You are on page 1of 11

PENERAPAN SANKSI PIDANA MATI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

TERHADAP DANA BANTUAN SOSIAL (BANSOS) KONDISIDARURAT


DIHUBUNGKAN DENGAN PENGAMBIL KEPUTUSAN

Abu Bakar Siddiq, Deny Haspada


Program Studi Magister Ilmu Hukum
Pascasarjana Universitas Langlangbuana
jurnalpascaunla@gmail.com

ABSTRACT

Elucidation of Article 2 paragraph (2) of Law Number 31 of 1999 as amended by Law Number
20 of 2001 concerning the Eradication of Criminal Acts of Corruption is formulated that: a state of
danger in accordance with applicable laws and regulations, in the event of a national natural disaster
occurring , as a repetition of criminal acts of corruption, or when the country is in a state of economic
and monetary crisis.”
The research method used is a normative juridical approach and a normative juridical research
specification. While the data analysis used a qualitative juridical method. The basis for the weighting
reason for corruption, as done by Julian Peter Batubara. The basis for using covid 19 as a ballast
reason is Presidential Decree No. 11 of 2020 concerning the Determination of Public Health
Emergency Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) and Presidential Decree No. 12 of 2020
concerning the Determination of Non-Natural Disasters for the Spread of Corona Virus Disease 2019
(Covid 19) and in a state of emergency. The perpetrators of criminal acts of corruption can be
sentenced to the death penalty. If the suspicion is then that the indictment is only related to Article 11
or Article 12, it cannot be prosecuted and sentenced to death, it can be sentenced to death if there is
use of Article 2 of the Anti-Corruption Law in that case.

Keywords: Death Penalty, Social Assistance Corruption, Decision Makers

ABSTRAK

Penjelasan Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dirumuskan bahwa : “Yang
dimaksud dengan keadaan “keadaan tertentu” adalah apabila pelaku tindak pidana korupsi tersebut
dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai dengan undang-undang yang berlaku,
pada waktu terjadi bencana alam nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada
waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif dan spesifikasi
penelitian yuridis normatif. Sedangkan analisis data menggunakan metode yuridis kualitatif. Dasar
alasan pemberat dalam tindak pidana korupsi, seperti yang dilakukan oleh Julian Peter Batubara.
Dasar pengunaan covid 19 sebagai alasan pemberat adalah Keputusan Presiden No 11 Tahun 2020
Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) Dan
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 107


Volume 3, No. 2, Maret 2022
Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) dan dalam keadaan tersebut pelaku tindak pidana korupsi
dapat dijatuhkan dengan pidana mati. Kalau persangkaannya kemudian dakwaannya hanya terkait
dengan Pasal 11 atau Pasal 12 tidak bisa kemudian dituntut dan dihukum mati, bisa dihukum mati
kalau ada penggunaan Pasal 2 UU Tipikor dalam kasus tersebut.

Kata Kunci : Pidana Mati, Korupsi Bansos, Pengambil Keputusan.

