut Howard Gardner yang tidak
baru mengukur penguasaan materi saja dan mungkin dinilai hanya dengan cara-cara yang
itu pun hanya meliputi ranah kognitif tingkat biasa. Ketujuh kemampuan dasar tersebut
rendah. Keadaan semacam ini merupakan adalah: (1) visual-spatial, (2) bodily-kinesthetic,
salah satu penyebab guru enggan melakukan (3) musical-rhythmical, (4) interpersonal, (5)
kegiatan pembelajaran yang memfokuskan lntrapersonal, (6) logicamathematical, (7)
pada pengembangan sikap dan keterampilan verbal linguistic. Baru dua kemampuan yang
proses anak. terakhir yang banyak diukur atau dinilai
orang, sementara lima kemampuan yang
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lainnya belum banyak diungkap, Dari
umumnya hanya terpusat pada penyampaian keterangan di atas jelaslah bahwa proses
materi dalam buku teks. Keadaan faktual ini penilaian (asesmen) terutama penilaian
mendorong siswa untuk menghafal pada setiap kinerja menjadi fokus utama penilaian.
kali akan diadakan tes harian atau tes hasil
belajar padahal untuk anak jenjang sekolah Hasil wawancara di lapangan (terutama
dasar yang harus diutamakan adalah terhadap pembelajaran matematika di Sekolah
bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu Dasar Kota Cirebon, Sa'adah (2014)
dan daya kritis anak terhadap suatu masalah mengatakan terdapat beberapa sumber
(Marjono.M: 1996), Selain itu; belum adanya kendala yang dihadapi oleh para guru dalam
penilaian unjuk kerja yang dilakukan sebagai menilai unjuk kerja siswa yaitu: pertama,
suatu langkah mengetahui kondisi maupun pedoman penyekoran dalam instrumen tidak
tingkat kemampuan siswa, sehingga apabila jelas sehingga sukar digunakan, komponen-
pelajaran matematika disampaikan secara komponen yang dinilai sulit untuk diamati,
menarik dapat mendorong siswa untuk lebih sehingga cenderung diabaikan; kedua, penilai
giat dan meningkatkan pemaham terhadap (rater) umumnya hanya satu orang yaitu guru
materi yang diperolehnya. bidang studi, sedangkan komponen-komponen
yang dinilai dan jumlah siswa yang dinilai
Asesmen kinerja siswa merupakan salah satu cukup banyak, sehingga sulit untuk mendapat
alternatif penilaian yang difokuskan pada dua perbanding untuk dijadikan bahan
aktivitas pokok, yaitu: Observasi proses saat pertimbangan mengambil keputusan; ketiga,
berlangsungnya unjuk keterampilan dan kemungkinan ada kecenderungan untuk
evaluasi hasil cipta atau produk. Penilaian memberi nilai tinggi atau sebaliknya, hal ini
bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat diakibatkan oleh instrumen yang digunakan
siswa melakukan aktivitas di kelas atau belum memenuhi persyaratan validitas,
menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan reliabilitas dan kepraktisannya.
tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang
ditampilkan siswa adalah variabel yang Melawati (2014) menyatakan sebagian besar
dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa guru matematika sekolah dasar disini
didasarkan pada perbandingan antara kinerja khususnya tidak tertarik dan tidak mau
siswa dengan target yang telah ditetapkan. menggunakan penilaian otentik atau penilaian
unjuk kerja. Pada umumnya berpendapat
Proses penilaiannya dilakukan mulai bahwa melakukan penilaian otentik itu
persiapan, melaksanakan tugas sampai membuang waktu dan energi serta terlalu
dengan hasil akhir yang dicapainya. Oleh mahal, apalagi penilaian otentik perlu
karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan dirancang dengan baik. Pendapat tersebut
saja tidak dapat mewakili secara keseluruhan tertentu tidak benar. Menilai kinerja dengan
segala penilaian yang diinginkan apalagi tes tertulis tentu tidak valid, karena tidak
dengan materi pembahasan yang menuntut mengukur apa yang ingin dinilai, Kinerja perlu
siswa agar dapat memecahkan masalah dan dinilai pada saat kegiatannya sedang
menentukan sikap, bekerja sama dengan berlangsung. Kalau penilaian kinerja
teman sekelompoknya dan lain-lainnya. dilakukan terhadap sejumlah siswa dan tidak
dirancang dulu atau dilakukan asal-asalan,
Asmawi Zainul (2001) menekankan perlunya tentu hasilnya tidak dapat
asesmen unjuk kerja untuk mengukur aspek dipertanggungjawabkan karena tidak
lain di luar kognitif, yaitu tujuh kemampuan konsisten.
