You are on page 1of 18

Jurnal Keuangan Negara dan Kebijakan Publik

Volume 2 | Nomor 2 | Tahun 2022


__________________________________________________________________________________________

DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN DANA


ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA INDUSTRI KECIL
MENENGAH DI INDONESIA
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto
Kementerian Perindustrian, Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan
ellita.maharani@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT

Diterima Pertama The investments Small Medium Enterprise’s Cluster (called Sentra IKM) was one of the Government’s
XX XX XXXX policies aims to develop and increase the number of new Small Medium Industries and to accelerate
the distribution of industrial throughout Indonesia. This program was supporting by DAK Fisik. This
study aims to analyze the impact of the Sentra IKM program in 2016-2019 on increasing of the
Dinyatakan Diterima
number of Small Medium Enterprises by using micro and small industry, medium large industry, and
XX XX XXXX
operational status of Small Medium Enterprise’s Cluster data with fixed effect difference in difference
(FE-DID) method. This study showed that Small Medium Enterprise’s Cluster program had a significant
impact on increasing the number of Small Medium Industries on the island of Java, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku and Papua in food, craft, and transportation industry. However, a decrease on the
number of small and medium industries was identified on Java and Sumatera in metal and agriculture
machine industry due to differences in regional conditions and differences in productivity benefit for
each type of industry. The Small Medium Enterprise’s Cluster program is effective in growing new
small and medium industries, especially labor-intensive industries, in outside Java and Sumatera..

Keywords : SME’s, Cluster SME’s, fixed effect difference in difference

ABSTRAK
Pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah (Sentra IKM) merupakan salah satu program
kebijakan Pemerintah yang bertujuan untuk pengembangan dan penumbuhan Industri Kecil
Menengah (IKM) baru serta untuk percepatan pemerataan pemerataan industri di seluruh
Indonesia. Pembangunan Sentra IKM ini dilakukan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.
Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak program pembangunan Sentra IKM tahun 2016-2019
terhadap peningkatan banyaknya Industri Kecil Menengah di Indonesia dengan menggunakan
Data Industri Mikro Kecil, Data Industri Besar Sedang serta Data Status Operasional Sentra IKM dan
menggunakan metode fixed effect difference in difference (FE-DID). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa operasional Sentra IKM di kabupaten/kota di Pulau Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Maluku dan Papua memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan banyaknya IKM
pada jenis industri pangan, kerajinan dan alat angkut. Namun dampak tersebut berbeda pada jenis
industri logam dan alat mesin pertanian di Pulau Jawa dan Sumatera akibat adanya perbedaan
kondisi wilayah dan manfaat produktivitas pada masing-masing jenis industri. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Program Pembangunan Sentra IKM efektif dalam menumbuhkan IKM baru
di luar Pulau Jawa dan Sumatera pada jenis industri padat karya.

Kata kunci: IKM, Sentra IKM, fixed effect difference in difference

Halaman 238
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

1. PENDAHULUAN Dari sisi populasi total industri, total


populasi UMKM (termasuk IKM) sebanyak
Sektor industri pengolahan non migas 3.969.177 juta unit usaha atau 99% dari total
merupakan sektor yang berperan penting populasi industri di Indonesia tahun 2013-2019
dalam perekonomian Indonesia ditunjukkan sebesar 3.978.254 unit industri dan mampu
dengan data kontribusi sektor industri menyerap 10.5 juta tenaga kerja (65%) dari
pengolahan non migas terhadap Produk total seluruh tenaga kerja sektor industri.
Domestik Bruto (PDB) sebesar 17,58-18,21% Besarnya kontribusi sektor industri dalam
pada periode 2015-2020 (BPS), merupakan perekonomian tersebut memunculkan isu
kontribusi tertinggi dibandingkan sektor pemerataan industri dikarenakan kontribusi
perekonomian lain. Kinerja tersebut salah terbesar disumbangkan oleh Pulau Jawa antara
satunya didukung oleh keberadaan Industri 69,89-70,93% pada periode 2010-2020 dan
Kecil Menengah (IKM) yang memberikan sisanya tersebar di pulau lainnya (lihat Tabel 1).
kontribusi pada PDB industri pengolahan non
migas sebesar 34,56-34,8% (Kemenperin, 2015).

Tabel 1. Distribusi PDRB Industri Pengolahan Indonesia 2010-2020 (persen)

Pulau Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumatera 18.42 18.46 18.65 18.69 18.59 18.49 18.46 18.33 18.05 18.12 18.59
Jawa 69.89 70.12 70.42 70.58 70.76 70.76 70.71 70.87 70.93 70.81 69.93
Bali 0.39 0.37 0.38 0.39 0.40 0.41 0.41 0.39 0.39 0.39 0.38
Nusa 0.22 0.22 0.22 0.22 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21
Kalimantan 7.79 7.32 6.91 6.65 6.47 6.39 6.34 6.25 6.05 5.96 5.98
Tenggara
Sulawesi 2.25 2.45 2.38 2.43 2.52 2.72 2.87 2.93 3.36 3.54 3.87
Maluku 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 0.13 0.14 0.14 0.18
Papua 0.92 0.95 0.93 0.94 0.92 0.91 0.89 0.87 0.88 0.83 0.86
Sumber: BPS, 2022 (telah diolah kembali)

Pemerintah Indonesia berupaya untuk besar, menghasilkan nilai tambah, menyerap


melakukan percepatan pemerataan tenaga kerja, mendukung pemanfaatan sumber
perwilayahan industri di seluruh Indonesia daya lokal dan industri yang mendukung
melalui kebijakan Pengembangan Perwilayahan industri unggulan/prioritas daerah. Sentra IKM
Industri yang dilakukan dengan pendekatan merupakan lokasi pemusatan kegiatan industri
spasial yang tertuang dalam Undang-Undang kecil dan industri menengah yang
No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan PP menghasilkan produk sejenis, menggunakan
No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk bahan baku sejenis dan atau mengerjakan
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Salah proses produksi yang sama, serta dilengkapi
satu program kebijakan ini adalah sarana dan prasarana penunjang. Tujuan
pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah pembangunan Sentra IKM adalah untuk
(IKM). Kebijakan ini dilakukan di setiap wilayah pengembangan dan penumbuhan IKM baru
Kabupaten/Kota pada wilayah tidak serta untuk percepatan penyebaran
memungkinkan dibangun kawasan industri pemerataan industri ke seluruh wilayah
karena tidak layak secara teknis dan ekonomis Indonesia. Keberadaan Sentra IKM diharapkan
dan diarahkan untuk mendukung industri dapat memberikan kemudahan berusaha