Perubahan Undang-undang No. 31


I. PENDAHULUAN
Tahun 1999. Undang- undang tersebut
Tindak pidana korupsi yang memuat berbagai ancaman pidana bagi
meluas dan sistematis juga merupakan pelaku tindak pidana korupsi. Ancaman
pelanggaran terhadap hak-hak sosial tersebut mulai dari yang ringan dengan
dan hak-hak ekonomi masyarakat, dan denda sampai yang terberat yakni
karena itu semua tindak pidana korupsi hukuman mati. Pidana hukuman mati
tidak dapat digolongkan lagi sebagai kemudian menimbulkan polemik
tindak pidana korupsi biasa melainkan diberbagai kalangan.
sudah menjadi suatu kejahatan luar
Salah satu contoh kasus korupsi dana
biasa. Begitu pun dalam upaya
bantuan sosial adalah Bekas Menteri
pemberantasannya tidak lagi dapat
Sosial, Juliari Batubara, disebut
dilakukan secara biasa, tetapi dituntut
mengelola 1,6 juta paket dari total 1,9
dengan cara luar biasa.1
juta paket bansos. Paket pengadaan
Korupsi secara sederhana dapat
tersebut untuk penanganan Bantuan
dimaknai sebagai tingkah laku individu
Sosial Penanganan Covid-19 pada
yang menggunakan wewenang dan
Kementerian Sosial tahun Anggaran
jabatan untuk keuntungan pribadi, serta
2020 berupa pengadaan Bantuan
berakibat merugikan kepentingan
Sosial Sembako pada Juni dan Juli
umum dan negara. Bentuk nyata tingkah
2020. Sisanya dikelola oleh PPK
laku korupsi bisa berwujud
untuk kepentingan Bina Lingkungan
penggelapan, penyuapan, penyogokan,
terhadap vendor-vendor mengajukan
manipulasi data administrasi keuangan
langsung penawaran. "Adapun
dan perbuatan sejenis lainnya.
besaran komitmen pembayaran yang
Korupsi di Indonesia telah
harus disetorkan oleh vendor adalah
menjadi persoalan yang amat kronis dan
sebesar Rp 10 ribu per paket
menyedihkan. Ibarat penyakit, korupsi
sebagaimana arahan pak menteri.
telah menyebar luas ke seluruh negeri
Dalam sidang di Tipikor pada Senin 8
dengan jumlah yang dari tahun ke tahun
Maret lalu, Pembuat Komitmen (PPK)
cenderung semakin meningkat serta
pengadaan bansos sembako Covid-19
modus yang makin beragam. Hasil riset
pada Direktorat Perlindungan Sosial
yang dilakukan oleh berbagai lembaga,
Korban Bencana Sosial Kementerian
juga menunjukkan bahwa tingkat
Sosial, Matheus Joko Santoso
korupsi di Indonesia termasuk yang
mengungkap bahwa Juliari Batubara
paling tinggi di Asia. Pemerintah
menargetkan penerimaan Rp35 miliar
kemudian mengeluarkan Undang-
dari pengadaan paket bantuan sosial
undang No. 20 Tahun 2001 tentang

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 108


Volume 3, No. 2, Maret 2022
atau bansos Covid-19 di Kementerian keadaan tertentu dan kendala
Sosial. Dalam BAP saudara No 78 penjatuhan pidana mati bagi pelaku
saudara mendapat penyampaian dari tindak pidana korupsi bansos.
Pak Adi bahwa beliau mengatakan Tindak pidana korupsi yang dilakukan
beliau dan Kukuh akan pada masa pandemi covid 19 sendiri
mengumpulkan uang sebesar Rp35 telah diatur didalam UU Nomor 31
miliar sesuai permintaan Juliari Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
Batubara, kemudian baru bisa dengan UU Nomor 20 Tahun 2001
mengumpulkan tepatnya Rp14,7 Tentang Pemberantasan Tindak
miliar. Pidana Korupsi pada Pasal 2 ayat (2)
Kasus yang lain adalah Komisi yang menyatakan bahwa : “Dalam
Pemberantasan Korupsi (KPK) hal tindak pidana korupsi
menahan Bupati Bandung Barat Aa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Umbara Sutisna (AUS) dan anaknya dilakukan dalam keadaan tertentu
Andri Wibawa (AW) terkait kasus pidana mati dapat dijatuhkan.”
dugaan korupsi pengadaan barang penjelasan Pasal 2 ayat (2)
bantuan sosial (bansos) COVID-19 dirumuskan bahwa : “Yang dimaksud
pada 2020. Dalam kasus ini, AA dengan keadaan “keadaan tertentu”
Umbara diduga telah menerima uang adalah apabila pelaku tindak pidana
sebanyak Rp1 miliar. Ia dijerat dengan korupsi tersebut dilakukan pada waktu
Pasal 12 huruf i dan atau Pasal 15 dan negara dalam keadaan bahaya sesuai
Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 dengan undang-undang yang berlaku,
Tahun 1999 tentang Pemberantasan pada waktu terjadi bencana alam
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana nasional, sebagai pengulangan tindak
telah diubah dengan Undang-Undang pidana korupsi, atau pada waktu
Nomor 20 Tahun 2001 tentang negara dalam keadaan krisis ekonomi
Pemberantasan Tindak Pidana dan moneter”.
Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Makna dalam keadaan tertentu
Pasal 56 KUHP. sendiri berfungsi sebagai dasar alasan
Sistem hukum di Indonesia pemberat dalam tindak pidana
menggunakan Sistem Hukum Eropa korupsi, seperti yang dilakukan dalam
Kontinental atau Civil Law yang di kasus Julian Peter Batubara. Dasar
dalam proses pemidanaan menganut pengunaan covid 19 sebagai alasan
teori relatif yang bertujuan kepada pemberat adalah Keputusan Presiden
upaya pencegahan pidana dari No 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
kemungkinan mengulangi kejahatan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
pidana di masa yang akan mendatang. Corona Virus Disease 2019 (Covid
Hukuman mati bagi pelaku tindak 19) Dan Keputusan Presiden Nomor
pidana korupsi dalam keadaan 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan
pandemi penyakit covid 19 sangat Bencana Nonalam Penyebaran Corona
sulit diterapkan, karena mengingat Virus Disease 2019 (Covid 19) dan
keadaan tertentu, sehingga syarat- dalam keadaan tersebut pelaku tindak
syarat penjatuhan pidana mati bagi
pelaku tindak pidana korupsi dalam

