You are on page 1of 8

13

Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian


Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19
di Ruang Isolasi Kabupaten Bangli
(The Relationship of Family Support and Anxiety Level in Covid-19 Quarantine Patients in an
Isolation Room in Bangli District)

Ni Kadek Renayani1*, Ira Ocktavia Siagian2


1,2
STIK Immanuel Bandung

*Email: renayani500@gmail.com

Abstract
The psychological impact caused by COVID-19 is very diverse; one of the psychological effects that often
arise is anxiety. Anxiety arises because of the fear of COVID-19 which may cause many negative impacts,
from illness to death. Patients who experience anxiety require mental support from the family in order to
increase the patient’ enthusiasm for life. The purpose of this study was to determine the relationship between
family support and anxiety levels in COVID-19 quarantine patients. This study used a quantitative method,
using Cross Sectional research design, with an observational approach. The population of this study was 58
COVID-19 quarantine patients, and the sampling method was total sampling technique. The measuring
instrument used is the HARS questionnaire, while the data analysis used is the Spearman's rank test. The
results of the univariate analysis of the family support variable showed that the category of respondents who
lacked of family support was 22 (37.9%) respondents, while for the anxiety variable there were 28 (48.3%)
respondents who experienced moderate anxiety. The results of the bivariate analysis using the Spearman's
rank test obtained a p-value of 0.000 < 0.05 (α). Therefore, it can be concluded that there is a relationship
between the support provided by the family and the level of anxiety.

Keywords: Anxiety; COVID-19; Family Support.

Abstrak
Dampak psikologis yang ditimbulkan oleh COVID-19 sangat beragam, salah satu dampak psikologis
yang sering muncul adalah ansietas. Ansietas timbul karena adanya rasa takut pada COVID-19 yang
akan menyebabkan banyak dampak negative hingga kematian. Pasien yang mengalami ansietas
memerlukan dukungan mental dari keluarga guna meningkatkan semangat hidup pasien. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada pasien
karantina COVID 19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian yang
digunakan adalah Cross Sectional, dengan pendekatan Observasional. Populasi penelitian ini adalah
pasien karantina COVID-19 yang berjumlah 58 orang dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner HARS dan Analisis data
menggunakan uji Spearman’s rank. Hasil analisis univariat variabel dukungan keluarga memperoleh
bahwa kategori responden yang kurang mendapat dukungan keluarga sebanyak 22 (37.9%)
responden, sedangkan untuk variabel ansietas terdapat 28 (48.3%) responden yang mengalami
ansietas sedang. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Spearman’s rank memperoleh nilai p-value
sebesar 0.000 < 0.05 (α). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik dukungan yang diberikan
keluarga makan tingkat ansietas akan semakin menurun.

Kata Kunci: Ansietas; COVID-19; Dukungan Keluarga.

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
14
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

