You are on page 1of 16

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.

2, Desember 2021: 175-190


ISSN: 1410-8291 | e-ISSN: 2460-0172 | http://bppkibandung.id/index.php/jpk

OPINI MAHASISWA TERHADAP WACANA COVID-19


DI RUANG PEMBERITAAN MEDIA

Hayu Lusianawati1, dan Launa2


1,2
Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sahid
Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 84, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Indonesia 12870
No. Telp. / HP: (021) 8312813/08810241110031, 0812138019712
Email: hayu_lusianawati@usahid.ac.id1, launa@usahid.ac.id2

Naskah diterima tanggal 12 Januari 2021, direvisi tanggal 30 Agustus 2021, disetujui tanggal 16 September 2021

STUDENT'S OPINION ON COVID-19 DISCOURSE


IN THE MEDIA NEWS ROOM

Abstract .Students are one of the vulnerable social groups who have their own perceptions of the
Covid-19 phenomenon. As an intellectual community, students certainly have critical-idealist
ideas that are important to explore. This qualitative research aimed to understand students'
perceptions, whose discourse was extracted from the opinion room of online media news
(websites) related to the Covid-19 pandemic. Through functional discourse theory and descriptive-
interpretive analysis methods, this study concluded that student discourse related to Covid-19 was
still a general discourse, had not touched the needs and was directly related to the real-substantive
problems students faced as the affected vulnerable group. In terms of the opinion texts they wrote,
the students' idealism was reflected in the critical discourse construction on the performance of
the government, considered ineffective in dealing with the pandemic and their academic
alignments with the public interest related to the phenomenon of the Covid-19 pandemic as the
social background of discourse.
Keywords: student opinion, Covid-19, discourse analysis, online media.

Abstrak. Mahasiswa adalah salah satu kelompok sosial rentan terdampak yang memiliki persepsi
tersendiri terkait fenomena Covid-19. Sebagai komunitas intelektual, mahasiswa tentu memiliki
gagasan kritis-idealis yang penting untuk digali. Kajian kualitatif ini ditujukan untuk memahami
persepsi mahasiswa, yang wacananya digali dari ruang opini pemberitaan media online (website)
terkait wabah Covid-19. Melalui teori wacana fungsional dan metode analisis deskriptif-
interpretif, kajian ini menyimpulkan bahwa wacana mahasiswa terkait Covid-19 masih bersifat
wacana umum, belum menyentuh kebutuhan dan terkait langsung dengan persoalan riil-substantif
yang dihadapi mahasiswa sebagai kelompok rentan terdampak. Ditelisik dari sisi teks-teks opini
yang ditulis mereka, idealisme mahasiswa tercermin dari konstruksi wacana kritis atas kinerja
pemerintah yang dianggap tidak efektif dalam menangani wabah serta keberpihakan intelektual
mereka pada kepentingan publik terkait fenomena pandemi Covid-19 sebagai latar sosial wacana.
Kata Kunci: opini mahasiswa, Covid-19, analisis wacana, media online.

PENDAHULUAN lainnya meninggal dunia. Ekspansi Covid-19


yang menyebar dalam waktu yang relatif
Wabah coronavirus (Covid-19) yang singkat telah menginfeksi manusia di 199
menyeruak di awal tahun 2020 telah memicu negara, termasuk Indonesia. Wabah
kepanikan masyarakat global. Jutaan manusia coronavirus ini telah memantik keprihatinan
dari berbagai negara terpapar dan puluhan ribu warga dunia dan memaksa Organisasi Kese-
DOI: 10.20422/jpk.v24i2.777
175
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

hatan Dunia (World Health Organization/ Berbagai kebijakan tentu telah dilaku-
WHO), pada awal Januari 2020, secara resmi kan pemerintah Indonesia guna mengantisipa-
mengeluarkan pernyataan bahwa dunia telah si laju penyebaran Covid-19 dengan menim-
memasuki tahap darurat kesehatan global atau bang aspek dan risiko, terutama risiko ekono-
Public Health Emergency of International mi. Namun, dari skema kebijakan PSBB, ske-
Concern (PHEIC) akibat penyebaran virus ini nario mitigasi pandemi dan eksekusi kebija-
(WHO, 2020a). kan di level nasional terkait ancaman pande-
Menurut WHO, PHEIC adalah peristi- mi tersebut bisa dikatakan hanya menghasil-
wa darurat yang berpotensi besar mengancam kan sedikit ulasan pemikiran, baik dalam ben-
kesehatan masyarakat global. Kondisi ini tentu tuk riset akademis maupun riset kebijakan,
membutuhkan penanganan secara cepat, tepat, yang bisa memberi penjelasan secara presisif:
efektif, dan terkoordinasi secara inter- bagaimana sesungguhnya level kognisi,
nasional. Protokol PHEIC juga pernah digu- persepsi, dan perilaku warga masyarakat kita
nakan WHO untuk mengatasi berbagai kasus yang bisa berjalan seiring dengan visi kebija-
pandemi global yang mengancam kesehatan kan penanganan pandemi pemerintah? Bagai-
masyarakat di banyak negara (Zhahrina, mana bentuk antisipasi pandemi yang efektif?
2020). Berbagai upaya untuk menekan laju Bagaimana pola pemulihan kesehatan masya-
penyebaran Covid-19 telah dilakukan banyak rakat secara sistematis terkait laju ancaman
negara, salah satunya adalah dengan kebija- pandemi Covid-19 yang laju penyebaran dan
kan karantina (lockdown), yakni membatasi dampak yang ditimbulkannya hingga kini
atau menghentikan seluruh aktivitas publik, terlihat masih berjalan tertatih?
baik di dalam negeri (terutama di wilayah- Juga hanya sedikit data hasil riset,
wilayah dengan status zona merah atau kajian, dan survei nasional (yang terpublikasi
berbahaya) maupun antisipasi para pendatang dan bisa diakses secara online) yang mengu-
(tourism sector) yang akan masuk ke dalam las secara detail dan substantif bagaimana
negeri. Strategi ini dilakukan untuk meng- persepsi, sikap, dan perilaku kelompok-ke-
hentikan proses penyebaran virus secara cepat lompok masyarakat, termasuk mahasiswa—
dan memastikan agar masyarakat patuh untuk sebagai entitas rentan terdampak—yang
mengurung diri di dalam rumah atau mengu- membutuhkan proteksi dan penanganan
rangi aktivitas di luar rumah secara drastis. khusus dalam menghadapi situasi krisis di era
Di Indonesia, meskipun tidak sepenuh- Covid-19 saat ini. Dari amatan penulis, kajian
nya menerapkan prinsip lockdown seperti atas persepsi dan sikap mahasiswa di masa
yang dilakukan di negara-negara lain, namun krisis Covid-19 kurang mendapat porsi atau
di banyak daerah, seperti di DKI Jakarta, Jawa proporsi perhatian dari pemerintah atau para
Barat, dan di beberapa wilayah lain juga pemangku kebijakan.
memberlakukan upaya pembatasan aktivitas Adapun hasil riset, kajian, dan survei
warga secara ketat—dengan berberapa variasi yang tersedia hanya sebatas mengulas problem
kebijakan—yang dikenal sebagai Pembatasan yang dihadapi mahasiswa dari sisi teknis,
Sosial Berskala Besar (PSBB). belum menjawab inti persoalan secara lebih
PSBB adalah kebijakan untuk memini- substantif, seperti: bagaimana mengatasi
malisasi aktivitas tertentu yang berlaku bagi dampak sosial, ekonomi, dan psikis di era
penduduk satu daerah/wilayah yang diduga pandemi ditelisik dari aspek kebijakan
kuat terinfeksi Covid-19. Tujuannya adalah pemerintah dan perguruan tinggi dalam
untuk menangkal penyebaran virus. PSBB mengatasi dampak sosial ekonomi yang
adalah pembatasan aktivitas pada kluster dihadapi mahasiswa, seperti bagaimana
masyarakat yang potensial menjadi tempat subsidi kuota kepada mahasiwa sebagai
berkumpul/berkerumun banyak orang. Lem- konsekuensi kuliah online/daring)? Subsidi
baga pendidikan, pusat-pusat perkantoran, biaya studi? Beban akademik mahasiswa di
tempat hiburan, dan transportasi publik adalah masa krisis? Ketersediaan fasilitas jaringan
beberapa kluster yang aktivitasnya dibatasi internet yang belum merata? Evaluasi kinerja
karena potensial memicu kerumunan massa kebijakan pemerintah dan satuan pendidikan
(Tamtomo, 2020). tinggi dalam mendasin manajemen krisis
176
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

