You are on page 1of 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353378428

Kajian Teknis Penggunaan Alat Gali Muat Komatsu Pc 300-8 Pada


Penambangan Batu Kapur Di Quarry Pusar PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk.

Article · July 2021

CITATIONS READS

0 1,091

3 authors, including:

Safar Uddin
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Indonesia
213 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kotamo View project

BROGAN View project

All content following this page was uploaded by Safar Uddin on 22 July 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

Kajian Teknis Penggunaan Alat Gali Muat Komatsu Pc 300-8


Pada Penambangan Batu Kapur Di Quarry Pusar PT.Semen
Baturaja (Persero) Tbk.

Bambang Wicaksono1, Safaruddin2 , Melody Lingua Franca3


STIT Prabumulih1, SMBR Learning Development2, Uin Raden Fatah3
bambangw@gmail.com 1 safaruddintohir@gmail.com. 2 melodylinguafranca0@gmail.com. 3

Abstract
This paper is based on research that aims to understand various technical matters related to the
operation of mechanical equipment (heavy equipment). To be able to achieve production targets related
to the set working time. supervision of working time is intended to ensure the effective working time of
an equipment so that obstacles that occur during work can be minimized, in this supervision it is
necessary to calculate the standard time of obstacles so as to facilitate the evaluation of production
achievement and performance of the digging tool.
Quantitative descriptive writing method is implemented in this research, using direct observation of
conditions in the field and mining activities, then data collection is carried out.
This study came to the conclusion that for 3 units of Komatsu PC 300-8 digging tools, the average
cycle time for loading and unloading tools was 20.9 seconds. Based on the productivity calculation for
the Komatsu PC 300-8 digging tool as many as 3 units, the results of the productivity calculation are
12153.9 tons / day, this means that with the 3 units of the existing excavator, it has been able to meet
the limestone production target of 7000 tons. /day. The corrective measures taken to the time
constraint made work efficiency increased to 85.75% so that the production capacity for transportation
equipment also increased to 5553.9 tons/day.

Keywords: technical studies, digging tools, limestone mining.

Abstrak
Makalah ini dibuat berdasarkan penelitian yang bertujuan untuk memahami berbagai hal
teknis terkait pengoperasian peralatan mekanis (alat berat). Untuk dapat mencapai sasaran
produksi terkait dengan waktu kerja yang ditetapkan. pengawasan terhadap waktu kerja
yang dimaksud bertujuan memastikan waktu kerja efektik suatu peralatan sehingga
hambatan-hambatan yang terjadi selama bekerja dapat diminimalisir, dalam pengawasan
tersebut diperlukan perhitungan standar waktu hambatan sehingga mempermudah
evaluasi terhadap pencapaian produksi dan performa alat gali muat.
Metode penulisan deskriptif kuantitatif diimplemantasikan dalam penelitian ini,
menggunakan Observasi Langsung terhadap kondisi di lapangan serta kegiatan
penambangan, kemudian dilakukan pengumpulan data.
Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa untuk 3 unit alat gali muat komatsu PC 300-
8 , Waktu edar untuk alat gali muat rata-rata sebesar 20,9 detik. Berdasarkan perhitungan
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

produktifitas untuk alat gali muat komatsu PC 300-8 sebanyak 3 unit diperoleh hasil
perhitungan produktifitas sebesar 12153,9 ton/hari, ini berarti bahwa bahwa dengan 3
unit alat gali muat yang ada telah mampu untuk memenuhi target produksi batu kapur
sebesar 7000 ton/hari. Langkah perbaikan yang dilakukan terhadap waktu hambatan
menjadikan efisiensi kerja meningkat menjadi 85,75% sehingga kemampuan produksi
untuk alat angkut pun ikut meningkat menjadi 5553,9 Ton/hari.

Kata kunci: kajian teknis, alat gali muat, tambang batu kapur.

