You are on page 1of 10

Widyagogik, p ISSN 2303-307X, e ISSN 2541-5468 1

Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila1*, Muhammad Thamrin Hidayat, Syamsul Ghufron 3, Rudi Umar Susanto4

1234
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
1*
hurinnabila052.sd19@student.unusa.ac.id , 2 thamrin@unusa.ac.id ,3
syamsulghufron@unusa.ac.id ,4 rudio@unusa.ac.id

DOI: https://doi.org/10.21107/Widyagogik/vXiX. 0000


Received Month XX, 20XX; Revised Month XX, 20XX; Accepted Month XX, 20XX

ABSTRAK
The school literacy movement is a program of the minister of education to strengthen
student character in regulation no. 23 of 2015 where one of the items in the regulation
requires students to get used to reading non-learning books that contain elements of
manners for 15 minutes before learning begins as an effort to increase student interest
in learning. The purpose of this SLR research is to identify research results related to
inhibiting factors, supporting factors and research results on the implementation of the
school literacy movement as a positive activity to increase interest in reading books in
elementary school students, this study uses research methods to systematically review
literature (SLRs). The data collected based on the PRISMA principle in the data base
comes from Google Scholar for the 2022 period using the keyword "School Literacy
Movement for Primary School Reading Interest", analyzing pdf articles in Indonesian.
There are several inhibiting factors in implementing the school literacy movement
program; lack of facilities and infrastructure and lack of understanding of educators in
GLS, then there are supporting factors; namely educational schools and parents of
students provide full support for GLS
Keywords : School Literacy Movement, Interest in Reading

© 2023 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution ShareAlike (CC BY SA) license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
2 Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila
1. PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari literasi dimana siswa dilibatkan dalam
kegiatan membaca dan menulis.Membaca merupakan salah satu keterampilan dan
tugas yang sangat penting bagi siswa dalam proses pembelajaran dan melalui membaca
siswa memperoleh banyak pengertian dan pengetahuan (Muflikhah, dkk.2022). Memba
ca dapat menambah pengetahuan dan pemahaman siswa, meningkatkan kecerdasan
siswa dan menambah pengetahuan. Seringnya membaca buku akan memperdalam
pengetahuan yang hendak diperoleh. Kebalikannya, jika enggan membaca buku hingga
terbatas pengetahuannya seorang tersebut (Fitrotunnisa 2019). Oleh sebab itu, kegiatan
literasi harus dilaksanakan di setiap sekolah melakukan kegiatan pembiasaan.

Literasi warga Indonesia masih terkategori dalam jenis tingkatan literasi yang
rendah. Teruji dari hasil studi PIRLS( Progress in International Reading Literacy Study)
dengan memperhitungkan keahlian membaca siswa kelas 4, dengan hasil dalam kategori
membaca, Indonesia menempati urutan ke 45 dari 48 negeri yang di riset (Wiratsiwi
2020). Maksudnya keahlian membaca pada partisipan peserta didik di Indonesia masih
sangat rendah. Salah satu inisiatif pemerintah untuk berupaya meningkatkan budaya
literasi di Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
merupakan awal penerapan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada awal tahun
2016. Menurut Anisah (2020) Pemerintah dalam mempraktikkan GLS mempunyai
pedoman teknis, antara lain merupakan sesi pembiasaan dimana siswa membaca buku
non- pembelajaran sepanjang 15 menit setiap hari saat sebelum pembelajaran dimulai,
setelah itu bila sesi pembiasaan telah bentuk mala siswa bisa di bimbing pada tahap sesi
pengembangan serta sesi pembelajaran.