secara lebih fleksibel? Serta isu-isu riil, dan rensi (coherency), intensionalitas, keberteri-
konkret lain yang dihadapi mahasiswa. maan (acceptability), informatif, situasional,
Kajian persepsi mahasiswa di era dan intelektualitas. Dari ketujuh kriteria itu,
pandemi Covid-19, umumnya masih terfokus hanya dua syarat penting yang diutamakan
pada isu-isu teknis nonsubstantif, seperti dalam kajian wacana, yaitu syarat kohesi dan
terlihat dalam kajian: “Peran Mahasiswa koherensi (Renkema, 1994).
Kedokteran Klinis dalam Pandemi Covid-19” Kedudukan wacana dalam hierarki
(Helmi & Trisnantoro, 2020); “Peran Maha- bahasa tidak hanya berada di atas kalimat,
siswa di Masa Pandemi Covid-19” (Nurhayati, tetapi juga berada paling atas dari semua
dkk., 2020); “Peran Mahasiswa dalam tingkatan gramatikal atau sistem lingual
Sosialisasi Protokol Kesehatan Covid-19 (lingual system). Secara ringkas rangkaian
melalui Program KKL IAIN Padangsidim- hierarki sistem lingual itu dapat digambarkan
puan” (Pulungan, 2020); “Peran Mahasiswa pada Gambar 1..
PGMI IAIN Kudus sebagai Agent of Change Konsep analisis wacana dapat dilihat
di Masa Pandemi Covid-19” (Rochanah, dari tiga sudut pandang. Pertama, sudut
2020); “Persepsi Mahasiswa terhadap Pembe- pandang struktural, yang melihat wacana
lajaran Daring Selama Pandemi Covid-19” sebagai satuan bahasa di atas kalimat. Kedua,
(Saragih, dkk., 2020); “Persepsi Mahasiswa sudut pandang fungsional, yang melihat
terhadap Perkuliahan Daring sebagai Sarana wacana sebagai penggunaan bahasa dalam
Pembelajaran Selama Masa Karantina Covid- proses komunikasi. Dalam konteks fungsi
19” (Zafira, dkk., 2020); atau “Persepsi bahasa, wacana terkait dengan perspektif
Mahasiswa UNIKA terhadap Kuliah Online di fungsional, yakni fungsi emotif, fungsi
Masa Pandemi Covid-19” (Gultom & konatif, fungsi referensial, fungsi fatik, dan
Sitanggang, 2020). Bisa dikatakan studi di atas fungsi metalingual. Ketiga, sudut pandang
belum melihat problem ril mahasiswa secara sosiolinguistik tersebut, melihat atau
lebih substantif. memandang wacana sebagai proses
komunikasi yang melibatkan semua unsur dan
aspek komunikasi (Setiawan, 2016).
LANDASAN KONSEP Analisis wacana fokus pada catatan
prosesnya (baik dalam bentuk lisan atau
Wacana tertulis), bahasa digunakan sebagai basis
Dalam komunikasi, satuan bahasa referensial dan kontekstual untuk menyatakan
tertinggi dan terbesar yang digunakan adalah keinginan, ekspresi atau harapan. Secara
wacana. Satuan bahasa untuk kebutuhan umum, ada daya tarik yang sangat besar dalam
komunikasi adalah tuturan, ujaran atau kalimat struktur wacana dengan perhatian khusus
yang memenuhi kriteria sebagai wacana. terhadap sesuatu yang dapat membuat konteks
Wacana dalam bentuk tulis dengan tersusun dengan baik (Yule, 2006). Secara
kata/kalimat sebagai unitnya (seperti teks metodologis, analisis wacana pada dasarnya
opini/berita) harus memenuhi kaidah-kaidah ditujukan untuk menganalisis pesan yang
wacana dan memiliki keterkaitan semantis; dimaksud pembi-cara/penulis dengan cara
yaitu rangkaian kalimatnya merupakan satu merekonstruksi teks sebagai produk ujaran
kesatuan yang utuh dan padu. Sebuah teks, atau produk tulisan sehingga diketahui segala
dalam konteks wacana, setidaknya memiliki konteks
tujuh kriteria, yakni kohesi (cohecy), kohe-

WACANA Paragraf Kalimat Klausa Frasa Kata

Analisis Wacana Fona Fonem Silabel Morfem

Sumber: Bariyadi (2011) hlm. 14-1 (Baryadi, 2002) hlm. 14-15


Gambar 1. Tingkatan Gramatikal

177
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

yang mendukung wacana pada saat wacana Terkait bahasa sebagai fungsi komu-
itu diujarkan/dituliskan (Pranowo, 1996). nikasi, Vestergaard dan Schroder dalam
Wacana yang dimaksud dalam kajian Language of Advertising (1985) mendefini-
ini adalah wacana fungsional, yang melihat sikan tujuh fungsi berikut: (1) fungsi
wacana sebagai satu kesatuan yang tidak ekspresif, (2) fungsi direktif, (3) fungsi
terpisahkan dari kerangka sistem sosial dan informasional, (4) fungsi metalingual, (5)
budaya yang fungsinya mewujud dalam fungsi interaksional, (6) fungsi kontekstual,
bentuk ekspresi individu atau kelompok dan (7) fungsi puitik (Rani, dkk, 2004).
untuk merespon satu situasi sosial tertentu. Sementara Halliday juga mendefinisikan
Pengertian ini mempertegas konsep wacana tujuh fungsi bahasa, mencakup: (1) fungsi
yang terkait dengan fungsi bahasa, yang instrumental, (2) fungsi regulasi, (3) fungsi
digunakan dalam situasi atau konteks representatif, (4) fungsi interaksional, (5)
komunikasi (Schiffrin, 2007). fungsi perorangan, (6) fungsi heuristik, dan
Pada sisi lain, tindak komunikasi (7) fungsi imajinatif (Sumarlam, 2003).
(speech act) melibatkan unsur utama, seperti Wacana adalah salah satu bidang kajian
penutur (pengirim pesan), mitra tutur linguistik yang berupaya memahami pesan
(penerima pesan), makna (isi pesan), kode (informasi) atau makna (ekspresi ide,
(gramatikal), saluran, dan konteks. Atas gagasan, nilai tertentu) yang dimaksud oleh
dasar unsur (dan mata rantai) komunikasi subjek tentang dunia atau objek di luarnya
tersebut akan dapat dihadirkan fungsi-fungsi yang berfokuskan pada aktivitas lisan. Dalam
bahasa secara lebih koheren. Dalam kaitan Discourse Analysis for Language Teachers
dengan fungsi-fungsi bahasa itu, Jakobson (1991), McCarthy membagi dua kategori
membagi enam fungsi bahasa berbasis pada wacana, yakni wacana lisan dan wacana
enam tumpuan ujaran, yakni: penutur, tulisan (Yuliawati, 2009). Studi atau kajian
konteks, kontak, pesan, kode, dan petutur. ini bermaksud me-nganalisis wacana tulisan,
Fungsi bahasa yang bertumpu pada penutur yakni menelaah secara interpretatif catatan
disebutnya emotif. Fungsi bahasa yang tertulis (teks opini) mahasiwa yang tersaji di
bertumpu pada petutur atau mitra tutur media online terkait pandemi Covid-19
disebut fungsi konatif. Fungsi bahasa yang sebagai setting sosialnya.
bertumpu pada konteks disebut fungsi refe-
rensial. Fungsi bahasa yang bertumpu pada Opini
kontak disebut fungsi fatik. Fungsi bahasa Secara etimologi (asal usul
yang bertumpu pada amanat atau pesan kata/istilah), opini berasal dari bahasa
disebut fungsi puitik. Sementara fungsi Inggris, merupakan terjemahan dari opinion,
bahasa yang bertumpu pada kode disebut yang berarti pendapat atau pandangan.
fungsi metalingual (Jakobson, 1960). Dalam bahasa Latin, opini berasal dari kata

PENUTUR KONTEKS PETUTUR


(emotif) (referensial) (konatif)

PESAN
(puitik)

KONTAK
(fatik)

KODE
(metalingual)
Sumber: Setiawan (2016) hlm. 7. (Setiawan, 2016) hlm. 7
Gambar 2. Sistem Wacana