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 109


Volume 3, No. 2, Maret 2022
pidana korupsi dapat dijatuhkan Penegakan Hukum (law
dengan pidana mati. enforcement) dalam arti luas mencakup
kegiatan untuk melaksanakan dan
menerapkan hukum serta melakukan
II. METODE PENELITIAN tindakan hukum terhadap setiap
Dalam penelitian ini digunakan pelanggaran atau penyimpangan
metode deskriptif analitis untuk hukum yang dilakukan oleh subjek
menggambarkan permasalahan hukum, baik melalui prosedur
Penerapan Sanksi Pidana Mati Dalam peradilan ataupun melalui prosedur
Tindak Pidana Korupsi Terhadap Dana arbitrase dan mekanisme penyelesaian
Bantuan Sosial (Bansos) Kondisi sengketa lainnya (alternative desputes
Darurat Dihubungkan Dengan or conflicts resolution). Bahkan, dalam
Pengambil Keputusan. Pendekatan yang pengertian yang lebih luas lagi,
dipergunakan adalah yuridis normatif kegiatan penegakan hukum mencakup
guna mengkaji data sekunder berupa pula segala aktivitas yang dimaksudkan
hukum positif yang berkaitan dengan agar hukum sebagai perangkat kaidah
permasalahan yang diteliti dan untuk normatif yang mengatur dan mengikat
memperkuat analisis guna melengkapi para subjek hukum dalamsegala aspek
data sekunder dilakukan penelitian kehidupan bermasyarakat dan
lapangan untuk mendapatkan data bernegara benar-benar ditaati dan
primer. Selanjutnya dianalisis secara sungguh-sungguh dijalankan
3
kualitatif, artinya tidak menggunakan sebagaimana mestinya.
rumus, tetapi disajikan dalam bentuk
uraian dan konsep. Data sekunder B. Kebijakan Hukum Pidana
diperoleh dengan meneliti peraturan- Berbicara penanggulangan
peraturan yang terkait dengan penelitian kejahatan di masyarakat, tentunya tidak
ini, yaitu Penerapan Sanksi Pidana Mati dapat dipisahkan dari konteks
Dalam Tindak Pidana Korupsi Terhadap pembicaraan mengenai kebijakan
Dana Bantuan Sosial (Bansos) Kondisi penal. Kebijakan penal (penal policy)
Darurat Dihubungkan Dengan dapat diartikan sebagai usaha yang
Pengambil Keputusan. rasional untuk menanggulangi
kejahatan dengan menggunakan sarana
III. TINJAUAN PUSTAKA
hukum pidana.4 Istilah kebijakan penal
A. Penegakan Hukum mempunyai pengertian yang sama
Penegakan hukum adalah juga dengan istilah kebijakan hukum pidana
ukuran untuk kemajuan dan (criminal law policy) dan politik
kesejahteraan suatu negara. Karena hukum pidana (strafrechtspolitiek).
negara-negara maju di dunia biasanya Penggunaan ketiga istilah tersebut
ditandai dengan tidak hanya sekedar dalam bidang pemikiran mengandung
perekonomiannya yang maju, namun arti yang sama.5
juga penegakan hukum dan Usaha yang rasional untuk
perlindungan hak asasi manusianya mengendalikan atau menanggulangi
berjalan baik.2 kejahatan (politik kriminal) sudah