Pendahuluan
Kegiatan penambangan adalah langkah awal dalam proses produksi semen
portland, tujuan kegiatan penambangan adalah untuk mengambil berbagai mineral
tambang yang akan digunakan sebagai bahan baku utama pada proses pembuatan
semen portland. Tahapan dalam kegiatan penambangan terbagi atas tiga kegiatan
besar yaitu : pembongkaran/penggalian (digging, breaking, losseling), pemuatan
(loading) dan pengangkutan (hauling, Transporting) tanah, batuan dan bahan
galian.
Aktifitas penambangan dilaksanakan menggunakan berbagai peralatan
mekanis (alat Berat) untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam proses
penambangan. salah satu peralatan mekanis yang digunakan tersebut adalah alat
gali muat. Dalam aktifitasnya alat gali muat melakukan kegiatan penggalian dan
pemuatan material dalam jumlah / tonase yang besar sehingga alat gali muat sering
mengalami perubahan performa meknisnya bahkan kerusakan peralatan, sehingga
membutuhkan perawatan, pemeriksaan, dan pemeliharaan agar alat tersebut tetap
dapat berproduksi dan efektif dalam bekerja dan pada akhirnya proses produksi
tetap terkendali dengan baik. Pada kondisi lapangan didapati fakta bahwa dalam
kegiatan pengoperasian alat gali muat terdapat penggunaan alat-alat mekanis (alat
berat) yang kurang efektif . Oleh sebab itu dibutuhkan suatu analisis secara teknis
untuk penggunaan alat gali muat.
Pengoperasian peralatan mekanis (alat berat) Untuk dapat mencapai sasaran
produksi terkait dengan waktu kerja yang ditetapkan. pengawasan terhadap waktu
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

kerja yang dimaksud bertujuan memastikan waktu kerja efektik suatu peralatan
sehingga hambatan-hambatan yang terjadi selama bekerja dapat diminimalisir,
dalam pengawasan tersebut diperlukan perhitungan standar waktu hambatan
sehingga mempermudah evaluasi terhadap pencapaian produksi dan performa alat
gali muat. Disamping itu perlu dipahami bahwa pencapaian target produksi
dipengaruhi banyak faktor lainnya seperti ; kemampuan alat, keahlian (skill)
operator. Berdasarkan alur pemikiran tersebut diatas selanjutnya dilakukan
penelitian, dimana penelitian ini membatasi pembahasan pada kajian alat gali muat
, waktu bekerja efektif dan kondisi tempat kerja. Sehingga dapat diketahui
tingkatan kinerja alat gali muat terhadap pencapaian.
Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan laporan penelitian tugas akhir ini dilakukan menggabungkan,
perbandingan dan analisis antara teori dibuku dan diinternet dengan kondisi sebenarnya
dilapangan quarry pusar milik PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk. Sehingga dari keduanya
didapatkan pendekatan guna penyelesaian masalah.
Metode penelitian yang digunakan pada penyususnan laporan akhir ini ialah
menggunakan penelitian langsung berupa Observasi Langsung, yaitu terdiri Pengamatan
langsung terhadap kondisi dan keadaan di lapangan serta kegiatan penambangan,
kemudian dilakukan pengumpulan data.
Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
terpenting atau data pokok, di dalam penelitian ini, data primer meliputi; spesifikasi alat
gali muat Komatsu PC 300-8, Kesediaan Dan Perfomance Alat Gali Muat , Cycle Time
dan Fill Factor.
Data sekunder adalah data pendukung atau penunjang dari berhasilnya penelitian,
maksudnya data tersebut juga berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam
penelitian yaitu: Data Waktu Hambatan Dan Efisiensi Kerja, Data Spesifikasi Alat Gali
Muat dan Data Spesifikasi Alat Mekanis.
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

Hasil dan Pembahasan


A. Spesifikasi Alat Gali Muat Komatsu PC 300-8

Dalam kegiatan penambangan batukapur (limestone) di quarry PT. Semen


Baturaja (Persero),Tbk Jenis Alat gali muat yang digunakan adalah jenis Komatsu
PC 300-8 sebanyak 3 buah, berikut data spesifikasi peralatan gali muat berdasarkan
standar pabrikan ;