meningkat dan turunnya capaian belajar


LATAR BELAKANG siswa/mahasiswa. Adanya kebijakan pemerintah
Virus Corona yang menyebabkan COVID- dalam melaksanakan Pembatasan Sosial juga
19 merupakan agen penyakit yang paling melarang kegiatan pada aspek keagamaan yang
mengancam kesehatan manusia pada saat ini. dapat memicu kerumunan.
World Health Organization (WHO) menyatakan Dampak pandemic COVID-19 yang paling
bahwa COVID-19 sebagai darurat kesehatan dirasakan oleh masyarakat adalah dampak
masyarakat yang memprihatinkan bahkan dibidang Kesehatan. COVID-19 menimbulkan
sampai dunia internasional terhitung mulai dari dampak Kesehatan baik secara fisik dan
tanggal 30 Februari 2020. Munculnya Virus psikologis yang disarakan oleh individu dan
Corona ini menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Dampak Kesehatan secara fisik
masyarakat dunia, sehingga COVID-19 akibat dari COVID-19 seperti timbulnya
ditetapkan sebagai pandemic pada 11 Maret 2020 gangguan pada system pernafasan, timbul
(Muara et al., 2021). pneumonia akut, demam tinggi, kehilangan indra
Indonesia merupakan negara dengan jumlah perasa dan penciuman, sakit tenggorokan dan
kasus aktif COVID-19 yang tinggi. Salah satu lain sebagainya. Sedangkan, masalah psikologis
provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah yang timbul akibat dari COVID-19 adalah
kasus COVID-19 terbanyak adalah Provinsi Bali timbulnya stres pascatrauma (post-traumatic
dengan jumlah kasus sebesar 112.967 kasus per stress disorder), kebingungan, kegelisahan,
6 Oktober 2021 (Satgas COVID-19, 2021). cemas, frustasi, ketakutan akan afeksi, insomnia,
Banyaknya kasus COVID-19 yang terjadi dan merasa diri tidak berdaya (Setyaningrum &
memberikan banyak dampak negatif pada segala Yanuarita, 2020).
bidang terutama dalam bidang kesehatan baik Dampak psikologis yang ditimbulkan oleh
secara biologis ataupun psikologis. Salah satu COVID-19 sangat beragam, salah satu dampak
dampak psikologis yang timbul akibat COVID- psikologis yang sering muncul adalah ansietas.
19 yaitu timbulnya ansietas (Sari, 2020). Ansietas merupakan respon psikologis yang
Pandemi COVID-19 memberikan banyak muncul akibat dari pandemi COVID-19, rasa
dampak negative bagi masyarakat. Dampak yang tertekan dan khawatir yang muncul pada individu
timbul akibat dari COVID-19 sangat beragam jika terdampak baik secara langsung atau tidak
diantaranya dampak dalam segi social-ekonomi, langsung. Faktor penyebab kekhawatiran pada
pendidikan, dan kesehatan. Menurut SMERU wabah COVID-19 meliputi risiko terinfeksi dan
Research Institute (2021) penularan COVID-19 menginfeksi orang lain, gejala umum seperti
yang sangat cepat dimasyarakat menyebabkan masalah kesehatan lain (misalnya demam) bisa
kurang tanggapnya lingkungan terhadap disalahartikan sebagai COVID-19 (IASC, 2020).
COVID-19 yang menyebabkan banyak dampak Ansietas mirip dengan rasa takut tapi dengan
negative yang muncul. Untuk menanggulangi hal fokus kurang spesifik, namun ketakutan biasanya
tersebut, pemerintah daerah menerapkan terjadi pada beberapa ancaman langsung.
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Ansietas ditandai oleh perasaan khawatir tentang
(PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan suatu hal berbahaya tidak terduga yang belum
aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas pasti kejadiannya. Menurut Sadock dkk. (2010)
ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas dalam (Vibriyanti, 2020) Ansietas adalah respon
sosial lainnya. Dampak social-ekonomi yang yang timbul dari situasi tertentu yang
paling dirasakan masyarakat adalah melemahnya mengancam, dan merupakan hal yang normal
konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya terjadi. Ansietas diawali dari adanya situasi yang
beli masyarakat secara luas. Selain itu, COVID- mengancam sebagai suatu stimulus yang
19 juga memberikan dampak dibidang berbahaya (stressor). Ansietas merupakan respon
pendidikan seperti angka putus sekolah fisiologis yang dapat menimbulkan dampak

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
15
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

