You are on page 1of 4

ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat

Pengembangan Penyelidikan Forensik Kegagalan Bangunan Hidraulik


Pandi MS Hutabarat,
Profesional Madya SDA, HATHI Cab. Kalimantan Barat

1. PENDAHULUAN yang menimbulkan kerugian. Bangunan hidraulik yang


1.1. Latar belakang rusak setelah kejadian banjir mendapat pembenaran
Pembangunan bidang sumber daya air di Indonesia untuk diperbaiki atau diganti baru tanpa harus
telah berlangsung pesat. Banyak bangunan hidraulik menyelidiki terlebih dahulu sebab-sebab kegagalan
yang telah dibangun sejak masa sebelum tetapi cukup berdasarkan pertimbangan karena
kemerdekaan hingga sekarang, mulai dari bangunan bencana alam dan diperkuat dengan surat pernyataan
pelengkap di jaringan irigasi kecil, bendung, pengaman pejabat daerah yang berwenang (gubernur atau
tebing sungai hingga ke waduk atau bendungan besar. bupati).
Hingga tahun 2002 tercatat nilai aset prasarana dan Masalah kegagalan konstruksi dan kegagalan
sarana Sumber Daya Air yang telah dibangun bangunan telah diatur dalam Undang-Undang RI no. 18
Pemerintah sebesar 346 triliun Rupiah lebih. Nilai asset tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan
bangunan hidraulik yang terdiri dari 16.329 buah Pemerintah no. 29 tahun 2000 tentang
bendung, pompa dan free intake, 101 bendungan besar Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Kegagalan
(h > 15 m), 135 buah bendungan sedang (h < 15 m, V konstruksi dan kegagalan bangunan ditentukan oleh
> 500 km3), 34 buah bendung karet dan 699 buah pihak ketiga selaku penilai ahli. Penilaian kegagalan
embung sudah mencapai lebih dari Rp 169,2 triliun seharusnya diatur dalam prosedur dan tata cara teknis
(Sjarief, 2002). Pada era otonomi, dengan kewenangan yang baku sehingga hasil penyelidikan akan dapat
untuk mengelola keuangan sendiri, pembangunan diterima semua pihak yang terlibat. Terlebih bila
prasarana dan sarana Sumber Daya Air yang masalah kegagalan ini menjadi sengketa antara
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah semakin Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa atau dengan
berkembang dalam arti bertambahnya jumlah pihak lain dan dibawa ke pengadilan. Karena
bangunan hidarulik yang dibangun sendiri oleh penyelidikan forensik berkaitan dengan aspek hukum
pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. sehingga mempunyai kemungkinan konsekuensi
Perkembangan ini baik selama tetap mengikuti kaidah- tuntutan ganti rugi maupun pidana serta tugas dan
kaidah teknis perencanaan dan pelaksanaan konstruksi kewenangan penilai ahli yang berat dan luas seperti
yang baku namun dapat menjadi masalah bila karena yang diatur dalam Peraturan Pemerintah hanya dapat
bermacam faktor yang mengakibatkan tidak dilaksanakan oleh seorang yang benar-benar ahli yang
dipenuhinya beberapa syarat tersebut. memiliki kompetensi yang cukup.
Bangunan hidraulik seperti juga konstruksi sarana Penyelidikan forensik kegagalan bangunan
lainnya banyak yang mengalami kerusakan atau kinerja konstruksi belum dikembangkan di Indonesia baik oleh
fungsinya yang tidak sesuai dengan desain, yang perguruan tinggi maupun asosiasi profesi maupun
disebabkan oleh bencana alam maupun karena lembaga lain. Demikian juga dengan penyelidikan
kesalahan manusia, misalnya beban yang bekerja jauh forensik kegagalan bangunan hidraulik yang lebih
melebihi yang direncanakan, kelemahan desain, spesifik. Mengapa forensik bangunan hidraulik menjadi
kesalahan pengoperasian, kurangnya pemeliharaan unik dan perlu dibuatkan prosedur sendiri atau tidak
maupun karena buruknya pelaksanaan konstruksi. cukupkah seorang ahli teknik sipil untuk menjadi penilai
Kegagalan bangunan hidraulik bisa mengakibatkan ahlinya? Atau tidak cukupkah, misalnya, kualifikasi
kerugian harta benda maupun jiwa manusia. Belum profesional muda, madya maupun utama yang dimiliki
ada data yang menunjukkan jumlah kerusakan atau anggota HATHI untuk menjadi penilai ahli?
kegagalan bangunan hidraulik yang telah terjadi,
akumulasi kerugian finansial maupun korban yang 1.2. Ruang Lingkup
mengalami kecelakaan atau jiwa yang hilang. Makalah membatasi diskusi melingkupi pemikiran
Negeri kita Indonesia memiliki potensi bencana alam sejauh mana pentingnya pengembangan penyelidikan
yang bermacam-macam: banjir, gempa, tsunami, kerusakan atau kegagalan bangunan hidraulik di
longsor, angin kencang dan erosi serta bencana lain Indonesia.
yang disebabkan oleh salah mengelola sumber daya
alam: kebakaran hutan dan, yang terbaru, lumpur 1.3. Maksud dan Tujuan
panas bumi. Banyak kejadian bencana mengakibatkan Makalah bermaksud mendiskusikan gagasan untuk
kerusakan atau kegagalan bangunan hasil teknik sipil mengembangkan teknik dan metoda penyelidikan
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 319
ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat
forensik kegagalan bangunan hidraulik di Indonesia - pihak yang bertanggungjawab atas kegagalan