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 110


Volume 3, No. 2, Maret 2022
barang tentu tidak hanya pidana itu lebih kongkrit yang
menggunakan sarana “penal” (hukum mengarah kedalam perbuatan fisik
pidana), tetapi dapat juga perbuatan pidana, karena tidak semua
menggunakan sarana-sarana “non- perbuatan fisik itu perbuatan pidana,
penal”. 6 Usaha penanggulangan dan begitu juga sebaliknya dengan
kejahatan secara penal, yang dilakukan suatu perbuatan fisik dapat
melalui langkah- langkah perumusan menimbulkan beberapa perbuatan
norma-norma hukum pidana, yang di pidana.
dalamnya terkandung unsur-unsur a. Tindak pidana adalah suatu
substantif, struktural dan kultural perbuatan yang memiliki unsur dan
masyarakat tempat sistem hukum dua sifat yang berkaitan, unsur-
hukum tersebut diberlakukan. Usaha unsur yang dapat dibagi menjadi
penanggulangan kejahatan melalui dua macam yaitu :9 Subyektif
sarana penal tersebut dalam adalah berhubungan dengan diri
operasionalnya dijalankan melalui sipelaku dan termasuk ke dalamnya
suatu sistem peradilan pidana yang di yaitu segala sesuatu yang
dalamnya bergerak secara harmonis terkandung dihatinya.
dari sub sistem-sub sistem b. Obyektif adalah unsur-unsur yang
pendukungnya yakni Kepolisian, melekat pada diri si pelaku atau
Kejaksaan, KPK, Pengadilan, yang ada hubungannya dengan
Lembaga Pemasyarakatan serta keadaan-keadaannya, yaitu dalam
Advokat. keadaan-keadaan mana tindakan-
Kebijakan kriminalisasi tindakan dari sipelaku itu harus
merupakan suatu kebijakan dalam dilakukan.
menetapkan suatu perbuatan yang
semula bukan tindak pidana (tidak
dipidana) menjadi suatu tindak pidana D. Tindak Pidana Korupsi
(perbuatan yang dapat dipidana). Jadi
Kata korupsi berasal dari
hakikatnya kebijakan kriminalisasi
bahasa latin; Corrupti atau Corruptus
merupakan bagian dari kebijakan
yang secara harfiah berarti kebusukan,
kriminal (criminal policy) dengan
kebejatan, tidak jujur, dapat disuap,
menggunakan sarana hukum pidana
tidak bermoral, penyimpangan dari
(penal) sehingga termasuk bagian dari
kesucian, kata-kata yang menghina
kebijakan hukum pidana (penal
atau memfitnah sebagaimana dapat
policy).7
dibaca dalam The Lexion Webster
C. Tindak Pidana dan Unsur-unsurnya Dictionary.10 Dari bahasa latin itulah
turun kebanyak bahasa Eropa seperti
Perbuatan pidana adalah suatu Inggris: Corruption, Corrupt;
perbuatan phisik yang termasuk Perancis: Corruption, dan Belanda:
kedalam perbuatan pidana.8 Pendapat Corruptive (Koruptie). Dapat dikatatan
ahli hukum pidana cenderung dari bahasa Belanda inilah turun ke
menggunakan istilah “Perbuatan bahasa Indonesia: Korupsi.11
Pidana” dalam mengartikan “Straff
baar Feit”, karena istilah perbuatan