Bucket capacity menunjukkan kapasitas dari bucket pada saat terisi penuh
dengan material atau istilah lainnya adalah bucket struck. Bucket heaped adalah
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

volume bucket pada saat terisi material penuh ditambah dengan gundukan tanah/
material yang ikut terangkut. Operating weight merupakan berat unit siap operasi
(F).
Pada unit PC 300-8 hanya terdapat 2 seri yaitu LC dan seri biasa. Sehingga
digging forcenya sama. Swing speed 9,5 RPM artinya unit tersebut bila dilakukan
operasi swing selama 1 menit maka akan menghasilkan 9,5 putaran. Jadi berapakah
waktu yang dibutuhkan untuk berputar 1x putaran?. Swing operation maximum
slope angle ini merupakan sudut kemiringan maksimum yang diperbolehkan pada
saat beroperasi swing. Bila unit melakukan swing operation melebihi standart max.
Angle maka akan menyebabkan kerusakan pada komponen swing bearing. Karena
dengan beroperasi pada posisi miring, maka swing bearing akan mendapat
tumpuan besar di sisi depan.
Travel speed pada PC 300-8 mempunyai 3 setting speed yaitu Low,
medium dan high speed. Gradeability merupakan kondisi kemiringan pada saat
unit tersebut travel. Dari komatsu disebutkan bahwa gradeability 35 derajad.
Ground pressure merupakan gaya tekan yang diterima oleh permukaan tanah
karena beban dari unit.
F=PxA
F = Berat Unit.
P = Ground pressure.
A = Luas penampang.

Luas penampang merupakan permukaan track shoe yang bersentuhan


langsung dengan tanah. Ground pressure ini akan berpengaruh terhadap
kemampuan unit saat beroperasi pada area yang lunak. Semakin kecil ground
pressure maka unit semakin mudah untuk bekerja di permukaan yang lunak karena
gaya tekan ke tanah menjadi kecil. Untuk memperkecil ground pressure dilakukan
dengan memperbesar luas penampang track shoe yang bersentuhan langsung
dengan tanah. Seperti pada type LC, karena track yang bersentuhan dengan
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

permukaan tanah lebih panjang, maka ground pressurenya pun menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan yang type biasa.

Untuk PC 300-8 ini menggunakan engine type SAA6D114E, engine ini telah
menggunakan system CRI (Common Rail Injection). S = Supercharged —
Menggunakan turbocharger. AA = Intercooler/ Air to air after cooler atau bias
dalam bahasa Indonesia berarti udara yang akan masuk ke dalam intake manifold
akan didinginkan oleh hembusan udara dari kipas radiator.

Dilihat dari konstruksinya engine dengan type AA akan menempatkan


aftercoolernya di luar engine. Sedang untuk untuk engine yang bertype A, letak
aftercoolernya berada di dalam engine/ di ruang intake manifold.

6 = Jumlah cylinder liner ada 6


D = Diesel direct engine
114 = Diameter cylinder line
E = Low emission/ ramah lingkungan
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

Untuk machine PC 300-8 ini sudah memakai system ECO3-Economy,


Ecology & Technology menggantikan system GALEO (Genuine Answer for Land
& Environtment Optimization).Dengan menggunakan engine CRI ini maka proses
pembakaran didalam engine akan lebih sempurna, sehingga akan mengurangi emisi
gas buang/ lebih ramah lingkungan. Engine ini merupakan engine long stroke
karena langkah piston/ strokelebih panjang daripada diameter piston.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di area penambangan PT.Semen Baturaja
(Persero) Tbk. terletak di desa Sukajadi Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi pabrik kurang lebih
2,5 km dari pusat kota Baturaja. Daerah ini dapat dicapai dari berbagai jurusan
dengan menggunakan jalur darat, baik dengan kendaraan bermotor atau kereta api
dengan jarak sekitar 198 km dari kota Palembang dan 270 km dari kota Panjang.