secara biologis karena respon fisiologis berdampak buruk bagi kesehatan mental. Tidak
berhubungan dengan sistem syaraf yang hanya dukungan penilaian, dukungan
mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh instrumental berupa pelayanan yang efektif dapat
sehingga timbul reaksi seperti jantung berdetak mengurangi ansietas, dalam hal ini dapat berupa
lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan sarana pencegahan penularan COVID-19.
darah meningkat (Regar, 2010 dalam Evangelista Dukungan informasional dari keluarga yaitu
et al., 2016). memberikan solusi dari masalah yang ada, dalam
Ansietas timbul karena adanya rasa takut contoh kasusnnya, keluarga dapat memberikan
akan tertular COVID-19 yang akan kalimat-kalimat yang menenangkan pasien agar
menyebabkan banyak dampak negative hingga pasien tetap fokus. Adapun dukungan emosional
kematian. Upaya yang dilakukan untuk yang diberikan pihak keluarga dapat berupa
menurunkan tingkat ansietas sangat beragam semangat dan motivasi bagi kesembuhan pasien
mulai dari terapi relaksasi, hypnosis, distraksi, (Misgiyanto & Susilawati, 2019).
dukungan internal keluarga dan lain sebagainya. Teori tersebut sejalan dengan penelitian
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang dilakukan oleh Halawa (2021) memperoleh
yang memberi perawatan langsung pada setiap hasil bahwa hasil uji statistik Spearman antara
keadaan (sehat–sakit) klien. Keluarga merupakan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Strategi
bagian dari manusia yang setiap hari selalu Penanganan Ansietas pada Perawat dalam
berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita merawat pasien penderita COVID-19
sadari sepenuhnya bahwa setiap individu menunjukan hasil signifikan dengan nilai
merupakan bagiannya dan keluarga juga semua p=0,007 atau nilai p lebih kecil dari 0,05. Hasil
dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
(Nisa et al., 2018). antara dukungan keluarga dengan strategi
Respon psikologis yang terjadi akibat penanganan ansietas pada perawat dalam
ansietas memerlukan dukungan mental dari merawat pasien COVID-19. Hasil yang
keluarga guna meningkatkan semangat hidup diperoleh diatas menyatakan bahwa dukungan
pasien. Dukungan keluarga penting sebagai keluarga sangat berperan dalam menurunkan
srategi preventif dalam menurunkan ansietas. tingkat ansietas walaupun subjek dalam
Untuk memahami keinginan, keluarga dapat penelitian yang dilakukan oleh Halawa berbeda
memberikan ekspresi pengharapan positif, dengan penelitian yang peneliti lakukan.
dukungan instrumental, bantuan finansial, Studi pendahuluan yang peneliti lakukan
dukungan informasional dan dukungan sebelumnya dengan mengambil 10 pasien yang
emosional (Istyanto & Maghfiroh, 2021). sedang menjalani karantina COVID-19 di RSUD
Dukungan keluarga dapat memberikan rasa Bangli secara acak memperoleh hasil bahwa
senang, rasa aman, rasa nyaman dan mendapat pasien mengalami ansietas dengan tanda gejala
dukungan emosional yang akan mempengaruhi merasa tegang, tampak gelisah, prilaku mudah
kesehatan jiwa. Karena itu, dukungan keluarga tersinggung, pasien tampak lesu dan tidak
sangat diperlukan dalam perawatan pasien, dapat tenang. Berdasarkan hasil wawancara pada
meningkatkan semangat hidup dan menurunkan pasien diperoleh bahwa pasien hanya melakukan
Ansietas pasien serta menguatkan komitmen komunikasi dengan keluarga melalui media
pasien untuk menjalani pengobatan (Wulandari sosial, itu pun jarang dilakukan dan saat
& Manalu, 2021). berkomunikasi pasien kurang mendapatkan
Dukungan penilaian berupa respon positif dukungan dari keluarga.
keluarga terhadap COVID-19, dalam kondisi Pasien yang sedang menjalani karantina
dalam hal ini penting dan perlu mendapatkan COVID-19 di RSUD Bangli terdapat 1 orang
dukungan penilaian positif dari keluarga dan yang merasa tidak ansietas, 3 orang ansietas
orang-orang terdekatnya. Jika pasien ringan, 5 orang ansietas sedang dan 1 orang
mendapatkan penilaian negatif maka akan ansietas berat. Berdasarkan hasil wawancara

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
16
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