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 111


Volume 3, No. 2, Maret 2022
Dalam ensiklopedi hukum yang disodorkan oleh seorang swasta
Islam yang dimaksud korupsi dengan maksud mempengaruhinya
adalah:12 “Perbuatan buruk agar memberikan perhatian istimewa
atau tindakan pada kepentingan- kepentingan
menyelewengkan dana, sipemberi”.14
wewenang, waktudan Menurut perspektif hukum,
sebagainya untuk definisi korupsi secara gamblang telah
kepentingan pribadi dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam
sehingga UU No. 31 Tahun 1999 yang telah
menyebabkankerugian diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
bagi pihak lain.” tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Istilah korupsi dalam arti yang Korupsi. Berdasarkan pasal-pasal
luas mencakup masalah-masalah tersebut, korupsi dirumuskan kedalam
tentang penggelapan, yang disinyalir 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi.
juga dengan istilah itu, hal mana tidak Pasal-pasal tersebut menerangkan
keliru. Dalam hal ini korupsi berarti secara terperinci mengenai perbuatan
pengrusakan (bederving), atau yang bisa dikenakan sanksi pidana
pelanggaran (schending) dan dalam hal karena korupsi.
meluas “menyalahgunakan”
(misbruik). Dalam hal penggelapan
misalnya, orang berhadapan dengan E. Pemidanaan dan Sanksi Pidana
“merusak” (bederven) atau melanggar Sanksi Pidana adalah suatu
(schenden) atau yang diberikan kepada hukuman sebab akibat, sebab adalah
sipenggelap itu dan didalam banyak hal kasusnya dan akibat adalah hukumnya,
mengenai penyalahgunaan kekuasaan orang yang terkena akibat akan
atau kedudukan didalam istilah yang memperoleh sanksi baik masuk penjara
umum, jadi dapatlah digolongkan ataupun terkena hukuman lain dari
istilah korupsi.13 pihak berwajib. Sanksi Pidana
Ditinjau dari sudut bahasa kata merupakan suatu jenis sanksi yang
korupsi bisa berarti kemerosotan dari bersifat nestapa yang diancamkan atau
yang semua baik, sehat dan benar dikenakan terhadap perbuatan atau
menjadi penyelewengan, busuk. pelaku perbuatan pidana atau tindak
Kemudian arti kata korupsi yang telah pidana yang dapat menggangu atau
diterima dalam perbendaharaan kata membahayakan kepentingan hukum.
bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh Sanksi pidana pada dasarnya
Poerwodarminto dalam kamus bahasa merupakan suatu penjamin untuk
Indonesia bahwa korupsi untuk merehabilitasi perilaku dari pelaku
perbuatan yang busuk, seperti kejahatan tersebut, namun tidak jarang
penggelapan uang, penerimaan uang bahwa sanksi pidana diciptakan
sogok, dan sebagainya. sebagai suatu ancaman dari kebebasan
Korupsi dari sudut pandang manusia itu sendiri. Pidana adalah
sosiologis dengan “apabila seorang penderitaan atau nestapa yang sengaja
pegawai negeri menerima pemberian dibebankan kepada orang yang

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 112


Volume 3, No. 2, Maret 2022
melakukan perbuatan yang memenuhi Undang-Undang Republik
unsur syarat-syarat tertentu,15) Indonesia Nomor 31 Tahun 199 Juncto
sedangkan Roslan Saleh menegaskan Undang-Undang Republik Indonesia
bahwa pidana adalah reaksi atas delik, Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
dan ini berwujud suatu nestapa yang Pemberantasan Tindak Pidana
dengan sengaja dilimpahkan Negara mengatur pidana mati dalam pasal 2
kepada pembuat delik.16 ayat (2) yang menyatakan bahwa
Jenis-jenis sanksi yang terdapat seseorang yang melakukan korupsi
pada pasal 10 KUHP dibagi atas dapat dipidana mati jika unsurnya
: disertai dengan unsur keadaan tertentu
1. Pidana pokok, terdiri dari: yang mana keadaan tertentu yang
a. Pidana mati dimaksud adalah apabila tindak pidana
b. Pidana penjara tersebut dilakukan terhadap dana-dana
c. Pidana kurungan yang diperuntukkan bagi
d. Pidana denda penanggulangan keadaan bahaya,
e. Pidana tutupan bencana alam nasional, penaggulangan
2. Pidana tambahan, terdiri dari: akibat kerusuhan sosial yang meluas,
a. Pencabutan hak-hak tertentu penanggulangan krisis ekonomi dan
b. Perampasan barang-barang moneter, dan pengulangan tindak
tertentu pidana korupsi. b.Pidana mati dalam
c. Pengumuman putusan hakim tindak pidana korupsi perlu
diancamkan terhadap pelaku tindak
pidana korupsi khususnya adalah
terhadap mereka yang melakukan
F. Pidana Mati Dalam Tindak Pidana tindak pidana korupsidilakukan dengan
Korupsi cara terorganisir dan berlanjut, apabila
Pidana mati adalah pidana yang terberat tindak pidana korupsi dilakukan oleh
menurut perundang-undangan pidana kita aparat penegak hukum, apabila tindak
(Indonesia) dan tidak lain berupa sejenis pidana korupsi dilakukan oleh pejabat
pidana yang merampas kepentingan umum negara, apabila tindak pidana korupsi
yaitu jiwa atau nyawa manusia.17 Hukuman yang dilanjutkan dengan pencucian
atau pidana mati adalah penjatuhan pidana uang.
dengan mencabut hak hidup seseorang yang
telah melakukan tindak pidana yang diatur
dalam undang-undang yang diancam dengan G. Bantuan Sosial (Bansos)
hukuman mati. Hukuman mati berarti telah Bantuan sosial (bansos) adalah
menghilangkan nyawa seseorang. Pidana merupakan transfer uang atau barang
mati adalah suatu hukuman atau vonis yang yang diberikan kepada masyarakat
dijatuhkan pengadilan yang guna melindungi dari kemungkinan
berkekuatanhukum tetap sebagai bentuk terjadinya resiko sosial dan untuk
hukuman terberat yang dijatuhkan atas meningkatkan kesejahteraan
seseorang akibat perbuatannya. masyarakat.Bansos dapat diberikan
secara langsung kepada masyarakat