178
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

opinary yang bermakna berpikir atau disingkat Covid-19) di seluruh dunia untuk
menduga. Dalam bahasa Inggris opini juga semua negara. Covid-19 disebabkan oleh
bisa bermakna option and hope (pilihan dan coronavirus jenis baru yang diberi nama
harapan) yang juga berasal dari bahasa Latin SARS-CoV-2. Wabah Covid-19 pertama kali
optio (memilih). dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
UK Dictionary memaknai opini Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019.
sebagai: “a view or judgement formed about Virus yang menular secara cepat ini
something, not necessarily based on fact or kemudian ditetapkan sebagai pandemi oleh
knowledge” (suatu pandangan atau penilaian Organisasi Kesehatan Dunia pada tanggal 11
yang terbentuk tentang sesuatu, tidak harus Maret 2020 (WHO, 2020b).
berdasarkan fakta atau pengetahuan) (UK Berdasarkan Panduan Surveilans
Dictionary). Oxford Learner’s Dictionary Global (WHO, 2020c) untuk novel Corona-
mendefinisikan opini sebagai: “your feelings Virus 2019 (Covid-19) per 20 Maret 2020,
or thoughts about somebody or something, variasi infeksi Covid-19 ini diklasifikasikan
and rather than a fact” (perasaan atau piki- sebagai berikut (Handayani dkk., 2020):
ranmu tentang seseorang atau sesuatu; dan Kasus Terduga (suspect case),
bukan merupakan fakta) (Oxford Learner's meliputi: (a) pasien dengan gangguan napas
Dictionaries). Sementara Merriam-Webster akut (demam atau ada satu tanda/gejala
Dictionary memaknai opini sebagai: “a view, penyakit pernapasan, seperti batuk dan sesak
judgment, or appraisal formed in the mind napas), dan riwayat perjalanan atau tinggal di
about a particular matter” (panda-ngan, daerah yang melaporkan penularan di
penilaian, atau taksiran yang terbentuk di komunitas dari penyakit Covid-19 selama 14
dalam pikiran tentang masalah tertentu) hari sebelum muncul gejala; atau (b) pasien
(Merriam-Webster). dengan gangguan napas akut dan memiliki
kontak dengan kasus terkonfirmasi
Mahasiswa (probable) Covid-19 dalam 14 hari terakhir
Kamus Besar Bahasa Indonesia sebelum terjadi serangan permulaan (onset);
(KBBI), mendefinisikan mahasiwa sebagai atau (c) pasien dengan gejala pernapasan
“(orang atau) seseorang yang menuntut ilmu berat (demam atau satu tanda/gejala penyakit
di perguruan tinggi” (KBBI Online). pernapasan, seperti batuk, sesak napas dan
Mahasiswa adalah bentuk kata terikat, memerlukan rawat inap) dan tidak adanya
tersusun dan terangkai yang mengacu dari alternatif diagnosis lain yang secara lengkap
dua suku kata, yakni “maha” (yang berarti dapat menjelaskan presentasi klinis
tinggi; mulia) dan “siswa” (yang berarti (munculnya tanda/gejala penyakit) tersebut.
pelajar; peserta didik). Mahasiswa adalah Kasus probable (probable case), meli-
siswa, pelajar atau peserta didik tingkat puti: (a) kasus terduga yang hasil tes dari
tinggi; berstatus mulia; berada pada strata Covid-19 masih inkonklusif (meragukan;
melebihi siswa-siswa biasa; siswa yang butuh pemeriksaan ulang); atau (b) kasus
menduduki level istimewa, sehingga gelar terduga yang hasil tesnya tidak dapat
“maha” perlu diikat dalam atribut “siswa”. dikerjakan karena alasan apa pun.
Mahasiswa adalah istilah (terma) baku Kasus terkonfirmasi, yaitu pasien
yang digunakan masyarakat untuk menun- dengan hasil pemeriksaan laboratorium
jukkan identitas atau atribut seseorang yang infeksi Covid-19 positif, terlepas dari ada
memiliki posisi tinggi yang tengah menuntut atau tidaknya gejala dan tanda klinis.
ilmu di perguruan tinggi (universitas, insti-
tut, sekolah tinggi, atau akademi) merujuk Media dan Online Media
kepada pembidangan disiplin ilmu tertentu. Secara etimologi, media merupakan
bentuk jamak dari medium. Medium berasal
Covid-19 dari Bahasa Latin, medius yang artinya
Covid-19 adalah peristiwa menyebar- tengah. Pengertian media dapat mengarah
nya secara massif (pandemic) coronavirus pada sesuatu yang mengantar atau menerus-
2019 (Inggris: coronavirus disease 2019, kan informasi (pesan) antara pemberi pesan
179
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

(sender) dan penerima pesan (receiver) Untuk kebutuhan analisis bahasa sebagai
(Arsyad, 2002). Dari sisi fungsi, KBBI sarana ekspresi komunikasi yang paling
mendefinisikan media sebagai “alat komuni- dasar dalam analisis wacana, analisis ini juga
kasi (majalah, radio, televisi, film, poster, dan akan menyertakan wacana sebagai fungsi
spanduk; yang terletak di antara dua pihak tindakan komunikasi (communication act),
(orang/golongan)” (KBBI Online). meliputi fungsi ekspresif, fungsi direk-tif,
Sementara media online adalah media fungs informasional, fungsi interaksio-nal,
massa yang tersaji secara online di domain dan fungsi kontekstual.
situs web (website) internet. Media online
adalah media massa generasi ketiga setelah Penelitian kualitatif bertujuan untuk
media cetak (koran, tabloid, majalah, memahami fenomena tentang apa yang dia-
bulletin) dan media elektronik (radio, lami oleh subjek penelitian yang belangsung
televisi, film/video) (Romli, 2018). dalam konteks khusus dan alamiah. Riset
kualitatif adalah jenis penelitian yang meng-
hasilkan data deskriptif berupa kata-kata
METODOLOGI PENELITIAN tertulis atau lisan dari subjek yang diamati
(Moleong, 2007). Hasil penelitian kualitatif
Paradigma yang digunakan dalam tidak ditentukan oleh besaran (kuantitas)
kajian ini adalah paradigma konstruktivis. sampel atau responden, namun oleh kedala-
Paradigma konstruktivis adalah payung man (kualitas) makna yang dikandungnya
metodologis dari jenis penelitian bergenre (Bogdan & Taylor, 1975). Tujuan kajian
kualitatif. Paradigma konstruktivis memiliki kualitatif adalah untuk memperoleh pema-
beberapa asumsi dasar berikut: (1) realitas haman yang mendalam tentang perilaku,
merupakan hasil ciptaan manusia kreatif persepsi, motivasi, interaksi, makna suatu
melalui kekuataan konstruksi sosial terhadap tindakan, nilai, dan pengalaman individu atau
dunia sosial yang berlangsung secara kelompok secara subjektif maupun
kontinyu dan simultan; (2) konstruksi sosial intrasubjektif, yang berlangsung dalam kon-
melibatkan aspek hermeunetik (aktivitas teks situasi/setting sosial yang bersifat alami
dalam mengaitkan teks-percakapan, teks- (natural social setting) (Rahardjo, 2014).
tulisan, atau grafis-gambar) dan aspek dia- Kelangkaan kajian terkait wacana (teks
letik (penggunaan dialog sebagai pendekatan opini) mahasiswa di era pandemi, menurut
agar subjek yang diteliti dapat ditelaah peneliti penting untuk dikaji. Persepsi
pemikiran/gagasannya dan membandingkan- mahasiswa yang menjadi fokus analisis
nya dengan cara berpikir peneliti); dan (3) dalam kajian wacana fungsional ini adalah
relasi antara pemikiran manusia dan konteks teks opini sebagai ekspresi pemikiran yang
sosial di luarnya bersifat dinamis dan tersaji dalam media online (website) yang
terlembaga (Patton, 2002). telah dipilih secara purposif sebagai unit
Kajian analisis wacana fungsional ini analisis. Untuk itu, kajian ini berupaya
difokuskan untuk menelaah konstruksi ide menganalisis persepsi mahasiswa terkait
(teks opini) mahasiswa. Teks opini mahasis- wacana pandemi Covid-19 yang data (objek
wa dalam kajian ini akan ditelisik melalui analisis)-nya bersumber dari tiga kanal berita
konsep wacana fungsional (petutur, mitra (website), yakni unja.ac.id, suaraje-lata.com,
tutur, makna, kode, saluran, dan konteks). dan kompasiana.com.
Wacana