EduMa Vol. 5 No. 2 Desember 2016 3
ISSN 2086 ² 3918
pengembangan ini meliputi: (1) Pendahuluan layak, maka instrumen direvisi kembali
(Define); (2) Perencanaan (Planning) (3) sehingga instrumen menjadi layak untuk diuji
Mengembangkan produk awal (Develop)', (4) cobakan. Sebelum uji coba, dilakukan validasi
Uji coba awal; (5) Revisi pertama; (6) uji coba terhadap instrumen oleh 4 ahli evaluasi,
lapangan utama; (7) revisi produk kedua; (8) kemudian instrumen diujicobakan untuk
Uji coba produk operasional; (9) Revisi Produk menilai kinerja peserta didik saat
final; (10) Penyajian produk akhir (Deliver). pembelajaran pada skala kecil, yaitu pada
peserta didik kelas V pada skala kecil. Hal ini
Berdasarkan sepuluh langkah penelitian dan bertujuan untuk mengetahui apakah
pengembangan yang dikembangkan Borg & instrumen sudah layak digunakan atau belum
Gall tersebut, dalam penelitian ini pada proses untuk mengetahui bagaimana kinerja peserta
pelaksanaannya melakukan adaptasi yang didik. Hasil dari uji coba penggunaan
mengacu pada model pendekatan tersebut. instrumen pada kelas V dijadikan rujukan
Adapun adaptasi penelitian pengembangan ini untuk pengembangan dan perbaikan
secara garis besar terdiri dari tiga tahap instrumen selanjutnya.
kegiatan pokok, yakni: (1) pendahuluan; (2)
pengembangan produk (develop) dan (3) Tahap penyajian {deliver), pada tahap ini diuji
penyajian. cobakan lebih luas yaitu di sekolah berbeda
dengan kelas yang sama yaitu kelas V dan
Tahap pendahuluan terdiri dari tiga kegiatan pada skala yang lebih besar. Uji coba produk
pokok yang meliputi kegiatan analisis yang sesungguhnya dilaksanakan untuk
kebutuhan, perancangan kisi-kisi dan menilai kinerja peserta didik kelas V pada saat
pembuatan instrumen asesmen unjuk kerja. pembelajaran. hasil dari fase ini adalah
Kegiatan analisis kebutuhan bertujuan untuk adanya kesimpulan sukses tidaknya
mengungkap kondisi nyata guru matematika rancangan produk yang dikembangkan bagi
dalam melakukan asesmen unjuk kerja siswa kepentingan pengguna dan dari tim yang
khususnya pada pembelajaran Matematika terlibat.
saat ini. Analisis kebutuhan berupa hasil
survey dengan menggunakan wawancara yang Data Instrumen yang digunakan pada
dilakukan terhadap para guru matematika SD. penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Skala
Sebagai subyek penelitian pada tahap analisis Bertingkat {Rating Scale), skala bertingkat
kebutuhan diperoleh informasi bahwa kendala digunakan untuk melihat indikator
penilaian unjuk kerja kegiatan pembelajaran keterampilan psikomotor dalam melaksanakan
matematika di sekolah dasar, salah satu kegiatan praktikum. Skala bertingkat ini
kendala adalah guru masih belum memahami berisi tentang aktivitas siswa berupa
pedoman penyekoran dalam instrumen yang keterampilan yang akan diamati.
