You are on page 1of 6

Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal.

244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

Pengembangan Instrumen Tes Dan Non Tes Untuk Mengetahui Hasil Belajar
Siswa Di SDN Klenang Lor 1
Ryzca Siti Qomariyah1 , MelyTri Maulidya2 , Ilham Ibnu Firdaus3, Wiwin Wulandari4
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 1234, Universitas Panca Marga, Probolinggo
email: ryzca.upm@gmail.com1,melytrimaulidya14@gmail.com2,gakdontworyz@gmail.com3 ,wiwinwulandari523@gmail.com4

https://doi.org/10.47233/jpst.v1i2.342

Abstract
This Non-Test Test assessment tool is a tool that teachers usually use to measure the abilities of their students. This study aims to
determine the representation of teachers at SDN Klenang Lor I in using test and non-test assessment instruments in assessing
student learning outcomes. This research was conducted on 29-30 October 2022. Methods carried out in research/activities This
observation is a question and answer method and a survey method. It was explained that to assess and calculate learning
outcomes, the right type to use to assess student learning outcomes is a test. This study shows that teachers at SDN Klenang Lor
1 are still lacking in using non-test evaluation instruments. The subjects in this pilot activity were SDN Klenang Lor 1, namely
class VI students. The indicator is that teachers have quite difficulty implementing non-test evaluation activities compared to test
evaluations because non-test evaluation requires quite a lot of time in carrying out activities, while it is different from test
evaluation where teachers can carry out tests with careful consideration, for example making questions before taking the test.
The results of this study indicate that student learning outcomes in learning using tests are considered quite good while those
using non-tests are still quite lacking and still need improvement
Keywords: Test,Non-Test,Student Learning Outcomes, Evaluation, Cognitive aspects, affective,psychomotor.

Abstrak
Alat penilaian Tes Non-Tes ini adalah Alat yang biasanya guru gunakan untuk mengukur kemampuan peserta didiknya.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui representasi para guru-guru di SDN Klenang Lor I dalam menggunakan
instrument penilaian tes dan non-tes dalam menilai hasil belajar peserta didik.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29-30
Oktober 2022. Metode yang dilakukan dalam penelitian/kegiatan observasi ini adalah metode tanya jawab dan metode survei. Di
jelaskan bahwa untuk menilai dan menghitung hasil belajar, jenis yang tepat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa adalah
dengan tes. Dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa guru yang ada di SDN Klenang Lor 1 masih kurang dalam
menggunakan instrument evaluasi non-tes. Subjek dalam kegiatan uji coba ini adalah SDN Klenang Lor 1 yaitu siswa kelas VI.
Indikatornya adalah guru-guru cukup kesulitan dalam menerapkan kegiatan evaluasi non tes dibandingkan dengan evaluasi tes
karena evaluasi non-tes membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam kegiatan pelaksanaannya sedangkan berbeda dengan
evaluasi tes yang dimana guru-guru dapat melakukan tes dengan pertimbangan yang sudah matang misalnya pembuatan soal
sebelum melakukan tes. Hasil penelitian ini mrnunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan tes dirasa
cukup baik sedangkan yang menggunakan non-tes masih tergolong cukup kurang dan masih membutuhkan perbaikan.
Kata Kunci : Tes,Non-Tes,Hasil Belajar Siswa, Evaluasi, Aspek kognitif, afektif,psikomotorik.