Penelitian difokuskan pada area penambangan di quarry pusar menuju ke


limestone crusher dengan jarak ± 2 km dan kondisi jalan angkut dapat dilihat pada
(Gambar 4.1.a). Kenampakan peta area penambangan quarry pusar dapat dilihat
pada (Gambar 4.1.b).

(a)
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

(b)

(c)
Gambar 1.a. Kondisi lokasi pengamatan di area penambangan batu kapur (a).
Loading point (b). Dumping point ( limestone crusher ) dam (c) Jalan
angkut.
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

Gambar 2. Peta area penambangan batu kapur di PT. Semen Baturaja. (


Sumber : Biro Penyediaan Bahan Mentah )

C. Keadaan Jalan

Untuk kelancaran pemuatan dan pengangkutan, maka perlu diperhatikan


jalan angkut tersebut. Upaya yang dilakukan adalah mengamati kondisi lapangan
yang meliputi keadaan permukaan kerja, lebar jalan angkut dan kemiringan jalan.

Dari pengamatan dan penelitian diperoleh kondisi daerah kerja untuk


pemuatan dan pengangkutan dalam keadaan baik, untuk perhitungan lebar jalan
angkut minimun dengan 2 jalur didapatkan lebar jalan angkut minimum sebesar 9
meter ,sedangkan untuk lebar jalan angkut yang ada Di PT. Semen Baturaja adalah
15 meter dan kemiringan jalannya 3,4 %.

D. Waktu Edar Alat Gali Muat dan Alat Angkut (cycle time)
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

Cycle time sangat berpengaruh pada kemampuan produksi suatu alat mekanis,
semakin besar waktu edar suatu alat maka kemampuan produksinya semakin kecil
dan sebaliknya.
Berdasarkan pengambilan data secara langsung di lapangan, maka rata-rata
cycle time alat gali muat sebesar 20,9 detik dan untuk alat angkut sebesar 16,88
menit.
E. Faktor Pengisian Alat Gali Muat
Untuk menentukan kapasitas bucket nyata dilakukan pengambilan sample
data melalui hasil timbangan muatan material bersih dari dump truck yang
dicocokan dengan pengisian alat gali muat ke alat angkut. Adapun faktor pengisian
yang di dapat dari hasil perhitungan untuk alat gali muat komatsu PC 300-8 sebesar
74,71 % dengan faktor pengisian alat gali muat ke alat angkut rata-rata sebesar 7
kali pengisian.

F. Waktu Kerja Efektif

Waktu kerja yang ada di PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk adalah 11 jam
atau 660 menit (Lampiran d). Namun pada kenyataan dilapangan waktu kerja tidak
sebesar 660 menit melainkan lebih kecil dikarenakan adanya hambatan-hambatan
selama jam kerja ( Tabel 4.1 ), disebabkan oleh :

a. Persiapan Kerja, waktu yang digunakan untuk persiapan operator dalam


menyiapkan segala kebutuhan sebelum beroperasi adal 15 menit.

b. Pemanasan Mesin, Berkurangnya waktu karena operator harus melakukan


pemanasan mesin dari alat mekanis sebelum beroperasi adalah sebesar 30
menit.

c. Pindah Lokasi Kerja, Kehilangan waktu yang di akibatkan dari pindahnya


lokasi kerja dari blok satu ke blok yang lain, serta harus menyiapkan posisi
kerja. Waktu yang dibutuhkan sebesar 15 menit.
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

d. Pengisian Bahan Bakar, Yaitu kehilangan waktu kerja karena alat mekanis
harus mengisi bahan bakar agar dapat terus beroperasi. Waktu yang
dibutuhkan sebesar 15 menit.

e. Keperluan Operator, Berkurangnya waktu kerja karena adanya keperluan


operator alat gali muat dan alat angkut untuk minum, buang air kecil/besar
dan lain-lain. Waktu yang terbuang adalah 15 menit.

f. Pergantian Operator, Berkurangnya waktu kerja karena adanya pergantian


operator alat mekanis, operator baru harus menyiapkan segala perlengkapan
kerjanya. Waktu yang terbuang adalah 10 menit.

g. Berhenti Sebelum Akhir Kerja, Yaitu kehilangan waktu kerja karena operator
terlalu cepat mengakhiri pekerjaannya. Waktu kerja yang hilang sebesar 10
menit.

