You are on page 1of 102

Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

i
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

ii
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪INTROSPEKSI DIRI ERA‬‬


‫‪PANDEMI COVID-19‬‬
‫‪Oleh : Dr. H. Maratua Simanjuntak‬‬
‫‪Ketua Umum MUI Provinsi Sumatera Utara.‬‬

‫اَ ُ‬ ‫َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ مْ َ ُ هّ‬


‫حة الل َو َب َركته‬ ‫السالم عليكم و ر‬
‫ب‪ُ .‬‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬
‫اَهلل‬ ‫ب‪ .‬اَهلل أكب اَهلل أكب اَهلل أ‬ ‫اَهلل أكب اَهلل أكب اَهلل أ‬
‫َ رْ ً َ ُ ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫رْ‬
‫اَهلل أكب كب ً‬ ‫َ‬ ‫رَْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ب‪ُ .‬‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬
‫المد هللِ كثِيا وسبحان اهللِ‬ ‫يا َو حَْ‬ ‫أكب اَهلل أكب اَهلل أ‬
‫ِ‬
‫ص َعبْ َدهُ َوأَ َع َّز ُجنْدهَُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اهلل َوحدهُ‪ ،‬صدق َوعدهُ َون رََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ال‪ ،‬اَلإ َهل إال ُ‬
‫َّ‬ ‫ُ ْ ًَ ََ ْ ً‬
‫صي‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫بكرة أَْوأ ِ‬
‫ب وَهللِ ا ْحلَ ْمدُ‬ ‫ك ُرَ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫رَ‬
‫اهلل أك ُ‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫اهلل َو ُ‬ ‫َّ‬
‫اب َوحدهُ‪ ،‬الإ َهل إال ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ح َز َ‬ ‫َو َه َز َم ال ْ‬
‫ب‪ ،‬اَهلل أ‬ ‫ِ ِ‬
‫الكري ِم‪ ،‬ا َ حَْ‬ ‫َ َ ْ َ َ َ رَ ْ َ َّ يِّ َ‬ ‫َ َ َ ُ َُ ّ َ‬ ‫ذّ‬
‫ل ْم ُد‬ ‫شيعةِ انلب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫السال ِم‪ ،‬وأفهمنا ب‬ ‫ا ْحلَ ْم ُد هللِ الي هدانا سبل‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ لهََ َّ‬ ‫ْألَ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫هللِ َذّال ْ‬
‫اهلل‪  ‬ن ِْع َم ال َوك ِيل‬ ‫ال ُ‬ ‫ِي َج َعل لنََا عِيْ َد الفِ ْط ِر َو ا ضح‪ ,‬أشهد أن ال ا ِ ِإ‬
‫َ َ ْ َ َّ َ َ ً‬ ‫ْ‬ ‫ْلهُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َّ حَُ‬ ‫ْ ْ ىَ‬
‫َون ِع َم ال َم ْول‪َ ،‬وأش َه ُد أن م َّم ًدا عبْ ُدهُ َو َر ُسو ُ َو َم ْن ُينك ِْرهُ فقد ضل ضالال‬
‫ب ال ْ ُه َدى‪َ ،‬ذّال ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ً َ َ َّ ُ لَىَ‬
‫ِي‬ ‫م َّم ٍد نَ ّ‬ ‫حَُ‬ ‫ىَ‬
‫اهلل ع َس ّي ِدِنا َو َحبِيْب ِ َنا ال ُم ْص َطف‪،‬‬
‫َ‬
‫بعِيدا‪ .‬و صل‬
‫ِ‬ ‫يِ‬
‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ح يُ ْوح‪َ ،‬و ع ا َلهِ ِ َو أص َ‬ ‫لَىَ‬ ‫ىَ‬ ‫يْ‬ ‫َّ‬
‫ال َينْ ِط ُق َع ْن ال َه َوى‪ ،‬إِن ه َو إِال َو ٌ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫حابِهِ أه ِل‬
‫س ب ِ َتق َوى اهللِ‬
‫ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ يِْ ْ‬
‫اإلخ َوان‪ ،‬أوصيكم و نف‬
‫ْ‬
‫ا‬‫ه‬ ‫الصدق َو ال ْ َوفَا‪ ،‬أَ َّما َب ْع ُد‪َ :‬ف َي ُّاي َ‬ ‫ّ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ َ َ َ َ َّ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ْ َ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ‬
‫يم‪ :‬أ ُع ْوذ بِاهللِ م َِن‬ ‫لكر ْ‬
‫ان ا َذّ ِ‬ ‫وطاعتِهِ لعلكم تفل ِحون‪ ،‬قال اهلل تعاىل يِف الق َر ِ‬
‫َ َ ُ َّ ُ‬
‫الرحِيْ ْم‪ :‬يَا أ ُّي َها الِين آ َمنوا اتقوا اهلل‬ ‫حان َّ‬ ‫َّ مْ َ‬ ‫ْ‬ ‫الر ْ‬ ‫َّ‬ ‫َّ ْ َ‬
‫جيم‪ ،‬بِس ِم اهللِ الر َِ‬ ‫ان ِ‬ ‫الشيط ِ‬
‫وبك ْم َو َم ْن‬
‫ُ ْ ْ َ ُ ْ ْ َ َ ُ ْ ََ ْ ْ َ ُ ْ ُُ َ ُ‬
‫ِيدا‪ ،‬يصل ِح لكم أعمالكم ويغفِر لكم ذن‬ ‫َوقُولُوا قَوْلاً َسد ً‬

‫‪1‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

َ ‫يما وقال تعاىل يَا ا َ ُّي َها َذّال ِْي َن‬


َ‫آم ُن ْوا َّات ُق ْوا اهلل‬ َ َ‫يُطعِ اهلل َو َر ُسولهَ ُ َف َق ْد ف‬
ً ‫از فَ ْو ًزا َع ِظ‬ ِ
َ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ
‫ صدق اهلل الع ِظي‬.‫حق تقاتِهِ وال تموتن إِال وأنتم مسل ِمون‬

Allahu Akbar 3 x walillahil hamd.


Berakhirnya Ramadhan disambut bulan syawal,
Alhamdulillah pagi hari ini kita bergembira karena telah berhasil
melaksanakan puasa Ramadhan satu bulan penuh, melaksanakan
shalat tarawih, melaksanakan zakat fitrah maupun zakat harta,
saat pagi ini kita melaksanakan shalat idul fitri semoga amal-amal
yang telah kita lakukan dapat menghantarkan kita menjadi orang
yang bertaqwa.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Bila kita perhatikan shaf-shaf jama’ah di saat ini tidak
semua yang ikut shalat idul fitri tahun lalu, hadir lagi tahun ini,
karena ada yang sudah pindah, ada yang sudah meninggal dunia
apakah meninggal biasa atau karena Covid selain itu keluarga
yang biasanya pulang atau mudik tahun ini tidak hadir karena
larangan mudik akibat Covid, mari kita berdo’a semoga mereka
yang sudah tiada Allah beri ampunan dan termpat terbaik disisi-
Nya sementara family yang tidak bisa mudik Allah beri kesehatan.
Sementara kita yang masih diberi kesempatan hidup di dunia ini
kita bersegera bersyukur dan bertaubat.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
ْ ُ ُ َْ‫َ َ ُ ْٓ لىٰ َ ْ َ ّ ْ َّ ّ ُ ْ َ َ َّ َ ْ ُ َ َّ ٰ ٰ ُ لا‬
‫ت َوا ْرضۙ اع َِّدت‬‫وسارِعوا ا ِ مغ ِفر ٍة ِمن ربِكم وجن ٍة عرضها السمو‬
َ ْ‫ل ِلْ ُم َّتق ن‬
ۙ‫ي‬ ِ

2
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Artinya : Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari


Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Ali
Imran :133)
Segeralah instrospeksi diri, kalau hari ini kita masih diberi
kehidupan, hari yang akan datang kita pun akan dipanggil yang
maha kuasa untuk menempuh alam akhirat.

Ma’asyiral muslimin rahima kumullah


Mari kita renungi apakah amal-amal kita selama Ramadhan
telah diterima Allah dan diampuni dosa kita sesuai dengan maksud
hadist :
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
َْ ََ َ‫ُ له‬ ْ ً َ ‫ان إ‬ َ َ ََ َ َ ْ َ
ِ‫يمانا َواحت ِ َسابًا غفِ َر ُ َما تق َّد َم م ِْن ذنبِه‬ِ ‫من صام رمض‬
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan
mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu
akan diampuni.”  (H.R. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Ataukah diri ini termaksud dalam hadist tersebut ini :
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
َ ََ ْ ٌ َ َ ََ َ َ َ ُّ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ
‫شابَ ُه‬ َ ‫ع َط َع‬
ََ‫ام ُه َو ر‬ ‫اجة يف أن يد‬ ‫الع َمل بِهِ فليْ َس هللِ ح‬‫من لم يدع قول الزورِ و‬
”Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan
buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan
dan minum.” (H.R. Jama’ah, kecuali muslim dan nasa’i)

3
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd


Saudara-saudara Kaum Muslimin Rahimakumullah
Bulan Ramadhan haruslah menjadi titik tolak bagi kita
untuk kembali ke fitrah sejati. Dari bulan Ramadhan inilah kita
bangun komitmen ketaatan seumur hidup sebagaimana ketaatan
kita selama bulan Ramadhan. Dalam surah An-Nahl : 92, Allah ‫ﷻ‬
mengingatkan kita :
ً َ َْ ُ َ َ ْ َ َ َ ِْ‫اَ َ ُ ْ ُ ْ اَ َّ ي‬
ۗ‫ت غ ْزل َها م ْ ِۢن َب ْع ِد ق َّو ٍة انكاثا‬ ‫وَل تكونوا كلت نقض‬
Artinya : Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang
menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat,
menjadi cerai berai kembali.
Ini merupakan sebuah pelajaran yang sangat mahal dari
Allah ‫ﷻ‬. Allah merekam kisah hidup seorang wanita yang hidupnya
sia-sia. Dari pagi sampai sore ia hanya memintal benang. Sore
hari ketika pintalan itu selesai, ia cerai beraikan kembali. Betapa
sia-sia apa yang diusahakannya. Perhatikanlah kaum muslimin….
Allah melarang agar kita tidak meniru dan mengulangi akhlak
wanita tersebut, karena sesungguhnya perbuatan sia-sia itu adalah
kerugian yang nyata.
Karena itulah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬selalu mengingatkan agar
kita selalu Istiqomah/teguh dalam pendirian. Ketika salah seorang
sahabatnya meminta nasihat yang bisa dijadikan pegangan seumur
hidupnya, Nabi menjawab : Qul aamantu billahi tsummastaqim
(katakan aku beriman kepada Allah dan Istiqamah).
Amal yang sudah dilakukan dengan susah payah jangan
sampai penilaiannya rusak karena amal usaha maksiatnya, jangan
karena nila setitik rusak susu sebelanga.

4
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Adanya targhib (harapan) dengan keampunan dosa yang


telah lalu tapi ada tarhib (ancaman) puasa yang dilakukan
tidak bernilai atau tidak berpahala karena mengerjakan
larangan Allah ‫ﷻ‬ memang hidup kita selalu dihadapkan dengan
harapan dan kecemasan terserah anda pilih yang mana :
Untuk itu mari kita berpikir seraya menjawab pertanyaan
untukdiri (jasmani dan rohani) kita berikut ini :
1. Diri ini berasal dari mana dan hendak kemana?
2. Diri ini dilahirkan kemauan siapa dan kembali kemana?
3. Diri ini selama masih hidup di dunia berbuat apa?
4. Diri ini ketika harus meninggalkan dunia apa bekal yang
akan dibawa?
Silakan keempat pertanyaan tersebut dijawab dengan
jawaban yang jitu yang berarti dan berfaedah yang mampu
membawa kepada perubahan yang lebih bermanfaat seumpamanya
yang tadinya suka malas-malasan untuk beribadah, mulailah
berniat untuk menjadi ahli ibadah yang tadinya suka marah-marah
mulailah berlatih kesabaran dari sekarang yang tadinya memiliki
sifat pelit mulailah kembali menjadi orang yang dermawan,
yang tadinya malas mulailah giat dan jujur, yang tadinya tidak
mau bergaul dengan orang Salih atau alim, sekarang mulailah
berkumpul dengan para ulama, biasakanlah kita untuk selalu hadir
dalam berbagi acara pengajian-pengajian.
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah
Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

5
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

َ َ َ ْ‫ٰٓ َ ُّ َ ذَّ ْ َ ٰ َ ُ ْ ُ ْٓ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ً َّ ُ ْ ُ َ َّ ُ َ ح‬
‫ارةُ َعليْ َها‬‫يايها الِين امنوا قوا انفسكم واهل ِيكم نارا وقودها انلاس وال ِج‬
َ ْ َ ُ ْ ُ َ ٓ َ ّٰ‫َ ٰ َ ٌ اَ ٌ َ ٌ لاَّ َ ْ ُ ْ َ ه‬
‫الل َما ا َم َره ْم َو َيف َعل ْون َما يُؤ َم ُر ْون‬ ‫م ۤل ِٕىكة غِلظ شِداد يعصون‬
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (Q. S. At-Tahrim : 6)
Perhatikan betapa Allah ‫ ﷻ‬telah memberikan langkah-
langkah praktis bagaimana menuju masyarakat yang baik yaitu
dimulai dari diri sendiri dan keluarga sebab hanya melalui kedua
unsur inilah pilar pokok sebuah masyarakat dan negara dapat
dibangun pribadi yang menjaga dirinya dan keluarganya dari api
neraka adalah pribadi yang bersih. Bersih dari dosa dosa kepada
Allah ‫ﷻ‬.
Allahu akbar 3x walillahil hamd.
Jama’ah yang dirahmati Allah, mari kita masing-masing
diri dan keluarga melakukan muhasabah dan instrospeksi diri dan
keluarga terhadap hubungan kita dengan Allah, dan hubungan
kita sesama manusia baik dikala normal dan juga di era pandemi
Covid-19 yang masih melanda dunia termasuk kita di Indonesia,
banyak hal kebiasaan kita berubah seperti hari raya Idul fitri
tahun lalu dan tahun ini, banyak keluarga yang shalat ‘id dirumah
bersama keluarga inti karena Covid
Ibadah qiyamullail terganggu untuk memenuhi protokol
kesehatan, silaturrahmi dengan keluarga jauh hanya lewat jasa
telephon, pesan, whatsAap, Instagram dan grub, karena adanya

6
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

larangan pulang kampung bahkan dalam satu kota pun berlaku


seperti itu untuk ucapan selamat hari raya Idul Fitri 1442 H dan
mohon maaf lahir dan batin, kita harus ingat pesan ibu yaitu wajib
Iman, Aman dan Imun, perkuat, keyakinan dan akidah bahwa
semua berlaku atas ketentuan Allah dan usaha di tangan manusia,
seperti itu juga menghadapi Covid, berusaha supaya aman dengan
mencuci tangan, pakai masker dan jaga jarak, dengan menjaga
imun, makan makanan bergizi yang halal jadi tidak boleh
menyerah pasrah tapi tetap berusaha baik diri sendiri maupun
keluarga.

Allahu Akbar 3 x
Hadirin Jama’ah yang mulia
Memasuki idul fitri 1 syawal 1442 H ini mari kita mulai
dengan kehidupan fitri, suci bersih dengan melakukan: Pertama :
jadilah diri yang bertaqwa mengharap barokah dari Allah dengan
memaknai firman Allah ‫ ﷻ‬:
َْ‫لا‬ َّ ‫ح َنا َعلَيْه ْم بَ َركٰت ّم َِن‬ْ ‫َول َ ْو ا َ َّن ا َ ْه َل الْ ُق ٰٓرى ا ٰ َم ُن ْوا َو َّات َق ْوا لَ َف َت‬
‫الس َماۤءِ َوا ْر ِض‬ ٍ ِ
َ ْ ُ َ‫ا‬ ٰ ْ َ َ َ َّ َ ٰ
‫ك ْن كذبُ ْوا فاخذن ُه ْم ب ِ َما كن ْوا يَكس ُِب ْون‬ ِ ‫َول‬
Artinya : Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa,
pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami),
maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan.
Jadilah masyarakat yang beriman dan bertaqwa memelihara
diri dari harta yang haram karena dengan memakan harta yang
haram keluarga, anak, cucu akan terkirim kepada neraka.

7
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Kedua, Kendalikan nafsu dari maksiat (Al isti’la’ ‘alal hawa)


Selama Ramadhan kita telah berhasil mengendalikan nafsu
dari maksiat itu menunjukkan bahwa nafsu sebenarnya sangat
lemah bahwa manusia merupakan makhluk yang dikendalikan
melainkan dialah yang mengendalikan nafsunya berbeda
dengan binatang yang memang tidak punya akal manusia
adalah makhluk yang harus mengatur gejolak nafsunya dengan
demikian masyarakat yang hidup di atas bimbingan mnafsunya
adalah adalah masyarakat binatang. Ia makan apa saja tanpa
membedakan mana yang halal dan mana yang haram ia berbuat
apa saja tanpa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
karena itu di tengah masyarakat yang dibimbing nafsunya belaka
mereka menyebar makanan dan minuman haram seperti babi dan
bahkan itu dianggap biasa bukan hanya itu perzinaan dihalalkan
tanpa merasa berdosa sedikitpun inilah masyarakat yang rapuh
Ketiga, Jauhi setan dan pengaruhnya
Karena setan tugasnya menggoda dan menjerumuskan
manusia perlu diingat bahwa:
1. Setan adalah musuh yang nyata Sebab semua setan mengajak
ke neraka sesuai firman Allah ‫ ﷻ‬Al-Qur’an surat Fathir ayat
:6
ُ ُ َّ ُ َّ‫َ خ‬ ُ َ ٰ َّ َّ
‫ا ِن الشيْط َن لك ْم َع ُد ٌّو فاتِذ ْوهُ َع ُد ًّوا ۗ ا ِن َما يَ ْد ُع ْوا ح ِْز َب ٗه ليَِك ْون ْوا م ِْن‬
ْ‫السع ر‬
َّ ‫حب‬ ْ َ‫ا‬
ٰ ‫ص‬
ۗ‫ي‬
ِ ِ ِ
Artinya : Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka
perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya
setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

8
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

2. Syaitan selalu mempengaruhi seseorang supaya keluar dari


jalan yang lurus, dan menuju neraka. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
ْ َ َ َِ‫َ َ َ َ ٓ َ ْ َ ْ َ يِْ اَ َ ْ ُ َ َّ َ ُ ْ ر‬
ۙ‫ك ال ُم ْس َتقِيْ َم‬ ‫قال فبِما اغويتن لقعدن لهم صاط‬
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku,
pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu
yang lurus, (Q.S. Al-A’araf : 16)
َ ْ‫اَ ُ ْ َّ َ م‬
َْ‫جع ن‬ َْ‫لا‬ َ َّ َ‫َ َ َ ّ َ ٓ َ ْ َ ْ َ يِْ اَ ُ َ ّ ن‬
ۙ‫ي‬ ِ ‫ن لزيِن ل ُه ْم ىِف ا ْر ِض وَلغوِ َين ُه ْم ا‬ ‫ب بِما اغويت‬ ِ ‫قال ر‬
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan
(kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku
akan menyesatkan mereka semuanya, (Q.S. Al-Hijr : 39)
3. Setan selalu mengajak kepada permusuhan melalui
minuman keras perjudian pergaulan bebas bahkan setan
selalu berusaha menghalangi agar tidak gemar berzikir tapi
gemar bergunjing mengirim berita hoax
4. Setan selalu menakut-nakuti dengan kemiskinan yang
berlebihan merasa sayang kepada harta sehingga enggan
bersedekah malah mengelak membayar zakat
Keempat, Tinggalkan perkataan dosa dan kemaksiatan
Karena manusia yang jauh dari dosa dosa dan kemaksiatan
adalah manusia yang bersih sebaliknya manusia yang penuh
dengan dosa adalah manusia yang rentan ibarat tubuh penuh
dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan maka ia menjadi
tidak produktif bahkan kepadanya tidak bisa lagi diharapkan
kebaikan

9
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Allahu akbar 3 x
Maasyiral muslimin yang dimuliakan Allah, kita umat
Islam adalah umat terbaik marilah kita berbuat yang terbaik
kita memasuki Idul Fitri dengan penuh syukur dan bertekad
mempertahankan yang terbaik firman Allah ‫ ﷻ‬Al-Qur’an surat Ali
imron ayat 110 :
َ ْ ْ َ َْ ْ َ َْ ْ ُ َّ ُ َْ‫ُ ْ ُ ْ َ ر‬
‫اس تأ ُم ُر ْون بِال َم ْع ُر ْو ِف َوتن َه ْون َع ِن ال ُمنك ِر‬ ِ ‫ت ل َِّلن‬
ْ ‫خر َج‬
ِ ‫كنتم خي ام ٍة ا‬
ُُ ُ َ‫َ ُ ْ ُ ْ َ هّٰ َ َ ْ ٰ َ َ َ ْ ُ ْ ٰ َ اَ َ َ رْ ً َّ ُ ْ ْ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ر‬
‫ب لكن خيا لهم ۗ مِنهم المؤمِنون واكثهم‬ ِ ‫و ْتؤمِنون بِاللِ ۗ ولو امن اهل الكِت‬
َ ُ ٰ
‫الفسِق ْون‬
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.
Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka
adalah orang-orang fasik.
ُ َ ْ َ َ َ َ ُ َُ
‫َول َِسائ ِ ِر‬ ‫َولك ْم‬ ِ‫لي‬
َ‫اهلل‬ ‫أ ْس َتغفِ ُر‬ ‫هذا‬ ‫ق ْو يِل‬ ‫أق ْول‬
َُ ُ َّ ْ ْ َ
‫الرحِيْ ُم‬ َّ ‫اس َتغفِ ُر ْوهُ إِن ُه ه َو الغف ْو ُر‬ ‫ات ف‬ ْ ُ ‫َو‬
ِ ‫المسل َِم‬
َْ‫الم ْسلِم ن‬
‫ي‬ ِ ُ

10
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪Khutbah Kedua :‬‬


‫ب وَهللِ احلَ ْمدُ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ َ لهََ َّ ُ َ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬
‫اهلل أكب اهلل أكب ال إ ِ إِال اهلل واهلل أكب اهلل أ‬
‫ُ َ ْ َ ُ اَ رَ ْ َ لهَ ُ َ َ ْ َ ُ ََّ‬ ‫َ مْ َ ُ َ يّ َ َ ْ ُ ُ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ اَ لهََ لَاّ‬
‫شيك ‪ ،‬وأشهد أن‬ ‫أحد ر ِب وأشكره ‪ ،‬وأْلهُشهد أن ل إ ِ إ ِ اهلل وحده ل ِ‬
‫م َّم ٌد َعبْ ُدهُ َو َر ُسو ُ‬ ‫َ َ َ حَُ‬
‫نبِينا‬
‫َ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ لىَ‬ ‫َّ ُ َّ َ ّ لَىَ َ ّ َ حَُ َّ َ لَىَ‬
‫دلي ْ ِن‬
‫ان إ ِ يَ ْو ِم ا ّ ِ‬ ‫اللهم ص ِل ع نبِي ِنا مم ٍد وع آلهِ ِ ومن تبِعهم بِإِحس ٍ‬
‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ َ لهََ َّ ُ َ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬
‫ب وَهللِ احلَ ْم ُد‬ ‫اهلل أكب اهلل أكب ال إ ِ إِال اهلل واهلل أكب اهلل أ‬
‫َ‬ ‫اَ َ ُ لَاّ َ ْ‬ ‫َُ‬
‫آم ُنوا اتقوا الل َح َّق تقاتِهِ وَل ت ُموت َّن إ ِ َوأن ُت ْم ُم ْسل ُِمون‬
‫َّ ُ ََهّ‬ ‫ِين َ‬ ‫يَا َأ ُّي َها َذّال َ‬
‫ْ‬ ‫ألَ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ نَْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ نَْ‬ ‫ْ‬
‫ات ا ح َياءِ مِن ُه ْم‬ ‫ات َوالمؤ ِمن ِي َوالمؤمِن ِ‬ ‫ألَ َّم اغفِ ْر ل ِل ُمسل ِ ِمي َوالمسل َِم ِ‬ ‫ُ‬
‫الله‬
‫ْ‬
‫ات‬‫َوا م َو ِ‬
‫اَ ِ َ جَ ّ‬ ‫َ ْ َ ُ َُ‬ ‫ات بَيْن َ‬ ‫صل ِْح َذ َ‬ ‫ي قُلُوب َنا‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم َأ ّل ِ ْف َب نَْ‬
‫ن َنا‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬ ‫السَّل‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ِن‬
‫د‬ ‫اه‬‫و‬ ‫ا‪،‬‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬
‫َ َ ّ َْ َْ َ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ َ َ َ ْ‬ ‫َ ُّ ُ َ لىَ‬
‫ات إ ِ انلُّورِ‪ ،‬وجن ِبنا الفواحِش ما ظهر مِنها وما بطن‪ ،‬وبارِك ا‬
‫لنََ‬ ‫مِن الظلم ِ‬
‫َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ّ َّ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َّ َ‬
‫جنا‪ ،‬وذرِيات ِنا‪ ،‬وتب علينا إِنك‬ ‫َ يِف أسماعِنا‪ ،‬وأبصارِنا‪ ،‬وقلوبِنا‪ ،‬وأزوا ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ين لنِ َِعمك ُمثننيَ ب َها َعليْك‪ ،‬قابلِنيَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫اج َعلْ َنا َشاكِر َ‬ ‫ِيم‪َ ،‬و ْ‬ ‫الرح ُ‬ ‫اب َّ‬ ‫ت اتلَّ َّو ُ‬ ‫أن ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ل َها‪َ ،‬وأت ِ ِم ْم َها َعليْ َنا‬
‫‪Ya Allah yang maha pengampun dan pengasih ampunilah kedua‬‬
‫‪Ibu, Bapak kami kasihani keduanya sebagaimana mereka bersusah‬‬
‫‪payah membesarkan dan mengasihi kami ya Allah tempatkan‬‬
‫‪mereka di sisimu pada tempat sebaik-baiknya Semasa hidup‬‬
‫‪maupun telah berpulang ke Rahmatullah‬‬
‫‪Allahumma ya Rabb kegembiraan kami terganggu dengan‬‬
‫‪pandemic covid 19, silaturahmi kami tidak erat dan semarak‬‬

‫‪11‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

karenanya Ya Allah Angkatlah covid dari dunia ini khususnya


dari Indonesia
Ya Robbana kami telah melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan
jadikanlah kami yang kembali kepada Fitrah suci dan beri kami
kekuatan mempertahankan sampai akhir hayat

‫ار‬َّ‫اب انل‬ َ ‫ادلنْ َيا َح َس َن ًة َوف آْالخ َِرة ِ َح َس َن ًة َوق َِنا َع َذ‬
ُّ ‫َر َّب َنا آت َِنا ف‬
ِ ِ‫ي‬ ِ‫ي‬
َ‫َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ لى‬ ْ ‫ع آلهِ ِ َو َص‬ َ‫ُ لَىَ َ ّ َ حَُ َّ َ لَى‬ ّ‫َى‬
‫ان إ ِ يَ ْو ِم‬
ٍ ‫س‬ ‫ح‬ ‫إ‬
ِِ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ِ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫م‬ َ ‫و‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ب‬ ‫ح‬ ‫َو َصل اهلل ع نبِي ِنا مم ٍد و‬
.‫ادليْن‬
ّ

َْ‫ال ْم ُد هلل َر ّب الْ َعالَم ن‬ َ


.‫ي‬ ِ َْ‫َوآخ ُِر َد ْع َوانَا أ ِن ح‬
ِ

12
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪MEMETIK HIKMAH PUASA RAMADHAN‬‬


‫‪DAN ‘IDUL- FITHRI UNTUK MEMPERTEGUH‬‬
‫‪HABLUN MINALLAHI WA HABLUN‬‬
‫‪MINANNAS MENUJU QUWWATUL UMMAH‬‬

‫‪Oleh : DR. KH . A r s o , SH, M.Ag‬‬


‫‪Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Sumatera Utara.‬‬

‫خـــطــبــة اال و ىل‬

‫اهلل ا كــبــر ‪ 9‬اهلل ا كـرب كبــريا و ااحــمــد هلل كــثريا ‪ ,‬و ســبــحــا‬
‫ن اهلل بـكــر ة و ا صــيـال ‪ ,‬ال الــه ا ال اهلل و اهلل ا كــرب ‪ ,‬اهلل ا كــرب‬
‫و هلل ا حلــمــد ‪.‬‬

‫احلــمــد هلل عــا لم الــغــيب والــشــهــا د ة و الــذى ا مــر نــا‬


‫بـاال حتــا د و اال عــتــصــا م حبــبــل اهلل و حــبل مــن الـنــا س‬
‫لــقــوة اال مـــة ‪.‬‬

‫اشــهــد ا ن ال الــه االاهلل و حــد ه صــد ق و عـــدة و نــصــر‬


‫عــبــد ة و ا عـــز جــنــد ة و هــز م اال حــز ا ب و حـــدة ‪ ,‬و‬
‫ا شــهــد ا ن مــحــمــد ا عــبــده و ر ســو لــه الــدا ىع ا ىل‬
‫ســبـبــلـه بـاحلــكـمــة و المــو عظــة احلــســنــة ‪.‬‬

‫‪13‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

‫اللهم صــل و ســلم عــىل ســيــد نـا حمــمــد و عــىل الــه وا‬
. ‫صــحـا بــه و مــن تــبــعــه اىل يــو م الـقــيــا مــة‬

‫ فــيـا مــعــا شــر المــســلــمـني و المــســلمــا‬: ‫ا مــا بــعــد‬


‫ او صــيــكــم و نـفــىس بــتــقــو ى اهلل و‬, ‫ت ر حــمــكـم اهلل‬
‫طــا عــتــه لــعــلــكـم تــر حــمــو ن‬

‫ وهلل احلــمــد‬3 ‫اهلل اكـــــرب‬


Sdr. Sdr……Kaum Muslimin dan Muslimat, Jama’ah sholat ‘Id
rohimakumullah,
Pertama, marilah kita selaku hamba Alloh SWT
mempersembahkan puji syukur kehadlirat Alloh SWT dari lubuk
hati yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, karena kepada
kita masih dikaruniai berbagai nikmat, terutama nikmat kesehatan
dan kesempatan sehingga kita dapat menjumpai Hari Raya Idul
Fithri tahun ini, setelah dengan hidayah, rahmat dan ‘inayah Alloh
kita dapat menunaikan ibadah puasa Ramadhan serta kebajikan
lainnya selam sebulan dalam bulan suci Ramadhan.
Selanjutnya marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah, yakni berusaha melaksanakan
segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang Allah.
Kemudian marilah kita merenungkan diri dari lubuk hati
yang dalam, betapa besar nilai kasih sayang Alloh SWT. kepada
kita yang tak sanggup kita jangkau dengan perhitungan dengan
alat secanggih apapun, jika dibandingkan dengan nasib….
saudara-saudara kita …atau teman karib kita…atau orang tua

14
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

kita…. atau suami atau isteri kita …. Yang pada hari Raya Idul
Fithri tahun yang lalu masih sempat bersama kita . Tetapi pada
hari ini mereka telah tiada…telah kembali menghadap Ilahi
Robbi. terbaring dipusara yang tidak akan kembali lagi…..
Oleh karena itu perlu kita sadari bahwa kita juga harus
siap menanti …. giliran maut yang tak mengenal tertunda bagi
setiap diri….. tua ataupun muda ….. kaya ataupun miskin ……
mempunyai jabatan ataupun tidak mempunyai jabatan ………
kita akan terima ketentuan ajal dari Ilahi ……… Malaikat
pencabut nyawa akan beraksi ……… dan akhirnya kita akan di
kubur tinggal sendiri ………. Yang akan dihadapkan berbagai
pertanyaan malaikat Munkar Nankir yang tidak mengenal
kompromi. Dimana setiap diri tidak ada pembela kecuali dengan
bekal amal sholeh yang dipersiapkannya sendiri sebelum mati.
Sepatutnya kita mengumandangkan takbir serta merealisir
kehidupan bersyukur, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah
SWT dalam surat al-Baqarah diakhir ayat 185 yang berbunyi :
َ ُ ْ َ ُ َّ َ ُ ٰ َ ٰ‫ُ ْ ُ ْ َّ َ ُ َ ُ هّٰ َ لَى‬
‫الل ع َما هدىك ْم َول َعلك ْم تشك ُر ْون‬ ‫………وَلتِ ك ِملوا العِدة وَلتِ ك ّرِبوا‬
Artinya :……..dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan puasa,
dan hendaklah kamu mengagumkan Allah atas petunjukNya
yang diberikan kepadamu, semoga kamu menjadi orang yang
bersyukur. (Al-Qur’an; S. Al-Baqarah ayat 185)
‫ وهلل احلــمــد‬3 ‫اهلل اكـــــرب‬

15
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

MAKNA BERTAKBIR
Saudara saudara …………. Kaum Muslimin, Muslinat,
rohimakumullah …………
Sejak kemarin petang umat Islam mengumandangkan takbir,
tahlil dan tahmid …………. Gema takbir yang kita ucapkan,
bukanlah sekedar ucapan gerak lisan atau lidah, tetapi kalimat
Allohu Akbar yang kita kumandangkan, hendaklah terpancar dari
lubuk hati yang paling dalam sehingga mengukir hati nurani yang
menggerakan tenaga yang dahsyat, itulah ……… iman.
Mungkin pernah kita alami bahwa dengan bertakbir yang
dilakukan secara khusyu’, …. secara spontanitas menerbitkan
linangan dan tetesan air mata …. Gema takbir yang kita
kumandangkan dari hati yang tulus menerbitkan kenangan segala
peristiwa hidup, akan membongkar segala kisah perjalanan
manusia yang berisikan suka dan duka …… akan mengingat lebih
dalam pasang surut hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Umat Islam yang konsekwen dengan keislamanya minimal dalam
sholat fardu yang lima waktu sehari semalam, mengucapkan
Allohu Akbar sebanyak 94 takbir yakni : 5 kali takbiratul ihram
dan 89 kali takbir intiqol ( perpindahan dari rukun ke rukun ). Dan
jika setiap Do’a iftitahnya dimulai dengan Allohu Akbar Kabira
…..dst, maka akan berjumlah 99 kali bertakbir dalam sehari
semalam. Belum lagi jika dilakukan sholat sunnah dan wiridnya
jelas mencapai ratusan kali mengucapkan Allahu Akbar.
Jika ucapan itu dilakukan dengan ikhlas dalam hati sanubari
akan membukakan sikap jiwa tawadhu’, rendah hati akan meyakini
dengan penuh bahwa :

16
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

- Hanya karena kebesaran Allah SWT maka alam semesta ini


tercipta dan terpelihara dengan tertib dan teratur.
- Hanya karena kebesaran Allah SWT maka terjadi perputaran
siang dan malam yang mempunyai manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan mahluk ciptaan Allah
Dari kesadaran yang demikian itulah maka seseorang
yang selalu mengucapkan Allohu Akbar, diharapkan mampu
memelihara sifat terpuji dan menghindarkan diri dari sifat
kesombongan dan takabur, karena dalam jiwa tertanam bahwa
yang maha besar adalah Allah , dunia sekitarnya adalah kecil.
Sehingga apabila dari mesjid ini berkumandang gema adzan
Allahu Akbar ……… Allohu Akbar. Umat Islam akan kontak
bangkit terpanggil untuk berdzikir melakukan sholat. Urusan
jualan, urusan kantor, urusan bisnis dipandang kecil, sedangkan
shalat adalah urusan yang Maha Besar. Tetapi sebaliknya hati yang
belum tumbuh kekuatan takbir, ia tidak menimbulkan rangsangan
kearah mendekat kepada Alloh SWT, ia tidak ambil perduli
tidak terbit hati untuk mengingat Allah SWT dan melaksanakan
perintahNya bahkan cenderung menjauh dengan Alloh SWT.
Maka itulah orang yang takabur dan sombong terhadap Allah
SWT. Hatinya ditutup Allah SWT sebagaimana dinyatakan dalam
firman Allah :
َّ ‫كب َج‬ َ َ ُ ْ َ ُّ‫َ ٰ َ َ ْ َ ُ هّٰ ُ لَىٰ ل‬
‫ار‬
ٍ ‫ب‬ ٍ ِ‫ّر‬ ‫ب مت‬ِ ‫ك قل‬
ِ ‫كذل ِك يطبع الل ع‬..………
artinya : ……..Demikianlah Allah menutup setiap hati orang yang
takabur, lagi merasa perkasa (Al-Qur’an; s. Al-Mu’min ayat 35).
‫ وهلل احلــمــد‬3 ‫اهلل اكـــــرب‬

17
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

HAKIKAT ‘ IDUL FITRI


Saudara Saudara …… kaum Muslimin Muslimat rahimakumullah!
Untuk memetik hikmah Ifdul Fithri, kita perlu mengetahui
hakikat ‘Idul Fithri, mari kita perlu mendalami pengertian Idul
Fitri itu sendiri. Idul fitri adalah dua rangkaian kata yang terdiri
dari kata : idun dan al fitri yang mengandung arti dan makna yang
sangat dalam untuk menggambarkan kehidupan kita pada tanggal
1 syawal ini.
Pertama :’Idul fitri dapat diartikan dengan hari raya
berbuka
Kedua : ‘Idul fitri dapat diartikan dengan kembali kepada
kemurnian ( fitrah )
Saudara -Saudara ……….kaum muslimin jama’ah Idul Fitri yang
berbahagia…
Kalau Idul Fitri ini diartikan dengan hari raya berbuka,
adalah bersumber kepada hadist Rasulloh yang berbunyi :
‫ ا لــفــطــر يــو م يـفــطــر الــناـ س‬: ‫قاــ ل ر ســو ل اللــه صــلـعـم‬
‫رواه الــتــر مــيــذى‬
Artinya: Berkata Rasulluloh SAW dinamakan al-fithru, karena
hari ini hari berbukanya manusia ( yang berpuasa ).
Jadi jelas kepada kita, yang sebenarnya yang ber’idul
fitri pada hari ini ialah siapa yang telah berpuasa sebulan dalam
Ramadhan yang kemarin berakhir. Bagi yang tidak berpuasa,
terutama bagi mereka yang terus menerus tidak berpuasa dengan
tidak ada halangan yang dibenarkan oleh syara’ (hukum).