This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license

PENDAHULUAN
Pencapaian Perkembangan anak dapat dirasakan melalui penilaian atau evaluasi(Nurjanah 2017) Penilaian
dan evaluasi merupakan tugas yang harus dipenuhi guru untuk mengetahui berapa lama peserta telah menguasai
keterampilan tersebut setelah menyelesaikan pelajaran. Dan juga, aktivitas perhitungan mampu dipilih jadi acuan
bagi kesuksesan organisasi guru, Perhatian besar harus diberikan pada penilaian pembelajaran dan evaluasi kegiatan
proses pembuatan dan penggunaan. Biasanya rangkaian hasil belajar dikelompokkan jadi tiga ranah yaitu mental,
keterampilan, dan perilaku.(Nurjanah 2017) Perkembangan kognitif erat hubungannyadengan kecerdasan, Tes
adalah alat ukur, adalah alat yang mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat suatu objek. Tujuan tersebut dapat
berupa keterampilan, perilaku, selera dan kehendak siswa (Widoyoko, 2005:2). Supaya dapat melahirkan alat tes
yang bagus, ada sebagian cara yang perlu ditempuh. Berdasarkan Mardapi (2008) ada 9 cara yang harus dilewati
untuk mengoptimalkan tes hasil maupun kinerja belajar, Dalam rangka mengembangkan hasil tes atau hasil belajar
harus diterapkan sembilan metode yaitu membuat desain tes, mencatat pertanyaan, mendiskusikan pertanyaan ,

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 244
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

mengadakan uji tes, menjabarkan pertanyaan , membenahi tes, menyusun tes, menjelaskan hasil tes. Instrumen tes
yang baik dapat mengembangkan tingkat hasil ujian yaitu profil kecakapan siswa.
Sedangkan Non Tes merupakan teknik evaluasi yang rata-rata dipakai untuk menaksir hasil belajar yang
berkaitan dengan kemampuan, khususnya yang berkaitan dengan apa yang dilakukan dan diolah siswa. Hal ini dapat
ditemukan dari hasil penafsiran yang diperoleh sepanjang proses pembelajaran. Yang berarti, perangkat ini
berurusan dengan ekspresi yang dapat dipelajari,wawasan , dan proses psikis lainnya yang tak bisa dilihat oleh
panca indera (Widyoko,2013).(Rofiah, Aminah, and Ekawati 2013). Berdasarkan Ahmad Fauzi (2013 :413) Bentuk
penilaian non tes yakni alat ukur yang digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik yang tidak bisa diuji
lewat alat ukur tes. Penilaian otentik berarti di mana semua metode dan hasil pembelajaran berada wajib mampu
menguji secara utuh dan tak hanya melalui sudut pandang kognitif, namun juga mencakup aspek afektif dan
psikomotorik. Teknik tes dan non-tes adalah unsur yang tidak terpisahkan dalam menilai hasil belajar(Madralis
1999). Fungsi tes dan non-tes ini menyampaikan materi keterangan, nilai output siswa yang didapat dari hasil
kegiatan penilaian pembelajaran(Kusumawati 2010). Sehubungan dengan penerapan kedua teknik pengukuran hasil
belajar tersebut, Secara umum, guru di sekolah lebih banyak menerapkan tes dibanding non-tes(Hutapea 2019).
Kegiatan penilaian dilakukan secara utuh, begitu juga secara internal
area kognitif, afektif dan psikomotorik. Perhitungan Hasil Belajar oleh pengampu dijalankan dengan menerapkan
instrumen penilaian (Permendikbud, 2014).(Irawati, Saifuddin, and Ma’rifah 2018) Berdasarkan Sudijono
(1996:49) ranah kognitif merupakan zona yang melingkupi area aktivitas mental atau otak.(Rofiah, Aminah, and
Ekawati 2013) Ranah afektif lebih mengacu pada perilaku yang mencakup aspek emosi dan perasaan, sedangkan
ranah psikomotor mencakup pada tingkah laku yang mementingkan aspek penampilan motorik. Evaluasi tes tertulis
adalah tes yang paling umum digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Di sisi lain, evaluasi non-tes
adalah tes yang biasanya sering digunakan untuk menentukan kemampuan emosional siswa. Alat penilaian tertulis
tidak selalu menentukan kemampuan siswa itu sendiri , dapat digunakan sebagai alat pelatihan keterampilan berpikir
siswa berdasarkan fase yang lebih tinggi. Pertanyaan yang dipakai dalam tugas praktis bisa mencakup soal-soal yang
menguji keterampilan pemecahan masalah peserta didik, pemikiran kritis, dan pemikiran kreatif.
Instrumen yang sering digunakan biasanya adalah instrumen tes menilai pengaruh kemampuan kognitif
siswa. Instrumen non-tes sangat jarang digunakan oleh guru- guru di sekolah. Metode ini lebih umum dalam arti bisa
dipakai untuk mengukur beragam sudut pandang pada peserta didik(Mania 2008). Berupa tes misalnya pertanyaaan
pilihan ganda atau uraian, namun instrumennya berbentuk non-tes, tindakan afektif dan psikomotorik masih benar-
benar jarang sekali dikembangkan. Mempertimbangkan evaluasi keseluruhan yang baik diharapkan mampu
mengembangkan instrument dari kurikulum 2013 yang secara menyeluruh baik kognitif,afektif, maupun
psikomotorik sehingga guru harus bisa mengembangkannya. Alat evaluasi, antara tes maupun non-tes. Fungsi tes ini
rata-rata untuk objek pengkajian dalam membenahi lesson plan. Dalam hal ini biasanya hasil tes disediakan umpan
balik dalam mengembangkan keunggulan pelajaran. Sampai saat ini media yang paling banyak digunakan dan
diluaskan oleh guru yaitu tes, seperti soal pilihan ganda dan esai. Evaluasi yang diinginkan dalam kurikulum 2013
adalah evaluasi kognitif, afektif dan psikomotor yang komprehensif, maka dari itu guru wajib untuk meningkatkan
alat evaluasi baik tes maupun non tes.
METODE PENELITIAN
Sebelum melakukan kegiatan, pada tanggal 27 Oktober 2022 di SDN Klenang Lor 1. Jl. Klenang Lor Kec.
Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Kelompok memberikan surat ijin pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah
yang dilaksanakan pada tanggal 29-30 Oktober 2022. Kegiatan observasi dilakukan untuk menganalisis kembali
bagaimana penilaian hasil belajar tes non-tes di sekolah tersebut agar terlaksana dengan baik. Dalam kegiatan ini,
kami mewawancarai dan alah satu guru kelas VI yang bersedia untuk kami lakukan tanya jawab dengan mengetahui
bagaimana cara menilai hasil belajar siswa disekolah tersebut. Kemudian kelompok melalukan proses tanya jawab
kepada wali kelas VI guru SD dan juga observasi ini menggunakan alat pengumpul bahan berupa lembaran tes.
Bentuk pembuktian berupa sistem penelitian alat penilaian tes yang digunakan menentukan keakuratan interpretasi
instrumen pilihan ganda dan uraian.
Metode akumulasi data dikerjakan dalam pelaksaanaan penelitian terhadap peserta didik kelas VI yaitu :
1. penelitian ini menerapkan bentuk soal tes pilihan ganda dan uraian kepada peserta didik.
2. Wawancara, penelitian ini juga menggunakan kegiatan wawancara kepada guru wali kelas VI
tentang bagaimana guru-guru disana menilai hasil belajar siswa menggunakan tes non tes.