Halaman 239
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

karena adanya sistem yang terintegrasi dan kemungkinan akan berada di industri yang
mengurangi hambatan modal. sama dan dimulai pada wilayah yang sama.
Program pembangunan Sentra IKM Bukti empiris menunjukkan hubungan
dilaksanakan mulai tahun 2016 di wilayah positif antara pengelompokan industri dengan
geografis dan sektor industri yang berbeda. jumlah perusahaan baru, namun bukti
Sentra IKM yang dibangun dominan tersebar di pengelompokan industri pada skala industri
Pulau Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara. kecil dan menengah masih terbatas. Studi
Dari sisi proses investasi, Sentra IKM yang
tentang dampak pengelompokan industri skala
dibiayai oleh pemerintah pusat melalui Dana
kecil dan menengah baru-baru ini lebih fokus
Alokasi Khusus (DAK), juga berdasarkan usulan
kepada faktor finansial. Pengelompokan
dan dukungan dari pemerintah daerah.
industri kecil dan menengah mampu
Pemerintah daerah memberikan dukungan
mengurangi hambatan modal yang karena
berupa ketersediaan lahan, menyusun
dokumen perencanaan pengembangan Sentra proses produksi yang terintegrasi di dalamnya
IKM, menyediakan dana operasional, (Ruan & Zhang, 2009). Penelitian ini bertujuan
menyiapkan IKM yang akan menempati Sentra untuk menganalisis dampak pembangunan
IKM serta menyediakan Sentra IKM terhadap banyaknya IKM di
kelembagaan/pengelolaan Sentra IKM.nSejauh Indonesia. Penelitian ini berpendapat bahwa di
ini, dengan investasi besar yang telah negara kepulauan seperti Indonesia,
dikeluarkan oleh pemerintah sebesar sekitar 1,2 pembangunan Sentra IKM dapat meningkatkan
triliun rupiah pada tahun 2016-2019, belum banyaknya IKM. Harapannya didapatkan
ada evaluasi mengenai dampak hubungan yang positif karena pentingnya
pembangunan Sentra IKM sehingga keberadaan IKM bagi perekonomian Indonesia.
memberikan kesempatan untuk dilakukan
Pembangunan dan operasional Sentra IKM
penelitian terkait dampak tersebut.
di Indonesia yang dilakukan secara bertahap
Konsep konsentrasi spasial dan spesialisasi
memungkinkan untuk mengidentifikasi
aktivitas ekonomi telah dianalisa sejak lama.
dampaknya terhadap jumlah Industri Kecil
Studi Alfred Marshall (1890) dalam (Lengyel,
Menengah dengan menggunakan pendekatan
et.al, 2010) menyatakan bahwa
pengelompokan geografis industri berdampak kuantitatif menggunakan analisis fixed effect
pada kemudahan akses pasar tenaga kerja, difference-in-differences (FE-DID). Penelitian ini
kemudahan memperoleh supplier dan transfer berkontribusi pada literatur terkait dampak
pengetahuan antar perusahaan di dalamnya pengelompokan industri pada skala industri
serta memberikan eksternalitas positif bagi kecil dan menengah terhadap pertumbuhan
akses pasar dan pemasok, manajemen, inovasi, banyaknya industri di skala tersebut yang masih
dan penyatuan tenaga kerja (Chyi et al., 2012a; terbatas. Kedua, penelitian ini menganalisis
Gancarczyk & Gancarczyk, 2018; Lai et al., Indonesia yang merupakan negara kepulauan
2014; Lorentz et al., 2016), yang menjadi terbesar di dunia dengan jumlah Industri Kecil
keunggulan kompetitif mereka. Porter (1998) Menengah yang sangat besar, untuk
dalam Figueiredo et al. (2002) mengidentifikasi
memperkaya literatur tentang
penciptaan bisnis baru merupakan salah satu
pengelompokan industri pada kasus negara
manfaat lain dari adanya pengelompokan
berkembang kepulauan.
industri. Banyak bisnis baru merupakan spin-off
dari adanya industri yang telah ada yang

Halaman 240
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

2. TINJAUAN PUSTAKA (Nakahigashi,2016) dalam jangka menengah


ketika ditempatkan dan tersedia untuk produksi
2.1 Peran Investasi Publik terhadap
(Leduc & Wilson, 2012).
Perekonomian
2.2 Peran Pengelompokan Industri terhadap
Menurut Bergman & Hallberg (2016)
Jumlah Perusahaan Industri
dalam (Holmgren & Merkel, 2017), investasi
publik seringkali diakui sebagai bagian yang Hubungan antara investasi publik dengan
penting dari kebijakan ekonomi sebagai produktivitas dapat dijelaskan melalui
sarana untuk mengurangi pengangguran serta kemudahan akses sehingga modal dan/atau
mendorong pembangunan di daerah dengan tenaga kerja lebih produktif yang dapat
aktivitas ekonomi rendah. Disebutkan bahwa disebabkan oleh aglomerasi kegiatan dan
investasi publik mampu memberikan dampak kemungkinan bekerja melalui mekanisme yang
signifikan terhadap peningkatan produksi, berbeda. (Holmgren & Merkel, 2017).
pertumbuhan lapangan kerja, penurunan biaya Konsep pengelompokan didefinisikan
produksi dan biaya transportasi, penurunan sebagai sejumlah perusahaan dan lembaga
tingkat kemiskinan, peningkatan pajak, yang terkonsentrasi dalam satu hamparan
peningkatan pendapatan daerah (PDB) dan wilayah serta saling berhubungan dan
aktivitas perusahaan dan pekerja di sekitar mendukung persaingan serta secara bersamaan
pembangunan dengan besaran yang berkoopetisi untuk mendapatkan keuntungan
berbeda. ekonomi yang berbeda (Boja, 2011).
Salah satu teori yang digunakan untuk Aglomerasi kegiatan ini, khususnya bidang
mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi di industri, banyak digunakan di berbagai negara
suatu negara dengan menggunakan fungsi sebagai instrumen untuk mendorong
produksi adalah teori pertumbuhan neoklasik transformasi industri dan meningkatkan kinerja
atau sering disebut dengan pertumbuhan dan daya saing (Mrosek, 2010). Selanjutnya,
Solow-Swan yang merupakan perbaruan dari (Duraton, G and Puga, 2020) menyatakan
teori Harrord-Domar. Solow (1956) menyatakan bahwa konsentrasi geografis produsen yang
bahwa tingkat pertumbuhan output ditentukan lebih tinggi menghasilkan peningkatan
oleh teknologi, akumulasi modal dan jumlah pertukaran pengetahuan yang mengarah
tenaga kerja. Namun pertumbuhan kepada produktivitas yang lebih tinggi,
membutuhkan modal fisik dan sumber daya peningkatan kecocokan di pasar tenaga kerja
manusia serta perubahan struktural seperti dan peningkatan kualitas karena penerima
transformasi produksi, perubahan komposisi layanan yang terletak berdekatan.
dari permintaan konsumen, perdagangan (Porter, 2003) dalam gagasannya
internasional dan sumber alam serta perubahan
menekankan bahwa kelompok aktor yang
faktor sosial ekonomi seperti urbanisasi serta
kolaboratif dan saling mendukung di bidang
pertumbuhan dan distribusi penduduk (Todaro,
yang memiliki kesamaan dan saling melengkapi
2003). Pemerintah dapat menyediakan barang
dapat meningkatkan daya saing regional di
publik sebagai akumulasi modal jangka pendek
pasar global dan dengan demikian
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Secara luas, studi empiris menunjukkan bahwa menciptakan pertumbuhan dan manfaat
investasi publik memiliki pengganda yang lebih lainnya. Sehingga skala dan cakupan ekonomi
besar dalam meningkatkan pertumbuhan aglomerasi juga dapat dinikmati oleh anggota
ekonomi dan mendorong produktivitas klaster, namun dilengkapi dengan sinergi