18
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Berbuka terus-terusan siang malam dalam bulan Ramadhan


tentu pada hakekatnya tidak ber ‘ idul fitri dalam bulan syawal
ini. Kalaulah mereka memaksa untuk turut memeriakan hari
raya ini, hakekatnya adalah telah menipu dirinya, karena kesan
lahiriyahnya, bertentangan dengan kesan dan pengalaman
bathiniyahnya. Mereka sekedar gembira ,……namun kehilangan
makna hakikat kegembiraan yang sebenarnya.
Saudara …… saudara ……. kaum Muslimin.. Muslimat
rahimakumullah.
Selanjutnya kalau kita artikan Idul fitri ini dengan arti
yang kedua, yakni kembali kepada kemurnian atau kesucian
atau keaslian, adalah bersumber kepada kata fitriah yang dapat
diartikan dalam hadist :
‫ ر و ا ه ا لـحــا‬... ‫كــل مــو لــو د يــو لــد عــىل الــفــطــر ة‬
‫كم‬
artinya : Setiap anak lahir / dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah
atau suci … bersih dari dosa.
Jadi jelas kepada kita bahwa siapa yang berpuasa pada bulan
Ramadhan yang baru berakhir kemarin berati ia pada hari ini ( 1
syawal ) pribadinya kembali suci, bersih seperti anak yang baru
lahir, karena telah diampuni dari segala dosanya, sebagaimana
dapat dipahami dari sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
‫شـهــر رمــضـان شــهــر كــتــب اللــه عــلـيــكم صــيــامــه و‬
‫ســنـنــت لــكم قــيــا فــمن صــا مــه وا قــا مــه ا يـمــا نــا وا‬
‫حــتــســا بــا خــر ج مــن ذ نــو بــه كــيــو م و لــد تــه ا مـــه‬

19
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

artinya : Bulan ramadhan adalah bulan yang telah di Fardukan


Alloh bagi kamu mempuasakannya dan aku sunahkan bagi
kamu menegakan malamnya (qiyamu ramadhan). Siapa siapa
mempuasakanya dan menegakkan qiyamu romadhan karena iman
dan ikhlas karena Alloh, maka akan keluar dari segala dosanya
sebagaimana keadaanya pada hari dilahirkan oleh ibunya ……yaitu
‘alal fitrah (dalam keadaan suci …bersih dari segala dosa…)
Dan jika kita hubungkan dengan kewajiban ibadah puasa
yang berkonotasi dengan fitrah maka erat kaitannya dengan
penunaian zakat fitrah yang waktunya dibatasi wajib diserahkan
sebelum shalat Idul Fitri, yang melengkapi dan menyempurnakan
ibadah puasa yang kita lakukan. Sehingga dengan beridul fithri
berarti kita kembali kepada fitrah atau kesucian.
Justru oleh karena itulah maka pada hari ini dan hari
berikutnya dalam bulan Syawall ini kita saling mengucapkan.
‫تــقــبــــل اهلل مــنــا و مــنــكــم‬

‫مــن الــعــا ئــد يــن و الــفــا ئــزيـن‬


Artinya : Semoga Allah menerima amal ibadah (puasa dan
lain-lain) dari yang kami amalkan dan dari anda sekalian……..
Semoga saudara termasuk orang yang kembali kepada kesucian
fitrah dan semoga termasuk kepada orang yang faiz .……….
artinya lulus atau menang ….. menang dari ujian puasa dalam
bulan Ramadhan ….. menang dari perjuangan menundukan hawa
nafsu, melawan bujukan syetan musuh manusia yang pertama dan
utama dalam kehidupan ini.

Saudara - saudara ……… Jama’ah sekalian………


Untuk saling mengucapkan minal’aidin wal fa’izin diantara
kita, hendaklah diiringi dengan ketulusan saling membuka dada

20
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

melapangkan hati …. Membongkar butir butir dendam yang


terpendam …… membasmi sifat sifat angkuh, takabur mengkikis
habis sisa sisa perbuatan iblis dan syetan yang selalu mengajak
berbuat keji dan mungkar…menyulut permusuhan dan bermarah-
marahan………mendorong kesesatan…dan menipu manusia.
Marilah kita rajut tali silatur rahmi, dengan jalan kita saling
kunjung mengunjungi ….. ziarah menziarai diantara satu dengan
yang lainnya, bersaudara yang terikat bagaikan satu tubuh yang
tak dapat dipisah pisahkan atau di pecah pecahkan.
Dalam arti kunjungan dan ziarah ini dimaksudkan untuk
saling bermaf’maafan atas segala tingkah laku, tutur kata dan lain
lain yang mengakibatkan dosa baik yang disengaja maupun tidak
di sadari. Khususnya yang paling utama adalah permintaan maaf
antara anak dengan orang tua …. antara suami dengan istri dan
sebaliknya, antar jiran tetangga, dan sahabat teman sepergaulan,
sepekerjaan dalam kehidupan ber masyarakat.
Sehingga dengan ber’idil fithri , kita benar-benar kembali
kepada fithrah atau suci dari segala dosa’ baik dosa yang
berhubungan dengan Alloh, maupun dosa antar sesama manusia.
Walaupun kondisi sekarang dibatasi dengan kebijakan
Pemerintah sehubungan pandemi covid-19, namun kita dapat
mengambil inisiatif melalui sarana teknik komunikatif yang sudah
canggih dan dengan cara-cara lain sehingga tidak mengurangi
nilai-nilai dan hikmah ber’idul fithri.
‫ وهلل احلــمــد‬3 ‫اهلل اكـــــرب‬

21
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

HIKMAH IBADAH PUASA RAMADHAN KONTEKSNYA


DENGAN ‘ IDUL FITHRI:
Saudara -saudara kaum muslimin dan Muslimat, jamaah sholat ‘
id yang berbahagia
Didalam ibadah puasa itu kita telah dilatih dan ditempa
keseluruhan kedirian kita, jasmani dan rohani kita, cipta… rasa
…. dan karsa kita, akal, hawa nafsu dan hati nurani kita sehingga
kita mendapatkan kembali kesempurnaan nilai nilai kemanusiaan,
sehingga pada akhirnya dapat diperoleh tingkatan, manusia yang
memiliki sifat dan derajat kemulian yang disebut ‘’ muttaqin
“ (orang-orang yang bertaqwa ). Sebagiamana Alloh SWT,
berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 :
ُ َ َّ‫ٰٓ َ ُّ َ ذَّ ْ َ ٰ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ُ ُ ّ َ ُ َ َ ُ َ لَىَ ذ‬
‫ب ع ال ِْي َن م ِْن قبْل ِك ْم‬ ِ ‫الصيام كما كت‬
ِ ‫يايها الِين امنوا كتِب عليكم‬
ُ َّ َ َ
ۙ‫ك ْم َت َّت ُق ْو َن‬ ‫لعل‬
Artinya : Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum
kamu, semoga kamu menjadi orang yang taqwa. (Al-Qur’an; s.
Al-Baqarah ayat 183)
Adapun hikmah yang dapat diperoleh dari ibadah puasa
antara lain:
1. Untuk menanamkan benih “ syafaqah dan rahmah “ dalam
lubuk jiwa kita terhadap para fuqoro (orang-orang fakir)
dan masakin (para orang-orang miskin); kepada orang –
orang yatim dan orang-orang yang melarat hidupnya.
2. Untuk membiasakan diri dan jiwa, mampu memelihara
amanah, kejujuran dan keikhlasan

22
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

3. Untuk menyuburkan kepada kita kekuatan menderita, bila


kita terpaksa menderita dan untuk menguatkan irodah atau
kehendak kita untuk meneguhkan ‘azimah atau keinginan
dan kemauan yang kuat membaja.
4. Untuk menyehatkan badan Jasmani dan rohani.
5. Untuk mengenal kenikmatan .sebagai karunia Alloh SWT
yang patut kita syukuri.
Kelima hal tersebut menunjukan bahwa dengan berpuasa
mampu menguasai dan mengendalikan nafsu, latihan disiplin,
perisai dari godaan hidup, latihan ketabahan dan kesabaran,
menanamkan perasaan kebersamaan, persaudaraan, perasaan
kasih sayang terhadap fakir miskin, menghilangkan kesombongan
dan menjaga kesehatan serta mampu menerapkan pola hidup
sederhana, qona’ah dengan penuh rasa syukur.
Saudara…………..kaum Muslimin rohimakumulloh,
Dengan mengungkap sebahagian dari hikmah–hikmah
puasa seperti diuraikan tersebut diatas, kiranya jelas bahwa dengan
puasa seorang harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan
kepekaan social dan kepeduliannya kepada kaum fakir miskin.
Dengan ibadah puasa harus mampu manjadi alat untuk mengasah
jiwa dan bathin kita agar senantiasa berfikir jernih dan bersikap
arif, tanggap dan peka terhadap masyarakat dan lingkungan sosial.
Juga puasa kita hendaknya mampu menumbuhkan jiwa sabar,
jujur, tawakkal dan ikhlas dalam beramal, mampu meningkatkan
sifat tawadhu’ dalam segala aktivitas hidup kita baik dalam
hablum minalloh ( hubungan dengan Allah ) maupun hablum
minannas( hubungan antar sesama manusia )

23
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Saudara………..kaum Muslimin………………….
Ibadah Puasa dan “idul Fithri adalah merupakan mata rantai
yang tak terpisahkan, maka sholat Idul Fithri yang kita tunaikan
selepas berpuasa sebulan penuh ini adalah sebagai saksi atau bukti
bahwa kita telah melakukan kerja keras untuk mengembalikan
fithrah kita sebagai manusia. Oleh karena itu jika seusai sholat
‘Id, kita syi’arkan dengan istilah lebaran dengan bersilaturrahmi,
bertahniah, dan saling mema’afkan, berarti kita benar-benar
menjadi orang yang berjaya dan meraih kemenangan, kembali
kepada fithrah kemurnian menjadi manusia yang bersih, yaitu bersih
hubungan kita kepada Alloh SWT karena mendapat ampunan Alloh
SWT dari segala dosa-dosa kita melalui ibadah puasa yang kita
lakukan, sholat malam di bulan Ramadhan, ibadah lailatulqadar,
sedekah bulan Ramadhan, beristighfar …. Dan bersih hubungan
kita antar manusia karena kita telah saling ma’af mema’afkan atas
kesalahan kita masing-masing. Maka jelaslah bagi kita bahwa
yang dikehndaki dalam merayakan ‘idul fithri yakni :
Pertama : Pemulihan hubungan jiwa antara diri sebagai
hamba denga kholiq yakni Alloh SWT yang menurut al–Qur’an
disebut “hablun minallah”
Kedua : Perbaikan serta mengharmoniskan hubungan antara
seorang dengan seorang dalam kemasyarakatan pergaulan hidup
sehari-hari, yang menurut al Qur’an disebut “hablun minannas “
Kedua hubungan tersebut perlu dipertahankan dengan sebaik-
baiknya, karena rusaknya kedua hubungan tersebut akan berakibat
kehancuran ummat dan tentu jelas akan mengakibatkan kesengsaraan
dan adzab (siksa) …. dzilllah .kehinaan, sebagaimana dinyatakan
dalam firman Alloh SWT dalam surat Ali Imran ayat 112 :

24
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

ّٰ‫ه‬ َّ‫ُ ُ لا‬ َ ُ َّ ّ‫رُ َ ْ َ ذل‬


ِ َّ‫ت َعليْ ِه ُم ا ِلة ا ْي َن َما ثقِف ْٓوا ا ِ بحَِبْ ٍل ّم َِن اللِ َو َحبْ ٍل ّ ِم َن انل‬
‫اس‬ ‫ضب‬
ِ
Artinya : Ditimpakan kehinaan/ kesengsaraan atas mereka dimana
saja mereka berada, kecuali jika mengadakan hubungan dengan
Allah dan hubungan dengan sasama manusia (Al-Qur’an; s. Ali
Imran ayat 112)
Saudara…saudara, kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah!
Dari perjalanan sejarah ‘Idul Fithri bagi bangsa Indonesia
dan masyarakat kita , bukanlah terbatas sebagai hari raya Agama,
tetapi telah meluas menjadi budaya bangsa dan masyarkat kita,
yaitu sebagai momentum untuk saling ma’af mema’afkan dan
menjalin kekeluargaan baik di lingkungan keluarga terutama
seorang anak kepada orang tua ( Ibu dan Bapak) antara suami
isteri , antara saudara (adik – abang), antara kaum kerabat, jiran
tetangga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Pada hari
kemenangan ini kita seolah-olah mengalami kehidupan baru
….suasana baru yang penuh kebahagiaan, diiringi dengan jiwa
yang bersih, hati yang suci dan semangat yang optimis dalam
mengarungi kehidupan dihari–hari yang akan datang, untuk
mencapai keridhoan Alloh SWT, sebagaimana yang dimotivisior
oleh Allah SWTdalam firman Nya :
ْ ‫ار َغ‬ َ ّ َ ٰ‫َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ۙ َ لى‬
ْ َ‫ك ف‬
‫ب‬ ِ ‫فا ِذا فرغت فانصب وا ِ رب‬
Artinaya : Maka apabila kamu telah selesai mengerjakan sesuatu
tugas, maka bersiaplah untuk mengerjakan tugas lain selanjutnya.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Al-
Qur’an; s. Asy Syarh ayat 7-8)
‫ وهلل احلــمــد‬3 ‫اهلل اكـــــرب‬

25
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

MENYIKAPI KONDISI DEWASA INI KITA PERLU


MEMBANGUN QUWWATUL UMMAH (UMMAT YANG
KUAT) :
Saudara- saudara . kaum muslimin / muslimat rahimakumullah!.
Idul Fitri tahun ini berada dalam menghadapi berbagai
krisis yang merupakan tantangan yang bersifat multi dimensional,
masalah ekonomi, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya……..
tahun ini merupakan kehidupan yang cukup memprihatinkan
… angka pengangguran bertambah…..kemiskinan semangkin
meningkat, krisis ekonomi menjalarr sampai pada krisis moral
dan krisis etika, krisis kemanusian. Jika kita menyimak tulisan
pada mes media maupun siaran melalui TV, betapa praktek-
praktek kebrutalan dan sadisme muncul dalam masyarakt kita.
Kemudian yang lebih memprihatinkan lagi adalah masih
adanya musibah wabah pandemi covid -19 , yang berdampak
munculnya kondisi sosia , ekonomi, budaya dan tatanan kehidupan
Yang semangkin memprihatinakan.
Oleh karena itu kepada kaum Muslimin, perlu kita sadar
untuk mampu menata kehidupan menuju Quwwatul Ummah.
Minimal menuju quwwatul Ummah, antara lain:
1. Quwwatun fil aqidah, berpegang teguh pada aqidah dan
istiqomqh.
2. Quwwatun fil iqtishadiayah, membangun kekuatan
ekonomi,
3. Quwwatun fil iradah , memiliki semangat cita-cita ..ide-ide
yang kreatif.

26
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

4. Quwwatun fil ibadah, meningkatkan kualitas ibadah kita


sebagai membentengi diri dari godaan kehidupan.
5. Quwwatun fil ittihad wal jamaah, membangun kekuatan
persatuan dan kehidupan berjamaah.
Menuju hal yang demikian tidak mudah, akan tetapi
diperlukan langkah-langkah kongkrit dan kerja keras yang
tentu dilandasi dengan niyat yang ikhlas karena Allah, dengan
mengharap ridha Allah.

KESIMPULAN
Saudara – saudara ….. kaum Muslimin / Muslimat yang
berbahagia
Dan uraian khutbah yang saya uraikan tersebut di atas dapat
ditarik kesimpulan :
1. Bahwa dengan hikmah puasa ‘secara keseluruhan
mengantar manusia memiliki kesadaran iman dan
ketaqawaan, serta memiliki ketahanan phisik dan
moral dalam rangka menciptakan suasana kehidupan
yang penuh kedam aian, sabar ulet dan tawakal dan
berdisiplin sebagai sifat sifat yang luhur pada diri
seorang Muttaqin.
2. Dengan ber’idul fithri kita memperkokoh hubungan kita
kepada Alloh SWT (hablun minalloh ) dan mengharmoniskan
hubungan sesama kaum muslimin dengan mempererat
kembali tali silatutrahmi (hablum minannas).
3. Bahwa menyikapi kondisi yang terjadi di tengah-tengah
kehidupan masyarakat yang masih memprihatinkan

27
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

,hendaklah kita selalu tanggap dan mewujudkan kepedulian


sosial, dan tanggung jawab moral dalam menuntut
perubahan perilaku untuk memiliki ketangguhan ahklakul
karimah kearah kehidupan yang lebih baik, meningkatkan
wahdatus shaf, konsisten dalam satu barisan dalam menuju
quwwqtul ummah.

HIMBAUAN
Akhirnya sebagai umat Islam yang baru saja ditempa dalam
bulan suci Ramadhan melalui berbagai kegiatan ibadah, terutama
melalui ibadah puasa, hendaklah bersatu padu dan konsisten
memegang ketaqwaan kepada Allah SWT. Semoga Alloh SWT
memberikan jalan keluar dari berbagai kesulitan.
Kemudian marilah kita hiasi suasana Idul Fitri dan bulan
syawal ini dengan meningkatkan ukhuwah Islamiyah dalam rangka
memperkokoh persatuan dan kesatuan umat islam, memperbanyak
amal shaleh, melaksanakan puasa 6 hari dari bulan syawal yang
sangat bermanfaat dalam melengkapi puasa ramadhan, yang
mempunyai fadlilah (keutamaan) seolah-olah puasa selama 1
tahun atau sepanjang masa. Kemudian hindarkanlah tindakan
perbuatan yang dilarang / diharamakan oleh Allah SWT seperti
memakan makanan haram, meminum minuman haram baik untuk
siapa saja, berjudi dan lain-lain tindakan maksiat, karena hal
tersebut tidak sesui dan pertentangan dengan jiwa dan semangat
“Idul Fithri”.
Kita harus optimis dengan penuh keyakinan, jika kita
beriman dan bertaqwa akan dibukakan pintu keberkahan bagi kita
dalam kehidupan ini melepaskan keterpurukan selama ini.

28
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Resapilah firman Allah SWT dalam surat al –Ar’af ayat 96 :


َْ‫لا‬ َّ ‫ح َنا َعلَيْه ْم بَ َركٰت ّم َِن‬ْ ‫َول َ ْو ا َ َّن ا َ ْه َل الْ ُق ٰٓرى ا ٰ َم ُن ْوا َو َّات َق ْوا لَ َف َت‬
‫الس َماۤءِ َوا ْر ِض‬ ٍ ِ
َ ْ ُ َ‫ا‬ ٰ ْ َ َ َ َّ َ ٰ
‫ك ْن كذبُ ْوا فاخذن ُه ْم ب ِ َما كن ْوا يَكس ُِب ْون‬ ِ ‫َول‬
Artinya : Jikalah sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu,
maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Qur’an;
s. Al-Ar’af ayat 96)
Semoga Allah SWT meridhoi dan menerima amal kita serta
mengampuni segala dosa dosa kita, dan menjadikan kita orang
yang memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Aamiin !!!!!!
……………………………………………………………

……………………………………………………………
Medan, 01 Syawal 1442 H
13 Mei 2021 M
Penyusun,

(Dr. KH. A R S O , SH . M.Ag.)

29
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫‪Perhatian Penting:‬‬
‫‪Penyajian Khutbah ini harus disesuaikan dengan durasi‬‬
‫‪waktu antara 15 menit sampai 20 menit, palinglama 25 menit.‬‬
‫‪Teks ini tidak mesti harus dibaca lengkap, tapi disesuaikan‬‬
‫‪dengan durasi waktu, dan sesuai dengan suasana kondisi‬‬
‫‪jamaah‬‬
‫خـــطــبــة ا لــثــا نــيــة لـــــعـــيـــــد الـــفــطـــر‬

‫اللــه ا كــرب ‪ 7‬اللــه ا كــرب كــبــريا وا لـحــمــد للــه كــثــريا‬


‫وســبــحــا ن ا للــه بـكــر ة وا صــيــاال الا لــه االا للــه واللــه‬
‫اكــرباللــه اكــرب وللــه ا لــحـــــــــمـــــــــد‬

‫الــحــمــد للـــه الــعــليم احلــليم الــغــفــار ‪.‬الـــعـــظــيم‬


‫الــقـــهــار ‪.‬الـــذى ال حتــىف مــعــرفــتــه ىلع مـن نــظـــر ىف‬
‫بـــدائع مــهــلــكــتــه بـعــني اال كــتــبــا ر‪ .‬واشــهــد ا ن ال‬
‫الـــه االا للـــه وحـــده ال شـــريــك لـــه شــهـادة مـن شــهــد بـهـ‬
‫يــفــوز بـها يـغـــو ز بـه ىف دارالـقــرار ‪ .‬واشـــهــدان ســيــدنــا‬
‫حمــمـــداعــبـــده و رســو لــه صـىل اللـــه عـلـيــه و ســلم وعـىل‬
‫الــه وا صــحـابـه الــطـهــرين اال خــــبــا ر‪.‬‬

‫ا مــــا بـعــــد فــيــا عــبــا دا للـــه ا تــقــواا للــــه وا طــيــعــو‬


‫ه لــعــلــكم تــر حــمــو ن‪.‬‬

‫واعــلــمـوا ان اللــه امــركم بــامـــر بــداء فـــيـه بــنــفـــســه‬


‫وثــىن بــمـــال ئـــكــتــــه يـصــلــون عــىل الــنــبــي‪.‬‬

‫‪30‬‬
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫يــا يــهــا الـــذين امــنــوا صـــلــوا عــلـيـــه وســلمـــوا‬


‫تـــســـلــيــمـــا ‪.‬اللــهم صـــل و ســـلم و بــا ر ك عــىل ســيــد‬
‫نــا مــحــمــد كــمــا صـــلـيــت وســـلمـــت وبــاركـت عــىل‬
‫ســيــد نــا ا بـــرا هــيــم و عــىل ا ل ســيــد نـا ا بـــرا‬
‫هــيم ىف ا لــعــــا لــمـــلــمــني انــك حــمــيــد جمــيـــد‪.‬‬
‫اللــهم اغـــفــر للـمــســـلمــني والمــســلمــات والمــؤمــنــني‬
‫والمـؤمــنــات اال حــيــاء مـنهــم و اال مـوات ‪.‬ا للــهــم اد فــع‬
‫عــنــاا لــبــالء والغــالء والــوبــاء واجلـدب وا لــقـحـط و‬
‫الـفــحــشـــا ء و المــنـكر والــسـيــو ف المـخـتــلــفـة‬
‫والــشـــدائــد والمـصـائــب والــدين و ا لــعــرض و المــحــن‬
‫والــفــتــن مــا ظـــهــر مــنــها ومــا بــطــن مــن بـلــد نـا هــذ‬
‫خـا صــة ومــن جــمــيـع بـلـد ان عـا مة انـك عـىل كـل شـيء‬ ‫ا‬
‫قـد يـر يـا نـعــم ا لمــو ىل و يا نــعــم الـنــصــري غــفــرانـك‬
‫ر بـنــا و الــيــك المـــصــري‪ .‬ر بــنــا ا غــفــر لــنــا وال خــوا‬
‫نــنــا ا لــذ ين ســبــقــون با ال يــمــا ن و ال جتــعــل ىف‬
‫للـــذ ين ا مــنــوا ر بــنــا انــك رءف‬ ‫قــلــو بنــا غــال‬
‫رحــيم ‪ .‬ربــنــا ا تــنــا ىف الـــد نــيــا حــســـنــة وىف اال خــر‬
‫ة حــســـنــة و قــنأ عــذا ب الــنــا ر ‪.‬‬

‫عــبــا د اللـــه ! ا ن ا للــه ياء مــر كــم بــا لــعــد ل واال‬


‫ذى ا لـــقــر ىب و يــنــىه عــن ا‬ ‫حـــســـا ن و ايــتـــا ء‬
‫و ا لمـــنــكـر و ا لــبــغــي يــعــظــكم‬ ‫لــفــحــشـــاء‬

‫‪31‬‬
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫لــعــلــكــم تــذ كــرون ‪.‬‬

‫فــا ذ كــرو ا للـــه ا لــعـــظــيم يــذ كــر كــم و ا شــكــرو‬


‫ه عــىل نــعــمــه يـــز د كــم و لـــذ كــر اللــه ا كــبــر‬
‫واللــــــه يــعــلــم مــا تـــصـــنــعـــو ن ‪.‬‬

‫‪32‬‬
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

RAMADHAN DAN ‘IDUL FITHRI ;


MEMBANGUN INSAN BERMARTABAT
Oleh: Dr. H. Asren Nasution, MA
Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Sumatera Utara.

Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah.


Allah Maha besar 3x. Segala puja dan puji hanya milikMu.
Engkaulah penguasa alam semesta, seluruh planet dengan segala
isinya. Engkau ya Tuhan, pemilik segala kerajaan dan kekuasaan.
Engkau berikan kekuasaan itu kepada siapa yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki, Engkau pula yang
menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tanganMu ya
Tuhan segala kekuatan, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allahu Akbar 3x. Engkau ya Tuhan sumber keselamatan
dan dari pada-Mu datangnya keselamatan serta Engkaulah satu-
satunya yang berkuasa untuk menyelamatkan. Maka hidupkanlah
kami wahai Tuhan dalam kesejahteraan dan keselamatan. Maha
banyak anugerah-Mu dan Maha tinggi Engkau wahai Tuhan yang
memiliki segala kemuliaan dan keagungan.
Allahu Akbar 3x, walillaahil hamd.
Sejak terbenam matahari kemaren sore, tanpa henti-henti
kita mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil, sebagai
pertanda kita telah memasuki tanggal 1 Syawal 1442 H. Kalimah
thayyibah, takbir tahmid dan tahlil yang tak henti-henti kita
kumandangkan, kiranya mampu menyinari kalbu kita, sehingga

33
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

bagaimanapun sulitnya persoalan yang kita hadapi hari ini dan


di masa yang akan datang, makna yang terkandung di dalam
kalimah-kalimah tersebut menjadi kekuatan bagi kita, untuk tetap
istiqamah berada di jalan Allah Swt.
Kumandang takbir, tahmid dan tahlil yang bersahut-sahutan,
sekaligus pula merupakan pertanda, bulan Ramadhan yang
menaungi kita dengan berbagai kemuliaan, keagungan, rahmat,
barokah dan ampunan telah berlalu meninggalkan kita. Bagi
orang-orang yang dapat merasakan nikmatnya shaum Ramadhan,
pasti akan merasa berat dan sedih untuk berpisah dengan bulan
penuh rahmat dan maghfirah ini. Seraya melepaskannya dengan
penuh pengharapan, kiranya Allah Swt. berkenan memberi
kesempatan untuk bertemu lagi dengan madrasah ruhani ini pada
tahun-tahun yang akan datang.
Pengharapan bertemu kembali dengan Ramadhan, mungkin
terasa agak mengherankan bagi sebahagian orang, karena
rangkaian ibadah shaum (puasa) adalah ibadah yang kurang
menyenangkan secara fisik dan psikhis bagi kebanyakan manusia.
Hal itu disebabkan, hampir seluruh rangkaian ibadah puasa
sepanjang bulan Ramadhan sangatlah bertolak belakang dengan
kecenderungan nafsu manusia, yang menuntut dapat memenuhi
segala keinginan setiap saat dalam hidupnya, kapan dan dimanapun
dia berada. Sementara sepanjang Ramadhan, kita diperintahkan
agar menahan lapar, haus dahaga di siang hari yang terik, tidak
mengumbar syahwat dan emosi, meninggalkan perbuatan dan
perkataan yang dapat mengakibatkan kerusakan hubungan dengan
sesama manusia dan Rabnya; tidak berdusta, mengumpat, berteriak
marah, apalagi melayani pertengkaran atau perkelahian. Selama

34
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

bulan Ramadhan pula, orang yang berpuasa digembleng untuk


membangun kekuatan mengendalikan dirinya, secara mandiri
mengendalikan nafsu dan emosinya melalui satu sugesti, ”Inni
shaaim” (sesungguhnya aku sedang berpuasa). Selain itu kita juga
dianjurkan untuk mengisi Ramadhan dengan melakukan banyak
amalan-amalan berdimensi sosial. Kita bertadarrus Alquran,
berjamaah tarawih di masjid, berjaga di malam hari dengan qiyamul
lail, berinfak sedekah, menyalurkan zakat fitrah dan sebagian harta
kepada kaum duafa, fuqara wal masakin, semata-mata hanya untuk
mengharapkan ridha Allah Swt.
Mungkin banyak diantara kita yang bertanya-tanya bahkan
tidak menyadari sama sekali, apakah sesungguhnya kehebatan
dan keutamaan yang terkandung di dalam shaum Ramadhan?.
Rasulullah Saw, memberi jawaban terhadap pertanyaan ini
diantaranya melalui satu hadis qudsi; Allah Swt. berfirman;
“orang-orang yang berpuasa akan mendapat imbalan berupa
dua kebahagiaan; yakni saat ia berbuka puasa dan saat bertemu
dengan Tuhannya kelak di hari kemudian”. Kemudian dalam
sebuah hadis yang lain, Rasululah Saw bersabda; ”seseorang yang
menunaikan ibadah puasanya dengan penuh keimanan (iimaanan)
serta dengan baik dan penuh kesungguhan (wahtisaaban), pasti
akan diampuni Allah segala dosanya yang telah lalu”.
Kedua hadis di atas mengungkapkan kepada kita semua, apa
kehebatan dan keutamaan puasa. Hadis pertama, mengutarakan
kehebatan paling utama dari puasa adalah menumbuhkan kekuatan
di dalam diri manusia, untuk menjaga jati dirinya sebagai
makhluk terbaik, yang bermartabat, terhormat dan mulia di dunia
ini melalui ganjaran kebahagiaan sesungguhnya. Hanya dengan
terpeliharanya martabat, kehormatan dan kemuliaan, kita akan

35
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

menemukan kebahagiaan sejati di dunia hingga ke akhirat. Ketika


di dunia, kita akan mendapat kebahagiaan melalui kesadaran untuk
senantiasa bersyukur atas segala nikmat terpenuhinya kebutuhan
fisiologis yang menyehatkan lahir batin melalui aktiftas berpuasa
dan berbuka. Kemudian, saat kelak di akhirat seorang hamba yang
hina dianugerahi pula kebahagiaan tertinggi, saat dipersilakan,
bertemu dengan Tuhannya Allah ‘azza wa jalla. Selanjutnya hadis
kedua menerangkan bahwa dengan melaksanakan puasa sesuai
ketentuan, akan memperoleh ganjaran ampunan Allah Swt. atas
segala dosa yang diperbuat di masa yang lalu, menjadi kembali
suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim bundanya.
Dengan demikian ibadah puasa, sebagai madrasah ruhani,
penempa kekuatan untuk mengendalikan diri, menjadi sangat
penting bagi manusia, karena pada kenyataannya tidak semua
manusia mempunyai kekuatan untuk menjaga martabatnya yang
mulia. Secara jujur, realitanya, kebanyakan dari kita seringkali
kehilangan kesadaran akan tujuan hidup yang sebenarnya dan
bagaimana cara mendapatkannya, sehingga banyak yang tersesat
dalam kebahagiaan semu, dan tersalah jalan antara lain disebabkan
terlalu memperturutkan hawa nafsu dan ketidakmampuan mengawal
emosi sehingga menyulitkan dirinya untuk menjaga performa
fitrah martabat kemanusiaannya. Kemudian kehilangan kesadaran
akan tujuan hidup, pada akhirnya justru menyebabkan kita tidak
bertemu jalan untuk memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya
di dunia dan akhirat. Jika demikian, maka sesungguhnya imbalan
yang dijanjikan Allah Swt. dari penggemblengan dan penempaan
madrasah ruhani ”Ramadhan” merupakan hadiah yang paling
berharga bagi manusia yakni terbangunnya kekuatan pengendalian
diri untuk mendapatkan dan menikmati kebahagiaan yang sejati.