dengan tujuan untuk mendapatkan satu standar bangunan serta tingkat dan sifat kesalahan yang
kompetensi penilai ahli dan standar prosedur dilakukan;
penyelidikan sehingga hasil penyelidikan dapat - tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan
dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi pihak- bangunan;
pihak yang terkait yang berguna untuk tujuan perbaikan - besarnya kerugian, serta usulan besarnya ganti
bangunan atau tindak lanjut pengamanan yang terukur rugi yang harus dibayar oleh pihak atau pihak-
dan dapat dipertanggungjawabkan. pihak yang melakukan kesalahan; dan
- jangka waktu pembayaran kerugian. Besarnya
2. METODOLOGI ganti rugi yang dihitung dan ditetapkan oleh
Kajian dan pembahasan masalah dilakukan melalui penilai ahli bersifat final dan mengikat.
studi literatur baik berupa Undang-undang, Peraturan Penilai ahli diberi kewenangan untuk :
Pemerintah, kajian maupun laporan yang telah pernah - menghubungi pihak-pihak terkait,
disusun baik lokal, nasional maupun internasional - memperoleh keterangan serta data yang
sebagai rujukan. Kegiatan kajian dilaksanakan secara diperlukan,
intens selama periode Juni - September 2006. - memasuki lokasi tempat terjadinya kegagalan
bangunan dan
3. PEMBAHASAN - melakukan pengujian yang diperlukan.
Penyelidikan forensik diartikan sebagai penyelidikan Lembaga dimaksudkan sebagai organisasi sesuai
yang berhubungan dengan pengadilan atau hukum. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Penyelidikan forensik kegagalan bangunan hidraulik Konstruksi, yang mempunyai tujuan untuk
merupakan upaya menyelidiki sebab-sebab kerusakan mengembangkan kegiatan jasa konstruksi nasional
atau kegagalan bangunan hidraulik yang dapat atau dalam hal ini Lembaga Pengembangan Jasa
digunakan sebagai dasar penentuan atau keputusan Konstruksi Nasional (LPJKN). Sertifikat keahlian yang
yang dapat diterima oleh semua pihak yang terkait. disyaratkan seharusnya ialah keahlian forensik bidang
Penyelidikan forensik merupakan perpaduan antara bangunan hidraulik. HATHI sebagai organisasi profesi
seni teknik dan ilmu teknik. teknik khusus keairan tepat untuk mensertifikasi tenaga
National Academy of Forensic Engineer di Amerika profesional untuk keahlian forensik ini. Sebagai
mendefinisikan rekayasa forensik sebagai “the bandingan di Amerika Serikat organisasi profesi
application of the art and science of engineering in the keteknikan yang mengkhususkan pada penyelidikan
jurisprudence system, requiring the services of legally forensik tidak hanya satu. Ini mungkin karena
qualified professional engineers. Forensic engineering kesadaran individu yang tinggi atas hak-hak sebagai
may include investigation of the physical causes of pengguna sarana publik yang telah membayar pajak
accidents and other sources of claims and litigation, serta didukung oleh industri asuransi dan dilindungi
preparation of engineering reports, testimony at undang-undang negaranya mengakibatkan banyak
hearings and trials in administrative or judicial tuntutan hukum yang membutuhkan tenaga ahli yang
proceedings, and the rendition of advisory opinions to memiliki kompetensi yang sesuai.
assist the resolution of disputes affecting life or Tugas penilai ahli untuk menetapkan pihak yang
property”. bertanggung jawab atas kegagalan bangunan
Kegagalan bangunan diartikan sebagai keadaan berimplikasi kepada kewenangan hukum yang besar.
bangunan yang telah diserahterimakan dari Penyedia Karena itu seorang penilai ahli harus bermain di dua
Jasa kepada Pengguna Jasa, yang tidak berfungsi, dunia yang berbeda; dunia teknik dan dunia hukum.
baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi Untuk menjalankan tugas-tugas ini penilai ahli harus
teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan mempunyai kemampuan menganalisis persoalan. Alat
atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan bantu analisis teknik yang dapat digunakan dapat
Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah berupa model matematis maupun simulasi komputer
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi. dan bila memungkinkan diadakan ”rekonstruksi”
kejadian. Namun seperti disebutkan terdahulu
3.1. Tuntutan Tugas dan Kewenangan Penilai Ahli penyelidikan memerlukan seni yang berarti
Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang memerlukan kepekaan dan intuisi tinggi penyelidik
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi menetapkan bahwa untuk dapat ”merasakan” sebab-sebab kerusakan atau
seorang penilai ahli harus memiliki sertifikat keahlian kegagalan. Seorang penyelidik ahli dengan melihat
dan terdaftar pada Lembaga. gambar as built drawing saja sudah dapat ”merasakan”
Penilai ahli bertugas untuk, antara lain, menetapkan: adanya ketidakberesan dan karenanya dapat menduga
- sebab-sebab terjadinya kegagalan bangunan; penyebab kerusakan bangunan. Dengan demikian