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 245
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

Gambar 1. Proses Tanya Jawab

HASIL DAN PEMBAHASAN


Biasanya output belajar dievaluasi melalui tes, baik tes naratif juga tes objektif (Khaerudin 2017). Dua jenis
alat penilaian ini, yaitu alat evaluasi tes dan non-tes. Evaluasi tes dipakai demi menilai pengetahuan siswa,
Sementara alat evaluasi non-tes dipakai untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik. Sesudah menyerahkan
pelajaran pembuka, Para guru berlatih membuat alat skor tes untuk setiap bidang yang diajarkan berbentuk
pertanyaan pilihan ganda dan pertanyaan berupa uraian susulan yang diulas secara klasik. Dalam pembuatan tes
terdapat analisis butir soal didalamya, Analis butir soal adalah aktivitas yang biasanya dikerjakan oleh para guru
dengan maksud untuk melihat mutu pada pertanyaan yang telah dikerjakan.
Ketika membuat pertanyaan, keadaan yang bisa membuat perbedaan kualifikasi pertanyaan seperti barisan
pertanyaan, pengelompokan format pertanyaan, susunan,dan yang lainnya perlu diamati, sebab meskipun pertanyaan
tersebut telah bagus namun tak dipersiapkan dengan baik, Maka akan menghasilkan soal menjadi tidak baik.
Pembuatan soal dibuat sesuai melalui tingkatan kognitif yang sesuai dengan Taksonomi Bloom edisi revisi yaitu
level Mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
Tabel 1.1 sebagai berikut:
Mata Pelajaran Indikator Level
6.1.1 menemukan ide pokok dan informasi penting serta menyajikannya dalam bentuk C3
diagram.