36
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Sungguh menarik jika kita perhatikan ayat-ayat Alquran


yang menjelaskan tentang puasa, antara lain dalam surah Al-
baqarah ayat 183 sampai dengan 187. Secara gamblang Allah Swt.
mengajarkan kepada kita, cara untuk mendapatkan kebahagiaan
sejati itu, yakni haruslah memiliki tiga kekuatan di dalam pribadi
masing-masing, yang dibangun melalui shaum Ramadhan yaitu;
pertama, takwa (la’allakum tattaqun); kedua, syukur (la’allakum
tasykurun) dan ketiga, cerdas (la’allahum yarsyudun). Ditinjau
dari aspek yang manapun, sangat jelas ketiga kekuatan jiwa
tersebut, merupakan instrumen utama bagi manusia siapapun dia,
untuk dapat meraih kebahagiaan sejati di dalam hidupnya.
Manusia yang mampu mewujudkan ketiga kekuatan ini
didalam dirinya melalui gemblengan shaum Ramadhan, dapat
dipastikan ia adalah manusia paripurna yang unggul dan tangguh
menghadapi segala persoalan dalam kehidupannya. Inilah
prototype manusia dengan segala kualitas terbaik yang akan
mengantarkannya menjadi hamba yang cakap dan selalu sukses
melaksanakan tugas pokok kemanusiaannya dengan baik dan
benar serta keberhasilan yang diraihnya pasti memberi manfaat
besar dan menjadi inspirasi, ketauladanan positif mencapai tujuan
hidup manusia, berbahagia di dunia, berbahagia di akhirat dan
terbebas dari derita azab neraka.
Allahu Akbar 3x, walillahil hamd.
Jama’ah Ied, yang dirahmati Allah.
Kekuatan pertama yang akan diperoleh dari shaum
Ramadhan, yaitu takwa (la’allakum tattaquun). Takwa menjadi
hak bagi orang-orang yang berhasil lulus melewati penempaan,
penggemblengan shaum Ramadhan dengan hasil terbaik

37
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

(excellent). Mereka disambut Allah Swt. bagaikan para pahlawan


yang memenangkan medan pertempuran dahsyat (jihadul Akbar),
yakni orang yang sepanjang bulan Ramadhan berhasil membangun
kekuatan mengendalikan diri sendiri, menaklukkan nafsu-nafsu
lawwamah yang dapat merusak martabat kemanusiaannya,
kemudian kemenangan itu akan terus dipertahankan pada bulan-
bulan lainnya sepanjang tahun yang akan datang dalam wujud
keharmonian hidup bersama manusia lain dan alam lingkungan
di manapun ia berada. Merekalah para ”muttaqiin”; orang-orang
yang diwisuda Allah Swt. pada hari raya Iedul Fithri ini, sebagai
hamba yang berhasil memenangkan predikat tertinggi manusia
yaitu takwa. Allah Swt. berfirman dalam surah An-Naba’ ayat
31: ”Sesungguhnya orang-orang bertakwa adalah hamba-hamba
yang mendapat kemenangan”. Dan ini pulalah yang menjadi
alasan utama Allah Swt. menempatkan ketakwaan sebagai puncak
prestasi spiritual tertinggi yang dapat diraih oleh orang-orang
beriman dalam shaum Ramadhannya. Sebagaimana pengakuan
Allah Swt. dalam surah al-Hujurat ayat 13:
ُ ٰ ْ َ ّٰ‫ْ ه‬ ُ ْ َ َّ
‫ا ِن اك َر َمك ْم عِن َد اللِ اتقىك ْم‬
Sesungguhnya orang yang termulia di antara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertaqwa.
Begitu pentingnya pencapaian takwa itu bagi manusia, Allah
Swt. menyebut-nyebut kata takwa di dalam Alquran tidak kurang
sebanyak 242 kali. Dan dalam bentuk harapan (La’allakum tattaquun)
sebanyak 12 kali. Berdasarkan ini, Fazlur Rahman mengungkapkan
bahwa konsep takwa merupakan istilah tunggal terpenting yang
terdapat di dalam Alquran; meskipun kata takwa yang kita kenal
selama ini lebih populer diartikan dalam makna ”takut kepada

38
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Allah Swt. atau kesalehan” belaka. Pengertian ini tidak sepenuhnya


salah, namun hakikat takwa lebih tepat jika dimaknakan dengan
”berjaga-jaga” atau ”melindungi diri dari sesuatu” sebagaimana
pengertian takwa yang dipergunakan dalam surah at-Tiin ayat 27
dan al-Mukmin ayat 45. Dalam pengertian yang lebih mendalam,
mengutip berbagai sumber, Ensiklopedi Islam mengutarakan, takwa
adalah kemampuan menjaga diri dari azab dan penderitaan dengan
senantiasa menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan
yang telah digariskan oleh Allah Swt. Pemahaman ini mengarah
kepada satu makna utama yaitu kemampuan pengendalian manusia
akan dorongan-dorongan emosinya dan penguasaan kecenderungan
negatif hawa nafsu, diekspresikan melalui tindakan-tindakan yang
baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan seluruh alam, demi
memperoleh sebenar-benar kebahagiaan hidup yang menjadi tujuan
akhir seluruh manusia di dunia. Ketakwaan dalam pengertian inilah
yang akan menjadi sumber kekuatan bagi kita untuk menghadapi
apapun bentuk persoalan di dalam hidup ini. Karena takwa pada
tingkatan tertinggi tampil dalam wujud kepribadian manusia yang
secara utuh dan terpadu menyerap semua nilai kemanusiaan yang
positif, menjadi kekuatan tangguh melindungi diri dan lingkungan
disekitarnya dari akibat-akibat perbuatan buruk dan keji yang lebih
banyak berasal dari diri manusia itu sendiri. Maka wajarlah jika
Allah Swt. menasbihkan para ”muttaqiin” sebagai makhlukNya
yang termulia sejagat raya.
Allahu Akbar 3X, walillahil hamd.
Jama’ah Ied yang dirahmati Allah.
Marilah kita perhatikan pengajaran dan tarbiyah Allah Swt.
mengenai kehebatan dan keutamaan takwa. Pertama, takwa

39
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

adalah buah dari iman yang sesungguhnya, iman dan takwa


merupakan dwi tunggal, satu kesatuan yang utuh. Seseorang yang
benar-benar beriman, seharusnya pula benar-benar bertakwa.
Sehingga manusia yang beriman akan memandang berbagai
momentum pengayaan spiritual dalam ibadah shaum Ramadhan
dan berbagai amalan-amalan yang terdapat didalamnya sebagai
satu kenikmatan yang besar, karena akan memberikan hasil
imbal yang sangat berharga yakni kesempurnaan iman dengan
memakaikannya pakaian yang terbaik berupa ketakwaan yang
sebenar-benarnya (haqqa tuqatih). Sebagaimana yang telah
diumpamakan Rasulullah Saw. dalam salah satu hadisnya,
ketakwaan bagaikan pakaian yang memperindah dan memperkuat
iman kita:
‫االيمان عريان وبلاسه اتلقوى‬
”Iman seseorang, sebenarnya masih berada dalam keadaan
telanjang sebelum ia diberi pakaian, dan pakaian iman itu adalah
taqwa”. (al-Hadis).
Ketakwaan yang merupakan pakaian iman itu, tidak dapat
diperoleh dengan cara yang mudah, melainkan harus melewati
perjuangan yang berat dan berlangsung terus menerus, yang
diumpamakan Allah Swt dengan menenun sendiri. Bagaikan
menenun sehelai demi sehelai benang hingga menjadi pakaian yang
pantas dan indah. Benang-benang tersebut adalah kesediaan untuk
belajar dan berlatih diri menjadi seorang yang berdisiplin, militan,
bertanggung jawab, menghargai waktu, memiliki kepekaan dan
kepedulian terhadap sesama, saling membantu, sebagaimana yang
telah kita amalkan selama bulan suci Ramadhan. Itulah makna
hakiki dari shaum Ramadhan, yang semestinya kita lanjutkan

40
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

terus pasca Ramadhan sehingga ibadah yang kita lakukan tidak


hanya bermakna simbolis formalitas semata, akan tetapi benar-
benar memberi sumbangan produktif bagi pematangan jiwa,
kebeningan nurani dan peningkatan kualitas keimanan kita
menjadi yang terbaik.
Jama’ah Iedul Fithri, yang dikasihi Allah Swt.
Kehebatan dan keutamaan takwa yang kedua, adalah
ketakwaan membangun manusia yang tangguh. Allah Swt.
mewanti-wanti hambaNya yang beriman, agar setelah
melaksanakan shaum Ramadhan dan mengenakan pakaian takwa
yang sangat indah, janganlah sampai ia merobek-robek dan
merusakkan lagi ketakwaan itu. Sebagaimana firman Allah Swt:
ً َ َْ ُ َ َ ْ َ َ َ ِْ‫اَ َ ُ ْ ُ ْ اَ َّ ي‬
ۗ‫ت غ ْزل َها م ْ ِۢن َب ْع ِد ق َّو ٍة انكاثا‬ ‫وَل تكونوا كلت نقض‬
”Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan (jahiliyah)
yang mengurai kembali benang yang telah ditenunnya dengan
kuat menjadi bercerai berai kembali”. (Q.S. 16/ an-Nahl : 92)
Dalam konteks ayat di atas, Allah Swt. memberi penekanan
kepada hamba-hambaNya bahwa keberhasilan meraih predikat
takwa, masih mungkin mengalami degradasi sehingga ketakwaan
harus terus menerus diperjuangkan untuk dipertahankan, melalui
berbagai gemblengan-gemblengan, ujian dan cobaan hidup
yang datang menimpa manusia. Hal ini merupakan penegasan
bahwa dengan keimanan bukanlah berarti manusia terbebas dari
musibah, godaan dan cobaan-cobaan hidup. Melainkan dengan
keimanan yang teruji, melalui cobaan, godaan dengan berbagai
macam musibah, penderitaan ataupun kesenangan itulah justru
ketangguhan seseorang akan tumbuh sangat kuat di dalam dirinya,

41
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

dan dengan ketangguhan yang kuat tersebut ia akan memperoleh


kebahagiaan yang sejati sesuai harapan dan cita-cita setiap
manusia. Firman Allah Swt. surah Al-’an kabuut ayat 2 ”apakah
manusia itu mengira Kami membiarkan mereka berkata kami
beriman tanpa melalui ujian?.
Untuk itu, sangatlah penting bagi kita terus menggelorakan
pembinaan spiritual pasca shaum Ramadhan tidak hanya untuk
diri kita sendiri, terlebih-lebih lagi bagi zurriyat kita, generasi
muslim yang akan menjadi penerus perjuangan menegakkan
kebenaran hakiki dalam hidup dan kehidupannya. Kebiasaan-
kebiasaan positif seperti pengendalian emosi-emosi buruk,
shalat berjamaah, tadarrus Alquran, kepedulian sosial dalam
bentuk sedekah, zakat dan infak hendaknya terus menjadi tradisi
keseharian kita. Inilah hasil tempaan shaum Ramadhan dalam
gelarannya sebagai ”madrasah ruhani”, melahirkan perubahan
dan peningkatan yang signifikan ke arah yang lebih baik, di dalam
menjalani kehidupan kita saat ini dan di masa depan. Janganlah
hendaknya kita termasuk kedalam kelompok umat yang disebutkan
Rasulullah Saw.; ”berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi
tidak mendapatkan nilai tambah dalam kehidupannya melainkan
hanya lapar dan dahaga”.
Sufi besar, Hasan al-Basri pernah melukiskan figur
seseorang yang sedang memakai pakaian takwa itu dengan ciri
sebagai berikut:
”Anda akan menemuinya teguh dalam keyakinan, cinta
pada keindahan, kebersihan dan kebenaran. Selalu cermat,
teliti, hati-hati, sederhana dalam kehidupan, terjaga
identitas keyakinannya walau bagaimanapun situasi

42
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

yang dihadapinya. Tinggi dedikasinya, dia tidak berjalan


membawa fitnah, kalau dia beruntung segera bersyukur,
dan kalau rugi dia bersabar serta bertawakkal kepada
Tuhannya”.
Semua ciri ketakwaan di atas merupakan gambaran orang
yang berkepribadian tangguh; mempunyai kekuatan teguh untuk
menghadapi berbagai macam persoalan hidup sesuai dengan
ketentuan Allah Swt. karena kemampuan mengendalikan diri.
Sanggup menghadapi berbagai ujian dan cobaan, apakah musibah
maupun bencana yang berat, mampu mendobrak jalan-jalan buntu
yang menghambat, bisa melihat setitik sinar untuk menerangi
di tengah kegelapan yang gulita, dan senantiasa berhasil
menemukan jalan keluar terbaik bagi diri dan kaumnya dari setiap
persoalan dan situasi yang kritis sekalipun. Itulah yang disebut
dengan ketangguhan prima dari orang-orang yang beriman.
Sebagaimana janji Allah Swt. dalam surah Ath-Thalaaq (65) ayat
2: ”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan jalan keluar”. Dan pada ayat 4, Allah menyatakan
pula ”....... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.
Sangatlah jelas, ketakwaan akan menjadikan seseorang itu
memiliki ketangguhan yang prima, karena Allah Swt. senantiasa
memberikan petunjukNya sehingga orang yang bertakwa dapat
mengambil keputusan dan solusi yang benar dalam setiap
menghadapi persoalan. Allah Swt. menyatakan jaminanNya
dalam surah Al-Anfaal ayat 29: ”Hai orang-orang beriman, jika
kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan
kepadamu al-furqaan (petunjuk) yang dapat membedakan antara
yang hak dan batil; pertolongan yang dapat menghapuskan

43
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

segala kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah


sesungguhnya mempunyai karunia yang besar”.
Demikian pula halnya bagi masyarakat yang beriman dan
bertakwa, Allah swt. menjanjikan imbalan yang sangat besar,
dalam firmaNya surah Al-A’raaf ayat 96: ”jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi
tetapi jika mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka kami
siksa mereka disebabkan oleh perbuatannya”. Selanjutnya dalam
surah al-Hadiid ayat 28, Allah Swt. menjelaskan: ”Hai orang-
orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada
Allah dan berimanlah kepada rasulNya, niscaya Allah akan
memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian. Dan menjadikan
untukmu cahaya, yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan
Dia mengampuni kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.
Kaum muslimin muslimat yang dimuliakan Allah.
Kekuatan kedua dari shaum Ramadhan untuk
mendapatkan kebahagiaan hidup adalah syukur (La’allakum
Tasykurun). Allah Swt. berfirman;
َ ُْ ٰ ُ ْ ّ ٰ ّ َ َ ِ َّ ّ ً ُ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْٓ َّ‫َ ْ ُ َ َ َ َ ذ‬
ۚ ِ ‫ت ِم َن الهدى َوالف ْرق‬
‫ان‬ ٍ ‫شهر رمضان الِي انزل فِيهِ القران هدى ل ِلناس وبيِن‬
َّ َ ْ ّ ٌ َّ َ َ َ ٰ‫َ َ ْ َ َ ْ ُ ُ َّ ِ ْ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ْ اَ َ َ ْ ً َ ْ لَى‬
‫فمن ش ِهد مِنكم الشهر فليصمه ۗ ومن كن م ِريضا او ع سف ٍر فعِدة ِمن ايا ٍم‬
ُ ‫ك‬ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ ُ َْ‫ُ َ َ ُ ْ ُ هّٰ ُ ُ ُ ْ ُ رَْ اَ ُ ْ ُ ُ ُ ْ ُ ر‬
‫بوا‬ ِ‫اخر ۗ يلَىٰ ِريد الل بِكم اليس وَل ي ِريد بِكم العس ۖ وَلتِ ك ِملوا العِدة وَلتِ ّر‬
َ ُ ْ َ ُ َّ َ ُ ٰ َ َ ّٰ‫ه‬
١٨٥ - ‫الل ع َما هدىك ْم َول َعلك ْم تشك ُر ْون‬

44
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

“…………..dan hendaklah kamu cukupkan bilangan puasamu dan


hendaklah kamu bertakbir mengagungkan Allah sesuai petunjuk
Nya yang diberikan kepadamu, dan mudah-mudahan kamu
termasuk orang-orang yang bersyukur (Q.S.2/al-Baqarah:185).
Syukur merupakan sikap terpuji yang tumbuh dari kesadaran
bahwa apa yang dirasakan, apa yang diperoleh, apa yang dinikmati
berupa kesehatan, harta kekayaan, pangkat jabatan, anak dan
keluarga, serta berbagai prestasi lain yang membanggakan
merupakan bukti kasih sayang Allah kepada hambaNya. Dalam
implementasi rasa syukur paling tidak ada tiga hal yang harus
dilakukan;
Pertama, bersyukur dengan hati, yaitu suatu kesadaraan
bahwa nikmat yang diperoleh, apakah berupa kesenangan ataupun
kemalangan merupakan anugerah dan kemurahan Allah Swt. yang
bertujuan demi kebaikan dan keselamatan hambaNya. Syukur
dengan hati mengantarkan manusia untuk menerima apapun
nikmat yang diberikan dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu
dan keberatan betapapun kecilnya nikmat tersebut. Seorang yang
bersyukur dengan hatinya saat ditimpa malapetaka, bencana
atau musibah, ia pun dapat tetap memuji Tuhannya. Kesyukuran
seperti ini membangun karakter seseorang dapat hidup dalam
kondisi apapun, tanpa keluh kesah, sederhana, qanaah dan tidak
menjadikan materi sebagai orientasi kehidupannya.
Kedua, bersyukur dengan lidah, yaitu mengakui dengan
ucapan bahwa sumber nikmat adalah Allah Azza wa Jalla semata.
Ia senantiasa menyebut-nyebut nikmat tersebut, sehingga orang
lain termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Karakter syukur
dengan lidah kita temukan melalui ucapan nabi Sulaiman A.S
ketika mendapat nikmat yang luar biasa dari Allah Swt.;

45
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

ََ َ ُ َ َ َْ َ َ َ ٰ ۠ َ َ ٰ ْ َ ّ ٌ ْ ٗ َ ْ ْ َّ‫َ َ ذ‬
‫ب انا اتِيْك بِهٖ قبْل ان يَّ ْرت َّد ا ِليَْك َط ْرفك ۗ فل َّما‬ِ ‫قال الِي عِنده عِلم مِن الكِت‬
ََ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ِْٓ‫َ ٰ ُ ُ ْ َ ًّ ْ َ ٗ َ َ ٰ َ ْ َ ْ َ ّيِْ يَِ ْ ُ َ ي‬
‫راه مستقِرا عِنده قال هذا مِن فض ِل رب ۗ لبلون ءاشكر ام اكفر ۗ ومن شكر‬
َ ٌّ َ ِْ‫َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ّي‬ ْ ُ ْ َ َّ َ
٤٠ - ‫ن ك ِريْ ٌم‬ ِ‫س ۚهٖ ومن كفر فا ِن رب غ ي‬ ِ ‫فا ِن َما يشك ُر لنَِف‬
“…………….Semua ini adalah anugerah dari Tuhanku, untuk
mengujiku, apakah aku bersyukur atau kufur”(Q.S.27/an-
Naml:40).
Ketiga, bersyukur dengan perbuatan. Bersyukur
melalui perbuatan adalah karakter seseorang untuk senantiasa
bekerja melakukan aktivitas, kreativitas, karya-karya nyata yang
mendatangkan manfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan seluruh alam raya (rahmatan lil ‘Alamiin). Nabi Daud AS.
beserta putranya Sulaiman AS. adalah satu contoh keluarga yang
memperoleh aneka nikmat yang tiada taranya. Kepada mereka
sekeluarga Allah berpesan;
ٰ ّٰ ْ ُ ُ َ َ َْ‫ب َو َت َماثِيْ َل َوج َف اَ لج‬ ََّ‫َ ْ َ ُ ْ َ لهَ ٗ َ َ َ ُ ْ ح‬
َ ْ‫ماري‬
‫ت‬ ِ ‫ان ك و‬
ۗ ٍ ‫اب وقدو ٍر رسِي‬ ٍ ِ ِ ‫يعملون ما يشاۤء مِن‬
ُ ْ ُ َّ َ َ ْ ّ ٌ ْ َ َ ً ْ ُ َ ٗ َ َ ٰ ْٓ ُ َ ْ
١٣ - ‫ا ِعملوا ال داود شكرا ۗوقل ِيل ِمن عِبادِي الشكور‬
“……..Bekerjalah wahai keluarga Daud sebagai tanda syukur,
sungguh sangat sedikit hambaKu yang mau bersyukur”. (Q.S 34/
Saba:13)
Allahu Akbar 3X, walillahil hamd
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah.
Kekuatan yang ketiga yang dapat diperoleh dari shaum
Ramadhan adalah cerdas,(La’allahum Yasyuduun).
Jika kita membaca surah Al-baqarah ayat 186, kita akan
mendapati keterangan Allah Swt. bahwa salah satu buah shaum
Ramadhan adalah terbangunnya kecerdasan:

46
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

‫جيْ ُب ْوا‬ َ ْ َ ْ َ َ‫ادل ِ َ َ ا‬ ُ ْ‫ب ۗ اُجي‬


َّ َ‫ب َد ْع َوة‬ ٌ ْ‫ِن قَري‬
ِْ‫ن فَا ّي‬
ِْ‫ِي َع ّي‬ َ ََ َ َ َ
ْ ‫ك ع َِباد‬
ِ ‫اع ا ِذا دع ِنۙ فليست‬ ِ ِ ‫وا ِذا سال‬
َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ِْ‫ليِْ َ ُيْ ْ ُ ْ بي‬
١٨٦ - ‫ولؤمِنوا لعلهم يرشدون‬
“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepadaKu,
maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan
beriman kepadaKu agar mereka memperoleh kecerdasan”.
(Q.S.2/al-Baqarah :186).
Untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan
tangguh maka kecerdasan merupakan suatu keniscayaan. Namun
bukanlah kecerdasan terbatas pada kecerdasan intelektual belaka,
yang ditumpukan hanya pada kemampuan daya akal, mengukur
benar dan salah, logis dan tidak logis. Tidak pula sebatas kecerdasan
estetika, yang memiliki kemampuan daya rasa membedakan
keindahan dengan kejelekan, yang serasi dan yang tidak serasi.
Tidak juga sebatas kecerdasan moral, yang memiliki kemampuan
membedakan baik dan buruk, jujur dan khianat, santun dan brutal.
Akan tetapi diatas semua itu, kita membutuhkan pribadi yang
memiliki kecerdasan tertinggi yang disebut dengan kecerdasan
religius; yaitu seseorang yang sudah sampai di puncak keimanan
dan ketaatan kepada Allah Swt., sehingga ia sudah merasakan
nikmat berdekatan dengan TuhanNya dan secara merdeka tanpa
sekat-sekat, dinding-dinding atau media lain, ia dapat berdialog
langsung dengan Allah Swt. menyampaikan segala permohonan
(doa), harapan, cita-citanya dan Allah pun mendengar serta
mengabulkannya. Pribadi cerdas seperti ini senantiasa mendapat
bimbingan, petunjuk dan pemeliharaan dari Allah Swt. dalam
segala aktifitas kehidupannya. Sehingga setiap gerak gerik dan

47
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

tindakan yang ia lakukan membawa manfaat dan kemaslahatan


tidak saja bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitarnya tetapi
juga bagi bangsa dan negaranya.
Allahu Akbar 3X, Walillaahil hamd.
Hadirin jamaah Iedul Fitri yang dirahmati Allah.
Hari ini kita berada di hari kemenangan, hari kembalinya
manusia kepada jati diri, “khittah kemanusiaan-nya”. Hendaknya,
hari raya ini tidak saja dimaknai dengan berlebaran semata, tetapi
sangatlah tepat jika kita memahamkannya sebagai “mudik” yakni
kembali kepada asal usul kejadian kita, kembali kepada fitrah kita
sesuai petunjuk Alquran, mengenai tiga makna penting dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai Idul Fitri:
Makna pertama; manusia kembali kepada asal-
usul kejadiannya. Sesungguhnya manusia diciptakan Allah
sebagai makhluk bermartabat mulia dan terhormat, namun
karena kelengahan dan kelalaiannya, manusia bisa degradasi
ke derajat yang paling rendah dan hina (Q.S.95/at-Tiin:4).
Melalui Ramadhan, mudah-mudahan kita dapat kembali mudik
mempertahankan reputasi jati diri kita yang sesungguhnya mulia
dan terhormat.
Makna kedua; Kembalinya manusia kepada maksud dan
tujuan Allah menciptakannya. FirmanNya; “Sesungguhnya
manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi” (Q.S
2/Al-Baqarah:30) dengan tugas pokok memakmurkan bumi dan
alam semesta, (Q.S.11/Hud:61). Kata memakmurkan dalam ayat
ini, merupakan amanah Allah kepada manusia, agar manusia
melakukan perannya untuk mengelola, meramaikan, membangun

48
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

dengan memberdayakan seluruh potensi wilayahnya, guna


kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia. Sebaliknya
Allah sangat mencela manusia yang mufsidiin, yakni orang-
orang yang suka berbuat kerusakan dibumi ini. Orang yang suka
berbuat kerusakan selain ia keluar dari fitrahnya, juga menjadi
sumber ancaman bagi kelangsungan hidup seluruh umat manusia.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka akibat dari perbuatan mereka, mudah-mudahan mereka
kembali ke jalan yang benar” (Q.S.30/Ar-Ruum 41).
Makna ketiga; Kembalinya manusia mengamalkan ajaran
agama secara utuh dan benar. Agama yang benar mengajarkan
umatnya untuk selalu hidup dalam keseimbangan antara duniawi
dan ukhrawi, keseimbangan ibadah ritual dan ibadah sosial.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu membangun
keseimbangan dalam kehidupan. Rasulullah Saw. dalam doanya
selalu bermohon kepada Allah agar diberi keseimbangan hidup,
bahagia didunia dan bahagia diakhirat. (Q.S.2/Al-Baqarah 201),
dalam ayat lain yang Allah Swt. memerintahkan, “…..carilah apa
yang telah dianugerahkan kepadamu, kebahagiaan di akhirat dan
janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu di dunia”(Q.S.28/
Al-Qashash 77)

Allahu Akbar 3X, walillahil hamd


Kaum muslimin, jama’ah Ied, rahimakumullah.
Hari ini kita ber-’iedul fitri, kembalinya kita kepada kesucian
hati, kebeningan jiwa, bertemu kembali dengan hati nurani,
setelah kita ditempa “di kawah candradimuka” Ramadhan. Kita

49
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

kembali (ied, mudik) menemukan jati diri kita, sebagai hamba


Allah yang bermartabat, terbaik dan mulia. Kita kembali ke fithrah
kita, menemukan pola hidup keseimbangan dan menjadi hamba
Allah yang mampu membangun hubungan vertikal kepada Allah
(hablum minalllah dan haronisasi horizontal (hablum minannaas)
dengan sesama manusia. Menjaga kedua hubungan vertikal dan
horizontal akan mengokohkan posisi kita bermartabat di sisi Allah
dan bermartabat di sisi manusia.
Semoga Ramadhan dengan berbagai keagungan, kemuliaan
dan barokah yang terdapat didalamnya dapat menjadi pencerah
bagi kita semua, meningkatkan iman dan takwa kita sehingga
prestasi yang telah diraih di hari Ied ini, dapat terus dipertahankan
dan dilestarikan dalam menjaga, mempertahankan martabat diri
kita masing-masing.