Sebagian besar penelitian sebelumnya berfokus pada sekolah sebagai strategi


untuk meningkatkan minat membaca pada siswa sekolah dasar . Faradina (2017)
menyebutkan terdapat pengaruh pada pelaksaan gerakan literasi sekolah sebagau upaya
dalam meningkatkan minat baca siswa, itu, berdasarkan analisis dari hasil angket,
terdapat kendala pada kegiatan literasi di sekolah, seperti ; pada saat membaca nyaring,
membaca senyap, kegiatan pojok baca dan persewaan buku teraktif. Sedangkan menurut
Dharma (2020) pada saat mengimplementasikan gerakan literasi sekolah melakukan
beberapa kegiatan seperti, menambah buku yang menarik, pembiasaan membaca selama
15 menit, membuat jurnal membaca, membuat pojok baca san membuat lingkungan kaya
teks, melaksanakan berbagai perlombaan yang menarik perhatian siswa terhapan
kegiatan literasi dan melaksanaan kunjungan perustakaan. sedangkan Agustina, dkk.
(2022) menyimpulkan terdapat dampak yang positif pada pelaksanaan gerakan literasi
sebagai terhapa minat baca siswa, dengan melalui kegiatan literasi pada pojok baca dapat
meningkatkan minat baca siswa dalam analisis angket minat banya dengan hasil
tergolong cukup baik.
Widyagogik, Vol. XX. No. XX, Month- Month 2023 3

Diperlunya suatu tinjauan komperhensif atau secara luas dan menyeluruh untuk
mendiskripsikan faktor penghambat, faktor pendukung dan hasil saat
mengimplementasikan program gerakan literasi sekolah pada minat baca sekolah dasar.
Maka perlu dilakukan penelitian pengumpulan data jurnal yang membahas terkait faktor-
faktor apa saja yang ditemukan dan hasil pada implementasi gerakan literasi sekolah
sebagi strategi upaya meningkatkan minat baca siswa jenjang sekolah dasar. Data yang
diperoleh diidentifikasi menggunakan metode systematic literature review (SLR). Dengan
cara ini, jurnal yang dihasilkan diidentifikasi dan diklasifikasikan secara sistematis.

Dalam penelitian ini tujuan utamanya merupakan merangkum hasil- hasil penelitian
dari rentang tahun 2022 yang berkaitan dengan faktor- faktor serta hasil pada aktivitas
gerakan literasi sekolah sebagai suatu aktivitas positif yang dapat meningkatkan minat
membaca siswa sekolah tingkat dasar. Oleh sebab itu tahapan SLR yang sangat utama
merupakan pengumpulan informasi berbentuk hasil penelitian tentang faktor- faktor
serta hasil dalam mnegimplementasikan program literasi sekolah terhadap minat baca
siswa sekolah dasar, memalui data hasil penelitian gerakan literasi sekolah pada minat
baca siswa sekolah dasar yang sudah diekstaksi serta berikutnya peneliti mengajukan
sebagian persoalan yang relevan sebagai berikut.

1. Bagaimana deskripsi faktor penghambat GLS pada minat baca siswa ?


2. Bagaimana deskripsi faktor pendukung GLS pada baca siswa ?
3. Bagaimana deskripsi hasil GLS pada baca siswa ?

2. METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunkaan metode penelitian secara sistematis
literature riview (SLR) yang akan menganalisis artikel dan jurnal yang diterbitkan pada
tahun 2022.

2.1 Database
Data yang dikumpulkan untuk SLR ini berasal dari Google Scholar. Google
Scholar merupakan mesin pencarian web online ynag di luncurkan pada bulan
November 2004 memberikan akses gratis pada pengguna pada tinjauan online atau teks
lengkap jurnal akademik, makalah konferensi, tesis, laporan, publikasi, dan literatur
ilmiah lainnya. Pada bulan Januari 2018, Google Scholar diakui sebagai mesin pencarian
web akademik terbesar. Dimana telah di gunakan pada masyarakat seluruh dunia dan
diperkirakan berisi sekitar 389 juta dokumen.