Penutur Mitra Tutur Makna Kode Saluran Konteks

Komunikasi

Ekspresif Direktif Informasional Interaksional Kontekstual


Gambar 3. Unsur Wacana dan Unsur Komunikasi

180
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

Tujuan kajian adalah mendeskripsikan memenuhi kebutuhan riil mahasiswa sebagai


wacana mahasiswa terkait pandemi Covid-19 kelompok rentan terdampak. Objek analisis
sebagai setting sosial melalui analisis teks adalah tiga wacana tulis (teks opini)
wacana dengan menggunakan perang-kat mahasiswa yang tersaji di media online
analisis teori wacana fungsional. Pers-pektif (website) internal (kampus) dan eksternal
kajian yang digunakan sebagai alur berpikir (publik), seperti terlihat dalam tabel berikut:
kajian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan metode analisis bersifat Metode pengumpulan data mengguna-
deskriptif-interpretif. kan teknik dokumentasi. Sumber data utama
Metode analisis yang digunakan dalam adalah teks opini mahasiswa yang tersaji di
kajian ini adalah metode deskriptif-interpre- ketiga laman website sampel. Sumber data
tif. Penggunaan metode analisis deskriptif lain adalah data sekunder (jurnal ilmiah, buku
berbasis teks opini ditujukan untuk menda- teks, kamus, dokumen) dan data tersier
patkan deskripsi (gambaran) dan interpretasi (internet/webisite). Metode analisis deskrip-
(pemaknaan) yang lebih spesifik dan tif-interpretif berupaya memberi gambaran,
bermakna terkait wacana mahasiswa dalam penjelasan, dan analisis kualitatif atas ketiga
konteks pandemi Covid-19 yang digunakan teks opini melalui tahap strategi analisis
sebagai latar sosialnya. berikut: (1) identifikasi dan kategorisasi data;
Sementara penggunaan analisis inter- (2) interpretasi dan analisis data; dan (3)
pretif dilatari oleh argumen bahwa pendeka- penarikan simpulan.
tan ini memaknai wacana tulis (teks opini)
sebagai sesuatu yang bersifat ekspresif dan
subjektif serta teks opini sebagai realitas ha- HASIL PENELITIAN DAN
sil persepsi dan interpretasi (konstruksi PEMBAHASAN
realitas) subjek. Analisis interpretif meyaki-
ni bahwa individu adalah subjek/aktor Data yang akan dikaji dari ketiga
penafsir (interpreting actor) yang memiliki wacana tulis (opinion text) akan ditelaah dari
pengetahuan, kesadaran dan motif tertentu perspektif wacana fungsional, varian
dalam bertindak (atau berkomunikasi) konseptualnya meliputi unsur penutur
(Rahardjo, 2018). (pengirim pesan), mitra tutur (penerima
Adapun signifikansi kajian, dari sisi pesan), makna (inti pesan yang disampaikan),
akademis, hasil kajian ini diharapkan dapat kode (penjelasan penggunaan bahasa dengan
memberi kontribusi ilmiah bagi studi wacana kaidah-kaidah tata bahasa), saluran (media
mahasiswa berbasis teori wacana fungsional, yang digunakan), dan konteks (pengetahuan
terkait opini mahasiswa di era pandemi penutur berdasarkan fenomena, peristiwa
Covid-19. Sementara dari sisi praktis, hasil atau kejadian yang mereka lihat dan alami
kajian diharapkan dapat memberi kontribusi dalam lingkungan sosialnya—situational
praktis bagi para pemerintah, peneliti, dan context). Skema analisis dan interpretasi juga
akademisi sebagai landasan penyusunan akan
kebijakan (policy research) yang lebih
spesifik, substantif, dan komprehensif guna
Tabel 1
Judul Opini, Identitas Penulis, Sumber Tulisan
Identitas Penulis Sumber Tulisan
Judul Opini
(Nama dengan Inisial) (Update)
(1) “Cegah Hoax Corona (COVID-19 C.P.P (Mahasiswa FISIP Universi- https://www.unja.ac.id
Indonesia), Mahasiswa Bisa Apa?” tas Jambi) (19 Maret, 2020)
(2) “Peran Mahasiswa dalam Melawan Covid- M.I.P (Mahasiswa Fakultas Hukum https://suarajelata.com
19” UMI, Makassar) (07 April, 2020)
(3) “Peran Mahasiswa dalam Pencegahan L.A (Mahasiswa Pendidikan Ilmu www.kompasiana.com
Penyebaran Berita Hoax Corona (Covid-19)” Pengetahuan Sosial/IPS) (22 Agustus, 2020)

181
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

menyertakan konsep fungsi bahasa dalam dapat membuat masyarakat panik dan
komunikasi, seperti fungsi ekspresif (wacana bingung.
yang memuat impuls atau sisi emotif; Pencegahan penyebaran hoax secara
penyampaian suasana atau dorongan hati maksimal adalah cara untuk membuat keada-
petutur), direktif (wacana yang berori-entasi an tidak semakin memburuk, karena jika
pada penerima pesan; penggunaan bahasa publik terlanjur percaya pada berita bernuan-
untuk memengaruhi persepsi audi-ence), sa hoax jelas sangat berbahaya, karena ma-
informasional (wacana untuk mendes- syarakat tak hanya bingung untuk mencari
kripsikan, menjelaskan, menginfor-masikan kebenaran informasi, namun juga akan ter-
sesuatu), interaksional (wacana untuk me- kotak-kotak akibat jerat informasi palsu (p-
nyatakan, berargumentasi, dan menyudahi 6).
proses komunikasi secara etis; atau tata Kendati dari sisi wacana, pesan yang
krama bahasa dalam berkomunikasi antara ingin disampaikan penutur bertujuan persua-
penutur dan lawan tutur), dan fungsi kon- sif (bujukan; ajakan) dan antisipatif (pence-
tekstual (konteks pemakaian atau penggu- gahan), namun tetap tidak mengurangi eks-
naan bahasa)—karena praktik atau penggu- presi rasa kecewa mahasiswa selaku penutur
naan bahasa yang sama bisa jadi memiliki yang diekspresikan melalui kritik terkait
makna yang berbeda jika digunakan dalam lemahnya kinerja pengawasan pemerintah
konteks, situasi, atau ruang sosial yang yang dianggap masih kurang serius dalam
berbeda (Astuti, 2012). mengatasi maraknya hoax isu corona di
Fungsi Ekspresif. Pada teks opini (1) media sosial. Bagi penutur, kendati pemerin-
berjudul: “Cegah Hoax Corona (COVID-19 tah telah berupaya menggandeng Kominfo,
Indonesia), Mahasiswa Bisa Apa?”, fungsi POLRI, dan para penyedia layanan platform
ekspresif yang disampaikan penutur (selaku media sosial (seperti Facebook, Instagram,
komunikator) tidak mengarah pada penyam- Line atau Whatsapp), namun hasil yang
paian ekspresi negatif, namun tetap sulit diharapkan masih jauh dari efektif (p-7). Sisi
ditutupi nuansa emosional (rasa sedih dan ini juga menunjukkan sikap kritis (bentuk
gundah) penutur terhadap berita hoax penye- ekspresi kesadaran intelektual) penu-tur
baran coronavirus disease melalui selaku mahasiswa, bahwa sebagai kaum
handphone (HP) Xiaomi. Menurut penutur, terpelajar tentu mereka harus berposisi kritis,
jika “kabar bohong” ini tidak diantisipasi bersikap objektif, tidak mudah

Tabel 2
Wacana (Teks Opini) 1
Penutur Mahasiswa FISIP Universitas Jambi.
- Mahasiswa dan citivitas akademika Universitas Jambi sebagai audience utama (main reader).
Mitra Tutur
- Masyarakat sebagai audience antara (second line reader).
- Isi pesan utama bermakna persuasif pada publik (ekspresi positif).
- Isi pesan antara yang digunakan sebagai penegas latar sosial wacara bermakna kritis kepada
Makna pemerintah (ekspresi negatif).
- Inti pesan berupa pencegahan berita hoax atau kabar bohong tentang penyebaran coronavirus
melalui HP Xiaomi.
Penutur menggunakan kaidah tata bahasa “teknologi-informatika” (ilmu teknik dan ilmu
komputer) serta tata bahasa “agen perubahan” (ilmu sosiologi), seperti tercermin dalam kalimat
di dua paragraf berikut:
Kode
- Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat saat ini, membuat
(Metalingual)
mahasiswa harus bertindak sigap, terutama mengatasi pemberitaan di media sosial (p-1).
- Sebagai entitas kritis dan pro perubahan, mahasiswa harus mampu memberi rasa aman dan
tenteram di tengah maraknya berita corona yang bertendensi hoax (p-15).
Saluran Media online www.unja.ac.id (website/kanal berita resmi milik kampus/internal universitas).
- Basis referensial: implikasi penggunaan media sosial sebagai produk teknologi-informatika
Konteks yang telah beralih fungsi (bermetamorfosis) sebagai produsen hoax.
- Setting sosial alamiah: fenomena pandemi Covid-19.
Sumber: Teks opini mahasiswa pada situs resmi Universitas Jambi (data diolah penulis)
182
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