‫با رك اهلل ىل ولكم ىف القران العظيم انه هو السميع العليم‬

Medan, 1 Syawal 1442 H

50
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪KARAKTERISTIK MUTTAQÎN‬‬
‫‪HAMBA ALLAH SEJATI‬‬

‫‪DR. H. Ardiansyah, Lc., MA‬‬


‫‪Wakil Ketua Umum MUI SU‬‬
‫‪Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN SU‬‬
‫ْحن ه‬ ‫ه ه َْ‬ ‫ْ‬
‫ِيم‬
‫الرح ِ‬ ‫بِس ِم اَّلل ِ الر ِ‬
‫َ ُ‬ ‫ه َُ َ َْ ُ َ َ َُْ‬
‫ْحة اَّلل ِ َوبَ َرَكته‬ ‫السالم عليكم ور‬
‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫كَُ‬ ‫كَُ‬‫َ ْ‬
‫َب‪ ،‬اَّلل‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب‪ ،‬اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬
‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬‫َ ْ‬
‫َب‪ ،‬اَّلل‬ ‫َل إِال اَّلل َو اَّلل أ‬ ‫َب ال إ َ‬
‫ِ‬ ‫َب‪ ،‬اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫أ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اْل ْمد‪...‬‬ ‫َب َوَّلل ِ َ‬ ‫كَُ‬ ‫أ‬
‫َ ُ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ه َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ هَْ َ هَ َ َْ ً‬ ‫ه‬
‫ار خِلفة ل َِم ْن أ َراد أن يَذك َر أ ْو أ َراد شك ْو ًرا‪.‬‬ ‫اْل ْم ُد َّللِ اَّلِي جعل الليل وانله‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫َِيدادوا إ ِ ْي َمانا َم َع‬
‫ََْ ُ‬ ‫ْ ََ َ‬ ‫ه َ‬ ‫َو َو هف َق َم ْن َش َ‬
‫تل‬ ‫ت ال ُمتن ِوَع ِ‬ ‫ارت َِها بِالطاَع ِ‬ ‫اء م ِْن ع َِبا ِده ِ ل ِ ِع َم َ‬
‫ه‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ُ َ َ َ ْ‬
‫إ ِ ْي َمان ِ ِه ْم‪َ ،‬وأولئِك َكن َسع ُي ُه ْم َمشك ْو ًرا‪َ .‬وخذل َم ْن أع َرض ع ْن ذِك ِره ِ َوات َب َع‬
‫َ‬ ‫ال اَّلل َُو ْ‬ ‫َ َ ُ َُ َ َ َْ ُ ْ َ ه َ َ َ َ َ ْ َ ًْ ََ ْ َ ُ َ ْ َ ََ ه‬
‫ح َد ُه ال‬ ‫صْيا‪ .‬وأشهد أن ال إَِل إ ِ‬ ‫هواه وأولئِك مأواهم جهنم وساءت م ِ‬
‫ه َُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُلَع ُك َ ْ َ ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ ْ ُ َ َ َ‬
‫َش ٍء قدِي ًرا‪َ .‬وأش َه ُد أن ُم هم ًدا‬ ‫ِ‬ ‫اَّلل‬ ‫ن‬ ‫َشيك َل‪َ ،‬ل الملك وَل اْلمد وَك‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ه َ َ ًْ َ َ ًْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُُْ َ ْ َ َ ُ َْ‬
‫عبده ورسوَل‪ ،‬أرسله بْي يدي الساع ِة بشِ ْيا ونذِيرا‪ .‬وداعِيا إَِل اَّللِ بِإِذن ِهِ‬
‫عه ْم َو َسل ِْم ت َ ْسل ِْيما ً َكث ِ ْ ً‬ ‫َْ‬ ‫آَلِ َوأ َ ْ‬ ‫ََ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ َ ً ُ ًْ َ ه‬
‫ْيا‪.‬‬ ‫حابِهِ َوأت َبا ِِ‬ ‫ص َ‬ ‫اَّلل َعل ْيهِ َولَع ِ‬ ‫صَّل‬ ‫و ِِساجا من ِْيا‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ه ْ‬ ‫َ َ ُ‬ ‫َ َ َُ‬ ‫هُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ح هق تقاتِهِ َوال ت ُم ْوت هن إِال َوأن ُت ْم ُم ْسل ُِم ْون‪.‬‬ ‫أ هما َب ْع ُد‪ :‬ف َياع َِباد اَّللِ‪ ،‬إِتقوا اَّلل‬

‫‪51‬‬
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫هَ َ َْْ ُ ْ َْ ٌ َ َ ه َ ْ َ‬
‫ت ل ِغ ٍد‬ ‫آم ُنوا اتقوا اَّلل وْلنظر نفس ما قدم‬
‫هُ‬ ‫ِين َ‬ ‫اَل‪﴿ :‬يَا َأ ُّي َها هاَّل َ‬ ‫َ َ ُ ََ َ‬
‫قال اَّلل تع‬
‫ه‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ ََ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫اَّلل َخب ٌ‬ ‫اَّلل إ هن ه َ‬ ‫َو هات ُقوا ه َ‬
‫ص ُموا ِِبب ِل اَّللِ‬ ‫ْي ب ِ َما تع َملون﴾ َوقال تعاَل‪َ ﴿ :‬واعت ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْي‬‫اء فَ َأ هل َف َب ْ َ‬ ‫َ‬
‫ك ْم إِذْ ُكنْ ُت ْم أ ْع َد ً‬
‫ْ َ َ ه َ َْ ُ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ ً َ ََ ُ‬
‫ِيعا َوال تف هرقوا َواذك ُروا ن ِعمت اَّللِ علي‬ ‫َج‬
‫َ‬
‫ْ َ ً َُ ُْ ْ ََ َ َ ُ ْ َ َ ه َ َْ َ ُ‬ ‫َ‬
‫ك ْم فَأ ْص َب ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُُ‬
‫انلارِ فأنقذك ْم‬ ‫ح ُت ْم بِن ِْع َمتِهِ إِخوانا وكنتم لَع شفا حفر ٍة مِن‬ ‫قلوب ِ‬
‫َ‬ ‫َ ه ُ َ‬ ‫َْ َ َ َ َُ ُ هُ َ ُ‬
‫اَّلل لك ْم آيَاتِهِ ل َعلك ْم ت ْه َت ُدون﴾‪.‬‬ ‫مِنها كذل ِك يب ِْي‬
‫‪Ma‘âsyiral muslimin walْ muslimat rahimakumullâh.‬‬
‫اْل ْ‬ ‫َب َوَّللِ َ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬
‫‪Di pagi hari yang berbahagia ini, kita berkumpul di tempat‬‬ ‫‪.‬‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫َب‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫َب‬ ‫اَّلل أ‬
‫‪ beribadah‬ه َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫هَ َ َُْ َ‬ ‫ْ‬ ‫‪ ُ َ َ SWT,‬ه ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ َ‬
‫‪ini‬د‬ ‫‪mengesakan‬نظ ْر نف ٌس َما قدمت‬
‫‪ untuk‬ل ِغ ٍ‬ ‫‪Allah‬وا اتقوا اَّلل وْل‬ ‫‪sebagai‬يَا أ ُّي َها اَّلِين آمن‬ ‫‪ bentuk‬ت َعاَل‪﴿ :‬‬ ‫قال َ اَّلل‬
‫‪ُ ْ َ ْ َ kita‬‬ ‫‪َ terhadap‬‬
‫ُ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫‪َ َ ْ َ ْ َ َ yang‬‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫‪ kepada‬ه‬
‫ك همْ‬
‫‪syukur‬‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اع َتوي‬ ‫كم فرق َانا ْ‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫‪keberkahan‬‬ ‫ُ‬
‫آم َنوا َ إِن ٌ تتَقواَ ْ َاَّلل ََيع َلَ ل َ‬ ‫‪Ia‬‬ ‫‪anugerahkan‬‬
‫ِين ه‬ ‫َ﴿يَ ه ُاأ ُّي َها ه َاَّل ه‬
‫َ‬
‫اَّللِ‬ ‫وافر ِِببعن‬
‫‪ِ Setelah‬ل‪kita.‬‬
‫كِ‬‫ص ُم‬‫‪ِ sebulan‬‬ ‫اَل‪﴿ :‬و‬ ‫‪kita‬‬ ‫‪ berpuasa‬ت َع‬
‫‪dan‬ون﴾ وقال‬ ‫‪melaksanakan‬تعمل‬ ‫ن اَّلل خبِْي بِما‬ ‫‪lain‬وا اَّلل إ ِ‬
‫‪ibadah‬‬ ‫واتق‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ْي‬
‫ه‬
‫‪shalat‬أل َف َب ْ َ‬
‫‪seperti‬‬ ‫‪َ ً َ ْ Tarawih,‬‬
‫ف‬ ‫اء‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫أ‬ ‫م‬
‫ُ‬
‫‪ Membaca‬إذْ كنْ ُت ْ‬ ‫كْ‬
‫م‬ ‫ي‬
‫َ‬
‫‪ al-Qur’ân,‬ه َ ْ ُ‬
‫ل‬ ‫ع‬ ‫ِ‬ ‫اَّلل‬ ‫ت‬ ‫ككم ُر﴾وا ن ِْع َم َ‬ ‫ُ‬ ‫‪dan‬‬
‫اذ‬‫و‬
‫ْ‬
‫‪Mengeluarkan‬ر ل َ ْ‬
‫وا‬ ‫ِكالم َتو َفي هرغقُفِ‬‫َ‬ ‫َ‬
‫و‬‫ِيعاات َ‬‫َجيِئ ً‬ ‫ََس‬
‫‪Zakat, Infaq‬‬ ‫ِ‬
‫‪serta Sedekah. Dengan satu harapan kiranya‬‬
‫‪ َ َ ْ ُ dosa-dosa‬ه َ َ ْ‬
‫‪ُ َ َ mengampunkan‬‬ ‫‪َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ kita‬‬ ‫‪َ َ ْ ُ Allah‬‬ ‫ُ‬
‫كمْ‬
‫لَعْ شف ُا ْحف ْر َ ٍة ْمِن ْانل َارِْ َفأنقَ َذ ْ َ ْ‬
‫‪SWT‬‬
‫ُ‬
‫َ‬ ‫‪ً َ ْ yangَ ْ telah‬‬ ‫ْ‬
‫‪ Semoga‬فأ َصب َ ُحتم هب ِ ُن ِعمت ِ ههِ َ إ ِ َخو ُانا وك َن ُتم‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫‪lalu.‬‬ ‫ْ‬ ‫كم ه‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ِ‬ ‫وب‬‫قُل َ َ‬
‫ل‬ ‫‪amal‬تِهِ ويْع‬ ‫‪ibadah‬مِن رْح‬ ‫ْي‬
‫‪tersebut‬م كِفل ِ‬ ‫‪ِ ِ kita‬‬
‫‪dengan‬‬ ‫وَل َي ْؤ َت ُِك َ‬ ‫كْ‬
‫‪meraih‬وا اَّلل وآمِنوا برس‬
‫‪ ِ َ َ mampu‬ه ُ‬ ‫ك ْم َآيَ‬
‫‪َAllah‬ا َاَّلِين آمنوا اتق‬
‫‪ ُ َ ridha‬ه ُ َ ُ‬ ‫َمِنْ َها كذل َِك يُ‬
‫﴿ياأيه‬
‫‪.‬‬ ‫ون‬ ‫د‬ ‫ت‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫م‬
‫‪ُ ُ َ ْ ُ kita‬‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ل‬ ‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬
‫‪ْ ke dalam‬‬ ‫اَّلل‬ ‫ْي‬
‫‪َ ِ ُ surga‬‬ ‫ب‬ ‫‪َ ً ُberkat‬‬ ‫ُ‬
‫اَّلل غف ْو ٌر َرحِيْ ٌم﴾‬ ‫ورا ت ْمشون بِهِ َويَغفِ ْر لكم و‬ ‫لك ْم ن‬
‫‪SWT dan kelak di akhirat‬‬ ‫﴾‬ ‫‪memasukkan‬‬
‫‪rahmat-Nya. Amîn yâ rabbal ‘âlamîn.‬‬
‫َب َوَّللِ ْْ َ‬ ‫ََ ْ‬ ‫ََ ْ‬ ‫ََ ْ‬
‫اْل ْْمد‪.‬‬ ‫َب َوَّللِ َ‬
‫كَُ‬
‫كَُ‬‫ْ‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫كَُ‬
‫َب‬
‫كَُ‬‫ْ‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫َب‬ ‫كَُ‬
‫كَُ‬‫اَّلل أ ْ‬
‫اْلمد‪.‬‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬
‫كمْ‬‫‪ُ ْ َ Saudara-saudaraku‬‬
‫ْ‬ ‫‪َ ُ َ ْ ً َ ْ ُ ْ ْ ُ yang‬‬ ‫‪َ ْ َ ْ diberkahi‬‬
‫هَ َ‬ ‫‪ dan‬ه ُ‬
‫‪َ ْ ْ dikasihi‬‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫‪Allah...‬‬
‫‪ِhari‬ف َر عن ُ‬ ‫‪َ Fitri‬ق ُانا و َيك‬
‫كم َ فر‬ ‫ْنيْلل َ‬ ‫ْ‬
‫‪َ seluruh‬تتقوا اَّلل‬
‫‪َ ُ Islam‬يع هلْ‬ ‫‪ُ penjuru‬آمنوا َإِن‬‫ْ‬
‫اَّلِين َ‬ ‫‪dunia‬ىا ِ َ‬
‫﴿ هي ْاأ َيه‬
‫‪ْ Di‬ست ِ ْع َداد‬
‫اإل‬
‫ِ‬ ‫‪ini,‬والق َناعة بِال‬
‫‪Idul‬قل ِيْ ِل و‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪Umat‬‬‫اْلل ِْي‪ِ di‬ل َوال َع َمل بِاْل‬ ‫اْل ْ ْوف َمِن‬ ‫ِه‬ ‫اْلقو‬
‫‪ُ ْ nikmat‬‬ ‫‪ُ yang‬‬
‫‪ْ segala‬م﴾‪mengucapkan syukur ke hadirat Allah atas‬‬ ‫سيِْئَات هِك ْم ويغفِر لك‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫‪telah diberikan-Nya. Khususnya nikmat bulan Ramadhan,‬‬ ‫‪bulan‬الرحِي ِل‪.‬‬ ‫ِِلو ِم‬
‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ه ُ ه َ َ ُ َ ُ ُ ْ ُ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ‬
‫‪yang khusus diciptakan untuk mendidik umat Islam agar mencapai‬‬
‫ْ َعل‬
‫‪kedudukan‬‬ ‫ِن رْحتِهِ وي‬ ‫ْي م‬
‫‪yang‬‬ ‫‪tertinggi‬ل ِ‬
‫‪dan‬يؤت ِكم كِف‬ ‫وَلِ‬‫‪mulia‬رس ِ‬
‫‪ yaitu‬وآمِنوا ب ِ‬
‫‪menjadi‬قوا اَّلل‬
‫اَّلِين آمنوا ات‬ ‫﴿ياأيها‬
‫‪manusia‬‬
‫َ ُ ْ ُ ً َْ ُ َ ََْ ْ َ ُ ْ َ ُ َُ‬
‫اَّلل غف ْو ٌر َرحِيْ ٌم﴾‬ ‫لكم نورا تمشون بِهِ ويغفِر لكم و‬
‫‪52‬‬

‫َب َوَّللِ ْ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫اْل ْمد‪.‬‬ ‫كَُ‬ ‫كَُ‬
‫َب اَّلل أ‬ ‫كَُ‬
‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

َ ْ َ ‫هَ َ َْْ ُ ْ َْ ٌ َ َ ه‬ ُ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ه‬ َ َ ُ َ َ
‫د‬ٍ ‫ِغ‬
bertakwa. ‫ل‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ظ‬
Sesungguhnya ketakwaan‫ن‬ ‫ْل‬ ‫و‬ ‫اَّلل‬ ‫وا‬ ‫ق‬ ‫ آمنوا ات‬memberikan
‫ ﴿يا أيها اَّلِين‬:kemampuan ‫اَّلل ت َعاَل‬ ‫قال‬
‫ه‬ ْ َ َ membedakan
َ َ َ ُ َ antara ٌ ‫اَّلل َخب‬ ‫ ه َ ه ه‬dan ُ‫ه‬
ْ َ seseorang
ِ‫ص ُموا ِِبب ِل اَّلل‬ ‫ ﴿ َواع َت‬:‫ْي ب ِ َما ت ْع َملون﴾ َوقال ت َعاَل‬ َ kebenaran
‫َواتقوا اَّلل إِن‬
kepada untuk
kebatilan.
ِ
Ketakwaan membuat seseorang ِ
memiliki sinar dalam
َ‫ فَ َأ هل َف َب ْْي‬sehingga
hatinya,
َ
ً‫ ُكنْ ُت ْم أ ْع َداء‬kehidupannya
ْ ْ ُ َْ َ ‫ْ َ َ ه‬
‫اَّللِ عليكم إِذ‬senantiasa
ُ ْ َ ُ‫َ ً ََ ََه‬
‫ك ُروا ن ِعمت‬berbuah
‫ تفرقوا واذ‬kebaikan ‫َجِيعا وال‬
bagi َ
ُ َ َْ َ ‫ْ َ ً َ ُْ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ه‬
dirinya dan orang lain. َ Ketakwaanُ juga membuat َ
ْ ‫ فَأ ْص َب‬seorang
ُ ُُ
ْ‫ك‬
‫م‬hamba ‫ِن انلارِ ف‬dan
‫أنقذ‬berani ‫فر ٍة م‬tegar
‫شفا ح‬mengarungi ‫ ُت ْم بِن ِْع َمتِهِ إِخ‬ini
‫وانا وكنتم لَع‬kehidupan ‫ح‬ ْ‫ك‬
‫م‬
serta tidakِ ‫قل‬
‫وب‬
َ ‫ه‬ َ
َ ْ ُ mempersatuakan ُ َ ُ ‫ ُ ه‬Umat َ َ ََْ
merasa takut. Ketakwaan
.﴾‫ت ْه َت ُدون‬juga ‫اَّلل لك ْم آيَاتِهِ ل َعلكم‬ ‫كذل ِك يُبَ ِْي‬Islam‫مِنها‬
dalam Ukhuwah persaudaraan seakidah. Oleh sebab itu, orang
yang bertakwa senantiasa dianugerahi Allah َ kemampuan
َ untuk
َ
ْ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ
melihat dan memilih yang.‫مد‬benar
‫َّللِ اْل‬dan
‫كَب و‬ ‫اَّلل أكَب اَّلل أ‬kebatilan,
meninggalkan ‫اَّلل أكَب‬
Allah SWT berfirman:
ُ َْ َ ً َ ُ ُ َ ْ َْ َ‫ه‬
‫اَّلل َي َعل لك ْم ف ْرقانا َويُك ِف ْر عنك ْم‬
ُ َ ْ
‫آم ُنوا إِن ت هتقوا‬ َ ‫﴿يَ َاأ ُّي َها هاَّل‬
َ ‫ِين‬
ُ َ ْ ُ
﴾‫َسيِئَات ِك ْم َويَغفِ ْر لك ْم‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu
َ
ْ ْ َ َ َ ْ kepada
‫ْ َعل‬ ‫ْي م ِْن َرْحتِهِ وي‬
bertakwa ْ َ Allah,
ْ ُ niscayaْ
‫وَلِ يُؤت ِك ْم كِفل‬ ِ ‫اَّلل َوآم ُِنوا ب ِ َر ُس‬
Dia akan ُ‫ه‬
َ ‫وا ه‬memberikan
‫آم ُنوا اتق‬ َ ‫ هاَّل‬furqân
َ ‫ِين‬ ‫﴿يَاأ ُّي َها‬
ِ
(kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu
ُ َ ُ َ ْ ُ dan َ ْ َ َ ُ َْ ً ُ ْ ُ َ
dan menghapus segala ﴾‫ َرحِيْ ٌم‬kesalahanmu
‫اَّلل غف ْو ٌر‬ ‫يَغفِ ْر لكم و‬mengampuni
‫(ورا تمشون بِهِ و‬dosa-‫ل كم ن‬
dosa)mu.” (QS. al-Anfâl [8]: 29)
Kemampuan untuk membedakan َ ْ ِ‫َب َوَّلل‬
ْ ‫اْل‬ َُ‫ك‬ ْ َ yangُ َ ْ hak َ dan َُ‫ك‬ َ
ْ batil
merupakan anugerah dari Allah SWT. tidak semua orang . ‫د‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫َب‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫اَّلل‬ ‫َب‬ ‫اَّلل أ‬
memiliki kemampuan itu, sekalipun ia cerdas dalam bidang
ُ
‫ ْست ِ ْع َداد‬lain.
yang ‫اإل‬‫و‬
َ ْ ُ َ menyandarkan
َ ‫ل‬Iaْ‫قل ِي‬hanya
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ة‬‫اع‬‫ن‬َ ‫اْل ْْنيْل َوالْ َق‬
‫ع َم ُل ب ه‬dirinya َ ْkepada
َ ْ‫اْلل ِْيل َوال‬ ‫ِن‬ ‫و‬ َ ْ ‫ِه‬
َ ‫ ُف م‬kebenaran
ْ ‫اْل‬ َ ِ ‫ْق َوى‬itu ‫ه‬
‫اْل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
dan meninggalkan kebatilan. Oleh karena itu, dalam kehidupan
ini kita menemukan manusia yang cerdas intelektualitasnya, .‫الرح ِْي ِل‬
‫ِِلَ ْو ِم ه‬
namun kering spritualitasnya. Itulah meraka yang lebih mencintai
orang-orang yang durhaka dan kufur kepada Allah SWT. Maka

53
ُ َ َََْ ‫ْ َ ً َُ ُْ ْ ََ َ َ ُ ْ َ َ ه‬ َ ‫ح ُت ْم ب َن ِْع‬ ْ ‫ك ْم فَأَ ْص َب‬ ُ ُُ
‫انل َارِ َفأهن َق ْذك َ ْم‬ ‫ح ُفرْ ٍة َمِْن‬ ْ ْ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ش‬ ‫ه‬ ‫لَع‬
َ ‫آم ُنوا اتقوا‬ ‫م‬
ُ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ان‬
َ ‫ِين‬‫و‬ ‫خ‬ ِ ‫إ‬ ِ ‫ه‬
‫ه‬ ِ ‫ت‬ ‫م‬ ِ َ َ ُ ‫ققَلال‬ ِ ‫وب‬
َ
‫اَّلل ُ َو َْلَنظر نف ٌس ما قدمت ل ِغ ٍد‬ َ ‫ ﴿يَا أ ُّي َها اَّل‬:‫اَّلل ت َعاَل‬
َ ‫ك ْم َت ْه‬ ُ ‫َْ َ َ َ َُ ُ هُ َ ُ ْ َ ََه‬
‫ه‬ َْ ْ
َ ‫﴿ َواع‬Khutbah . ﴾ َ ‫ون‬ َ
َ ‫ ت‬Idul‫د‬ ‫ت‬ َ َ ‫كم َآيا َت ِ ْهِ َل ُعل‬
َ 1442 ٌ ‫م َِن هه ُا كذل ه َِك ي هب ِْي ه َاَّلل َل‬
ِ‫ص ُموا ِِبب ِل اَّلل‬ ِ ‫ت‬ :‫اَل‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ق‬ َ
‫و‬
Fitri ﴾ ‫ون‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬H ‫ت‬ /‫ا‬ ‫م‬ 2021 ‫ب‬
ِ ِM ‫ْي‬ ‫ب‬ ‫واتقوا اَّلل إِن اَّلل خ‬
َ ْ ‫اء فَأ هل َف َب‬ َ َ ُ ْ ْ َ َ َ ْ ‫َ َ ً ْ َ ََ ُ َ َ ه ُ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ُ َ ْ ْ َ َ ُ َ َ ه‬
ً ‫ك ْم إِذْ ُكنْ ُت ْم أ ْع َد‬
‫ْي‬ .‫اَّللِاْلعلميد‬ ِ‫كمَبتوَّلل‬ ‫اَّللواأ ن ِع‬ ‫اَّللرقأواكوَباذكر‬ ‫ال تف‬ ‫ِيعاكو‬
‫َب‬memilih ‫اَّلل أ‬‫َج‬
daripada
َ
ُ َ ْ َ ‫ ه‬yang َ itu, umat Islam wajib
ْ َ َ َ ْ ُْ َ ً َ ْ َ bersatu
ُ mendukung dan َ
ْ ‫ك ْم فَأ‬ ُ SWT. ُُ
‫ح ُت ْم بِن ِْع‬ ْ ‫ص َب‬
‫ ْم‬saudaranya
‫انلارِ فأنقذك‬ ‫لَع شفا ُحف‬yang
‫ َر ٍة م َِن‬seakidah ‫وكنتم‬beriamn ‫ َمتِهِ إِخوانا‬kepada Allah ‫وب‬ ‫قل‬
ْ‫م‬Semogaُ ْ َ ْ madrasah َ ُ َ ً َ Ramadhân ْ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ yang َ َُ ‫ َ َ ه‬lalu
ْ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ َ ْ َ ُ َ َ ‫َ َ ُِّ َ َ َ ه‬
‫اَّلل َعل َي‬ ُ ُ ‫وا‬ ‫ِين َ ُآمن ه‬ َ ْ
ِ‫قآيَوااتِه‬Allah ‫﴿ميِن َهاأايهاكذلاَّلِك يُب ِْي‬
telah mengasah ketajaman
‫رقانا ويك ِفر عنك‬.‫ون﴾ف‬
spritualitas kita. Bahkan
‫كم‬ ‫كع ْملتهلت‬
‫د‬dalam ayat‫ ل‬lain ‫اَّلل إ ِلنكت ْتم‬ menganugerahkan
ُ َ ْ ََْ ْ ُ َ َ
rahmat dan cahaya bagi hati-hati hamba-Nya ﴾‫ك ْم‬ yang ‫فِر ل‬bertakwa ‫ئات ِكم ويغ‬dan ِ ‫سي‬
ْ ْ َ ْ َ ْ َ
mengampunkan dosa-dosanya.
.‫اْل ْمد‬ َ Sebagaimana ِ‫َب َوَّلل‬ ُ َ ‫اَّلل أك‬firman-Nya: ُ َ ‫َب اَّلل أك‬
‫َب‬ ُ َ ‫اَّلل أك‬
ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ ُ ْ ُ ُ َ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ه ُ ه‬
‫ْ َعل‬ ‫ْي مِن رْحتِهِ وي‬ ِ ‫وَلِ يؤت ِكم كِفل‬ ِ ‫﴿ياأيها اَّلِين آمنوا اتقوا اَّلل وآمِنوا بِرس‬
ُ ْ َ َ ً َ ُ ُ َ ٌ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ ‫َ َ ُ َ ُّْ َ ُ ً ه َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ْ ْ َ ْ ه ُ َ ُ ْ ه‬
َ ْ
‫حمِيْ ٌمف ْر﴾قانا َويُك ِف ْر عنك ْم‬ ْ‫ك‬
‫َيعغلفولر ر‬ ‫ونن ب ِواهِ إ ِوينغفِترتقلواكماَّللواَّلل‬ ‫كاأيمهناورااَّلتمِينش آم‬ ‫ل﴿ي‬
ْ‫ك‬ ُ َ ْ ََْ ْ ُ َ َ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!
َ ﴾ ‫م‬ ‫غ َ ِفر ل‬Bertakwalah
‫سيِئ َات ِكم وي‬
ْ ْ ْ ْ
kepada Allah dan berimanlah .‫اْل ْمد‬ َ kepada ِ‫َب َوَّلل‬ َُ‫ك‬ Rasul-Nya ‫َب اَّلل أ‬ ُ َ ‫(ك‬Muhammad), ‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬ ‫اَّلل أ‬
ْ َ ْ َ َ َ Allah
niscaya َ
ْ َ ْ ْ ْ ْ ُ ُْ ُ َ ُ َ َ‫َ َُ هُ ه‬
memberikan rahmat-Nya kepadamu dua ‫ه‬ bagian, َ ُّ َ َ
‫ل‬dan ‫يْع‬menjadikan
‫ْي مِن رْحتِهِ و‬ ‫ِكم كِفل‬untukmu
ِ cahaya ‫وَلِ يؤت‬ ِ ‫ بِرس‬yang ‫وآمِنوا‬dengan ‫اتقوا اَّلل‬cahaya ‫اَّلِين آمنوا‬ itu‫ها‬kamu ‫﴿ياأي‬
ُ dapat َ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ ‫َ ه ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َْ ْ َ َ ُْ َ ْ َ ُ ُ ه‬
‫اإلستِعداد‬ ‫بِالقل ِي ِل و‬serta
ِ berjalan ‫حقِين ٌماع﴾ة‬Dia ‫يو ِل ٌر و َرال‬mengampuni
‫اَّللاْلغْنِف‬ ِ ‫كعمم َول ب‬ ‫ْر ِلل وال‬kamu. ‫اْلغلفِِي‬ ‫مبِهِِن َوي‬Dan ‫ون‬ ‫شف‬ ‫اْلو‬
‫ِه تم‬
Allah ‫ورا‬ ً ِ ‫ىن‬ ‫كوم‬
Maha ‫لاْلق‬
Pengampun, Maha Penyayang” (QS. al-Hadîd [57]: 28) ْ ‫َ ْ ه‬
.‫ِِلو ِم الرحِي ِل‬
ْ ْ َ ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬ َ ِ‫َب َوَّلل‬ َُ‫ك‬ ‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬ ‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬ ‫اَّلل أ‬
Hadirin dan hadirat yang berbahagia.
ُ َ ‫اع ُة بالْ َقل ِيْل‬ َ ‫اْل ْْنيْل َوالْ َق‬ ُ َ َ ْ َ ْ َْ َ ُ ْ َْ َ ْ‫ه‬
‫اإل ْست ِ ْع َداد‬ َ merupakan ‫ ه‬buah
ِ ِ‫و‬
Ketakwaan ِ ‫ن‬ ِ ِ ِ ‫العم‬dari
‫ب‬ ‫ل‬ ‫ِي ِل و‬ibadah
‫ مِن اْلل‬puasa
‫ِه اْلوف‬yangِ ‫ َوى‬kita
‫اْلق‬
laksanakan pada bulan Ramadhan yang lalu. Madrasah Ramadhan
mengembalikan hamba-hamba Allah kepada kesucian .‫ح ِْي ِل‬dirinya.
‫ِِلَ ْو ِم ه‬
‫الر‬
Untuk mengukur kadar ketakwaan pada diri kita, maka kita perlu
untuk mengetahui karakter dari sosok kaum bertakwa. Selanjutnya
kita melihat ke dalam diri, apakah karakter itu ada pada diri kita.
Karakter kaum yang bertakwa (muttaqîn) adalah sebagaimana
yang dijelaskan oleh sayyidinâ ‘Ali bin Abi Thâlib ra, menantu
sekaligus sepupu baginda Nabi saw. Sayyidinâ ‘Ali berkata:

54
َُ ُ َ ْ ُ َ ْ ََْ َ ُ َْ ً ُ ْ ُ َ
﴾‫اَّلل غف ْو ٌر َرحِيْ ٌم‬‫لكم نورا تمشون بِهِ ويغفِر لكم و‬

ْ ْ َ ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬
َ ِ‫َّلل‬
Majelis Ulama Indonesia َُ‫ك‬
‫َب َو‬
Provinsi ُ َUtara
‫َب اَّلل أ‬
Sumatera ُ َ ‫أك‬
‫َب اَّلل أك‬ ‫اَّلل‬

ُ
‫اإل ْست ِ ْع َداد‬‫و‬َ ‫اع ُة بالْ َقل ِيْل‬
َ ‫اْل ْْنيْل َوالْ َق َن‬
‫اْلل ِْيل َوالْ َع َم ُل ب ه‬ َ ْ ‫ِه‬
َ ْ ‫اْل ْو ُف م َِن‬ َ ِ ‫اْل ْق َوى‬
‫ه‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
.‫الرح ِْي ِل‬
‫ِِلَ ْو ِم ه‬
“Takwa adalah Takut kepada Allah, Beramal sesuai al-Qur’ân,
Qanâ‘ah (merasa cukup) dengan yang sedikit, Mempersiapkan diri
untuk hari berpulang (kematian)”
Dari pengertian takwa yang disebutkan ‘Ali bin Abi Thâlib
ra di atas, maka seorang yang bertakwa itu paling tidak memiliki
empat karakter tersebut.
Karakter Pertama, Takut kepada Allah SWT. Allah SWT
berfirman:
ٌ ‫يز َغ ُف‬
﴾‫ور‬ ٌ ‫اَّلل َعز‬ ِ ُ ‫العلَ َم‬
َ ‫اء إ هن‬ َ ‫﴿إ هن َما ََيْ َش‬
ُ ِ ‫اَّلل م ِْن ع َِبادِه‬
ِ
ِ
Artinya: “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-
َ ْ ِ‫َب َوَّلل‬ ْ َ Mahaperkasa, ْ َ َ
ْ Maha
Nya, hanyalah para ulama. .‫ ْمد‬Sungguh,
‫اْل‬ َُ‫ك‬ Allah ‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬ ‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬ ‫اَّلل أ‬
Pengampun.”. (QS. Fâthir [35]: 28)
ْ ُ Para
ُ َ ‫ون ل‬ ُ َ َ tafsir
َ ulama ً ْ َ ُ menjelaskan
ُ ََُ ُ َ َ َ ulama
َ bahwa ْ ُ َ yang ُ ‫ا ََك َن ل‬pada
َ ‫ ْؤمِن‬disebut
‫ِْي ُة‬
َ َ ‫اْل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫را‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫وَل‬
ayat di atas ialah orang-orang yang mengetahui kebesaranٍ dan kekuasaan‫س‬ ‫ر‬‫و‬ ‫اَّلل‬ ‫ض‬ ‫ق‬ ‫ا‬‫ذ‬ ِ ‫إ‬ ‫ة‬
ٍ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ِم‬ ‫﴿ َو َم‬
ً ‫ َ ُ َ َ َ ه‬Bukan
ً َ َ dimilikinya. َ
﴾‫وَل فق ْد ضل ضالال ُّمبِينا‬ ‫اَّلل َو َر ُس‬ َ hanya ‫م ِْن أ ْم ِره ِْم َو َمن َي ْع ِص‬
Allah dengan ilmu yang ulama dalam
pengertian mereka yang mengetahui ilmu agama saja, atau yang sering
kita sebutَ dengan ustadz َ atau Kyai. Akan tetapi termasuk di dalamnya
ْ َ ُ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫ود َوانله‬ ُ َ‫خ ُذوا ْاِل‬
َ Dengan ‫ َال َت ه‬pengetahuannya
ُ ‫آم‬
َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫ض‬ ‫ع‬
ilmuan
ٍ ‫ب‬ ‫اء‬ ‫ِل‬ِ ‫و‬
dan‫أ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫ع‬
cendikiawan‫ب‬ ‫اء‬ ‫ِل‬
ِ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ى‬ ‫ار‬ ‫ص‬
muslim. ‫ه‬ ِ ilmu‫ت‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫ِين‬ ‫اَّل‬ ‫﴿يا أيها‬ia
menyadari dan mengakui ‫َْ َْ ه‬ keagungan َ َ‫َ َ ْ َََهُ ْ ْ ُ ْ َ هُ ُْ ْ ه ه‬
ciptaan Allah di alam semesta.
Dengan ilmu ﴾‫ْي‬ َ ‫الظالِم‬
ِ
yang ‫ َي ْهدِي القوم‬mampu
dimilikinya ‫اَّلل ال‬ ‫كم فإِنه مِنهم إ‬dirinya
‫ِن‬mengantarkan ‫تولهم مِن‬kepada‫ومن ي‬
rasa takut sekaligus kagum kepada alam semesta ciptaan Allah SWT.
َ ْ َ ْ َ ilmu ‫ه‬ َ َ ُ ‫ ه‬mucul ‫ه‬ ‫ ُ ُ ه‬dirinya َ َ َ َ َ َ ْ takut ُ َ ْ َ
‫غِ ََن ع ْن‬Dengan ‫ "ليس ال‬:‫ َو َسل َم‬itu ِ‫ل ْيه‬pula
‫اَّللِ َصَّل اَّلل ع‬pada ‫ قال َرسول‬:‫ال‬rasa ‫ أ ِِب ه َريرة ق‬akan ‫عن‬
murka dan azab-Nya, sehingga ia senantiasa ْ berbuat
َ ْ sesuai َْ
َ ‫ك هن الغِ ََن غ ََِن انله ْفس" ( َر َو ُاه ُم ْسل ِم َوابْ ُن َم‬
)‫اجة‬ ِ ِ ‫ْثة ِ ال َع َر ِض َول‬
َ ‫ك‬

55
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

dengan ajaran agama dan menjauhi diri dari larangannya.