2.2 Protocol
SLR di buat berdasarkan PRISMA (Item Pelaporan Pilihan untuk Tinjauan
Sistematis dan Mena-Analisis) dengan 27 item kontrol dan bagan alur 4 langkah untuk
kriteria yang diakui berbasis bukti. Pernyataan PRISMA mengarahkan penulis untuk
4 Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila
menentukan kriteria inklusi dan eksklusi ketika mencari artikel penelitian tentang suatu
topik dan untuk mencari database ulasan literatur yang luas dari era yang berbeda.

2.3 Data Collection

Strategi pencarian literatur dengan kata kunci “Gerakan Literasi Sekolah Minat Baca
Sekolah Dasar” terdapat sebanyak 18.700 literatur waktu mengakses pada tanggal 01
Desember 2022 pukul 19:21WIB. Kemudian disaring dengan ketentuan fokus pada tahun
terbitan 2022, artikel penelitian lapangan dengan jenis pdf yang berbahasa Indonesia
dengan mencakup seluruh siswa sekolah dasar kelas 1 hingga 6, tidak termasuk paten
dan sitasi dengan artikel penelitian lapangan, sehingga sejumlah 2.550 artikel yang
dapat diakses.

Berdasarkan empat kriteria inklusi yang menjadi fokus artikel ini, selanjutnya
peneliti akan mereduksi kumpulan data dengan membaca abstrak dan teks lengkap yang
sesuai. Lebih khusus lagi, penelitian harus memiliki keterkaitan tentang masalah
pembelajaran di sekolah tingkat dasar, semua pertanyaan penelitian harus dijawab dan
disajikan dalam bahasa Indonesia sesuai kaidah bahasa Indonesia.

Pada tahap akhir, hanya 10 artikel yang memenuhi persyaratan yang dilampirkan
untuk ditinjau. Artikel yang dipilih adalah artikel penelitian lapangan yang diterbitkan
pada tahun 2022. Kriteria ini dianggap menghasilkan tinjauan sistematis berkualitas
tinggi. Detail proses pengumpulan data menggunakan aliran PRISMA dirangkum pada
Gambar 1

Gambar 1
Widyagogik, Vol. XX. No. XX, Month- Month 2023 5

Identification of studies via databases and registers

Identification
Records identified from*: Records removed before
screening:
Databases : google scholar (n
= 18.700) Records removed for other
reasons (n =16.150 )

Screening

Records screened Records excluded**


(n =2.550 ) (n = 2.540)

Reports excluded:
Eligibility
Reports assessed for eligibility Reason 1 (n = 0)
(n = 10) Reason 2 (n = 0)
Reason 3 (n = 0)
etc.
Included
Studies included in review
(n =10 )

2.4 Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas, setiap artikel merangkum aspek-


aspek sebagai berikut: a) Faktor menghambat apa saja yang ditemukan dalam pelaksaan
program gerakan literasi sekolah terhadap minat baca siswa ?, b) Faktor pendukung apa
saja yang ditemukan dalam pelaksanaan program gerakan literasi sekolah terhadap
minat baca siswa, c) Bagaimana hasil pelaksanaan program gerakan literasi sekolah
terhadap minat baca siswa ?

2.5 Validity and Reliability

Pada proses penyaringan data penelitian dilakukan oleh semua penulis, dan
semua tahapan lainnya dilakukan secara mandiri dan bersamaan oleh terlibatnya semua
penulis . 18.700 artikel dievaluasi secara bersamaan dan independen oleh semua
penelitis selama tahap evaluasi sesuai dengan kriteria pra-seleksi dan inklusi penelitian.
Setelah itu, diadakan pertemuan dan perbedaan pendapat diselesaikan dan konsensus
6 Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila
tercapai.