Halaman 241
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

kerjasama. Di dalam pengelompokan, 2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik


perusahaan memiliki tingkat pendapatan, upah Pembangunan Sentra IKM
dan produktivitas yang lebih tinggi daripada
Rencana induk menetapkan kebijakan
perusahaan non-kluster karena tersedianya
Pengembangan Perwilayahan Industri
fasilitas yang dapat digunakan bersama,
dilakukan melalui pengembangan Wilayah
mengurangi biaya transaksi, memudahkan Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang
logistik, kemudahan akses tenaga kerja, berperan sebagai penggerak utama ekonomi,
kemudahan memperoleh supplier dan spill over pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
pengetahuan antar perusahaan lebih efisien (KPI), pembangunan Kawasan Industri (KI) yang
(Chyi et al., 2012b; Gancarczyk & Gancarczyk, diprioritaskan pada daerah yang berada dalam
2018; Lengyel et.al, 2010; Lai et al., 2014; Lorentz WPPI dan pengembangan Sentra Industri Kecil
et al., 2016; Stojčić et al., 2019), kemampuan dan Industri Menengah yang dilakukan pada
adaptasi dan inovasi lebih signifikan (Guti et setiap wilayah kabupaten/kota (minimal
al., 2020) yang menjadi keunggulan sebanyak satu sentra IKM, terutama di luar
kompetitif mereka. Pengetahuan ini Pulau Jawa) atau yang tidak memungkinkan
dibangun kawasan industri karena tidak layak
memungkinkan perusahaan dalam klaster
secara teknis dan ekonomis yang diarahkan
untuk menganalisis dan memahami dinamika
untuk mendukung industri besar, menghasilkan
industri sehingga memiliki visi dan misi
nilai tambah, menyerap tenaga kerja,
jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan
mendukung pemanfaatan sumber daya lokal
pelanggan.
dan industri yang mendukung industri
Selanjutnya Porter (1998) dalam unggulan/prioritas daerah.
(Figueiredo et al., 2002) mengidentifikasi Tujuan pembangunan Sentra IKM adalah
penciptaan bisnis baru merupakan salah untuk pengembangan dan penumbuhan IKM
satu manfaat lain dari adanya baru serta untuk percepatan penyebaran
pengelompokan industri. Banyak bisnis baru pemerataan industri ke seluruh wilayah
merupakan spin-off dari adanya industri yang Indonesia (PP No 123 Tahun 2016 tentang
telah ada yang kemungkinan akan berada di Petunjuk Teknis DAK Fisik). Keberadaan Sentra
industri yang sama dan dimulai pada wilayah IKM diharapkan dapat memberikan kemudahan
yang sama. Namun terdapat argumen lain yang berusaha karena adanya sistem yang
menyatakan bahwa pengelompokan geografis terintegrasi dan mengurangi hambatan modal.

industri tidak mampu menciptakan lebih Dari sisi proses investasi, Sentra IKM yang

banyak perusahaan baru dalam sektor yang dibiayai oleh pemerintah pusat juga
tidak sejenis karena transfer knowledge yang berdasarkan usulan dan dukungan dari
lemah antar perusahaan dan tidak mendorong pemerintah daerah sehingga pemerintah
kinerja inovasi perusahaan (Beaudry, 2001). daerah yang tidak mengusulkan pembangunan
Kemudian, pengelompokan dapat Sentra IKM tidak akan mendapatkan Dana
meningkatkan terjadinya persaingan pasar Alokasi Khusus Pembangunan Sentra IKM.
sehingga mengurangi tingkat penjualan Dalam proses pembangunan Sentra IKM ini,
yang berdampak kepada pendapatan Pemerintah daerah memberikan dukungan
perusahaan (Folta et al., 2006; Frenken et al., berupa ketersediaan lahan, menyusun
2015).
dokumen perencanaan pengembangan Sentra

Halaman 242
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

IKM, menyediakan dana operasional, penyerapan dana, ketepatan waktu


menyiapkan IKM yang akan menempati Sentra penyelesaian kegiatan, kesesuaian lokasi
IKM serta menyediakan pelaksanaan kegiatan dengan dokumen
kelembagaan/pengelolaan Sentra IKM. Kriteria rencana kegiatan dan metode pelaksanaan
teknis untuk pembangunan Sentra IKM kegiatan serta evaluasi dampak dan manfaat
menurut Peraturan Presiden 123 Tahun 2016 pelaksanaan kegiatan. Namun sejauh ini, belum
adalah (a) luas lahan minimal 5000 m2;(b) ada evaluasi mengenai dampak pembangunan
terdapat dokumen pola pengembangan Sentra Sentra IKM sehingga memberikan kesempatan
IKM; (c) dokumen Detailed Engineering Design untuk dilakukan penelitian terkait dampak
(DED); (d) AMDAL/UKL/UPL; (e) produk IKM tersebut.
prospek untuk dikembangkan; (f) kesediaan 3. METODE PENELITIAN
minimal 10 IKM untuk direlokasi ke dalam Pembangunan infrastruktur industri
Sentra IKM; (g) membentuk kelembagaan; dan melalui pengelompokan memberikan dampak
(h) pemda menyediakan biaya operasional bagi perekonomian regional. Pengelompokan
Sentra IKM. industri merupakan salah satu cara untuk
Pemerintah pusat dalam melakukan meningkatkan produktivitas melalui
verifikasi usulan pemerintah daerah didasarkan modernisasi sistem usaha secara sistematik. Di
pada potensi IKM yang akan dikembangkan, dalam pengelompokan, perusahaan memiliki
rencana pengembangan Sentra IKM di masa tingkat pendapatan, upah dan produktivitas
depan sesuai dengan dokumen pola yang lebih tinggi daripada perusahaan yang
pengembangan Sentra IKM, target/sasaran tidak berkelompok karena tersedianya fasilitas
dari pembangunan Sentra IKM serta kesesuaian yang dapat digunakan bersama, mengurangi
pengajuan Dana Alokasi Khusus dengan biaya transaksi, memudahkan logistik dan spill
kebutuhan. Dalam PP nomor 123 Tahun 2016 over pengetahuan antar perusahaan lebih
tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus efisien (Stojčić et al., 2019), kemampuan
Fisik, evaluasi Dana Alokasi Khusus dilakukan adaptasi dan inovasi lebih signifikan (Guti et al.,
oleh masing- masing pemerintah daerah yang 2020). Studi empiris menunjukkan bahwa
memperoleh Dana Alokasi Khusus dengan banyaknya eksternalitas positif yang
Pembangunan Sentra IKM bersama-sama dihasilkan akibat pengelompokan industri,
dengan Menteri Keuangan, menteri/pimpinan dapat menarik pendatang baru untuk masuk
lembaga, Menteri Perencanaan Pembangunan (Beaudry, 2001; Long & Zhang, 2011). Hal ini
Nasional/Kepala Badan Perencanaan pada gilirannya akan bermanfaat bagi
Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam pembangunan ekonomi di suatu daerah.
Negeri. Evaluasi ini dilakukan terhadap Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat
pencapaian output dengan target/sasaran pada Gambar 1.
output yang telah ditetapkan, realisasi

