Professional Documents
Culture Documents
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 320
ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat
simulasi komputer hanya akan menjadi alat bantu untuk dapat melakukan analisis rekonstruksi kegagalan
menegaskan intuisi tadi. bangunan hidraulik. Dari pembahasan dapat disusun
Kepekaan dan tajamnya intuisi hanya dapat terasah tingkat kualifikasi yang harus dipenuhi oleh calon
dan terbangun pada seorang penyelidik jika yang penilai ahli untuk dapat memperoleh sertifikat keahlian
bersangkutan telah banyak mendesain secara rinci dan penyelidikan forensik dan prosedur penyelidikan
mengawasi pekerjaan konstruksi sejak awal sampai forensik, seperti yang diusulkan disini.
akhir penyelesaian dan banyak mengamati terjadinya
kerusakan bangunan serta memahami prosedur
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan. Kualifikasi kompetensi
Menurut National Academy of Forensic Engineers, 1. Seorang sarjana teknik sipil atau teknik
ada sedikitnya 4 alasan mengapa tidak ada perguruan sumber daya air atau sejenis yang memiliki
tinggi yang menyediakan program pendidikan resmi kualifikasi minimum Profesional Madya
teknik forensik di Amerika: 1). Teknik forensik bukan Sumber Daya Air.
merupakan disiplin ilmu teknik yang standar seperti 2. Memahami pemodelan hidraulika dengan
teknik sipil, mesin atau elektro. Teknik forensik program komputer.
mencakup banyak disiplin ilmu dan tidak mudah 3. Berpengalaman mendesain rinci bangunan
menyajikan kuliah multi-disiplin yang lintas batas-batas hidraulik minimal 2 buah bendung dengan
teknik tradisional; 2). Teknik forensik tidak banyak mengikuti Kriteria Perencanaan Irigasi (KP,
dikenal di luar profesi spesifik ini; 3). Perguruan tinggi 1986). Dalam hal untuk menyelidiki forensik
tidak melihat perlunya memasukkan pengetahuan kegagalan bangunan waduk atau bendungan
analisis kegagalan ke dalam program belajar teknik penilai ahli harus berpengalaman sebagai
tradisional; 4). Alasan yang paling utama, karena anggota tim mendesain yang rinci minimal 2
permintaan ahli teknik forensik tidak setinggi buah bendungan, embung besar atau waduk.
permintaan ahli teknik standar lainnya. 4. Berpengalaman melaksanakan atau
mengawasi pekerjaan pembangunan bendung
3.2. Kekhususan Bangunan Hidraulik atau waduk minimal 2 lokasi.
Bangunan hidraulik memiliki kekhususan yang
membedakannya dengan bangunan atau konstruksi Prosedur penyelidikan forensik:
sipil lainnya: 1. Pengumpulan dan studi data sekunder. Data
- Unik sekunder yang diperlukan meliputi antara lain
Bangunan hidraulik yang merupakan bangunan laporan desain (design note), gambar desain
utama dari sistem irigasi, misalnya bendung, dan as-built drawings, photo pelaksanaan
didesain dengan menggunakan parameter-parameter konstruksi, data curah hujan, tinggi duga muka
yang ada di lokasi. Dengan demikian tiap bangunan air, data geologi dan laporan atau catatan
bendung berbeda satu sama lainnya. selama pelaksanaan konstruksi. Manual dan
- Keterpencilan lokasi buku laporan operasi dan pemeliharaan juga
Banyak bangunan hidraulik yang terletak di daerah harus dipelajari bila bangunan telah
yang terpencil dan ”tidak berpenghuni atau tidak dioperasikan.
diawaki” (unmanned) sehingga pada saat kejadian 2. Peninjauan atau penyelidikan lapangan.
kegagalan bangunan mungkin tidak ada yang Kegiatan ini mencakup juga pengumpulan
menyaksikan yang berakibat setelah beberapa hari informasi dari penduduk sekitar lokasi bangunan
atau minggu baru diketahui adanya kerusakan. yang mengetahui kejadian, pengambilan bukti
Berbeda dengan sarana jalan, misalnya, yang jika dan dokumentasi photo serta pengukuran
terjadi kerusakan atau kecelakaan dapat segera seperlunya.