yang dilakukan 3 responden yang merasa cemas tingkat ansietas pada pasien karantina COVID-
ringan mengatakan bahwa saat ini ansietasnya 19 di ruang isolasi rumah sakit Bangli untuk
sudah menurun karena pada masa karantina melihat apakah pemberian dukungan keluarga
keluarga selalu memberikan support kepada berhubungan dengan tingkat ansietas pasien
responden, disamping masa karantina responden COVID-19. Tujuan penelitian dilakukan untuk
juga sudah mau selesai sehingga saat ini mengetahui hubungan dukungan keluarga
responden hanya merasa cemas ringan. Lalu, 5 dengan tingkat ansietas pada pasien karantina
responden dengan ansietas sedang Covid-19.
menyampaikan bahwa mereka mengalami
ansietas sedang karena kurangnya perhatian dari METODE
keluarga meliputi kurang adanya komunikasi, Metode yang di gunakan dalam penelitian
tidak pernah diberikan support, keluarga tidak ini adalah metode kuantitatif, dengan
pernah mendengarkan curhatan pasien, dan menggunakan desain penelitian Descriptive
keluarga beranggapan COVID-19 sebagai Correlational, dengan pendekatan Cross
masalah kesehatan biasa. Sedangkan 1 responden Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
yang mengalami ansietas berat terjadi karena semua pasien karantina yang berjumlah 58 orang
sebelumnya terdapat salah satu anggota keluarga di di RSUD Bangli. Teknik sampling yang
yang meninggal akibat dari COVID-19. digunakan dalam penelitian ini adalah Total
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut juga sampling dengan jumlah sampel 58 responden.
didapatkan keterangan bahwa inti dari ansietas Tehnik mengumpulkan data dalam penelitian ini
pasien tersebut muncul karena takut dengan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
stigma dari masyarakat yang beranggapan sudah teruji lolos uji validitas dan reliabilitas,
mereka sebagai pembawa virus Corona yang pengambilan data dilakukan selama tiga hari
menyebabkan dijauhi dari lingkungan, dan berturut-turut secara langsung.
mereka takut jika kondisinya semakin bertambah
buruk. Disamping itu kecemasan pada pasien HASIL
karantina ini muncul karena takut akan dampak Hasil Analisis Univariat
dari infeksi COVID-19 yang semakin memburuk a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
bagi kesehatannya bahkan dapat menimbulkan dengan dukungan keluarga pasien karantina
kematian. Ketakutan tersebut didasari dari COVID-19 di ruang isolasi kabupaten
adanya berita yang mencantumkan angka Bangli dituliskan dalam Tabel 1.
kematian dari COVID-19 yang terus bertambah
sehingga menyebabkan pasien yang menjalani Tabel 1.
karantina COVID-19 menjadi takut jika Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
kondisinya bertambah buruk bahkan sampai Responden
kematian. Dukungan Frekuensi Persentase
Pada kasus diatas dapat diketahui bahwa Keluarga (%)
pasien yang terkonfirmasi COVID-19 akan Baik 16 27.6
dilakukan tindakan isolasi untuk mencegah Cukup 20 34.5
kunjungan dari keluarga sehingga dapat Kurang 22 37.9
meminimalisir penularan COVID-19. Dengan Total 58 100.0
adanya tindakan isolasi keluarga pasien tidak
bisa memberikan support atau dukungan kepada Berdasarkan hasil analisis univariat
pasien sehingga setelah dilakukan tindakan diperoleh hasil bahwa terdapat sepertiga
isolasi tingkat ansietas pasien COVID-19 lebih responden yang memiliki dukungan
menjadi meningkat. Oleh sebab itu, peneliti keluarga dalam katagori “Dukungan
tertarik untuk melakukan penelitian terkait Keluarga Kurang”. Dapat dilihat bahwa dari
dengan hubungan dukungan keluarga dengan

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
17
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

total 58 responden, 22 (36.7%) diantaranya


kurang mendapat dukungan dari keluarga.

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan semua pasien karantina COVID-19


dengan tingkat ansietas pasien karantina mengalami ansietas. Hasil analisis
COVID-19 di ruang isolasi kabupaten menunjukan sebagian responden mengalami
Bangli dituangkan dalam Tabel 2. ansietas dalam katagori ansietas sedang.
Tabel 2. Dapat dilihat bahwa dari 58 responden, 28
Distribusi Frekuensi Tingkat Ansietas (46.7%) diantaranya mengalami ansietas
Responden sedang.
Tingkat Frekuensi Persentase
Ansietas (%) Hasil Analisis Bivariat
Normal/
Hasil analisis hubungan dukungan keluarga
Tidak 8 13.8
Cemas dengan tingkat ansietas pada pasien karantina
Cemas Covid-19 Di Ruang Isolasi Kabupaten Bangli
12 20.7 dituliskan dalam Tabel 3.
Ringan
Cemas
28 48.3
Sedang
Cemas
10 17.2
Berat
Total 58 100.0
Berdasarkan uji univariat pada variabel
ansietas, diperoleh hasil bahwa hampir

Tabel 3.
Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Tingkat Ansietas Pasien Karantina Covid-19
Tingkat Ansietas p
Dukungan Total
Normal Ringan Sedang Berat value
Keluarga
F % F % F % F % F %
Baik 4 25.0 8 50.0 3 18.3 1 6.3 16 100 0.000
Cukup 1 5.0 2 10.0 17 85.0 0 0.0 20 100
Kurang 3 13.6 2 9.1 8 36.4 9 40.9 22 100
Total 8 13.8 12 20.7 28 48.3 10 17.2 58 100
Koefisien Korelasi 0.451