percaya dan gampang digiring oleh informasi bersumber dari media sosial terkait coronavi-
atau opini media sosial, dan peduli pada rus disease harus dicek kebenarannya. Sebab,
persoalan yang terjadi di lingkungan sosialnya menurut penutur, hoax adalah berita tidak
(p-8). benar, yang dinarasikan seolah-olah benar,
Fungsi Direktif. Dalam opininya, fungsi sehingga merugikan hak orang atau hak
direktif atau fungsi instrumental juga tercer- masyarakat untuk mendapatkan informasi
min dari upaya penutur untuk memengaruhi yang benar dan valid (fact news) (p-4).
mitra tutur (audience; pembaca) agar senan- Fungsi Interaksional. Dalam wacana,
tiasa berhati-hati saat membaca informasi di fungsi interaksional adalah bentuk ungkapan
media sosial. Upaya direktif penutur terlihat untuk mengakhiri komunikasi antara penutur
dalam teks yang mengekspresikan warning dan mitra tutur dengan menimbang rasa
terhadap ancaman misinformasi yang banyak hormat (respect) dan tata krama (etika)
bersumber dari media sosial (seperti Face- komunikasi. Tiga paragraf dalam teks kalimat
book, Instagram, Line atau Whatsapp). Benar, berikut dapat merepresentasikan sikap penutur
media sosial memang memudahkan kita dalam dalam konteks fungsi interaksional, seperti
mengakses berita/informasi, namun—menurut menjaga masyarakat agar tidak terus menerus
penutur—kemudahan mengakses informasi itu dicekoki informasi palsu (p-13); memosisikan
juga telah membawa implikasi serius, karana mahasiswa sebagai filter informasi yang siap
media sosial saat ini menjadi lahan subur menjadi tameng dalam mencegah penyebaran
berita/informasi hoax (p-2). berita palsu (p-14); menekankan posisi dan
Dalam konteks wacana, fungsi direktif peran mahasiswa selaku agen perubahan dan
bahasa adalah menghasilkan situasi/kondisi agen kontrol sosial untuk menciptakan suasana
tertentu, yakni berlangsungnya sentuhan disiplin, aman, dan tentram bagi masyarakat
pengetahuan dan kesadaran pada mitra tutur (p-15).
atas fenomena yang mendasari berlangsung- Fungsi Kontekstual. Dalam analisis
nya peristiwa-peristiwa tertentu (tersebarnya wacana fungsional, fungsi kontekstual terkait
berita/informasi hoax di media sosial). Dalam pada konteks penggunaan bahasa/wacana.
fungsi instrumental, bahasa bersifat perintah Konteks peristiwa yang menjadi fokus waca-
atau berfungsi imperatif. Bahasa tidak hanya na penutur yang fokus pada “kabar bohong”
membuat mitra tutur melakukan sesuatu, tetapi penggunaan HP Xiaomi sebagai media efektif
melakukan apa yang diingatkan, dipe-sankan, penyebaran virus corona seperti tersebar di
diinginkan, dan diharapkan oleh penutur media sosial, dengan realitas pandemi Covid-
selaku pengirim pesan. 19 sebagai setting sosialnya telah memenuhi
Fungsi Informasional. Teks opini dalam unsur kohesi (keterpaduan antarunsur dalam
fungsi informasional adalah pemeranan fungsi kalimat) dan unsur koherensi (keterpaduan
bahasa yang digunakan untuk mendes- logis antara fakta dengan ide/gagasan).
kripsikan, menjelaskan, menginformasikan Konteks peristiwa (kabar bohong atau
atau juga disebut sebagai fungsi representatif hoax HP Xiaomi merupakan jenis ponsel yang
guna merespon situasi, kondisi atau peristiwa berbahaya karena bisa menjadi media efektif
tertentu. Dalam konteks wacana, fungsi ini penyebaran coronavirus) yang di konstruksi
terlihat dari teks opini yang melaporkan media sosial dan dikritisi penutur, efektivitas
realitas pandemi yang dilihat atau dialami pesannya tentu sangat ditentukan oleh gaya
penutur, yakni beredarnya hoax atau fake news bahasa atau pilihan kata yang digunakan untuk
terkait pola penyebaran virus corona melalui menggambarkan atau menjelaskan isi pesan
penggunaan HP Xiaomi (p-5). dari wacana (teks opini) yang ingin
Dalam konteks makna wacana, makna disampaikan penutur kepada mitra tutur
informasional yang menjadi inti pesan yang (audience)-nya. Teks opini umumnya
ingin diinformasikan penutur kepada mitra menggunakan gaya bahasa, kosa kata, diksi
tuturnya adalah penjelasan agar masyarakat atau narasi yang ringan dan populer. Melalui
senantiasa bersikap waspada saat mengakses penyajian teks wacana dalam format tulisan
berita/informasi yang bersumber dari media opini, penutur berharap agar isi pesan yang
sosial, karena informasi atau berita yang
183
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

disampaikannya dapat diterima dan dipahami tersebut bisa kita tracking di google antara
dengan baik oleh audience-nya. awal Februari-Maret 2020 (p-7).
Dengan kata lain, wacana (teks opini) Namun, pada teks lain, penutur mena-
penutur sebagai bentuk penggunaan bahasa warkan semacam “wacana tandingan” (coun-
atau praktik wacana, secara kontekstual telah ter discourse) dengan memosisikan praktik
memenuhi aspek konjungsi kausalitas (Chaer, wacana, mahasiswa diposisikan dalam eks-
1990), yakni hubungan logis antara wacana presi wacana positif: kaum tengah, agen
utama dengan setting sosial Covid-19 yang perubahan, dan agen kontrol sosial. Ekspresi
digunakan penutur sebagai latar sosial waca- tesebut tercermin dalam kalimat: mahasiswa
na; sehingga wacana utama tetap kontekstual harus mampu menawarkan perubahan pada
(terhubung atau berelasi secara logis; terdapat masyarakat, akan tetapi sebelum melakukan
kausalitas makna) kendati penutur mencoba sampai pada titik perubahan itu, mahasiswa
mengaitkan isi pesan utamanya dengan realitas harus mampu mengubah dirinya menjadi
Covid-19 sebagai setting sosial yang seorang intelektual idealis, yang berpihak pada
berdimensi spesifik (pandemi), yakni satu kebenaran; mampu memosisikan dirinya
situasi sosial sepesifik yang memiliki keuni- sebagai kaum tengah, berada di antara masya-
kan dan makna alami tersendiri. rakat dan pemerintah; mampu menjadi
Fungsi Ekspresif. Pada teks opini (2) penyambung lidah rakyat untuk mengoreksi
berjudul: “Peran Mahasiswa dalam Melawan kekuasaan yang tidak berpihak pada kepen-
Covid-19”, fungsi ekspresif yang disampai- tingan masyarakat; mahasiswa harus sanggup
kan penutur (komunikator) dengan bahasa mereposisi perannya sebagai mitra pemerin-
yang lugas, penutur langsung mengarahkan tah demi kebaikan hidup masyarakat (p-5).
rasa gelisahnya kepada pemerintah. Penutur Pada teks wacana ini, penutur juga
merasa terpanggil (motif dorongan hati) untuk menunjukkan sikap kritis (bentuk ekspresi ide,
melakukan kritik terhadap pemerintah yang pengetahuan, kesadaran intelektualnya selaku
dianggap lamban dalam menangani Covid-19. mahasiswa) sekaligus sebagai strategi
Ekspresi kegelisan penutur tercer-min dari metalingual (yakni penggunaan kode bahasa,
diksi, seperti “pemerintah terlihat galau dalam seperti tanggung jawab moral, agen peru-
menghadapi pandemi global Covid-19 ini”; bahan, agen kontrol sosial). Ekspresi kalimat
“pemerintah terkesan ambigu antara tersebut terlihat pada penggunaan diksi positif,
mengutamakan keselamatan rakyat atau seperti tercermin dari teks mahasiswa wajib
menyelamatkan ekonomi/ investasi”. Sikap berperan aktif melawan pandemi Covid-19;

Tabel 3
Wacana (Teks Opini) 2
Penutur Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muslimin Indonesia, Makassar.
Mitra Tutur - Mahasiswa dan masyarakat sebagai audience utama (main reader).
- Isi pesan utama bermakna persuasif pada publik (ekspresi positif).
Makna
- Isi pesan antara yang digunakan sebagai penegas latar sosial wacara bermakna kritis kepada
pemerintah (ekspresi negatif).
- Inti pesan: sinergi dan kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah dalam melawan Covid-19.
Penutur menggunakan kaidah tata bahasa “peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan agen
kontrol sosial” dalam menghadapi virus corona (ilmu sosiologi dan ilmu politik) “tugas
kemanusiaan” (filsafat moral), seperti tercermin dalam rangkaian kalimat di tiga paragraf berikut:
Kode
- Peran penting mahasiswa dalam menghadapi virus corona (p-3)
(Metalingual)
- Peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial (p-4).
- Kerjasama antara mahasiswa dan pemerintah dalam melawan Covid-19 sebagai tugas
kemanusiaan (p-10).
Saluran Media online suarajelata.com (website/kanal berita publik).
- Basis referensial: peran mahasiswa dalam penggunaan media sosial sebagai sarana edukasi
Konteks masyarakat.
- Setting sosial alamiah: fenomena pandemi Covid-19.
Sumber: Teks opini mahasiswa pada situs suarajelata.com (data diolah penulis)