Tabel 1. Faktor Hambatan Alat Mekanis

Waktu
Kegiatan Hambatan /
Menit

Persiapan kerja 15

Pemanasan Mesin 30
Pindah Lokasi Kerja 15
Pengisian Bahan Bakar 15
Keperluan Operator 15
Pergantian Operator 10
Berhenti Kerja Lebih Awal 10
Jumlah 110

Sumber : Hasil Pengamatan


Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

Dari perhitungan yang dilakukan maka didapat besarnya waktu kerja efektif
dan efisiensi alat gali muat dan alat angkut sebesar 83,07%

G. Faktor Pengembangan ( Swell Factor )

Nilai Swell Factor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Bj Loose
SF = x 100 %
Bj. Insitu
Dari data yang sudah didapat lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Bj loose = 1,65 ton / m3


Bj Insitu = 2,4 ton / m3
Maka didapat :
1, 65
SF = x 100 %
2, 4

= 68,75 %

H. Faktor Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Untuk menentukan keserasian antara alat muat dan alat angkut dari
pengamatan di lapangan diketahui :

nH  tL
MF =
nL  tH
Dimana
MF = Faktor keserasian (%)
nH = Jumlah alat angkut yang dioperasikan ( 8 unit )
nL = Jumlah alat muat yang dioperasikan ( 3 unit )
tL = Waktu pemuatan (menit )
tH = Waktu edar alat angkut muat ( menit )
nH : 8 buah
tL : Waktu Pemuatan (20,9 detik x 7 = 146,3 detik) = 2,43 menit
nL : 3 buah
tH : 16,88 menit
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

sehingga faktor keserasiannya adalah :


8 x 2,43
MF = = 0,38
3 x 16,88
MF < 1 , berarti kemampuan alat muat lebih besar daripada kemampuan
alat angkut sehingga ada waktu tunggu bagi alat muat.

I. Kemampuan Produksi Alat Gali Muat


Produksi peralatan mekanis merupakan parameter yang dipakai dalam
menilai kerja alat mekanis. Untuk menghitung kemampuan produksi alat muat
dan alat angkut digunakan data pengamatan efisiensi kerja.

Dari hasil perhitungan didapat produksi 3 unit komatsu PC 300 – 8


sebesar 12153,9 Ton/Hari. Jadi, dengan jumlah alat gali muat yang tersedia saat ini
sudah dapat memenuhi target produksi sebesar 7000 ton/hari untuk batu kapur.

Tabel 2. Kemampuan Produksi Alat Gali Muat/Hari

Produksi Produksi
Jenis Alat Jumlah Jumlah
per Jam Per Hari
Muat Alat Muat Jam Kerja
(Ton) (Ton)
Komatsu PC
3 11 1104,9 12153,9
300-8

J. Peningkatan Waktu Kerja Efektif


Untuk memcapai target produksi perlu dilakukan penataan kembali
terhadap hambatan-hambatan yang terjadi pada waktu kerja. Penataan tersebut
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Melakukan Pemeriksaan dan Perawatan Terhadap Alat Mekanis, Alat mekanis


harus dirawat dengan baik dan disimpan di tempat yang aman, agar terhindar
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

dari kerusakan-kerusakan. Alat mekanis yang dalam kondisi baik dapat


digunakan dalam waktu lama. Sebelum alat mekanis di operasikan, lebih dahulu
dilakukan pemeriksaan seperti kondisi mesin, minyak pelumas, bahan bakar dan
air radiator jika terdapat kekurangan atau kerusakan harus segera diperbaiki.
Adanya pemeriksaan dan perawatan secara rutin, dan teliti maka hambatan-
hambatan pada jam kerja seperti kerusakan alat dapat dikurangi.

b. Meningkatkan Disiplin Operator Alat Mekanis, Kurang disiplinnya operator alat


angkut dan alat muat dalam melaksanakn pekerjaannya mengakibatkan waktu
kerja banyak yang terbuang. Untuk meningkatkan disiplin operator dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Meningkatkan pengawasan terhadap operator alat mekanis pada


awal kerja, kegiatan pemuatan, pengangkutan dan akhir waktu
kerja.