6.3.4 mengidentifikasi kalimat efektif dan kosakata baku dengan benar. C2


Bahasa Indonesia

6.4.3 menyebutkan informasi penting dari teks ekplanasi yang dibaca dengan tepat. C1

4.3.3 mengidentifikasi ciri-ciri kosakata baku pada teks yang dibaca dengan tepat. C2

Tabel.1.2 Contoh Analisis Butir Soal Tes


Absen Nama Nilai soal Skor
Siswa Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Lisa 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6
2 Sasa 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5
Aldi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
3 Damar 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 4

4 Eni 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4
5 Thoriq 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 246
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

6 Ghina 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
7 Lili 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 5
8 Yusuf 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3
9 Mela 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
10 Intan 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7
11 Kinan 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7
12 Mareta 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4
13 Sulis 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
14 Ari 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
15 Puspa 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6
16 Aqila 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 6
17 Nels 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
18 Tama 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5
19 Nanda 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5
Jumlah 8 16 15 15 13 8 13 8 14 12

Dari table diatas, Memperoleh data bahwa setiap soal dari 1-10 memiliki tingkat kesukaran tersendiri.
Perbandingan tingkat kesukaran (P) menurut Robert L. Thornfike dan Elizabeth Hagen yaitu:
Kurang dari 0.30 = Terlalu Sukar
0,30 -0,70 = Cukup (sedang )
Lebih dari 0,70 = Terlalu Mudah

Rumus:
Np
P
N
P = Proporsi atau angka indeks kesukaran butir soal
Np = Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab betul butir soal
N = Jumlah peserta tes

Misal nilai siswa 1-5 dengan tingkat kesukarannya adalah


Np 8
1. P = P = 0,8
N 10
Np 16
2. P =P = 1,6
N 10
Np 15
3. P =P =1,5
N 10
Np 15
4. P =P = 1,5
N 10
Np 13
5. P =P =1,3
N 10
Tes instrument dilakukan untuk memastikan ketepatan skala penilaian yang digunakan untuk mengukur
perilaku jujur, disiplin dan bertanggung jawab. Tes menjadikan kecakapan suatu alat untuk menentukan nilai yang
mengarah pada keadaan selayaknya dari tes yang dinilai(Soeprijanto 2010). Akurasi pengukuran didasarkan pada
indikator tes. Metode tes alat yang digunakan adalah tes non empiris yaitu menyusun tes yang sesuai dan validasi
empiris atau eksperimen (Supranata 2006). Untuk mencapai instrumen yang baik, persyaratan keandalan perangkat
juga harus dipenuhi selain persyaratan kesesuaian. Integritas suatu penilaian tergantung pada apakah media tersebut
sudah benar-benar dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. Sedangkan, integritas sarana lebih mengacu pada
ketelitian, kekokohan atau kestabilan hasil penilaian. (Djaali dan Muljono 2008). Jadi kami melakukan wawancara
dengan seorang guru, sebagai bagian dari survei kami untuk mengetahui bagaimana penilaian tanpa tes digunakan di
sekolah ini.
Tes adalah alat penilaian berbentuk tulisan untuk mengamati keterampilan siswa sesuai dengan tujuan
penilaian yang ditetapkan dalam standar penilaian sekolah. Tes ini menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) Bisa
dilakukan dengan cara tertulis, verbal, atau perilaku. Menurut Zainul dan Nasution (2001), Tes yaitu soal atau tugas,
atau rangkaian tugas, yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai suatu karakteristik maupun ciri intelektual
tertentu. Tes berisi soal yang harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang dipakai dalam bimbingan dapat
mencakup soal-soal yang mengetes siswa mengenai soal pemecahan masalah, berpikir kritis dan berpikir