Pada tahap pengkodean variabel, peneliti membuat tabel analisis deskriptif dan
mengadopsi jalur umum dengan mengadakan pertemuan tentang cara mengisi tabel.
Para peneliti membaca dan mengkodekan studi secara independen satu sama lain
seperti pada tahap lainnya. Setelah pengkodean, perbedaan pendapat ditinjau dan
pertemuan diadakan dan konsensus dicapai pada poin-poin ini. Pada langkah ini, hanya
koreksi yang dilakukan pada isu-isu seperti koreksi kata dan kejelasan. Penulis pertama
berperan aktif dalam proses review, sedangkan penulis ke 2 ke 3 dan ke 4 berprofesi
sebagai guru besar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi pendidikan
guru sekolah dasar universitas nahdlatul ulama surabaya yang berperan aktif dalam
memberikan arahan dan bimbingan selama perencanaan dan pelaksanaan langkah-
langkah merangkai artikel SLR ini hingga akhir.

3. PEMBAHASAN
3.1 Bagaimana deskripsi faktor penghambat GLS pada minat baca siswa ?
Pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah sebagai meningkatkan minat membaca
siswa sekolah dasar terdapat beberapa hambatan, sebagai berikut; menurut Ulpah, dkk.
(2022) menyatakan bahwa terdapat faktor seperti kurangnya persediaan buku
diperpustakaan, minat membaca siswa yang rendah dan kurangnya keterlibatan atau
dukungan orang tua siswa terhadap GLS, Julita (2022) Hambatan yang teridentifikasi
adalah kurangnya sosialisasi oleh orang tua siswa dalam hal kegiatan GLS dan kurangnya
waktu untuk membaca 15 menit, Lamingthon dan Juliati (2022) Penghambat yang
ditemukan pada saat penelitian yaitu memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga
tidak ada buku di perpustakaan dan tidak ada akses siswa ke perpustakaan.

Buku pelajaran satu-satunya yang dimanfaatkan oleh guru untuk melaksanakan


implementasi GLS kemudian kurangnya mnegalokasikan waktu siswa untuk pembiasaan
membaca sebagai faktor penghambat implementasi gerakan literasi sekolah(Muflikhah,
dkk. 2022). Sekolah hanya mengandalkan sumber dana BOS, buku teks terbatas, siswa
sering dianggap sebagai pembaca yang bodoh, dan guru tidak terlalu kreatif dalam
mengembangkan cara untuk meningkatkan minat baca siswanya (Mustofa, dkk.2022).
Santika, dkk. (2022)menyatakan banyak buku yang rusak karena dimakan rayap dan
selanjutnya oleh guru yang tidak menggunakan GLS. (Berliana, dkk. (2022) menyebut
kurangnya sekolah yang mendorong siswa untuk membaca salah satnya menyedikan
fasilitasnya.

3.2 Bagaimana deskripsi faktor pendukung GLS pada baca siswa ?


Adanya faktor pendukung yang terkait dengan sisuai kondisi sekolah dalam
mengimplementasikan program gerakan literasi sekolah berupaya untuk meningkatkan
minat baca di kalangan siswa sekolah dasar. Menurut Agustina, dkk. (2022) terdapat
Widyagogik, Vol. XX. No. XX, Month- Month 2023 7

faktor pendukung penerapan GLS seperti; adanya fasilitas pojok baca yang diterapkan
pada tiap kelas, Lamingthon dan Juliati (2022) Mengidentifikasi faktor pendukung,
seperti kepala sekolah mendukung kegiatan literasi dan guru aktif memimpin kegiatan
membaca dan menulis di kelas. Menyelenggarakan lomba bagi siswa untuk mendukung
upaya literasi sekolah, misalnya lomba pembacaan puisi atau pembacaan teks pancasila
antar siswa dari kelas masing-masing pada saat upacara hari senin sekolah. Setiap siswa
aktif menghiasi kelas dengan teks atau karya sastra siswa, mendorong siswa untuk aktif
menulis dan membaca, sehingga dapat merangsang semangat siswa untuk aktif menulis
dan membaca. Mustofa, dkk. (2022) menyebutkan bahwananya menyediakan buku
bacaan fiksi dan nonfiksi ditawarkan pada sesi membaca 15 menit sebelum kelas setiap
hari. Sudut baca dan kunjungan perpustakaan sebagai faktor pendukung pelaksanaan
kegiatan literasi sekolah. Kemudian tersedianya pojok baca disetiap kelas dan kunjungan
perpustakaan kunjungan perpustakaan terjadwal di setiap istirahat membantu
menciptakan program sekolah yang mendorong siswa untuk membaca (Berliana,
dkk.2022)