- Kegiatan pengawasan, harus menunjuk orang yang lebih banyak


berada di front tambang.

- Memberikan sanksi yang tegas terhadap operator alat mekanis yang


malas.

c. Meningkatkan Motivasi Kerja Operator Alat Mekanis, Peningkatan motivasi


kerja operator alat mekanis dapat dengan cara memberikan bonus gaji,
memberikan makanan yang bergizi dan tidak membedakan perlakuan terhadap
operator alat mekanis. Sehingga operator alat mekanis dapat bekerja dengan
baik karena kesejahteraan mereka sudah terpenuhi.
d. Memperbaiki Posisi Pemuatan, Posisi pemuatan batu kapur ke alat angkut masih
kurang baik karena alat muat menumpahkan material dari belakang bak alat
angkut. Posisi pemuatan yang baik, alat muat berada disamping alat angkut
sehingga distribusi muatan lebih merata dan muatan di luar bak dapat
dikurangi.
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

e. Perubahan Waktu Hambatan, Dengan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap


hambatan pada waktu kerja maka jumlah waktu yang terbuang dapat dikurangi
dan di sesuaikan dengan menggunakan tabel penyesuaian menurut
Westinghouse.
Tabel 3. Faktor Penyesuian Alat mekanis
ALAT MEKANIS
(menit/hari)
JENIS
KEGIATAN Faktor
Hambatan
Penyesuaian
(menit/hari)
WH
Persiapan kerja 15 0,89
Pemanasan Mesin 30 0,86
Pindah Lokasi Kerja 15 0,84
Pengisian Bahan Bakar 15 0,86
Keperluan Operator 15 0,89
Pergantian Operator 10 0,72
Berhenti Kerja Lebih Awal 10 0,88
Jumlah 110 -
Sumber : Hasil Pengamatan

Dari perbaikan hambatan-hambatan kerja maka waktu kerja efektif dan


efisiensi kerja operator alat gali muat dan alat angkut meningkat. Untuk alat gali
muat dan alat angkut waktu kerja dan efisiensi kerja operator meningkat menjadi
85,75 %.

K. Analisis Kemampuan Produksi Alat Gali Muat

Dari hasil perhitungan produksi sebelum perbaikan didapatkan hasil


perhitungan produksi untuk 3 unit alat gali muat komatsu PC 300-8 sebesar
12153,9 ton/hari atau untuk masing-masing 1 unit alat gali muat kemampuan
produksi nya sebesar 4051,3 Ton/hari. Dengan kemampuan produksi tersebut
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

untuk 3 unit alat gali muat sudah cukup untuk memenuhi target produksi sebesar
7000 Ton/hari sehingga tidak perlu dilakukan upaya perbaikan ataupun
penambahan alat.

L. Match Factor

keserasian antara alat gali muat dengan alat angkut setelah perbaikan diketahui :
nH  tL
MF =
nL  tH
Dimana
MF = Faktor keserasian (%)
nH = Jumlah alat angkut yang dioperasikan ( 8 unit )
nL = Jumlah alat muat yang dioperasikan ( 3 unit )
tL = Waktu pemuatan (menit )
tH = Waktu edar alat angkut muat ( menit )

nH : 8 buah
tL : Waktu Pemuatan (20,9 detik x 8 = 167,2 detik) = 2,78 menit
nL : 3 buah
tH : 16,88 menit
sehingga faktor keserasiannya adalah :
8 x 2,78
MF = = 0,43
3 x 16,88

MF < 1 , berarti kemampuan alat muat lebih besar daripada kemampuan


alat angkut sehingga ada waktu tunggu bagi alat muat.