Halaman 243
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Sumber: berbagai sumber, diolah penulis

Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengelompokan Industri terhadap Tumbuhnya


Industri Baru

Sentra Industri Kecil Menengah dibangun Oit = kebijakan yang menjadi variabel
secara bertahap di berbagai kabupaten/kota independen/interest, dimana dummy
selama periode 2016-2019 sehingga 1 untuk kabupaten/kota yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi mengoperasikan Sentra IKM pada
dampaknya terhadap pertumbuhan IKM tahun t dan dummy 0 untuk
dengan menggunakan model fixed effect kabupaten/kota yang tidak
difference-in-differences (FE-DID) dengan mengoperasikan Sentra IKM pada
implementasi bertahap. Penelitian ini tahun t;
bergantung kepada asumsi bahwa sentra β1 = konstanta yang menangkap
industri kecil menengah yang beroperasi di perubahan banyaknya IKM antara
kabupaten/kota saat ini sebanding dengan kabupaten/kota yang mendapatkan
kabupaten/kota yang akan mengoperasikan treatment dan kontrol;
sentra industri kecil menengah pada periode Xit = mewakili variabel kontrol yang
berikutnya selama memasukkan kontrol yang bersifat time variant yang mungkin
bersifat time-varying dan fixed effects. berdampak pada outcome. Termasuk
Untuk mendapatkan efek kausal dari di dalamnya adalah PDRB per kapita,
keberadaan Sentra IKM dan banyaknya IKM, tingkat kesempatan kerja, realisasi
penelitian ini mengadaptasi dari (Karimah and investasi, jarak, kebijakan dana desa
Yudhistira, 2020), sebagai berikut: dan tingkat pendidikan;
αi = fixed effect individu wilayah;
Yit = βo + β1Oit + 𝜽2Xit + αi+ αt + αit + εit (1)
αt = fixed effect waktu;
yit = rasio jumlah industri kecil αit = FE kabupaten*tahun;
menengah per 1000 penduduk di εit = error term.
kabupaten/kota i, pada tahun t;

Halaman 244
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Pertumbuhan jumlah IKM di suatu wilayah kelompok treatment karena


dapat berbeda-beda sehingga dalam penelitian mempertimbangkan karakteristik wilayah yang
ini memasukkan αi untuk mengontrol faktor serupa. Total sampel digunakan dalam
individu setiap wilayah konstan waktu yang penelitian ini sebanyak 270 kab/kota dengan
tidak teramati yang mungkin mempengaruhi 242 kab/kota sebagai kelompok kontrol dan 28
hasil; αt adalah trend waktu untuk mengontrol kab/kota sebagai kelompok treatment.
setiap kenaikan output yang tidak dapat Metode Fixed Effect-DID yang digunakan
dijelaskan oleh variabel lain. Strategi penelitian membutuhkan periode pengamatan sebelum
ini mungkin akan mengalami potensi bias dan sesudah kebijakan diterapkan. Kebijakan
akibat adanya heterogenitas varian waktu yang pembangunan Sentra IKM dilaksanakan mulai
tidak teramati. Hal ini tampak masuk akal tahun 2016, namun tidak tersedianya informasi
dengan asumsi bahwa keputusan jumlah Industri Kecil dan Menengah pada tahun
pembangunan Sentra IKM dan waktu tersebut sehingga penelitian ini menggunakan
operasional Sentra IKM adalah bagian dari data panel periode 2015 sebagai periode
aspirasi pemerintah daerah menuntut sebelum kebijakan dan periode 2017-2019
penyediaan lahan dan kesiapan IKM untuk sebagai periode setelah kebijakan. Total
menempati Sentra IKM. Untuk mengatasi observasi yang digunakan dalam penelitian ini
potensi bias tersebut, penelitian ini adalah 1080 unit observasi.
memasukkan FE kabupaten*tahun (αit) untuk Variabel yang ditetapkan sebagai
mengontrol trend waktu yang berbeda di tiap dependent variabel dalam penelitian ini adalah
kabupaten/kota. rasio jumlah IKM per 1000 penduduk (rasio)
Penelitian ini menggunakan berbagai yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Basis
sumber data sekunder dari berbagai lembaga data menyediakan informasi tentang data
pemerintah yaitu BPS, Kementerian tahunan jumlah industri mikro, kecil, menengah
Perindustrian, BKPM dan Kementerian dan besar. Definisi industri kecil menengah
Keuangan. Kabupaten/Kota digunakan sebagai mengacu kepada definisi Badan Pusat Statistik,
unit analisis untuk menghubungkan yaitu industri kecil merupakan industri yang
pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah memiliki tenaga kerja 5-9 orang, sementara
dan banyaknya Industri Kecil Menengah. industri menengah memiliki tenaga kerja 20-99
Penelitian ini memilih kabupaten/kota yang orang.
memiliki karakteristik sama untuk Variabel yang ditetapkan sebagai
dikelompokkan dalam kelompok kontrol dan independent variabel dalam penelitian ini
kelompok treatment sehingga mendapatkan adalah operasional Sentra IKM (Postevent) yang
perbandingan yang setara. Kebijakan merupakan dummy dimana 0 untuk
pembangunan Sentra IKM dilakukan pada kabupaten/kota yang tidak mengoperasikan
setiap wilayah yang tidak memungkinkan Sentra Industri Kecil Menengah pada tahun t
dibangun Kawasan Industri karena tidak layak dan 1 untuk kabupaten/kota yang
secara teknis dan ekonomis sehingga sampel mengoperasikan Sentra Industri Kecil
yang dipilih pada penelitian ini adalah Menengah pada tahun t. Semua data terkait
kabupaten/kota yang tidak terdapat Kawasan dengan pembangunan Sentra Industri Kecil
Industri maupun kabupaten/kota yang Menengah diperoleh dari Kementerian
direncanakan untuk dibangun Kawasan Perindustrian. Data menyediakan informasi
Industri. Selanjutnya, kelompok kontrol yang tentang lokasi dan pengoperasian Sentra
dipilih adalah kabupaten/kota yang berada Industri Kecil Menengah. Definisi Sentra
dalam satu provinsi yang sama dengan Industri Kecil Menengah mengacu kepada

Halaman 245
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Rencana Induk Pembangunan Industri (Saparuddin, 2011). Karena dampak investasi