Berdasarkan hasil analisis bivariat PEMBAHASAN


menggunakan uji Spearman Rho dapat dilihat 1. Distribusi frekuensi responden
bahwa nilai p-value yang diperoleh sebesar berdasarkan dengan dukungan keluarga
0.000. Berdasarkan nilai α = 0.05 dapat lihat pasien karantina COVID-19 di ruang
bahwa nilai p-value kurang dari nilai α, dimana isolasi kabupaten Bangli
p-value = 0.000 < 0.05. Sehingga nilai H0 ditolak Dukungan keluarga dapat dilakukan
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dengan cara memberikan dukungan
dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada emosional yaitu mencakup ungkapan empati,
pasien karantina COVID-19 di RSUD Bangli.
kepedulian, dan perhatian terhadap orang

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
18
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

yang bersangkutan. Dukungan emosional tahun. Menurut Wicaksana & Widiarta (2021)
diprelukan untuk menambah kepercayaan dari Pada rentang usia ini lansia memasuki tahap
pasien dalam menghadapi penyakit yang akhir dari fase perkembangan manusia,
dimana pada fase ini akan terjadi penurunan
dideritanya. Kepercayaan diri merupakan hal
fungsi baik secara fisik maupun psikologis
yang penting dalam koping stress dan sehingga dapat memicu terjadinya ansiats.
membantu selama menjalankan terapi. Dukungan keluarga menjadi faktor
Soesanto (2021) bahwa dengan dukungan ekstrinsik yang mempengaruhi tingkat
keluarga dapat membantu meningkatkan ansietas seorang pasien dalam menjalani
mekanisme koping individu dengan pengobatan. Dukungan keluarga mengacu
memberikan dukungan emosi dan saran-saran kepada dukungan-dukungan keluarga yang
dipandang oleh anggota keluarga sebagai
mengenai strategi alternatif yang didasarkan
suatu yang dapat diakses/ diadakan untuk
pada pengalaman sebelumnyadan mengajak keluarga. Pada penelitian ini terdapat 37,9%
orang lain berfokus pada aspek yang positif. responden yang kurang mendapatkan
dukungan dari keluarga. Anggota keluarga
Menurut penelitian yang dilakukan Sari memandang bahwa orang yang bersifat
(2012) mengatakan bahwa dukungan keluarga mendukung selalu siap memberikan
sangat diperlukan dalam proses perawatan. pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Seorang perawat dapat yang melakukan Dukungan keluarga yang besar kepada
perawatan pada pasien dapat memposisikan responden, secara psikologis dapat menambah
semangat hidup bagi responden yang dapat
dirinya untuk memberi dukungan kepada
berdampak pada tingkat ansietas yang rendah
pasien. Dukungan keluarga sangat penting (Soesanto, 2021).
dikarenakan dirawat dirumah sakit sudah Al Aziz dan Sudiro (2017) menyatakan
membuat pasien menjadi cemas dan stress. komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi
perawat maupun pasien. Terlebih bagi pasien
2. Distribusi frekuensi responden yang akan menjalani proses karantina. Hampir
berdasarkan dengan tingkat ansietas sebagian besar pasien yang menjalani
pasien karantina COVID-19 di ruang karantina mengalami ansietas. Responden
isolasi kabupaten Bangli sangat membutuhkan penjelasan yang baik
Ansietas pada pasien karantina COVID- dari perawat. Komunikasi yang baik diantara
19 dipengaruhi oleh beberapa faktor mereka akan menentukan tahap karantina
diantaranya adanya penyakit komorbid pada selanjutnya.
pasien, dimana dari 58 responden, 17
diantaranya memiliki penyakit penyerta 3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
hipertensi atau diabetes melitus. Senewe Tingkat Ansietas Pada Pasien Karantina
(2021) mengungkapkan bahwa orang yang Covid-19 Di Ruang Isolasi Kabupaten
menderita DM mempunyai risiko 3,0 kali Bangli
menderita kasus konfirmasi COVID-19 bila Berdasarkan hasil analisis yang peneliti
dibandingkan orang yang tidak menderita lakukan, diperoleh bahwa dari 18 responden
DM. yang diberikan dukungan baik dari keluarga,
Usia mempengaruhi tingkat ansietas 6 diantaranya tidak mengalami cemas, 8
responden, karena usia akan mempengaruhi mengalami cemas ringan, 3 mengalami cemas
proses berpikir reponden dalam menghadapi sedang dan 1 mengalami cemas berat. Hasil
suatu masalah. Pada penelitian ini diperoleh tersebut berbanding terbalik dengan pasien
bahwa rata-rata umur responden adalah 59 yang kurang mencapat dukungan keluarga
tahun dan paling banyak responden berusia 55 yang berjumlah 22 reponden, 9 diantaranya