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 113


Volume 3, No. 2, Maret 2022
atau lembaga kemasyarakatan Tentang Penetapan Kedaruratan
termasuk di dalamnya bantuan untuk Kesehatan Masyarakat Corona Virus
lembaga non pemerintah bidang Disease 2019 (Covid 19) Dan
pendidikan dan keagamaan, sifatnya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun
tidak terus menerus dan selektif. Dinas 2020 Tentang Penetapan Bencana
bansos bisa “dengan syarat” atau Nonalam Penyebaran Corona Virus
“tanpa syarat”, diberikan melalui Disease 2019 (Covid 19) dan dalam
Kementerian/Lembaga, serta untuk keadaan tersebut pelaku tindak pidana
bencana alam. korupsi dapat dijatuhkan denganpidana
mati.
Pidana mati dalam hukum
IV. PEMBAHASAN positif selama ini merupakan salah satu
Kasus hukum yang dialami oleh pidana pokok. Namun, dalam
Menteri Sosial RI nonaktif Julian Peter kebijakan formulasi selama ini, pidana
Batubara. Sejatiya tindak pidana mati tidak pernah dirumuskan secara
korupsi yang dilakukan pada masa tunggal (yang mengandung sifat
pandemi covid 19 sendiri telah diatur imperatif/absolut), tetapi selalu
didalam UU Nomor 31 Tahun 1999 dirumuskan secara alternatif dengan
sebagaimana telah diubah dengan UU jenis-jenis pidana pokok lainnya dan
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang hanya diancamkan untuk delik-delik
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tertentu. Jadi, walaupun pidana mati
pada Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan merupakan pidana pokok, namun
bahwa : “Dalam hal tindak pidana hakikatnya merupakan “pidana pokok
korupsi sebagaimana dimaksud dalam yang bersifat khusus dan selalu
ayat (1) dilakukan dalam keadaan diancamkan secara alternatif”. Dengan
tertentu pidana mati dapat dijatuhkan.” perumusan alternatif demikian, berarti
penjelasan Pasal 2 ayat (2) dirumuskan pidana mati dipandang sebagai
bahwa : “Yang dimaksud dengan alternatif terakhir atau“upaya terakhir”
keadaan “keadaan tertentu” adalah dalam melindungi masyarakat.
apabila pelaku tindak pidana korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
tersebut dilakukan pada waktu negara selaku penegak hukum harus selangkah
dalam keadaan bahaya sesuai dengan seperti yang disampaikan selama ini.
undang-undang yang berlaku, pada Yakni melakukan penuntutan terhadap
waktu terjadi bencana alam nasional, kasus dugaan korupsi tersebut dengan
sebagai pengulangan tindak pidana pidana mati. Walaupun nantinya kasus
korupsi, atau pada waktu negara dalam dugaan korupsi tersebut tidak terbukti
keadaan krisis ekonomi dan moneter”. di pengadilan, KPK harus melakukan
Makna dalam keadaan tertentu sendiri dakwaan dengan pidana mati sebagai
berfungsi sebagai dasar alasan bentuk komitmen terhadap
pemberat dalam tindak pidana korupsi, pemberantasan korupsi. Diputusnya
seperti yang dilakukan oleh Julian nanti terserah hakim, tapi sebagai
Peter Batubara. Dasar pengunaancovid komitmen, sebagai bentuk 'warning'
19 sebagai alasan pemberat adalah kepada masyarakat untuk tidak
Keputusan Presiden No 11 Tahun 2020