Ia mendahulukan perintah Allah SWT untuk memilih dan
mengangkat pemimpin yang seakidah dan beriman kepada Allah
SWT. Ia mencintai saudaranya seiman sebagaimana ia mencintai
ٌ ‫يز َغ ُف‬
dirinya sendiri. Demikianlah
ٌ ‫اَّلل َعز‬ ‫ ُ َ َ ُ ه‬sinergi
َ indahnya َ ‫ِن ع‬antara
ْ ‫اَّلل م‬
َ ‫ش‬ َ ْ َ َilmu
iman, ‫ه‬
﴾ ‫ور‬ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫اء‬‫م‬ ‫ل‬‫الع‬ ِ ‫ه‬ ِ
dan amal sebagai satu ِ kesatuan yang bersemayam di‫َي‬dalam ‫د‬ ‫ا‬‫ِب‬ ‫﴿إِنما‬
kepribadian kaum bertakwa muttaqîn.
َ ْ ِ‫َب َوَّلل‬ ْ َ ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬ َُ‫ك‬ َُ‫ك‬
‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬
‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬

ْ ُ Hadirin َ ُ َ َ ً ٌ ْ ُ َ َ ُ ُ ٌ ُ َ َ َ َُ ‫ه َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َُ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ه‬
dan hadirat yang berbahagia...
ُ‫ِْية‬
َ َ ‫اْل‬ ُ‫ون لَهم‬ ‫اَّلل‬ ‫ض‬
Selanjutnya ‫ور أ﴾ن يك‬ ‫را‬karakter
‫ وعرزسيزوَلغأفم‬kedua,
ِ ‫ن اَّلل‬ ِ ‫قاء إ‬Beramal‫العِبماؤدِمه ِِن ٍةالعإ ِلذام‬ sesuai ‫اَّلل ٍِنموِن‬ ‫ِمؤم‬al-Qur’ân,
‫﴿إ ِ﴿نومماا َيَكن ل‬
‫ش‬
dengan kata lainً mengedepankan ُّ ‫ال‬ ً َ َ ‫َ ْ َ ه‬nilai-nilai َ ُ َ ُ َ َ َ al-Qur’ân ْ ‫ َمن َي‬dan َ ْ ْ َ‫م ِْن أ‬
Sunnah
﴾ ‫ينا‬ ِ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫وَل‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬
aspek َ kehidupan.
‫اَّلل‬ ‫ص‬ ِ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ِم‬ ‫ه‬ ‫ر‬
ِ َ ‫م‬
nabi Muhammad saw dalam setiap
ْ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ َ Keputusan ُ َ ْ
yang ia tetapkan sejalan .dengan ‫وَّللِ اْلمد‬semangat ‫اَّلل أكَب‬al-Qur’ân ‫َب اَّلل أكَب‬dan ‫ أك‬as- ‫اَّلل‬
ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ ‫ه‬ َ َ ُ َ ‫ه‬ َ ُّ َ َ
Sunnah. ُ َ َ َ ‫ه‬ َ َ
‫ض‬ ٍ ‫و ِِلاء بع‬Hal ‫ضه م أ‬ ini‫بع‬ditegaskan ‫صارى أو ِِلاء‬dalam
َ َ
‫ود وانل‬al-Qur’ân: ‫خذوا اِله‬ ِ ‫﴿يا أيها اَّلِين آمنوا ال تت‬
ُ‫ِْية‬ ْ
َ َ ‫ون ل ُه ُم اْل‬ َ ُ
َ َ ُ َ ‫َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ه ُ ُ ْ ْ ْ َ ُ ْ َ َ ُ هْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ه َ ه َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ْ ْ َ ه‬
ً
﴾‫كْي‬ ‫الظيال ِ ِم‬‫وَلالأقمورام أن‬ ‫اَّلل يوهردسِي‬ ‫اَّلل ال‬ ‫ال فمإِنؤهمِنم ٍةِن إ ِهذما إ ِقنض‬ ‫كم‬ ‫﴿ووممان يَكتنول لهِممؤممِن ٍِن و‬
ً ُّ ً َ َ ‫َ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ ه‬ َ
﴾‫م ِْن أ ْم ِره ِْم َو َمن َي ْع ِص اَّلل ورسوَل فقد ضل ضالال مبِينا‬
َ ْ َ َْ َ‫َ ْ َ َََُْ َ َ َ َ َ ُ ُ ه َ ه هُ َ َْ َ َ ه‬
‫غِ ََن ع ْن‬Artinya: ‫ "ليس ال‬:“Dan ‫َّل اَّلل عليهِ وسلم‬ ‫اَّللِ ص‬bagi ‫رسول‬laki-laki ‫ قال‬:‫ قال‬yang ‫هريرة‬mukmin ‫عن أ ِِب‬
ْ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ tidaklah ْ َ َ َ ‫ ه‬pantas َ ْ ُ ‫ه‬ ْ َ َ ُ َ ‫ه‬ ُّ ‫﴿يَا ْ ََأ‬
‫بع ٍض‬perempuan
dan َ ‫اء‬ُ ‫ ْع ُض َهم َأو ِ َِل‬yang َ
‫ب‬ َ َ‫ْ ِِل‬mukmin,
‫اء‬ ‫و‬ ُ
‫أ‬ ‫ى‬ ُ َ
‫ار‬َ ‫ص‬ ‫انل‬ َ ‫ود‬
‫و‬
apabila ُ
ْ ‫ َاِلَه ه‬Allah ‫وا‬ ‫ذ‬ ‫خ‬
ِ َ ‫ت‬ ‫ت‬
dan ‫ال‬ ‫ه‬ ‫وا‬ ‫ن‬
Rasul-Nya‫آم‬َ َ ‫ َهاْ َ َاَّل‬telah
‫ِين‬ ‫ي‬
)‫كن الغَِن غَِن انلف ِس" (رواه مسل ِم وابن ماجة‬ ِ (yang ‫كْثة ِ العر ِض ول‬
menetapkan suatu‫ ه‬ketetapan,
َ ‫اَّلل ال َيهدِي الق ْو َم الظالِم‬ َ ْ ْ َ
akan
َ ‫َو َم ْن َي َت َول ه ُه ْم مِنْك ْم فإن ُه مِن ُه ْم إن‬
‫ه‬ ada ‫ه‬ pilihan
ْ ‫ه‬ َ ُ lain) bagi
﴾ ‫ْي‬
mereka tentang urusan mereka. Dan ِbarangsiapa ِ ِ mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan
َ ْ yang ‫ه‬
َ nyata”. َ ُ ‫ ه‬al-Ahzâb
‫ه‬ ُ 36).
‫[ ه‬33]: َ َ َ َ ُ َ َ
‫ "ليْ َس ال ِغ ََن ع ْن‬:‫اَّلل َعل ْيهِ َو َسل َم‬ ‫ قال َر ُسول اَّللِ َصَّل‬:‫ع ْن أ ِِب ه َريْ َرةَ قال‬
kesesatan (QS.
Al-Qur’ân adalah pedoman umat Islam yang ْ telahَ
َ َ ْ ْ ُ ْ‫ََ ه ْ َ َ ه‬ َْ‫ك‬
menegaskan ُ
bahwa َ kita ُ َ َ
)‫كن الغَِن غَِن انلف ِس" (رواه مسل ِم وابن ماجة‬
dilarang memilih ِ ‫ْثة ِ ال َع َر ِض ول‬
dan mengangkat
pemimpin dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Jangankan sebagai

56
َ ْ ِ‫َب َوَّلل‬ ْ َ ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬ َُ‫ك‬ َُ‫ك‬
‫َب اَّلل أ‬ َُ‫ك‬
‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬

َ ً Ulama
ْ ُ ُ َ َ ُ Majelis َ ُ ُ Indonesia َ َ َ Sumatera ْ َ Utara ْ َ َ
‫ِْي ُة‬
َ َ ‫اْل‬ ‫وَل أ ْمرا أن يَكون لهم‬ ‫﴿ َو َما َكن ل ُِمؤم ٍِن َوال ُمؤم َِن ٍة إِذا قض‬
ُ Provinsi
‫اَّلل َو َر ُس‬
ً ُّ ً َ َ ‫َ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ ه‬ ْ ‫م ِْن أَ ْمره ِْم َو َمن َي‬
‫ينا‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫ض‬
pemimpin, sebagaiِ teman setia saja atau sebagai
﴾ ‫د‬ ‫ق‬‫ف‬ ‫وَل‬ ‫س‬‫ر‬‫و‬ ‫اَّلل‬ ‫ص‬ ‫ع‬
ِ pelindung ِ pun
tidak dibenarkan al-Qur’ân. Allah SWT berfirman:
ْ َ ْ َ ْ ُ ُ َْ ْ َ َ َ ‫َُ َ َه ُ ْ ُ َ َ ه‬ ‫َ َ ُّ َ ه‬
ُ َ َ َ
‫خذوا اِلهود وانلصارى أو ِِلاء بعضهم أو ِِلاء بع ٍض‬ َ َ
ِ ‫﴿يا أيها اَّلِين آمنوا ال تت‬
‫َ َْ ه‬ ْ َ ُ ْ ْ ُ‫َ َ ْ َََه‬
َ ‫ك ْم فَإنه ُه مِنْ ُه ْم إ هن ه‬
﴾‫ْي‬َ ‫الظالِم‬
ِ ‫اَّلل ال َي ْهدِي القوم‬ ِ ِ ‫ومن يتولهم مِن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
َ َ ْ َ ْ orang
ْ‫ن‬menjadikan َ ‫ َ َ ْ َ ه‬dan ‫ ُ ه َ ه‬sebagai
ُ ‫َّل ه‬Nasrani ُ َ َ
َ َ َ َ َ َ ْ setia(mu);
‫ "ليس الغَِن ع‬:‫ َسل َم‬Yahudi
‫اَّلل عليهِ و‬ ‫ قال َر ُسول اَّللِ ص‬:teman‫ع ْن أ ِِب ه َريرة قال‬
mereka satu sama lain saling melindungi.
َ ِ‫ك هن الْغ‬
Barangsiapa
َ ‫َن غ ََِن انله ْفس" ( َر َو ُاه ُم ْسل ِم َوابْ ُن َم‬ َ di antara ْ َْ َ
kamu yang)‫اجة‬
menjadikan mereka teman ِ setia, maka ِ ‫ْثة ِ ال َع َر ِض َول‬
sesungguhnya ‫ك‬
dia
termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Mâ’idah [5]: 51).
Ayat tersebut menegaskan kepada kita untuk tidak memilih
atau mengangkat pemimpin yang tidak beriman kepada Allah
SWT dari kaum Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu, umat
Islam wajib menjalankan perintah Allah SWT tersebut dengan
bersatu memilih pemimpin di tanah air tercinta ini dari kaum
Muslimin yang seakidah dengan kita. Bagaimana mungkin kita
mau mentaati orang yang dia sendiri tidak taat kepad perintah
Allah SWT. Bagaimana mungkin kita bermesraan dengan orang
yang ingkar kepada perintah Allah, apalagi bagaimana mungkin
kita mengangkat pemimpin yang tidak tunduk dan patuh kepada
perintah al-Qur’ân. Jika didalam bulan Ramadhan kita telah
banyak membaca al-Qur’ân, dan melaksanakan tadarrus al-
Qur’ân di masjid-masjid. Maka, sekarang tibalah momentnya bagi
umat Islam untuk melaksanakan perintah al-Qur’ân. Yaitu dengan
memilih dan mengangkat pemimpin yang seakidah dengan kita.
Allah SWT firman-Nya: “Katakanlah (Muhammad), “Jika
kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu

57
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,


Maha Penyayang” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 31). Dalam ayat ini tegas
bahwa tidak mungkin kita meraih pengampunan dan kasih sayang
Allah SWT dengan mengabaikan perintah Allah dan rasul-Nya.
Oleh karena itu, dari mimbar yang mulia ini saya menghimbau
dan menyerukan kepada umat Islam di tanah air khususnya di
Sumatera Utara untuk melaksanakan isi dan kandungan ayat suci
al-Qur’ân secara utuh dan tunduk patuh hanya kepada perintah
Allah SWT dan ٌrasul-Nya. ُ َ ٌ َ َ Semoga ‫ َ َ ُ ه‬Allah ُ ِ ‫ع َِبادِه‬SWT َ َْ َ ‫ه‬
َ mengampuni
ْ ‫اَّلل م‬
dosa-dosa kita serta meridhoi ﴾ ‫ور‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ‫يز‬ ‫ز‬
ِ ‫ع‬ ‫اَّلل‬ ‫ن‬ ِ ‫إ‬ ‫اء‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫الع‬
dan melindungi kita dan ‫ِن‬ ‫﴿إِنما َي‬
‫ش‬keluarga
kita dari siksa api neraka.
َ ْ َ ْ َ
Adapun karakter ketiga َ ْ adalah
.‫اْل ْمد‬ ِ‫َب َوَّلل‬ َُ‫ك‬ ْ Sifat َُ‫ك‬
‫َب اَّلل أ‬
Qanâ‘ah َ‫ك‬
ُ (merasa
‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬
cukup) dengan yang sedikit. Sifat qanâ‘ah berarti merasa cukup
denganْ ُ ُ َ nikmat
َ ُ َ yang َ ً ْ diberikan
َ ُ ُ ُ َ َ ُ Allahَ َ SWT َ ْ َ َ ْ ُ dariَ َ jalan-
kepadanya
‫ ُة‬jalan
َ َ ‫اْل‬
‫ِْي‬ ‫م‬yang
‫كون له‬ ‫را أن ي‬sekalipun
halal, ‫وَل أم‬ ‫اَّلل ورس‬ tidak‫قض‬banyak. ‫ ُمؤم َِن ٍة إِذا‬Walaupun
‫ن ل ِمؤم ٍِن وال‬dengan ‫﴿ َو َما َك‬
berbagai cara, seseorang ً ُّ ً َ mampu
‫ينا‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫ض‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫د‬
َ َ َُ ُ َ َ َ
َ ‫ ْ َ ه‬mengumpulkan
‫ق‬ ‫ف‬ ‫وَل‬ ‫س‬ ‫ر‬‫و‬ ‫اَّلل‬ ‫ص‬
harta
‫ع‬ ْ ‫م ِْن أَ ْمره‬
ْ ‫ َو َمن َي‬sebanyak-
‫ِم‬
banyaknya. Namunِ hal itu tidak ia lakukan, karena ia merasa
﴾ ِ ِ
bahagia dan cukup dengan yang halal walaupun sedikit. Sifat ini
ْ ‫اء َب‬
adalah ُ sifat
َ ْ َ‫ ْم أ‬para
ُ‫ض‬ُ ْ Nabi َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ َ َ ه ُ ْ ُ َ َ ه‬
َ َ‫ ْو ِِل‬dan
َ ‫اء‬ ‫ارى أ‬Rasul
‫وانلص‬utusan ‫وا اِلَهود‬ Allah
‫ض‬ ٍ ‫ع‬ ‫ِل‬ِ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫خذ‬ ِ ‫تت‬SWT.
‫آمنوا ال‬Hidup ‫ اَّلِين‬mereka
‫﴿يا أيها‬
sederhana dan bersahaja,
َ ‫الظالِم‬ ‫َْ َْ ه‬ dengan
ْ ‫ال َي‬َ َ‫َ َ ْ َََهُ ْ ْ ُ ْ َ هُ ُْ ْ ه ه‬
mensyukuri apa yang ada.
﴾ ‫ْي‬ ِ ‫م‬
Pengertian qanâ‘ah didefenisikan‫و‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ِي‬ ‫د‬‫ه‬ ‫ِنهم إِن اَّلل‬langsung‫كم فإِنه م‬oleh ‫هم مِن‬baginda
‫ومن يتول‬
Nabi saw dalam sabda-Nya:
َ ْ َ ‫ه‬ َ ُ‫َ ْ َ َََُْ َ َ َ َ َ ُ ُ ه َ ه ه‬
‫ "ليْ َس الغِ ََن ع ْن‬:‫اَّلل َعل ْيهِ َو َسل َم‬ ‫ قال رسول اَّللِ صَّل‬:‫عن أ ِِب هريرة قال‬
َ ‫ك هن الْغِ ََن غ ََِن انله ْفس" ( َر َو ُاه ُم ْسل ِم َوابْ ُن َم‬ َ ْ َْ َ
)‫اجة‬ ِ ِ ‫ْثة ِ ال َع َر ِض َول‬ ‫ك‬
Artinya: “Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda:
“bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta yang dimiliki,

58
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati”


(HR. Muslim dan Ibnu Mâjah).
Menurut Rasulullah saw, kekayaan sebenarnya adalah
kekayaan hati dan jiwa yang senantiasa merasa cukup dengan
rezeki halal. Jika, seseorang menuruti setiap permintaan hawa
nafsunya, maka sekalipun ia telah memiliki emas sebesar gunung
Uhud, niscaya ia akan mencari lagi dan terus berusaha untuk
memiliki gunung emas yang kedua, sekalipun lewat jalan haram.
Demikianlah seterusnya hingga mulutnya tersumbat oleh tanah
atau meninggal dunia.
Islam mengajarkan kita keseimbangan untuk tidak menjadi
budak dunia, akan tetapi juga tidak larut dalam urusan akhirat
sehingga meninggalkan dunia. Dalam pada itu, Allah SWT
mengingatkan kita dalam firman-Nya: “Dan carilah (pahala)
negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan.” (al-Qashash [28]: 78).
َ ْ ِ‫َب َوهلل‬ ْ َ ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬ َُ‫ك‬ َُ‫ك‬
‫َب اهلل أ‬ َُ‫ك‬
‫َب اهلل أ‬ ‫اهلل أ‬
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
َ َ َ Karakter َ ْ َ َّ terakhir َ yang َّ‫ َق َال انل‬:‫َع ْن َش َّدادِ بْن أَ ْو ٍس قَ َال‬
dikemukakan ‘Ali bin Abi Thâlib
‫دان‬ra.‫ ْن‬adalah, ُ َّ ‫ص ََّّل‬
:‫اهلل َعليْهِ َو َسلم‬
‫الك يي ِ ُس م‬Mempersiapkan َ ‫ب‬ ‫ي‬
ِ ِ hari berpulangِ (kematian).
diri untuk
َ َ
َّ Setiap kita akan َ ْ َ ْ
َ َ meninggalkan duniaَ ْ ْ ke alam
ْ ini ْ menuju َ َ barzah َْ
ِ ‫ج ُز َم ْن أت َب َع نف َس ُه ه َواها َوت َم ََّّن لَع اهلل‬ِ ‫ت َوال َعا‬ ِ ‫نف َس ُه َوع ِمل ل َِما َبع َد ال َمو‬
kemudian ke alam akhirat. Perjalanan yang َ akan ditempuh
sangatlah jauh. Setiap orang yang menyadari)‫د‬ َ ْ ‫ِي َوأ‬kelak
‫ْح‬
bahwa ْ ِ ‫ ي‬ia‫ َو ُاه‬akan
‫الّت ِمذ‬ ‫( َر‬

59
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

melakukan perjalanan jauh, maka ia akan mempersiapkan bekal


yang cukup. Tidak ada bekal yang lebih baik dari ketakwaan itu
sendiri. Sebagaimana firman-Nya: “…Bawalah bekal, karena
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah
kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”
(QS. al-Baqarah [2]: 197).
َ ْ yang ْ َ ituُ َ adalah
ْ َ ْ َ
.‫اْل ْمد‬
Menurut Nabi saw, sosok ِ‫َب َوهلل‬َ‫ك‬
ُ cerdas َُ‫ك‬
‫اهلل أكَب اهلل أ‬seseorang
‫َب‬ ‫اهلل أ‬
yang mempersiapkan dirinya untuk kehidupan setelah kematian.
Hal ini beliau tegaskan dalam sabdanya berikut ini:
َ َ ْ َ ُ ‫َ ْ َ َّ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ ي َ َّ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ َ ي‬
‫ الكيِس من دان‬:‫ب صَّل اهلل عليهِ وسلم‬ ِ ِ ‫ قال انل‬:‫عن شدادِ ب ِن أو ٍس قال‬
َّ َ َ َ َ َ َْ ْ َ َ ْ َ ‫َن ْف َس ُه َو َعم َل ل َِما َب ْع َد ال ْ َم ْو‬
ِ ‫ج ُز َم ْن أت َب َع نف َس ُه ه َواها َوت َم ََّّن لَع اهلل‬
ِ ‫ت والعا‬ ِ ِ
َ
َ ْ ‫الّت ِمذِي َوأ‬ْ ِ ‫( َر َو ُاه ي‬
)‫ْحد‬
Artinya: “Orang yang cerdas itu ialah yang mampu
mengendalikan nafsunya dan beramal untuk setelah kematian,
sedangkan orang yang dungu itu adalah yang mengikuti hawa
nafsunya kemudian berangan-angan kepada Allah (agar
mengampuninya)” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
Pribadi takwa adalah pribadi yang sempurna dengan
empat karekter utama tersebut di atas. Pribadi yang hanya takut
kepada Allah ‘azza wa jalla. Pribadi yang selalu mengambil
keputusan berdasarkan pertimbangan petunjuk Tuhan. Pribadi
yang mempunyai jiwa dan nafsu terkendali dengan syariat agama.
Pribadi yang senantiasa mempersiapkan diri untuk hari berpulang.
Pribadi takwa yang dibentuk oleh Ramadhan seperti inilah pribadi
yang dapat kembali kepada fitrah kemanusiaan, fitrah hamba
Allah yang suci. Inilah pribadi yang kembali suci ‘Îd al- Fithri.

60
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Semoga kita dapat menghadapi setiap tantangan masa depan


dengan pribadi yang suci, pribadi yang dapat mengendalikan
nafsu dan emosi, bukan pribadi yang tamak akan kekayaan dan
kedudukan. Bukan pula pribadi yang sibuk dengan kehidupan
materialisme, hedonisme, suka berfoya-foya, pribadi bebas
merdeka tetapi menjadi budak hawa nafsu dan tunduk di
bawah rayuan setan dan godaan dunia. Semoga kita dapat
memasuki kehidupan   mendatang dengan pedoman al-Qur’ân
dan meneladani kehidupan baginda Nabi saw, sehingga menjadi
masyarakat religius yang beriman, berilmu, dan berakhlak
mulia. Masyarakat  yang suka kerja keras, berprestasi, produktif,
dan peduli dengan sesama. Dengan demikian masyarakat
muslim merupakan masyarakat teladan sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh generasi sahabat dan masyarakat muslim di kota
Madinah.
Semoga Allah SWT memelihara ketakwaan di dalam diri
kita dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya bersatu dan menang
melawan segala godaan dan kemungkaran.
َ ‫ح َنا َعلَيْه ْم بَ َر ََكت م ِْن ه‬ ْ ‫آم ُنوا َو هات َق ْوا لَ َف َت‬ َ ‫﴿ َول َ ْو أَ هن أَ ْه َل الْ ُق َرى‬
‫الس َماءِ َواأل ْر ِض‬ ٍ ِ
َ ْ ُ َ ُ َْ َ ََ ‫َ ه‬ َ
﴾‫س ُبون‬ ِ ‫ك ْن كذبُوا فأخذناه ْم ب ِ َما َكنوا يَك‬ ِ ‫َول‬
ُ ََ َ ْ ْ ‫ك ْم ِف الْ ُق‬ ُ ََ ُ َ َ َ
‫ َونف َع َِن ِإَويهاك ْم ب ِ َما فِيْهِ م َِن‬،‫آن الك ِريْ ِم‬ ِ ‫ر‬ ِ ‫بارك اَّلل َِل ول‬
َ َ ْ
ُ َ
، ‫اَّلل َِل َولك ْم‬ َ ‫ أقُ ْو ُل قَ ْوِل َه َذا َوأ ْس َت ْغفِ ُر‬،‫اْلكِيْ ِم‬ َ ‫ت َواَّل ِْكر‬ َ
ِ ‫اآليا‬
ِ ِ
َُْ ُ ‫ه‬ ْ ْ َ
.‫ إِن ُه ه َو الغف ْو ُر ا هلرحِيْ ُم‬،ُ‫اس َتغ ِف ُروه‬ ‫ف‬

ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ
.‫اَّلل أكَب اَّلل أكَب اَّلل أكَب وَّللِ اْلمد‬
َ َ َ ْ ‫ه‬ َ َ ُ ‫ ه‬61‫َ ه‬
‫ الكي ِ ُس َم ْن دان‬:‫اَّلل عليْهِ َو َسل َم‬ ‫ب صَّل‬ ‫ َق َال انله‬:‫َع ْن َش هدادِ بْن أَ ْو ٍس قَ َال‬
ِِ ِ
‫َْ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ َْ ُ َ ْ ََْ َ َْ َ ُ َ َ َ َ َ َ ه ََ ه‬
ِ ‫جز من أتبع نفسه هواها وتمَن لَع اَّلل‬ ِ ‫ت والعا‬ ِ ‫نفسه وع ِمل ل ِما بعد المو‬
َْ ََ ْ ُ ََ
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬


‫َب‪ ،‬اَّلل‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب‪ ،‬اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫اَّلل أ‬
‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫كَُ‬ ‫َ ْ‬
‫َب‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫َب اَّلل أ‬ ‫أ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اْل ْمد‪.‬‬ ‫َب َوَّللِ َ‬ ‫كَُ‬ ‫َب‪ ،‬اَّلل أ‬ ‫كَُ‬ ‫َب ال إ ِ ََل إِال اَّلل َو اَّلل أ‬ ‫كَُ‬ ‫اَّلل أ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ه ُ َ‬ ‫َ‬ ‫هَْ َ ْ‬ ‫هْ ََ‬ ‫َ‬
‫اب ‪ .‬ال إ ِ ََل إِال ه َو إِِلْهِ ال َم َناب‪.‬‬ ‫ب وقاب ِ ِل اْلوبةِ شدِي ِد العِق ِ‬ ‫اْلمد َّللِ َغف ِِر اَّلن ِ‬
‫َْ ُ‬
‫َ ْ َ ُ َ ْ َ ََ ه ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َُ َ ْ ُ ه ه ُ َ ْ َ ه ُ َ‬
‫اب‪َ .‬وأش َه ُد أن ُم هم ًدا‬ ‫َشيك َل الك ِريم اْلو‬ ‫أشهد أن ال إَِل إِال اَّلل وحده ال ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ات اَّلل َو َسال ُم ُه َعل ْيهِ‬ ‫ِْي‪َ ،‬صلَ َو ُ‬ ‫الِا ُ ال ْ ُمن ْ ُ‬ ‫ْي انلهذِيْ ُر‪َ ،‬و ِ َ‬ ‫َعبْ ُدهُ َو َر ُس ْو ُ َُل‪ ،‬البَشِ ْ ُ‬
‫ُْ َ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫آم ُن ْوا بهِ َو َع هز ُر ْو ُه َونَ َ ُ‬ ‫حبهِ هاَّل ِْي َن َ‬ ‫لَع ِ َ َ ْ‬ ‫َ ََ‬
‫َص ْوهُ َوات َب ُعوا انلُّ ْو َر اَّلِي أن ِزل‬ ‫ِ‬ ‫آَلِ وص ِ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َم َع ُه‪َ ،‬وأولئِك ه ُم ال ُمفل ُِحون‪ .‬أ هما َب ْع ُد…‬
‫ََ ْ َ َ ُْهُ ْ َ َ َ ُ َ ََ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اَّلل تعاَل‬ ‫صيْك ْم َونف ِِس ب ِ َتق َوى اَّللِ لقد فاز المتقون‪.‬قال‬ ‫ْ‬
‫ف َيا ع َِباد اَّللِ! أ ِ‬
‫و‬
‫َ َُُْْ َْ ً َ ًْ ُ ْ ْ َ ُ‬ ‫َ َ ُّ َ ه ْ َ َ ُ ه ُ‬ ‫ِف ك َِتابهِ َ‬
‫كمْ‬ ‫الع ِظيْ ِم‪" :‬ياأيها اَّلِين آمنوا اتقوا اَّلل وقولوا قوال سدِيدا يصل ِح ل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َُ ْ ُ ََ ْ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ ُُ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫از ف ْو ًزا‬ ‫أع َمالك ْم َويَغفِ ْر لك ْم ذن ْوبَك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ اَّلل ورسوَل فقد ف‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َُْ َه َ َ ُ َ‬
‫اَّلل أ َم َرك ْم بِأ ْم ِر بَ َدأ فِيْهِ ب ِ َنفسِ هِ‪َ ،‬وث هَن ب ِ َمالئِكتِهِ‪،‬‬ ‫َع ِظيْ ًما"‪ .‬واعلموا أن‬
‫ُّ‬
‫آم ُن ْوا َصل ْوا‬ ‫انلب يَ َاأ ُّي َها هاَّل ِْي َن َ‬ ‫لَع ه‬ ‫ه َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ‬
‫ن‬ ‫و‬ ‫ل‬‫ص‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ئ‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫اَّلل‬ ‫ن‬ ‫إ‬
‫ََ َ ََ َ‬
‫اَل‬ ‫فقال تع‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫"‬ ‫‪:‬‬
‫َ‬ ‫َُ‬ ‫هُ ه َ َ َ ْ ََ ْ ََ َُه َ ََ‬ ‫َ َْ َ َ ُ ْ َْ ًْ‬
‫آل ُم هم ٍد ك َما‬ ‫عليهِ وسل ِموا تسل ِيما"‪ .‬اللهم ص ِل وسل ِم وبارِك لَع ُمم ٍد ولَع ِ‬
‫َ َ َْ ه َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ هْ َ َ َ هْ َ ََ َْ َ ََ ْ َْ َ ََ‬
‫ْي إ ِنك ْحِيْ ٌد‬ ‫آل إِب َراهِيْ َم‪ِِ .‬ف العال ِم‬ ‫صليت وسلمت وباركت لَع إِب َراهِيم ولَع ِ‬
‫َ‬
‫َميْ ٌد…‬ ‫ِ‬

‫‪62‬‬
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ه‬ ‫ْ ْ َْ ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬