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
19
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

mengalami cemas berat, 8 mengalami cemas 1. Berdasarkan hasil analisis variabel dukungan
sedang, 2 mengalami cemas sedang dan 3 keluarga diperoleh hasil bahwa terdapat
tidak mengalami ansietas. sepertiga lebih responden yang memiliki
Peneliti berpendapat bahwa berdasarkan dukungan keluarga dalam katagori
hasil analisis tersebut dapat disimpulkan “Dukungan Keluarga Kurang”.
bahwa dukungan keluarga sangat 2. Berdasarkan uji univariat pada variabel
memnerikan efek terhadap ansietas pasien. ansietas, diperoleh hasil bahwa hampir
Semakin baik dukungan yang diberikan semua pasien karantina COVID-19
semakin rendah tingkat ansietas pasien. mengalami ansietas. Hasil analisis
Dengan memberikan dukungan yang baik menunjukan sebagian responden mengalami
pada pasien dapat membantu menstimulus ansietas dalam katagori ansietas sedang.
perasaan senang dan tenang pada pasien 3. Berdasarkan hasil analisis bivariat
sehingga pasien mampu menjalankan proses menggunakan uji Spearman Rho dapat
isolasi dengan baik. Oleh sebab itu, dilihat bahwa nilai p-value lebih rendah
pentingnya memberikan dukungan terhadap daripada nilai α. Sehingga H0 ditolak dan
anggota keluarga yang sedang menjalani dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
karantina COVID-19. dukungan keluarga dengan tingkat ansietas
Menurut Nurpeni (2013) dukungan pada pasien karantina COVID-19 di RSUD
keluarga ditunjukkan melalui ungkapan rasa Bangli.
simpati pemeberian perhatian, kasih sayang, Melihat hasil penelitian tersebut, maka
penghargaan dan kebersamaan akan membuat penting bagi pihak Rumah Sakit untuk
individu merasa tenang dalam menghadapi berkoordinasi bersama keluarga pasien dan
berbagai keadaan tidak menyenangkan. menjelaskan bahwa pentingnya memberikan
Pasien yang menerima dukungan terutama dukungan emosional, istrumentan, informatif
dari keluarga akan membuat pasien merasa dan penilaian untuk mengurangi kecemasan
nyaman, diperhatikan dan tidak sendirian pasien. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan
dalam menjalani perawatan. Perasaan positif dapat melanjutkan dan mengembangkan hasil
inilah yang akhirnya mampu menghindari penelitian misalnya dengan menghubungkan
pasien dari perasaan negatif seperti ansietas. faktor-faktor pengganggu atau faktor-faktor
Keluarga yang memberikan dukungan resiko lainnya seperti penyakit penyerta, lama
membuat pasien merasa disayangi yang masa karantina, pengalaman terpapar COVID-19
menjadikan sumber kekuatan bagi pasien sebelumnya dan lain sebagainya.
untuk menjalani perawatan.
Dukungan keluarga berkaitan dengan DAFTAR PUSTAKA
pembentukan keseimbangan mental dan Al Aziz, I. H., & Sudiro, S. (2017). Hubungan
kepuasan psikologis. Dukungan keluarga Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
merupakan faktor eksternal untuk dapat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal
mengurangi rasa ansietas seseorang, Kronis Yang Menjalani Hemodialisis DI
dukungan keluarga juga sangat berperan bagi RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
mereka yang sedang menghadapi atau Jurnal Keperawatan Global, 2(1), 56–61.
menderita suatu penyakit khususnya pada https://doi.org/10.37341/jkg.v2i1.33
pasien covid 19 dalam menjalani
perawatannya, karena hal ini dapat membantu Evangelista, T., Widodo, D., & Widiani, E.
dan mempercepat proses penyembuhan bagi (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari Terhadap
pasien COVID-19 (Al Aziz & Sudiro, 2017). Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di
Tempat Praktik Mandiri Mulyorejo Sukun
KESIMPULAN Malang. Nursing News, 1, 63–74.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Halawa, A. (2021). Hubungan Dukungan