Ulpah, dkk. (2022) menyebutkan adanya perpustakaan dan bahan bacaan


sebagai faktor pendukung GLS. Menurut Muflikhah, dkk. (2022) tersedia berbagai bahan
bacaan lain yang ada di perpustakaan antara lain surat kabar atau koran, buku
pengetahuan umum, buku agama dan buku cerita. dan masih banyak lagi, kemudian
adanya pojok baca tetapi buku-buku pada pojok baca telah dikembalikan
diperpustakaan karna lamanya pandemi sebagai faktor pendukung GLS. (Banani et al.
2022)menyebutkan bahwa Fasilitas perpustakaan yang lengkap merupakan faktor
pendukung dalam GLS. Dengan adanya perpustakaan sekolah, pojok baca dan
menyediakan buku bacaan yang memadai bagi siswa serta menciptakan lingkungan
sekolah yang nyaman bagi siswa dalam pelaksaan kegiatan literasi merupakan faktor
pendukung dalam penerapan GLS (Julita 2022).

3.3 Bagaimana deskripsi hasil GLS pada baca siswa ?


Setelah melakukan literature review hasil dari mengimplementasikan gerakan
literasi sekolah sebagai alternatif untuk meningkatkan minat membaca siswa sebagai
berikut, menurut Agustina, dkk. (2022) menyebutkan program gerakan literasi yang
dilakukan melalui pojok baca sangat efektif dalam meningkatkan minat baca siswa kelas
4 SDN Bojong 04. Artinya, kegiatan literasi di sekolah sangat membantu dalam
meningkatkan minat baca siswa. Minat baca dapat ditanamkan melalui pembiasaan
membaca selama 15 menit, motivasi guru, dan penyediaan sudut baca bagi siswa.
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SDN Rejomulyo 1 telah meningkatkan minat
baca siswa di kelas V dan seluruh warga sekolah SDN Rejomulyo 1 (Mustofa, dkk. 2022).
Meski pandemi Covid-19 menghambat program literasi, sekolah masih melaksanakan
program gerakan literasi sekolah secara online menggunakan e-book atau bentuk literasi
lainnya. Kegiatan program gerakan literasi sekolah dilakukan secara bertahap yaitu
8 Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila
dengan memperhatikan tahapan kesiapan sekolah seperti pelaksanaan, pengembangan
dan pembelajaran (Ulpah, Nurpratiwiningsih, dan Toharudin 2022). Santika, dkk. (2022)
mendeskripkan hasil penelitian hususnya di kelas III tujuan dari kegiatan membaca rutin
adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca dan kemampuan memahami apa
yang dibaca dan menghubungkannya dengan pengalaman siswa, berpikir kritis dan
mengembangkan keterampilan komunikasi yang kreatif. Perkembangan keterampilan
membaca siswa tidak terlepas dari minat bacanya. Minat membaca pada siswa masih
sangat sangat rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain siswa yang
malas membaca, siswa yang lebih banyak temannya dan siswa yang hanya membolak-
balikkan buku saja hari ini atau hanya membawa buku ilustrasinya saja tanpa teks.