184
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

peran mahasiswa selaku edukator publik mengecek suhu tubuh secara rutin, menjaga
terkait wacana Covid-19 (mulai dari kebersihan, dan menghindari tempat-tempat
pengertian ODP [Orang Dalam Pemantauan], keramaian atau kerumunan sebagai wacana
PDP [Pasien Dalam Pengawasan] dan pasien utama (main discourse).
positif corona; termasuk gejala awal [onset], Fungsi Informasional. Sebagai pemera-
cara pencegahannya hingga penelitian terkait nan fungsi bahasa, fungsi informasional dalam
Covid-19 yang digunakan sebagai basis teks opini penutur terlihat dari data-data
referensial wacana mahasiswa (p-9). korban Covid-19, baik jumlah korban di
Fungsi Direktif. Teks opini penutur tingkat global maupun nasional, yang
terkait fungsi direktif (instrumental) juga digunakan penutur sebagai pembuka (lead)
tercermin dari upaya penutur untuk meme- wacana untuk menjelaskan bahaya dan
ngaruhi sikap dan kebijakan pemerintah pusat ancaman virus ini. Persepsi ini tercermin dari
agar bersikap koordinatif dengan pemerintah ekspresi penulis yang menyebut bahwa
daerah; kebijakan yang dibuat tidak membuat pandemik corona yang telah mewabah ke
masyarakat semakin bingung (p-9); bisa seluruh penjuru dunia—dengan mengutip data
bersikap lebih proaktif; sanggup memberi WHO tahun 2020 (WHO, 2020c)—telah
stimulus dan harapan baru (bukan malah memapar lebih dari 200 negara, dengan jumlah
menciptakan kebijakan ilusi yang potensial korban mencapai angka 1.274.923 orang,
melecut rasa takut pada masyarakat). Sebab, meninggal 69.498 orang, dan sembuh 260.484
pelarangan melakukan aktivitas di luar rumah, orang (p-1); sementara di Indonesia jumlah
pada dasarnya sama dengan memba-tasi hak korban yang terjangkit virus ini telah mencapai
publik untuk mencari nafkah, karena tidak angka 2.491 orang, meninggal 209 orang, dan
semua orang bisa bertahan hidup dengan tetap sembuh 192 orang (p-2).
berada di rumah, terutama golongan Dalam konteks wacana, inti/makna
masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang pesan penutur secara informasional bersifat
kecil, ojek online, buruh bangunan atau jenis- persuasif. Inti/makna pesan digunakan seba-
jenis pekerjan rentan lainnya (p-9). gai representasi pengetahuan dan kesadaran
Fungsi direktif lain yang tercermin penutur yang ingin disampaikan kepada mitra
dalam teks wacana adalah motivasi dan tutur tercermin dari ajakan penutur kepada
persuasi penutur pada mitra tutur agar selalu masyarakat untuk melawan Covid-19 ini
bersikap antisipatif untuk menghindari infeksi sebagai tugas bersama dan tugas kemanusi-
Covid-19, seperti penggunaan frasa penting- aan; dengan menekankan pentingnya masya-
nya menerapkan social disctancing, memakai rakat untuk taat pada (kebijakan) pemerintah
masker, mengecek suhu tubuh, menjaga dan aparat, demi kebaikan semua pihak (p-15).
kebersihan diri, rutin mencuci tangan, dan Sementara pesan antara (konjungsi) yang
menghindari tempat-tempat keramaian yang digunakan sebagai penegas latar sosial waca-
berpotensi menjadi inkubator aktif penye- na bersifat negatif kepada pemerintah, yakni
baran virus (p-11). Dalam konteks wacana, memberi tekanan pada diksi bahwa negara
penutur menga-lami sentuhan pengetahuan atau pemerintah cenderung inkonsisten dalam
intelektual dan kesadaran etis atas situasi mengayomi warga negara yang membutuhkan
pandemi sebagai setting sosial yang menjadi arahan intens dalam menghadapi pandemi
faktor penyebab ancaman kesehatan Covid-19 (p-10).
masyarakat (public healthy threat). Fungsi Interaksional. Dalam wacana,
Fungsi instrumental adalah penggunaan fungsi interaksional adalah bentuk ungkapan
bahasa perintah (bersifat direktif-imperatif). untuk mengakhiri komunikasi antara penutur
Dalam konteks ini, penutur mengonstruksi dan lawan tutur dengan menimbang rasa
argumen moral “mahasiswa melawan Covid- hormat (respect) dan tata krama (etika)
19” sebagai wacana utama agar mitra tutur komunikasi, seperti tercermin dalam ungka-
(penerima pesan) dapat menangkap inti pesan pan, bahwa untuk kebaikan bersama, kita
yang disampaikan, yakni melakukan langkah- semua harus taat pada kebijakan pemerintah
langkah preventif, seperti menjaga jarak fisik dan arahan aparat (p-11).
(social distancing), menggunakan masker,
185
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

Fungsi Kontekstual. Sebagai fungsi yang dengan setting sosial Covid-19 sebagai latar
terkait dengan konteks penggunaan bahasa, wacana); kendati dari sisi kohesi terlihat
konteks peristiwa yang menjadi fokus wacana “masih mengganjal” karena penutur masih
terkait “peran mahasiswa sebagai agen menyelipkan diksi ilmiah dalam teks opini-
perubahan dan kontrol sosial” dengan realitas nya. Namun demikian, wacana utama yang
Covid-19 sebagai setting sosialnya, jika kita menjadi inti pesan teks opini tetap bersifat
telisik dari sisi tata bahasa dan logika isu yang kontekstual (terhubung secara logis; ada aspek
disampaikan penutur dari sisi seman-tik kausalitas) antara inti pesan (peran
kurang memenuhi unsur kohesi (keter-paduan mahasiswa) dan realitas Covid-19 (sebagai
antar unsur dalam kalimat), namun telah latar masalah atau basis referensial) yang
memenuhi unsur koherensi, yakni keter- menjadi setting sosial utama wacana.
paduan logis antara kenyataan/fakta dengan
ide/gagasan yang disampaikan. Fungsi Ekspresif. Pada teks opini (3) berjudul:
Konteks peristiwa (“peran mahasiswa “Peran Mahasiswa dalam Pencega-han
sebagai agen perubahan dan agen kontrol Penyebaran Berita Hoax Corona”, fungsi
sosial”) yang dikonstruksi penutur, efektif ekspresif yang disampaikan penutur menggu-
tidaknya isi pesan yang ingin disampaikan nakan gaya bahasa yang cukup lugas, namun
tergantung pada pilihan bahasa yang diguna- dari sisi teknis penulisan, kalimat tidak
kan penutur saat menarasikan isi pesan dari terangkai dengan baik; tidak kohesif dan tidak
wacana/opini yang ingin disampaikan. Secara konjungtif. Penutur membuka teks wacana
umum, teks opini seyogianya menggunakan dengan mengulas fungsi media sosial dan hoax
gaya bahasa populer, kendati di beberapa di masa Covid-19 (yang digunakan sebagai
bagian teks opini masih terlihat penggunaan latar sosial wacana). Penutur meng-
istilah ilmiah yang berpotensi mempersulit ekspresikan rasa tanggung jawabnya selaku
mitra tutur untuk memahami isi pesan yang kaum intelektual untuk menjelaskan kepada
menjadi target penutur. masyarakat, seperti: kita harus tetap berhati-
Sebagai bentuk penggunaan bahasa, hati dengan informasi yang bernuansa hoax;
wacana yang disajikan penutur secara hoax merupakan informasi yang direkayasa
kontekstual telah memenuhi unsur konjungsi untuk menutupi informasi sebenarnya (p-2).
kausalitas (relasi logis antara wacana utama

Tabel 4
Wacana (Teks Opini) 3
Penutur Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS
Mitra Tutur - Mahasiswa dan masyarakat sebagai audience utama (main reader).
- Isi pesan utama bermakna persuasif pada publik (ekspresi positif).
- Isi pesan antara yang digunakan sebagai penegas latar sosial wacana bermakna peringatan
kepada masyarakat pengguna media sosial agar tidak mudah tergoda untuk membagikan tautan
Makna
yang tidak jelas (ekspresi positif/motivatif).
- Inti pesan: peran mahasiswa untuk menciptakan suasana disiplin dan tentram bagi masyarakat
di tengah maraknya pemberitaan hoax corona.
Penutur menggunakan kaidah tata bahasa “media sosial” dan “hoax” (ilmu komunikasi) serta
kaidah tata bahasa “agen perubahan” dan “agen kontrol sosial” (ilmu sosiologi dan ilmu politik),
seperti tercermin dalam kalimat di tiga paragraf berikut:
Kode - Sebagai agen perubahan sosial dan agen kontrol sosial mahasisiwa dan memberi suasana
(Metalingual) disiplin, aman, tentram di tengah maraknya hoax pemberitaan isu corona (p-10).
- Kehadiran media sosial memberi banyak manfaat sebagai sarana bertukar informasi dengan
semua orang, namun kita harus tetap berhati-hati dengan hoax (p-1).
- Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya (p-2).
Saluran Media online kompasiana.com (website/kanal berita publik).
- Basis referensial: menyoal peran edukasi mahasiswa sebagai pencegah penyebaran berita hoax
Konteks yang berlangsung di tengah kehidupan masyarakat.
- Setting sosial alamiah: fenomena pandemi Covid-19.
Sumber: Teks opini mahasiswa pada situs kompasiana.com (data diolah penulis)
186
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