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 247
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

kreatif(Mulyani 2013). Sedangkan menurut pihak sekolah yang kami wawancara, tes adalah media untuk menilai
tingkat kemampuan masing-masing peserta didik setelah materi pembelajaran disampaikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru sd tersebut terlihat bahwa mereka menerapkan penilaian non tes yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajarannya. Setiap kali hasil belajar siswa dinilai, guru bukan hanya menerapkan penilaian tertulis,
tetapi juga menerapkan alat non-pengujian untuk melakukan penilaian. Menurut guru yang diwawancarai,
penggunaan penilaian non-eksperimental sangat penting dalam menilai hasil belajar siswa, meskipun pembuatan
media penilaian non-tes itu sendiri lumayan sulit untuk dibuat . Asesmen sangat berguna karena merupakan metrik
yang digunakan untuk menentukan hasil yang dicapai siswa setelah pelajaran. Oleh sebab itu, penilaian guru dapat
meningkatkan strategi dan cara pembelajaran yang dipakai serta memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran
melalui pembelajaran selanjutnya.
Seluruh guru khususnya guru SDN Klenang Lor 1 melakukan penilaian untuk menghitung hasil belajar
siswa di akhir pelajaran. Untuk memahami hasil belajar dan metode belajar siswa, guru memenuhi evaluasi tes dan
non tes. Misalnya tes deskriptif, tes subjektif dan tes objektif digunakan sebagai tes evaluasi. Kegiatan mengukur
kinerja, nilai dan evaluasi adalah hal yang sangat diperlukan untuk dunia pendidikan(Oktavia, Ismawati, and Alia
2021). Pada saat yang sama, alat penilaian yang tidak dapat diuji dengan tes biasa seperti observasi siswa,
wawancara siswa dan orang tua siswa, ulasan portofolio, penilaian diri dan penilaian rekan digunakan. Dengan
menggunakan instrumen nontes ini, siswa tidak malu untuk dapat melakukannya mengungkapkan isi dari masalah
yang dihadapinya(Dalimunthe 2022). Evaluasi Penilaian pada akhir pembelajaran disebut penilaian formatif, dan
bila dilakukan pada akhir semester disebut penilaian sumatif. (H Bisri 2015). Terdapat hambatan ketika penerapan
metode penilaian non tes yang mengganggu pelaksanaan penilaian pelajaran yang dialami oleh guru , yaitu bahwa
tujuan pelajaran tidak sepenuhnya terlaksana. Berdasarkan penilaian tanpa kuis sangat sulit bagi guru karena tidak
seperti penilaian tes mudah. Akibatnya, banyak guru yang seringkali kesulitan menerapkan penilaian non ujian
sebagai hasil belajar. Untuk kurikulum 2013, penilaian non tes akan dipakai dalam kurikulum ini. Karena aplikasi
dalam kurikulum 2013 mencakup penilaian sikap atau emosional, menggunakan teknik seperti observasi,
wawancara, dan rekaman peristiwa tertentu yang hanya dapat diamati secara langsung dan lebih mudah.
Terdapat banyak faktor yang menghalangi guru untuk membuat penilaian yang tidak terkait dengan tes.
Sebagai contoh: terdapat banyak hal yang harus ditinjau, dan mereka juga khawatir tentang bagaimana seharusnya
penilaian yang cocok dengan penilaian kami. Siswa pasif juga menghadirkan hambatan untuk penilaian di luar ujian,
karena sulit bagi guru untuk mengembangkan kepribadian siswa untuk penilaian on the job assessment. Siswa yang
tidak mengerti cara mengikuti ujian adalah kendala yang dihadapi guru, serta kurangnya guru yang membuat
instrumen non tes. Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dalam mempersiapkan instrument
OTC-nya, karena keterampilan guru merupakan faktor penting dalam melakukan penilaian OTC-nya. Biasanya
dalam pembuatan tes tersebut guru dari sekolah tersebut dengan cara :
1. Mencari referensi yang akan digunakan untuk membuat tes sebut satu hari sebelum
dilaksankannya tes tersebut,
2. Membaca ulang pelajaran yang akan disampaikan besok,
3. Menyesuaikan butir-butir soal tersebut dengan materi atau indikator yang sudah ada didalam RPP(
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
4. Menyesuaikan dengan jam pembelajaran. Dalam proses pembuatantes, pokok-pokok materi yang
akan diberikan harus materi informasi yang secara logis dan rasional agar siswa dapat dengan
mudah memahami.
Teknik nontes adalah evaluasi yang dibuat tanpa tes, non-tes menggunakan teknik observasi untuk
mengevaluasi peserta didik. Evaluasi non-tes sangat penting untuk mengevaluasi dampak pembelajaran yang
berhubungan dengan karakteristik dan soft kill, dan tidak hanya itu, teknik non-tes juga digunakan dalam
pengukuran aspek kognitif peserta didik(Bimrew Sendekie Belay 2022). Teknik evaluasi nontes berarti evaluasi
dilakukan tanpa menggunakan tes. (Magdalena, Luthfiyah, and Khoiriyah 2021). Observasi ini memiliki tujuan
untuk memaparkan:
1. Peningkatan instrument dalam belajar membaca dan memahami suatu penjelasan yang sudah di berikan.
2. Efektivitas penerapan model penilaian autentik terhadap kemampuan berfikir kritis siswa.
3. Perkembangan kebiasaan siswa dan perkembangan karakter siswa melalui metode stimulus dan respon.
Observasi ini diimplementasikan menggunakan desain metode campuran dengan metode penelitian dan
pengembangan. Tempat penelitian yang di laksanakan di SD Klenang Lor 1 yang dilakukan pada siswa kelas VI di
Kecamatan Banyuanyar. Data penelitian dikumpul kan menggunakan instrumen tes maupun nontes.