Muflikhah, Hilyana, dan Oktavianti (2022) menyatakan Implementasi gerakan


literasi sekolah di SDN 2 Bangsri sudah dalam tahap pembelajaran. Walaupun PTM
terbatas, pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah akan tetap berjalan, namun
implementasinya akan kurang optimal karena waktu kelas yang terbatas selama PTM.
Julita (2022) menyebutkan bahwa Penerapan gerkan literasi sekokah SD Negeri 63
Rejang Lebong saat ini pada tahap pembiasaan. Tahap ini melibatkan membaca buku
atau non-buku selama 15 menit sebelum kelas, terdiri dari membaca nyaring dan
membaca dalam hati. Yang terbaik adalah melakukan kegiatan kelas ini sebagai satu
kelas di bawah pengawasan guru. Sosialisasi sekolah yang efektif sesuai keondisi sekolah
merupakan tahap pertama kemudian tahap kedua, penerapan kegiatan literasi
dilakukan di SD Uhuwatul Islamia Jakarta Barat. Hasil dari kegiatan disekolah tersebut
adanya peningkatan minat baca siswa melalui program gerakan literasi sekolah di SD
Uhuwatul Islamia Jakarta Barat (Rohmah, dkk.2022).

Lamingthon dan Juliati (2022) menyebutkan pada tahap pembiasaan gerakan


literasi sekolah sudah mencapai kegiatan membaca 15 menit setiap hari, sekolah
melibatkan masyarakat dalam literasi, sarana dan prasarana literasi tersedia, namun
perlu optimal, karena pengelolaan perpustakaan belum dalam kondisi terbaiknya, dan
tidak ada yang membaca poster-poster kampanye. Melanjutkan pada tahap
pengembangan, fase pembelajaran telah mencapai titik optimal. Persentase yang sangat
tinggi yaitu 85,5% sikap siswa dapat dilihat melalui nilai-nilai karakter dalam ekosistem
literasi. Kemudian untuk meningkatkan minat baca siswa dalam kegiatan literasi siswa
kelas V SDN 55/1 Sridadi pada mempelajari Bahasa Indonesia, siswa harus memiliki
minat membaca. Melalui kerja sama antara sekolah, orang tua dan masyarakat.
Sehingga membentuk budaya membaca di lingkungan tersebut. Kelengkapan buku
bacaan dan fasilitas pendukung lainnya di perpustakaan akan memudahkan siswa dalam
mencari informasi dan pengetahuan terkait proses pembelajaran di sekolah (Banani,dkk
2022). Gerakan literasi sekolah di SD Negeri 185 Palembang berhasil dilaksanakan untuk
mendorong minat baca siswa dengan dukungan sarana dan prasarana sekolah, motivasi
dosen dan masyarakat. Kendala dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SD Negeri
Widyagogik, Vol. XX. No. XX, Month- Month 2023 9

185 Palembang dalam situasi Covid-19 salah satunya ketidaksiapan siswa saat guru
melakukan video call. Meski ada kendala, hal tersebut tidak menyurutkan semangat
guru-guru SDN 185 Palembang untuk terus memajukan gerakan literasi (Berliana,
Ferdiansyah, dan Syaflin 2022).

4. KESIMPULAN
Pada artikel SLR ini memiliki tujuan mereview penelitian terdahulu dengan
memfokuskan pada tahun terbitan 2022 yang berkaitan dengan implementasi program
gerakan literasi sekolah terhadap minat baca siswa sekolah dasar. Dari merangkum hasil
penelitian bahwasannya terdapat beberapa faktor penghamat pada penerapan program
gerakan literasi sekolah sebagai strategi untuk menigkatkan minat baca siswa, napun
ada pula faktor pendukung untuk melancarkan atau mendukung implementasi progam
gerakan literasi sekolah sehingga dapat menghasilkan hasil yang positif terhadap sekolah
maupun pada siswa sendiri. Peneliti membatasi beberapa bagian pada penelitian SLR ini,
yaitu : penelitian SLR ini di fokuskan pada penelitian terdahulu terbitan tahun 2022
dengan berbahasa Indonesia dan hanya dokumen pdf. Rekomendasi atau saran pada
penelitian SLR yang akan datang dapat mereview atau dapat merangkum penelitian
terdahulu dengan rentang waktu dari 6 tahun kebelakang, karna diresmikannya oleh
Ditjen Dikdasmen penerapan pada program gerakan literasi sekolah pada awal Januari
tahun 2016. Kemudian dapat difokuskan pada siswa sekolah dasar kelas tinggi atau
sekolah rendah saja.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Neli, Intan Sari Ramdhani, and Enawar. 2022. “Analisis Gerakan Literasi Pojok
Baca Terhadap Minat Baca Kelas 4 SDN Bojong 04.” Al-Irsyad 105(2): 79.
https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf.