Namun, pada teks lain, penutur menun-jukkan ambil tindakan untuk melaporkan, agar orang-
ekspresi negatif, bermotif oposisi biner, orang di sekitar kita tidak terpapar dengan
dengan menempatkan (mengekslusi) berita hoax (p-8).
masyarakat sebagai pihak yang potensial Dalam konteks wacana, melalui sentu-
melakukan penyalahgunaan fungsi media han pengetahuan intelektual dan kesadaran
sosial, seperti tercermin dalam ekspresi etisnya, selaku mahasiswa, penutur merasa
kalimat berikut: jangan menyebarluaskan atau bertanggung jawab atas berita hoax yang
tergoda untuk membagikan konten hoax; banyak beredar di media sosial. Fungsi instru-
tindakan itu dapat dijerat dengan pasal 28 ayat mental adalah penggunaan bahasa (praktik
1 UU ITE (p-6). Namun, pada sisi lain, penutur wacana) yang bersifat perintah (direktif-
memosisikan (menginklusi) mahasis-wa imperatif). Penutur menggunakan argumen
dengan ekspresi bermotif positif: maha-siswa moral sebagai inti wacana, yakni “peran
sebagai golongan terpelajar jangan mudah mahasiswa” sementara wacana “pencegahan
digiring oleh opini di media sosial; mahasiswa berita hoax corona di media sosial” diguna-kan
harus punya sikap kritis dalam memahami sebagai latar wacana. Tujuannya, agar
detail persoalan yang terjadi disekelilingnya masyarakat (selaku penerima pesan) dapat
(p-3). menangkap inti pesan yang menjadi target
Penutur juga mengekspresikan pengeta- utama wacana, yakni tindakan antisipatif
huan dan kesadaran intelektualitasnya sebagai masyarakat; masyarakat lebih bijak dalam
bentuk tanggung jawab moral selaku maha- bermedia sosial; menggunakan waktu berme-
siswa terkait implikasi negatif penggunaan dia sosial untuk konteks positif; budayakan
media sosial kepada mitra tuturnya (melalui membaca (berita) secara baik dan benar;
penggunaan kode bahasa “mahasiswa sebagai jangan mudah terprovokasi oleh berita hoax;
agen perubahan dan agen kontrol sosial”), dan jangan menyebarluaskan konten hoax.
seperti tersaji dalam teks berikut: mahasiswa Fungsi Informasional. Sebagai pemera-
memiliki kewajiban besar membawa masya- nan fungsi bahasa, fungsi informasional dalam
rakat menuju perubahan ke arah yang lebih teks opini penutur tercermin dalam bentuk
baik (p-5); mahasiswa harus mempu menga- narasi serba singkat tentang media sosial dan
rahkan publik agar menggunakan internet hoax yang digunakan penutur sebagai entry
secara bijak dan positif, teliti dalam membaca point untuk masuk ke dalam inti wacana, yakni
berita, dan menghindari konten berita yang agar masyarakat lebih berhati-hati dalam
berpotensi hoax (p-6). menggunakan media sosial, karena banyak
Fungsi Direktif. Teks wacana penutur berita yang beredar di media sosial merupakan
terkait fungsi direktif tercermin dari upaya informasi yang direkayasa; hoax adalah upaya
penutur kepada mitra tutur agar selalu berhati- sistematis dengan tujuan memu-tarbalikkan
hati dalam mengonsumsi berita hoax yang fakta; hiax adalah berita palsu yang sulit
banyak beredar di media sosial. Adapun tips dibuktikan kebenarannya (p-2).
yang ditawarkan penutur antara lain: lebih Dalam konteks wacana, makna pesan
bijak dalam menggunakan internet (p-5); secara informasional bersifat persuasif (aja-
biasakan membaca sebuah berita dengan baik kan; bujukan). Makna pesan sebagai repre-
dan benar; pahami masalah utama berita secara sentasi pengetahuan dan kesadaran penutur
detail, jangan sepenggal-sepenggal (p-6); dan tercermin dari beberapa kalimat, seperti:
jangan tergoda untuk men-share berita yang sangat berbahaya jika mahasiswa ikut ambil
tidak jelas sumbernya (p-7). bagian dalam penyebarluasan hoax; mahasis-
Fungsi direktif lain dalam teks wacana wa harus mampu berperan sebagai filter sosial;
adalah motivasi dan persuasi penutur pada mampu menjadi edukator informasi yang bagi
mitra tutur agar selalu bersikap antisipatif publik dan siap mencegah berita hoax Covid-
untuk menghidari hoax, karena menurut 19 yang potensial merusak tata informasi
penutur saat ini tidak sedikit beredar berita dalam kehidupan masyarakat (p-9).
yang tidak jelas kebenarannya (fake news), Fungsi Interaksional. Fungsi interaksio-
tidak logis, dan sulit dipertanggungjawabkan; nal terkait dengan fungsi wacana sebagai
jika kita temui berita benuansa hoax, segera ungkapan untuk mengakhiri komunikasi
187
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

antara penutur dan lawan tutur sebagai wujud hasil dan pembahasan, terlihat bahwa teks
rasa hormat (respect) dan tata krama (etika) opini yang ditulis mahasiswa belum menyen-
komunikasi. Fungsi ini tercermin dalam frasa tuh aspek substansial yang terkait langsung
bahwa selaku agen perubahan/agen kontrol dengan kepentingan riil mahasiswa sebagai
sosial, mahasiswa harus mampu berperan kelompok yang rentan terdampak (masih
untuk memantik suasana aman dan tentram di bersifat domestik-internal). Dari hasil analisis
tengah-tengah kehidupan masyarakat guna ketiga teks opini, wacana mahasiswa cende-
membantu pemerintah mewujudkan suasana rung didominasi oleh opini yang bersifat
hidup masyarakat yang lebih baik (p-10). kritik-eksternal dan bernuansa eksistensial,
Fungsi Kontekstual. Fungsi ini terkait seperti: “bahaya penyebaran berita hoax pada
dengan konteks penggunaan bahasa. Konteks publik”; “memosisikan dirinya sebagai agen
peristiwa yang menjadi fokus wacana terkait perubahan dan agen kontrol sosial”; “sebagai
dengan “peran mahasiswa dalam pencegahan kelompok kritis dalam melihat setiap persoa-
penyebaran berita hoax corona” dan relasinya lan sosial” (teks opini 1); atau “sebagai ke-
dengan realitas pandemi sebagai setting sosial lompok yang mampu menawarkan perubahan
wacana, ditelisik dari tata bahasa dan logika atau selaku agen perubahan sosial”; “sebagai
isu (setting masalah) yang disampaikan kurang penyambung lidah rakyat”; ”sebagai pendidik
memenuhi unsur kohesi (keterpaduan masyarakat” (teks opini 2); atau “sebagai
antarunsur dalam kalimat), namun telah kaum terpelajar yang tidak mudah tergiring
memenuhi unsur koherensi (keterpaduan logis oleh opini yang beredar di media sosial”; “bisa
antara kenyataan/fakta dengan ide/gagasan). membawa masyarakat menuju peruba-han ke
Konteks peristiwa (“peran mahasiswa arah yang lebih baik; “mampu berpe-ran untuk
dalam pencegahan penyebaran berita hoax memberikan suasana aman dan tentram”;
corona”) yang dikonstruksi penutur, isi pesan “sebagai filter sosial di tengah-tengah
yang ingin disampaikan terlihat kurang kehidupan masyarakat” (teks opini 3).
kohesif sebagai akibat dari pilihan kata (diksi) Wacana mahasiswa terkait Covid-19
di beberapa bagian paragraf masih menggu- faktual masih disesaki oleh idealisme dan
nakan diksi ilmiah yang potensial sulit atensi besar mahasiswa pada isu-isu publik
dimengerti/dipahami oleh mitra tutur. (public issues) yang selama ini telah men-jadi
Sebagai praktik bahasa, wacana tulis claim historisnya selaku agen perubahan dan
(atau teks opini) yang disajikan penutur per agen kontrol sosial. Ditelisik dari sisi teks-teks
definisi telah memenuhi unsur konjungsi opini yang berhasil dianalisis, sikap idealistik
kausalitas (hubungan logis antara wacana mahasiswa juga tercermin dari wacana kritis
utama dengan fenomena Covid-19 sebagai saat opini mereka menyoal sikap dan kinerja
latar wacana) kendati teks opini dari sisi ko- pemerintah yang dianggap tidak efektif dan
hesi masih terganggu kelugasan gaya penuli- kurang serius—baik dalam aspek antisipasi
san teks opini yang bersifat populer. Namun maupun teknis penanganan—terkait fenomena
demikian, wacana utama yang menjadi inti pandemi Covid-19; serta keberpihakan
pesan penutur tetap kontekstual (memenuhi intelektual mahasiswa pada kepentingan
aspek logis dan aspek kausalitas) antara inti masyarakat (public concern) sebagai wacana
pesan (peran mahasiswa dalam mencegah dominan (seperti terrekam dalam teks opini 1
penyebaran berita hoax) dan realitas Covid-19 dan teks opini 2).
(sebagai latar masalah/basis referensial) yang Melalui penggunaan teori wacana fung-
digunakan penutur sebagai setting sosial sional dan metode analisis deskriptif-inter-
utama wacana. pretif, kajian ini menyimpulkan bahwa wa-
cana mahasiswa terkait Covid-19 masih bersi-
fat wacana umum (orientasi kritik eksternal),
PENUTUP didominasi oleh wacana “ke-aku-an” (eksis-
tensi diri; bias subjek), dan belum menyentuh
Simpulan kebutuhan riil dan solutif dalam merespon
Mengacu pada hasil analisis dan inter- problem contingency yang dihadapi mahasis-
pretasi dari ketiga teks opini mahasiswa pada wa sebagai kelompok rentan terdampak.
188
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 24 No.2, Desember 2021: 175-190