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 248
Vol. 1 No. 2 Desember 2022 Hal. 244-249
http://jurnal.minartis.com/index.php/jpst

KESIMPULAN
Jadi berdasarkan hasil observasi yang telah di laksanakan kami dapat menarik kesimpulan bahwa guru
melaksanakan evaluasi menggunakan tes dan non-tes. Evaluasi guru terhadap siswa tidak selalu dilaksanakan
melalui tes, tetapi juga dapat dilaksanakan melalui non-tes. Penilaian non-tes dilakukan untuk mengetahui aspek non
kognitif seperti motivasi, percaya diri, rasa ingin tahu, dan lain-lain. . Penelitian non-tes yaitu alat penaksiran yang
kebanyakan digunakan untuk memperoleh data spesifik terhadap status siswa tanpa ujian. Penilaian di non-tes ini
untuk melihat peningkatan dan kesusahan belajar, serta data tentang tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Pembahasan ini guru juga bisa melihat bagaimana kemampuan siswa dalam berpikir, bersikap, dan
berperilaku melalui asesmen penilaian tes dan non-tes. Dalam implementasi evaluasi melalui tindakan yang dimana
sebanding dengan evaluasi pada kurikulum 2013. Penilaian tes yang guru-guru gunakan adalah seperti ulangan
harian bagaimana dengan tes ini, guru mampu mengetahui ranah kognitif siswa. Sementara evaluasi non-tes yang
dilaksanakan oleh guru menggunakan stimulus atau respon yang diberikan kepada siswa. Dan dalam penilaian non-
tes ini guru dapat mengetahui kelemahan terhadap setiap peserta didik.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami selaku kelompok mahasiswa mengungkapkan banyak rasa terimakasih kepada pihak pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi di SDN Pabean, yang diantaranya yaitu :
1. Pihak SDN Klenang Lor 1 yang sudah bersedia memberikan kami tempat untuk melaksanakan kegiatan
evaluasi.
2. Dosen Pembimbing yang telah memberikan kami pengarahan dan bimbingan, sehingga pelaksanaan
kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
3. Bapak/Ibu Guru SDN Klenang Lor 1 yang bersedia terlibat dalam kegiatan wawancara yang kami lakukan.
4. Rekan rekan anggota mahasiswa yang telah bekerja keras dalam kegiatan observasi ini sehingga kegiatan
dapat berlangsung sesuai rencana.
DAFTAR PUSTAKA