Nasional. tidak dapat dirasakan pada tahun yang sama,
Variabel kontrol pada studi ini dipilih sehingga penelitian ini menggunakan data
sejalan dengan hal-hal yang mempengaruhi realisasi investasi pada t-1. Dataset investasi
variabel terikat yang berubah antar waktu (time yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
variant). Variabel PDRB per kapita dari data National Single Window of Investment
(logPDRBkap) digunakan sebagai proksi dari (NSWI) BKPM yang memberikan informasi
pendapatan dan fungsi permintaan. PDRB per tentang realisasi investasi tahunan PMA dan
kapita memiliki peran penting dalam PMDN pada tingkatan kabupaten/kota dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu USD. Selanjutnya adalah variabel jarak (logDist)
daerah, dimana semakin tinggi PDRB maka sebagai faktor yang signifikan mempengaruhi
dapat dikatakan bahwa pertumbuhan pertumbuhan penjualan di sektor Usaha Kecil
ekonominya juga tinggi. Dataset PDRB per dan Menengah serta sebagai proxy atas akses
kapita level kabupaten/kota diperoleh dari pasar dan bahan baku. Dataset yang digunakan
Badan Pusat Statistik. Selanjutnya variabel adalah data jarak kabupaten ke ibukota provinsi
Tingkat kesempatan kerja (TKK) untuk yang diperoleh dari BPS di level kab/kota per
menggambarkan jumlah tenaga kerja yang tahun.
mampu diserap oleh sektor perekonomian Variabel realisasi Dana Desa (logDD-1) juga
di masing-masing kabupaten/kota. Menurut digunakan sebagai variabel control karena
Sadono (2007) dalam (Mimi Hardini, 2017) kabijakan Dana Desa merupakan kebijakan
kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang fiskal yang diarahkan untuk pengembangan
menggambarkan ketersediaan lapangan potensi ekonomi lokal seperti pengembangan
pekerjaan yang sudah diisi oleh pencari kerja, wirausaha. Penelitian ini memasukkan rata-rata
namun bisa diartikan juga sebagai permintaan jumlah realisasi Dana Desa yang diterima di
atas tenaga kerja. Dataset yang digunakan setiap kabupaten/kota pada t-1 berdasarkan
dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat database Kementerian Keuangan. Dan yang
Statistik yang memberikan informasi terakhir adalah variabel Tingkat Pendidikan (SD
Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas s/d S2). Menurut Baum (1988) dalam
yang bekerja terhadap angkatan kerja. Tingkat (Nainggolan, 2016), investasi dalam bidang
angkatan kerja dihitung dengan cara: pendidikan mempunyai pengaruh langsung
TKK = a/b x 100% terhadap produktivitas individu dan
dimana: penghasilan. Dataset yang digunakan adalah
a = jumlah penduduk bekerja persentase penduduk usia angkatan kerja yang
b = jumlah angkatan kerja memiliki ijazah terakhir di level SD, SMP, SMA,
SMK, D1/D2, D3, D4/S1 dan S2 yang diperoleh
Variabel control lain yang digunakan dalam dari BPS.
penelitian ini adalah variabel realisasi investasi
PMA dan PMDN (logInvest_1) karena investasi 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
merupakan bagian dari output dalam bentuk
4.1. Analisis Deskriptif
penambahan modal kapital atau barang modal
sehingga kapasitas produksi meningkat. Hal ini Variabel utama yang diamati dalam
mendorong terjadinya peningkatan output baik penelitian ini adalah rasio jumlah IKM per 1000
barang dan jasa dan mendorong pertumbuhan penduduk di Indonesia sebagai variabel terikat
industri-industri baru baik dalam berbagai dan status operasional Sentra IKM sebagai
skala industri (Rosyidi, 1983:45) dalam variabel bebas. Jumlah sampel yang digunakan

Halaman 246
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

dalam penelitian ini adalah 270 sampel dengan treatment memiliki jarak yang lebih dekat dari
total observasi sebanyak 1080 unit observasi pusat provinsi dan kedua kelompok memiliki
yang terdiri dari 848 unit observasi kelompok jumlah penduduk dengan pendidikan di level
kontrol dan 232 unit observasi kelompok SD yang terbesar dibanding tingkat pendidikan
treatment. Tabel 2 merupakan statistik yang lain. Namun secara umum dari data yang
deskriptif dari variabel yang digunakan di digunakan sebagai variabel terikat dan variabel
dalam model penelitian ini pada periode 2015- kovariat tidak menunjukkan perbedaan yang
2019. signifikan di antara kedua kelompok. Hasil
Rerata jumlah IKM pada kelompok kontrol analisis deskriptif pada Tabel 2 menunjukkan
lebih besar yaitu 377,3497 unit dibandingkan bahwa perbedaan signifikan terjadi pada
rerata jumlah IKM pada kelompok treatment variabel jumlah IKM pada periode sebelum dan
yaitu sebesar 358,1959 unit. Kelompok sesudah beroperasionalnya Sentra IKM.

Tabel 2. Analisis Deskriptif

Sumber: diolah dari berbagai sumber database, 2022

Keterangan: IKM adalah jumlah IKM dalam unit; kabupaten ke ibukota provinsi dalam km; Job
PDRB kap adalah total PDRB per kapita opprtunity rate adalah persentase tingkat
kabupaten/kota dalam juta rupiah; Invesment adalah kesempatan kerja kabupaten kota;
realisasi investasi PMA dan PMDN kabupaten/kota SD,SMP,SMA,SMK,D1/D2,D3,S1,S2 adalah
pada t-1 dalam USD; Dana Desa adalah realisasi dana persentase penduduk usia angkatan kerja yang
desa kabupaten/kota dalam juta rupiah; Distance to memiliki ijazah terakhir di masing-masing tingkat
capital of province adalah jarak pusat ibukota pendidikan
.4.2. Dampak Sentra IKM terhadap IKM. Model ini menggunakan pengamatan
Banyaknya IKM kabupaten/kota yang dibangun Sentra IKM
Tabel 3 menunjukkan beberapa langkah dengan menggunakan metode estimasi Fixed
untuk mendapatkan model yang tepat untuk Effect-DID dari Sentra IKM yang dioperasikan
memperkirakan dampak pembangunan Sentra terhadap jumlah IKM (persamaan 1). Pada

Halaman 247
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

setiap kolom, variabel terikatnya adalah rasio Postevent adalah koefisien operasional Sentra
jumlah IKM per 1000 penduduk sedangkan IKM.

Tabel 3. Pengaruh Operasional Sentra IKM terhadap Banyaknya IKM

Sumber: Hasil estimasi dengan model fixed effect DID menggunakan Data Industri Kecil Menengah BPS dan Data operasional
Sentra IKM Kementerian Perindustrian, 2022

Tabel 3 menunjukkan terdapat konsistensi operasi adalah sebesar 0,0541 dan tidak
tanda pada setiap penambahan variabel kontrol signifikan secara statistik. Ini menyiratkan
pada model yang digunakan dalam penelitian bahwa dengan memasukkan fixed effect
ini (kolom 1-7). Koefisien operasi pada kolom kabupaten*tahun di masing-masing wilayah,
(7) setelah memasukkan semua variabel hasil koefisien operasional Sentra IKM
covariat, fixed effect individu serta fixed effect terkoreksi namun tetap tidak berubah
waktu adalah 0.0756 dan tidak signifikan secara signifikansinya. Sehingga spesifikasi yang
statistik pada tingkat 1%, 5% maupun 10%. menjadi pilihan dalam penelitian ini adalah
Karena kelompok kontrol adalah kolom (8). Hal ini tampaknya masuk akal karena
kabupaten/kota tanpa Sentra IKM yang penelitian ini menggunakan investasi Sentra
beroperasi, koefisien menunjukkan bahwa IKM berskala kecil sehingga dampak
beroperasionalnya Sentra IKM tidak memiliki operasional Sentra IKM terlihat tidak signifikan
hubungan yang signifikan terhadap banyaknya jika analisis dilakukan secara keseluruhan di
IKM di Indonesia. Namun hasil estimasi tidak seluruh wilayah Indonesia yang memiliki
mencakup pengendalian lain yang relevan. karakteristik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, hasil perkiraan ini cenderung 4.3. Dampak Sentra IKM antar Pulau
berlebihan.
Penelitian ini menyelidiki lebih lanjut
Selanjutnya, dengan menyertakan fixed
apakah besaran dan arah yang berbeda antar
effect kabupaten*tahun di kolom (8), hasil
pulau di Indonesia dari status
penelitian menunjukkan bahwa koefisien