‫ات…الل ُه هم أغن َِنا بِالعِل ِم َو َزيِن َنا بِاْل ِل ِم‬ ‫الل ُه هم اغفِ ْر ل ِل ُمسل ِ ِمْي َوال ُمسل َِم ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫هْ َ َ َ َْ ْ َ َ هُ ه َ ْ َْ َ‬ ‫كر ْم َ‬ ‫ََ ْ‬
‫اإل ْي َمان َو َزيِن ُه ِِف‬ ‫ِ‬ ‫نا‬ ‫ِل‬ ‫ِ‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫‪.‬‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫عا‬ ‫ال‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِل‬ ‫َج‬ ‫و‬ ‫ى‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫اْل‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫وأ ِ‬
‫‪.‬‬ ‫الرا ِشد ِْي َ‬
‫ن‬ ‫اج َعلْ َنا م َِن ه‬ ‫ان َو ْ‬ ‫ُُْ َ ََ ْ َْ َ ُ ْ َ َ ُْ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ‬
‫قلوبِنا‪ ،‬وك ِره إِِلنا الكفر والفسوق والعِصي‬
‫ْ ْ‬ ‫هُه ْ َ ْ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫هُه ْ ْ ُْ ْ َْ ْ‬
‫اْل ِل َم ِام‬ ‫َ‬
‫… َالل َه َم ْ َ أ َغنَ ِنا بِال َعِل ِم َ و ْزيِن َنا َ ب ِ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ات‬ ‫ِ‬ ‫ْي َ َو َال ُم َ ْسل َ َُِم ُ‬ ‫الل ُه هم ْاغفِ ْر َ َل ِلم ْسل ِ َ ِم ْ‬ ‫ه‬
‫اصيك‪ ،‬ومِن طاعتِك‬ ‫خشيت ِ ْك ما َْتول بيننا وبْي مع ِ‬ ‫سم نلا مِن‬ ‫اللهم اق ِ‬
‫َ َ ُ ه ُ ُ ه َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َْ َ ْ‬ ‫َجِل َن ْ‬ ‫هَْ َ َ‬ ‫ك َر ْم َ‬ ‫ََ ْ‬
‫ا‪َ ،‬زي ِ َون َم ُهت ْع ِناَ‬
‫ِف‬ ‫ان َي و‬ ‫ُّ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اإل‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫ْي ما تهوِن بِهِ علينا مصائِب ادلن‬ ‫نا‬ ‫َ‬ ‫ِل‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫إ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫َ‬ ‫‪.‬‬ ‫ة‬
‫ِ‬ ‫ِي‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫عا‬ ‫ال‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ْ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ى‬ ‫و‬‫اْلق َ‬
‫توأ َبل ِغنا ِ بِهِ جنتك‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ُ ُ‬
‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫‪ ،‬ومِن اِل ِق ْ ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الرا ه ِشد ِْي َن َ‪ْ َ ْ .‬‬ ‫اج ْ َع ُل َنا ْ َم َِن َ ه‬ ‫ان َو ْ ْ‬ ‫ُ َُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ ُ ُ ْ ََ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫ا‪ ،‬واجعله الوارِث مِنا‪ ،‬واجعل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫حو َياليْ َتعِ َنصي‬ ‫سماو أق ْ‬ ‫الكف َورق هووتالَِناف َ‬ ‫بنا‪ ،‬وكره إِل‬
‫بقِأل ْوس ِ َماع َِنا‪َ ِ ،‬وأ ِب ْ َصناارِنا‪،‬‬
‫َ ْ ه ُ َ ه َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََ َ َ ُ َ ْ َ َ ََ َ ْ َ َ ََ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ك َما‬ ‫اص َيك ُ‪ ،‬ومِن طاعت‬ ‫ول بين َنا َ وبْي مع ِ‬ ‫ا‪،‬ش َويانت ِ ُك ْ ما َت َ‬ ‫الل َهم اقسِ َم ْنلا م َِن َ خ‬
‫صيبَ َت َنا ِِف د ِِينِنا‪،‬‬
‫َ‬
‫َصنا لَع م ْن َعدانا‪ََ ،‬وال َتعل م ِ‬ ‫ْ‬ ‫ثأرنا لَع من ظلمن‬
‫ا‪َ َ ،‬و َمت ِ َ ْع َناَ‬ ‫َ َ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ُّ ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ ُ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ادلني‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ْي َ ما َت ْهوِ َن بِهِ َعلين َا مصائ‬ ‫ِ‬ ‫تَ َبل َِغ َنَا ْ َب ِ ْهِ َجُّ هن ْ َت َك َ‪َ ْ ،‬و َمِن َ َاِلق‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫صْينا‪ ،‬وال‬ ‫و َال َتعل ادلن َيا أكَب ه ِمنا‪ ،‬وال َمبلغ عِل ِمنا‪،‬والْ إَل ْ انلارِ م ِ‬
‫َ ْ َْ‬ ‫َ‬ ‫ا‪ُ َ َ ،‬وقُ َ هوت َِنا َ َما أ َ ْ‬
‫اج َعل ُه ال َوارِث م هِنا‪ ،‬واجعل‬ ‫ح َييْ َت َنا‪َ ،‬و ْ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ا‪َ َ،‬وأب ْ َ َص ْارِنَ َ َ‬ ‫ب ُأ ْس َمْاع ََِن َ‬
‫ت ِ ْ َسل ِط عليْنا‪ ،‬من ال َيافك والَ يرْحنا‪.‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫الْ َ َْتْ ََع ْل ُمص َ َ َ َ‬ ‫َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َْ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ‬
‫اء ِِفَوتُدعِِي ُنزِن َمنْ‬
‫ا‪،‬‬ ‫يب َتشنا ُ‬ ‫لَع ْم َن َ َعُد َان َت ْا‪ُ ،‬و‬ ‫ا‪ ،‬وانَص َ‬ ‫لَع َمن ُظلمن ُ ْ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ْنع الملك مِمن ت‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫ك تؤ ِِت ال ُملناك َمن تشاء و‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ثأاللر ُهنا َم َمال ِك المل‬
‫َ‬ ‫ََ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُّ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ََ َ ه َ ْ َ َ‬
‫ْينا‪َ ،‬وال‬ ‫ص‬ ‫إَلر‪.‬انلارِ م ِ‬ ‫الدِي ْ‬ ‫ا‪،‬وٍء ق‬ ‫َش‬ ‫كن ْ‬ ‫لَععِل ِم‬ ‫كبلغ‬ ‫وال َُت َع ُل ادل َن ْيا أك َُب َ ه ِم َنا‪ْ َ ،‬وُال م َ‬
‫تشاء وتذِل من تشاء بِيدِك اْلْي إِن‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ َ ََ ُ َ َ َ َْ َ‬ ‫ت ُ َسل ِْط َعلَيْ َ‬
‫‪Wahai Tuhan Yang mempunyai kekuasaan, Engkau‬‬ ‫‪.‬‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ْح‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫اف‬ ‫َي‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‪،‬‬ ‫ن‬
‫اء َوتُعِ ُز مَ‬
‫‪berikan‬نْ‬ ‫‪ُ kekuasaan‬‬ ‫ش‬
‫‪َ َ ْ َ َ ْ kepada‬‬
‫ت‬ ‫ن‬ ‫ِم‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ع ال ْ ُ‬
‫م‬
‫‪ُ ْ َ َ orang‬‬
‫ْن‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫‪ْ yang‬ن ت َ َش ُ‬
‫اء‬ ‫ك َ‬
‫م‬
‫‪َ ْ Engkau‬‬
‫ل‬ ‫ك تُ ْؤِت ال ْ ُ‬
‫م‬ ‫ِ‬
‫‪ْ ُ ْ َ َ َ dan‬‬
‫‪kehendaki‬‬‫ل‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ِك‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫اللَ ُ‬
‫ه‬
‫‪َ َ َ َ ْ cabut‬‬ ‫َ‬ ‫‪ْ ْ َ ِ َ َ dari‬‬ ‫ْ‬ ‫‪ْ َ ْ yang‬‬ ‫‪ْ ِ Engkau‬سلِم ْ َ‬ ‫َ ُ َ َ َ ْ ْ ََ ْ‬
‫ك‬ ‫‪Engkau‬‬ ‫‪ِْ kekuasaan‬ي َن‪َ ،‬وأع ِل َك ِمت‬ ‫حد‬ ‫كف َ َرة ْ َوال ُمَل ْ ِ‬ ‫‪ِِ orang‬ك َ َال ُ‬ ‫‪َ ُ ،‬وأ َه َل‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْي‬ ‫‪ِkehendaki.‬إل َس ْال َ َم َو ُال ُم َ َ ِ‬ ‫ا َ َلله ُم أ َ ُعِز ُا‬
‫‪Engkau muliakan‬‬ ‫‪orang‬دِير‪.‬‬ ‫ك َش ٍء ق‬ ‫لَع ِ‬
‫‪yang‬‬ ‫‪َ kehendaki‬اْلْي إِنك‬
‫‪Engkau‬‬ ‫‪dan‬ن تشاء بِيدِك‬ ‫‪Engkau‬ذِل م‬ ‫ت َشاء وت‬
‫َ‬ ‫َ َْ َ َ ْ َ َ َ ِ ْ‬ ‫ْ‬
‫‪hinakan orang yang Engkau kehendaki.‬‬ ‫‪Di‬رحم الراْحِْي‬ ‫‪tangan-Mulah‬يا أ‬‫دلين‪ ،‬بِرْحتِك‬ ‫َ‬ ‫‪ segala‬ا ِ‬ ‫إَِل يَ ْو ِم‬
‫‪kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.‬‬
‫لَع َ ْ َ ُق ْ ْو ِم الْ ََْك َف ِريْ َ ْ َ َ‬ ‫َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ ْ ً ُ َْ َ ْ َ َ ْ َ َ ََ َ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ‬
‫كا َف ََر ََ‬
‫‪َ ،‬نَو‪.‬أع ِل َك َِم َتك‬
‫ِ‬ ‫ن‬‫ِي‬
‫د‬ ‫ح‬
‫ِ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ة‬ ‫َصن‬ ‫ْيأق‪،‬دوأامنهال و ِِكان ال‬
‫سثل ِب ِ ِمت‬
‫المصوالَبام و‬
‫إللسينا‬ ‫اربللنهامأ أف ِرعِزغ ا ِع‬
‫اْح ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫إ ََل يَ ْو ِم ا ِ ْ‬
‫ِْي‬ ‫ك يَا أ ْر َح َم َ‬
‫الر ِ‬ ‫دلي َن‪ ،‬بِرْحت ِ‬ ‫ِ‬

‫َََ َْ ْ َ ََْ َ ًْ َ َ ْ ََْ ََ َ ْ ُ ْ َ ََ َْ ْ َ‬


‫َصنا لَع الق ْو ِم الَكف ِِريْ َن‪.‬‬ ‫ربنا أف ِرغ علينا صَبا وثب ِت أقدامنا وان‬
‫‪63‬‬
‫َ ْ َ ََ ُ َ َ َ‬
‫ال يَ ْر َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ْح َنا‪.‬‬ ‫ت َسل ِْط َعليْ َنا‪ ،‬من ال َيافك و‬
‫َُ َ َ َ ُْ ْ ُْ ُْ ْ َ َ ْ ََ ُ َ َْ ُ ُْ ْ َ َ ْ ََ ُ ُ‬
‫اء َوتعِ ُز َم ْن‬‫ْنع الملك مِمن تش‬ ‫ك تؤ ِِت الملك من تشاء وت ِ‬ ‫اللهم مال ِك المل ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪َ ْ Idul Fitri‬‬ ‫‪َ 1442‬‬‫‪َ َ ُH‬‬ ‫ْ‬ ‫اء َوتُذ ُِل َم ْن ت َ َش ُ‬
‫ت َ َش ُ‬
‫‪ِKhutbah‬يْر‪.‬‬
‫َش ٍء قد‬ ‫ك‬‫ك لَع ِ‬ ‫اْل ْْي إِن‬ ‫اء‪M‬ب ِ َيد َِك‬
‫‪َ / 2021‬‬

‫‪Ya Allah, muliakanlah agama Islam dan tinggikanlah‬‬


‫‪َ َ َ ْ muslimin.‬‬
‫‪ْ kaum‬عل ََك َِم َ‬
‫‪َderajat‬‬ ‫‪ْ ُ ْ َ َ َ َ َ Hapuskan‬‬
‫ْ‬ ‫‪ْ َ َ segala‬‬ ‫‪bentuk‬ال ْ ُم ْسلِم ْ َ‬ ‫َ ُ َ َ َ ْ‬
‫‪َ ْ kekufuran‬‬
‫ال َم َ‬
‫ك‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫‪dan enyahkan‬‬ ‫أ‬‫و‬ ‫‪،‬‬‫ن‬‫ِي‬‫د‬ ‫ح‬
‫ِ‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ة‬‫ر‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫ِك‬‫ِ‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫أ‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ْي‬
‫‪segala bentuk kejahatan. Tegakkan panji-panji‬‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫س‬‫إل‬
‫اللهم أعِز ا ِ‬
‫اْح ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َ‬
‫‪kebesaran-Mu hingga akhir nanti,‬‬ ‫ِْي‬ ‫‪Rahmat-Mu‬يَا أ ْر َح َم‬
‫‪َ dengan‬‬
‫الر ِ‬ ‫ْحتِك‬ ‫‪ْ wahai‬ي َن‪ ،‬بِر‬
‫َل يَ ْو ِم ا ِ‬
‫دل‬ ‫‪zat‬‬‫إِ‬
‫‪Yang Maha Pengasih.‬‬
‫َََ َْ ْ َ ََْ َ ًْ َ َ ْ ََْ ََ َ ْ ُ ْ َ ََ َْ ْ َ‬
‫َصنا لَع الق ْو ِم الَكف ِِريْ َن‪.‬‬ ‫ربنا أف ِرغ علينا صَبا وثب ِت أقدامنا وان‬
‫‪Ya Allah kami, berikanlah kesabaran atas diri kami, dan‬‬
‫‪kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-‬‬
‫‪orang kafir.‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫اب انلَارِ‪ُ .‬سبْ َحان َرب ِك‬ ‫ادلنْ َيا َح َس َن ًة َوِف اْآلخ َِرة ِ َح َس َن ًة َوق َِنا َع َذ َ‬
‫َربَ َنا آت َِنا ِف ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫اْل ْم ُد َّللِ َرب ال َعالَم ْ َ‬‫ْ‬
‫ِْي َو َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ‬
‫ال ٌم َلَع ال ُم ْر َسل ْ َ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫صفون‪ .‬وس‬ ‫ب العِزة ِ عما ي ِ‬ ‫ر ِ‬
‫َْ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ْ‬
‫ه َ َ ُُ ُ‬ ‫َ‬
‫ان ِإَويْتآءِ ذِي الق ْر َب َويَنه‬ ‫الع ْدل َو ْ َ‬
‫اإلحس ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ك ْم ب َ‬
‫ِ‬ ‫ع َِباد اَّللِ… إِن اَّلل يأمر‬
‫اذ ُك ُر َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ ُ َ ه ُ ََ ه َ‬ ‫َ ُْ ْ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫َ‬
‫اَّلل‬ ‫غ‪ .‬يَ ِعظك ْم ل َعلك ْم تذك ُر ْون‪ ،‬ف‬ ‫ع ِن الفخشاءِ والمنك ِر وابل ِ‬
‫اَّلل َي ْعلَمُ‬
‫َب‪َ .‬و ُ‬ ‫كَُ‬‫َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َُْ ْ َ ْ ُْ ُ ْ َ َ ْ‬
‫الع ِظيم يذكركم‪ .‬واسألوا مِن فضلِهِ يؤت ِكم وَّلِكر اَّللِ أ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َما ت ْص َن ُع ْون…‬

‫السالم عليكم ورْحة اَّلل وبرَكته‬

‫*******‬

‫‪64‬‬
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪MERAWAT KEFITHRIAN PASCA RAMADHAN‬‬

‫‪Oleh : Prof. DR. H. Hasan Bakti Nasution, MA.‬‬

‫اهلل أكرب‪-‬اهلل أكرب‪-‬اهلل أكرب‪-‬اهلل أكرب‪ -‬اهلل أكرب ‪-‬اهلل أكرب‪ ,‬اهلل أكرب‪-‬‬
‫اهلل أكرب‪ ,‬اهلل أكرب –اهلل أكرب كبريا واحلمد هلل كثريا وسبحان اهلل بكرة‬
‫وأصيال ‪ -‬الإهل إال اهلل وحده صدق وحده ونرص عبده وأعز جنده وهزم‬
‫االحزاب وحده‬
‫احلمد هلل حنمده ىلع نعمه الىت ال تنىس ونشكره ىلع فضله اذلى ال ينس ‪,‬‬
‫أشهد ان ال اهل اال اهلل المالك احلق المبني‪ ,‬واشهد ان حممدا عبده ورسوهل‬
‫الصادق الوعد االمني‪ .‬اللهم صل وسلم وبارك ىلع سيدنا حممد وىلع اهل‬
‫واصحابه امجعني‬
‫أما بعد فياأيها المستمعون أصيكم وإيايا بتقوا اهلل وطاعته لعلكم‬
‫تفلحون‪ .‬قال اهلل تعاىل ىف القرأن الكريم وهو أصدق القائلني ‪ :‬كنتم خري‬
‫أمة أخرحت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون باهلل‪.‬‬
‫ولو أمن أهل الكتاب لاكن خريا لهم منهم المؤمنون ولكن أكرثهم ال‬
‫يؤمنون‪ - .‬صدق اهلل العظيم‬
‫معارش المسلمني رمحكم اهلل‬
‫‪Marilah dari lubuk hati kita yang paling dalam senantiasa‬‬
‫‪mengucurkan ucapan syukur al-hamdulil-Lah ke hadirat Allah SWT,‬‬

‫‪65‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

yang senantiasa menyirami kita rahmat dan keampunan sehingga


mampu melaksanakan shalat Idul Fitri pada pagi yang cerah ini. Allahu
Akbar, betapa besar dan agungnya Engkau ya Allah, Engkaulah
pemilik alam semesta, seluruh planet dengan segala isinya, dan betapa
kecil dan hinanya kami yang berada di hadapan-Mu.
Shalawat bering salam marilah kita persembahkan ke
haribaan nabi besar Muhammad saw. yang berjaya membawa
perobahan dunia, dari suasana penuh kegelapan, kemusyrikan dan
kekafiran menuju dunia yang penuh keampunan dan kasih sayang.
Sidang jama’ah ‘id yang diberkati Allah.
Tanpa terasa sebulan sudah kita melaksanakan ibadah
Ramadhan, di siang hari kita berpuasa, dan di malam hari
melaksanakan qiyamul lail serta tadarus al-Qur’an. Semuanya
kita jalankan ikhlash demi Allah, sehingga diharapkan kita akan
memperoleh keampunan-Nya, sesuai dengan janji nabi kita
Muhammad Saw melalui sabdanya:
‫من قام رمضان إيمانا وإحتسابا غفر ما تقدم من ذنبه‬
Artinya: “Barang siapa yang melaksanakan Ramadhan dengan
keimanan dan intropeksi diri, Allah mengampuni dosa-dosanya
yang telah lalu”.
Kemudian di akhir Ramadhan, kita juga telah mengeluar-
kan zakat fitrrah, sebagai rangkaian terakhir ibadah Ramadhan.
Zakat fitrah memiliki makna yang penting dalam pelaksanaan
Ramadhan, sesuai dengan empat fungsinya, yaitu:
1. Zakat fitrah berperan sebagai penyampai amalan Ramadhan
kita. Nabi kita bersabda bahwa amalan kita tergantung di
antara langit dan bumi, maka zakat fitrahlah yang menyam-

66
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

paikan amalan kita tersebut sehingga sampai kepada Tuhan.


2. Zakat fitrah berperan sebagai pembersih bagi yang menge-
luarkannya (thuhratun lish-shâ’imi). Zakat fitrah yang kita
keluarkan terdiri dari empat mud, dan setiap satu mud
membersihkan satu unsur badan kita, yaitu air, api, angin
dan tanah. Benarlah bahwa keempat mud akan menyucikan
keempat unsut tersebut.
3. Zakat fitrah berperan sebagai makanan bagi kaum miskin
(thu’matun lil-masâkin). Melalui zakat fitrah yang kita
berikan, saudara-saudara kita yang miskin terbantu dengan
penyedia-an makanan, paling tidak pada satu hari Idul Fitri.
4. Zakat fitrah akan melengkapi dan menyempurnakan segala
amalan Ramadhan kita, jika ada kekurangan dan ketidak
sempurnaan di dalamnya.
Bagi kita yang telah mengeluarkan zakat fitrah lengkaplah
sudah amalan kita, karena itu semua kita yang hadir di tempat ini
telah diampuni Allah dosanya, kecuali tiga kelompok manusia,
yaitu: Orang yang mendurhakai orang tua; Isteri yang mendur-
hakai suami; dan Umat Islam yang tidak saling tegur lebih dari
tiga hari.
Allahu Akbar 3 kali, Sedang jama’ah ‘Id yang dirahmati
Allah !.
Berbahagialah kita yang tidak terlibat dengan salah satu
dari tiga kelompok ini. Namun jika memang kita termasuk salah
satunya, mungkin kita termasuk orang yang mendurhakai orang tua,
dengan kesempatan yang ada, usai shalat idul fitri nanti, mari kita
bersimpuh di hadapannya memohon maaf dan ampunannya. Atau

67
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

mungkin kita termasuk isteri yang durhaka kepada suami, mari pula
memohon maaf dan ampunnya. Mungkin juga kita termasuk yang
tidak saling tegur sapa dengan saudara dan jiran tetangga, mari pula
usai shalat nanti saling maaf memaafkan antar kita.
Apabila semua upaya di atas telah kita laksanakan, maka
kita sudah berada pada kefitrian atau kesucian, sehingga tidak
ada lagi dosa di antara kita. Kondisi fitri ini perlu kita jaga dan
kita lestarikan di dalam menghadapi masa depan umat yang hari
ini masih dihadapkan pada berbagai masalah, seperti rendahnya
mutu pendidikan, ekonomi, rendahnya pengamalan ajaran agama,
dan sebagainya.
Sidang jama’ah Id yang dirahmati Allah.
Kondisi kefitrian ini harus tetap kita jaga, karena ini menjadi
modal kita menjalani kehidupan 11 bulan ke depan. Janganlah
kita mengotori lagi kefitrian yang kita peroleh melalui perjuangan
Ramadhan tahun ini, dengan melakukan tindakan amoral, anarkhi,
pelanggaran hukum, penyelewengan sosial dan lain sebagainya,
karena sikap ini ditantang al-Qur’an, yang diberi ilustrasi dalam
sebuah ayat yang berbunyi:
ً َ َ َّ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ‫اَ َ ُ ُ ا‬
‫وَل تكونوا كل يِت نقضت غزلها مِن بع ِد قو ٍة أنكاثا‬
Artinya: “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang
mengurai kembali benang yang sudah dipintalnya dengan kuat
menjadi cerai berai” (Q.S. an-Nahl: 92).
Ayat ini mengisahkan sorang wanita tua dan renta yang
memintal kain dengan susah payah. Karena usia yang sudah tua
tangannya saja bergetar ketika memegang sesuatu. Bayangkan
betapa suitnya memintal kain, namun karena kesungguhan dan

68
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

kerja keras akhirnya kainpun berhasil diwujudkan. Sayangnya,


kain yang sudah jadi diurai kembali sehingga berserakan seperti
sedia kala.
Ilustrasi ini relevan bagi kehidupan sebagian umat kita
yang sudah bekerja keras membersihkan diri selama satu bulan,
tetapi hanya beberapa saat dikotori kembali dengan prilaku yang
bertentangan dengan ajaran Islam.
Berkaitan dengan upaya menjaga kefithrahan itu, relevan
apa yang digarikan oleh hadits Nabi Muhammad Saw, yang
Artinya:
Artinya: ”Ada enam sifat yang bisa merusak amal ibadah,
yaitu sibuk mencari-cari kejelekan orang lain, hati yang keras,
mencintai dunia yang berlebihan, sedikit malu, panjang angan-
angan, dan kezaliman yang tiada henti” (H.R. Daylamiy). Lihat
kitab: Mukhtar al-Ahaditsi an-Nabawwiyyah, hlm. 98.
Keenam hal itu dapat dijabarkan, sebagai berikut. Pertama,
al-istighalu biúyubin-nas, sibu mencari-cari kejelekan orang lain.
Ia mencari kejelekan orang lain, karena menurutnya, hanya dialah
yang tidak mempunyai kesalahan. Kecenderungan ini memang
menjadi kecenderungan umum manusia, sehingga muncul
ungkapan “gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, tapi kancil di
seberang lautan kelihatan”.
Sifat ini harus dihindari karena menurut Islam, tidak
ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang baik 100
% seperti juga tidak ada manusia yang jahat 100 %. Setiap
manusia ada kekurangan dan juga ada kelebihan, sehingga tidak
boleh merendahkan orang lain, seperti ungkapan Arab: “jangan
rendahkan yanag di bawahmu, karena setiap orang ada kelebihan”

69
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

(la tahtaqir man duwnaka faliklli syayín maziyyah).


Yang penting dilakukan ialah introspeksi diri kita, bukan
terhadap orang lain. Di sisi lain Islam mencela sifat mencari
kejelakan orang lain karena akan mengarah pada ghibah sebagai
dosa besar.
Kedua, qaswatul qalbi, hati yang keras. Islam mencela hati
yang keras karena orang seperti ini tidak akan mau menerima
nasehat dari siapapun, karena hatinya telah dipengaruhi oleh
syetan Laknatullah, pada akhirnya akan jauh dari Tuhan. Sifat
hati yang keras ini diidentikkan dengan sifat kafir dan munafiq
seperti dituangkan dalam surat al-Baqarah/2: 7, yang artinya:
“Allah telah mengunci mati hati, pendengaran dan pengli-hatan
mereka sehingga tertutup dari kebenaran, dan kelak mereka akan
menerima siksaan yang dahsyat”.
Karena hati, mata, dan telinga mereka sudah terkunci
mati merekapun tidak mampu lagi menangkap sinyal kebenaran
akhirnya mereka berada dalam kesesatan. Pada tahapan ini agama
bagi mereka hanya mainan dan bahan olok-olokan.
Sifat ketiga yang merusak kefithrian ialah hubbud-dunya,
mencintai dunia secara berlebihan sehingga melupakan akhirat.
Sikap ini bertentangan dengan idealita ajaran Islam yang harus
menyeimbangkan hidup dunia akhirat, sesuai doá yang selalu
ditadahkan: “Ya Tuhan kami beri kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan jauhkan kami dari siksaan api neraka”.
Berdasarkan prinsip keseimbangan itu, seseorang boleh
meraih dunia seperti kaya dan harus kaya tetapi kekayaan
digunakan sebagai media mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
gemar berzakat, infaq dan sedekah. Bukan justru melupakan

70
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Tuhan karena dia sudah kaya, seperti Tsa’labah yang dikisahkan


pada zaman Nabi. Tsa’lanah adalah seorang yang awalnya miskin
namun tetap setiap beribadah bersama Nabi, tetapi begitu kaya
iapun menjauh dari agama.
Keempat, qillatul haya’, sedikit malu atau hilang rasa malu,
yaitu tidak malu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
ajaran agama dan norma sosial secara terang-terangan. Bahkan
merasa bangga melakukan pelanggaran hukum dan norma yang
ada. Hal ini bertentangan dengan Sunnatullah bahwa salah satu
ciri perubatan buruk ialah ketika manusia malu melakukan
perbuatan tersebut.
Rasa malu penting dalam Islam, karena berkaitan dengan
iman, ketika malu tidak ada maka imanpun akan hilang, sesuai
hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Naím, yang artinya:
“Rasa malu dan iman dua hal yang berdampingan, apabila salah
satunya hilang maka keduanya akan hilang”.
Ketika iman sudah hilang maka tidak ada lagi bedanya
seorang Muslim dengan orang kafir, karena tapal batasnya (iman)
sudah hilang. Jadilah prediket Muslim hanya sebatas KTP saja.
Kelima, thulul ámal, panjang angan-angan sehingga sibuk
dengan khayalan yang tidak mungkin terjadi. Beranggan-angan
tentu boleh-boleh saja, apalagi dalam manajemen modern dikenal
apa yang disebut visi, yaitu kondisi ideal masa depan yang dicita-
citakan dan diwujudkan. Visi haruslah disertai dengan missi, yaitu
tahapan aksi yang dilakukan untuk mencapai yang dicitakan pada
visi. Hal ini berbeda dengan thulul ámal yang hanya berangan-
angan saja tanpa rencana matang, apalagi usaha.
Panjang angan-angan dalam Islam haruslah dimaknakan

71
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

sebagai prinsip bahwa hidup tidak hanya di dunia saja, tetapi ada
kehidupan lanjutan pasca di dunia, yaitu akhirat yang kekal dan
abadi. Karena itu, persiapan dan bekal ke kehidupan haruslah
disiapkan, dan bekal terbaik ialah taqwa, seperti maksud hadits
Nabi yang artinya: “Kumpullah bekal akhirat, dan berkal terbaik
ialah taqwa”, yaitu prilaku posisitif (amal shalih) berupa kepatuhan
kepada ajaran Allah dan kepatuhan meninggalkan larangan-Nya
(imtistalu awamiril-Lahi wajtinabu nawahi-Hi).
Kenam, zhalimun la yantahiy, kezaliman yang terus menerus.
Kezaliman dapat dikelompokkan kepada tiga hal, yaitu zalim
kepada Tuhan, kepada diri sendiri, dan kepada orang lain. Zalim
kepada Tuhan ialah dengan mengabaikan perintah Tuhan, sehingga
melaku-kan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama
sampai akahir hayatnya, tanpa taubat. Sedangkan zalim kepada diri
ialah dengan memaksakan melakukan atau meraih sesuatu yang
sebenarnya di luar kemampuannya, sehingga ia menghalalkan
segala cara (helleige de midellen, the justify all means). Misalnya,
agar kaya secara cepat ia melakukan tindakan melanggar hukum.
Adapun zalim kepada orag lain ialah dengan mengabaikan
hak-hak orang lain, yang seharusnya diperolehnya. Akibatnya
orang lain menjadi terzalimi. Sikap ini harus ditakuti, karena
orang terzalimi sangat dekat dengan Allah, seperti dinyatakan
hadits Nabi yang artinya: “Takutilah orang yang dizalimi, karena
di antara dia dan Allah tiada batas” (H.R. Muslim).
Karena ketiadaan batas itu, maka apapun doánya akan
dimakbulkan Allah, seperti maksud hadits berikut yang artinya:
“Doá orang yang dizalimi diperkenankan oleh Allah”

72
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Jamaáh Íd Rahimakumullah...
Kedua, dalam kondisi kefithrian mari pula meningkatkan
ukhuwah, persatuan dan kesatuan, stabilitas dan harmoni sosial
melalui kerjasama sosial dengan tetap menjaga kerukunan antar
semua anak bangsa, sehingga kita dapat menghindari konflik
horizontal, antar kita, dan konflik vertikal, antar kita dengan
Pemerintah. Kondisi ini hanya akan tercapai manakala terjalin
ikatan sosial dan saling kerjasama antar kita, yaitu:
1. Yang kuat melindungi yang lemah, bukan yang kuat
memangsa yang lemah. Mari merubah paradigma
pengabdian dan kerjasama kita, dari memperdaya yang
lemah menjadi memberdayakannya. Bukankah Ramadhan
mengajak kita untuk berkorban bagi masyarakat lemah,
baik korban material maupun perasaan dan kepekaan.
2. Yang lemah mendo’akan yang kuat, atau yang miskin
mendo’akan yang kaya agar tetap dalam kekayaannya.
Bukan seperti kecenderungan yang ada, yang lemah sirik
terhadap yang kuat dan mendo’akannya untuk jatuh, karena
memang orang kaya tampil dengan kesombongannya.
Atau tidak memiliki kepekaan sosial, egois dan hanya
ingin menang sendiri. Mari kita renungkan kembali hadits
nabi kita yang membuat ilustrasi ideal seluruh komponen
masyarakat melalui sabdanya:
‫صلح االمة بعدل االمراء وبسخوة االغنياء وبعلم العلماء وبداعء الفقراء‬
Artinya: “Baiknya suatu bangsa tidak terlepas dari keadilan
penguasa, kedermawanan orang kaya, penggunaan ilmunya para
ilmuan dan do’anya kaum fakir miskin”.

73
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Oleh karena itu, semua kita berperan di dalam upaya


mewujudkan stabilitas dan harmoni di antara kita, sesuai dengan
peran dan fungsi kita masing-masing.
1) Kita yang berkuasa atau pejabat, mari menggunakan
kekuasaan untuk ketertiban, kesejahteraan dan kemakmuran
kita bersama. Mari memberdayakan rakyat, bukan
memperdayainya.
2) Kita yang memiliki ilmu dan ketrampilan, mari
menggunakannya bagi upaya mewujudkan kesejah-teraan
bersama, bukan kita gunakan untuk menina-bobokkan
masyarakat kita.
3) Kita yang memiliki modal dan kekayaan, marilah kita
sisihkan sebagiannya bagi upaya perbaikan tingkat hidup
masyarakat bawah kita. Ingatlah firman Allah bahwa di
dalam kekayaan kita terdapat hak orang lemah atau miskin.
“Dan pada harta orang kaya terdapat hak yang pasti bagi
kaum lemah” (Q.S. al-Zariyat: 19).
4) Kita yang memiliki tenaga, juga mari mengguna-kannya bagi
mewujudkan ketentraman kita bersama, bukan justru kita
gunakan untuk adu otot atau adu kekuatan. Sikap semacam
ini ternyata menimbulkan perang kelompok, bahkan perang
etnis dan agama yang pernah terjadi di berbagai belahan
tanah air kita.
5) Kita yang tidak memiliki apa-apapun masih memiliki
do’a. Mari kita do’akan bangsa kita ini agar dalam waktu
yang tidak terlalu lama dapat mengatasi berbagai gejolak
dan krisis multi dimenasinya. Mari kita do’akan para

74
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

pejabat dan birokrat kita agar tetap memiliki sence of crisis


sehingga berupaya memperbaiki bangsanya. Mari kita
do’akan para aghniya’ kita agar memperoleh kekayaan
yang lebih melimpah bagi pemberdayaan kaum miskin.
Mari kita do’akan para orang kuat kita, agar kekuatan
yang ada digunakan untuk melindungi rakyat, bukan
menakut-nakutinya. Dan mari kita do’akan para ilmuan kita
kiranya mereka memiliki pemikiran yang jernih di dalam
merumuskan program aksi bagi perbaikan masyara-kat,
bangsa dan negara kita.
َ ْ ْ ُ‫له‬ ُ َ َ ُ َّ‫ه‬ ََ‫اع َملُوا فَ َس ر‬
ْ َُْ
‫الل ع َملك ْم َو َر ُسو ُ َوال ُمؤم ُِنون‬ ‫يى‬ ‫وقل‬
Artinya: “Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan
rasul-rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu…” (Q.S. al-Taubat: 105).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamda.