Saran Helmi, M., & Trisnantoro, L. (2020). Peran


Kajian ini merokemendasi, di masa mahasiswa kedokteran klinis dalam
inkubasi pandemi yang sudah memasuki tahap pandemi COVID-19. [Online]. 2020.
kedua saat ini: pemerintah, peneliti, dan Publikasi Penelitian Kementerian Riset dan
akademisi bisa menyusun kajian dalam bentuk Teknologi-BRIN RI. Available from: http://
sinta.ristekbrin.go.id/covid/penelitian/
policy research yang terkait langsung dengan detail/73.
peta persoalan dan kebutuhan riil-objektif Jakobson, R. (1960). “Linguistik and Poetics,” in
mahasiswa. Dari sisi mahasiswa: agar Sebeok, T.A., ed., Style in languange,
mengarahkan kajian/opini yang ditulis pada Cambridge, MA: M.I.T. Press, pp. 350-357.
wacana spesifik (bersifat substantif-internal) KBBI Online (n.d.) [Online]. 2020. Retrieved
dan terkait langsung dengan kebutuhan riil December 22, 2020. Kamus Besar Bahasa
mahasiswa. Dari sisi media (terutama media Indonesia versi daring, from: https://kbbi.
online), bisa memberi ruang lebih luas bagi web.id/berita.
opini mahasiswa dan meningkatkan kuantitas KBBI Online (n.d.) [Online]. 2020. Retrieved
pemberitaan yang terkait dan relevan dengan December 22, 2020. Kamus Besar Bahasa
Indonesia versi daring, from: https://kbbi.
isu-isu yang riil, objektif, dan spesifik yang
web.id/mahasiswa.
dihadapi mahasiswa. KBBI Online (n.d.) [Online]. 2020. Retrieved
December 22, 2020. Kamus Besar Bahasa
Indonesia versi daring, from: https://kbbi.
DAFTAR PUSTAKA web.id/media.
Merriam-Webster (n.d.) [Online]. 2020. Retrieved
Aini, L. (2020, August 22). Peran Mahasiswa December 22, 2020. www.merriam-
dalam Pencegahan Berita Hoax Corona webster.com, from: https://www.merriam-
(Covid-19). [Online]. 2020. Retrieved De- webster.com/dictionary/opinion.
cember 28, 2020. www.kompasiana. com, Moleong, L.J. (2007). Metode penelitian kualita-
from: https://www.kompasiana.com/latifah tif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
aini3784/5f4134aed541df02bf2b9f62/peran Nurhayati, I., dkk. (2020). Peran Mahasiswa di
-mahasiswa-dalam-pencegahan-penyebaran Masa Pandemi Covid-19. [Online]. 2020.
-berita-hoax-corona-covid-19. Publikasi Penelitian Kementerian Riset dan
Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Teknologi-BRIN RI. Available from:
PT. Rajagrafindo Persada. sinta.ristekbrin.go.id/covid/penelitian/detail
Astuti, S.P. (2012). Fungsi bahasa dalam wacana /493.
iklan media cetak. Nusa: Jurnal Ilmu Oxford Learner's Dictionaries (n.d.) [Online].
Bahasa dan Sastra [Online] 3(1): 1-10. 2020. Retrieved December 22, 2020.
Available from: DOI: https://doi.org/10.14 www.oxfordlearnersdictionaries.com, from:
710/nusa.3.1.%p. https://www.oxfordlearnersdictionaries.
Bariyadi, I.P. (2002). Dasar-dasar Analisis com/definition/american_english/opinion.
Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pasaribu, C.P. (2020, March 19). Cegah hoax
Pustaka Gondho Suli. corona (COVID-19 Indonesia), mahasiswa
Bogdan, R., & Taylor, S.J. (1975). Introduction to bisa apa. [Online]. 2020. Retrieved
qualitative research methods. New York: December 28, 2020. www.unja.ac.id, from:
Wiley-Interscience. https://www.unja.ac.id/2020/03/19/cegah-
Chaer, A. (1990). Pengantar semantik bahasa hoax-corona-covid-19-indonesia-
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. mahasiswa-bisa-apa/
Gultom, C.R. & Sitanggang, S.G.M. (2020). Patton, M.Q. (2002). Qualitative research and
Persepsi mahasiswa UNIKA terhadap kuliah evaluation methods (3rd Edition).
online di masa pandemi Covid-19. Jurnal California: Thousand Oaks. Sage
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Publications. Inc.
(Pendistra) [Online] 3(1): 6-15 Available Pranowo (1996). Analisis pengajaran bahasa.
from: DOI: http://dx.doi.org/10. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
1234/pbis.v3i1.771. Pratama, M.I. (2020, April 07). Peran Mahasiswa
Handayani, D., dkk. (2020). Penyakit virus corona dalam Melawan Covid19. [Online]. 2020.
2019. Jurnal Respirologi Indonesia. [Onli- Retrieved December 22, 2020. suarajelata.
ne] 40(2): 122-123. Available from: DOI: com, from: https://suarajelata.com/2020/04/
https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101.
189
Opini Mahasiswa Terhadap Wacana Covid-19 di Ruang Pemberitaan Media
Hayu Lusianawati, dam Launa

07/peran-mahasiswa-dalam-melawan- UK Dictionary (n.d.) [Online]. 2020. Retrieved


covid19/ December 22, 2020. www.lexico.com,
Pulungan, M.S. (2020). Peran mahasiswa dalam from: https://www.lexico.com/definition/
mensosialisasikan protokol kesehatan opinion.
Covid-19 melalui program KKL IAIN- WHO (2020a, February 12) COVID-19 Public
Padangsidimpuan. Jurnal At-Taghyir. Health Emergency of International Concern
[Online] 2(2): 291-308. Available from: (PHEIC) Global Research and Innovation
DOI: https://doi.org/10.24952/taghyir.v2i2. Forum [Online]. 2020. Retrieved December
2727. 20, 2020. www.who.int., from: https://
Rahardjo, M. (2014, April 7). Mengukur kualitas www.who.int/publications/m/item/covid-
penelitian kualitatif [Online] 2020. 19-public-health-emergency-of-
Retrieved December 27, 2020. uin- international-concern-(pheic)-global-
malang.ac.id, from: https://uin- research-and-innovation-forum.
malang.ac.id/r/140401/mengukur-kualitas- WHO. (2020b, April 23). Coronavirus disease
penelitian-kualitatif.html. 2019 (COVID-19) Situation Report–94
Rahardjo, M. (2018). Paradigma interpretif [Online]. 2020. Retrieved December 22,
[Online]. 2020. Retrieved December 27, 2020. www.who.int., from:
2020. repository.uin-malang.ac.id, from: https://www.who.int/docs/default-
http://repository.uin-malang.ac.id/2437/1/ source/coronaviruse/situation-
2437.pdf. reports/20200423-sitrep-94-covid-19.pdf.
Rani, A., dkk. (2004). Analisis wacana: Sebuah WHO. (2020c, January 31). Global Surveillance
kajian bahasa dalam pemakaian. Malang: for Human Infection With Novel
Bayumedia Publishing. Coronavirus (2019-nCoV) [Online]. 2020.
Renkema, J. (1994). Introduction to discourse Retrieved December 20, 2020.
studies. Amsterdam/Philadelphia: John apps.who.int., from: https://apps.who.
Benjamin Publishing Company. int/iris/handle/10665/330857.
Rochanah. (2020). Peran mahasiswa PGMI IAIN Yule, G. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka
Kudus sebagai agent of change di masa Pelajar.
pandemi Covid-19. Elementary (Islamic Yuliawati, S. (2009, July). Konsep Percakapan
Teacher Journal). [Online] 8(2): 339-358. dalam Analisis Wacana. Retrieved
Available from: DOI: https://doi.org/10. December 19, 2020 [Online]. 2009.
21043/elementary.v8i2.8094. pustaka.unpad.ac.id, from: http://pustaka.
Romli, A.S.M. (2018) Jurnalistik online: Panduan unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/
mengelola media online. Bandung: Nuansa konsep_percakapan.pdf.
Cendekia. Zafira, dkk. (2020). Persepsi mahasiswa terhadap
Saragih, O., dkk. (2020) Persepsi mahasiswa ter- perkuliahan daring sebagai sarana pembela-
hadap pembelajaran daring selama pandemi jaran selama masa karantina Covid-19.
Covid-19. Tarbiyah Wa Ta'lim. [Online] Jurnal Bisnis dan Kajian Strategi
7(3): 178-191. Available from: DOI: Manajemen [Online] 4(1): 37-45. Available
https://doi.org/10.21093/twt.v7i3.2624. from: DOI: https://doi.org/10.35308/jbkan.
Schiffrin, D. (2007). Ancangan kajian wacana. v4i1.1981.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zhahrina, A. (2020, December 01). WHO
Setiawan, T. (2016). Hakikat Wacana Bahasa Umumkan Wabah Virus Corona Berstatus
Indonesia [Online] 2020. Retrieved Decem- Darurat Global, Apa Artinya? [Online].
ber 19, 2020, from: repository.ut.ac.id: 2020. Retrieved December 19, 2020.
http://repository.ut.ac.id/4773/1/PBIN4216- kompas.com, from: https://sains.kompas.
M1.pdf. com/read/2020/01/31/113000623/who-
Sumarlam (2003). Teori dan praktik analisis umumkan-wabah-virus-corona-berstatus-
wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. darurat-global-apa-artinya?page=all.
Tamtomo, A.B. (2020, April 07). Infografik: Me-
mahami Pembatasan Sosial Berskala Besar
atau PSBB [Online]. 2020. Retrieved
December 19, 2020. kompas.com, from:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/
04/07/122100065/infografik-memahami-
pembatasan-sosial-berskala-besar-atau-
psbb.
190

You might also like