Halaman 248
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

beroperasionalnya Sentra IKM. Hasil estimasi Hasil regresi pada Tabel 4 menunjukkan
mungkin akan berbeda karena ada karakteristik koefisien operasi Sentra IKM berbeda antar
kabupaten/kota yang tidak teramati yang tidak pulau. Perbedaan rasio IKM per 1000 penduduk
dapat dikendalikan karena keterbatasan data karena adanya operasional Sentra IKM tidak
yang digunakan. Penelitian ini mereplikasi hasil signifikan terjadi di Pulau Sumatera dan Nusa
baseline pada kolom terakhir Tabel 3 dengan Tenggara. Sementara tampak signifikan pada
membandingkan perkiraan antar pulau di tingkat 1% di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Maluku dan Papua
Tenggara, Maluku dan Papua.
.

Tabel 4. Dampak Kebijakan Sentra IKM di Setiap Pulau

Sumber: Hasil estimasi dengan model fixed effect DID menggunakan Data Industri Kecil Menengah BPS dan Data operasional
Sentra IKM Kementerian Perindustrian, 2022. ***,**,* mewakili pengaruh signifikansi masing-masing pada 1,5 dan 10%. Semua
spesifikasi termasuk variabel kontrol seperti pada kolom terakhir Tabel 3.

Korelasi negatif dan signifikan secara bahwa program dana desa cukup signifikan
statistik terjadi di Pulau Jawa sebesar 5,589 meningkatkan pendirian Badan Usaha Milik
tampaknya berhubungan dengan karakteristik Desa yaitu BUM desa, namun tingkat partisipasi
tenaga kerja di pulau tersebut. Variabel kontrol masyarakat rendah dalam pemanfaatannya
yang mempengaruhi penurunan nilai koefisien sehingga tidak menemukan dampak program
di Pulau Jawa terbesar adalah TKK, Dana Desa, dana desa terhadap peluang lapangan kerja.
D1 dan D3. Tingkat kesempatan kerja yang Selanjutnya, melihat tujuan pembangunan
tinggi dan banyaknya tenaga kerja D1 dan D3 Sentra IKM adalah untuk memberikan
menurunkan rasio IKM per 1000 penduduk, hal kemudahan berusaha karena sistem yang
ini kemungkinan disebabkan karena banyak terintegrasi di dalam Sentra IKM, sementara
tenaga kerja yang terserap di industri besar. fasilitas dan kemudahan akses di Pulau Jawa
Hasil ini sesuai dengan studi empiris terdahulu lebih baik dibandingkan pulau lainnya,
yang menunjukkan bahwa lokasi suatu kemungkinan memberikan motivasi yang lebih
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kecil bagi pelaku IKM di Pulau Jawa untuk
kesempatan untuk mengakses kumpulan memanfaatkan fasilitas di dalam Sentra IKM.
pekerja, dan dalam banyak kasus, tenaga kerja Menurut (Porter, 2003), kekuatan eksternalitas
terampil yang sesuai (Brouwer et al., 2004). dari klaster mungkin berbeda di seluruh
Variabel kontrol lain yang juga mempengaruhi wilayah. Di dalam pandangannya, inovasi
penurunan koefisien di Pulau Jawa adalah Dana merupakan mekanisme kunci di daerah yang
Desa. Studi empiris baru-baru ini yang maju sementara efisiensi biaya adalah kekuatan
dilakukan oleh (Arifin et al., 2020) menunjukkan utama bagi wilayah yang kurang berkembang.

Halaman 249
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Dalam kegiatan produksi, salah satu teori program pembangunan Sentra IKM terhadap
ekonomi yang banyak digunakan adalah penumbuhan banyak IKM menjadi berkurang.
Diminishing Marginal Return, dimana jika satu
input ditambahkan dalam proses produksi 4.4. Dampak Sentra IKM per Jenis Industri
sementara input lainnya tetap dipertahankan,
Hasil estimasi di setiap pulau memiliki
pada akhirnya akan terjadi penurunan output
potensi bias mengingat jenis industri di setiap
(Pyndick & Rubinfeld, 2013). Jika kuantitas input
pulau yang berbeda-beda sehingga tidak dapat
tenaga kerja tetap dipertahankan maka setiap
memastikan apakah operasional Sentra IKM
penambahan satu unit modal/kapital
memberikan dampak bagi industri yang sejenis.
menyebabkan pengembalian modal semakin
Dengan beragamnya jenis industri di masing-
berkurang. Dengan kata lain, produktivitas yang
masing kabupaten/kota, penelitian ini
dihasilkan semakin berkurang ketika
menggunakan data industri unggulan
peningkatan produksi tidak terjadi secara
kabupaten/kota yang ditetapkan melalui
signifikan seiring dengan penambahan modal.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk Peraturan Daerah tentang Rencana Induk
Pengembangan Industri Provinsi/Kabupaten.
meningkatkan skala hasil lebih tinggi
Dampak dari operasional Sentra IKM per jenis
(increasing return to scale) dari suatu kegiatan
industri mungkin berbeda karena ada jenis
perekonomian, tidak hanya mengubah salah
industri di kabupaten/kota yang tidak teramati
satu input saja namun juga harus diikuti oleh
yang tidak dapat dikendalikan karena
perubahan input lainnya.
keterbatasan data jenis industri yang
Penambahan modal dan penambahan
digunakan. Penelitian ini mereplikasi hasil
jumlah tenaga kerja perlu diimbangi dengan
baseline pada kolom terakhir Tabel 3 dengan
peningkatan teknik produksi dan peningkatan
membandingkan perkiraan antar jenis industri
kualitas tenaga kerja. Apabila teknik produksi
yang diterapkan lebih canggih, maka dapat di setiap pulau di Indonesia. Hasil regresi
dilaporkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
mempertinggi produktivitas setiap tenaga
operasional Sentra IKM memberikan dampak
kerja. Begitu pula dengan penambahan jumlah
yang berbeda terhadap setiap jenis industri
tenaga kerja harus diimbangi dengan
pada setiap pulau.
perubahan tingkat pengetahuan dan
Kabupaten/kota yang mengoperasional
ketrampilan tenaga kerja yang sebanding.
Sentra IKM industri pangan memiliki rasio IKM
Mengingat persentase tingkat pendidikan di
lebih besar dibandingkan dengan
Pulau Jawa yang didominasi oleh pendidikan
kabupaten/kota yang tidak mengoperasional
tingkat SD (+30%), SMP (+22,8%) dan SMA
Sentra IKM industri sejenis di Pulau Sulawesi,
(+15,8%) menunjukkan bahwa masih perlu
Maluku dan Papua. Hasil positif dan signifikan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan di
secara statistik juga terjadi pada
wilayah tersebut untuk meningkatkan
kabupaten/kota yang mengoperasionalkan
produktivitas tenaga kerja sehingga diperoleh
Sentra IKM pada industri kerajinan dan industri
output yang lebih besar.
alat angkut di Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan
Hal ini menyiratkan bahwa adanya
Kalimantan, walaupun besaran koefisiennya
pembangunan Sentra IKM tanpa diikuti
berbeda. Sementara temuan negatif dan
peningkatan akses pasar, peningkatan inovasi
signifikan secara statistik dari
dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
beroperasionalnya Sentra IKM diperoleh pada
tenaga kerja justru akan menyebabkan
terjadinya penurunan output sehingga dampak