M. Kebutuhan Alat Gali Muat

Untuk mencapai target produksi 7000 Ton/hari melalui peningkatan


efisiensi kerja alat belum memadai. Sehingga untuk mencapai target produksi yang
Jurnal Kotamo
Volume 1 No. 20 (2021)
E-ISSN: 9677-0962
Website: https://jurnal.smbr.co.id/index.php/kotamo/index

diinginkan perlu adanya penambahan alat muat. Dalam menentukan jumlah


kebutuhan alat muat dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Target Produksi
Jumlah alat muat =
Produksi 1 unit Alat Muat ( Ton/hari )
7000 Ton/hari
=
4051,3 Ton/hari

= 1,72  2 unit

Dari perhitungan di atas untuk mencapai target produksi sebesar 7000


Ton/hari di perlukan hanya 2 unit saja. Dengan alat yang tersedia saat ini yaitu
sebanyak 3 unit alat gali muat telah mampu untuk memenuhi target produksi
7000 Ton/hari. Tapi sebenarnya dengan 2 unit alat gali muat angkut saja telah
mampu untuk memenuhi target produksi perhari, Namun karena pertimbangan
kebutuhan karbonat yang telah ditentukan oleh pihak pabrik untuk 2 unit alat gali
muat tidak lah cukup. Jadi pihak PT. Semen Baturaja (persero),Tbk menggunakan
3 unit alat gali muat untuk batu kapur. Oleh karna itu tidak dilakukan upaya
penambahan ataupun pengurangan untuk alat gali muat.

Kesimpulan
Beberapa faktor yang harus diperhatikan yang berpengaruh terhadap
produktifitas alat gali muat antara lain : waktu kerja efektif, waktu hambatan , dan
waktu edar. Untuk 3 unit alat gali muat komatsu PC 300-8 , Waktu edar untuk alat
gali muat rata-rata sebesar 20,9 detik.
Berdasarkan perhitungan produktifitas untuk alat gali muat komatsu PC
300-8 sebanyak 3 unit diperoleh hasil perhitungan produktifitas sebesar 12153,9
ton/hari, ini berarti bahwa bahwa dengan 3 unit alat gali muat yang ada telah
mampu untuk memenuhi target produksi batu kapur sebesar 7000 ton/hari.
Bambang Wicaksono, Safaruddin, Melody Lingua Franca

Langkah perbaikan yang dilakukan terhadap waktu hambatan menjadikan


efisiensi kerja meningkat menjadi 85,75% sehingga kemampuan produksi untuk
alat angkut pun ikut meningkat menjadi 5553,9 Ton/hari. Namun dengan
produksi sebesar itu ternyata masih belum bisa memenuhi target produksi sebesar
7000 ton/hari.

Daftar Pustaka
Indonesianto, Y. (2013). Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Lawrence, A.C. (1974). The importance Of Human Factors in Mining Productivity.Journal
of South African Institute of Mining and Metallurgy, 399-404.
Mardiono, D. (2012). Optimalisasi Truck Usage Studi Kasus: Penerapan Roaster 12 jam
Dalam Operasional Tambang Di Mining Operasion Division-PT. Kaltim Prima
Coal. Prosiding TPT XXI Perhapi 2012. Jakarta: Perhapi
Saptono, Singgih Dkk. (2013). Perencanaan Tambang 2. Yogyakarta : Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Alwyn E. Annels, 1976, “Mineral Deposit Evaluation”, Department of Geology of
Wales, Cardiff.
Komatsu Ltd., 1981, “Komatsu Specification and Application Handbook”, 7th Edition,
Tokyo, Japan.
Morgan, W.C., Peterson, L.L, 1968, “Determining Shovel-Truck Productivity”, Mining
Engineering, Society Of Mining Engineering, New York.
Projosumarto, Partanto, 1985, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Departemen Tambang,
Institut Teknologi Bandung.

View publication stats

You might also like