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 114


Volume 3, No. 2, Maret 2022
melakukan korupsi, harus dituntut pelanggaran HAM yang hakiki.
dengan pidana mati. Dalam teori ada 30 Hukuman mati bagi koruptor adalah
jenis korupsi dan selanjutnya jika tindakan yang keliru asal dilakukan
diringkas kembali ada tujuh kelompok dengan adil dan komprehensif.
tindak pidana korupsi. Akan tetapi Hukuman mati masih relevan bagi
dalam kasus korupsi bansos Covid-19, koruptor, ini juga sekaligus menjadi
harus melihat tindak pidana korupsi bukti penegakan hukum yang baik di
dalam arti luas. Jangan melihat Indonesia. Korupsi bansos di masa
suapnya. Suapnya boleh (dilihat) tapi pandemi merupakan pelanggaran nyata
suapnya ini suap dalam era pandemi. terhadap HAM. Apalagi, bencana
Perdebatannya hanya suap, kalau suap pandemi Covid-19 merupakan bencana
bukan dalam era pandemi tidak apa- yang masanya panjang dan berstatus
apa, tapi suap ini dalam masa pandemi. sebagai bencana nasional bahkan
Ketika menteri tersebut kena global.
OTT, akan memberikan peringatan Kendala hukuman mati bagi koruptor
(warning) kepada pelaku yang akan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara
berpotensi di tingkat bawahnya. "Yang tidak bisa dijerat dengan pidana
tingkat besar, menteri saja bisa hukuman mati terkait kasus dugaan
dipegang, apalagi yang setingkat korupsi bantuan sosial (bansos)
gubernur, kepala dinas, atau yang lain. penanganan covid-19. Juliari dijerat
Ini suatu cara pencegahan yang cukup pasal yang tercantum dalam Pasal 12
bagus karena bagaimanapun jugayang huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal
namanya penindakan berselaras 11 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
dengan pencegahan yang akan Tindak Pidana Pemberantasan
dilakukan di kemudian hari. Pasal 21 Korupsi. Sementara ancaman hukuman
UU KPK sudah mengancam terhadap mati diatur dalam Pasal 2 ayat (2)
penghalangan pemeriksaan ataupun beleid tersebut. Kalau persangkaannya
menghilangkan barang bukti. kemudian dakwaannya hanya terkait
Hukuman mati bagi koruptor dengan Pasal 11 atau Pasal 12 ya
bansos di masa bencana tak melanggar enggak bisa kemudian dituntut dan
HAM. Asalkan penjatuhan hukuman dihukum mati, yang bisa kalau di sana
mati dilakukan dengan adil, jujur, dan ada penggunaan Pasal 2 UU Tipikor
tidak diskriminatif. KPK apabila setuju dalam kasus tersebut. Pasal 2 ayat (2)
dan serius maka tidak boleh tanggung- UU Tipikor itu berbunyi: Dalam hal
tanggung dalam menegakkan hukum. tindak pidana korupsi sebagaimana
Dan hukuman mati bagi koruptor dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
bansos masih relevan. Hukuman mati dalam keadaan tertentu, pidana mati
di Indonesia memang masih dianggap dapat dijatuhkan.
sebagai suatu hal yang kontroversial.
Dalihnya adalah karena penjatuhan
hukuman mati melanggar HAM dan V. PENUTUP
tidak bisa dibenarkan. Namun
A. Simpulan
demikian, bentuk pelanggaran hukum
pidana di Indonesia merupakan bentuk 1. Penerapan Sanksi Pidana Mati