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 320
ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat
simulasi komputer hanya akan menjadi alat bantu untuk dapat melakukan analisis rekonstruksi kegagalan
menegaskan intuisi tadi. bangunan hidraulik. Dari pembahasan dapat disusun
Kepekaan dan tajamnya intuisi hanya dapat terasah tingkat kualifikasi yang harus dipenuhi oleh calon
dan terbangun pada seorang penyelidik jika yang penilai ahli untuk dapat memperoleh sertifikat keahlian
bersangkutan telah banyak mendesain secara rinci dan penyelidikan forensik dan prosedur penyelidikan
mengawasi pekerjaan konstruksi sejak awal sampai forensik, seperti yang diusulkan disini.
akhir penyelesaian dan banyak mengamati terjadinya
kerusakan bangunan serta memahami prosedur
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan. Kualifikasi kompetensi
Menurut National Academy of Forensic Engineers, 1. Seorang sarjana teknik sipil atau teknik
ada sedikitnya 4 alasan mengapa tidak ada perguruan sumber daya air atau sejenis yang memiliki
tinggi yang menyediakan program pendidikan resmi kualifikasi minimum Profesional Madya
teknik forensik di Amerika: 1). Teknik forensik bukan Sumber Daya Air.
merupakan disiplin ilmu teknik yang standar seperti 2. Memahami pemodelan hidraulika dengan
teknik sipil, mesin atau elektro. Teknik forensik program komputer.
mencakup banyak disiplin ilmu dan tidak mudah 3. Berpengalaman mendesain rinci bangunan
menyajikan kuliah multi-disiplin yang lintas batas-batas hidraulik minimal 2 buah bendung dengan
teknik tradisional; 2). Teknik forensik tidak banyak mengikuti Kriteria Perencanaan Irigasi (KP,
dikenal di luar profesi spesifik ini; 3). Perguruan tinggi 1986). Dalam hal untuk menyelidiki forensik
tidak melihat perlunya memasukkan pengetahuan kegagalan bangunan waduk atau bendungan
analisis kegagalan ke dalam program belajar teknik penilai ahli harus berpengalaman sebagai
tradisional; 4). Alasan yang paling utama, karena anggota tim mendesain yang rinci minimal 2
permintaan ahli teknik forensik tidak setinggi buah bendungan, embung besar atau waduk.
permintaan ahli teknik standar lainnya. 4. Berpengalaman melaksanakan atau
mengawasi pekerjaan pembangunan bendung
3.2. Kekhususan Bangunan Hidraulik atau waduk minimal 2 lokasi.
Bangunan hidraulik memiliki kekhususan yang
membedakannya dengan bangunan atau konstruksi Prosedur penyelidikan forensik:
sipil lainnya: 1. Pengumpulan dan studi data sekunder. Data
- Unik sekunder yang diperlukan meliputi antara lain
Bangunan hidraulik yang merupakan bangunan laporan desain (design note), gambar desain
utama dari sistem irigasi, misalnya bendung, dan as-built drawings, photo pelaksanaan
didesain dengan menggunakan parameter-parameter konstruksi, data curah hujan, tinggi duga muka
yang ada di lokasi. Dengan demikian tiap bangunan air, data geologi dan laporan atau catatan
bendung berbeda satu sama lainnya. selama pelaksanaan konstruksi. Manual dan
- Keterpencilan lokasi buku laporan operasi dan pemeliharaan juga
Banyak bangunan hidraulik yang terletak di daerah harus dipelajari bila bangunan telah
yang terpencil dan ”tidak berpenghuni atau tidak dioperasikan.
diawaki” (unmanned) sehingga pada saat kejadian 2. Peninjauan atau penyelidikan lapangan.
kegagalan bangunan mungkin tidak ada yang Kegiatan ini mencakup juga pengumpulan
menyaksikan yang berakibat setelah beberapa hari informasi dari penduduk sekitar lokasi bangunan
atau minggu baru diketahui adanya kerusakan. yang mengetahui kejadian, pengambilan bukti
Berbeda dengan sarana jalan, misalnya, yang jika dan dokumentasi photo serta pengukuran
terjadi kerusakan atau kecelakaan dapat segera seperlunya.
diketahui karena selalu dilintasi manusia. 3. Analisis kegagalan bangunan. Jika diperlukan
- Ketidakpastian beban serta memungkinkan analisis menggunakan
Banjir yang menyebabkan kegagalan bangunan tidak model simulasi komputer. Analisis kegagalan ini