tidak jelas sehingga sukar digunakan, Keterampilan psikomotor yang diobservasi
komponen-komponen yang dinilai sulit untuk meliputi penyiapan alat dan bahan,
diamati, sehingga cenderung diabaikan. menggambar jaring-jaring bangun ruang,
membentuk bangun ruang, dan merapikan
Tahap pengembangan (develop), pada tahap ini alat dan bahan. Skala bertingkat ini diisi oleh
instrumen yang sudah dirancang observer yang mengamati seluruh siswa; (2)
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Uji Rubrik, Rubrik digunakan sebagai panduan
ahli atau Validasi, dilakukan dengan penilaian yang menggambarkan kriteria yang
responden para ahli perancangan model atau diinginkan guru dalam menilai atau memberi
produk. Kegiatan ini dilakukan untuk tingkatan dari hasil pekerjaan siswa.
mereview produk awal memberikan masukan
untuk perbaikan, Rubrik memuat daftar karakteristik yang
diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam
Proses validasi ini disebut dengan Expert suatu pekerjaan siswa disertai dengan
Judgement atau Teknik Delphi. Instrumen panduan untuk mengevaluasi masing-masing
yang sudah dihasilkan dievaluasi, apakah karakteristik tersebut. Tujuan dari penilaian
format yang dihasilkan sudah layak atau rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas
belum, dan bagaimana kesesuaian isi materi memahami dasar penilaian yang akan
penilaian pembelajaran. Jika instrumen belum digunakan untuk mengukur suatu kinerja
EduMa Vol. 5 No. 2 Desember 2016 5
ISSN 2086 ² 3918
siswa. Kedua pihak (guru dan siswa) akan kompenen-kompenen yang dinilai sulit untuk
mempunyai pedoman bersama yang jelas diamati, sehingga cenderung diabaikan.
tentang tuntutan kinerja yang diharapkan; Keberhasilan pencapaian kompetensi siswa
(3)Pedoman Wawancara Guru, Pedoman akan sangat ditentukan oleh pengalaman dan
wawancara dalam penelitian ini digunakan pengetahuan guru dalam mengembangkan,
untuk mengumpulkan data lebih dalam dan menggunakan alat ukur yang telah
mengenai kepraktisan dan keefektifan dikonstruksi itu dengan cara yang benar, serta
instrument penilaian yang dikembangkan. kemampuan menganalisis informasi yang
baik berkaitan dengan instrument yang dihasilkan oleh alat ukur itu. Berkaitan
digunakan, teknik pelaksanaan penilaian, dengan pengalaman guru dalam
ataupun hal-hal lain yang tidak terungkap pengembangan perangkat instrumen yang
melalui skala bertingkat dan rubrik; (4) digunakan dalam melakukan penilaian
Instrumen Tes, Seperti halnya wawancara, tes pembelajaran matematika selama ini dapat
juga memberikan sampel perilaku individu, dilihat melalui jumlah respon, persentase, dan
hanya saja dalam tes stimulus yang direspon prioritas pilihan sebagaimana terangkum
responden lebih terstandardisasikan daripada dalam tabel berikut.
wawancara.
Tabel 1 Penggunaan
Bentuk tes yang sudah standar tersebut Perangkat/Instrumen Penilaian
membantu untuk mengurangi bias yang Urutan Perangkat Jumlah
mungkin muncul selama proses penilaian Penilaian Respon
kinerja berlangsung. Respons yang diberikan 1 Kisi-Kisi dan Tugas 7
biasanya dapat diubah dalam bentuk skor dan 2 Lembar 3
dibat analisis kuantitatif. Hal itu membantu Pengamatan
pengawas untuk memahami responden. Skor 3 Rubrik Penilaian 0
yang didapat kemudian di interpretasi sesuai 4 Prosedur Penilaian 0
dengan norma yang ada; (5) Lembar Observasi N=10
Pengamatan, Pedoman pengamatan dalam
asesmen unjuk kerja pada pembelajaran Keberhasilan pencapaian kompetensi siswa
matematika dipergunakan untuk mengamati akan sangat ditentukan oleh pengalaman dan
dan menilai setiap siswa peserta tes unjuk pengetahuan guru dalam mengembangkan,
kerja dengan menggunakan rubrik berbentuk dan menggunakan alat ukur yang telah
skala penilaian (rating scale) beserta bobot dikonstruksi itu dengan cara yang benar, serta
penilaiannya. Penyusunan konstruk instrumen kemampuan menganalisis informasi yang
pengamatan dalam bentuk skala penilaian dihasilkan oleh alat ukur itu. Berkaitan
berdasarkan materi yang mencerminkan dengan pengalaman guru dalam
keterampilan yang akan diukur. Selanjutnya pengembangan perangkat instrumen yang
ditentukan skala penilaian untuk setiap digunakan dalam melakukan penilaian
materi. Dalam penelitian ini digunakan skala pembelajaran matematika selama ini dapat
empat, yaitu satu sampai empat (1-4). dilihat melalui jumlah respon, persentase, dan
prioritas pilihan.