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
20
Ni Kadek Renayani, Ira Ocktavia Siagian
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Ansietas pada Pasien Karantina Covid-19 di Ruang Isolasi
Kabupaten Bangli

Keluarga Dan Strategi Penanganan Hubungan Dukungan Keluarga terhadap


Kecemasan Pada Perawat Yang Merawat Motivasi Pasien Kanker Payudara dalam
Pasien Penderita Covid-19. Jurnal menjalani Kemoterapi di Ruang
Keperawatan, 10(1), 18–28. Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad
https://doi.org/10.47560/kep.v10i1.267 Propinsi Riau. Jurnal Ners Indonesia, 2(2),
158–166.
IASC. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan
jiwa dan psikososial wabah. Feb, 1–20. Setyaningrum, W., & Yanuarita, H. A. (2020).
Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan
Istyanto, F., & Maghfiroh, A. (2021). Dukungan
Mental Masyarakat Di Kota Malang. JISIP
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan
(Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 4(4).
Pasien Pre Operasi Batu Ginjal. Jurnal
https://doi.org/10.36312/jisip.v4i4.1580
Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 11(3), 5–6. SMERU Research Institute. (2021). Ringkasan
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/ Eksekutif: Dampak Sosial Ekonomi
PSKM COVID-19 terhadap Rumah Tangga dan
Rekomendasi Kebijakan Strategis untuk
Misgiyanto, & Susilawati, D. (2019). Hubungan
Antara Dukungan Keluarga Dengan Indonesia. Retrieved from SMERU
Research Institute:
Tingkat Kecemasan Penderita Kanker
Serviks Paliatif. Jurnal Keperawatan https://smeru.or.id/id/content/ringkasan-
eksekutif-dampak-sosial-ekonomi-covid-
Indonesia, 22(2), 92–100.
19-terhadap-rumah-tangga-dan-
Muara, T., Prasetyo, T. B., & Rahmat, H. K. rekomendasi
(2021). Psikologi Masyarakat Indonesia Di
Soesanto, E. (2021). Hubungan Dukungan
Tengah Pandemi: Sebuah Studi Analisis
Keluarga Dengan Upaya Perawatan
Kondisi Psikologis Menghadapi Covid-19
Kesehatan Lanjut Usia Hipertensi Dimasa
Perspektif Comfort Zone Theory.
Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan
Ristekdik : Jurnal Bimbingan Dan
Dan Kesehatan Masyarakat STIKES
Konseling, 6(1), 69.
Cendekia Utama Kudus, 10(2), 170–179.
https://doi.org/10.31604/ristekdik.2021.v6i
htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.
1.69-77
id
Nisa, R. M., Livana, & Arisdiani, T. (2018).
Vibriyanti, D. (2020). Kesehatan Mental
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Masyarakat : Mengelola Kecemasan Di
Tingkat Ansietas Pasien Pre Operasi Mayor
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Reza. Farmaka, 5(1), 93.
Kependudukan: Edisi Khusus Demografi,
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/ar
2902, 69–74.
ticle/view/596/484%0Ahttp://jurnal.unpad.
ac.id/farmaka/article/view/17446 Wicaksana, I. G. A., & Widiarta, M. B. (2021).
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Nurpeni, Made, R. K., Prapti, N. K. G., &
Ansietas Lansia. Jurnal Keperawatan Jiwa
Kusmarjathi, N. K. (2013). Hubungan
(JKI), 9(2), 349–358.
Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Kanker Payudara Wulandari, I. S. M., & Manalu, N. V. (2021).
(Ca Mammae) di Ruang Angsoka Iii Rsup Perilaku Caring Perawat Dan Dukungan
Sanglah Denpasar. Psychology Applied to Keluarga Terhadap Kecemasan Pre Operasi
Work: An Introduction to Industrial and Imanuel. Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(8),
Organizational Psychology, Tenth Edition 105–112.
Paul, 53(9), 1689–1699.
Sari, M., Dewi, Y. I., & Utami, A. (2012).

Jurnal Kesehatan, vol. 11, no. 1, 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007

You might also like