‫تقبل اهلل منا ومنكم ونكونا من الفائزين المقبولني‬

75
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

76
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪SILATURRAHMI; MERAYAKAN IDUL FITRI‬‬


‫‪DI TENGAH PANDEMI‬‬

‫‪Oleh: Prof. Dr. H. Moh. Hatta‬‬

‫‪Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.‬‬


‫ال ْم ُد‪ُ .‬‬ ‫ب وَللِ هّ ِ حَْ‬ ‫ُأك رَ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ُ َ ْ‬ ‫لاَّ‬ ‫اَ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫اَهلل‬ ‫ب‪ ،‬اَهلل‬ ‫ب (×‪ )٩‬ل اِلهََ ا ِ اهلل واهلل أ‬ ‫اَهلل أ‬
‫ف ليَْلِهِ بقِ َيام‪ُ ،‬‬ ‫يِْ‬ ‫ف ن َهار َرمضان ب ِص َيام‪َ ،‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫يِْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ب ما فعل ال ُمسل ُِم ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫َ ْ‬
‫اَهلل‬ ‫ِ ٍ‬ ‫و‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ْ ِ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫أ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫اَ‬
‫ب ما ازدح َم ال ُمصل ْون ف ال َم َساج ِد ل ِصَلة ِ رََّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أك ُ‬‫رَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫التاوِيحِ خِبش ْو ٍع َواهت ِ َما ٍم‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫يِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ج ْودِ َوال ُق ُع ْودِ َوال ِق َي ِ‬ ‫ِلس ُ‬ ‫ب َما َس َب ُق ْوا ف ال ْ َم َساج ِد ل ُّ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫ام‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫يِ‬ ‫أ‬ ‫اهلل‬ ‫×‪.٣‬‬ ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬
‫رَِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ حََ‬ ‫لىَ‬ ‫ُ ْ ُْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫رَ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫اَهلل أكب ما بذل المسل ِمون إ ِ إِخوان ِ ِهم بِإِعطا ٍء ومب ٍة واحتا ٍم‪.‬‬
‫يِْ َ َ َّ‬ ‫َ ُ ُّ أَْ ُ ُّ لىَ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫ف هذا الش ْه ِر‬ ‫ب َما تكف الكف إ ِ اهللِ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ب ×‪ .٣‬اهلل أ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫اهلل أ‬
‫رُّ ّ َ آْ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫رَ‬
‫ادل اَعءِ واتل ُّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ب ُّ‬
‫الض والل ِم‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ض ِع ل ِكش ِف‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫اَهلل أك رَ ُ‬ ‫َ‬
‫ال ْم ُد‪.‬‬ ‫ب ×‪ .٣‬وَهللِ حَْ‬ ‫ُ‬
‫ِي ل َ ْو اَل أَ ْن َه َدانَا ُ‬
‫اهلل‪.‬‬ ‫ِي َه َدانَا ل َِه َذا َو َما ُك َّنا لنَِ ْه َتد َ‬ ‫ل ْم ُد هللِ ذَّال ْ‬ ‫ل ْم ُد هللِ‪ ،‬ا َ حَْ‬ ‫ا َ حَْ‬
‫ََ َْ‬ ‫ك لهَ ُ ‪ ،‬ا ِْر اَغ ًما ل َِم ْن َج َ‬ ‫ُ َ ْ َ ُ اَ رَ ْ َ‬ ‫َ ْ َ ُ َ ْ اَ لهََ لاَّ‬
‫ح َد بِهِ َوكف َر‪َ .‬وأش َه ُد‬ ‫شي‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫أشهد أن ل ا ِ إ ِ‬
‫وس ّل ِمْ‬‫الل ُه َّم َص ّل َ‬ ‫ّ‬ ‫َ ْ َ رَ‬ ‫اَ‬ ‫ُ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ ّ َ َ َ َ اَ َ حُ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُِ ْلهُ‬
‫أن سي ِدنا وموْلنا ممدا عبده ورسو سيد الخَْلئق والبش‪.‬‬
‫ْ‬ ‫ّ‬
‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ ِ َ َّ ِنيَ ِ ْ ِ لىَ‬ ‫حَُ ّ َ لَىَ‬ ‫َ ْ لَىَ َ ّ‬
‫سان إ ِ يو ِم ادلِي ِن‪.‬‬ ‫وبارِك ع سيِدِنا مم ٍد وع ا َلهِ ِ وأصحابِهِ واتلابِع بِإِح ٍ‬
‫َ‬
‫ا َّما َب ْع ُد‪،‬‬

‫‪77‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

ُّ ُ‫اعلَ ُم ْوا َأنَّ ُه اَل يَ ر‬


‫ض‬
ْ َ ُ َ َ ُ َّ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ‫َّ ُ ْ هلل‬
‫ و‬.‫ ا ِتقوا ا وراق ِبوا مراقبة من يعلم أنه يراه‬،ِ‫ع َِباد اهلل‬
َ
َ ْ َّ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ‫ا‬ ْ ُ َ‫اَ َ ْ َ ُ ا‬
‫ان‬ِ ‫ أعوذ بِاهللِ مِن الشيط‬:‫ قال اهلل تعال‬.‫وَل ينفع وَل يع ِط ْي وَل يمنع سِواه‬
َّ‫َ َ ْ َ َ َ َ َ َ حِ ً َ َّ ُ َ ُ ُ لىَ ه‬
.)٧١ :‫وب إ ِ اللِ َم َتابًا (الفرقان‬ ‫ ومن تاب وع ِمل صالا فإِنه يت‬.‫جي ِم‬ َّ
ِ ‫الر‬
Tiada Tuhan yang berhak disembah, melainkan Allah yang Maha
Esa. Allah Maha Besar dengan segala pujian hanya bagi-Nya.
Maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Tiada Tuhan selain
Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, meskipun
orang Kafir, Munafiq dan Musyrik membenci-Nya.
Tiada Tuhan selain Allah dengan Ke-Esaan-Nya. Dia menepati
janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya,
mengalahkan musuh dengan kekuasaan-Nya.
ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬
‫ال ْم ُد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ‫ اَهلل أ‬،٣× ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬
Jamaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah,
Alhamdulillah, pada pagi hari yang penuh kemuliaan
ini, kita semua masih diberi kesempatan oleh Allah SWT bisa
bersujud, bersimpuh mengumandangkan takbir, mengagungkan
nama-Nya; bertahmid, mengucap syukur, berterima kasih kepada-
Nya; bertahlil, mengesakan-Nya, hanya beribadah kepada-Nya.
Kita pun telah diberi anugerah oleh Allah bisa menyelesaikan
ibadah puasa selama sebulan penuh. Pada hakikatnya, ibadah
yang kita lakukan, bukan atas kuasa kita sendiri, namun semata-
mata anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain bersyukur, sebagai orang beriman, kita semestinya
bersedih hati karena Ramadhan tahun ini sudah meninggalkan
kita. Selama hidup kita, Ramadhan tahun ini tidak akan kembali
lagi sampai kapan pun. Sebab, yang berlalu tak akan datang
kembali. Andaipun kita dianugerahi oleh Allah bisa bertemu pada

78
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Ramadhan di tahun mendatang, boleh jadi Ramadhan mendatang


kualitas dan kuantitas ibadah kita di dalamnya tidak seperti
kualitas dan kuantitas ibadah kita pada Ramadhan tahun ini.
Sahabat Ibnu Mas’ud pernah mendengar Baginda Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬bersabada:
َ‫الس َن َة لُكَّها‬ َ ُ َ ْ َ َّ ُ ْ َّ َ ََ‫َ َ َ َ لت‬ ُ ْ َ َ
َّ ‫ون‬ ‫ل ْو َي ْعل ُم العِ َباد َما يِف رمضان منت أم يِت أن يك‬
Artinya: “Seandainya para hamba mengetahui hakikat apa yang
ada di bulan Ramadhan, mestinya umatku berharap setahun penuh,
semuanya menjadi bulan Ramadhan” (HR Ibnu Khuzaimah).
Itulah sebabnya, ketika malam terakhir bulan Ramadan
dalam berbagai kisah disebutkan para sufi itu menangis sejadi-
jadinya. Mereka menangis sebab Ramadan akan meninggalkan
mereka. Bulan di mana mereka bisa beribadah sepuas hatinya.
Bulan di mana pahala amalan dilipat gandakan. Jika Ramadan
datang mereka sangat bergembira, sebaliknya jika Ramadan akan
berakhir, mereka sangat sedih dan menangis karenanya.
ُ‫ال ْمد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ُ َ‫ر‬ ْ َ ُ
‫ اَهلل أ‬،٣× ‫اَهلل أكب‬
Para hadirin yang berbahagian.
Idul Fitri merupakan hari raya khusus bagi orang yang
berpuasa. ‘Id yang berakar pada kata ‘aada - ya-‘udu artinya
kembali. Sedangkan Fitri diartikan sebagai suci, bersih dari segala
dosa, kesalahan serta keburukan. Namun fitri juga dapat diartikan
Buka Puasa. Bagi orang yang kemarin menjalankan perintah
Allah dengan berpuasa sebulan penuh, hari ini adalah hari raya
berupa diperbolehkannya makan dan minum.
Jadi, yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam konteks ini
berarti kembali ke asal kejadian yang suci dan mengikuti petunjuk

79
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Islam yang benar. Bagi umat Islam yang telah lulus melaksanakan
ibadah puasa di Bulan Ramadhan, akan diampuni dosanya
sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan
dari kandungan ibunya.
Kabar gembira ini dapat kita baca:
َ َ ُ َ ً ِ‫لاَّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َلاً َ ح‬
ُ َّ‫ك ُي َب ّد ُِل ه‬
َ ‫الل َس ّي َئاتِه ْم َح َس‬
‫ات‬
ٍ ‫ن‬ ِ ِ ِ ‫إ ِ من تاب وآمن وع ِمل عم صالا فأولئ‬
ً ‫ورا َرح‬
‫ِيما‬ ُ َّ‫َو اَك َن ه‬
ً ‫الل َغ ُف‬
Artinya: “Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan
mengerjakan amal shalih; maka keburukan-keburukan mereka
tersebut diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Furqan: 70).
َّ‫َ َ ْ َ َ َ َ َ َ حِ ً َ َّ ُ َ ُ ُ لىَ ه‬
‫وب إ ِ اللِ َم َتابًا‬ ‫ومن تاب وع ِمل صالا فإِنه يت‬
Artinya: “Dan orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal
shalih, sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat
yang sebenar-benarnya” (QS Al-Furqan: 71).
Dalam hadits, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda:
َ َّ ُ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ ُ ُ ْ َّ ‫إن اهلل َت َعالىَ يبْ ُس ُط يدهُ ب‬
ِ‫ ويبسط يده بانلهار‬،ِ‫اللي ِل يلتوب مسِيئ انلهار‬ ِ
َّ ُ
ِ
ْ َ ُ ْ َّ َ ُ ْ َ َّ‫ى‬ ْ ُ َ ُ
‫يلَتوب م يِسء اللي ِل حت تطلع الشمس مِن مغ ِربِها‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah ta’ala menerima tobat dengan
selebar-lebarnya di waktu malam supaya orang yang menjalankan
keburukan di waktu siang bisa bertobat, dan Allah membuka pintu
tobat seluas-luasnya di waktu siang bagi orang yang melakukan
kesalahan di malam hari supaya bisa bertobat sampai matahari
terbit dari barat (kiamat)” (HR Muslim).
Kabar gembira juga datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬:
َْ ََ َ‫ُ له‬ ْ ً َ ‫ان‬ َ َ ََ َ َ ْ َ
ِ‫إيمانا َواحت ِ َسابًا غفِ َر ُ َما تق َّد َم م ِْن ذنبِه‬ ‫من قام رمض‬

80
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Artinya:“Barang siapa mendirikan ibadah di bulan Ramadhan


seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang
telah lampau.” (Riwayat Daud).
Jamaah Yang Berbahagia,
Sebagaimana kita ketahui bersama, penduduk bumi sedang
diuji oleh Allah SWT berupa pandemi covid-19. Namun apa pun
kondisi muka bumi ini, bagi orang beriman tetap mempunyai
potensi pahala.
Sabda Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
َ َ‫لُ َّ له‬ َ َّ ْ ْ َِ‫َ َ ً أ‬
‫ إِن أ ْم َرهُ ك ُه ُ خ رْي‬،‫جبا ل ْم ِر ال ُمؤم ِِن‬ ‫ع‬
Artinya: “Sangat menakjubkan urusan orang beriman. Semua
urusannya merupakan kebaikan.
ْ ْ َّ َ َ َ
‫َوليْ َس ذل ِك ألِ َح ٍد إِال ل ِل ُمؤمِن‬
Hal tersebut tidak dimiliki siapa pun kecuali hanya dimiliki
oleh orang beriman.
َ‫ْ َ َ َ ْ ُ رَ َّ ُ َ َ َ اَ َ َ ً له‬
، ُ ‫اء شك َر فكن خ رْيا‬ ‫إِن أصابته س‬
“Apabila orang beriman mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur,
dan itu menjadi kebaikan baginya.”
ْ‫ْ َ َ َ ْ ُ رَ َّ ُ َ رََ فَ اَك َن ر‬
ُ َ‫خيا ً له‬ ‫ِإَون أصابته ضاء صب‬
“Jika ia tertimpa musibah, dia bersabar. Dan itu juga menjadi
kebaikan baginya” (HR Muslim: 7692).
ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬
‫ال ْم ُد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ‫ اَهلل أ‬،٣× ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬

81
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Saudara-saudara yang berbahagia,


Banyak sekali hikmah, pelajaran dan makna yang dapat kita
petik dari mewabahnya Covid-19. Di antaranya, kita diingatkan
untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi apa pun dan
dalam kondisi bagaimana pun. Sabar dan syukur adalah dua
senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan di
dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan
syukur dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan
apa-apa kecuali kerisauan, kepenatan, kesusahan, dan kesedihan.
Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita,
maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di
kehidupan akhirat.
Mewabahnya virus ini juga mengingatkan kita sebagai
makhluk yang lemah. Hanya dengan makhluk yang sangat kecil
itu, banyak orang menjadi tak berdaya. Jutaan orang terpapar
virus ini, bahkan banyak pula yang meninggal dunia. Hal ini
seakan mengikis habis kesombongan pada diri manusia. Manusia
itu makhluk lemah yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak
selayaknya ia menyombongkan dan membanggakan dirinya.
Menyebarnya virus ini juga mengingatkan kita akan
kematian. Manusia pasti akan mati. Manusia tidak selamanya
hidup di dunia ini. Semuanya pasti akan berakhir dengan
kematian. Tidak seorang pun dapat memajukan kematian atau
memundurkannya barang sesaat pun. Kematian adalah pintu yang
akan dimasuki oleh setiap insan. Ajal tidak akan meminta izin
kepada orang muda yang sehat. Maut juga tidak akan permisi
kepada orang tua yang sakit-sakitan. Maut akan menjemput

82
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

seseorang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.


Virus ini adalah satu di antara sekian sebab kematian manusia itu.
Menjalarnya virus ini juga mengingatkan kepada kita akan
arti penting dari agama. Tanpa agama, kita tidak akan mampu
menggali hikmah dari suatu kejadian. Tanpa agama, kita tidak
akan dapat bersabar dan bersyukur sebagaimana mestinya. Tanpa
ilmu agama, kita tidak akan mampu menyikapi musibah sesuai
tuntunan syariat Islam.
ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬
‫ال ْم ُد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ‫ اَهلل أ‬،٣× ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬
Jamaah Yang Mulia,
Setelah hak-hak Allah kita tunaikan selama Ramadhan
melalui ibadah-ibadah yang kita lakukan, tibalah kini waktu untuk
memenuhi hak-hak sesama hamba. Hari raya ini adalah salah satu
momen yang tepat untuk mempererat dan mengokohkan kembali
jika pandemi covid 19 telah mengganggu tali silaturahim di
lingkungan keluarga, sesama muslim dan sesama anak bangsa.
Pandemi ini janganlah menghalangi kita untuk
bersilaturahim. Karena silaturahim bisa dilakukan dengan berbagai
cara. Jika tidak memungkinkan dengan bertemu fisik, maka bisa
diganti dengan pertemuan secara daring. Silaturahim juga dapat
dilakukan dengan saling bertegur sapa dan menanyakan kabar
melalui sambungan telepon. Di musim pandemi covid-19 ini, kita
memang dianjurkan untuk menjaga jarak fisik. Akan tetapi jarak
sosial tidak boleh renggang. Jarak persaudaraan harus tetap dekat.
Jembatan penghubung antar kerabat harus tetap dibentangkan.
Dalam Shahih Ibn Hibbban dari Abu Hurairah radliyallahu
‘anhu, ia berkata: Wahai Rasulullah, beritahulah aku tentang

83
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

sesuatu yang jika aku kerjakan, maka aku akan masuk surga. Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ َ ٌ َ ُ َّ َ ْ َّ ْ ُ َ َ ْ َ‫أل‬ َ َّ ‫ام َوأَفْش‬ َّ ‫أَ ْطعِم‬
‫ام ت ْدخ ِل‬ ِ ‫السالم َو‬
‫ص ِل ا رحام وقم بِاللي ِل وانلاس نِي‬ ِ
َ ‫الط َع‬
ِ
َ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َّ َ ْ
)‫الـجنة بِسال ٍم (رواه ابن حِبان‬
Maknanya: “Berikanlah makanan, sebarkanlah salam, sambunglah
tali silaturahim dan lakukan shalat malam ketika orang-orang
tidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu
Hibban).
ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬
‫ال ْم ُد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ‫ اَهلل أ‬،٣× ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬

Hadirin yang berbahagia,


Musim pandemi jangan sampai membuat kita memutus tali
silaturahim. Jangan sampai keluarga dan kerabat kita, merasa kita
tinggalkan dan kita abaikan. Walaupun di masa pandemi, kita
tetap jaga hubungan baik dengan mereka. Kita berlomba-lomba
dalam kebaikan.
Menyambung silaturahim adalah salah satu kewajiban dan
memutus silaturahim termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ْ‫اَ َ ْ ُ ُ ْ َ َّ َ َ ٌ َ لب‬
)‫(ر َواهُ ا ُخارِ ُّي َو ُم ْسل ٌِم‬ ‫ل يدخل الـجنة قاطِع‬
Maknanya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus
silaturahim (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Termasuk silaturahim adalah membantu kerabat kita ketika
mereka dalam kondisi membutuhkan, terutama dalam situasi
seperti sekarang ini. Dalam hadits disebutkan:

84
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

َ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ َ
‫حان ُه م ِْن ُحل ِل الك َر َامةِ يَ ْو َم‬ َ ‫َما م ِْن ُم ْؤمِن ُي َع ّزي أَ َخاهُ ب ُم ِص‬
‫يب ٍة إِال كساه اهلل سب‬ ِ ِ ٍ
)‫(ر َواهُ ابْ ُن ماجه‬
َ َ َ ِ‫امة‬ َ ‫الْق َي‬
ِ
Maknanya: “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya
karena musibah yang menimpanya, kecuali Allah akan
mengenakan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan di hari
kiamat” (HR Ibnu Majah).
Janganlah kita menganggap silaturahim sebagai beban.
Jangan pula berpikir bahwa silaturahim hanya akan menambah
kesusahan yang sedang kita rasakan. Bahkan sebaliknya, dengan
sebab silaturahim itu Allah akan angkat kesusahan kita dan
melapangkan rezeki kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ُّ ‫اهلل يف ُع ُمره َو ُي َو ّ ِس َع َعلَيْهِ ر ْزقَ ُه َو َي ْد َف َع َعنْ ُه مِيْ َت َة‬
ِ‫الس ْوء‬ ُ ‫أن َي ُم َّد‬ْ ُ َّ َ‫َ ْ ر‬
‫من سه‬
ِ ْ ِ
َ ْ َ ْ ُ
) ِ‫ك ُم يِف المستدرك‬ َْ‫فَلْ َي ِص ْل رحه (رواه ح‬
ِ ‫الا‬ ُ َ َ ُ َِ‫م‬ َ
Maknanya: “Barangsiapa menginginkan dipanjangkan umurnya,
diluaskan rezekinya, dan diselamatkan dari kematian yang buruk
oleh Allah, maka hendaklah ia sambung tali silaturahim dengan
kerabatnya” (HR Al-Hakim dalam al-Mustadrak).
Ramadhan ini, bukanlah Ramadhan kelabu. Hari raya ini
bukan hari raya yang buruk. Wabah Covid-19 yang menyebabkan
sebagian daerah tidak bisa menyelenggarakan jamaah tarawih
dan tadarus di masjid, sama sekali tak mengurangi keagungan
Ramadhan. Semuanya tetaplah mutiara yang bernilai tinggi bagi
orang beriman. Kecuali bagi orang yang tidak bisa menghormati
Ramadhan dengan mengisi amal-amal yang baik, tentu Ramadhan
dan hari raya ini tidak merupakan hari raya mereka. Bagi mereka,
hari raya ini adalah hari raya kelabu, penuh kemurungan.

85
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Jama’ah ‘Id Rahimakumullah


Selain puasa, pada bulan Ramadhan, terdapat pula momen
yang agung, yaitu memberikan zakat fitrah. Bagi orang mampu,
zakat dan sedekah akan meringankan beban sesama, dan
menghasilkan pahala yang sangat besar. Begitu pula untuk orang
yang tidak mampu secara ekonomi, menerima pemberian orang
kaya merupakan jasa yang sangat besar. Orang miskin berjasa
menjadi pembersih hartanya orang kaya. Ini adalah soal hak dan
kewajiban. Bukan soal mana yang tinggi dan mana yang lebih
rendah. Orang kaya memiliki kewajiban mengeluarkan hartanya,
sementara orang miskin mempunyai hak untuk menerima itu atas
ketidakmampuannya. Orang kaya tak seharusnya merasa berjasa
atas ‘pengorbanan’ harta yang memang wajib ia keluarkan.
Kata Imam al-Ghazali, termasuk kategori mengungkit
pemberian adalah ketika orang kaya merasa menolong orang yang
miskin. Perasaan ini tidak tepat dimiliki oleh siapa saja. Justru
orang kaya harus berterima kasih kepada orang miskin. Atas
jasa merekalah harta orang kaya menjadi bersih dan tidak kotor.
Jadi, orang kaya tidak boleh merasa mempunyai jasa berderma
di hadapan orang miskin. Demikian disampaikan oleh Imam al-
Ghazali dalam kitab al-Arbain fi Ushulid Din. Kita sedang saling
menguatkan antara satu dengan lainnya. Semua menjadi ladang
ibadah. Yang kaya berzakat itu ibadah, orang miskin menerima
zakat, dia ikut andil membersihkan hartanya yang kaya, ini juga
ibadah. Sekali lagi, bagi orang beriman, apa pun posisi dan
keadaannya, bernilai kebaikan.
ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬ ْ َ ُ
ُ َ‫ك ر‬
‫ال ْم ُد‬
َْ‫ب وَهللِ ح‬ ‫ اَهلل أ‬،٣× ‫ب‬ ‫اَهلل أ‬

86
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

Hadirin yang Berbagai,


Di tengah pandemi ini, kita harus optimis bahwa kita bisa
beradaptasi dengan keadaan secepat-cepatnya. Kita berharap, ke
depan, keadaan menjadi semakin membaik. Pintu-pintu masjid
kembali terbuka sebagaimana sedia kala, kita bisa berkumpul
bersama, mengaji bersama, menjalankan sistem kontrol sosial
bersama-sama melalui pintu-pintu masjid di sekitar kita. Selain
itu, di hari raya ini, meskipun sebagian di antara kita terhalang
oleh keadaan, jangan sampai kita lewatkan permohonan maaf
kepada kedua orang tua walaupun sebagian di antara kita tidak
bisa bertatap muka.
Silakan saling memaafkan antarsaudara, tetangga, teman,
dan lain sebagainya dengan menggunakan fasilitas yang ada, jika
pertemuan fisik tidak memungkinkan. Kita fungsikan media sosial
yang kita punya sebagai sarana untuk merekatkan antarkeluarga,
sesama muslim sehingga media sosial kita menjadi wasilah kita
menuju ridha Allah subhanahu wa ta’ala.
Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan, taufiq,
hidayah serta inayah-Nya supaya kita dan keluarga kita selalu
menjadi orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Pada
puncaknya, kelak saat kita akan menghadap Allah sang Pencipta,
kita akan meninggalkan dunia ini dengan husnul khatimah. Amin.
ْ‫ب ر‬ ََ‫َ َ َ َ ُ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ نَْ لُ ُّ اَ َ َ ْ ُ ْ خ‬
.‫ي‬ٍ ‫جعلنا اهلل ِإَوياكم مِن العائِدِين والفائ ِ ِزلىَين والمقبول ِي ك ع ٍم وأنتم‬
ُ ُ ْ
‫ َو َسارِ ُع ْوا إ ِ َمغ ِف َر ٍة م ِْن َر ّب ِك ْم َو َج َّن ٍة َع ْرض َها‬،‫آمني بسم اهلل الرمحن الرحيم‬
َْ‫اح ن‬ َّ ‫ي‬
ِ‫الر م‬ َ ْ ‫وار َحم َو َأن‬
ُ ْ‫ت َخ ر‬ ْ ‫اغ ِف ْر‬ْ ّ َّ ْ ُ َ َْ‫َّ َ َ ُ َ أَْ ْ ُ ُ َّ ْ ْ ُ َّ ن‬
‫ب‬
.‫ِي‬ ِ ‫ وقل ر‬.‫السموات والرض أعِدت ل ِلمت ِقي‬

87
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫‪KHUTBAH II‬‬
‫ب‪ُ ،‬‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬ ‫ك رَ ُ‬ ‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ‬
‫اهلل‬ ‫أ‬ ‫اهلل‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫اهلل‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫اهلل‬ ‫‪،‬‬ ‫ب‬ ‫اهلل أكب اهلل أكب اهلل أ‬
‫َ ْ رَ ُ َللِهَّ حَْ ْ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ اَ لهََ لاَّ ُ َ ْ َ ُ اَ رَ َ لهَ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ َ ّ َ َ‬
‫شيك ‪ ،‬وأشهد أن سي ِدنا‬ ‫أكب و ِ المد‪ ،‬وأشهد أن ل إ ِ إ ِ اهلل وحده ل ِ‬
‫َّ‬ ‫َ َ َّ َ حَُ َّ ً َ ْ ُ هَّ َ َ ُ لهُ ُ َ ُ َّ َ ّ َ َ ّ ْ َ َ ْ لَىَ َ ّ َ َ َ ّ َ حَُ‬
‫ونبِينا م َمدا عبد اللِ ورسو ‪ ،‬فاللهم ص ِل وسل ِم وبارِك ع سي ِدِنا ونبِي ِنا مم ٍد‪،‬‬
‫ح َسان إلىَ يَ ْو ِم ا ّ‬ ‫اتلابعنيَ ل َ ُه ْم بإ ْ‬ ‫ِي‪َ ،‬و َّ‬ ‫الم َيام نَْ‬ ‫حابهِ َ‬ ‫ص َ‬ ‫ع آلهِ ِ َوأ ْ‬ ‫َ لَىَ‬
‫ين‪ .‬أما بعد‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫دل‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫لىَ‬ ‫هََّ َ‬ ‫َّ ُ‬ ‫َّ‬ ‫هَّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫الل ت َعا يِف هذا اليَْ ْو ِم‬ ‫وصيك ْم َونف يِس ب ِ َتق َوى اللِ َع َّز َو َجل َواتق َوا‬ ‫فأ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫لَىَ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ام سِتّ‬ ‫َ‬
‫ام‪ ،‬وأتبِعوا ّرمضلَىَان ب ِ ِصي ِ ٍ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ام َوالقِ َي ِ َ‬ ‫الص َي ِ‬ ‫ام ِ‬ ‫ال َع ِظي ِم‪َ ،‬واشك ُروهُ ع ت َم ِ‬
‫َ َ‬ ‫ادل ْهر َو َص ّل ُ‬ ‫يَِ ُ َ َ ُ َ‬ ‫ْ َ َّ‬
‫الله َّم َو َسل ِ ْم ع َس ّي ِدِنا َونب ِ ّي ِ َنا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ام َّ‬ ‫ك ْم ك ِص َي ِ‬ ‫ال‪ ،‬ل َكون ل‬ ‫مِن شو ٍَ‬
‫َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ حَْ ُّ َّ هََّ َ اَ َ َ ُ ُ َ ُّ َ لَىَ‬ ‫َ‬ ‫حَُ‬
‫م َّم ٍد‪ ،‬ك َمَا أ َم ْرت َنا‪ ،‬فقلت وقولك الق‪ :‬إِن الل ومَلئِكته يصلون ع‬
‫ّ‬
‫الله َّم َص ِل خْ َو َسل ِ ْم‬
‫ّ‬ ‫ِيما‪ُ ،‬‬ ‫آم ُن ْوا َص ُّل ْوا َعلَيْهِ َو َس ّل ُِموا ت َ ْسل ً‬ ‫ِين َ‬ ‫ب‪ ،‬يَا أ ُّي َها ذَّال َ‬ ‫انلَّ ّ‬
‫ََُ‬ ‫لَىَ‬ ‫لَىَ‬ ‫ِ‬
‫َ َ يِ ْ‬
‫اللفاءِ‬ ‫الله َّم َع ِن‬ ‫ار َض ُ‬ ‫حبهِ‪َ ،‬و ْ‬ ‫م َّمد َوع آلهِ ِ َو َص ْ‬ ‫َ ّ َ َ َ ّ َ حَُ‬
‫ا‬‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ع‬ ‫ك‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫وبارِ‬
‫حلنيَ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ َ لَيِّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ع‪ ،‬وعن سائ ِ ِر الصحاب ِة أَْالصا ‪،‬‬ ‫ٍ‬ ‫الرا ِشدِين‪ ،‬أَبيِ بك ٍر وعمر وعثمان و‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ نيَ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ نيَ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ْ‬
‫ات‪ ،‬الح َياءِ مِن ُه ْم‬ ‫ات‪َ ،‬وال ُمؤ ِمن ِ َوال ُمؤمِن ِ‬ ‫اللهأَْ َّم اغفِ ْر ل ِل ُمسل ِ ِم َوال ُمسل َِم ِ‬
‫ات‪،‬‬ ‫ادلع َو ِ‬
‫يب َّ َ‬ ‫يب مجُ ُ‬ ‫يع قَر ٌ‬ ‫ك َس ِم ٌ‬ ‫َّ َ‬
‫ات‪ ،‬إِن‬ ‫َوالم َو ِ‬
‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ َْ ًَ‬ ‫َْ‬ ‫سةً َوتَ َر مُ ً‬ ‫حا‪َ ،‬و َم رَ َّ‬ ‫ال مُ ً‬ ‫ََ َ َ َ َ ًَ ََ َ‬ ‫ُ َّ ْ ْ‬
‫ِينة‬ ‫احا‪َ ،‬وزِدنا فِيهِ طمأن‬ ‫اج َعل عِيدنا هذا س َعادة وت‬ ‫ُاللهم‬
‫َ يْ ُ ْ َ ْ رََ اَ‬ ‫مََ‬ ‫َ‬ ‫رْ‬
‫اء ومبة‪ ،‬وأعِده علينا بالي و َّ‬ ‫خَْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َّ‬ ‫حََ‬ ‫َ‬ ‫َوألْ َف ًة‪ ،‬وهن ً‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ت‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ات‪ ،‬وال َم ِن والبك‬ ‫ِ‬ ‫الر ْح‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّ َ لَىَ‬ ‫اس َدأ َب َنا‪ُ ،‬‬ ‫ِيم َت َنا‪َ ،‬و َب ْذ َل خَْ‬ ‫اج َعل ال ْ َم َو َّدةَ ش َ‬
‫الس َ َعادةَ ع‬ ‫ال رْي ل َّ‬ ‫الله َّم ْ‬ ‫ُ‬
‫الله َّم أد ِِم‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِلن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫اح َف ْظ َنا ف أ ْهل َ‬ ‫ج َة ف ُب ُيوت َِنا‪َ ،‬و ْ‬ ‫َو َطن َِنا‪َ ،‬وان رُش البَْ ْه َ‬ ‫ْ‬
‫ِينا َوأ ْر َحام َِنا‪َ ،‬وأك ِر ْم َنا‬ ‫يِ‬ ‫يِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫آْ‬ ‫ً‬ ‫ُّ ْ‬ ‫ادلنْ َيا َو آْالخ َِرة ِ‪َ ،‬ر َّب َنا آت َ‬ ‫َ َ‬
‫ادلن َيا َح َس َنة‪َ ،‬و يِف الخ َِرة ِ َح َس َنة‪،‬‬ ‫ف‬ ‫أَْ‬ ‫يِ‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫َ‬
‫ِك ف ُّ‬
‫بِك َرم يِ‬
‫َ‬ ‫يز يَا َغ َّف ُ‬ ‫اب انلَّار‪َ ،‬وأ ْدخِل َنا الجَْ َّن َة َم َع الب ْ َرار‪ ،‬يَا َعز ُ‬ ‫ْ‬ ‫َوق َِنا َع َذ َ‬
‫ار‪ .‬ع َِباد اهللِ‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ‬ ‫ْ ُ ْ ىَ َ ْهىَ‬ ‫إن اهللَ يَأ ْ ُم ُر بالْ َع ْدل َوالإْ ْ‬ ‫َّ‬
‫حشاءِ‬ ‫َع ِن الف‬ ‫ِإَوي َتاءِ ذِي القرب وين‬ ‫ح َسان‪ْ ،‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ ُ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ُ َ َّ ُ َ َ َّ َ َ ُ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ يْ‬
‫غ‪ ،‬يَعِظك ْم ل َعلك ْم تذك ُر َ ْون‪ .‬فاذك ُروا اهللَ ال َع ِظيْ َم يَذك ْرك ْم‬ ‫و ذَالم ْنك ِر و َابل ْ ِ‬
‫بيرْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ٌ َ لُ ُّ اَ َ ْ ُ ْ خَِ‬ ‫ُ‬ ‫رَ‬ ‫َ ُ‬
‫ولِكر اهللِ أكب‪ ،‬عِيد س ِعيد وك ع ٍم وأنتم ٍ‬

‫‪88‬‬
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫‪IBADAH RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN‬‬