ada lagi di lapangan. Hanya ada bekas banjir di juga memerlukan prosedur tetap dengan
lapangan atau catatan duga muka air (bila ada alat membedakan jenis bangunannya. Untuk
pencatat otomatis di dekatnya) sehingga para ahli bangunan bendung dapat mengacu kepada
forensik harus dapat menganalisis perkiraan banjir batasan-batasan dan parameter yang disusun
yang telah terjadi yang mungkin langsung maupun dalam Kriteria Perencanaan Irigasi (KP, 1986).
tidak langsung telah menyebabkan kerusakan atau 4. Rekonstruksi kejadian. Rekonstruksi diartikan
kegagalan bangunan. sebagai mengulang atau menyusun kembali
Oleh karena itu dibutuhkan seorang ahli yang kejadian kerusakan atau kegagalan dengan
berpengalaman luas di bidang teknik hidraulik untuk menyusun bukti-bukti.
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 321
ISBN: 978-979-15616-4-8 Pandi MS Hutabarat
5. Pelaporan yang mencakup semua kegiatan dan 3. Seorang penilai ahli yang bertugas untuk
analisis yang dilakukan serta dokumentasi bukti- menyelidiki kegagalan bangunan hidraulik dituntut
bukti. Laporan harus memuat kesimpulan dan untuk melaksanakan suatu tugas yang berat
rekomendasi. Laporan disampaikan dan dengan penuh tanggung jawab dan memiliki
dipresentasikan kepada pihak yang menugaskan kewenangan yang besar sesuai dengan Undang-
penilai ahli. undang, karenanya harus memiliki kompetensi
6. Kesaksian di depan Pengadilan (jika perlu). tinggi.
4. HATHI sebagai organisasi profesional disarankan
untuk memulai membahas dan mengembangkan
Dukungan industri asuransi teknik penyelidikan forensik kegagalan bangunan
Kebutuhan penyelidikan forensik diperlukan oleh hidraulik di tingkat nasional dengan
kalangan asuransi yang bergerak dalam usaha menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan
penjaminan umur konstruksi. Adanya jaminan atas dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi
umur konstruksi telah diamanatkan Undang-Undang RI serta mengambil peluang untuk menerbitkan
no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan sertifikat khusus penilai ahli forensik kegagalan
Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 2000 tentang bangunan hidraulik di Indonesia.
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Karenanya 5. Perbaikan bangunan hidraulik sesuai dengan
pengembangan teknik penyelidikan forensik kegagalan rekomendasi hasil penyelidikan forensik
bangunan umumnya dan bangunan hidraulik merupakan cerminan tata kepemerintahan yang
khususnya dapat menarik perhatian kalangan dunia baik karena pembenaran atau justifikasi perbaikan
asuransi yang selanjutnya diharapkan dapat ikut atau tindak lanjutnya terukur dan dapat
mensponsorinya dalam arti mendukung secara dipertanggungjawabkan.
finansial.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN DAN SARAN 1. ____, 1986, Kriteria Perencanaan Irigasi,
1. Penilai ahli yang menguasai teknik penyelidikan Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
forensik kegagalan bangunan ke depan akan Pekerjaan Umum, 1986.
diperlukan mengingat semakin sadarnya 2. Sjarief, Roestam, 2002, Konsep dan Peran
masyarakat pengguna sarana publik atas hak dan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
kewajiban mereka dan semakin terbukanya dalam Pengelolaan Aset Prasarana dan Sarana
informasi dan yang terutama karena Undang- Sumberdaya Air dalam Proceedings Asset
Undang RI no. 18 tahun 1999 tentang Jasa Management for Hydraulic Infrastructure, Towards
Konstruksi mengatur tentang kegagalan Sustainability in Flood Protection, Irrigation and
bangunan. Dams, Directorate for Water Resources and
2. Bangunan hidraulik memiliki keunikan Irrigation, National Development Planning Agency /
dibandingkan bangunan teknik lainnya yang BAPPENAS, 2002.
menyebabkan perlunya keahlian penyelidikan 3. www.asce.org
forensik khusus untuk bangunan hidraulik. 4. www.forensic-society.org
5. www.nafe.org

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI ke-23, Manado 10-12 Nopember 2006 322

You might also like