(Tahun) Kesesua
Praktisi ian 1 5 5 5 5 20
dan Aspek
1 I 27 S3 penilaia
Akademis
n unjuk
i 1 SB
kerja
Praktisi dengan 2 4 5 4 5 18
dan indikato
2 II 25 S3
Akademis r yang
i ada
Praktisi 3 5 4 4 4 17
Penulis
dan 2 4 5 5 3 5 18 SB
3 III 23 S3 an
Akademis 5 4 5 4 5 18
6 5 5 5 4 19
i
3 Bahasa 7 5 5 4 5 19 SB
Guru
8 5 4 3 4 16
4 IV 30 Matemati S1 9 5 5 3 4 17
Penamp
ka 4 ilan 10 SB
5 5 5 5 20
Fisik
Berdasarkan tabel 4 peneliti memilih 4 orang 4 4 4 4
Jumlah Skor 182 SB
pakar dari sudut pandang berbeda dan dengan 8 8 0 6
kriteria yang berbeda-beda berdasarkan
keinginan peneliti tetapi homogen menurut Dari hasil ujicoba yang dilakukan kepada 3
kepentingan dan keterkaitannya dengan ahli instrumen dan 1 ahli Matematika maka
variabel yang ingin divalidasikan baik dari diambil rata-rata persentase hasil uji coba
akademisi, praktisi, maupun isi, untuk yaitu untuk tugas unjuk kerja kelas V,
menemukan variabel terpilih. Dari 4 orang Persentase Keidealan instrumen penilaian
pakar tersebut akan diperoleh komentar atau 91%, Uji Kesesuaian 95%, Uji Penulisan 88%,
saran berupa kalimat variabel penelitian, Uji Bahasa 90%, Uji Penampilan fisik 92,5%.
penambahan dan pengurangan jumlah
variabel, pengolahan data, dan sebagainya. Selain nilai persentase keidealan hasil validasi
Berikut adalah para pakar yang memenuhi umum dari ke-empat penilai terhadap
syarat peneliti. instrumen asesmen unjuk kerja yaitu dapat
dilihat dari nilai expert judgment , yang
Hasil-hasil penilaian ke-empat penilai mendapatkan skor maksimal 20 ada pada
terhadap instrumen asemen otentik unjuk aspek kesesuaian indikator dan penampilan
kerja terangkum dalam Tabel 4.5. Aspek-aspek fisik. Selain data yang dipaparkan pada tabel
penilaian meliputi: kesesuaian aspek penilaian juga diperoleh data tertulis yang berasal dari
unjuk kerja dengan indikator yang ada, aspek kolom catatan dan data verbal yang
kesesuaian aspek dengan indikator, penulisan, ditranskripkan dari hasil wawancara dengan
aspek bahasa, dan aspek penampilan fisik. ahli dan praktisi tentang Beberapa hal pokok
yang menjadi masukan dari ke-empat penilai
tersebut diantaranya adalah: (1) Tata cara
penulisan bahasa masih kurang tepat
misalnya penggabungan atau pemisahan
kalimat; (2) Kalimat pada instrumen
hendaknya langsung ke akar permasalahan,
tidak bertele-tele; (3) Tampilan instrumen
masih kurang menarik: (4) Instrumen
Tabel 5. Rangkuman Hasil Validasi Hendaknya mengukur kompetensi spesifik
Instrumen Asesmen Unjuk Kerja Pada yang diharapkan muncul dalam pembelajaran;
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (5) Rubrik penilaian hendaknya dijadikan satu
Kota Cirebon apabila tipe soal sama agar lebih efisien.
http://eprints.unsri.ac.id/1076/1/4._Lap http://www.norel.org/sdrs/areas/issues/
oran_Penelitian_(Pengembangan_instr methods/assement/as7refs.htm.
umen_dst)_UC.pdf (14 mei 2013) Heruman. 2008. Model Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar.