Halaman 250
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Pulau Sumatera dan Pulau Jawa pada industri dengan adanya transformasi struktural.
alat mesin pertanian dan industri logam. Menurut (Greenwood et al., 1997), keberadaan
Siginifikansi positif pada Pulau Kalimantan, modal/kapital dapat menggantikan maupun
Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan melengkapi tenaga kerja, tergantung dari
Papua pada sektor industri tertentu tampaknya ketrampilan yang dimiliki. Ketika modal
konsisten dengan bukti empiris bahwa ada menjadi relatif lebih murah daripada tenaga
hubungan positif antara pengelompokan kerja, rasio modal-output meningkat lebih
industri dengan penambahan industri baru cepat dan berkontribusi pada pertumbuhan
(Beaudry, 2001; Long & Zhang, 2011; Ruan & produktivitas tenaga kerja yang lebih cepat.
Zhang, 2009). Selain karena adanya Subtitusi antara modal dan tenaga kerja
eksternalitas positif dari pengelompokan umumnya terjadi di sektor barang dimana lebih
industri, secara lebih mendalam peningkatan mengandalkan tenaga kerja.
rasio IKM per 1000 penduduk terkait erat

Tabel 5. Dampak Operasional Sentra IKM per Jenis Industri di Setiap Pulau

Sumber: Hasil estimasi dengan model fixed effect DID menggunakan Data Industri Kecil Menengah BPS dan Data operasional
Sentra IKM Kementerian Perindustrian, 2022. ***,**,* mewakili pengaruh signifikansi masing-masing pada 1,5 dan 10%. Semua
spesifikasi termasuk variabel kontrol seperti pada kolom terakhir Tabel 3.

Meskipun benar bahwa ada manfaat menerima manfaat produktivitas dari adanya
produktivitas dari pengelompokan, namun modal dalam bentuk efisiensi teknis berupa
kemampuan untuk memahami manfaat peningkatan kemampuan teknis dalam
tersebut mungkin berbeda antar jenis industri. menggabungkan input untuk menghasilkan
(Lipsey, R.E & Sjöholm, 2014) menyoroti bahwa output. Hal ini tampak masuk akal mengingat
terdapat variasi dalam manfaat produktivitas kesenjangan pengetahuan mungkin tidak
yang diperoleh perusahaan di setiap klaster. terlalu lebar di sektor padat karya sehingga
Sekelompok perusahaan dengan intensitas lebih mudah menyerap limpahan pengetahuan
tenaga kerja tinggi akan mendapatkan yang menghasilkan peningkatan produktivitas.
keuntungan manfaat yang berbeda dengan Hasil analisis per jenis industri ini
perusahaan dengan intensitas modal tinggi. tampaknya konsisten dengan hasil pada Tabel
Sejalan dengan hal tersebut, (Suyanto et al., 4 dimana koefisien positif dan signifikan di
2009) menyatakan bahwa industri padat karya Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua
tinggi seperti industri makanan dan minuman disebabkan oleh operasional Sentra IKM

Halaman 251
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

pangan dan Sentra IKM alat angkut yang berbeda di pulau Jawa dan Sumatera
dibangun oleh pemerintah. Penelitian ini tidak menunjukkan bahwa diperlukan kebijakan
dapat memastikan apakah dampak dari pelengkap seperti peningkatan hubungan
beroperasionalnya Sentra IKM terhadap rasio kerjasama dengan Sentra IKM lainnya untuk
IKM yang meningkat di suatu wilayah terjadi meningkatkan efisiensi, integrasi rantai pasok
secara berkelompok dalam satu area Sentra serta perlu meningkatkan akses pasar, inovasi
IKM akibat keterbatasan data yang dimiliki, dan meningkatkan pengetahuan serta
namun analisis per jenis industri di setiap pulau ketrampilan tenaga kerja. Peran Pemerintah
diharapkan dapat meminimalisir potensi bias Daerah dalam operasional Sentra IKM
yang disebabkan karena perbedaan jenis memainkan peranan penting dalam
industri di setiap wilayah. meningkatkan keunggulan komparatif Sentra
IKM. Dengan keterlibatan yang baik dari
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI pengelola Sentra IKM dan pemangku
kepentingan Sentra IKM diharapkan manfaat
Dengan menggunakan metode Fixed Effect
Sentra IKM akan meningkat lebih besar.
Difference in Difference (FE-DID) dalam situasi
Selanjutnya, pembangunan Sentra IKM pada
pembangunan Sentra IKM bertahap di setiap
Pulau Jawa dan Sumatera perlu lebih diarahkan
wilayah, penelitian ini memanfaatkan informasi
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di
waktu operasional Sentra IKM untuk
wilayah tersebut seperti permasalahan
memperkirakan pengaruh pembangunan
lingkungan dan bencana alam sehingga
Sentra IKM terhadap rasio IKM per 1000
keberadaan Sentra IKM dapat dimanfaatkan
penduduk. Penelitian ini menemukan bahwa
dengan baik.
operasional Sentra IKM di kabupaten/kota di
Pulau Sulawesi,
DAFTAR PUSTAKA
Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku
dan Papua memiliki dampak signifikan Arifin, B., Wicaksono, E., Tenrini, R. H.,
terhadap peningkatan banyakya Industri Kecil Wardhana, I. W., Setiawan, H.,
Menengah pada jenis industri pangan, Damayanty, S. A., Solikin, A.,
kerajinan dan alat angkut. Namun banyaknya Suhendra, M., Saputra, A. H.,
IKM jenis industri logam dan alat mesin Ariutama, G. A., Djunedi, P., Rahman,
pertanian di Pulau Jawa dan Sumatera justru A. B., & Handoko, R. (2020). Village
menurun pasca beroperasinya Sentra IKM. Hal fund, village-owned-enterprises,
ini disebabkan karena perbedaan kondisi and employment: Evidence from
wilayah serta adanya perbedaan manfaat Indonesia. Journal of Rural Studies,
produktivitas pada masing-masing jenis 79(January), 382–394.
industri. Dari hasil penelitian ini menunjukkan https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2
bahwa Pembangunan Sentra Industri Kecil 020.08.052
Menengah efektif dalam menumbuhkan IKM Autor, D. H. (2003). Outsourcing at Will: The
baru di luar Pulau Jawa dan Sumatera pada jenis Contribution of Unjust Dismissal
industri padat karya. Doctrine to the Growth of
Mengingat perbedaan yang positif dari Employment Outsourcing. Journal
beroperasionalnya Sentra IKM, pembuat of Labor Economics, 21(1), 1–42.
kebijakan dapat terus berinvestasi dalam https://doi.org/10.1086/344122
pembangunan Sentra IKM. Namun hasil yang