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 115


Volume 3, No. 2, Maret 2022
Dalam Tindak Pidana Korupsi tersebut. Kalau
Terhadap Dana Bantuan Sosial persangkaannya kemudian
(Bansos) Kondisi Darurat dakwaannya hanya terkait
Dihubungkan Dengan dengan Pasal 11 atau Pasal 12
Pengambil Keputusan adalah tidak bisa kemudian dituntut
makna dalam keadaan tertentu dan dihukum mati, bisa
sendiri dalam undang-undang dihukum mati kalau ada
korupsi berfungsi sebagai penggunaan Pasal 2 UU
dasar alasan pemberat dalam Tipikor dalam kasus tersebut.
tindak pidana korupsi, seperti Pasal 2 ayat (2) UU Tipikor itu
yang dilakukan oleh Julian berbunyi: Dalam hal tindak
Peter Batubara. Dasar pidana korupsi sebagaimana
pengunaan covid 19 sebagai dimaksud dalam ayat (1)
alasan pemberat adalah dilakukan dalam keadaan
Keputusan Presiden No 11 tertentu, pidana mati dapat
Tahun 2020 Tentang dijatuhkan.
Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (Covid 19) B. Saran
Dan Keputusan Presiden 1. Perpu Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2020 Pengganti Undang-Undang
Tentang Penetapan Bencana (Perpu) tentang PERPU No. 1
Nonalam Penyebaran Corona Tahun 2020 Jo Undang-
Virus Disease 2019 (Covid 19) Undang (UU) Nomor 2 Tahun
dan dalam keadaan tersebut 2020 tentang Kebijakan
pelaku tindak pidana korupsi Keuangan Negara dan
dapat dijatuhkan dengan Stabilitas Sistem Keuangan
pidana mati. untuk Penanganan Pandemi
Kendala Penerapan Sanksi Covid-19 hanya sebatas life
Pidana Mati Dalam Tindak style atau hanya di atas kertas
Pidana Korupsi Terhadap saja dan tidak dilaksanakan
Dana Bantuan Sosial (Bansos) oleh hakim sebagai Penentu
Kondisi Darurat Dihubungkan Keputusan.
Dengan Pengambil Keputusan Sebaiknya regulasi tentang penanganan
adalah Juliari Batubara dijerat pandemi covid 19 ini tidak di intervensi
pasal yang tercantum dalam politik maupun pihak-pihak yang
Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 mempunyai kepentingan, sehingga,
huruf b atau Pasal 11 UU penegakan hukumnya benar-benar murni.
Nomor 20 Tahun 2001 tentang
I. DAFTAR PUSTAKA
Tindak Pidana Pemberantasan
Korupsi. Sementara ancaman
hukuman mati diatur dalam Alatas, Sosiologi Korupsi Sebuah
Pasal 2 ayat (2) beleid Penjelajahan Dengan Data
Kontemporer,

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 116


Volume 3, No. 2, Maret 2022
LP3ES, Jakarta, 2016. Korupsi, Fakultas Hukum
Universitas Pasundan,
Adami Chazawi, Lampiran Hukum Bandung, 2011.
Pidana Materiil dan Formil
KorupsiIndonesia, Bayumedia, Ensiklopedi Hukum Islam, PT.
Malang, 2011. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
2013.Moeljatno. Azas-Azas Hukum
, Pelajaran Hukum Pidana I, Pidana. Rineka Cipta. Jakarta, 2015.
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2018. Muladi dan Barda Nawawi Arief,
Teori-Teori dan Kebijakan
Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia Pidana, Alumni, Bandung,
Masalah dan Pemecahannya, 2010.
PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2014. Salman Luthan, Kebijakan
Kriminalisasi di Bidang
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Keuangan, FH UII Press,
Kebijakan Hukum Pidana, Yogyakarta, 2014.
Citra AdityaBhakti, Bandung,
2016. Suriadi, Pendidikan Anti Korupsi, Gava
Media, Jakarta, 2014.
, Tindak Pidana Mayantara
Perkembangan Kajian Cyber Tri Andrisman, Asas-Asas dan Dasar
Crime di Indonesia, Raja Aturan Hukum Pidana
Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia, Bandar Lampung,
2016. Unila, 2017

Buchari Said H, Sekilas Pandang Usman Simanjutak, Teknik Penuntutan


Tentang Tindak Pidana dan Upaya Hukum, Bina
Cipta, Jakarta,1994.

SCIENTA REGENDI ISSN -p 2686-0422, ISSN-e 2686-0414, 117


Volume 3, No. 2, Maret 2022

You might also like