diketahui karena selalu dilintasi manusia. 3. Analisis kegagalan bangunan. Jika diperlukan
- Ketidakpastian beban serta memungkinkan analisis menggunakan
Banjir yang menyebabkan kegagalan bangunan tidak model simulasi komputer. Analisis kegagalan ini
ada lagi di lapangan. Hanya ada bekas banjir di juga memerlukan prosedur tetap dengan
lapangan atau catatan duga muka air (bila ada alat membedakan jenis bangunannya. Untuk
pencatat otomatis di dekatnya) sehingga para ahli bangunan bendung dapat mengacu kepada
forensik harus dapat menganalisis perkiraan banjir batasan-batasan dan parameter yang disusun
yang telah terjadi yang mungkin langsung maupun dalam Kriteria Perencanaan Irigasi (KP, 1986).
tidak langsung telah menyebabkan kerusakan atau 4. Rekonstruksi kejadian. Rekonstruksi diartikan
kegagalan bangunan. sebagai mengulang atau menyusun kembali
Oleh karena itu dibutuhkan seorang ahli yang kejadian kerusakan atau kegagalan dengan
berpengalaman luas di bidang teknik hidraulik untuk menyusun bukti-bukti.
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 321
ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat
5. Pelaporan yang mencakup semua kegiatan dan 3. Seorang penilai ahli yang bertugas untuk
analisis yang dilakukan serta dokumentasi bukti- menyelidiki kegagalan bangunan hidraulik dituntut
bukti. Laporan harus memuat kesimpulan dan untuk melaksanakan suatu tugas yang berat
rekomendasi. Laporan disampaikan dan dengan penuh tanggung jawab dan memiliki
dipresentasikan kepada pihak yang menugaskan kewenangan yang besar sesuai dengan Undang-
penilai ahli. undang, karenanya harus memiliki kompetensi
6. Kesaksian di depan Pengadilan (jika perlu). tinggi.
4. HATHI sebagai organisasi profesional disarankan
untuk memulai membahas dan mengembangkan
Dukungan industri asuransi teknik penyelidikan forensik kegagalan bangunan
Kebutuhan penyelidikan forensik diperlukan oleh hidraulik di tingkat nasional dengan
kalangan asuransi yang bergerak dalam usaha menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan
penjaminan umur konstruksi. Adanya jaminan atas dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi
umur konstruksi telah diamanatkan Undang-Undang RI serta mengambil peluang untuk menerbitkan
no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan sertifikat khusus penilai ahli forensik kegagalan
Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2000 tentang bangunan hidraulik di Indonesia.
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Karenanya 5. Perbaikan bangunan hidraulik sesuai dengan
pengembangan teknik penyelidikan forensik kegagalan rekomendasi hasil penyelidikan forensik
bangunan umumnya dan bangunan hidraulik merupakan cerminan tata kepemerintahan yang
khususnya dapat menarik perhatian kalangan dunia baik karena pembenaran atau justifikasi perbaikan
asuransi yang selanjutnya diharapkan dapat ikut atau tindak lanjutnya terukur dan dapat
mensponsorinya dalam arti mendukung secara dipertanggungjawabkan.
finansial.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN DAN SARAN 1. ____, 1986, Kriteria Perencanaan Irigasi,
1. Penilai ahli yang menguasai teknik penyelidikan Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
forensik kegagalan bangunan ke depan akan Pekerjaan Umum, 1986.
diperlukan mengingat semakin sadarnya 2. Sjarief, Roestam, 2002, Konsep dan Peran
masyarakat pengguna sarana publik atas hak dan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
kewajiban mereka dan semakin terbukanya dalam Pengelolaan Aset Prasarana dan Sarana
informasi dan yang terutama karena Undang- Sumberdaya Air dalam Proceedings Asset
Undang RI no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Management for Hydraulic Infrastructure, Towards
Konstruksi mengatur tentang kegagalan Sustainability in Flood Protection, Irrigation and
bangunan. Dams, Directorate for Water Resources and
2. Bangunan hidraulik memiliki keunikan Irrigation, National Development Planning Agency /
dibandingkan bangunan teknik lainnya yang BAPPENAS, 2002.
menyebabkan perlunya keahlian penyelidikan 3. www.asce.org
forensik khusus untuk bangunan hidraulik. 4. www.forensic-society.org
5. www.nafe.org
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 322