Halaman 252
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Beaudry, C. (2001). Entry, growth and patenting https://doi.org/10.1016/j.respol.201


in industrial clusters: A study of the 1.12.010
aerospace industry in the UK. Duraton, G and Puga, D. (2020). The Economics
International Journal of the of Urban Density. Journal of
Economics of Business, 8(3), 405– Economic Perspectives, 34(3), 151–
436. 156.
https://doi.org/10.1080/135715101
Figueiredo, O., Guimarães, P., & Woodward, D.
10079000
(2002). Home-field advantage:
Bertrand.M, Duflo.E, Mullainathan, S. (2004). Location decisions of Portuguese
How Much Should We Trust entrepreneurs. Journal of Urban
Differences-in-Differences Economics, 52(2), 341–361.
Estimates ? The Quarterly Journal of https://doi.org/10.1016/S0094-
Economics, 119(1), 249–275. 1190(02)00006-2
https://www.jstor.org/stable/25098
Folta, T. B., Cooper, A. C., & Baik, Y. S. (2006).
683
Geographic cluster size and firm
Boja, C. (2011). Clusters Models , Factors and performance. Journal of Business
Characteristics. International Journal Venturing, 21(2), 217–242.
of Economic Practices and Theories., https://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2
1(1), 34–43. 005.04.005
Brouwer, A. E., Mariotti, I., & van Ommeren, J. N. Frenken, K., Cefis, E., & Stam, E. (2015). Industrial
(2004). The firm relocation decision: Dynamics and Clusters: A Survey.
An empirical investigation. Annals of Regional Studies, 49(1), 10–27.
Regional Science, 38(2), 335–347. https://doi.org/10.1080/00343404.2
https://doi.org/10.1007/s00168- 014.904505
004-0198-5
Gancarczyk, M., & Gancarczyk, J. (2018).
Callaway, B., & Sant’Anna, P. H. C. (2021). Proactive international strategies of
Difference-in-Differences with cluster SMEs. European
multiple time periods. Journal of Management Journal, 36(1), 59–70.
Econometrics, 225(2), 200–230. https://doi.org/10.1016/j.emj.2017.
https://doi.org/10.1016/j.jeconom.2 03.002
020.12.001
Greenwood, J., Hercowitz, Z., & Krusell, P.
Chyi, Y. L., Lai, Y. M., & Liu, W. H. (2012a). (1997). Long-Run Implications of
Knowledge spillovers and firm Investment-Specific Technological
performance in the high-technology Change. American Economic
industrial cluster. Research Policy, Review, 87(3), 342–362.
41(3), 556–564.
Guti, A. J., Johanna, N., & Guaita, M. (2020).
https://doi.org/10.1016/j.respol.201
Validity of Dynamic Capabilities in
1.12.010
the Operation Based on New
Chyi, Y. L., Lai, Y. M., & Liu, W. H. (2012b). Sustainability Narratives on Nature
Knowledge spillovers and firm Tourism SMEs and Clusters.
performance in the high-technology
Holmgren, J., & Merkel, A. (2017). Much ado
industrial cluster. Research Policy,
about nothing? – A meta-analysis of
41(3), 556–564.

Halaman 253
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

the relationship between application for understanding SME


infrastructure and economic manufacturing strategies. Expert
growth. Research in Transportation Systems with Applications, 66, 176–
Economics, 63, 13–26. 188.
https://doi.org/10.1016/j.retrec.201 https://doi.org/10.1016/j.eswa.2016
7.05.001 .09.016
Karimah, I. D., & Yudhistira, M. H. (2020). Does Mimi Hardini. (2017). Pengaruh Pertumbuhan
small-scale port investment affect Ekonomi Dan Kesempatan Kerja
local economic activity? Evidence Terhadap Tingkat Pengangguran Di
from small-port development in Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Indonesia. Economics of Pendidikan Ekonomi(JUPE),5(1),1–5.
Transportation, 23. https://ejournal.unesa.ac.id/index.p
https://doi.org/10.1016/j.ecotra.202 hp/jupe/article/download/18325/1
0.100180 6708
Lai, Y. L., Hsu, M. S., Lin, F. J., Chen, Y. M., & Lin, Mrosek, T. (2010). A Framework for Stakeholder
Y. H. (2014). The effects of industry Analysis of Forest and Wood-Based
cluster knowledge management on Industry Clusters – Case Study at the
innovation performance. Journal of State of North Rhine-Westphalia,
Business Research,67(5),734–739. Germany. The Open Forest Science
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.20 Journal, 3(1), 23–37.
13.11.036 https://doi.org/10.2174/187439860
Lengyel, B., Iwasaki, I., and Szanyi, M. (2010). 1003010023
Industry Cluster and Regional Nainggolan, R. (2016). Gender, Tingkat
Economic Growth: Evidence from Pendidikan Dan Lama Usaha
Hungary. Hitotsubashi Journal of Sebagai Determinan Penghasilan
Economics, 51(2), 149–167. Umkm Kota Surabaya. Kinerja, 20(1),
https://www.jstor.org/stable/43296 1–12.
240 https://doi.org/10.24002/kinerja.v2
Lipsey, R.E & Sjöholm, F. (2014). Host Countries : 0i1.693
Why Such. The Impact of Inward FDI Porter, M. E. (2003). The economic performance
on Host Countries: Why Such of regions. Regional Studies, 37(6–
Different Answers?, January 2005. 7), 545–546.
https://www.researchgate.net/publi https://doi.org/10.1080/003434003
cation/241392294 2000108688
Long, C., & Zhang, X. (2011). Cluster-based Pyndick,R.S & Rubinfeld, D. . (2013).
industrialization in China: Financing Microeconomics (8th ed). Pearson
and performance. Journal of Education, Inc.
International Economics, 84(1), 112– Ruan, J., & Zhang, X. (2009). Finance and
123. cluster-based industrial
https://doi.org/10.1016/j.jinteco.20 development in China. Economic
11.03.002 Development and Cultural Change,
Lorentz, H., Hilmola, O. P., Malmsten, J., & Srai, 58(1), 143–164.
J. S. (2016). Cluster analysis https://doi.org/10.1086/605208

Halaman 254
DAMPAK PEMBANGUNAN SENTRA IKM MENGGUNAKAN Vol2. No.2, (2022), Hal.238-255
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BANYAKNYA
INDUSTRI KECIL MENENGAH DI Indonesia
Ellita Rahardyan Maharani, Riyanto

Saparuddin, M. (2011). Dampak Industri Kecil https://doi.org/10.1016/j.forpol.201


dan Menengah pada Kesempatan 9.102043
Kerja dan Pendapatan per Kapita. Suyanto, Salim, R. A., & Bloch, H. (2009). Does
Trikonomika, 10(2), 85–94. Foreign Direct Investment Lead to
Stojčić, N., Anić, I. D., & Aralica, Z. (2019). Do Productivity Spillovers? Firm Level
firms in clusters perform better? Evidence from Indonesia. World
Lessons from wood-processing Development,37(12),1861–
industries in new EU member states. 1876.https://doi.org/10.1016/j.worl
Forest Policy and Economics, 109. ddev.2009.05.009

Halaman 255

You might also like