‫)‪INSAN PARIPURNA (KHAIRA UMMAH‬‬
‫‪Oleh : Prof. Dr. H. Asmuni,MA1‬‬
‫‪Sekretaris Umum MUI Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫اهلل اكرب اهلل اكرب ال اهل اال اهلل اهلل اكرباهلل اكرب وهلل احلمد‬
‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ حَْ ْ ُ هّ َ ّ ْ َ َ نَْ نحَْ‬
‫ي َم ُدهُ َون ْس َتعِيْ ُن ُه َون ْس َتغفِ ُرهُ َون ُت ْو ُب ا ِليَْهِ َون ُع ْوذ بِاهللِ‬ ‫ب العال ِم‬‫المد للِ ِ ر ِ‬
‫ُ َ َ ُ َّ لهَ ُ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لنَِ‬ ‫َ‬ ‫ْ رُ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ ّ َ َ ْ‬
‫ضل ومن يضل ِل فال‬ ‫ات اعما ا من يه ِد اهلل فال م ِ‬ ‫مِن شورِ انفسِنا وسي ِئ ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ لهَ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ رَ ْ َ لهَ ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ حَُ َّ ً َ‬
‫شيك واشهد ان ممدا عبده ُ‬ ‫هادِيْلهُ ‪ .‬اشهد َ ان ال ا َِهل ا ِاللَىَ اهلل وحده ال لَىَ ِ‬
‫حابهِ َو َم ْن تَب َع ُه اِلىَ يَو ِمْ‬
‫ص َ‬ ‫ع َءالهِ ِ َوا َ ْ‬ ‫حَُ‬ ‫َ‬
‫السال ُم ع نب ِ ّي ِ َنا م َّم ٍد َو‬ ‫الصالةُ َو َّ‬ ‫َو َر ُسو ُ ‪َ .‬و َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ َ َّ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ّ ْ َ َّ ْ ُ َ‬
‫اعتِهِ ل َعلك ْم‬ ‫صيْك ْم َونف يِس ب ِ َتق َو اهللِ وط‬ ‫دلي ِن‪ .‬اما َبعد‪ :‬ف َياع َِباد اهللِ ‪ :‬ا ْو ِ‬ ‫ا ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ لىَ‬
‫آن الك ِري ِم‪ :‬أعوذ باهلل من الشطان الرجيم‬ ‫تفل ِحون‪ .‬قال اهلل تعا ىِف القر ِ‬
‫َ َ ُّ َ ذَّ ْ َ َ َ ُ َّ ُ هللَ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ‬
‫‪ :‬ياايها الِين امنوا اتقوا ا حق تقاتِهِ وال تموتن ا ِال وانتم مسل ِمون وقال‬
‫ِكمْ‬ ‫َ َ ُّ َ ذَّ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ُ ّ َ ُ َ َ ُ َ لَىَ ذَّ َ ْ َ ْ ُ‬
‫الصيام كما كتِب ع الِين مِن قبل‬ ‫ياأيها الِين آمنوا كتِب عليكم ِ‬
‫ون ‪ .‬وقال رسول اهلل صلعم ‪ :‬من قام رمضان إيمانًا واحتساباً‬ ‫َ َ َّ ُ ْ َ َّ ُ َ‬
‫لعلكم تتق‬
‫غفر هل ما تقدم من ذنبه (ابلخارى ‪ ،‬ومسلم ‪).‬‬
‫‪Hadirin rahimakumullah‬‬
‫‪Sebagai hamba Allah yang telah menerima cukup banyak‬‬
‫‪nikmat dan rahmat Allah, marilah kita senantiasa bersyukur‬‬

‫‪1‬‬
‫‪Guru Besar UINSU/UMSU‬‬

‫‪89‬‬
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

kepada-Nya baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan


nyata. Syukur merupakan refleksi dari iman dan amal salih
yang kita miliki. Allah, telah berjanji bahwa akan memberikan
berbagai nikmat yang tidak terhingga batasnya terhadap mereka
yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Namun perbuatan kufur
atau tidak mau mensyukuri nikmat Allah, azab dengan berbagai
bentuknya akan menjadi malapetaka dan kesengsaraan hidupnya
. Selawat beserta salam, semoga Allah menyampaikannya kepada
nabi kita Muhammad saw sebagai uswatun hasanah bagi kita
dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada hari ini, kita dan seluruh umat Islam di Indonesia,
melaksanakan salat idul Fitri 1442 H dalam suasana covid yang
belum juga berakhir. Berdasarkan surat Edaran MENAG RI no,3
tahun 2021 Tentang Panduan Ibadah Ranadhan dan Idul Fitri
tahun 1442 H/ 2032 M ditegaskan bahwa (1). Umat Islam, kecuali
bagi yang sakit atau atas alasan syar’i lainnya , wajib menjalankan
ibadah puasa Ramadan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah
yang ditentukan agama; (2.) Sahur dan buka puasa dianjurkan
dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti; (8),
Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infak, dan shadaqah
(ZIS) serta zakat fitrah oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dilakukan dengan memperhatikan
protokol kesehatan dan menghindari kerumunan massa.(11). Shalat
Idul Fitri 1 Syawal 1442 H/2021 dapat dilaksanakan di masjid atau
di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan
secara ketat, kecuali jika perkembangan COVID-19 semakin negatif
berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 untuk seluruh wilayah negeri atau pemerintah daerah di
daerahnya masing-masing. Sekjen MUI Pusat menyatakan bahwa

90
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

salat idul Fitri agar dilakukan di rumah saja, maksudnya adalah


untuk Kawasan zona merah yang diprediksi akan memperluas
penuralan virus covid 19. Hal ini sudah konfirmasi langsung dengan
beliau pada tgl 28 April yg lalu. Marilah kita berdoa semoga kita
semua dalam keadaan sehat wal afiat dan dalam perlindungan
Allah Swt. Bagi saudara2 kita yang telah meninggal dunia akibat
covid 19 mereka adalah mati syahid. Semoga Allah memberikan
maghfirah kepada para syuhada tersebut dan semua keluarga
yang ditinggalkannya diberi kesabaran ketabahan dan keihlasan
sehingga akan mendapatkan rahmat Allah.  
Hadirin rahimakumullah
Syukur alhamdulillah, kita semua telah menjalani ibadah
ramadhan selama satu bulan penuh. Ibadah puasa adalah menahan
diri untuk tidak makan,minum, hubungan seksual antara suami
dan isteri dan menjaga hal-hal yang dapat membatalkannya.
Hal itu dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari
( ‫)من طلوع الفجر إىل غروب الشمس‬. Pada malam harinya kita juga
telah melaksanakan berbagai aktivitas yang disunatkan seperti
memberikan takjilan di masjid, jiran tetangga, salat tarawih
yang ditutup dengan witir, berinfak dan sedekah, tadarus Quran
secara rutin dan lain-lain. Ramadhan akhirnya kita tutup dengan
pembayaran zakat fitrah yang mempunyai dua dimensi penting
yaitu membersihkan diri dari perkataan dan perbuatan yang
negative dan memberikan ْ ً َ ْ ُ َ makan kepada mereka yangْ miskin
َ َ َّ َ ْ َّ َ ّ َ ْ ْ ََ َ َ
( ‫رواه ابو داود‬،‫ِني‬ َ
ِ ‫ وطعمة ل ِلمساك‬،‫ث‬ ِ ‫ام مِن اللغوِ والرف‬ ِ ‫ ُطه َرة‬, ‫)صدقة الفِط ِر‬.
ِ ‫الص َي‬
Kesemuanya kita lakukan dengan dasar iman kepada Allah
dan optimisme untuk mendapat ganjaran kebajikan dari Allah.
Harapan kita semua, pada hari ini kita mendapat ampunan dari
Allah sesuai dengan sabda Rasulullah Saw “

91
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

ً
، ‫من قام رمضان إيمانا واحتسابًا غفر هل ما تقدم من ذنبه (ابلخارى‬
). ‫ومسلم‬
Artinya ; siapa saja yang menjalankan ibadah puasa dengan
landasan iman bahwa puasa adalah kewajiban yang ditetapkan
Allah dan kita mengharapkan ganjaran kebajikan Allah, akan
mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Hadis
Riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Dengan mendapatkan
maghfirah dari Allah Swt dan sesuai dengan nama idul fitri,
semoga kita semua pada hari ini bersih dari segala dosa dan
kembali pada fitrah yang sejati yaitu tunduk dan patuh kepada
Allah Swt. Hal ini relevan dengan firman Allah dalam Alquran
surat ar-Rum ayat 30 :
ْ َِ‫َ ً ْ َ َ هَّ َّ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ اَ َ ْ َ خ‬ َ َ ْ َ ْ ََ
ّ ‫كل‬
‫لل ِق‬ ‫ِين حن ِيفا ف ِطرت اللِ ال يِت فطر انلاس عليها ل تبدِيل‬ ِ ‫ِدل‬ ‫فأق ِم وجه‬
َ ُ َ ْ َ َ‫ا‬ َّ ََ‫ر‬ ْ َ َّ َ َ ُ ّ َ ْ ُ ّ َ َ َّ‫ه‬
‫اس ل يعلمون‬ ِ ‫كن أكث انل‬ ِ ‫اللِ ذل ِك ادلِين القيِم ول‬
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.
Imam Fakhrur Raziy dalam bukunya “at- Tafsir al-Kabir
wamafatih al-Ghaib” menegaskan bahwa agama yang hanif
adalah agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim yakni agama tauhid.
Agama yang mengesakan Allah dan bukan mensyarikatkan-Nya
dengan berbagai berbentuk kemusyrikan. Kemudian, Ibn Kasir
menegaskan bahwa lafaz “ Laa tabdiila likhallqillah “ adalah
khabariyah bimakna insyaiyah ( kalimat berita tetapi maknanya
adalah tuntutan), dengan makna laa tubaddiluu khalqallah .
Artinya, kamu jangan merubah ciptaan Allah yakni kamu sudah

92
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

diciptakan Allah dengan agama Tauhid lalu kamu berobah


menjadi syirik.
Hadirin rahimakumullah
Pada hari yang fitri ini, marilah kita saling memaafkan
atas segala kesilapan dan kesalahan. Saling memaafkan adalah
perbuatan yang terpuji dan merupakan jalan menuju pada
hakekat insan paripurna (khaira ummah). Marilah kita tiru dan
aplikasikan, prilaku Nabi Muhammad dan para sahabatnya pada
waktu terjadinya fathu Makkah. Tegasnya, di waktu umat Islam
mendapatkan kemenangan pada peperangan merebut kota Mekah
yang sudah dikuasai oleh kafir Quraisy, waktu itu, ada kesempatan
untuk membalaskan dendam terhadap orang yang pernah berlaku
zalim dan sadis terhadap umat Islam. Namun demikian, Rasulullah
mengatakan hazal yaum yaumul marhamah. Hari ini adalah hari
kasih sayang. Tidak ada yang boleh melakukan pembalasan
terhadap orang-orang yang pernah berlaku zalim. Perkataan tiada
maaf bagimu, hanyalah indikasi dari orang yang jiwanya kerdil,
dan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Indikator insan
paripurna atau bertaqwa kepada Allah cukup banyak, antara
lain adalah orang-orang yang beriman dengan perkara ghaib,
mendirikan ibadah salat dan rela mendermabaktikan sebagian
hartanya untuk kepentingan agama Allah. Hal ini dinyatakan
dengan tegas dan jelas dalam surat al-Baqarah ayat 25 - :
َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َّ‫ذ‬ َ‫ْ ُ َّ ني‬ ً ُ َ ْ َ َ‫َ َ ْ َ ُ ا‬
‫يمون‬ ُِ ‫ب ويق‬ ِ ‫) الِين يؤمِن ُون بِالغي‬2( َّ‫ذل ِك الكِتاب ل ريب فِيهِ هدى ل ِلمتقِ ذ‬
َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ‫َّ ا‬
‫) وال‬3( ‫الصلةَ َوم َِّما َر َزق َناه ْم ُينفِقون‬
‫ِين يُؤم ُِنون ب ِ َما أنزِل إِليَْك َو َما أنزِل‬
ُ‫ك ُهم‬ َ َ َُ ْ َّ ْ ً ُ َ‫ُ َ َ لَى‬ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ‫ْ َ ْ َ َ آ‬
ِ ‫) أولئِك ع هدى مِن رب ِ ِهم وأولئ‬4( ‫مِن قبل ِك وبِالخِرة ِ هم يوق ِنون‬
َ ْ ْ
)5( ‫ال ُمفل ُِحون‬

93
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

Artinya :Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;


petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang
telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,
dan merekalah orang-orang yang beruntung.,,.
Tidak cukup hanya itu indikator insan paripurna atau khaira
ummah kepada Allah, tetapi Allah menambahkan lagi dengan
sifat mampu menahan amarah dan rela memaafkan kesalahan
orang lain. Hal ini ditegaskan Allah dalam surat Ali Imran ayat
134 :
ْ َ َْ َ‫ْ ا‬ َّ َّ‫الساءِ َو ر‬ َ ُ ْ ُ َ َّ‫ذ‬
ِ َّ‫الضاءِ َوالك ِظ ِمنيَ الغيْظ َوال َعافِنيَ َع ِن انل‬
‫اس‬ َّ َّ‫ون ف ر‬
ِ‫الِين ينفِق ي‬
Artinya : … mampu menahan marah dan rela memaafkan
kesalahan orang lain
Hadirin rahimakumullah
Prof. Dr. Petro Petrini Seorang neorolog di Fakultas
Kedokteran Universitas of Pisa, Italia dia telah meneliti tentang
pengaruh sikap memaafkan dan toleran terhadap kinerja otak.
Setelah melakukan penelitian, ia dapat membuktikan bahwa sikap
memaafkan dan toleran, mampu membuat kondisi kesehatan
menjadi lebih baik. Seseorang yang tidak mau memafkan
kesalahan orang yang telah mengkhianatinya, ternyata dapat
mempengaruhi keseimbangan jiwa ataupun sarafnya. Hidupnya
tidak tenang, gelisah dan derdampak negatif terhadap kesehatan
dan usianya. Seorang penderita penyakit jantung yang sudah

94
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

kronis, ternyata lebih cepat sembuhnya bagi mereka yang


mempunyai jiwa pemaaf dan toleran, dibanding dengan mereka
yang pendendam. Dengan demikian, berfikir positif, selalu berbaik
sangka (husnuzzan) kepada orang lain dan berlapang dada, adalah
suatu keniscayaan dalam hidup ini. Dia menjadi indicator dari
insan paripurna yang akan mendapat perlindungan Allah dimana
dan kapan saja. Sebaliknya, orang yang selalu berfikir negatif
dan pendendam, kesehatan jiwa dan raganya menjadi buruk dan
hidupnya akan selalu mengalami disharmonisasi dan terjerumus
dalam kesengsaraan hidup.
Hadirin rahimakumullah
Ibadah Ramadhan yang kita jalani selama satu bulan penuh,
adalah salah satu upaya untuk memperkuat iman dan merupakan
jalan mencapai insan paripurna. Iman dengan segala cabangnya,
tidak akan datang secara spontanitas. Dia harus diusahakan
dengan cara yang baik dan sungguh-sungguh serta sesuai
dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Prestasi yang baik dan
kemenangan dalam suatu pertandingan, tidak ada yang datang
dengan tiba-tiba. Semuanya harus melalui proses, harus didahului
dengan latihan yang teratur dan terus menerus. Iman dalam diri
kita,bagaikan tanaman. Dia perlu dirawat, disirami dengan air,
dipupuk, dan dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusaknya.
Iman kita tidak akan meningkat dan bertambah, jika kita tidak
melakukan amal ibadah dengan baik dan benar.
Syakhul Islam Ibn Taimiyah mengatakan bahwa
untuk meningkatkan keimanan ikutilah Rasulullah dan para
sahahabatnya. Imam Ghazali mengegaskan bahwa tidak ada
jalan lain untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat selain

95
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

daripada beriman kepada Allah, melaksanakan berbagai perintah-


Nya dan menjauhi larangan-larangn-Nya.
Dalam semua aspek penghidupan, manusia sesungguhnya
dapat memperoleh peningkatan atau prestasi, jika dilakukan
dengan cara yang baik dan sungguh-sungguh. Dalam surat ar-
Ra’du ayat 11 dinyatakan dengan tegas bahwa Allah tidak akan
melakukan perubahan dalam bentuk apapun, sebelum manusia
melakukan perubahan yang diinginkannya, (‫ي‬ ُ ‫الل اَل ُي َغ‬
ََّ‫إ َّن ه‬
berupaya َ ِ‫ّر‬ ِ
ْ‫سهم‬ ُ ْ َ ُ َ ُ َّ‫َ َ ْ َ ى‬
ِ ِ ‫)ما بِقو ٍم حت يغ ّرِيوا ما بِأنف‬. Ayat ini, memberikan penegasan bahwa
diri manusia itu sesungguhnya punya potensi yang luar biasa.
Itu adalah anugerah Allah, bukan ada dengan sendirinya seperti
faham komunis.
Dalam kaitan ini perlu dijadikan perhatian, hasil penelitian
yang dilakukan oleh seorang warga Jepang yang bernama Kazuo
Murakami Ph.D. Dia adalah seorang ahli genetika yang diakui
kepakarannya di seluruh dunia. Dia menulis buku dengan judul
The Divine Massage of DNA .Dalam bukunya ia mengatakan
bahwa dalam diri manusia terdapat sel-sel darah. Penemuan awal
tentang sel darah dalam tubuh manusia, sesungguhnya adalah
hasil penelitian seorang dokter muslim yang terkenal yaitu Ibn
Sina. Murkami menyatakan bahwa setiap satu kg berat badan,
terdapat satu triliun sel darah. Jika seseorang berat badannya
60 kg, maka dalam dirinya terdapat 60 triliun sel darah. Di
dalam sel darah terdapat inti sel yang dinamakan nukleus yang
dilapisi oleh membran. Dalam inti sel atau nukleus terdapat
DNA (deoxyribonuceatic acid) yaitu zat yang dinamakan dengan
gen. Gen menyimpan banyak informasi, termasuk intruksi yang
menyebutkan cara kerja dalam situasi-situasi tertentu. Kapan

96
Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara

seseorang akan mulai dan berhenti bekerja dilakukan oleh


kekuatan gen. Gen mempunyai sifat nyala dan padam. Jika kita
menyalakan gen positif, diri kita akan menjadi orang yang paling
baik (khairu ummah) atau insan paripurna. Sebaliknya, jika kita
menyalakan gen yang negatif, diri kita akan menjadi manusia
yang tidak baik dan terus dalam kerugian. Ketentuan ini, sejalan
dengan firman Allah dalam surat as-Syamsu ayat 7-10 :
َ َّ‫ا‬ ََْ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ َْ ََ َ َْ
)9( ‫) ق ْد أفل َح َم ْن َزكها‬8( ‫ورها َوتق َواها‬‫) فألهمها فج‬7( ‫َونف ٍس َو َما َس َّواها‬
َ َ
)10( ‫اب َم ْن د َّساها‬َ ‫َوقَ ْد َخ‬
Artinya, dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan
dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
Hasil penelitian Kazuo Murakami Ph.D ternyata, dari
enam puluh triliun gen manusia yang bekerja aktif hanya 5 – 10
%. Ini berarti ada 90 % lagi kekuatan gen kita belum difungsikan
secara maksimal. Sebagai seorang muslim yang telah menjalani
kaderisasi ramadhan selama satu bulan penuh, marilah kita
memperbaharui niat agar sampai pada esensi insan paripurna
(khaira ummah). Dalam al-Quran pada surat Ali Imran ayat 110
Allah menegaskan dengan ungkapan :
َ ْ ْ َ َْ ْ ْ َ َْ ْ ُ َّ ُ َْ‫ُ ْ ُ ْ َ ر‬
‫وف َوتن َه ْون َع ِن ال ُمنك ِر‬ ِ ‫اس تأ ُم ُرون بِال َمع ُر‬ ِ ‫ت ل َِّلن‬
ْ ‫خر َج‬
ِ ‫كنتم خي أم ٍة أ‬
ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ ُ ْ ْ ُ َ ً ْ‫َ ُ ْ ُ َ هَّ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ اَ َ َ ر‬
ُ َ‫ك ر‬
ُ‫ث ُهم‬ ‫اب لكن خيا لهم مِنهم المؤمِنون وأ‬ ِ ‫وتؤمِنون بِاللِ ولو آمن أهل الكِت‬
َ ُ َْ
‫الفاسِقون‬
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari

97
Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M

yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab


beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.
Sebagai kesimpulan, bahwa sesungguhnya subtansi
insan paripurna adalah mereka-mereka yang mempunyai
hubungan vertikal kepada Allah dengan baik (memiliki kesalehan
individual). Kesalehan tersebut tidak berhenti pada kepentingan
dirinya, tetapi dapat digunakan untuk mewujudkan kesalehan
sosial. Kesemuanya harus melalui usaha yang maksimal dan tidak
akan terwujud pada diri orang yang malas dan terjebak pada faham
determinisme (majbur). Dalam al-Quran tidak kurang dari 55 ayat
yang menggandengkan antara perintah salat dan membayar zakat.
Artinya, Allah tidak menyukai orang yang hanya taat kepada-
Nya dari aspek ritual religius, tetapi tidak mempunyai kepedulian
sosial terhadap sesama manusia. Mudah-mudahan berkat ibadah
Ramadhan tahun 1442 H ini, kita semua dapat menempa diri
kita menjadi insan parupurna (khaira ummah), yaitu manusia
yang beriman dan beramal saleh. Dalam surat al-kahfi ayat 107
dinyatakan dengan secara jelas bahwa orang-orang yang beriman
dan beramal saleh kelak akan masuk kedalam Jannatul Firdaus
َّ
untuk selama-lamanya, mereka tidak ingin pindah daripanya. (‫إ ِ ذَّن‬
َ ُ َ‫َ َ ا‬ َ ً‫ُ لا‬ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ‫ا‬ َّ ‫آم ُنوا َو َعملُوا‬
‫ِيها ل َيبْغون‬ ‫ات الفِ ْرد ْو ِس ن ُز خالدِ ِين ف‬‫ات كنت لهم جن‬ َِ‫الص ح‬
ِ ‫ال‬ ِ
َ ‫ِين‬
َ ‫ال‬
َ َْ
‫)عنها حِوَل‬
Demikian khutbah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf
atas segala kesalahan. Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf
lahir dan batin.
َ ْ َ ْ ‫اك ْم م َِن ا‬
ُ َّ َ ُ َ ُ ْ ُ ‫تق َّب َل‬
َ
‫لعائِد ِْي َن َوالفائ ِ ِزيْ َن‬ ‫ وا ِي‬ ‫َج َعل َنا اهلل‬ ‫اهلل م َِّنا َومِنك ْم‬  

98
‫‪Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara‬‬

‫َّ نَْ َ َ ْ ُ ْ َ َ‬
‫اك ْم ىِف ُز ْم َرة ِ ع َِبادِه ِ الص حِ‬ ‫َ ْ َ ْ ْ نَْ َ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ‬
‫قو ىِل هذا‪،‬‬ ‫ال ِي‪ .‬واقول‬ ‫والمقبول ِي‪ ،‬وادخلنا وا ِي‬
‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ نَْ َ ْ‬ ‫ََ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ‬
‫َوأستغفِ ُر اهللَ الع ِظيْ َم ليِ ولكم ول ِوا ي ول ِسائ ِ ِر المسل ِ ِمي والمسل ِم ِ‬
‫ات‪،‬‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫لدَِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ ْ ْ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ‬
‫لغ ُف ْو ُر َّ‬
‫الرحِيْ ُم‪  .‬‬ ‫فاستغفِروه ا ِنه هوا‬
‫‪Bagi yang menggunakan khutbah kedua langsung duduk‬‬
‫‪dan bagi yang menggunakan satu khutbah langsung bacaan di‬‬
‫‪bawah ini‬‬
‫أللهم صل ىلع حممد وىلع ال حممد ‪ ,‬كما صليت ىلع إبراهيم وال إبراهيم ‪,‬‬
‫وبارك ىلع حممد وال حممد كما باركت ىلع إبراهيم وال إبراهيم إنك محيد‬
‫َ َّ َ َ َ َّ ْ َّ َّ َ َ ْ َ َّ ُ ْ‬
‫يع ال َعل ِيم ‪.‬‬ ‫جميد ‪ .‬ربنا تقبل مِنا إِنك أنت الس ِم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً َ َ‬ ‫ً‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ نْ َ َ‬
‫ي لك َوم ِْن ذ ّرِ َّيت ِ َنا أ َّمة ُم ْسل َِمة لك َوأرِنا َم َناسِك َنا‬ ‫*ربنا واجعلن َا مسل ِم ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ْ‬
‫ت أق َد َام َنا‬
‫َ‬
‫با َوث ّب ْ‬ ‫َ ْ َ َ رْ ً‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ‬ ‫َ ُ ْ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ َّ َّ ُ َّ ُ‬
‫وتب علينا إِنك أنت اتلواب الرحِيم ‪ * .‬ربنا أف ِرغ علينا َص َ ْ ِ‬
‫اَ‬ ‫ْ َ‬ ‫ين * َر َّب َنا اَل تُ َؤاخ ِْذنَا إ ْن نَس َ‬ ‫ع الْ َق ْو ِم الْ اَكف ِر َ‬‫َ ْ رُْ َ لَىَ‬
‫ِينا أ ْو أخ َطأنا َر َّب َنا وَل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وانصنا‬
‫تحَْ ْ َ َ ْ َ رْ ً َ َ مََ ْ َ ُ لَىَ ذَّ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ اَ تحَُ ّ ْ َ َ اَ َ َ َ‬
‫ِمل علينا إِصا كما حلته ع الِين مِن قبل ِنا ربنا وَل ِملنا ما ل طاقة‬
‫ع الْ َق ْو ِم الْ اَكف ِر َ‬ ‫َ ْ ُ َ َّ َ ْ ْ لنََ َ ْ مَْ َ َ ْ َ َ اَ َ َ ْ رُْ َ لَىَ‬
‫ين *‬ ‫ِْ‬ ‫لنََا بِهِ واعف عنا واغ ِفر ا وارحنا أنت موْلنا فانصنا‬
‫ت ال َو َّه ُ‬ ‫ك أن ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ َ اَ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ لنََ ْ لدَ ُ ْ َ َ مْ َ ً َّ َ‬
‫اب‬ ‫ربنا ل ت ِزغ قلوبنا بعد إِذ هديتنا وهب ا مِن نك رحة إِن‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ هََّ اَ خُْ ُ‬ ‫اس ليَِ ْوم اَل َريْ َ‬ ‫َّ َ‬
‫يعاد * اللهم‪،‬‬ ‫الل ل يل ِف ال ِم‬ ‫ب فِيهِ إِن‬ ‫ٍ‬ ‫* َر َّب َنا إِنك َجام ُِع انلَّ ِ‬
‫َّ‬ ‫ّ‬
‫أرنا احلق َحقا وارزقنا اتباعه‪ ،‬وأرنا ابلاطل باطال ورزقنا اجتنابه * الل ُه َّم‬
‫األس َق ِ‬ ‫واجل َذ ِام ‪َ ،‬و َس يّيءِ ْ‬ ‫يّ َ ُ ُ َ‬
‫‪ ‬ر َّب َنا آَت َِنا‬
‫ام َ‬
‫ِ‬
‫ون ‪ُ ،‬‬ ‫ِ‬
‫اجل ُ‬
‫ن‬ ‫ُ‬ ‫الب ِص ‪َ ،‬‬
‫و‬ ‫ك م َِن رََ‬
‫إ ِ ِن أعوذ ب ِ‬
‫َ‬ ‫ً‬ ‫ً‬
‫ادلنْ َيا َح َس َنة َوف الآَْخ َِرة ِ َح َس َنة َوق َِنا َعذ َ‬ ‫ف ُّ‬
‫اب انلَّارِ واحلمد هلل رب العالمني‬ ‫يِ‬ ‫يِ‬
‫‪ ,‬والسالم عليكم ورمحة اهلل وبراكته ‪.‬‬

‫‪99‬‬
‫‪Khutbah Idul Fitri 1442 H / 2021 M‬‬

‫)‪Khutbah II  (bagi yg menggunakan dua khutbah‬‬


‫حلَ ْ ُ حَْ ْ ُ للِهَّ‬ ‫ُ‬ ‫رَ‬ ‫هَّ ُ َ ْ‬
‫الل أكب‪ ، 3 x،‬وهللِ ا مد ‪,‬المد ِ حنمده ونستعينه ونعوذ باهلل‬
‫َ َ َ رََّ ُ َ َ َ َ ُ ْ َ َ‬
‫من رشور أنفسنا ومن سيئات اعمانلا‪ ،‬أمر بِالتاح ِم وجعله مِن دالئ ِ ِل‬
‫اللُ‬ ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ هَّ‬ ‫يَِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ مْ َ ُ ُ ُ ْ َ َ ُ لَىَ‬ ‫َ‬
‫ان‪ ،‬أحده سبحانه ع ن ِع ِمهِ المتوالةِ‪ ،‬وأشهد أن ال إِهل إِال‬ ‫اإليم ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ ُ َ رَ َ لهَ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ّ َ َ َ َّ َ حَُ َّ ً َ ْ ُ هَّ َ َ ُ لهُ ُ َّ مْ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫شيك ‪ ،‬وأشهد أن سيِدنا ونبِينا ممدا عبد اللِ ورسو الرحة‬ ‫وحده ال ِ‬
‫الل ُهمَّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َْ‬ ‫َّ‬ ‫لىَ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُْ ْ َ ُ َ ّ ْ َ ُ ُْ ْ َ ُ َ َ‬
‫يق القوِي ِم‪ .‬ف‬ ‫المهداة‪ ،‬وانل ِعمة المسداة‪ ،‬وهادِي اإلنسانِيةِ‪ ،‬إ ِ الطر‬
‫ع َم ْن تَب َع ُهمْ‬ ‫َ ّ َ َ ّ ْ َ َ ْ لَىَ حَُ َّ َ لَىَ ِ َ ْ َ مْ َ نيَ ِ ِ َ لَىَ‬
‫ِ‬ ‫ص ِل وسل ِم وبارِك ع مم ٍد وع آلهِ ِ وصحبِهِ أجعِ ‪ ،‬و‬
‫هَّ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ َ َ هَّ َ َ ْ‬ ‫ْ َ لىَ َ ْ ّ َ َّ َ ْ ُ َ ُ‬
‫َ‬
‫وصيكم عِباد اللِ ونف يِس بِتقوى اللِ‪.‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫اَ‬
‫ِين أما بعد‪ :‬فأ ِ‬ ‫َ‬ ‫ان إ ِ ُ يو َ ِم ادل ِ‬ ‫بإحس‬
‫ِ َِّ هللَ ٍ َ‬
‫فقال َت َعال‪ :‬إ َّن اللهََّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ىَّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫سهِ وثن فِيهِ بِمَلئِكتِهِ‪،‬‬ ‫إن ا أمركم بِأمر بدأ فِيهِ بِنف ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ُ ُ َ ُّ َ ٍ لَىَ َّ يِّ َ َ ُّ َ ذَّ َ َ ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّ ُ َ‬
‫ً‬
‫ب يا أيها الِين آمنوا صلوا عليهِ وسل ِموا تسل ِيما ‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫َو َمالئِكته يصلون ع انل‬
‫ُ ْ‬ ‫جع نَْ‬ ‫مْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫لَىَ‬ ‫ْ لعىَ حَُ‬ ‫ّ‬ ‫َّ ُ َّ ّ‬
‫الله َّم اغفِ ْر‬ ‫ي‪،‬‬ ‫م َّم ٍد َوع آلهِ ِ َوصحبِهِ أ ِ‬ ‫صل وسل ِْم وبارِك‬ ‫اللهم ِ‬
‫اللهمَّ‬ ‫ات‪ُ .‬‬ ‫الموْ‬
‫َ‬ ‫ُْ ْ َْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ُ ْ نَْ َ ْ ُ ْ َ لاَْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ْ نَْ َ ْ ُ ْ‬
‫ِ‬ ‫ات ا حيآءِ مِنهم وا‬ ‫ات والمسل ِ ِمي والمسل ِم ِ‬ ‫ل ِلمؤ ِمن ِي والمؤمِن ِ‬
‫ح َن‪َ ،‬ما َظ َهرَ‬ ‫ح َن‪َ ،‬و ُس ْو َء اْلفتْ َنةِ َواْلم َ‬ ‫الز َل َواْلم َ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ‬
‫ِ‬
‫َّ ً َ َ ْ ُلدَْ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ادفع عنا ابلالء والوباءَلدَ والز ِ‬
‫َّ ً‬ ‫نَْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ ََ ََ َ‬
‫ان المسل ِ ِمي عآمة‬ ‫مِنها وما بطن‪ ،‬عن ب ِنا ا ِندون ِيسِيا خآصة وسائ ِ ِر ابل ِ‬
‫اب‬ ‫ادلنْ َيا َح َس َن ًة َوف اْآلخ َِرة ِ َح َس َن ًة َوق َِنا َع َذ َ‬ ‫ي‪َ .‬ر َّب َنا آت ِنا َ ف ُّ‬ ‫لعالَم نَْ‬ ‫يَا َر َّب ا ْ َ‬
‫ىِ‬ ‫ىِ‬ ‫ِ‬
‫اسيْن‪َ.‬‬ ‫ك ْو َن َّن م َِن ا ْخلَ‬ ‫َّ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ لنََ َ َ ْ مَْ َ لنََ ُ‬
‫رِ ِ‬ ‫انلارِ‪ .‬ربنا ظلمنا أنف ْسنا وا ِن لم تغفِر ا وترحنا‬
‫َ‬ ‫ْ ُ ْىبَ َ َ ْهىَ‬ ‫َّ هللَ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ان ِإَويْتآءِ ذِى القر وين ع ِن‬ ‫عِباداهللِ‪ ،‬إِن ا يأمر بِالعد ِل واالِحس ِ‬
‫لع ِظيْ َم‬ ‫ك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪َ ،‬واذْ ُك ُروا اهللَ ا ْ َ‬ ‫ْ َ ْ ِ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ يْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ‬
‫الفحشآء والمنكر وابلغ يعِظكم لعل‬
‫رَْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ِ ُ ُ ْ ُ ِىلََ َ َ ْ ُ ْ َ ذَ ْ‬
‫يذكركم‪ ،‬واشكروه ع ن ِع ِمهِ ي ِزدكم‪ ،‬ولِكر اهللِ أكب‪  .‬‬
‫‪ ‬‬

‫‪100‬‬

You might also like