Djaali & Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran
Bandung: Remaja Rosdakarya.
dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo. Iskandar, T. 2000. Penerapan Penilaian
Kinerja dalam Kegiatan Laboratorium
Depdiknas., 2003, Standar Kompetensi Mata
pada Konsep Reproduksi Tumbuhan
Pelajaran Sains SMP dan MTs,
Biji di Madrasah Aliyah. Tesis
Jakarta.
Magister pada PPS UPI: tidak
Fuadi, 2012, Pengembangan Instrumen diterbitkan.
Penilaian Unjuk Kerja Pembelajaran
Popham, W.J. 1995. Classroom assessment:
IPA Unjuk Standar Kompetensi Materi
What teachers need to know, Boston-
Cahaya Kelas V, Tesis, Semarang,
USA: Ally and Bacon.
Program Pascasarjana Universitas
Semarang. Richard et. al., 2012, ´Mesuring Science
Gabel, D.L. 1993. Handbook of Research on Interest: Rasch Validation of The
Science Teaching and Learning. Science Interest 6XUYH\µ ,QWHUQDWLRQDO
NewYork: Maccmillan Company. Journal of Sains and Mathematics
Galton, M. & Harlen, W. 1990. Assessing Education, Vol. 10: 643 ² 668
Science in the Primary School: Written Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip
Task. Lon-don: Paul Chapman Perilaku Organisasi. Jakarta:
Publishing Ltd. Erlangga.
Ghozali. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate
Rust, C. 2002. Purposes and Principles of
dengan Program SPSS. Semarang : BP
Assessment. Oxford. Oxford Centre for
UNDIP
Staff and Learning Development
Gibson, Ivancevich dan Donnelly. 1997.
OCSLD
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.
Jakarta: Binarupa Aksara. 6D·GLMDK & Asesmen Kinerja Dalam
Pembelajaran Matematika.
Guildfold, J.P. 1954. Psychometric Methods.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/200
New York: McGraw Hill Book
9/09/vol-4-no-2-cholis-sadijah.pdf.
Company.
akses: 22 Februari 2012
Hadi, S. 2000. Metodologi Research .
Slavin. 2009. Cooperativ learning. Nusa Media.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Bandung
Hadi, S. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen
Streiner DL, Norman GR, Blum HM (1989).
Angket, Tes dan Skala Nilai dengan
PDQ Epidemiology. Toronto: BC
Basica. Yogyakarta: Andi Offset.
Decker, Inc.
Harlen, W. & Galton, M. (Eds.). 1990.
Streiner, DL. & Norman, GR. (2000) Health
Observing Activities - Assessing Science
measurement scales: A practical guide
in The Pri-mary Classroom. London:
to their development and use. Oxford:
Paul Chapman Publishing Ltd
Oxford University Press.
Hamid H, 2008. Evaluasi Kurikulum Sekolah.
Stiggins. 1994. Student Centered Classroom
PascaSarjana Universitas Indonesia
Assesment. Macmillan College
dengan PT. Remaja Rosdakarya
Publishing Company: New York.k
Haryati, M. 2008. Model & Teknik Penilaian
Suastra,. 2007. Pengembangan Penilaian
pada Tingkat Satuan Pendidikan
Otentik(Authentic Assesment) Dalam
Jakarta: Gaung Persada Pers.
Pembelajaran Fisika. Makalah.
Herman, Aschbacher., & Winters. 1992. Select
Disampaikan pada Seminar dengan
or design assessments that elicut
7HPD µ3HQJHPEDQJDQ 0RGHO
estabilished outcomes. Dia mbil pada
Pembelajaran Inovatif dan Asesmen
tanggal 17 Juli 2006, dari
sebagai Antisipasi Pelaksanaan KTSP
EduMa Vol. 5 No. 2 Desember 2016 13
ISSN 2086 ² 3918