Bimrew Sendekie Belay. 2022. “No Title‫הארץ‬.” ‫( הכי קשה לראות את מה שבאמת לנגד העינים‬8.5.2017): 5–2003.
Dalimunthe, Lenni. 2022. “Pemanfaatan Instrumen Tes Dan Nontes Pada Layanan Konseling Di Kabupaten Padang Lawas.” 3(2): 44–48.
H Bisri, M Ichsan. 2015. “Penilaian Otentik Dengan Teknik Nontes Di Sekolah Dasar Authentic Assessment With Nontest Technique in Primary
School Materi Dan Metode.” Jurnal Sosial Humaniora 6(5): 13.
Hutapea, Rinto Hasiholan. 2019. “Instrumen Evaluasi Non-Tes Dalam Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Dan Psikomotorik.” BIA’: Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 2(2): 151–65.
Irawati, Hani, Much Fuad Saifuddin, and Destri Ratna Ma’rifah. 2018. “Pengembangan Instrumen Tes Dan Non Tes Dalam Rangka Menyiapkan
Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Di Smp/Mts Muhammadiyah Se-Kabupaten Bantul.” Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil
Pengabdian Kepada Masyarakat 1(2): 503.
Khaerudin. 2017. “Administrasi, Analisis Butir, Dan Kaidah Penulisan Tes.” Jurnal Madaniyah 1(12): 100–108.
Kusumawati. 2010. “Bab Ii Kajian Pustaka Bab Ii Kajian Pustaka 2.1.” Bab Ii Kajian Pustaka 2.1 (2004): 6–25.
Madralis. 1999. “Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal.” 2(2): 151–65.
Magdalena, Ina, Jihan Luthfiyah, and Siti Khoiriyah. 2021. “Pengunaan Instrumen Evaluasi Non Tes Dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Kelas Iv Di Sdi Nur Insan.” Jurnal Edukasi dan Sains 3(2): 197–209.
Mania, Sitti. 2008. “Teknik Non Tes: Telaah Atas Fungsi Wawancara Dan Kuesioner Dalam Evaluasi Pendidikan.” Lentera Pendidikan : Jurnal
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 11(1): 45–54.
Mulyani, Sri. 2013. “Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia 2015.” Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 1(April): 187–91.
Nurjanah, Efi. 2017. “Teknik Dan Instrumen Asesmen PAUD Ranah Afektif: Teknik Non Tes.” At-Ta’lim: Jurnal Pendidikan 3(1): 25–38.
Oktavia, Ina Magdalena Anisa, Sri Ismawati, and Fitri Alia. 2021. “Penggunaan Evaluasi Non Tes Dan Di Sds Sari Putra Jakarta Barat.” PENSA :
Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial 3(1): 67–75. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa.
Rofiah, Emi, Nonoh Siti Aminah, and Elvin Yusliana Ekawati. 2013. “Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika
Pada Siswa SMP.” Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret 1(2): 17–22.
Soeprijanto. 2010. Pengukuran kinerja guru praktik kejuruan konsep dan teknik pengembangan instrumen. Tursina, Jakarta.
Sudjana N. 2008. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung
Widoyoko SE. 2012. Evaluasi program pembelajaran. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ali, Muhammad. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
A. Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Non Tes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Prijowuntato, S. Widanarto. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata DharmaUniversity Press.

Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi (JPST) Vol.01 No. 02 Desember 2022 249

You might also like