Anisah, Anisah. 2020. “Dinamika Implementasi Gerakan Literasi Sekolah SD Negeri Di


Kecamatan Muntilan.” Edukasi: Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan 11(2): 77–
90.

Banani, Putri Fauziah et al. 2022. “Meningkatkan Minat Baca Melalui Kegiatan Literasi
Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dikelas V SDN 55/1 Sridadi Putri.” 4:
1707–15.

Berliana, Debora, M. Ferdiansyah, and Sylvia Lara Syaflin. 2022. “Analisis Gerakan Literasi
Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas II Di SD Negeri 185 Palembang.” 2(1):
115–21.

Dharma, Ketut Budh. 2020. “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dalam


Menumbuhkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar.” Jurnal Edukasi Nonformal 1(2):
70–76. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/403.
10 Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar

Hurin Nabila
Faradina, Nindya. 2017. “Pengaruh Program Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat
Baca Siswa Di Sd Islam Terpadu Muhammadiyah An-Najah Jatinom Klaten.” Jurnal
Hanata Widya 6(8): 60–69.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/fipmp/article/view/9280.

Fitrotunnisa, M. 2019. “Efektivitas Gerakan Literasi Melalui Pojok Baca Dalam


Meningkatkan Minat Baca Siswa Kekas III Andalusia Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Di MIN 1 ….”
http://repository.iiq.ac.id/handle/123456789/1027%0Ahttp://repository.iiq.ac.id/
bitstream/123456789/1027/2/15311513_Publik.pdf.

Julita, Lewis. 2022. “Analisis Gerakan Literasi Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan Minat
Baca Siswa.” Dawuh Guru: Jurnal Pendidikan MI/SD 2(2): 101–12.

Lamingthon, N L, and R J Juliati. 2022. “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dalam


Menumbuhkan Minat Baca Di SDN 1 Mariana Kecamatan Banyuasin 1.” Jurnal
Pemerintahan dan Politik 7(2): 15–21.
http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/PDP/article/view/2102%0Ahttp://
ejournal.uigm.ac.id/index.php/PDP/article/viewFile/2102/1553.

Muflikhah, Ana, F Shoufika Hilyana, and Ika Oktavianti. 2022. “Analisis Gerakan Literasi
Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas IV Di Sdn 2 Bangsri Selama Ptm
Terbatas.” : 88–94.

Mustofa, Agus, Parji Parji, and Dwi Rohman Soleh. 2022. “Implementasi Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) Untuk Menumbuhkan Minat Baca Siswa Di Masa Pandemi Covid-19
Pada Siswa Kelas V SDN Rejomulyo 1.” Wewarah: Jurnal Pendidikan Multidisipliner
1(1): 24.

Rohmah, Siti et al. “Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui Gerakan Literasi Sekolah Di
SD Ukhuwwatul Islamiyyah Jakarta Barat.” : 1–5.

Santika, Lilis, Moh Toharudin, and Mu’amar. 2022. “Implementasi Literasi Sekolah Dalam
Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik.” 8(18): 251–61.

Ulpah, Mariyah, Laelia Nurpratiwiningsih, and Toharudin. 2022. “Analisis Gerakan Literasi
Sekolah Di Sekolah Dasar.” 8(19): 286–94.

Wiedarti, Pangesti et al. 2015. 3 Paper Knowledge . Toward a Media History of


Documents Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.

Wiratsiwi, Wendri. 2020. “Penerapan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar.”


Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan 10(2): 230–38.

You might also like